• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam di IAIN Jember

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Skripsi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam di IAIN Jember"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

diajukan kepada Institut Agama Negeri (IAIN) Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Fakultas Dakwah Jurusan Manajemen dan Penyiaran Islam Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Oleh

MOHAMMAD IRCHAMUL HUDA NIM : 082141023

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS DAKWAH

JULI 2018

(2)
(3)
(4)

iv



































Artinya: “Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”( AT-Taubah:105)

(5)

V

Skripsi ini kami persembahkan kepada:

1 Ayahanda Moh Kholil dan Ibunda Khotijah, yang selama ini telah berjasa besar dalam membimbing, menemani serta memberikan semangat terhadap penulis, sehingga tidak dapat diukur dengan apapun, hanya hormat, taat dan terima kasih sebesar-sebesarnya yang kami sampaikan kepada beliau berdua.

2 Adik saya Siti Nur Jannah yang memberikan semangat kepada penulis.

3 Saudara-saudara di rumah yang telah memberikan dukungan dan semangat.

4 Teman karibku, Rif’al, Desi, Adam, Ella, Sapi, Aqin, Mak Nabil, Mbak DI, Citeng, Hasan, dan Gus Genteng yang membuat aku nyaman kuliahdi IAIN Jember.

5 Teman-teman Komunitas Perfilman (KOPER) yang berjuang bersama dalam suka dan duka untuk berproses bersama.

6 Bapak Dosen Muhammad Muhib Alwi yang sabar dalam membimbing pembuatan Skripsi ini.

7 Ibu Dosen, Dhamma Surroya yang meluangkan waktunya membimbing saya.

8 Sri Wahyuni atas semua bantuannya.

(6)

Puji syukur kehadirat Allah S.WT yang telah memberikan limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi yang berjudul “Pola Komunikasi Politik Hary Tanoesoedibjo dalam Pandangan Mahasiswa IAIN Jember” Penelitian yang bertajuk komunikasi politik ini merupakan karya penulis yang pertama membahas mengenai pola komunikasi politik yang dilakukan oleh Hary Tanoe kepada mahasiswa IAIN Jember dengan menggunakan metode penelitian kualitatif.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak yang membantu, memberi saran dalam penyusunan Skripsi , oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM selaku Rektor IAIN Jember.

2. Bapak Dr. Ahidul Asror, M.Ag selaku Dekan Fakultas Dakwah.

3. Bapak Dr. Sofyan Hadi, M.Pd selaku ketua jurusan Manajemen dan Penyiaran Islam.

4. Bapak M. Muhib Alwi.M.A selaku pembimbing skripsi.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesan sempurna bagai pepatah “tidak ada gading yang tak retak”.Sehingga saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat menjadi kontribusi terhadap khazanah ilmu pengetahuan dan bermaafat bagi pembaca.

Penulis

Mohammad Irchamul Huda 082141023

(7)

Interaksi sosial dalam kehidupan bermula atau dijembatani komunikasi, baik secara verbal atau non verbal, penyampaikan pesan tersebut, dapat melalui media atau Channels.

Sebagaimana yang dilakukan oleh Bambang Hary Iswanto Tanoe Soedibjo yang kita kenal dengan Hary Tanoe Soedibjo. Dia adalah seorang pengusaha dan politikus Indonesia yang lahir pada tanggal 26 September 1965 di Surabaya dan bergama Kristen Protestan. Pola komunikasi politik yang dilakukan oleh Bambang Hary Iswanto Tanoe Soedibjo yakni pola komunikasi politik secara verbal dan non verbal. Dunia politik tidak hanya diamati oleh elemen-elemen politik namun juga seluruh warga negara Indonesia dapat menjadi pengamat politik. Khususnya Mahasiswa yang merupakan Agent Of Change sebagaimana mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember yang juga dituntut untuk ikut berperan aktif dalam membagun bangsa.

Fokus masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana pola komunikasi politik Hary Tanoesoedibjo ?. 2) Bagaimana pandangan mahasiswa IAIN Jember terhadap pola komunikasi politik Harry Tanoesoedibjo ?. Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui pola komunikasi politik Hary Tanoesoedibjo. 2) Untuk mengetahui Bagaimana pandangan mahasiswa IAIN Jember terhadap pola komunikasi politik Harry Tanoesoedibjo.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan jenis penelitian yaitu field research yaitu peneliti langsung meneliti atau mencari dan mengambil data dari lapangan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara tidak terstruktur, dan dokumentasi. Selanjutnya analisis data yang digunakan adalah analisis komparatif, dan keabsahan data menggunakan trianggulasi sumber.

Penelitian ini memperoleh kesimpulan yaitu: pandangan mahasiswa IAIN Jember terkait pola komunikasi politik Hary Tanoe Sudibjo yakni bagus dan cerdas, hal ini karena Hary Tanoe memanfaatkan teknologi informasi dan terjun langsung ke masyarakat untuk memberikan pesan secara verbal atau non verbal bahwa dia adalah seorang politisi yang nasionalis dan merakyat meskipun Hary Tanoe Sudibjo merupakan politikus non muslim.

(8)

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Fokus Penelitian ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Istilah ... 8

BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu ... 10

B. Kajian Teori ... 13

1. Pola Komunikasi Politik ... 13

a. Pengertian Pola Komunikasi Politik ... 13

b. Pola-Pola Komunikasi Politik ... 16

2. Pandangan Mahasiswa ... 18

(9)

c. Peran dan Fungsi Mahasiswa ... 21

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 23

B. Lokasi Penelitian ... 23

C. Subyek Penelitian ... 24

D. Teknik Pengumpulan Data ... 24

E. Analisis Data ... 27

F. Keabsahan Data ... 28

G. Tahap-tahap Penelitian ... 29

H. Sistematika pembahasan ... 30

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Objek Penelitian ... 32

B. Penyajian Data dan Analisi Data ... 48

C. Pembahasan Temuan ... 58

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 63

B. Saran-saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65 LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Matrik Penelitian

2. Jurnal Kegiatan Penelitian 3. Pernyataan Keaslian Tulisan 4. Dokumentasi

5. Biodata Penulis

(10)

1. Struktur Organisasi Fakultas Dakwah ... 47 2. Scene Iklan Partai Perindo ... 50

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Interaksi sosial dijembatani komunikasi, baik secara verbal atau non verbal, penyampaikan pesan tersebut, dapat melalui media atau Channels.Adapun pesan yang disampaikan dapat bermuatan agama, ekonomi, atau politik.

Dewasa ini, media tak lagi digunakan hanya untuk menyampaikan pesan informatif kepada khalayak. Lebih dari itu, media kini menjelma sebagai alat untuk menyebarkan ideologi yang terbungkus secara inplisit melalui iklan politik.

Hubungan media dengan politisi sudah berjalan sekian lama dan hubungan itu bisa dikatakan saling bergantung antara keduanya, bukan saja karena wartawan membutuhkan politisi atau pejabat pemerintah sebagai sumber informasi (Maker Of News) tetapi politisi juga membutuhkan media untuk mempublikasikan pesan- pesan politik terhadap masyarakat.1

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2008 ayat 1 pasal 1 tentang keterbukaan informasi publik menyatakan :

“Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasidan komunikasi secara elektronik ataupun nonelektronik.”

1 Hafied Cangara. Komunikasi Politik. (Jakarta: Raja grafindo, 2011), 127

(12)

Salah satu cara yang dilakukan oleh politisi untuk menyampaikan pesan- pesan politik yaitu iklan politik, yang mana memiliki fungsi untuk membentuk citra positif khalayak atau masyarakat terhadap pemerintah, partai politik atau kandidat presiden. Campur tangan media dalam pemberian citra suatu realitas politik tentu menjadi fungsi utama pada komunikasi politik. Pembangunan citra politik terhadap partai politik atau aktor politik sangat penting terhadap pencapaian masing-masing kelompok untuk mencapai tujuan politiknya. Oleh karena itu, pencitraan dalam politik memiliki peran penting bagi politisi demi menentukan karir politiknya. Citra politik merupakan representasi seorang politisi.

