• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassar"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)PENGARUH PENGGUNAAN METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KONSEP REPRODUKSI HEWAN SISWA KELAS VI SD INPRES BONTOMANAI KECAMATAN TAMALATE KOTA MAKASSAR. SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Oleh :. NASRIA. M NIM : 10540 6124 12. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2016.

(2) FAKULTASKEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR PERSETUJUAN PEMBIMBING. Nama NIM Jurusan Fakultas. : : : :. Dengan Judul. NASRIA. M 10540 6124 12 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar : Pengaruh Penggunaan Metode resitasi terhadap Hasil Belajar IPA Konsep Reproduksi Hewan Siswa Kelas VI SD Inpres Bontomanai Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Setelah diperiksa dan diteliti ulang, maka skripsi ini dinyatakan telah layak untuk diujikan di hadapan Tim Penguji skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Makassar, Agustus 2016 Disetujui oleh: Pembimbing I. Pembimbing II. Dra. Andi Marliah Bakri, M.Si.. Irmawanty, S.Si., M.Si. Diketahui:. Dekan FKIP Unismuh Makassar. Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Dr. A. Sukri Syamsuri, M. Hum. NBM: 858 625. Sulfasyah, MA., Ph.D. NBM: 970 635.

(3) FAKULTASKEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR LEMBAR PENGESAHAN. Nama NIM Jurusan Fakultas Dengan Judul. : NASRIA. M : 10540 6124 12 : Pendidikan Guru Sekolah Dasar : Keguruan dan Ilmu Pendidikan : Pengaruh Penggunaan Metode resitasi terhadap Hasil Belajar IPA Konsep Reproduksi Hewan Siswa Kelas VI SD Inpres Bontomanai Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Makassar,. Agustus 2016. Disetujui oleh: Pembimbing I. Pembimbing II. Dra. Andi Marliah Bakri, M.Si.. Irmawanty, S.Si., M.Si. Diketahui:. Dekan FKIP Unismuh Makassar. Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Dr. A. Sukri Syamsuri, M. Hum. NBM: 858 625. Sulfasyah, MA., Ph.D. NBM: 970 635.

(4) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR SURAT PERJANJIAN Nama. : NASRIA. M. NIM. : 10540 6124 12. Jurusan. : Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas. : Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Dengan Judul. : Pengaruh Penggunaan Metode resitasi terhadap Hasil Belajar IPA Konsep Reproduksi Hewan Siswa Kelas VI SD Inpres Bontomanai Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut: 1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun). 2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas. 3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi. 4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2 dan 3, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku. Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.. Makassar, Agustus 2016 Yang Membuat Perjanjian. NASRIA. M 10540 6124 12.

(5) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR SURAT PERNYATAAN Nama. : NASRIA. M. NIM. : 10540 6124 12. Jurusan. : Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Metode resitasi terhadap Hasil Belajar IPA Konsep Reproduksi Hewan Siswa Kelas VI SD Inpres Bontomanai Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah hasil karya saya sendiri, bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh orang lain. Demikin pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.. Makassar,. Agustus 2016. Yang Membuat Pernyataan. NASRIA. M 10540 6124 12.

(6) MOTTO DAN PERSEMBAHAN. Keberhasilan seseorang hanya Dapat dicapai jika doa dan kesabaran Tetap dipegang teguh dalam mengerjakan sesuatu. Untuk cita-cita apapun, Dibutuhkan kerja keras dan Pengorbanan, berdoa selalu.. Dengan segala kerendahan hati Kuperuntukan karya Tulis ini Kepada: Ibunda dan Ayahanda tercinta serta Saudara-saudaraku Tersayang yang selalu berdoa dan merelakan segalanya demi kesuksesanku. vi.

(7)

(8) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUIIAMMADIYAH MAKASSAR LEMBAR PENGESAHAN Skripsi atas nama NASRIA M." NIM 10540 6124 12 diterima dan disahkan oleh. panitia ujian skripsi berdasarkan surat keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah \lakassar Nomor: 554/Tahun 1437 Hl20l6 M, tanggal26 Dzulqaidah 1437 H/31 Agustus. 1016. M.. sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelm Sarjana Pendidikan pada. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan L'niversitas Muhammadiyah Makassarpada hari Rabu tanggal 31 Agustus 2016.. Makassar,. Panitia Ujian. 3l Agustus 2016 M. :. 1.. Pengawas Umum. Dr.IL Abdul Rahman Rahim,. ). Ketua. Dr. II. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum.. Sekretaris. Khaeruddin, S.Pd., M.Pd.. Dosen Penguji. 1.. +.. 28 Dzulqaidah 1437 H. SE., MM". Khaeruddin, S"Pd., M.Pd.. 2. Dra. Hf, Andi M.arliah. Bakri,l\,fsi. 3. Irmawanty, S.Si., M.Si. 4. Kristiawati, S.Pd., M.Pd.. ........) (....... Oleh: rbarrrmadiyah Makassar. *-"-. ........).

(9) ffi FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UI{IVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR PERSETUJUAN PEMBIMBING. \ama Mahasiswa. NASRIA M.. \a\{. 10540 6124 12. Jurusan. Pendidikan Guru Sekolah Dasar Sl. Fakultas. Keguruan dan Ilmu Pendidikan [Jniversitas Muhammadiyah Makassar. Dengan Judul. Pengaruh Penggunaan Metode Resitasi terhadap Hasil Belajar IPA Konsep Reproduksi Hewan Siswa Kelas VI. SD Inpres Bontomanai Keeamatan Tamalate Kota Makassar Setelah diperiksa dan diteliti ulang, skripsi .:ru.1ikan. di. ini dinyatakan telah layak untuk. hadapan Tim Penguji skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. I, niversitas }rluhammadiyah Makassar.. Makassar, Disetujui Oleh. Agustus 2016. :. Pembimbing I. M. Dra. Andi Marliah Bakri. M.Si. Mengetahui,. ,.ft. Dekan FKIP nisrnuh IWakassar ,1. Ket. .,$-. 1. l( I 1'. M.Hum.. NBM 111. : 970.

(10) ABSTRAK ,::;-3 \{.. 2016. Pengaruh Penggunaon Metode Resitasi terhadap Hasil Belajar i-onsep Reproduksi Hewon Siswa Kelas VI SD Inpres Bontomanai '--- -..n,r{un Tamalate Kota rV{ukassrzr. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah 1..." Fa'<ultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah i:-.:issar Pembimbing I Andi Marliah Bakri. dan pembimbing II lrmawanty.. ,:.. l'lasalah utama dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana hasil belajar IPa , . .',. kelas VI SD Inpres Bontomanai Kecamatan Tarnalate Kota Makassar ,=::,um dan sesudah diterapkan metode resitasi, dan (2) Apakah ada perbedaan :sr. belajar IPA siswa kelas VI SD Inpres Bontomanai Kecamatan Tamalate i--'= \'lakassar sebelum dan sesudah diterapkan metode resitasi. Penelitian ini ::leiaah pengaruh penggunaan metode resitasi terhadap hasil belajar IPA :":,:Sep Reproduksi Hewan siswa kelas Vi SD Inpres Bontomanai Kecamatan --ralate Kota Makassar Jenis penelitian ini adalah penelitian pre-eksperimental :.-lan rancangan pe-nelitian One-group pretest-posttest design Pengumpulan :za dengan menggunakan instrumen tes hasil. Analisis data menggunakan .:.alists desknptif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas \{l SD Inpres -r:,ntomanai Kecamatan Tamalate Kota Makassar sebanyak 50 orang. Hasil :<nelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas VI sebelum digunakan :.:iode resitasi adalah 55,75 dan hasil belaiar setelah digunakan metode resitasi '77,11. Angka tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh penggunaan =::iah :;tocie resitasi terhadap hasil bela.yar IPA Konsep Reproduksi Hewan siswa kelas ' - SD inpres Bontomanai dan hasil uji hipotesis (t-tes) menunjukkan angka : r -li dengan demikian hipotesis dalam penelitran iru ditenma. Dengan hasil -nelitran ini guru diharapkan sesering'mungkin menggunakan metode resitasi '.,arr proses pembelajaran agar lebih meningkatkan hasil belalar siswa terkhusus ::ia mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (lPA).. .a-.a. Kunci . Metode Resitasi, Hasil Belajar.. \'11.

