Dalam urusan perkawinan, terdapat dua landasan hukum yang menjadi acuan penafsiran pokok persoalan perkawinan, yaitu Kumpulan Hukum Islam (KHI) dan UU No. Kompilasi Hukum Islam (KHI) di Indonesia merupakan konsensus para ulama Indonesia yang terbentuk setelah Indonesia merdeka. Kami berharap kompilasi hukum Islam ini dapat dimanfaatkan oleh instansi pemerintah dan masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan hukum Islam. Kami berharap seluruh warga negara Indonesia dapat mengetahui kumpulan syariat Islam ini. Presiden Soeharto melalui INPRES Nomor 1 Tahun 1991 menginstruksikan Menteri Agama RI untuk melakukan sosialisasi kumpulan syariat Islam kepada instansi pemerintah dan masyarakat yang membutuhkan.
Menindaklanjuti Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991, Menteri Agama Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan Nomor 154 Tahun 1991 yang merupakan instruksi kepada seluruh jajaran Kementerian Agama dan instansi pemerintah terkait lainnya untuk memasyarakatkan kompilasi Hukum Islam dan menggunakan Kompilasi Hukum Islam tentang perkawinan, warisan dan wakaf bagi umat Islam.4. Bahwa susunan syariat Islam sebagaimana dimaksud pada huruf a, oleh lembaga pemerintah dan masyarakat setempat yang memerlukannya, dapat dijadikan pedoman untuk menyelesaikan permasalahan di bidang tersebut. Batang hukum Islam bukanlah peraturan perundang-undangan, bukan hukum tertulis, sekalipun tertulis, bukan undang-undang, bukan peraturan pemerintah, bukan keputusan presiden dan sebagainya.
Apabila putusnya perkawinan karena perceraian, masa tunggu bagi yang masih haid ditetapkan 3 (tiga) waktu suci paling singkat 90 (sembilan puluh) hari, dan bagi yang tidak haid ditetapkan 90 (sembilan puluh) hari. ) hari. Oleh karena itu penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul “Studi Banding Penentuan Masa Iddah Antara Kompilasi Hukum Islam Dengan UU.No.
Rumusan Masalah
9 tahun 1975 pasal 18 terdapat perbedaan penulisan pasal yaitu pada pasal 131 ayat 3 dikatakan “setelah putusan mempunyai kekuatan hukum tetap”, namun dalam PP.
Tujuan penelitian
Manfaat penelitian
Kajian Pustaka
Kemudian yang terakhir adalah “Studi Kasus Iddah Janda Hamil di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek” oleh Ahmad Afandi Badru Tamami mahasiswa IAIN Ponorogo angkatan 2017 yang menjelaskan alasan menolaknya. melangsungkan perkawinan bagi janda yang sedang hamil, KUA ini didasarkan pada pendapat ulama Syafiiyah yang berpendapat bahwa masa kehamilan paling lama adalah empat tahun berdasarkan Pasal 153 KHI. Sedangkan perspektif hukum Islam mengenai masa iddah janda hamil mengenai kebijakan PPN Kantor Agama Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek adalah jika seorang janda hamil bagaimanapun juga harus menunggu hingga bayinya lahir, maka tentu saja kebijakan ini bertentangan dengan aturan hukum Islam yang ada, misalnya dalam kitab Hasiah Al Ba. >juri juz 2 halaman 315 oleh karena itu hasil penelitian ini diharapkan. 14 Zaky Agung Subekti, “Masa Iddah Seorang Ibu Hamil Ditinggal Meninggal Menurut Sudut Pandang Alqurtuby Suaminya Dalam Tafsir Al-Jami’ Li Ahkamil Kitab Al-Qur’an” (Disertasi, Stain Ponorogo Press, 2014).
Metode Penelitian
Data yang akan digali dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari studi literatur, antara lain :. Data primer yang menjadi sumber utama dalam penulisan skripsi ini, yaitu: ..nomor 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam Direktorat Pembinaan Peradilan Agama, Direktorat Jenderal Pembinaan Lembaga Keagamaan Islam, Departemen Agama Republik Indonesia. 2) Undang-Undang R.I Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam skripsi ini adalah dengan membaca dan mempelajari bagian-bagian tertentu yang dianggap penting dan berkaitan dengan pembahasan dalam skripsi ini, kemudian mencatat atau mengutip.
Metode deskriptif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk membuat gambaran mengenai situasi atau peristiwa tertentu. Dan untuk memberikan wawasan data mana yang masih perlu dicari dan pertanyaan mana yang perlu dijawab.18.
Sistematika Pembahasan
Bab ini merupakan bab terakhir dari pembahasan skripsi. Berisi kesimpulan sebagai jawaban atas rumusan masalah yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya dan juga disertai dengan saran-saran yang relevan dengan pembahasan.
