• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassar"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

Judul Tesis : Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Penerapan Metode Resitasi Pada Siswa Kelas IV SDN Layang I Kecamatan Bontoala Kota Makassar. Judul Tesis: Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Penerapan Metode Resitasi Pada Siswa Kelas IV SDN Layang I Kecamatan Bontoala Kota Makassar. Judul Tesis: Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN Layang I Kecamatan Bontoala Kota Makassar.

Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Resitasi Pada Siswa Kelas IV SDN Layang I Kecamatan Bontoala Kota Makassar.

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Alternatif Pemecahan Masalah

Tujuan Penelitian

Apakah penggunaan metode resitasi dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan kewarganegaraan siswa di SDN Layang I Kecamatan Bontoala Kota Makassar?

Manfaat Penelitian

  • Metode Resitasi

Menurut Sudjana, hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal diwujudkan dengan ciri-ciri sebagai berikut. Hasil belajar yang diperoleh peserta didik bersifat komprehensif (komprehensif), yaitu meliputi ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap), dan ranah psikomotorik, keterampilan atau perilaku. Pendidikan dan pengalaman mengajar akan mempengaruhi bagaimana memilih metode pengajaran yang baik dan benar.

Di sini tergambar metode pengajaran mana yang sebaiknya dipilih sesuai dengan situasi kelas dan tujuan yang ingin dicapai.

Penelitian Yang Relevan

Cara Mengatasi Kelemahan Metode Resitasi - Tugas yang diberikan kepada siswa harus jelas agar mereka paham apa yang harus mereka kerjakan. Pengendalian atau pemantauan tugas secara sistematis untuk mendorong siswa belajar dengan sungguh-sungguh. Pada siswa kelas IV SD Inpres Paman Dongang Kabupaten Gowa hasil belajar IPA terkait konsep struktur dan fungsi bagian tumbuhan melalui metode resitasi mengalami peningkatan.

Penerapan metode resitasi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada jam-jam berikutnya, berupa: mendengarkan secara aktif penjelasan guru tentang tujuan dan penyajian materi, kemampuan melaksanakan tugas sesuai waktu yang diberikan, motivasi dalam menjalankan tugas. , mengerjakan dengan baik tugas tertulis, tanya jawab aktif dan kesimpulan pembelajaran materi konsep struktur dan fungsi bagian tumbuhan.

Kerangka Pikir

Hasil belajar sains pada siklus I berada pada kategori cukup dengan rata-rata 63,04 dan belum memenuhi ketuntasan belajar yang diharapkan. Kemudian pada siklus II meningkat pada kategori baik dengan rata-rata 76,07 dan memenuhi syarat ketuntasan belajar. Siswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran, sehingga hasil belajar rendah dan tidak mencapai KKM.

Hasil belajar PKn siswa kelas IV SDN Layang 1 mengalami peningkatan dan mencapai nilai diatas standar KKM yang ditentukan.

Kondisi Awal

Kedudukan siswa dalam proses belajar dan mengajar adalah sebagai mata pelajaran dan sekaligus sebagai objek dalam pembelajaran, maka proses atau kegiatan belajar dan mengajar merupakan kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Tindakan

Kondisi Akhir

  • Hipotesis Tindakan
  • Jenis Penelitian
  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Subjek Penelitian
  • Fokus Penelitian
  • Prosedur Penelitian
  • Instrumen Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
    • Indikator Keberhasilan Pembelajaran
  • Hasil Penelitian 1. Siklus 1

Hipotesis tindakan penelitian yaitu “jika metode resitasi diterapkan pada pembelajaran PKn siswa kelas IV SDN Layang I Kecamatan Bontoala Kota Makassar maka hasil belajar siswa akan meningkat.” Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang mengkaji tentang peningkatan hasil belajar PKn melalui penerapan metode resitasi pada siswa kelas IV SDN Layang I Kecamatan Bontoala Kota Makassar. Hasil belajar PKn merupakan hasil belajar siswa kelas IV yang diperoleh dari nilai tes (tes siklus I dan II).

