Ari Tri Astuti
Analisis Karbohidrat
Analisis Karbohidr at
0 1
Analisis Kualitatif
0 2
Analisis
Kuantitatif
UJI KUALITATIF
Menyebabkan
karbohidrat mengalami dehidrasi
dan membentuk furfural (bentuk pentosa) atau 5- hidroksimetilfurfural (bentuk
heksosa), contoh : Molish
Reagen asam
dehidrasi Reagen gula
pereduksi Reagen
kondensasi
Reagen ini
mendeteksi adanya furfural atau 5-
hidroksimetilfurfural melalui proses adisi.
Contoh : reagen Molisch, Bial, dan Seliwanoff.
Reagen ini mengandung ion tembaga(II) dan dapat
mereduksi karbohidrat
dimana ion tembaga(II) akan direduksi menjadi larutan tembaga(I)oksida. Contoh : reagen Benedict dan
Barfoed
UJI
KUALITATIF
Uji
Molish
Uji karbohidrat umum
Didasari reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat (H2SO4)
membentuk cincin furfural yang berwarna ungu
Karbohidrat oleh asam sulfat pekat (H2SO4) akan dihidrolisis menjadi monosakarida
Monosakarida lalu mengalami dehidrasi oleh asam sulfat pekat (H2SO4) menjadi furfural/hidroksil fulfural
Furfural/hidroksil fulfural + alfa naftol senyawa berwarna ungu (violet)
Reagen molish
(recolsinol/α naftol dalam alkohol/etanol)
Sampel + reagen molish
Reaksi Uji Molish
Uji
Iodin/Iodium
Karbohidrat dengan golongan
polisakarida akan memberikan reaksi dengan larutan Iodium dan memberikan warna biru kehitaman yang
menunjukkan adanya amilum (pati) pada sampel
Warna spesifik tergantung jenis Karbohidratnya
Sampel + larutan iodin
Amilosa + iodin biru
Amilopektin + iodin merah violet
Glikogen/dextrin+ iodin merah
coklat
Uji Iodin/Iodium
Uji Barfoed
Larutan Barfoed merupakan campuran dari cupri asetat dan asam asetat
Uji ini untuk membedakan monosakarida dan disakarida dengan kontrol pH dan waktu pemanasan
Untuk penentuan KH jenis monosakarida dilakukan dalam suasana asam
Prinsip : reaksi Cu2+ menjadi Cu+
Larutan Barfoed + gula reduksi (monosakarida)
endapan merah kuprooksida (Cu2O)
Dalam reaksi ini, disakarida bereaksi sangat lama dg reagen Barfoed shg TIDAK membentuk endapan warna merah
Uji
Benedict
Uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat) pereduksi.
Gula pereduksi : jenis
monosakarida dan beberapa disakarida (laktosa dan maltosa)
Pada uji Benedict, pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus aldehid (kecuali aldehid dalam gugus aromatik dan alpha
hidroksiketon)
Gula yang mempunyai gugus
aldehid ditambah larutan benedict dan dipanaskan maka akan
membentuk reaksi oksidasi reduksi (redoks) dan adanya endapan warna merah
bata/coklat
Larutan benedict
merupakan campuran garam kuprisulfat
(CuSO4), natrium sitrat, dan natrium karbonat
Reaksi Uji Benedict
Uji Seliwanof
Tes seliwanoff juga disebut tes fruktosa/ketosa
Reagen seliwanoff berisi 0,05 g recolsinol dlm 100 ml HCl
Fruktosa termasuk jenis monosakarida ketosa krn mempunyai gugus keton
Jenis monosakarida ketosa lebih cepat didehidrasi menjadi fulfural daripada aldosa
Aldosa bereaksi negatif pada tes Seliwanoff
Pada uji ini, fulfural + resorcinol (1,3 dihidroksi benzen) akan membentuk kompleks warna merah cokelat
Fruktosa Fulfural + reagen seliwanof
warna merah coklat
Uji Osazon
• Osazon adalah suatu kristal berwarna kuning yang larut dalam air, dan terbentuk apabila monosakarida atau disakarida pereduksi dipanaskan dengan fenilhidrazin