(11) KATA PENGANTAR. Allah Maha Penyayang dan Pengasih, demikianlah kata untuk mewakili sagala karunia dan nikmat-Nya. Jiwa ini takkan berhenti bertahmid atas anugrah pada detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa dan rasio pada-Mu, Sang Khalik. Proposal ini adalah setitik dari sederetan berkah-Mu. Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan bagai pelangi yang terlihat indah dari kejauahan, tetapi menghilang ketika didekati. Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempunaan, tetapi kapasitas penulis dalam keterbatasan. Sagala upaya dan daya telah penulis kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Rasa terima kasih sedalam-dalamnya penulis hanturkan kepada ayahanda terkasih Murni dan Ibunda tersayang Alpia yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu. Demikian pula Penulis haturkan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya, kepada Dra. Andi Marliah Bakri, M.Si dan Irmawanty, S.Si., M.Si selaku Dosen Pembimbing yang tiada pernah bosan memberikan bimbingan dan pengarahan dalam pembuatan skripsi ini. viii.

(12) ix. Tidak lupa juga Penulis mengucapkan terima kasih kepada; Dr. H. Abdul Rahman Rahim, M.Hum., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr. H.A. Sukri Syamsuri, M.Hum., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Sulfasyah, MA., Ph.D., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis. Ucapan terim kasih yang sebesar-besarnya juga Penulis ucapkan kepada Kepala Sekolah, guru dan staf SDI Bontomanai, dan Dra.Nurniati., selaku wali kelas VI di sekolah tersebut yang telah memberi izin dan bantuan untuk melakukan penelitian. serta seluruh teman-teman dari kelas P PGSD 2012 yang selalu membanjiri dukungan, motivasi, saran dan bantuannya kepada Penulis yang telah memberi pelangi dalam hidupku. Akhirnya,. dengan. segala. kerendahan. hati,. penulis. senantiasa. mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut bersifat membangun karena Penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan.. Mudah-mudahan dapat. memberikan manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi Penulis. Makassar,. Agustus 2016. NASRIA. M.

(13) x. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................. iii SURAT PERNYATAAN............................................................................... iv SURAT PERJANJIAN .................................................................................. v MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi ABSTRAK ..................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ................................................................................... viii DAFTAR ISI.................................................................................................. x DAFTAR TABEL.......................................................................................... xii BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1 A. B. C. D.. Latar Belakang Masalah .......................................................... Rumusan Masalah .................................................................. Tujuan Penelitian..................................................................... Manfaaf Penelitian.................................................................... 1 4 4 5. BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... 7 A. Kajian Pustaka ........................................................................ 7 1. Belajar............................................................................... 7 a. Pengertian Belajar ...................................................... 7 b. Prinsip-Prinsip Belajar................................................ 9 2. Hasil Belajar ..................................................................... 10 a. Pengertian Hasil Belajar ............................................. 10 b. Tujuan Belajar……………………………………….13 3. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ......................................... 14 a. Pengertian IPA............................................................ 14 b. Hakikat Pembelajaran IPA ......................................... 15 c. Tujuan IPA di Sekolah .............................................. 17 4. Metode Resitasi ................................................................ 19 x.

(14) xi. a. Pengertian ................................................................... b. Langkah-Langkah Metode Resitasi ............................ c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Resitasi ............. B. Kerangka Pikir........................................................................ C. Hipotesis .................................................................................. 19 23 25 28 31. BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 32 A. Rancangan Penelitian ......................................................................... B. Populasi dan Sampel .......................................................................... 1. Populasi ........................................................................................ 2. Sampel.......................................................................................... C. Definisi Operasional Variabel............................................................ D. Instrumen Penelitian........................................................................... E. Tehnik Pengumpulan Data................................................................. F. Tehnik Analisis Data.......................................................................... 1. Analisis Statistik Deskriptif ......................................................... 2. t-tes................................................................................................ 32 33 33 34 35 35 37 37 37 39. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 41 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................. B. Hasil Penelitian .................................................................................. 1. Hasil Analisis Validasi Instrumen Penelitian ................................ 2. Hasil Analisis Statistik Deskriptif ................................................. 3. Hasil t-tes....................................................................................... C. Pembahasan......................................................................................... 41 42 42 43 46 50. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... 55 A. Kesimpulan ........................................................................................ 55 B. Saran................................................................................................... 55 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 56 LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP.

(15) DAFTAR TABEL. Tabel 3.1 Populasi Siswa SD Inpres Bontomanai.......................................... 33 Tabel 3.2 Sampel Penelitian: Siswa Kelas VI SD Inpres Bontomanai .......... 34 Tabel 3.3 Kategori Penilaian.......................................................................... 39 Tabel 4.1 Statistik Nilai Hasil Belajar IPA .................................................... 44 Tabel 4.2 Hasil Penelitian Pre-test dan Post-test........................................... 45. xii.

(16) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah hak semua anak. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar, pendidikan mendapat perhatian khusus dan tercantum secara eksplisit pada alinea ke empat. Bahkan, pendidikan sudah dianggap sebagai sebuah hak asasi yang harus secara bebas dapat dimiliki oleh semua anak. Seperti yang tercantum dalam Universal Declaration of Human Right 1948 Pasal 26 (1) yang menyatakan bahwa :Setiap orang memiliki hak atas pendidikan. Pendidikan haruslah bebas, paling tidak pada tingkat dasar. Pendidikan dasar haruslah bersifat wajib. Pendidikan teknik dan profesi harus tersedia dan pendidikan tinggi harus dapat diakses secara adil oleh semua. Selain. itu,. Mandat. Millenium. Development. Goals. (MSGs). yang. diformulasikan oleh PBB secara tegas menyatakan bahwa semua negara di dunia harus dapat menyediakan pendidikan yang gratis dan sama rata, paling tidak pada level pendidikan dasar. Undang-Undang Nomor 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 4 ayat 6 berbunyi:. “Pendidikan. diselenggarakan. dengan. membangun. kemauan,. mengembangkan kreativitas dan meningkatkan kecerdasan peserta didik dalam proses pembelajaran”.. 1.

(17) 2 Dunia. pendidikan. terkait. erat. dengan. proses. pembelajaran.. Proses. pembelajaran atau proses belajar mengajar merupakan kegiatan paling penting yang dimanfaatkan oleh guru untuk mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa. Konsep ideal pendidikan menjadi harapan bagi masyarakat dalam pembentukan manusia-manusia berkualitas melalui proses belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah. Namun dalam proses belajar mengajar yang terjadi di sekolah-sekolah, banyak terjadi anak-anak yang bosan atau kurang bersemangat dalam belajar, apalagi saat mempelajari bidang studi IPA yang kebanyakan materinya harus dipahami betul. Jika hal seperti ini terjadi, maka otomatis proses belajar mengajar dalam kelas akan berjalan dengan lambat yang berakibat pada rendahnya daya serap siswa dan pada akhirnya berpengaruh pula pada rendahnya mutu pendidikan. Agar proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai yang diharapkan dan dapat mencapai tujuan pendidikan nasional, maka diperlukan usaha-usaha yang terstruktur dan terencana dengan baik dari unsur-unsur terkait yang berkecimpung di dunia pendidikan, terutama guru sebagai manusia paling berpengaruh pada proses belajar mengajar dalam kelas untuk mengatasi masalah tersebut. Setelah peneliti mengadakan observasi prapenelitian pada siswa kelas VI SD Inpres Bontomanai pada tanggal 24-27 maret 2016 diketahui bahwa pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPA. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa kelas VI yang rata-ratanya hanya 47,61. Nilai ini tidak memenuhi standar ketuntasan di sekolah tersebut untuk mata pelajaran IPA yaitu 65.. ..

(18) 3 Rendahnya hasil belajar pada siswa kelas VI SD Inpres Bontomanai untuk mata pelajaran IPA memberikan motivasi kepada peneliti untuk mengadakan penelitian eksperimen dengan menerapkan metode resitasi dalam proses belajar mengajar. Diharapkan dengan penerapan metode pembelajaran ini, hasil belajar siswa dapat lebih ditingkatkan. Berdasarkan hasil pengamatan awal yang peneliti lakukan pada, hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berada di level nilai lebih rendah daripada mata pelajaran lainnya bahkan ada yang nilainya dibawah standar KKM. Penyebab rendahnya hasil belajar siswa karena pembelajaran di sekolah diwarnai oleh satu macam metode saja, yaitu metode ceramah, guru tidak berani berinovasi dengan metode-metode pembelajaran lainnya. Sedangkan penerapan metode resitasi, guru sudah menerapkan metode resitasi tapi hanya dalam bentuk Pekerjaan Rumah (PR) sedangkan Pekerjan Rumah (PR) itu hanya salah satu bagian dari resitasi. Hanya sesekali saja guru menerapkan resitasi secara keseluruhan yakni, pemberian tugas di dalam kelas, pemberian tugas di luar sekolah (perpustakaan, laboratorium, dll) serta Pekerjaan Rumah (PR). Sedangkan ada atau tidaknya pengaruh metode resitasi terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), guru kelas VI tidak mengetahui apakah metode tersebut berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas VI karena metode tersebut tidak pernah diterapkannya secara keseluruhan. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, Peneliti tertarik untuk meneliti ‘‘Pengaruh Penggunaan Metode Resitasi terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan. ..

