• Tidak ada hasil yang ditemukan

\)7.3Sli; S,Fi - Digilib IAIN Palangkaraya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "\)7.3Sli; S,Fi - Digilib IAIN Palangkaraya"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

Pertama-tama saya ucapkan terima kasih kepada beberapa rekan yang telah memberikan motivasi dan bantuannya hingga akhir. Meskipun tidak semua ayat yang disebutkan disertakan dalam edisi buku ini, ayat-ayat lainnya, secara khusus mengingat isi pembahasannya, tidak berbicara tentang TUHAN. Ucapan terima kasih juga harus saya sampaikan kepada guru-guru saya selama saya menempuh studi di program pascasarjana Program Studi Filsafat Islam Konsentrasi Tasawuf IAIN "Antasari" Banjarmasin.

Demikian pula kepada STAIN Palangkaraya, beserta civitas akademikanya (kLutshfislan kepada unit P3M-nya), mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dan kesediaannya menjadikan tulisan-tulisan ini sebagai artikel unggulan di berbagai publikasi Jurnal Kampus. Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada Lembaga Penguatan Kajian Masyarakat (In-TRANS) Penerbitan Malang yang telah menyetujui penerbitan buku ini. E""orrrg sanaDaTnya, jangan bicara tentang Tuhan [Tuhan], tapi lebih baik pikirkan saja tentang penciptaan-.

Bahkan di dalam Al-Qur'an sendiri, Tuhan diwakili dengan nama "Allah", di antara nama-nama lain yang dikaitkan dengan-Nya. Oleh karena itu, hanya manusia suci yang mempunyai potensi dan kemampuan untuk mengetahui dan menerima curahan hikmah Tuhan yang paling sempurna.

AFTAR ISI

TTIIIAN YANG TRANSENDEN TI]IIANYANGIMMANEN

Tuhannya para teolog, seperti yang dikatakan oleh Ibnu 'Arabi, seorang Sufr besar dari Murcia M), Akulah Tuhan yang mustahil dan mustahil untuk dipahami dan dicintai, karena Dia juga demikian. Tuhan dalam pengertian ini oleh Ibnu ‘Arabi disebut “Tuhan Yang Mutlak” (al-ilah al-muthlak) dan Dia itu adalal;, munazzah, yakri tidak ada bandingannya dengan alam, a Dia sama sekali berbeda dengan alam, transenden terhadapnya. Dialah Tuhan yang tidak dapat dipahami dan dihadapi secara absolut, yang sering disebut Dzat Tuhan.

Dari segi diri-Nya, hakikat Tuhan belum 3 Kautsar Azhari Noor, “Tuhan yang diciptakan dan Tuhan yang nyata,” Jurnal Pemikiran Islam PARAMADINA, Bagian I, Nomor 1, Juli-Desember 1998, bab. Karena Tuhan yaitu hakikat Tuhan tidak dapat diketahui oleh siapapun, maka Nabi SAW melarang orang beriman untuk memikirkan Tuhan yang transenden tersebut. Allah memperingatkanmu terhadap dirimu sendiri” [Q. Pandangan bahwa Tuhan yang transenden tidak dapat diketahui juga ditemukan dalam Alkitab.

Who is iVol"), yaitu mengatakan bahwa seseorang tidak dapat secara nyata mengatakan bahwa Tuhan itu ada [dan tentu saja sebaliknya, seseorang tidak dapat mengatakan bahwa Tuhan itu bukan modal, karena mengatakan demikian juga merupakan gambaran dari apa yang tidak dapat dijelaskan karena dia adalah Tuhan yang transenden. hal. Pada dasarnya semua komentar terkait kutipan tentang transendensi Tuhan ini mengarah pada Tuhan yang absolut. Wajar jika terdapat pluralitas konsepsi keberagaman manusia dalam memandang Tuhan yang imanen sebagai akibat dari keberagaman agama atau keyakinan. (i'tikoQ.\2 ..tt Chudftg-fze, Bab 2, dalam Kautsar Azhari Noer, 'The Created God and the Real God', hal. l4l.t2 Kata i'tikad.. iman ) berarti secara harafiah dan kiasan .

Tuhan yang diketahui oleh hamba itu identik dengan Tuhan yang ada dalam keimanannya, t3 yaitu Tuhan yang hamba coba wujudkan-Nya dalam nama dan sifat-sifatnya. 34; Tuhan yang beriman", selanjutnya disebut "Tuhan yang Imanen" adalah gambaran atau wujud Tuhan, atau pemikiran, konsep, gagasan atau gagasan tentang Tuhan yang diciptakan oleh pikiran manusia atau pengikutnya. Tuhan yang demikian bukanlah Tuhan yang transenden. bukan, bukan Tuhan sebagaimana Dia yang sebenarnya dalam Wujud-Nya, melainkan Tuhan yang diciptakan manusia sesuai dengan kemampuan, pengetahuan, persepsi dan persepsinya.

Terlepas dari anjuran untuk selalu berprasangka baik terhadap Tuhan, sebagai salah satu bentuk wujud lain dari keyakinan kita tentang imanensi Tuhan – yang tentunya berkaitan dengan persepsi setiap hamba – sangat tidak wajar jika kita berusaha memutlakkan Tuhan. Seorang filsuf Yunani, Xenophanes (570-480 SM), seperti Ibnu 'Arabi mengkritik orang-orang yang. menyalahkan keyakinan orang lain dalam mengamati Tuhan yang imanen ini; Bagaimana mungkin Tuhan yang sama sekali berbeda dengan kosmos (alam dan manusia) dalam alam dan.