Seperti yang tercantum dalam surah Al-Baqarah Ayat 264 dibawah ini :















































































Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut- nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”2

2 Muhammad Shohib, Al-Qur‟an dan Terjemahannya ( Jakarta: Al-Hidayah, 2002 ), 44

(13)

Sebagaimana yang dilakukan oleh Bambang Hary Iswanto Tanoesoedibjo yang kita kenal dengan Hary Tanoe Soedibjo. Dia adalah seorang pengusaha dan politikus indonesia yang lahir pada tanggal 26 September 1965 di Surabaya dan bergama Kristen Protestan. Namanya menjadi terkenal setelah ia menjabat sebagai CEO (Chief Executive Officier) MNC Group. Karirnya didunia politik dimulai ketika ia secara resmi bergabung dengan partai NASDEM pada tanggal 9 Oktober 2011. Namun pada tanggal 21 Januari 2013 Hary Tanoe Soedibjo mengumumkan bahwa ia mundur dari Partai Nasdem. Setelah keluar dari partai tersebut ia resmi bergabung dengan partai HANURA pada tanggal 17 Februari 2013. Yang selanjutnya menjabat Bapilu dan Calon Wakil Presiden dari HANURA berpasangan dengan Wiranto. Pada 7 Februari 2017 ia mendeklarasikan partai politik baru yaitu Partai Persatuan Indonesia atau biasa disebut Partai Perindo.3

Komunikasi politik Hary Tanoe di lapangan menggunakan pola-pola komunikasi Top Down yaitu dari pemimpin kepada bawahan atau yang dipimpin.

Ia menggunakan media massa untuk menyampaikan pesan-pesan politik terhadap masyarakat. Salah satunya yaitu Iklan Politik yang ditayangkan di salah satu stasiun televisi swasta miliknya yaitu MNC Group. Dalam iklan tersebut diiringi lagu Mars Perindo yang didalamnya menggambarkan perilaku-perilaku untuk membentuk citra positif khalayak terhadap partai tersebut.

Dalam media massa sebenarnya terdapat peraturan bahwa program siaran wajib untuk dimanfaatkan bagi kepentingan publik dan tidak untuk kepentingan individu maupun kelompok tertentu. Dalam pasal 11 P3 KPI (Komisi Penyiaran

3 https://id.wikipedia.org/wiki/Hary_Tanoesoedibjo. Diakses pada hari Rabu tanggal 27 Juni 2017

(14)

Indonesia) tahun 2012 serta pasal 11 ayat 1 SPS KPI tahun 2012. Jika disandarkan dari peraturan ini Hary Tanoe sudah melanggar peraturan tersebut seperti kata Hardly Stefano yang dikuti dari situs resmi KPI mengatakan bahwa “Iklan Partai Perindo merupakan pelangaran atas perlindungan ata kepentingan publik.”

Dunia politik tidak hanya diamati oleh elemen-elemen politik namun juga seluruh warga negara Indonesia dapat menjadi pengamat politik. Khususnya Mahasiswa yang merupakan Agent Of Change yang sering dimaknai sebagai penyambung aspirasi rakyat untuk mengontrol dan mengawasi kebijakan pemerintah, untuk itu mahasiswa diharapkan dapat memberikan konstribusi yang baik perubahan sosial dan juga generasi penerus kepemimpinan di masa mendatang. Terpaan media massa seperti televisi memiliki hubungan yang positif dengan jumlah informasi tentang politik yang diterima oleh mahasiswa. Idealnya mahasiswa memiliki pemikiran kritis tentang segala bentuk pesan politik yang mereka terima.

Peran mahasiswa sebagai kelompok intelektual dalam dunia politik diantaranya sebagai sumber insani pembangunan dengan menjadi kader-kader bangsa yang handal secara leadership, kedua kemampuan intelektual sehingga dengan ilmu dapat mediagnosa (menerapi) kebutuhan-kebutuhan terhadap problem kebangsaan, ketiga mempunyai dedikasi dan moralitas yang tinggi untuk menegakkan aturan dan tata perundang-undangan serta etika moral, yang terakhir gerakan politik yang kekuatannya diakui sebagai gerakan moral di setiap orde pemerintahan. Dari keempat peran mahasiswa tersebut, gerakan moral politik mahasiswa jelas telah terbukti membawa perubahan bagi bangsa Indonesia.

(15)

Begitu pula dengan mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember yang juga dituntut untuk ikut berperan aktif dalam pembagunan bangsa sebagaimana idealnya mahasiswa pada umumnya seperti penjelasan di atas. IAIN Jember merupakan perguruan tinggi islam yang juga berperan sebagai lembaga dakwah. Karena mahasiswa tidak hanya dibekali ilmu umum namun juga ilmu agama yang menjadi pedoman bagi mereka untuk selalu bertindak dengan berlandaskan hukum-hukum dan syariat Islam.Tentunya mahasiswa IAIN Jember sebagai generasi muslim juga perlu memberikan peran yang nyata dalam dunia politik dalam bentuk apapun, seperti contoh menjadi pengamat politik.

Setiap mahasiswa memiliki cara tersendiri dalam mengamati politik dan menerima segala pesan-pesan politik yang diberikan oleh komunikator politik.

Tentunya mahasiswa tidak akan langsung mencerna ataupun menerima segala hal tentang pesan politik yang didapatkannya, melainkan mengkritisi pesan-pesan tersebut dengan beragam kegiatan seperti berdiskusi dengan teman maupun dosen dan membaca artikel-artikel yang terkait. Mahasiswa yang memiliki kemampuan nalar positif dan mampu melakukan analisa sesuai dengan teori-teori komunikasi tentunya akan lebih obyektif dalam memberikan penilaian kepada komunikator politik.

Berawal dari latar belakang inilah, peneliti tertarik untukmelakukan penelitian dengan judul, “Pola Komunikasi Politik Hary Tanoesoedibjo dalam Pandangan Mahasiswa IAIN Jember.”

(16)

B. Fokus Penelitian

Penelitian adalah suatu masalah meliputi semua batasan pemecahannya, beserta harapan bahwa penelitiannya ditemukan.4

Perumusan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan istilah fokus penelitian.5

Bagian ini mencantumkan semua rumusan masalah yang hendak dicari jawabannya melalui penelitian.

Adapun fokus penelitian dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pola komunikasi politik Hary Tanoe Soedibjo ?

2. Bagaimana pandangan mahasiswa IAIN Jember terhadap pola komunikasi politik Harry Tanoe Soedibjo ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan arah dan sasaran yang harus dicapai oleh setiap tindakan.

Dengan demikian tujuan memegang peranan yang sangat penting dan harus dirumuskan dengan jelas, tegas, dan mendetail. Karena tujuan merupakan jawaban atas masalah yang akan diteliti.6

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pola komunikasi politik Hary Tanoe Soedibjo.

4 Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif & Kualitatif. (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2008), 196

5 Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (Jember: IAIN Jember Press, 2015), 44

6 Moh. Kasiram. Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif. (Malang: UIN-Maliki Press, 2008), 51-52

(17)

2. Untuk mengetahui pandangan mahasiswa IAIN Jember terhadap pola komunikasi politik Hary Tanoe Soedibjo.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya pengetahuan mengenai teori-teori komunikasi beserta ruang lingkupnya kepada pembaca, khususnya mengenai citra politik dan publistas dan serta yang berkaitan tentang komunikasi politik.

Penelitian ini memberikan gambaran bagaimana pola komunikasi politik dapat atau tidak mempengaruhi pandangan khususnya pada mahasiswa IAIN Jember.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Mahaiswa IAIN Jember

Dapat memberikan sumbangsih pemikiran mengenai pola komunikasi politik, dan menjadikan mahasiswa IAIN Jember lebih kritis dalam menghadapi terpaan pola komunikasi politik secara verbal atau non verbal, melalui media elektronik maupun yang lainnya.

b. Bagi Lembaga

Sebagai bahan acuan agar bisa menciptakan generasi muda muslim yang kritis terhadap pola komunikasi politik melalui media elektronik maupun yang lainnya.