(19) 4 Alam (IPA) Konsep Reproduksi Hewan Siswa Kelas VI SD Inpres Bontomanai Kecamatan Tamalate Kota Makassar“ B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan metode resitasi? 2. Bagaimana hasil belajar tanpa menggunakan metode resitasi? 3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar menggunakan metode resitasi dengan siswa yang diajar tanpa menggunakan metode resitasi? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan fokus masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode resitasi. 2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar tanpa menggunakan metode resitasi. 3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar menggunakan metode resitasi dengan siswa yang diajar tanpa menggunakan metode resitasi.. ..

(20) 5 D.. Manfaat Penelitian Penelitian eksperimen ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:. 1. Manfaat Teoritis 1. Dengan adanya penelitian ini diharapakan dapat menjadi suatu informasi mengenai pentingnya penggunaan metode pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan motivasi belajar bagi siswa pada mata pelajaran IPA. 2. Memberikan sumbangan teori atau acuan tentang metode pembelajaran bagi pengembangan pembelajaran IPA terhadap kemampuan keterampilan proses sains di kelas VI SD dengan menerapkan metode resitasi dalam proses pembelajaran. 2. Manfaat Praktis 1. Bagi siswa a. Melatih siswa agar mampu memecahkan masalah yang diajukan sebagai dasar pemahaman konsep yang diberikan. b. Melatih siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan inovatif dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi 2. Bagi guru a. Dapat memberi sumbangan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA, khusususnya materi kenampakan alam di Sekolah Dasar. b. Sebagai informasi bagi guru IPA, khususnya bagi guru IPA di SD. ..

(21) 6 mengenai pembelajaran dengan menerapkan metode resitasi. 3. Bagi sekolah Penelitian ini memberikan sumbangan yang berarti bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran. 4. Bagi peneliti Bagi peneliti, menjadi masukan dan acuan dalam mengembangkan penelitian dimasa mendatang serta menjadi referensi yang berharga sebagai calon pembimbing. 5. Bagi pembaca Bagi pembaca, sebagai bahan informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), khususnya di bidang Pendidikan Guru Sekolah Dasar.. ..

(22) BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka 1.. Belajar. a. Pengertian Belajar Untuk mengetahui dan memahami apa itu belajar, maka diuraikan pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan sebagai berikut: “Belajar adalah suatu proses atau interaksi yang dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu yang baru dan perubahan keseluruhan tingkah laku sebagai hasil dari pengalamanpengalaman itu sendiri” (Effendi, 1989:103). Belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku dalam bentuk peniruan pada diri individu untuk mendapatkan pengalaman, pengetahuan dan keterampilan. dalam. upaya. meningkatkan. taraf. hidupnya.Sujana. (1991:5). memberikan pengertian belajar, yaitu “belajar adalah suatu perubahan yang relatif permanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil praktik atau latihan. Ahmadi (1990:15) mengemukakan bahwa seseorang yang belajar kelakuannya akan berubah dari pada sebelum itu. Jadi belajar tidak hanya mengenai bidang intelektual, akan tetapi mengenai seluruh pribadi anak. Perubahan kelakuan karena mabuk bukanlah hasil belajar. Djamarah (2002:13) mengemukakan: “Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. 7.

(23) 8 individu dalam interaksi dengan lingkungannya menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor”. Pendapat di atas relevan dengan pendapat Sardiman (2001:53) bahwa belajar adalah “upaya perubahan tingkah laku dengan serangkaian kegiatan, seperti membaca, mendengar, mengamati, meniru dan sebagainya.Atau belajar sebagai kegiatan psikofisik untuk menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Oleh karena dalam belajar perlu ada proses internalisasi, sehingga akan menyangkut mitra kognitif, afektif, dan psikomorik”. Perlu diketahui bahwa setiap perubahan belajar senantiasa memiliki aspek jasmaniah (struktur) dan aspek rohaniah (fungsi).Otak itu sendiri adalah strukturnya dan berpikir adalah fungsinya.Keduanya saling bertalian dan saling mempengaruhi. Jika otak itu luka maka fungsi berpikirnya akan terganggu. Sebaliknya jika fungsi berpikir itu tidak normal, maka struktur otak itu akan berubah bentuknya. Jadi kedua aspek itu bersatu dalam perbuatan seseorang. Beberapa pengertian belajar yang telah dikemukakan di atas, terdapat beberapa perumusan yang berbeda satu dengan yang lainnya bergantung dari ahli yang mengemukakannya. Tetapi secara umum dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan di dalam diri manusia, baik pada perubahan aspek kognitif, afektif dan psikomotor yang sifatnya disadari, menetap, positif melalui latihan, pengalaman, interaksi individu dengan lingkungannya. Apabila setelah belajar tidak terjadi perubahan dalam diri manusia, maka tidaklah dapat dikatakan bahwa padanya berlangsung proses belajar.. ..

(24) 9 b. Prinsip-Prinsip Belajar Belajar adalah proses terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang ditunjukkan dalam perubahan yang bersifat kognitif, afektif dan psikomotorik atau perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, sikap, keterampilan dan kemampuan mereaksi (menerima atau menolak) serta berkembangnya kemampuan dan kecakapan lainnya. Hakikat proses belajar (Menurut Ivor K Davies) secara pasti masih banyak perbedaan pandangan dari para ahli psikologi, namun terdapat prinsipprinsip belajar yang telah disepakati; seperti yang dikemukakan oleh Alvin C. Eurich (1962) dari Ford Foundation; yang menyimpulkan hal-hal sebagai berikut sebagai prinsip-prinsip belajar: a. Hal apapun yang dipelajari oleh siswa, maka ia harus mempelajarinya sendiri; tidak ada seseorang pun yang dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya. b. Setiap siswa belajar menurut tempo (kecepatan)nya sendiri, dan untuk setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan belajar. c. Seorang siswa belajar lebih banyak bilamana setiap langkah diberikan penguatan (reinforcement). d. Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti. e. Apabila siswa diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia akan lebih termotivasi untuk belajar, ia akan belajar dan mengingat secara lebih baik.. ..

(25) 10 2. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil belajar Pembelajaran merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan oleh seorang guru dengan tujuan untuk membantu siswa agar dapat belajar sesuai kebutuhan dan minatnya. Dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara guru dan siswa. Interaksi guru dan siswa sebagai makna utama proses pembelajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif. Kedudukan siswa dalam proses belajar dan mengajar adalah sebagai subjek dan sekaligus sebagai objek dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar adalah kegiatan belajar siswa dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran. Hasil belajar dalam kontekstual menekankan pada proses yaitu segala kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Nilai siswa diperoleh dari penampilan siswa sehari hari ketika belajar. Hasil belajar merupakan proses dari suatu kegiatan untuk menentukan hasil belajar siswa melalui pengukuran atau hasil belajar. Berdasarkan hal ini, kita dapat menyimpulkan tujuan utama penilaian adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh guru. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pada mata pelajaran IPA yang diajarkan,dilakukan dengan melakukan format penilaian observasi yang mengontrol selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Darinya akan diperoleh catatan, rekaman aktivitas siswa. Format ini dapat dikatakan sebagai tes atau alat evaluasi pelaksanaan kegiatan tindak lanjut.. ..

(26) 11 Sehubungan dengan uraian di atas,maka (Haling, 2006:107) mengemukakan secara jelas mengenai penilaian atau evaluasi ini sebagai berikut: “penilaian merupakan suatu usaha yang bertujuan untuk mengetahui keberhasilan belajar dalam penguasaan kompetensi, disamping itu, penilaian juga berfungsi untuk mengetahui berhasil tidaknya pelaksanaan pembelajaran. Alat penilaian dalam pembelajaran yang biasa digunakan adalah (a) tes, yaitu suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh pebelajar, sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi pebelajar tersebut yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai pebelajar yang lain atau dengan nilai standar yang ditetapkan (b) Non Tes, yaitu untuk menilai aspek-aspek tingkah laku yang meliputi kegiatan observasi, wawancara, studi kasus, skala penilaian, check list dan invetori”. Senada dengan uraian di atas, menurut Mappa Nur (khasanah, 2002:8), “ Hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dalam bidang studi tertentu dengan menggunakan tes standar sebagai pengukuran keberhasilan belajar seseorang”. Sedangkan menurut Soedjana (1987:22) “ Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah memperoleh pengalaman belajar”. Hasil belajar tidak mudah didapat tanpa melaui proses kegiatan pembelajaran. Pengertian minuman dalam pembelajaran ini adalah segala sesuatu yang masuk ke mulut berupa air baik yang beralkohol maupun non alkohol. Untuk memperoleh hasil belajar yang memuaskan haruslah ditempuh dengan penuh perjungan dengan berbagai tantanganyang harus dihadapi.. ..