Analisis kuantitatif diperoleh nilai statistik deskriptif yang menunjukkan hasil belajar siswa yang diperoleh setelah mengikuti proses pembelajaran PKn dengan menerapkan metode resitasi pada siswa kelas IV SDN Layang I Kecamatan Bontoala Kota Makassar.

Tabel 3.1. Distribusi Frekuensi Skor
Tabel 3.1. Distribusi Frekuensi Skor

Jumlah

Siklus II

Tahap perencanaan siklus II kembali menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan topik yang akan dibahas. Tindakan yang dilakukan pada siklus II merupakan pengulangan tahapan pada siklus I dan dilakukan perbaikan atau penyempurnaan sesuai dengan hasil yang diperoleh pada siklus II. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II dicatat dalam lembar observasi yang dilakukan selama proses belajar mengajar.

Berdasarkan lembar observasi hasil kegiatan guru pada II. siklus pada lampiran 3 pada proses pengajaran pendidikan kewarganegaraan setelah menggunakan metode resitasi terlihat aktivitas yang dilakukan guru pada awal pembelajaran. Gambar 4.2 menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan dengan hasil evaluasi tingkat kedua dengan menggunakan metode resitasi pada mata pelajaran kewarganegaraan. Persentase penyelesaian II. siklus pembelajaran siswa di SDN Layang I Kecamatan Bontoala Kota Makassar sebanyak 7,14% siswa yang belum tuntas dan 92,86% yang tuntas.

Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa pada siklus I terdapat 9 orang dengan kategori tuntas dan 19 orang dengan kategori belum tuntas. Sedangkan pada II. siklusnya, kategori tuntas sebanyak 26 orang dan kategori tuntas sebanyak 2 orang. Kinerja mengajar guru II.

Hasil belajar siswa kelas IV SDN Layang I Kecamatan Bontoala Kota Makassar pada mata pelajaran PKn setelah diterapkan metode resitasi menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada penerapan siklus I rata-rata 58,75 berada pada kategori cukup dan ada Terdapat peningkatan hasil tes belajar pada siklus II menjadi rata-rata 80,89 dengan kategori baik. Berdasarkan hasil refleksi di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan siklus II untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kewarganegaraan melalui penerapan metode resitasi menghasilkan peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa dan aktivitas mengajar yang diceritakan guru. bahwa penelitian telah memenuhi standar keberhasilan penelitian yang diharapkan, oleh karena itu penelitian dinyatakan berhasil.

Tabel 4.5 Distribusi Aktivitas Belajar Murid Pada Siklus II
Tabel 4.5 Distribusi Aktivitas Belajar Murid Pada Siklus II

Pembahasan Hasil Penelitian

  • Peningkatan Aktivitas Belajar Murid Kelas IV SDN Layang I Kecamatan Bontoala Kota Makassar Setelah Menerapkan Metode Resitasi
  • Hasil belajar PKn murid kelas IV SDN Layang I Setelah Menerapkan Metode Resitasi
  • Peningkatan Aktivitas Mengajar Guru Kelas IV SDN Layang I Kecamatan Bontoala Kota Makassar Setelah Penerapan Metode Resitasi

Hasil observasi aktivitas siswa II. Dari siklus tersebut diperoleh rata-rata 57,85% pada seluruh kategori, karena siswa mulai membiasakan diri dengan metode resitasi yang peneliti gunakan dalam penelitiannya. Dari hasil penilaian tahap pertama diperoleh persentase kesempurnaan belajar siswa sebesar 32,14% yaitu 9 orang dari 28 siswa berada pada kategori tuntas, dan 67,86% yaitu 19 orang dari 28 siswa berada pada kategori tuntas. kategori tidak lengkap. Dalam II. tingkat persentase kesempurnaan belajar siswa sebesar 92,86% yaitu 26 orang dari 28 siswa termasuk dalam kategori sempurna dan 7,14% yaitu 2 orang dari 28 siswa termasuk dalam kategori tidak tuntas.

Perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa terlihat pada hasil belajar siklus I yang masih kurang karena peneliti belum maksimal menerapkan metode resitasi. Namun pada siklus II hasil belajar siswa dapat meningkat karena sudah menerapkan metode resitasi secara maksimal. Pelaksanaan penelitian siklus I belum menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar PKn siswa kelas IV SDN Layang I Kecamatan Bontoala Kota Makassar setelah penerapan metode resitasi. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata evaluasi siklus I yang hanya mencapai 58,75, sedangkan nilai rata-ratanya sebesar .

Nilai rata-rata hasil belajar PKn siswa pada siklus I sebesar 58,75 dari nilai ideal yang dapat dicapai yaitu 100. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PKn kelas IV di SDN Layang I Kecamatan Bontoala Kota Makassar berada pada kategori cukup. Hasil evaluasi siklus II menunjukkan rata-rata nilai yang dicapai siswa mengalami peningkatan dari 58,75 (siklus I) menjadi 80,89 (siklus II), hasil belajar ini sudah tercapai sehingga tidak perlu adanya perbaikan pada siklus berikutnya.

Oleh karena itu terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan pada siklus I dan II, sehingga siswa mencapai poin hasil belajar dengan rata-rata kategori baik. Peningkatan Aktivitas Mengajar Guru Kelas IV SDN Layang I Kecamatan Bontoala Kota Makassar Pasca Penerapan Metode Resitasi Kecamatan Bontoala Kota Makassar Pasca Penerapan Metode Resitasi.

PENUTUP

Saran

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan menggunakan metode resitasi untuk meningkatkan hasil belajar dan pemahaman siswa. Peningkatan hasil belajar IPA pada konsep struktur dan fungsi bagian tumbuhan melalui penerapan metode resitasi pada siswa kelas IV SD InpresPANmandongang Kabupaten Gowa. Peningkatan hasil belajar pendidikan kewarganegaraan melalui penerapan metode resitasi pada siswa kelas IV di SDN Bulisu Kecamatan Batulappa Kabupaten Pinrang.

Kemudian pada tahun 2010 melanjutkan pendidikannya di Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S-1 PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan berhasil diselesaikan pada tahun 2015 dengan judul Tesis Peningkatan Hasil Pembelajaran Kewarganegaraan Melalui Penerapan Resitasi. Metode pada siswa kelas IV SDN Layang I Kecamatan Bontoala Kota Makassar. Yang bertanda tangan di bawah ini, guru kelas IV SDN Layang I, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar, menjelaskan hal itu. Memang benar kami pernah melakukan observasi di sekolah kami, pada siswa kelas IV, untuk mata pelajaran kewarganegaraan.

Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5

  • Lembaga – lembaga dalam Susunan Pemerintahan Kabupaten, Kota dan Provinsi
    • Pemerintahan Kabupaten
  • KOMPETENSI DASAR
  • INDIKATOR Kognitif
  • TUJUAN PEMBELAJARAN Kognitif
  • MATERI PEMBELAJARAN
  • METODE PEMBELAJARAN
  • KEGIATAN PEMBELAJARAN a. Kegiatan Awal
  • SUMBER BELAJAR
    • PENILAIAN
  • Lembaga – lembaga dalam susunan pemerintahan kabupaten/kota
  • MATERI PEMBELAJARAN a. Pemerintahan Kota
  • MATERI PEMBELAJARAN a. Sistem Pemerintah Provinsi
  • Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d jawaban yang paling benar!
  • Essai
  • Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d jawaban yang paling benar!