(18)

E. Definisi Istilah

Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah-istilah penting yang akan menjadi titik perhatian peneliti dalam judul penelitian. Tujuannya agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap makna istilah sebagaimana dimaksud oleh peneliti.7 Karena judul adalah titik awal dari setiap penulisan karya ilmiah yang mencangkup keseluruhan dari suatu penelitian.

Maka sesuai dengan judul yang telah disebutkan di atas, hal-hal yang perlu dijelaskan dalam definisi istilah adalah sebagai berikut:

1. Pandangan

Hasil perbuatan memandang (memperhatikan, melihat). Pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan. Pendapat atau pertimbangan itu hasil pertimbangan manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.8

2. Mahasiswa

Adalah orang yang sedang belajar diperguruan tinggi. Mahasiswa diartikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik mereka yang belajar diperguruan tinggi negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi.9

3. Pola komunikasi

7 Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (Jember: STAIN Jember Press, 2014), 73

8 Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta:Balai Pustaka, 2007), 806

9 Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), 607

(19)

Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola hubungan dua orang atau lebih dalam proses pengiriman dan penerimaan pesan yang tepat, sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.10

4. Politik

Adalah kegiatan yang dilakukan dalam suatu negara yang menyangkut proses menentukan tujuan dan melaksanakan tujuan tersebut. untuk melaksanakan tujuan itu, diperlukan kebiajakan umum (public policy) yang mengatur alokasi sumber daya yang ada. Dan untuk melaksanakan kebijaksanaan itu, perlu ada kekuasaan (power) dan kewenangan (authority) yang akan dipakai, baik membina kerja sama maupun menyelesaikan konflik yang bisa timbul setiap saat.11

10 Djamarah, dkk. Pola komunikasi orang tua dan anak dalam keluarga. (Jakarta: PT. Reneka Cipta, 2005), 1

11 Hafied Cangara.Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), 28

(20)

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini dicantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan. Terdapat beberapa penelitian yang telah mengkaji tentang urgensi pendidikan agama islam, diantaranya:

1. Skripsi yang ditulis oleh Rizki Almi Ali Kosasih (2016), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “ Analisis Semiotik Citra Politik Hary Tanoesoedibjo dalam Iklan Partai Perindo di Televisi”.

Penelitian tersebut mengkaji tentang citra politik Hary Tanoe yang terdapat pada iklan partai perindo di televisi. Tujuan dilaksanakannya penelitian adalah untuk mengetahui ikon, indeks dan simbol dalam iklan partai Perindo, serta bagaimana citra Hary Tanoe digambarkan dalam iklan tersebut. Kemudian, penelitian ini juga memiliki manfaat yakni memberikan gambaran bagaimana iklan bisa menampilkan citra tersendiri yang dilakukan oleh media. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan mampu bermanfaat bagi masyarakat untuk menjadi modal dasar dalam berpikir lebih kritis mengenai iklan dari partai politik dalam memilah dan memilih serta menentukan hak pilihnya dalam pemilihan umum.

2. Skripsi yang ditulis oleh Arina Salsabila (2017), Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul “Representasi Citra Politik Harry Tanoesoedibjo dalam Vidio Klip Mars Partai Perindo”. Penelitian

(21)

tersebut mengkaji tentang representasi citra politik Hary Tanoe dalam iklan mars perindo. Setelah melakukan penelitian, peneliti mengambil kesimpulan bahwa citra politik yang ingin ditampilkan dalam iklan partai Perindo adalah sosok Hary Tanoe yang merangkul masyarakat ekonomi lemah karena mereka merupakan pondasi agar terciptanya Indonesia yang sejahtera. Hary Tanoe juga sosok yang sangat mengakui pluralitas yang ditandai dengan ikon, indeks dan simbol yang muncul dalam iklan yang menggambarkan keberagaman rakyat Indonesia.

3. Skripsi yang disusun oleh Hamzah Imron (2010) yang berjudul “Pola Komunikasi Politik Partai Demokrat Dalam Pemenangan Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Rembang”penelitian ini mengkaji tentang pola komunikasi politik partai demokrat dalam pemenangan pemilian kepala daerah di kabupaten Rembang. Setelah melakukan penelitian peneliti menemukan kesimpulan pola komunikasi politik yang terjadi di Partai Demokrat dalam pemenangan Pilkada di kabupaten Rembang menggambarkan bahwa pola komunikasi tersebut adalah komunikasi linear, sekunder, dan sirkular. Dalam pola komunikasi linear proses komunikasinya berjalan searah. Pola komunikasi sekunder diartikan sebagai proses penyampaian pesan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media utama.

Komunikasi ini lazim digunakan apabila khalayak yang menjadi sasaran komunikasi jauh jaraknya dan mempunyai jumlah yang banyak, mengenai cara menyampaikan pesan kepada komunikan. Sedangkan dalam

(22)

komunikasi sirkular pola komunikasi didasarkan pada perspektif interaktif yang menekankan bahwa komunikator/sumber memberi respon secara timbal balik kepada komunikator lainnya.

4. Adapun penelitian yang dilaksanakan oleh penliti adalah penelitian tentang

Padangan Mahasiswa IAIN Jember terhadap Pola Komunikasi Politik Hary Tanoe Soedibjo.” Disini peneliti memfokuskan pada pandangan mahasiswa IAIN Jember terhadap pola komunikasi politik yang dilakukan oleh Hary Tanoe Soedibjo.

Adapun perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan ditekankan pada Pandangan Mahasiswa IAIN Jember terhadap Pola Komunikasi Politik Hary Tanoe Soedibjo.

Tabel 2.1

Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu

No Nama, Tahun dan Judul Penelitian Persamaan Perbedaan 1 Rizki Almi Ali Kosasih, 2016,

Analisis Semiotik Citra Politik Hary Tanoesoedibjo dalam Iklan Partai Perindo di Televisi.

Sama-sama meneliti tentang citra dan

komunikasi politik Hary Taneosoedibjo.

Membahas tentang analisis simiotik citra politik Hary Tanoesoedibjo dalamiklan partai perindo di televisi.

2 Arina Salsabila, Representasi, 2017, Citra Politik Harry Tanoesoedibjo dalam Vidio Klip Mars Partai Perindo.

Sama-sama meneliti tentang citra dan

komunikasi politik Hary Tanoesoedibjo.

Membahas tentang representasi citra politik Hary

Tanoesoedibjo dalam vidio klip mars partai perindo.

3 Hamzah Imron, 2010, Pola

Komunikasi Politik Partai Demokrat

Sama-sama meneliti

Membahas tentang pola

(23)

Dalam Pemenangan Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Rembang.

tentang pola dan

komunikasi politik.

komunikasi yangdigunakan partai

demokrat dalam pemenangan pemilihan kepala daerah di Kabupaten Rembang.

4 Mohammad Irchamul Huda, 2018, Padangan Mahasiswa IAIN Jember terhadap Pola Komunikasi Politik Hary Tanoe Soedibjo.

Sama-sama meneliti tentang pola, citra, dan komunikasi politik.

Membahas tentang pandangan mahasiswa IAIN Jember terhadap pola komunikasi politik yang digunakan oleh Hary

Tanoesoedibjo.

B. Kajian Teori

1. Pola Komunikasi Politik

a. Pengertian Pola Komunikasi Politik

Pola atau model adalah reperentasi atau suatu fenomena, baik nyata atau abstrak dengan menonjolkan unsur-unsur penting fenomena tersebut.12

Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris Communication berasal dari bahasa latin Communicatio, dan bersumber dari kata Communis yang berarti sama. Sama disini adalah maksudnya sama makna.