(27) 12 Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan baik tujuan kurikuler maupun tujuan intruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni, ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri atas enam aspek yakni, pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua, Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri atas lima aspek yakni, penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketetapan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan gerakan interpretative. Menurut Purwanto (1987) bahwa hasil belajar dapat diketahui melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan sampai dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sudjana (1987) menerangkan bahwa: “ hasil belajar yang dicapai oleh seorang siswa dipengaruhi dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Seperti dikemukakan oleh. ..

(28) 13 Clark bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Disamping faktor kemampuan yang dimiliki oleh siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat, perhatian, sikap, dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Adanya pengaruh dari dalam diri siswa merupakan hal logis dan wajar, sebab hakekat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang diamati dan disadari. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah ialah kualitas mengajar yang tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu hasil belajar siswa di sekolah dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas pembelajaran”. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah akhir dari sebuah proses pembelajaran yang didapatkan dengan melalui tes maupun nontes dengan memperhatikan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. b. Tujuan Belajar Tujuan belajar sebenarnya sangat banyak dan bervariasi. Tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional, lazim dinamakan intructional effects,yang biasa berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Sementara, tujuan belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar intruksional lazim disebut nurturant effects. Bentuknya berupa kemampuan berfikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima orang lain, dan sebagainya. Tujuan ini merupakan. ..

(29) 14 3. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata Inggris yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam (IPA). Berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam, sedangkan science artinya ilmu pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan alam (IPA) atau science dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini. Menurut Rom Harre (Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis, 1993: 4), Science is a collection of well attested theories which explain the patterns and regularities among carefully studied phenomena. Bila diterjemahkan secara bebas artinya sebagai berikut: IPA adalah kumpulan teori yang telah diuji kebenarannya yang menjelaskan tentang pola-pola keteraturan dari gejala alam yang diamati secara seksama. Pendapat Harre ini memuat dua hal yang penting yaitu Pertama, bahwa IPA suatu kumpulan pengetahuan yang berupa teori-teori. Kedua, bahwa teori-teori itu berfungsi untuk menjelaskan gejala alam. Lebih lanjut Jacobson & Bergman (1980: 4), mendefinisikan IPA sebagai berikut: “ Science is the investigation and interpretation of events in the natural, physical environment and within our bodies”. IPA merupakan penyelidikan dan interpretasi dari kejadian alam, lingkungan fisik, dan tubuh kita. Seperti halnya setiap ilmu pengetahuan, Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai objek dan permasalahan jelas yaitu berobjek benda-benda alam dan mengungkapkan. ..

(30) 15 misteri (gejala-gejala) alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Powler (Usman Samatowa, 2006: 2), IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen. b. Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Menurut Syaiful Sagala (2010: 61), pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar, merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah. Mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau siswa. Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis (1993: 12) menyatakan bahwa mengajar dan belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dipisahkan dalam pembelajaran. Pembelajaran akan berhasil apabila terjadi proses mengajar dan proses belajar yang harmoni. Proses belajar mengajar tidak dapat berlangsung hanya dalam satu arah, melainkan dari berbagai arah (multiarah) sehingga memungkinkan siswa untuk belajar dari berbagai sumber belajar yang ada. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting. Struktur kognitif anak tidak dapat dibandingkan dengan struktur kognitif ilmuwan. Anak perlu dilatih dan diberi kesempatan untuk mendapatkan keterampilan-keterampilan dan dapat berpikir serta bertindak secara ilmiah. Adapun IPA untuk anak Sekolah Dasar dalam Usman. ..

(31) 16 Samatowa (2006: 12) didefinisikan oleh Paolo dan Marten yaitu sebagai berikut: mengamati apa yang terjadi, mencoba apa yang diamati mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi, menguji bahwa ramalanramalan itu benar. Menurut Sri Sulistyorini (2007: 8), pembelajaran IPA harus melibatkan keaktifan anak secara penuh (active learning) dengan cara guru dapat merealisasikan pembelajaran yang mampu memberi kesempatan pada anak didik untuk melakukan keterampilan. proses. meliputi:. mencari,. menemukan,. menyimpulkan,. mengkomunikasikan sendiri berbagai pengetahuan, nilai-nilai, dan pengalaman yang dibutuhkan. Menurut De Vito, et al.(Usman Samatowa, 2006: 146), pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan IPA dengan kehidupan sehari-hari siswa. Siswa diberi kesempatan. untuk. mengajukan. pertanyaan,. membangkitkan. ide-ide. siswa,. membangun rasa ingin tahu tentang segala sesuatu yang ada di lingkungannya, membangun keterampilan (skill) yang diperlukan, dan menimbulkan kesadaran siswa bahwa belajar IPA menjadi sangat diperlukan untuk dipelajari. Menurut Hendro Darmojo dan Jenny R. E. Kaligis (1993: 7), pembelajaran IPA didasarkan pada hakikat IPA sendiri yaitu dari segi proses, produk, dan pengembangan sikap. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar sebisa mungkin didasarkan pada pendekatan empirik dengan asumsi bahwa alam raya ini dapat dipelajari, dipahami, dan dijelaskan yang tidak semata-mata bergantung pada metode. ..

(32) 17 kausalitas tetapi melalui proses tertentu, misalnya observasi, eksperimen, dan analisis rasional. Dalam hal ini juga digunakan sikap tertentu, misalnya berusaha berlaku seobjektif mungkin dan jujur dalam mengumpulkan dan mengevaluasi data. Proses dan sikap ilmiah ini akan melahirkan penemuan-penemuan baru yang menjadi produk IPA. Jadi dalam pembelajaran IPA siswa tidak hanya diberi pengetahuan saja atau berbagai fakta yang dihafal, tetapi siswa dituntut untuk aktif menggunakan pikiran dalam mempelajari gejala-gejala alam. c. Tujuan (IPA) di sekolah Menurut Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis (1993: 6), tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar sebagai berikut: a. Memahami alam sekitarnya, meliputi benda-benda alam dan buatan manusia serta konsep-konsep IPA yang terkandung di dalamnya; b. Memiliki keterampilan untuk mendapatkan ilmu, khususnya IPA, berupa “keterampilan proses” atau metode ilmiah yang sederhana. c. Memiliki sikap ilmiah di dalam mengenal alam sekitarnya dan memecahkan masalah yang dihadapinya, serta menyadari kebesaran penciptanya; d. Memiliki bekal pengetahuan dasar yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Tujuan pendidikan IPA di Sekolah Dasar berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau Kurikulum 2006 adalah agar peserta didik mampu memiliki kemampuan sebagai berikut:. ..

(33) 18 1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya. 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. 4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan 5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. 6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. (Mulyasa, 2010: 111). Dengan demikian pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dapat melatih dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilanketerampilan proses dan dapat melatih siswa untuk dapat berpikir serta bertindak secara rasional dan kritis terhadap persoalan yang bersifat ilmiah yang ada di lingkungannya. Keterampilan-keterampilan yang diberikan kepada siswa sebisa mungkin disesuaikan dengan tingkat perkembangan usia dan karakteristik siswa. ..

(34) 19 Sekolah Dasar, sehingga siswa dapat menerapkannya dalam kehidupannya seharihari. 4. Metode Resitasi a. Pengertian Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah metode resitasi. Metode resitasi adalah metode pemberian tugas setelah pembelajaran berlangsung dan tugas tersebut dikerjakan di dalam maupun di luar kelas. Save M Dagun dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan (Supriadi, 2012: 46) mengatakan bahwa resitasi (sebagai istilah psikologi) disebut sebagai metode belajar yang mengombinasikan penghafalan, pembacaan, pengulangan, pengujian dan pemeriksaan atas diri sendiri. Djamarah, dkk (Supriadi, 2012:46) mengemukakan bahwa metode resitasi (pemberian tugas) adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas agar siswa melakukan kegiatan belajar. Tugas yang dilaksanakan siswa dapat dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di rumah siswa atau dimana saja asal tugas tersebut dikerjakan. Sumantri (Hamdayama: 2014:59) mengemukakan “metode pemberian tugas diartikan sebagai suatu cara interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru untuk dikerjakan peserta didik di sekolah ataupun di rumah secara perorangan atau berkelompok”. ..