• Fungsi : membedakan bermacam-macam karbohidrat dari gambar kristalnya, misalnya identifikasi glukosa dan galaktosa dalam urin ibu menyusui
• Aldosa/ketosa + fenilhidrazin+pemanasanhidrazon/osazon (kristal kuning)
Uji Moore
Prinsip dari uji moore adalah melihat ada tidaknya
karbohidrat dengan mengggunakan basa kuat/alkali kuat (NaOH) dan pemanasan
Karbohidrat akan membentuk warna coklat karena
bertemu dg basa dan pemanasan sehingga membentuk warna karamel dan bau karamel yang khas
Penggunaan NaOH sbg penurun titik lebur dan gugus OH pada NaOH akan berikatan dg gugus aldehid atau keton
Pemanasan bertujuan untuk membuka ikatan karbon (C)
dengan hidrogen (H) diganti dg gugus OH
Reaksi Uji Moore
UJI
KUANTITATIF
Metode yang digunakan untuk menstandarkan analisis gula pereduksi
Merupakan uji karbohidrat yang resmi ditetapkan oleh BSN dalam SNI 01-2891- 1992
Pada tahun 1936 International Commission for Uniform
Methods of Sugar Analysis mempertimbangkan metode luff schoorl sebagai salah satu metode yang digunakan untuk menstandarkan analisis gula pereduksi
Prinsip analisis yaitu reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh monosakarida. Monosakarida bebas akan mereduksi larutan basa dari garam logam menjadi bentuk oksida
atau bentuk bebasnya. Kelebihan Cu2+ yang tidak tereduksi kemudian dikuantifikasi dengan titrasi iodometri (SNI 01-2891-1992)
METODE LUFF SCHOORL
Waktu pemanasan kekuatan reagen
Karbohidrat
kompleks gula sederhana
(gula
pereduksi)
Cu2O (s) 2 CuI- + I2
Gula pereduksi + 2 Cu2+
2 Cu2+ (kelebihan) + 4 I-
I2+ 2 S2O32-
2 CuI2 2 I- + S406 2-
R e a k s i p a d a L u f f S c h o o r l
Untuk analisis gula reduksi
Gula reduksi = KH yang dapat mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron
( contoh : glukosa, fruktosa)
Ujung dari suatu gula pereduksi adalah ujung yang mengandung gugus aldehida atau keton bebas.
Semua monosakarida dan disakarida
kecuali sukrosa termasuk sebagai gula pereduksi.
METODE NELSON SOMOGYI
Metode ini didasarkan pada peristiwa tereduksinya kupri okisida menjadi kupro oksida karena adanya kandungan senyawa gula reduksi pada bahan.
Reagen yang digunakan biasanya merupakan campuran kupri sulfat, Na-karbonat, natrium sulfat, dan K- Na-tartrat (reagen Nelson Somogy)
Pereaksi Somogyi merupakan pereaksi tembaga alkali yang
mengandung Na2PO4 anhidrat dengan garam K-Na-tartrat (garam Rochelle), sedangkan pereaksi Nelson mengandung amonium molibdat H2SO4, NaHASO4.7H2O.
Metode Nelson Somogyi digunakan untuk mengukur kadar gula reduksi dengan menggunakan pereaksi tembaga arsenomolibdat.
Reagen nelson somogyi berfungsi sebagai oksidator antara kuprooksida yang bereaksi dengan gula reduksi membentuk endapan merah bata.
METODE NELSON SOMOGYI
Kupri mula-mula direduksi menjadi kupro dengan pemanasan larutan gula
Hasil reduksi kuprooksida yang bereaksi dengan arsenomolybdat dan akan mereduksi menjadi molybdine blue (molibdenum biru) dan warna biru inilah yang akan diukur nilai absorbansinya.
Intensitas warna biru yang terbentuk ekuivalen dengan jumlah gula reduksi dalam sampel
Reaksi warna yang membentuk dapat
menentukan konsentrasi gula dalam sampel dengan mengukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer.
METODE NELSON SOMOGYI
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics & images by
Freepik
TERIMA KASIH
Do you have any questions?