12 Onong Uchyana Effendy. Komunikasi Teori dan Praktek.(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001), 10

(24)

Komunikasi akan terjadi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakpakan.

Pengertian komunikasi diatas sifatnya dasariah, dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung pesamaan makna antar dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu tetepi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain.13

Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu atau kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri selain itu. Diartikan pula sebagai hubungan atau kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan masalah hubungan. Atau dapat diartikan bahwa komunikasi adalah saling menukar pikiran atau pendapat.

Komunikasi bukan sekedar tukar menukar pikiran serta pendapat saja akan tetapi kegiatan yang dilakukan untuk berusaha mengubah pendapat dan tingkah laku orang lain.

Menurut Carl I. Hovland komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang memindahkan perangsang yang biasanya berupa lambang kata-kata untuk mengubah tingkah laku orang lain. Jadi, komunikasi adalah persamaan pendapat dan untuk kepentingan itu maka orang

13 Ibid, 9

(25)

harus mempengaruhi orang lain dahulu. Sebelum orang lain berpendapat, bersikap, dan bertingkah laku yang sama dengan kita.14

Komunikasi memiliki komponen dasar didalamnya, komponen dasar tersebut adalah:

1) Komunikator atau pengirim 2) Pesan

3) Media

4) Komunikan atau penerima 5) Interaksi

6) pemahaman

Politik adalah memperoleh apa, kapa, dan bagaimana, pembagian nilai-nilai yang berwenang, kekuasaan dan pemegang kekuasaan, pengaruh, tindakan yang diarahkan untuk mempertahankan dan atau memperluas tindakan lainnya. Dari semua pandangan yang beragam itu ada penyesuaian umum bahwa politik mencakup sesuatu yang dilakukan orang, politik adalah kegiatan. Dan ia adalah kegiatan yang dibedakan (meskipun tidak selalu berhasil) dari kegiatan yang lain, ekonomi, keagamaan, atletik, dan sebagainya. Politik hanyalah mengartikan kegiatan orang secara kolektif yang mengatur perbuatan mereka didalam kondisi konflik sosial.15

Istilah pola komunikasi biasa disebut juga sebagai model tetapi maksudnya sama, yaitu sistem yang terdiri atas berbagai komponen

14 Widjaja. Ilmu Komunikasi pengantar studi. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), 26-27

15 Dan Nimmo. Komunikasi Politik. (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2000), 8

(26)

yang berhubungan satu. sama lain untuk mencapai tujuan pendidikan keadaan masyarakat.

Pola komunikasi adalah proses yang dirancang untuk mewakili kenyataan keterpautannya unsur-unsur yang dicakup beserta keberlangsungannya, guna memudahkan pemikiran secara sistematik dan logis.16

Pola komunikasi politik merupakan suatu fungsi sistem yang mendasar (Basic Funtion Of The System) untuk pemeliharaan atau perubahan dalam kebudayaan politik dan struktur politik.

b. Pola-Pola Komunikasi Politik

Seseorang tentunya dapat mengasumsikan bahwa semua perubahan penting dalam sistem politik akan menyangkut perubahan dalam pola-pola komunikasi, dan biasanya baik sebagai penyebab maupun akibat. Adapun pola-pola komunikasi diantaranya sebagai berikut:

1) Pola komunikasi Vertikal (Top Down dari pemimpin kepada yang dipimpin.)

2) Pola komunikasi Horizontal (antara individu dengan individu, kelompok dengan kelompok.)

3) Pola komunikasi Formal (komunikasi melalui jalur-jalur organisasi formal.)

16 Onong Uchyana Effendy, 23

(27)

4) Pola komunikasi informal (komunikasi melalui pertemuan atau tatap muka, tidak mengikuti prosedur atau jalur-jalur organisasi.)

Tujuan dari pola komunikasi politik itu sendiri adalah untuk menyampaikan pesan, pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan ini mempunyai inti pesan (tema) yang sebenarnya menjadi pengarah didalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan dapat secara panjang lebar mengupas berbagai segi, namun inti dari pesan dari komunikasi akan selalu mengarah kepada tujuan akhir dari komunikasi itu.

Penyampaian pesan melalui lisan, tatap muka, langsung, atau menggunakan media/saluran. Sedangkan bentuk-bentuk pesan ada tiga macam diantaranya:

1) Informatif, bersifat memberikan keterangan-keterangan (fakta-fakta), kemudian komunikan mengambil kesimpulan dan keputusan sendiri 2) Persuasif, berisikan bujukan, yakni membangkitkan pengertian dan

kesadaran manusia bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan perubahan sikap, tetapi perubahan ini atas kehendak sendiri ( bukan dipaksakan.)

3) Koersif, penyampaian pesan yang bersifat memaksa dengan menggunakan sangsi-sangsi apabila tidak dilaksanakan. Koersif dapat berbentuk perintah-perintah, instruksi dan sebagainya.17

17 Widjaja, 32

(28)

Acapkali kali kita alami dalam komunikasi, lain yang dituju tapi lain yang diperoleh. Dengan perkataan lain apa yang diharapakan tidak sesuai dengan kenyataan. Hal ini disebabkan adanya hambatan- hambatan, terutama adalah:

1) Hambatan Bahasa (Languange Factor), pesan akan disalah artikan sehingga tidak mencapai apa yang diinginkan, apabila bahasa yang digunakan tidak dipahami oleh komunikan.

2) Hambatan Teknis (Noise Factor), pesan dapat tidak utuh diterima komunikan karena gangguan teknis. Misal, suara tak sampai karena pengeras suara rusak, bunyi-bunyian, lingkungan gaduh, dan lain- lain.

Saluran penyampaian pesan atau Channel biasa juga disebut dengan media. Media komunikasi dapat dikategorikan dalam dua bagian:

1) Media Umum, ialah media yang dapat digunakan oleh segala bentuk komunikasi, contohnya adalah radio CB, OHP, dan sebagainya.

2) Media Massa, yaitu media yang digunakan untuk komunikasi masal disebut demikian karena sifatnya yang masal misalnya: Pers, Radio, dan Televisi.18

2. Pandangan Mahasiswa

a. Pengertian Pandangan Mahasiswa

18 Ibid, 34-35

(29)

Pandangan adalah hasil perbuatan memandang (memperhatikan, melihat). Pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan. Pendapat atau pertimbangan itu hasil pertimbangan manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.

Pandangan adalah nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, yang dipilih secara selektif oleh para individu atau golongan didalam masyarakat. Pandangan mencerminkan citra diri seseorang karena pandangan hidup ini mencerminkan cita-cita atau ispirasinya, apa yang dikatakan oleh seseorang adalah pandangan hidup karena dipengaruhi oleh pola pikir tertentu. Tetapi, kadang sulit dikatakan sesuatu itu pandangan hidup, sebab dapat pula hanya suatu idelisasi belaka yang mengikuti kebiasaan berfikir yang sedang berlangsung didalam masyarakat.19

Mahasiswa adalah panggilan bagi mereka yang sedang menuntut ilmu di perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi. Fachry Ali mengartikan mahasiswa sebagai dunia anak muda terpelajar yang berkesempatan menikmati pendidikan di Perguruan Tinggi ataupun

19 Munandar Soelaeman. Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar. (Bandung : Refika Adi Tama, 2001), 97

(30)

akademi. Sebagai dunia anak muda, mahasiswa memiliki etos tersendiri serta pola-pola hubungan yang khas.20

Konsep lain juga dijelaskan Francois Railon dalam bukunya Politik dan Ideologi Mahasiswa Indonesia. Mahasiswa dikatakan sebagai kelompok anak muda yang memiliki kesamaan cita-cita dan memainkan peranan yang menentukan pada saat-saat terpenting di dalam sejarah Indonesia. Konsepsi ini dikaitkan dengan peranan mahasiswa dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia. Disinilah kemudian mahasiswa dianggap sebagai kelompok kalangan muda yang memiliki peranan dan identitas diri yang memungkinkan mereka menyampaikan dan mempertahankan pandangan-pandangan mereka.21

Dalam sejarah perjalanan Indonesia, mahasiswa memang memiliki peranan yang sangat penting. Dimulai sejak masa kolonial tahun 1908 dan tahun 1928, mahasiswa sebagai generator kebangkitan nasional. Masa penjajahan Belanda dan Jepang sebagai pejuang kemerdekaan. Sementara pada masa Orde Lama, Orde Baru dan Orde Reformasi, mahasiswa sebagai elemen pengoreksi dari rezim yang berkuasa. Keseluruhan untaian waktu itu memberikan catatan penting bagi mahasiswa sebagai kelompok intelektual.