(35) 20 Sedangkan menurut Supriadie (Hamdayama: 20124:62) bahwa resitasi sebagai metode (belajar) dan atau mengajar merupakan sebuah upaya membelajarkan siswa dengan cara memberikan tugas penghafalan, pembacaan, pengulangan, pengujian dan pemeriksaan atas diri sendiri, atau menampilkan diri dalam menyampaikan sesuatu (puisi, syair, drama) atau melakukan kajian maupun uji coba; sesuai dengan tuntutan kualifikasi atau kompetensi yang ingin dicapai. Kemudian menurut Sagala (Hamdayama: 20014:62) bahwa metode resitasi (pemberian tugas) adalah cara menyajikan bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar, kemudian harus mempertanggungjawabkannya. Dari kelima pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa metode resitasi atau penugasan adalah metode penyajian bahan ajar dimana guru menberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar dan dilakukan dimana saja secara perorangan maupun perkelompok kemudian harus dipertanggungjawabkan. Metode ini diberikan karena dirasakan banyak bahan pelajaran terlalu banyak, sementara waktu sedikit. Artinya, banyak bahan yang tersedia dengan waktu kurang seimbang. Agar bahan pelajaran selesai sesuai batas waktu yang ditentukan, maka metode inilah yang biasanya guru gunakan untuk mengatasinya. Tugas dan resitasi tidak sama dengan Pekerjaan Rumah (PR), tetapi jauh lebih luas dari itu. Tugas dan resitasi biasanya dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan dan di tempat lainnnya. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Oleh karena itu, tugas dapat diberikan secara individual, atau dapat. ..

(36) 21 pula secara berkelompok. Tugas yang dapat diberikan kepada anak didik akan berbagai jenis, bergantung pada tujuan yang akan dicapai; seperti meneliti, tugas menyusun laporan (lisan/tulisan), tugas motorik (pekerjaan motorik), tugas dilboratorium, dan lain-lain. Tehnik pemberian tugas atau resitasi biasanya digunakan bertujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan latihanlatihan selama melakukan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Hal ini terjadi disebabkan karena siswa mendalami situasi atau pengalaman yang berbeda, waktu menghadapi masalah-masalah baru. Di samping itu, untuk memperoleh pengetahuan dengan cara melaksanakan tugas yang akan memperluas dan memperkaya pengetahuan serta keterampilan siswa di sekolah, melalui kegiatan siswa di luar sekolah. Dalam metode resitasi ini, siswa memiliki kesempatan untuk saling membandingkan dengan hasil pekerjaan orang lain. Dengan demikian, akan memperluas, memperkaya dan memperdalam pengetahuan serta pengalaman siswa. Selain itu, metode resitasi merupakan metode yang dapat mengaktifkan siswa untuk mempelajari sendiri-sendiri suatu masalah dengan jalan membaca sendiri, mengerjakan soal sendiri, sehingga apa yang mereka pelajari dapat mereka rasakan berguna untuk mereka dan akan lebih lama mereka ingat. Dalam percakapan sehari-hari, metode ini dikenal dengan sebutan pekerjaan rumah, tetapi sebenarnya metode ini terdiri atas tiga fase, antara lain (a) pendidik memberi tugas, (b) anak didik melaksanakan tugas (belajar), (c) siswa. ..

(37) 22 mempertanggungjawabkan apa yang telah dipelajari (resitasi). Dalam istilah lain, metode ini sering juga disebut dengan metode pemberian tugas. Metode ini mengandung tiga unsur, yakni: a. Pemberian tugas b. Belajar c. Resitasi Tugas merupakan suatu pekerjaan yang harus diselesaikan. Pemberian tugas sebagai suatu metode merupakan suatu pemberian pekerjaan oleh guru kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Dengan pemberian tugas tersebut, siswa belajar mengerjakan tugas. Dalam melaksanakan kegiatan belajar, siswa diharapkan memperoleh suatu hasil ialah perubahan tingkah laku tertentu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tahap terakhir dari pemberian tugas ini adalah resitasi yang berarti melaporkan atau menyajikan kembali tugas yang telah dikerjakan atau dipelajari. Jadi metode pemberian tugas belajar dan resitasi atau biasa disingkat metode rasitasi merupakan suatu metode mengajar dimana guru memberikan suatu tugas, kemudian siswa harus mempertanggungjawabkan hasil tugas tersebut. Resitasi sering disamakan dengan “home work” (pekerjaan rumah), padahal sebenarnya berbeda. Pekerjaan Rumah (PR) mempunyai pengertian yang lebih khusus, ialah tugas-tugas yang diberikan oleh guru, dikerjakan siswa di rumah. Sedangkan resitasi, tugas yang diberikan oleh guru tidak sekadar dilaksanakan di rumah, melainkan dapat dikerjakan di perpustakaan, di laboratorium, atau di tempattempat lain yang ada hubungannya dengan tugas/pelajaran yang diberikan. Jadi,. ..

(38) 23 resitasi lebih luas daripada home work. Akan tetapi keduanya memiliki kesamaan yaitu: (1) Mempunyai unsur tugas; (2) Dikerjakan oleh siswa dan dilaporkan hasilnya; dan (3) Mempunyai unsur didaktis pedagogis Menurut pandangan tradisional, pemberian tugas dilakukan oleh guru karena pelajaran tidak sempat diberikan di kelas. Untuk menyelesaikan rencana pengajaran yang telah ditetapkan, maka siswa diberi tugas untuk mempelajari dengan diberi soal-soal yang harus dikerjakan di rumah. Kadang-kadang juga bemaksud agar anak-anak tidak banyak bermain. Sedangkan pandangan modern, tugas diberikan dengan pandangan bahwa kurikulum itu merupakan segala aktivitas yang dilaksanakan oleh sekolah, baik kegiatan kurikulum itu merupakan segala aktivitas yang dlaksanakan oleh sekolah, baik kegiatan kurikuler maupun ekstra kurikuler. Pemberian tugas belajar dan resitasi dikatakan wajar bila bertujuan untuk: (1) Memperdalam pengertian siswa terhadap pelajaran yang telah diterima; (2) Melatih siswa ke arah belajar mandiri; (3) Siswa dapat membagi waktu secara teratur; (4) Agar siswa dapat memanfaatkan waktu terluang untuk menyelesaikan tugas; (5) Melatih siswa untuk menemukan sendiri cara-cara yang tepat untuk menyelesaikan tugas; dan (6) Memperkaya pengalaman-pengalaman di sekolah melalui kegiatan-kegiatan di luar kelas. a. Langkah-Langkah Metode Resitasi Kegiatan resitasi (penugasan) merupakan kegiatan untuk memperoleh penugasan materi diajarkan lebih mantap. Oleh karena itu, menetapkan rancangan langkah-langkah resitasi (penugasan) merupakan tahap yang sangat penting dilihat. ..

(39) 24 dari segi kemantapan penugasan materi dan peningkatan kwalitas belajar. Dalam membahas rancangan kegiatan resitasi (penugasan), berturut-turut akan dibahas rancangan perencanaan guru, rancangan pelaksanaan metode resitasi, dan rancangan penilaian resitasi. Menurut Djamarah, dkk (2010:86), langkah-langkah yang harus di ikuti dalam menggunakan metode resitasi (penugasan) adalah sebagai berikut: 1. Fase pemberian tugas. Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan hal berikut: a. Tujuan yang akan dicapai. b. Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut. c. Sesuai dengan kemampuan siswa. d. Ada petunjuk/sumber yang dapat membaantu pekerjaan siswa. e. Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut. 2. Fase pelaksanaan tugas, meliputi langkah-langkah berikut: a. Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru. b. Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja. c. Diusahakan/dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain. d. Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang Ia peroleh dengan baik dan sistematis. 3. Fase mempertanggungjawabkan tugas. Hal yang harus dilakukan pada fase ini adalah sebagai berikut: a. Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakannya.. ..

(40) 25 b. Ada tanggung jawab/diskusi kelas. c. Penilaian hasil pekerjan siswa baik dengan tes maupun dengan nontes atau cara lainnya. Rancangan penilaian ditetapkan harus menjadi tolak ukur kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan resitasi (penugasan). b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Resitasi Kelebihan metode Resitasi adalah sebagai berikut: 1. Dapat dilaksanakan pada berbagai materi pembelajaran. 2. Melatih daya ingat dan hasil belajar peserta didik. 3. Jika tugas individu dapat melatih belajar mandiri peserta didik dan jika tugas kelompok melatih belajar bersama menguasai materi. 4. Mengembangkan kreativitas peserta didik. 5. Meningkatkan keaktifan belajar perserta didik. 6. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik baik dari hasil belajar, hasil eksperimen atau penyelidikan, banyak berhubungan dengan minat dan berguna untuk hidup mereka. Kekurangan metode Resitasi adalah sebagai berikut: 1. Seringkali anak didik melakukan penipuan dimana mereka hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri. 2. Terkadang tugas itu dikerjakan orang lain tanpa pengawasan. 3. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual. 4. Sulit mengukur keberhasilan belajar peserta didik. 5. Tugas yang sulit dapat mempengaruhi mental peserta didik.. ..