Membantu pengelola daerah dalam mengkoordinasikan kegiatan instansi vertikal di daerah, menindaklanjuti laporan dan/atau temuan yang timbul dari pengawasan oleh pengawas. Pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan di kecamatan, kelurahan, dan/atau desa bagi wakil kepala daerah kabupaten/kota. Mampu melaksanakan tugas yang berkaitan dengan sistem pemerintahan daerah serta tugas dan tanggung jawab Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

Setelah menyelesaikan proses pembelajaran, mahasiswa diharapkan mampu menuliskan tugas dan tanggung jawab pimpinan daerah dan wakil bupati di tingkat kabupaten. Setelah menyelesaikan proses pembelajaran, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan tugas dan kewajiban pimpinan daerah di tingkat kabupaten. Mampu melakukan latihan-latihan yang berkaitan dengan sistem pemerintahan daerah serta tugas dan tanggung jawab bupati dan wakil bupati.

Guru menjelaskan materi tentang sistem pemerintahan kabupaten serta tugas dan tanggung jawab kepala daerah dan wakil kepala daerah. Setelah menyelesaikan proses pembelajaran, mahasiswa diharapkan mampu menuliskan lembaga-lembaga yang ada pada struktur pemerintahan kabupaten/kota. Setelah diskusi selesai, mahasiswa dapat melaporkan hasil diskusi mengenai institusi pada struktur pemerintahan kabupaten/kota.

Setelah menyelesaikan proses pembelajaran, mahasiswa diharapkan mampu menyelesaikan tugas mengenai institusi pada struktur pemerintahan kabupaten/kota. Mahir menjawab pertanyaan mengenai sistem pemerintahan kota serta hak dan tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota. Materi : Sistem pemerintahan kabupaten serta tugas dan tanggung jawab kepala daerah dan wakil kepala daerah.

Yang membantu kepala daerah dalam merumuskan kebijakan daerah dan mengkoordinasikan pelayanan daerah serta lembaga teknis daerah lainnya adalah...

SDN Layang I Kecamatan Bontoala Kota Makassar

Kepolisian dipimpin oleh seorang Kapolres yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di kabupaten/kota. Kodim bertugas menjaga keutuhan wilayah kabupaten/kota terhadap ancaman dan gangguan baik dari dalam maupun luar wilayah kabupaten/kota. Sedangkan tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan/atau kota, dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau kota, dan dari pemerintah kabupaten/kota ke kota untuk melaksanakan tugas tertentu.

Sedangkan urusan pemerintahan kabupaten/kota pilihan juga mencakup urusan pemerintahan yang benar-benar ada dan berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, karakteristik, dan kemampuan unggulan daerah masing-masing. Karena kabupaten/kota mempunyai hak otonomi dibandingkan dengan pemerintah pusat, banyak urusan yang berada di bawah kewenangan dewan kabupaten/kota. Gubernur mempunyai fungsi ganda, yaitu gubernur sebagai wakil pemerintah di daerah provinsi dan gubernur sebagai kepala daerah otonom.

Sedangkan gubernur dalam kedudukannya sebagai kepala daerah otonom bertanggung jawab kepada rakyat melalui DPRD provinsi. Fungsi legislasi adalah peraturan daerah yang merupakan fungsi DPRD provinsi untuk membentuk peraturan daerah provinsi bersama gubernur. Merekomendasikan pengangkatan dan pemberhentian kepala daerah/wakil kepala daerah kepada presiden oleh menteri dalam negeri.

Hak penyidikan adalah hak DPRD untuk melakukan penyidikan terhadap kebijakan kepala daerah tertentu yang dinilai bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Hak menyampaikan pendapat merupakan hak DPRD untuk menyatakan pendapat mengenai kebijakan kepala daerah mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di daerah.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Gambar

Gambar 2.1. Skema Kerangka Pikir
Tabel 3.1. Distribusi Frekuensi Skor
Tabel 4.1. Distribusi Aktivitas Belajar Murid Pada Siklus I
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Murid Pada Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII-4 SMP NEGERI 8 MAKASSAR SKRIPSI Diajukan Untuk Salah Satu