Jadi pandangan mahasiswa adalah suatu perbuatan memandang yang dijadikan pedoman, pegangan dan arahan bagi

20 Fachry Ali. Mahasiswa, Sistem Politik Indonesia dan Negara. (Jakarta: Inti Sarana Aksara, 1985),12

21 Francios Railon. Politik dan Idiologi mahasiswa. (Jakarta: LP3S, 1985), 25

(31)

mereka yang sedang menuntut ilmu di perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi.

b. Ciri-ciri Mahasiswa

Menurut kartono mahasiswa merupakan anggota masyarakat yang memiliki ciri-ciri tertentu, antara lain :

1) Mempunyai kemampuan dan kesempatan diperguruan tinggi, sehingga dapat digolongkan sebagai kaum intelegensia.

2) Kesempatan yang ada, mahasiswa diharapkan nantinya dapat bertindak sebagai pemimpin yang mampu dan terampil, baik sebagai pemimpin masyarakat ataupun dalam dunia kerja.

3) Diharapkan dapat menjadi daya penggerak yang dinamis bagi proses modernisasi.

4) Diharapkan dapat memasuki dunia kerja sebagai tenaga yang berkualitas dan profesional.

c. Peran dan Fungsi Mahasiswa

Masa depan suatu bangsa ditentukan oleh generasi muda yang salah satunya adalah mahasiswa. Oleh karena itu, seorang mahasiswa harus sadar akan tugas yang diembannya dan perannya yang begitu penting bagi bangsa. Hal ini dikarenakan yang menjadi tugas mahasiswa adalah sebagai Agent Of Change,Social Control, Moral Force dan Iron Stock.

(32)

Peran dan fungsi mahasiswa sebagai Agent Of Change yaitu sebagai agen perubahan. Seorang mahasiswa diharapkan mampu membuat perubahan suatu negara kearah yang positif. Banyak cara untuk menjalankan peran ini yaitu misalnya dengan rajin mengikuti kegiatan penelitian sehingga dapat menemukan suatu alat atau metode yang baru, lalu dengan menjadi mahasiswa yang kritis terhadap perkembangan global saat ini serta bagaimana cara menyikapinya

Peran dan fungsi mahasiswa sebagai Social Control yaitu sebagai kontrol atau barometer kehidupan sosial didalam suatu masyarakat.

Mahasiswa dapat mengendalikan keadaan sosial yang ada dilingkungan masyarakat.

Peran dan fungsi mahasiswa sebagai Moral Force yaitu sebagai pembentuk moral dalam suatu masyarakat. Mahasiswa dapat menjadi pembentuk moral masyarakat, misalnya dengan memberi penyuluhan atau kegiatan-kegiatan sosial lainnya. Seorang mahasiswa dapat menjadi teladan moral yang baik dalam masyarakat.

Peran dan fungsi mahasiswa sebagai Iron Stock maksudnya adalah seorang mahasiswa diharapkan mampu menjadi pengganti orang-orang yang memimpin dalam suatu negara. Mahasiswa sebagai generasi penerus dan pejuang suatu bangsa diharapkan memiliki mental baja yaitu mental yang tidak mudah menyerah.22

22 PWK. Peran dan Fungsi Mahasiswa. (Surabaya :Institut Negeri Sepuluh November, 2010), 1

(33)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dimana diharapkan temuan-temuan yang bersifat empiris dapat dideskripsikan secara lebih rinci, lebih jelas, dan lebih akurat. Badgan dan Taylor mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati.23 Sementara, Krik dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya dan dalam peristilahannya.24

Alasan peneliti menggunkan metode penelitian kualitatif jenis deskriptif adalah karena data yang terkumpul berupa kata-kata bukan dalam bentuk angka sehingga dalam penyusunan laporan penelitian tersusun oleh kalimat yang terstruktur.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian menunjukkan di mana penelitian tersebut akan dilakukan. Adapun penelitian ini dilakukan di Televisi MNC Group, Radio Trijaya FM, Koran Sindo dan Sindo News dan di IAIN (Institut Agama Islam Negeri) Jember. Pertimbangan pemilihan lokasi ini dikarenakan ingin mengetahui pola komunikasi politik Hary Tanoesoedibjo sehingga

23 Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), 4

24 Rudy S, Iskandar. Pengenalan Tipografi. ( Tanpa Tempat: Buletin Pusat Perbukuan, 2002), 27

(34)

menimbulkan pandangan mahasiswa yang notabennya mengenyam pendidikan di perguruan tinggi dan berlatar belakangkan agama Islam.

C. Subyek Penelitian

Pada bagian ini dilaporkan jenis data dan sumber data. Uraian tersebut meliputi data apa saja yang ingin diperoleh, siapa yang hendak dijadikan informan atau subyek penelitian, bagaimana data akan dicari dan dijaring sehingga validitasnya dapat dijamin.25

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan ini, misalnya orang yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti.26

Subyek penelitian pada penelitian ini adalah:

1. Mahasiswa IAIN Jember.

(Adapun yang menjadi subyek penelitian, akan peneliti fokuskan kepada mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Jember, sebanyak 6 orang yang tersebar mulai dari semester 6-10.)

D. Teknik Pengumpulan Data

Pada bagian ini dikemukakan bahwa, dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data yang utama adalah observasi participant, wawancara mendalam, dokumentasi, dan gabungan ketiganya atau trianggulasi.

25 Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, 47

26 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta, 2014), 218- 219

(35)

Perlu diungkapkan jika pengumpulan datanya dengan observasi, maka perlu dikemukakan apa yang akan diobservasi, jika wawancara, maka harus ditentukan kepada siapa akan melakukan wawancara.27 Adapun beberapa teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu:

1. Teknik Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab , sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.28

Faktor-faktor yang mempengaruhi wawancara ada empat yaitu pewancara, sumber informasi, materi pertanyaan, dan situasi wawancara.29 Dalam penelitian ini tehnik wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam artinya peneliti mengajukan beberapa pertanyaan secara mendalam yang berhubungan dengan fokus penelitian. Sehingga data-data yang dibutuhkan dalam penelitian dapat terkumpul secara maksimal.

John W. Cresswell meyajikan secara ringkas langkah-langkah wawancara sebagai berikut:30

a. Menentukan pertanyaan riset yang akan dijawab dalam wawancara tersebut.

b. Mengidentifikasi mereka yang akan diwawancarai.

27 Ibid, 293

28 Ibid, 231

29 A. Muri Yusuf. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan. (Jakarta:

Prenadamedia Group, 2014), 372

30 John W. Cresswell. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset Memilih di antara Lima Pendekatan.

(Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2015), 227

(36)

c. Menetukan tipe wawancara yang praktis dan dapat menghasilkan informasi yang paling berguna untuk menjawab pertanyaan riset.

d. Menggunakan prosedur perekaman yang memadai ketika melaksanakan wawancara satu lawan satu wawancara kelompok fokus.

e. Merancang dan menggunakan protokol wawancara atau panduan wawancara.

f. Menyempurnakan pertanyaan dan prosedur wawancara.

g. Menentukan lokasi wawancara.

h. Mendapat persetujuan partisipan untuk berpartisipasi dalam studi tersebut.

i. Selama wawancara gunakanlah wawancara yang baik.