Putusnya Perkawinan
Dalam sebuah keluarga, tidak jarang terjadi perbedaan pendapat yang dapat berujung pada perselisihan bahkan retaknya sebuah perkawinan.
Masa Iddah
Penafsiran Hukum
Penafsiran undang-undang merupakan upaya hakim untuk menemukan atau memberikan jawaban terhadap suatu peristiwa konkrit yang sebelumnya telah diatur dengan undang-undang. Penafsiran hukum menurut makna bahasanya didasarkan pada makna kata-kata dalam hubungannya satu sama lain dalam kalimat-kalimat yang digunakan dalam undang-undang tersebut. Apalagi bahasa yang digunakan untuk menafsirkan hukum berarti berusaha menangkap makna teks sesuai bunyi kata-katanya.
Selain itu pasal-pasal dalam suatu undang-undang mempunyai keterkaitan atau menjelaskan satu pasal. Penafsiran undang-undang menurut sejarah, yang isinya menelusuri secara teliti dan cermat latar belakang terbentuknya atau lahirnya suatu undang-undang. Selain itu, sejarah hukum akan mencari makna ketentuan-ketentuan hukum menurut pandangan pembentuk undang-undang pada saat pembentukannya.
Gagasan yang melandasi metode penafsiran ini adalah bahwa hukum merupakan kehendak pembuat undang-undang yang diungkapkan dalam konteks hukum atau biasa disebut penafsiran subjektif. Tafsir sosiologis adalah penafsiran yang pada intinya mencari maksud atau maksud pembuat undang-undang dalam masyarakat. Dalam hal pembentuk undang-undang telah menjelaskan secara rinci beberapa pengertian atau istilah-istilah yang terkandung dalam suatu undang-undang.
Hal lainnya adalah penafsiran hukum yang futuristik atau cara penemuan hukum yang antisipatif, yaitu penafsiran ketentuan hukum berdasarkan undang-undang yang belum mempunyai kekuatan hukum. Tafsir futuris menjelaskan undang-undang yang berlaku saat ini (yus constitutum) dengan mengacu pada undang-undang yang belum mempunyai kekuatan hukum (yus constituendum). Misalnya RUU yang masih dalam proses diundangkan, tapi pasti akan diadopsi (kecurigaan politik).
Penafsiran hukum restriktif adalah penafsiran hukum yang dilakukan dengan cara membatasi atau mempersempit kata-kata yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan. Penafsiran hukum dengan analogi adalah penafsiran terhadap hukum yang dilakukan dengan memberikan gambaran atau metafora terhadap kata-kata yang terkandung dalam undang-undang sesuai dengan asas hukumnya. Lain halnya dengan penafsiran hukum a contrario, yaitu penafsiran hukum yang dilakukan dengan memberikan kontras pemahaman antara peristiwa konkrit yang dihadapi dengan peristiwa yang diatur dalam undang-undang.
Penenatapan masa iddah dalam Kompilasi Hukum Islam 1. Pengertian Masa Iddah
Menurut Ahmad al-Ghundur, beliau mengartikan iddah sebagai suatu masa tertentu untuk menunggu kesucian (keindahan rahim) akibat hubungan suami istri setelah istri diceraikan atau suaminya meninggal, yaitu waktu yang biasanya melalui masa perkawinan. wanita berperilaku setelah putusnya ikatan perkawinan karena dikhawatirkan akan terjadi persetubuhan dalam perkawinan tersebut pengaruh hubungan sesama jenis seperti bermesraan (dengan laki-laki lain jika segera menikah).34. Nama masa di mana seorang wanita menunggu kesempatan untuk menikah lagi karena kematian suaminya atau perceraian dengan suaminya.” 34Amiur Nuruddin, Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Kajian Kritis Perkembangan Hukum Islam dari Fiqh, UU No. 1/1974 kepada KHI (Jakarta: Kencana Predana Media Group.
Masa penantian yang harus dilalui seorang wanita untuk mengetahui apakah rahimnya bersih atau untuk berdoa.”35. Para ulama mendefinisikan iddah sebagai nama waktu penantian kesucian seorang istri yang telah meninggal dunia atau menceraikan suaminya, dan sebelum berakhirnya waktu tersebut ia dilarang menikah. Para ulama sepakat bahwa iddah itu wajib sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an sebagai berikut.
Kesimpulan
Dalam KHI, Pasal 131 ayat (3) menyatakan: Setelah memperoleh kekuatan hukum tetap, pihak laki-laki mengikrarkan talaknya di hadapan pengadilan agama yang dihadiri pihak perempuan dan kuasa hukumnya. Perceraian terjadi sejak perceraian diucapkan di sidang. Apabila putusnya perkawinan karena perceraian, mas aid mulai berlaku setelah perceraian diucapkan di sidang.
Saran