(41) 26 6. Tugas-tugas yang banyak dan sering diberikan akan membuat peserta didik merasa terbebani dalam pembelajaran. 7. Tugas rumah sering dikerjakan orang lain, sehingga peserta didik tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Djamarah, dkk (Hamdayama,2014:188) mengemukakan kelebihan metode resitasi (penugasan) diantaranya: (1) lebih merangsang siswa melakukan aktivitas individual atau berkelompok, (2) dapat memgembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru, dan (3) dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa. Djamarah, dkk (Hamdayama,2014:188) juga mengemukakan kekurangan resitasi diantaranya: (1) siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan tugas atau orang lain, (2) khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik, dan (3) tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa. Sering memberikan tugas yang monoton (tidak bervariasi) dapat menimbulkan kebosanan siswa. 6. Pengertian Pengaruh Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 849), “Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang”. Sementara itu, Surakhmad (1982: 7) menyatakan bahwa pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari suatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya.Jadi, dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa. ..

(42) 27 bahwa pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu orang maupun benda serta segala sesuatu yang ada di alam sehingga mempengaruhi apa-apa yang ada di sekitarnya. Pengertian pengaruh menurut para ahli : a. Menurut Wiryanto, pengaruh adalah tokoh formal dan informal di masyarakat yang memiliki ciri-ciri kosmopolitan, inovatif, kompeten, dan aksesibel dibandingkan dengan pihak yang dipengaruhi. b. Menurut M. Suyanto, pengaruh adalah nilai kualitas suatu iklan melalui media tertentu. c. Menurut Uwe Becker, pengaruh adalah kemampuan yang terus berkembang dan tidak terlalu terkait dengan usaha memperjuangkan dan memaksakan kepentingan. d. Menurut Norman Barry, pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan agar bertindak dengan cara tertentu, terdorong untuk bertindak demikian, sekalipun ancaman sanksi yang terbuka merupakan motivasi yang mendorongnya. e. Menurut Robert Dahl, pengaruh diumpamakan sebagai berikut: A mempunyai pengaruh atas B sejauh ia dapat menyebabkan B untuk berbuat sesuatu yang sebenarnya tidak akan B lakukan. f. Menurut Sosiologi Pedesaan, pengaruh adalah kekuasaan yang bisa mengakibatkan perubahan perilaku orang atau kelompok lain. g. Menurut Betram Johannes Otto Schrieke, pengaruh adalah bentuk dari. ..

(43) 28 suatu kekuasaan yang tidak dapat diukur kepastiannya. h. Menurut Albert R. Roberts dan Gilbert, pengaruh adalah wajah kekuasaan yang diperoleh oleh orang saat tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan. i. Menurut Jon Miller, pengaruh adalah komoditi berharga dalam dunia politik Indonesia. Berdasarkan pengertian pengaruh menurut para ahli di atas, pengaruh bisa didefenisikan merupakan sebuah hal abstrak yang tidak bisa dilihat tapi bisa dirasakan keberadaan dan kegunaannya dalam kehidupan dan aktivitas manusia sebagai makhluk sosial. Pengaruh tidak bisa menunjukkan fungsinya dengan maksimal bila seseorang tidak menjalankan perannya sebagai makhluk sosial di masyarakat.Itu sebabnya konsep makhluk sosial juga menjadi salah satu hal yang diperhatikan dalam pemberian dan penerimaan pengaruh. C. Kerangka Pikir Prestasi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) biasanya lebih rendah dari mata pelajaran lain. Salah satu penyebababnya adalah guru karena guru hanya mengeluarkan satu ‘jurus’ saja, yaitu ceramah. Guru tidak berani mencoba menerapkan model pembelajaran yang lain karena para guru beranggapan bahwa metode ceramah inilah yang paling efektif tanpa mempedulikan apakah siswa mengerti tentang materi yang disampaikan, siswa tidak diberikan kesempatan untuk bertanya atau mencari sendiri sehingga menyebabkan prestasi belajar siswa biasabiasa saja atau rendah. Salah satu metode yang cocok diterapkan dalam pembelajaran. ..

(44) 29 adalah metode resitasi yang mana siswadibimbing secara mandiri untuk menyelesaikan sendiri masalah yang terdapat pada materi pembelajaran atau dengan kata lain siswadiberikan tugas sehingga siswa memperoleh kesempatan untuk mencari sendiri ilmu yang ingin diketahui entah itu dilakukan di dalam kelas, di luar kelas, maupun di luar lingkungan sekolah. Dalam penelitian ini dikaji tentang pengaruh penggunaan metode resitasi terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa kelas VI SD Inpres Bontomanai, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar. Untuk mengetahui hal tersebut penelitian ini dirancang melalui penelitian true eksperiment dengan desain penelitian yang digunakan adalah“Posttest only control group Design” Hubungan antara hasil belajar murid dengan pengaruh penggunaan Metode resitasi dapat dilihat dari skema kerangka pikir berikut:. ..

(45) 30. Bagan Kerangka Pikir Proses Belajar Mengajar. Perkembangbiakan/reproduksi hewan. Tidak berpengaruh. Berpengaruh. Hasil Belajar. Analisis. Temuan. Rekomendasi Gambar 2.1. Kerangka Pikir. ..

(46) 31. B. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenaranya masih harus di uji secara empiris.(Maman Rachman ,1988:36). Jadi suatu hipotesis masih merupakan jawaban sementara terhadap suatu permasalahan yang kebenarannya masih perlu adanya pembuktian lebih lanjut. Hipotesis ada dua kemungkinan, yaitu kemungkinan yang benar dan kemungkinan yang salah. Untuk mengetahui suatu itu benar atau salah, maka harus melalui penelitian atau penyelidikan. Penelitian tersebut haruslah mengenai sasaran terhadap masalah yang akan dihadapi berkaitan dengan hipotesis. Apakah penelitian memperoleh hasil yang nyata sesuai dengan hipotesis yang diajukan, maka hipotesis tersebut diterima(Ha). Sebaliknya kalau penelitian tersebut tidak memperoleh kebenaran, maka hipotesis tersebut ditolak (Ho). Berdasarkan kajian di atas, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: Ho = Tidak terdapat pengaruh penggunaan metode resitasi terhadap hasil Belajar IPA siswa kelas VI SD Inpres Bontomanai Kota Makassar. Ha = Terdapat pengaruh penggunaan metode resitasi terhadap hasil Belajar IPA siswa kelas VI SD Inpres Bontomanai Kota Makassar.. ..

(47) 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian. ini. menggunakan. penelitian. pre-experimental. Designs. (Nondesigns) yang akan mengkaji tentang pengaruh penggunaan metode resitasi terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VI SD Inpres Bontomanai. Desain penelitian yang digunakan adalah“Posttest Only Control Group Design” Dalam penelitian ini menggunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Desain ini dilakukan dengan membandingkan hasil hasil pre-test dan hasil post test. Desain yang digunakan dapat digambarkan sebagai berikut :. Treatment. Kelas eksperimen. Kelas kontrol. X. T1. T2. Keterangan : X. : Treatment atau perlakuan (Penggunan metode resitasi). Tı. : Pengukuran setelah kelas eksperimen diberi perlakuan (Post-test). T2. : Pengukuran kelas kontrol tanpa diberi perlakuan (Pre-test). Adapun prosedur pelaksanaan penelitian, mulai dari penentuan subjek penelitian, post-test, perlakuan berupa penerapan metode resitasi (kelas eksperimen) dan tanpa perlakuan metode resitasi (kelas kontrol) adalah sebagai berikut:. 32 ..

(48) 33 1. Penentuan subjek eksperimen dilakukan terhadap Siswa kelas VI SD Inpres Bontomanai, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar. 2. Pelaksanaan Post-test terhadap subjek penelitian (kelas eksperimen) berupa pemberian soal evaluasi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang dikerjakan di rumah dan di sekolah. 3. Pelaksanaan Post-test terhadap nonsubjek penelitian (kelas kontrol) berupa pemberian soal evaluasi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang hanya dikerjakan di sekolah. 4. Pemberian perlakuan berupa penerapan pembelajaran menggunakan metode resitasi. B. Populasi Dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut populasi adalah keseluruhan siswa di SD Inpres Bontomanai, Kota Makassar. Jumlah siswa SD Inpres Bontomanai adalah 199 orang, dengan perincian sebagai berikut: Tabel 3.1 Populasi Siswa SD Inpres Borog Pa’la’la tahun 2015 Jenis Kelamin No Kelas Jumlah Laki-Laki Wanita 1. I. 17. 15. 32. 2. II. 12. 14. 26. 3. III. 14. 15. 29. 4. IV. 20. 16. 36. 5. V. 10. 16. 26. 6. VI. 25. 25. 50. 98 101 Jumlah (Sumber: Data SD Inpres Bontomanai Kec. Kota Makassar tahun 2016). .. 199.