2. Teknik Observasi

Obsevasi adalah teknik pegumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran. 31

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi partisipasi pasif. Dimana peneliti hadir ditempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.32 Peneliti melakukan pengamatan secara langsung di lokasi objek penelitian untuk mengumpulkan data sebanyak mungkin ataupun informasi yang

31 Abdurahman Fathoni. Metodologi Penelitian & Tehnik Penyusunan Skripsi. (Jakarta, Rineka Cipta, 2011), 104

32 Sugiyono. Metode Penelitian, 227

(37)

berhubungan langsung dengan masalah yang diteliti yaitu peneliti mengamati nilai-nilai pendidikan agama islam para remaja.

3. Teknik Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah upaya pengumpulan data dengan menyelidiki benda-benda tertulis. Benda-benda tersebut dapat berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.33

Dokumen digunakan sebagai alat bantu atau sebagai pelengkap penelitian ini seperti: surat-surat, buku harian, catatan khusus, foto-foto,

dan sebagainya.34

E. Analisis Data

Analisis data merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan refleksi terus-menerus terhadap data, mengajukan pertanyaan-pertanyaan analitis, dan menulis catatan singkat sepanjang penelitian.35 Analisis data dalam penelitian kualitatif dimulai dengan menyiapkan dan mengorganisasikan data (yaitu data teks seperti transkip, atau data gambar seperti foto) untuk analisis.36 Teknik analisis data yang akan dilaksanakan oleh peneliti ada dua, yaitu:37

33 Mundir. Metode Penelitian kualitatif dan Kuantitatif. (Jember: STAIN Press, 2013), 186

34 Basrowi dan Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), 158

35 John W. Cresswell. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset Memilih di antara Lima Pendekatan, 274

36 Ibid, 251

37 A. Muri Yusuf. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, 401

(38)

1. Analisis Sebelum Lapangan

Sebelum ke lapangan analisis data telah dilakukan. Hasil studi pendahuluan maupun data sekunder baik berupa dokumentasi, buku, karya, foto, maupun material lainnya yang diduga berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, terutama dalam menentukan fokus penelitian.

2. Analisis Selama di Lapangan

Seperti telah diutarakan pada analisis sebelum ke lapangan, sebenarnya pada tahap awal dan dalam periode waktu sebelum turun ke lapangan telah dilakukan analisis, dengan tujuan untuk mengantisipasi apakah fokus atau topik penelitian akan terus dilanjutkan atau akan diperbaiki karena berbagai pertimbangan yang esensial, sangat bermakna, dan fenomena yang mendesak untuk dicarikan solusinya.

F. Keabsahan Data

Keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah “teknik trianggulasi” yaitu trianggulasi sumber dan trianggulasi metode. Trianggulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda.

Sedangkan triangulasi metode yaitu membandingkan hasil wawancara dengan hasil obsevasi dengan cara yang berbeda, sehingga dapat menemukan letak perbedaan dan persamaan dengan realita.38

38 Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif, 330

(39)

G. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dengan empat tahap yaitu:

1. Tahap Pra Lapangan

Pada tahap ini peneliti menentukan topik atau tema yang akan diangkat kemudian dilanjutkan dengan membuat usulan penelitian yang berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian kepustakaan, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Pada tahap ini peneliti mencari sumber data primer dengan langsung terjun ke lapangan.

3. Tahap Analisa Data

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah menyusun data yang telah diperoleh. Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, penulis melakukan reduksi data (memasukkan data kedalam kategori tema, fokus), melakukan display data (penyajian data ke dalam sejumlah matrik, yang menunjukkan jalinan pengaruh antar faktor di dalam proses peristiwa), kemudian melakukan penarikan kesimpulan dan segera digarap oleh peneliti untuk di analisis ke dalam bentuk laporan penelitian.

4. Tahap Penulisan Laporan

(40)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah kegiatan penulisan laporan penelitian yang dibuat sesuai dengan format laporan penulisan skripsi yang berlaku di lingkungan Fakultas Dakwah IAIN Jember.

H. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan sampai bab penutup, format penulisan, sistematika pembahasan bentuk deskriptif. Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan hingga bab penutup. Format penulisan sistematika pembahasan adalah dalam bentuk deskripsi naratif, bukan seperti daftar isi.39

BAB I, pendahuluan, pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan metode penelitian serta sistematika pembahasan.

BAB II, kajian pustaka yang berisi tentang ringkasan kajian terdahulu yang memiliki relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan pada saat ini serta memuat tentang kajian teori.

BAB III, metode penelitian tentang metode yang digunakan peneliti yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, keabsahan data, dan yang terakhir tahapan penelitian.

39 Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, 45

(41)

BAB IV, hasil penelitian yang berisi tentang inti atau hasil penelitian meliputi latar belakang, objek penelitian, penyajian data, analisi data dan pembahasan temuan.

BAB V, kesimpulan dan saran yang berisi kesimpulan penelitian yang dilengkapi dengan saran-saran dari peneliti / penulis dan diakhiri dengan penutup.

(42)

BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

A. Gambaran Objek Penelitian 1. Sejarah Institut dan Fakultas

Keberadaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember tidak dapat dipisahkan dari latar belakang historisnya, jauh sebelum lembaga ini eksis. Dulu, pada tahun 1960-an di kabupaten Jember telah ada banyak lembaga pendidikan Islam, seperti: Pondok Pesantren, PGA, Mu’allimin dan Mu’allimat, selain sekolah menengah umum. Pada masa itu, apabila seseorang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, terutama perguruan Islam, maka ia harus ke luar daerah yang cukup jauh, misalnya ke Malang, Surabaya, atau Yogyakarta.

Keadaan seperti itu dari tahun ke tahun semakin mendorong keinginan masyarakat untuk memiliki perguruan tinggi Islam di Jember.

Keinginan masyarakat tersebut akhirnya ditindaklanjuti oleh para tokoh dan alim ulama di Jember. Pada tanggal 30 September 1964, diselenggarakan konferensi alim ulama Cabang Jember, bertempat di gedung PGAN, Jl. Agus Salim No. 65 yang dipimpin oleh KH. Sholeh Syakir. Di antara keputusan terpenting konferensi tersebut ialah akan didirikannya perguruan tinggi Islam di Jember.

Untuk merealisasi keputusan tersebut, dibentuk suatu panitia kecil yang terdiri dari: KH. Achmad Shiddiq, H. Shodiq Machmud, SH., Muljadi, Abd. Chalim Muchammad, SH., Drs. Sru Adji Surjadi, dan

(43)

Maqsun Arr., BA. Setelah beberapa kali mengadakan rapat, panitia menentukan: (1) perguruan tinggi yang akan didirikan itu adalah Fakultas Tarbiyah dan (2) Berkonsultasi kepada Rektor IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. KH. A. Sunarjo, SH dan Menteri Agama RI, Prof. KH.

Saifuddin Zuhri, tentang kemungkinan di kemudian hari Fakultas Tarbiyah dapat dinegerikan. Konsultasi dilakukan oleh KH. Achmad Shiddiq dan kemudian dilanjutkan oleh H. Shodiq Machmud, SH. Hasil konsultasi pada prinsipnya menyetujui berdirinya Fakultas Tarbiyah di Jember.

a. Berdirinya Institut Agama Islam Djember (IAID)

Sebagai tindak lanjut rencana pendirian perguruan tinggi Islam di Jember, maka pada awal tahun 1965, berdirilah Institut Agama Islam Djember (IAID), dengan fakultas Tarbiyah, dipimpin oleh H.