Jika dicermati, konsep tan-zih dan tasgbth Ibnu 'Arabi, tentang gambaran hubungan Tuhan dengan alam (sebagai benda dan bayangannya, atau sebagai ruh dengan raga), tentang alam sebagai tajalh Tuhan dan keberadaannya di baliknya. . semua hal. tajalltnya,. begitu pula tentang keberadaan Tuhan yang hanya dapat diketahui oleh-Nya saja, tidak dapat diketahui oleh.. tidak tepat jika dipahami dengan pengertian itu.

IQEAI DAN TEOLOGINYA

  • Dalam bentuk prosa: The Deuelopment of
  • Jati Diri Manusia
  • Dosa
  • Takdir

Dalam sejarah, orang ini bernama M. Iqbal. lahir di Sialkot, Punjab pada tanggal 9 November 1877, namun menurut catatan Danusiri, ternyata Iqbal sendiri mengaku lahir pada atau sekitar tanggal 2 Dzu al-Qaeda 7294 Hijriah. Inisiatif Iqbal dalam membangun kembali Hulcltm Isiam, Kalam Mulia hal.43. . bersama Ihsan Ali Fauzi & Nurul Agustin, Slsi MonLsia Iqbal (Catatan Masa Lalu Iqbal), Mizan, Jakarta 1991. Beragamnya pemikir atau peneliti dalam melihat paradigma pemikiran Iqbal, khususnya dalam bidang Kalam, kemungkinan besar disebabkan oleh hampir tidak mungkin menemukan pemikiran Iqbal, yang secara spesifik akan berbicara tentang istilah Kalam [Teologi Islam].

Meski tulisannya juga menyebutkan konsep Tuhan, takdir, dan lain-lain, namun tidak terlalu detail dan cenderung kabur. Menurutnya, Islam memasukkan prinsip “gerakan” yang selaras dengan gerak manusia di dunia yang selalu berubah ini.2o Tentu saja demikian. Keruntuhan ummat pada masa itu lebih disebabkan oleh membekunya ummat Islam sehubungan dengan tertutupnya pintu ijtihad.

Namun, pengakuan atas kemerdekaan (manusia) melibatkan pengakuan. melawan segala ketidaksempurnaannya. karena keterbatasan independensi ini. 28 Singkatnya, jika manusia terbiasa mengakui kemerdekaannya secara penuh, maka pada akhirnya manusia akan menyadari bahwa dirinya sebenarnya tidak sesempurna Penciptanya, sehingga ia bisa berbuat salah dan berbuat dosa. Iqbal menafsirkan kisah dalam Al-Qur'an berbeda dengan tafsir tradisional dan konvensional, misalnya kisah Adam. Adam bukanlah tokoh sejarah, melainkan simbol manusia. membuat tafsir simbolis agar pengusiran Adam oleh Tuhan tidak dimaknai sebagai turunnya Adam dari Jannah, melainkan sebagai simbol “kebangkitan”.

Iqbal tidak menganggap Adam sebagai tokoh sejarah, namun sebenarnya di sini ia justru mengambil pendekatan sejarah manusia. yaitu melihat orang-orang dalam tahapan sejarah tertentu 2e Dengan mencari. sifat manusia melalui kisah Adam, Iqbal. sebenarnya ingin membangun teori tentang kepribadian manusia, yaitu kepribadian manusia yang dapat menjelma menjadi kekuatan yang mampu mengubah sejarah. Penggambaran Surga dan Neraka dalam Al-Qur'an merupakan representasi visual dari realitas batin, seperti sifat Neraka; menurut firman Al-Qur'an, adalah api Tuhan yang membakar dan membubung di atas hati, dan merupakan realitas kegagalan manusia yang menyakitkan. dalam mengatasi berbagai dorongan yang menimbulkan perpecahan dan pelanggaran hukum. Untuk mendapatkan penafsiran baru yang diinginkannya, yakni berkenaan dengan penafsiran terhadap berbagai jenis kegiatan dan kondisi yang ada. Tumbuh di tengah-tengah masyarakat, Iqbal membimbing umat Islam yang “kuat” berjalan melewati “arus” yang sangat berbahaya.

Iqbal melihat kelemahan umat Islam secara individu dan jamaah, ia melihat bekunya pemahaman umat Islam terhadap kegagalannya. dia melihat kelesuan umat Islam—khususnya. di India – sebelum kehidupan nyata. Di satu sisi, Iqbal melihat orang-orang yang memiliki keimanan negatif dan di sisi lain ada keimanan Islam yang positif dalam berbagai aspek. melihat orang yang tidak peduli dengan kehidupan ini dan di sisi lain satu keyakinan. Iqbal mencoba menggunakan kekuatan kemanusiaannya untuk memotivasi pria pasif dan lemah ini untuk berjuang dalam hidup.

DEKOI[ STRUKSI SIKAP RELIGIUSITAS

Syarif, About Iqbal and His Thought,

Abrl HAmid Muhamed bin Muhamed Al-GhazAli, AshnAf Al-Maghrirtn, Abdul Lathif 'Asur [ed.], Kairo: li Maktaba a1-Kur'an, 1986. Massimo Campanini, "A1-GhazAli ", dalam Historia e Filozofisë Islame, Seyyed Hossein Nasr dhe Oliver Leaman (red.), Vëll.

Referensi

Dokumen terkait

“The benefits that can be taken are efforts to improve the results of the evaluation so that in the future the implementation of the process starting from selection, determination