(49) 34. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pengambilan sampel tidak berdasarkan peluang (Nonprobability Sampling) dengan teknik pengambilan sampel berdasarkan tujuan (purposive Sampling). Dalam teknik ini, siapa yang akan diambil sebagai anggota sampel diserahkan kepada pertimbangan pengumpulan data yang menurut dia sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Jadi pengumpulan data yang telah diberi penjelasan oleh peneliti akan mengambil siapa saja yang menurut pertimbangannya sesuai dengan maksud dan tujuan penelitiannya (Indranata, 2008:183). Jadi yang menjadi sampel pada penelitian ini yang menurut peneliti sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian adalah siswa kelas VI yang berjumlah 50 orang dengan perincian sebagai berikut:. No 1. No 1. .. Tabel 3.2 Sampel Penelitian: Siswa Kelas VI A SD Inpres Bontomanai Kelas Kontrol Jenis Kelamin Kelas Jumlah Laki-Laki Wanita VI. 12. 13. 25. Tabel 3.3 Sampel Penelitian: Siswa Kelas VI B SD Inpres Bontomanai Kelas Eksperimen Jenis Kelamin Kelas Jumlah Laki-Laki Wanita VI. 11. 14. 25.

(50) 35. C. Definisi Operasional Variabel Variabel merupakan ciri dari individu, objek,gejala, peristiwa, yang dapat diukur secara kualitatif atau kuantitatif. Sedangkan menurut Arikunto (2002:98), variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi penggunaan pembelajaran berdasarkan masalah pada materi perkembangbiakan hewan, sehingga ada dua variabel penelitian yaitu: a. Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitan ini adalah penggunaan metode resitasi pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Siswa kelas VI SD Inpres Bontomanai, Kota Makassar. b. Variabel. Terikat. adalah. variabel. yang. mempengaruhi. variabel. bebas.Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas VI SD Inpres Bontomanai, Kota Makassar. D. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah (Arikunto, 2002:136).Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian “Pengaruh Penggunaan Metode Resitasi terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Kelas VI SD Inpres Bontomanai, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar” adalah tes hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berupa soal pilihan ganda.. ..

(51) 36 Validitas adalah alat yang menunjukan tingkatan-tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. (Arikunto, 2002:144) Instrumen yang valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila menggungkap data variabel yang diteliti secara lengkap. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Untuk menguji validitas instrumen penelitian maka digunakan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2005: 79): r. =. Keterangan:. M −M S. p q. rhitung. = koefisien korelasi biserial. M. = rata-rata skor dari subjek yang menjawab benar dari item. S. = standar deviasi. q. = proporsi jumlah siswa yang menjawab salah. M. = rata-rata skor total. p. = proporsi jumlah siswa yang menjawab benar. Kemudian hasil rxy dikonsultasikan dengan rtabel dengan taraf signifikan 5%.Jika rhitung > r valid/drop.. .. tabel. dikatakan valid dan jika rhitung < r. tabel. instrumen dikatakan tidak.

(52) 37 E. Teknik Pengumpulan Data Untuk mencapai tujuan penelitian sangat diperlukan data-data yang berkelanjutan yang selanjutnya data tersebut di analisa secara ilmiah. Dalam penelitian ini terdapat dua metode pengumpulan data yaitu, metode dokumentasi dan metode tes. 1. Metode Dokumentasi. Metode dokumentasi adalah cara memperoleh informasi dengan memperhatikan tiga macam sumber yaitu, tulisan (paper), tempat (place), dan kertas atau orang (people). (Arikunto, Suharsimi 2002: 135). Metode dokumentasi ini digunakan Peneliti untuk mendapatkan data tentang: a. Keadaaan SD Inpres Bontomanai, Kota Makassar. b. Jumlah siswa kelas VI SD Inpres Bontomanai, Kota Makassar. Data tersebut diperoleh dari masyarakat sekitar lokasi sekolah, Kepala Sekolah SD Inpres Bontomanai dan Guru Kelas VI SD Inpres Bontomanai, Kota Makassar. 2. Metode Tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok lain. (Arikunto, Suharsimi 2002:127). G. Teknik Analisis Data 1. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran tentang hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sebelum dan. ..

(53) 38 sesudah perlakuan berupa penggunaan metode resitasi. Untuk kepentingan tersebut, maka dilakukan perhitungan rata-rata tentang hasil belajar siswa dalam mengikuti pelajaran IPA berdasarkan hasil tes, dengan rumus:. Me =.  Xi n. (Tiro, 2008: 120). Keterangan: Me. : Mean (rata-rata). . : Jumlah. Xi. : Nilai X ke i sampai ke n. N. : Banyaknya subjek. Hasil belajar setelah post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dianalisis dengan teknik analisis presentase dengan rumus sebagai berikut: P =. f x 100% (Tiro, 2004: 242) N. Keterangan: P. = Persentase. F. = Frekuensi yang dicari persentasenya. N. = Jumlah subjek eksperimen. Untuk mendapatkan hasil gambaran yang jelas tentang hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa maka dibutuhkan 5 (lima) kategori penilaian sebagai berikut:. ..

(54) 39 Tabel 3.3. Tabel Kategori Penilaian Kategori. Interval. Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah. 85-100 65- 84. Sangat Rendah. 0-34. 55- 64 35-54. 2. t-tes. Untuk keperluan pengujian hipotesis penelitian mengenai perbedaan hasil belajar siswa kelas VI dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) antara kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberi perlakuan penggunaan metode resitasi, maka digunakan rumus t-test, yang dikemukakan oleh Arikunto (2013: 351) yaitu:. t=. Md ∑ (. ). Keterangan: Md. = perbedaan mean pre-test dan post-test. x. = deviasi masing-masing subjek (d-Md). N. = jumlah subjek pada sampel. ∑ x d = jumlah kuadrat deviasi. Uji t jika thitung > ttabel dengan db = n – 2 dapat disimpulkan ada pengaruh penggunaan metode resitasi terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VI SD Inpres Bontomanai. Sedangkan jika t. .. hitung. <t. tabel. dengan db = n – 2 dapat.

(55) 40 disimpulkan tidak ada pengaruh penggunaan metode resitasi terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VI SD Inpres Bontomanai.. ..

(56) 41. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian SD Inpres Bontomanai terletak di Jl. Sultan alaudin, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar. Berada pada lokasi yang cukup strategis. Berada di pinggir jalan raya sehingga mudah dijangkau dari arah manapun. SD Inpres Bontomanai terdiri dari 6 rombongan belajar. Kegiatan pembelajaran dilakukan pada pagi hari mulai pukul 07.30-12.05 WITA. Keadaan fisik sekolah cukup memadai, terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang kantor, 1 ruang perpustakaan, , 1 WC siswa,1 WC Guru, 1 ruang dapur, kantin, gudang, parkiran dan lapangan. Personil tenaga edukasi dan pengamanan SD Inpres Bontomanai terdiri dari Kepala Sekolah, wali kelas, guru bidang studi, dan bujang sekolah dengan perincian sebagai berikut:  Kepala Sekolah. : 1 orang.  Wali Kelas. : 6 orang.  Guru Bidang Studi. : 2 orang.  Staf Administrasi. : 1 orang.  Bujang Sekolah. : 1 orang. Nama-Nama personil tenaga pendidik, staf administrasi dan tenaga pengamanan SD Inpres Bontomanai adalah sebagai berikut:. ..

(57) 42 1. Kepala Sekolah. : Alimuddin, S. Pd.. 2. Guru Kelas. :. a. Kelas I. : Aslinda, A.Ma. b. Kelas II. : Ummi Kalsum, S.Pd. c. Kelas III. : Sitti Suruga. d. Kelas IV. : Hj. Nurmala, S.Pd. e. Kelas V. : Hj. Faridah, S.Pd. f. Kelas VI. : Dra. Nurniati. 3. Guru Bidang Studi : a. Guru Agama. : Hj. Hatika, S.Pdi. b. Guru Olahraga. : Aminuddin Idris A.Ma. 4. Tenaga Administrasi dan Bujang Sekolah: Bujang Sekolah. : - Dinar Darmawan, S.Pd -. Nur Resqi. B. Hasil Penelitian Penelitian dengan menggunakan pra-eksprimen yang dilakukan terhadap 25 siswa mengenai penerapan metode resitasi terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di SD Inpres Bontomanai, di mana datanya diperoleh melalui instrumen tes hasil dan hasilnya dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan uji hipotesis penelitian. 1. Hasil Analisis Validasi Instrumen Penelitian. ..