Shodiq Machmud, SH. Untuk menunjang berdirinya fakultas tersebut, dibentuklah pengurus Yayasan IAID, terdiri dari:

Dekan : H. Shodiq Machmud, SH Wakil Dekan I : Drs. M. Ilyas Bakri Wakil Dekan II : KH. Muchit Muzadi

dan mulai tahun 1967, ditambah Wakil Dekan III: Drs. M. Abd Hakim Malik Kantor IAID pada saat itu berada di Jl. Dr. Wahidin 24, rumah H. Shodiq Machmud, SH. Bersamaan dengan berdirinya IAIN

“Sunan Ampel” di Surabaya pada tanggal 5 Juli 1965, pengurus Yayasan IAID tersebut dilantik sebagai Panitia Penegerian IAID

(44)

menjadi IAIN oleh Menteri Agama K.A. Fatah Yasin. Panitia yang hadir antara lain R. Oetomo, KH. Dzofir Salam, H. Sodiq Machmud, SH dan Muljadi.

Panitia Penegerian IAIN Jember melakukan rapat pada tanggal 7 Juli 1965 dan telah menetapkan pimpinan Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Jember sebagai berikut:

Dekan : H. Shodiq Machmud, SH Wakil Dekan I : Abd. Chalim Muhammad, SH Wakil Dekan II : Drs. Achmad Djazuli

Calon mahasiswa angkatan pertama yang mendaftar sebanyak 195 orang, dan setelah melalui proses ujian masuk yang dinyatakan lulus sebanyak 167 orang. Soal ujian masuk pada saat itu diambilkan dari soal ujian masuk IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Pada tanggal 1 September 1965 dilaksanakan kuliah umum oleh Prof. Tk. H. Ismail Ya’kub, SH, MA. bertempat di Gedung Tri Ubaya Sakti (Gedung Veteran, sekarang Kantor Pusat Unej), sebagai pembukaan tahun kuliah. Pada bulan-bulan pertama perkuliahan bertempat di gedung Tri Ubaya Sakti, aula Masjid Jami’, SD Jember Kidul I, dan PGAN Jember.

Ketika Menteri Agama menghadiri Musyawarah Alim Ulama di Surabaya, beliau mengirim utusan ke Jember yang terdiri dari: (1) H.

Anton Timur Djaelani, MA., Direktur Direktorat Perguruan Tinggi Agama dan Pesantren Luhur Departemen Agama, dan (2) Prof. Tk. H.

(45)

Islamil Yakub, SH, MA. Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya. Utusan tersebut menyampaikan pesan Menteri Agama, bahwa apabila dalam tempo dua hari Panitia Penegerian sanggup melengkapi syarat-syarat penegerian, maka penegerian akan dilaksanakan oleh Menteri Agama sendiri. Akan tetapi apabila tidak sanggup, maka penegerian akan ditunda.

Panitia ternyata sepakat dan sanggup melaksanakan penegerian tersebut dengan biaya sekitar Rp 5.000.000 (lima juta rupiah) yang diperoleh dari sumbangan masyarakat dan Pemerintah Daerah.

Penegerian dilaksanakan pada 16 Pebruari 1966, bertempat di GNI Jember, dengan H. Shodiq Machmud, SH sebagai Dekan.

b. Berdirinya Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel di Jember Dengan Surat Keputusan Menteri Agama RI No. 4/1966, tanggal 14 Pebruari 1966, maka IAID dinegerikan menjadi fakultas tarbiyah IAIN “Sunan Ampel” Jember. Penegeriannya dilakukan oleh Menteri Agama (Menag) sendiri, Prof. KH. Saifuddin Zuhri, pada tanggal 16 Pebruari 1966 di GNI Jember. Setelah dinegerikan, maka pimpinan Fakultas terdiri dari: Penasehat : R. Oetomo (Bupati Jember), Ketua: KH. Dzofir Salam, Sekretaris : Muljadi, Bendahara : Moch Iksan, BA, Anggota : 1. H. Shodiq Machmud, SH, 2. H. Djumin Abdullah.

Dengan dinegerikannya IAID menjadi IAIN, maka Yayasan IAID juga mengalami perubahan menjadi Yayasan Pembinaan IAIN

(46)

Jember, terdiri dari: Penasehat : R. Oetomo (Bupati Jember), Ketua : KH. Dzofir Salam, Sekretaris : Muljadi, Bendahara : Moch Iksan, BA, Anggota : 1. H. Shodiq Machmud, SH, 2. H. Djumin Abdullah.

Yayasan bersama KAMI dan KAPPI pada bulan September 1966 berhasil menguasai gedung THHK, yang selanjutnya ditempati oleh fakultas tarbiyah IAIN “Sunan Ampel” Jember. Pada tahun 1969- 1971 diperoleh dana dari Departemen Agama untuk biaya rehabilitasi gedung tersebut.

Pada tahun 1966/1967 atas usaha Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Jember, telah dibuka Sekolah Persiapan IAIN (SP-IAIN) di Jember yang diresmikan dengan Surat Keputusan Menteri Agama No.

31 tahun 1967 tanggal 1 Januari 1967. SP-IAIN dipimpin oleh Kepala Sekolah yang pada saat itu dijabat oleh K.A. Muchid Muzadi. Sekolah tersebut mempunyai 63 orang murid, 36 orang tenaga guru tidak tetap.

SP-IAIN ini dimaksudkan untuk mempersiapkan siswa dari berbagai sekolah untuk menjadi mahasiswa IAIN. Lulusan Sekolah Persiapan IAIN berhak memasuki IAIN tanpa test, kecuali psikotes. Sekolah Persiapan ini pada tahun 1978, telah diubah menjadi Madrasah Aliyah Negeri (MAN).

Berhubung Pengurus Yayasan Pembinaan IAIN banyak yang pindah, maka dilakukan penyempurnaan kepengurusan Yayasan.

Berdasarkan akte notaris no. 68 tertanggal 26 April 1983, Yayasan

(47)

tersebut disempurnakan dengan nama Yayasan Pembinaan dan Pengembangan IAIN, yang susunannya terdiri dari :

Penasehat: Bapak Bupati Kepala Daerah TK.II Jember, Ketua DPRD TK. II Jember, Rektor IAIN Sunan Ampel Jember. Ketua Kehormatan : KH. Dzofir Salam, Ketua : H. Moh. Syari’in, Wakil Ketua : Drs. HM. Ilyas Bakri, Wakil Ketua : Drs. Sahuri Rifa’i, Sekretaris : Drs. HM. Hafi Anshori, Wakil Sekretaris: Drs. H.

Zainuddin Dja’far, Anggota ; Drs. H. Yasin, H. Shodiq Machmud, SH, Drs. Abd. Manan, Drs. M. Hakim Malik, Drs. Alfan Djamil, HM.

Saleh Sarfan, Ahmad Djazuli, BA, H. Muchson Sudjono, HF.

Muslich Adenan, Hj. Nihayah As, BA, H. Masliah Fatchan, BA.

Setelah menyempurnakan Yayasan tersebut, maka pimpinan fakultas bersama-sama Yayasan dengan rekomendasi Bapak Bupati memohon kepada Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya agar diperkenankan membuka kembali tingkat Doktoral di Jember.

Sebenarnya sejak semula fakultas tarbiyah Jember IAIN “Sunan Ampel” ini sudah pernah membuka program Doktoral. Bahkan telah meluluskan 16 orang sarjana pada tahun 1973/1974. Maka berdasarkan SK Rektor tanggal 16 Juli 1983 No. 16/A/13/P/1983, pada tahun akademik 1983/1984, di Jember dibuka program Doktoral.

Sejak tahun akademik 1983/1984 Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel mulai menerapkan Sistem Kredit Semester (SKS).

(48)

Dalam rangka pengembangan kampus, maka pengurus Yayasan bersama Pimpinan Fakultas sepakat menyerahkan gedung IAIN di Jl Wr. Supratman No 5 (sekarang Jl. Untung Suropati No. 5) kepada Bupati Kepala Daerah Tingkat II Jember untuk dipindahkan ke tempat lain yang lebih memungkinkan guna perluasan dan pengembangan IAIN, karena gedung kampus yang ada sudah kurang memadai dan berada di tengah-tengah keramaian dan pusat pembelanjaan, sehingga kurang kondusif bagi pengembangan akademik.

Bupati, H. Surjadi Setiawan, maka lokasi kampus Fakultas Tarbiyah Jember IAIN Sunan Ampel diarah-kan ke Karang Mluwo kelurahan Mangli Kecamatan Kaliwates Kebupaten Jember. Peletakan batu pertama pembangunan kampus dilakukan oleh Bupati H. Surjadi Setiawan, pada tanggal 19 Desember 1988, disaksikan oleh Ketua Yayasan, H. Moch Syari’in, Pimpinan Fakultas dan undangan lainnya.

Pelaksana pembangunan kampus tersebut adalah CV. Puji Jaya Sakti, dan sambil menunggu peresmian pemakaiannya kampus tersebut telah ditempati.

Dalam rangka pemanfaatan kampus baru, baik untuk kantor maupun perkuliahan dan kegiatan-kegaitan lainnya, maka pada tanggal 12 Maret 1991 jam 19.00 WIB telah dilak-sanakan khatmil qur’an yang dihadiri oleh pimpinan fakultas, dosen, karyawan, mahasiswa dan anggota dharma wanita. Selanjutnya pada tanggal 13 Maret 1991 jam 10.00 WIB diselenggarakan tasyakuran dengan

(49)

masyarakat setempat. Pada tanggal 6 Juni 1991 kampus baru yang berlokasi di jalan Jumat Mangli diresmikan oleh Menteri Agama RI.

c. Menjadi STAIN Jember

Berdasar Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 tahun 1997 tentang Pendirian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), maka fakultas tarbiyah IAIN Sunan Ampel Jember beralih status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jember.

Kemudian ditindaklanjuti dengan Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 291 tahun 1997 tentang Organisasi dan Tata Kerja STAIN Jember.

Dengan peralihan status tersebut, STAIN Jember mempunyai peran yang semakin penting, mantap, dan strategis dalam upaya meningkatkan kecerdasan, harkat dan martabat bangsa dengan menghasilkan lulusan yang memiliki wawasan luas, terbuka, mempunyai kemampuan manajemen, dan profesional sesuai tuntutan dan kebutuhan masyarakat.

Sebelum menjadi STAIN Jember, Fakultas Tarbiyah Jember memiliki 3 jurusan, yaitu : (1) Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) (2) Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (3) dan Jurusan Kependidikan Islam (KI). Pada tahun akademik 1997/1998 STAIN Jember membuka Jurusan baru selain Jurusan Tarbiyah, yaitu Jurusan Syari’ah dan Jurusan Dakwah.

(50)

d. Transformasi dari STAIN Jenjadi IAIN Jember

Setelah melalui proses panjang pengajuan peralihan status dari STAIN Jember menjadi IAIN Jember sebagaimana yang dirumuskan oleh Tim Taskforc yang telah dibentuk oleh Ketua STAIN Jember (saat itu), akhirnya pada tahun 2014, berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 142 Tahun 2014 telah terjadi Perubahan STAIN Jember menjadi IAIN Jember. Kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Agama RI Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember.

Seiring terjadinya transformasi menuju IAIN Jember dibuka banyak program studi, hal ini dimaksudkan bisa dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan masyarakat luas. Adapun, Fakultas dan program studi yang ada adalah sebagai berikut :

1) Fakultas Tarbiyah & Ilmu Keguruan, Program Studi :

a) Pendidikan Agama Islam (PAI)

b) Pendidikan Bahasa Arab (PBA)

c) Manajemen Pendidikan Islam (MPI)

d) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

e) Pendidikan Guru Radhatul Athfal (PGRA)

f) Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

g) Tadris Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

h) Tadris Bahasa Inggris

i) Tadris Matematika

(51)

j) Tadris Biologi

2) Fakultas Syariah, Program Studi:

a) Al-Ahwal al-Syakhsiyyah/AS (Hukum Keluarga/Perdata Islam) b) Mu’amalah (Hukum Ekonomi Syari’ah)

c) Hukum Tata Negara (Siyasah) d) Hukum Pidana Islam

3) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam a) Perbankan Syari’ah

b) Ekonomi Syari’ah c) Akuntansi Syari’ah d) Zakat dan Wakaf

4) Fakultas Dakwah, Program Studi:

a) Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) b) Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) c) Bimbingan dan Konseling Islam (BKI) d) Manajemen Dakwah

e) Psikologi Islam

5) Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora a) Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

b) Ilmu Hadis

c) Bahasa dan Sastra Arab

d) Sejarah dan Kebudayaan Islam

(52)

e. Visi Misi dan Tujuan Pendidikan IAIN Jember

Sebagai upaya memberikan arah, motivasi dan kepastian cita- cita yang hendak diwujudkan pada waktu tertentu, maka ditetapkan visi dan misi IAIN. Visi dan Misi itu penting untuk menyatukan persepsi, pandangan, cita-cita, harapan-harapan dan impian semua pihak yang terlibat langsung dalam pengembangan IAIN Jember.

1) Visi IAIN Jember

Menjadi Pusat Kajian dan Pengembangan Islam Nusantara 2) Misi IAIN Jember

a) Menyelenggarakan Pendidikan Ilmu-ilmu Ke-Islaman, sosial dan humaniora yang unggul dan kompetetif.

b) Menyelenggaran Penelitian untuk mengembangkan aspek keilmuan dan keislaman berbasis pesantren

c) Menyelenggaran Pemberdayaan masyarakat dengan bertumpu pada keislaman berbasis pesantren untuk meningkatkan taraf dan kualitas kehidupan masyarakat.

d) Pengembangan dan penguatan kelembagaan dengan memperkuat kerjasama dalam dan luar negeri

3) Tujuan penyelenggaraan pendidikan di IAIN Jember

a) Terwujudnya lulusan yang akan menjadi anggota masyarakat dan warga negara yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia memiliki pemahaman yang teradu antara ilmu dan agama, akademik dan/atau profesional yang dapat diharapkan,

(53)

mengembangkan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian, baik dibidang ilmu agama, maupun ilmu agama yang diintegrasikan dengan agama lainnya.

b) Pendidikan tinggi agama Islam diarahkan untuk mengembangkan sikap dan kepribadian muslim, penguasaan ilmu yang dilandasi pemahaman da

Gambar

Gambar 4.1. struktur organisasi fakultas dakwah
Gambar 4.2.Scene Iklan Partai Perindo
Foto Salah Satu Berita Hary Tanoe di Sindonews.com

Referensi

Dokumen terkait

Harapan lain DAS adalah bisa mengamalkan ilmu-ilmu yang didapatkannya selama belajar di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Salatiga dan menjadi orang

Harapan lain DAS adalah bisa mengamalkan ilmu-ilmu yang didapatkannya selama belajar di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Salatiga dan menjadi orang

Peneliti akan menjawab tiga pokok masalah, yaitu bagaimana pola komunikasi antarbudaya mahasiswa Thailand di IAIN Palangka Raya, bagaimana komunikasi verbal dan nonverbal

Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Pascasarjana.(Jember, IAIN 2018), 24.. mengurai beberapa konsep penting yang dijadikan pijakan untuk menganalisis data-data lapangan melalui

Untuk mengetahui fenomena jilboobs di kalangan mahasiswi IAIN Tulungagung, serta (2). Untuk mengetahui tinjauan hukum islam tentang jilboobs di kalangan mahasiswa IAIN

Analisis Pengaruh Konten Dakwah di Instagram Terhadap Akhlak Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam Angkatan 2020 IAIN Ponorogo Melalui proses uji normalitas berdasarkan hasil

Hery Bambang Cahyono Pergeseran Pola Komunikasi ..111 Jember dapat disimpulkan bahwa: telah terjadi pergeseran pola komunikasi interpersonal pada masyarakat pedesaan Kabupaten Jember

Adapun informan penelitian ini adalah Kepala KUA Kecamatan Tanggul, Penyuluh Agama Islam Fungsional, Penyuluh Agama Islam Honorer, Para pemangku kepentingan stakeholders, dan