(58) 43 Instrumen penelitian yang berupa tes hasil untuk memperoleh data terlebih dahulu diadakan uji coba pada siswa kelas VI SDN 134 Kalimbua sejumlah 10 siswa, karena siswa kelas VI SD tersebut mempunyai karateristik belajar yang hampir sama dengan kelas VI SD Inpres Bontomanai yang merupakan sampel penelitian. Uji coba instrumen ini dilakukan di luar sampel agar tidak mengetahui bentuk instrumen yang akan digunakan sebelum diperoleh instrumen yang baik. Setelah dilaksanakan uji coba, kemudian hasilnya dianalisis untuk mengetahui apakah intrumen penelitian itu layak digunakan atau tidak.(Lampiran 3.3) Hasil analisis validitas soal tes hasil belajar IPA dari 17 soal diketahui valid yaitu soal nomor 1, 2, 7, 8, 9, 10, 11, 15, 16, dan 17, sedangkan soal nomor 3,4, 5, 6, 12, 13, 14 dinyatakan drop atau tidak valid. Nilai rhitung terendah pada soal yang dinyatakan valid adalah 0,937 sedangkan rhitung tertinggi pada soal yang dinyatakan drop adalah 0,625. Nilai pada product momet dengan n=10 dan α=5% diperoleh rtabel = 0,6319. Jika <. ≥. maka butir soal dinyatakan valid, sedangkan jika. maka butir soal dinyatakan drop (tidak valid).Hasil uji coba soal tes. hasil belajar dapat dilihat pada lampiran 3.3.. 2. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik. deskriptif dimaksudkan untuk memperoleh gambaran. mengenai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) digunakan metode resitasi terhadap siswa kelas VI di SD Inpres Bontomanai.. ..

(59) 44 Kegiatan pre-test berlangsung pada hari Selasa tanggal 2 Agustus 2016, dan pos-ttest pada hari Kamis tanggal 5 Agustus 2016. Hasil pre-test dan post-test mengenai hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa kelas VI SD Inpres Bontomanai disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 4.1 Statistik Nilai Hasil Belajar IPA No. Statistik. 1. Nilai Statistik Pre-Test. Post-Test. Ukuran sampel. 25. 25. 2. Nilai tertinggi (Maximum). 94,11. 100. 3. Nilai terendah (Minimum). 41,17. 47,05. 4. Rentang Nilai (Range). 52.94. 52,95. 5. Nilai rata-rata (Mean). 55,75. 77,41. 6. Simpangan baku (Standard deviation). 26,08. 29,58. 7. Tingkat penyebaran data (Variance). 680,16. 874,97. 8. Nilai yang sering muncul (Mode). 58,82. 76,47. 9. Titik tengah (Median). 58,82. 82,35. 11. Jumlah (Sum). 1393,97. 1935,19. Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat nilai rata-rata (mean) yang diperoleh pada pre-test adalah 55,75 dari nilai total 1393,97 dengan nilai standar deviasi 26,08, sedangkan rata-rata pada post-test adalah 77,41 dari total 1935,19 dengan standar deviasi 29,58(Lampiran 4.3). Nilai hasil belajar dikelompokkan ke dalam lima kategori. Kategori yang dimaksud disusun berdasarkan persamaan kategori yang. ..

(60) 45 disajikan pada BAB III. Dengan demikian diperoleh distribusi frekuensi nilai dan persentase seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.2 dibawah ini: Tabel 4.2 Hasil belajar IPA siswa kelas VI SD Inpres Bontomanai sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) penggunaan metode resitasi Interval. Kategori. 85-100 65- 84 55- 64 35-54. Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah. 0-34. Sangat Rendah. Nilai Pre-test Frekuensi Persentase 1 5,88 8 11,76 9 52,94 6 23,53. Jumlah Sumber : Hasil Instrumen Penelitian. Nilai Post-test Frekuensi Persentase 9 41,18 9 41,18 6 11,76 1 5,88. 1. 5,88. 0. 0. 25. 100,00. 25. 100,00. Berdasarkan tabel 4.2 tampak bahwa dari 25 orang responden penelitian pada saat pre-test telah diketahui bahwa ada 1 orang atau 5,88% yang berada pada kategori hasil belajar sangat rendah, 6 orang atau 23,53% yang berada pada kategori hasil belajar rendah, 9 orang atau 52,94% yang berada pada kategori sedang, 6 orang atau 11,76% yang berada pada kategori hasil belajar tinggi dan 1 orang atau 5,88% yang berada pada kategori hasil belajar sangat tinggi(Lampiran 4.4). Sedang pada penelitian pada saat post-test diketahui bahwa ada 1 orang atau 5,88% yang berada pada kategori hasil belajar rendah, 6 orang atau 11,76% yang berada pada kategori sedang, 7 orang atau 41,18% yang berada pada kategori hasil belajar tinggi, 9 orang atau 41,18% yang berada pada kategori hasil belajar sangat tinggi dan tak seorangpun atau 0% yang berada pada kategori hasil belajar sangat rendah (Lampiran 4.4). ..

(61) 46 3. Hasil t-tes Hipotesis penelitian ini adalah ada pengaruh penggunaan metode resitasi terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa kelas VI SD Inpres Bontomanai, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar. Uji Hipotesis (t-tes) Rumus t-tes yang digunakan adalah rumus yang dikemukakan oleh Arikunto (2002:272) yaitu:. t=. Md ∑ (. ). 1. Tentukan Gain (d) seperti pada tabel berikut!. .. Responden. Pre-Test. Post-Test. Gain (d). 1. 70,58. 94,11. 23,53. 2. 88,23. 100. 11,77. 3. 58,82. 88,23. 29,41. 4. 94,11. 100. 5,89. 5. 58,82. 88,23. 29,41. 6. 29,41. 76,47. 47,06. 7. 58,82. 82,35. 23,53. 8. 70,58. 82,35. 11,77.

(62) 47 9. 58,82. 76,47. 17,65. 10. 47,05. 100. 52,95. 11. 58,82. 76,47. 17,65. 12. 41,17. 58,82. 17,65. 13. 58,82. 88,23. 29,41. 14. 58,82. 76,47. 17,65. 15. 47,05. 82,35. 35,3. 16. 58,82. 58,82. 0. 17. 41,17. 47,05. 5,88. 18. 70,58. 94,11. 23,53. 19. 47,05. 88,23. 41,18. 20. 58,82. 47,05. 11,77. 21. 47,05. 94,11. 47,06. 22. 47,05. 64,70. 17,65. 23. 41,17. 64,70. 23,53. 24. 41,17. 58,82. 17,65. 25. 41,17. 47,05. 5,88. N=15. 1393,97 Mean=55,75. 1935,19 Mean=77,41. 2. Tentukan Md = .. ∑. =. 564,76 = 22,59 25. =. ,.

(63) 48. 3. Tentukan ∑. seperti pda tabel berikut!. Responden. .. d. xd. 1. 23,53. 0,94. 0,8836. 2. 11,77. -10,82. 117,0724. 3. 29,41. 6,82. 46,5124. 4. 5,89. -16,7. 278,89. 5. 29,41. 6,82. 46,5124. 6. 47,06. 24,47. 598,7809. 7. 23,53. 0,94. 0,8836. 8. 11,77. -10,82. 117,0724. 9. 17,65. -4,94. 24,4036. 10. 52,95. 30,36. 921,7296. 11. 17,65. -4,94. 24,4036. 12. 17,65. -4,94. 24,4036. 13. 29,41. 6,82. 46,5124. 14. 17,65. -4,94. 24,4036. 15. 35,3. 12,71. 161,5441. 16. 0. -22,59. 510,3081.

(64) 49 17. 5,88. -16,71. 279,2241. 18. 23,53. 0,94. 0,8836. 19. 41,18. 18,59. 345,5881. 20. 11,77. -10,82. 117,0724. 21. 47,06. 24,47. 598,7809. 22. 17,65. -4,94. 24,4036. 23. 23,53. 0,94. 0,8836. 24. 17,65. -4,94. 24,4036. 25. 5,88. -16,71. 279,2241. N=17. 564,76 Mean=55,75. 264,69 Mean=77,41 =. 4. Uji hipotesis = = =. ∑ (. ). 22,59 (. ,. 22,59 ,. = 8,137. .. ). = =. 22,59 ,. ×. =. 22,59 2,7766428. 22,59 ,. ,.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam studi kelayakan bisnis aspek non-finansial diperlukan untuk membantu kelancaran suatu usaha agar dapat berjalan dengan baik dan sesuai rencana bisnis yang akan dijalankan..