Taufik Hidayat, 2023: Solusi Krisis Pangan dalam Al Quran Surah Yusuf 43-49 (Studi Banding Tafsir Ibnu Kathîr dan Tafsir al-Azhar). Segenap dosen Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember khususnya dosen Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora telah memberikan ilmu dan pendidikan kepada penulis sebagai bekal dalam penulisan skripsi ini.
DAFTAR TABEL
Latar Belakang Masalah
Strategi Ketahanan Makanan Nabi Yusuf: Kajian Analitikal Tentang Sistem Ketahanan Makanan Nabi Yusuf dalam Al-Quran Surah Yusuf Ayat: 46-49". 11 Muhammad Amin, "Hubungan Nabi Dengan Penguasa dalam Al-Quran (Analisis strukturalisme). Levi Strauss tentang sejarah Nabi Yusuf dan Musa” (Tesis, Yogyakarta tahun, 2015).
Fokus Penelitian
Atas dasar itulah kajian ini dijalankan untuk mengkaji dengan lebih mendalam lagi peristiwa yang terdapat dalam al-Quran Surah Yusuf ayat 43-49 tentang kisah Nabi Yusuf menghadapi masalah kebuluran di Negara Piramid ketika itu. Tujuan penggambaran kisah-kisah nabi terdahulu adalah sebagai ilmu sekaligus pengajaran bagi generasi penerus agar menjadi lebih baik dalam menangani permasalahan yang ada, dalam hal ini khususnya mengenai solusi krisis pangan dalam Al-Qur'an surah. Yusuf 43-49 .
Tujuan Penelitian
Tujuan penggambaran kisah-kisah nabi terdahulu adalah sebagai ilmu sekaligus pengajaran kepada generasi penerus agar lebih baik dalam menangani masalah yang ada, dalam hal ini khususnya mengenai penyelesaian krisis makanan dalam al-Qur'an surah Yusuf. 43-49. merujuk kepada permasalahan yang telah dirumuskan sebelum ini.12 Tujuan penyelidikan ini adalah seperti berikut.
Manfaat Penelitian
Serta menambah referensi atau acuan bagi peneliti Al-Quran dan Ilmu Tafsir selanjutnya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi pembaca untuk memahami pengetahuan tentang solusi krisis pangan dalam Al-Qur'an.
Definisi Istilah
Krisis pangan adalah keadaan dimana jumlah persediaan pangan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan penduduk.17. Krisis pangan terjadi ketika persediaan pangan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan penduduk, dan bisa.
Sistematika Pembahasan
Penelitian Terdahulu
Sebab dalam surat Yusuf dijelaskan secara rinci tentang sifat-sifat terpuji Nabi Yusuf yang patut dijadikan contoh. Skripsi berjudul “Kepemimpinan Nabi Yusuf dalam Al-Qur’an”. oleh Ahamad Zulkhoir Lubis.25 Tesis ini membahas tentang metode kepemimpinan dan karakter Nabi Yusuf pada masa Mesir kuno. Penelitian ini fokus pada saat Nabi Yusuf meminta posisi untuk memimpin rakyat Mesir dari masa kemiskinan yang beliau dakwahkan, dengan kepandaian dan kepandaiannya, raja terkejut dan mempercayakan Nabi Yusuf untuk memimpin rakyat Mesir di masa kelaparan Namun , skripsi ini hanya fokus pada kriteria kepemimpinan Nabi Yusuf dalam bimbingan, dan tidak membahas mengenai ketahanan pangan.
Skripsi berjudul “Nabi Yusuf dan Saudara-saudaranya dalam Al-Qur’an” oleh Muhammah Nur Anwar.26 Penelitian yang menggunakan metode penelitian deskriptif analitis ini membahas tentang salah satu episode kisah Nabi Yusuf yaitu kisah saudara-saudaranya. 26 Nur Anwar, Muhammad. “Nabi Yusuf dan saudara-saudaranya dalam Al-Quran”, (Disertasi, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Kajian Teori 1. Tafsir Muqaran
29 Nasharuddin Baidan, Metode Tafsir Al-Qur'an, Kajian Kritis Ayat dengan Redaksi Sejenis, (Yogyakarta: Pustaka Mahasiswa, 2002), Cet.I, hal. Penelitian kepustakaan atau studi kepustakaan adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan metode pengumpulan data perpustakaan, membaca dan mencatat, serta mengolah bahan penelitian.31. Penelitian Perpustakaan (Library Research) adalah suatu teknik penelitian yang pengumpulan data dan informasinya dilakukan dengan menggunakan berbagai bahan yang ada di perpustakaan.32.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
Tahap- Tahap Penelitian 1. Persiapan Penelitian
Pada titik ini, peneliti menganalisis data yang diperoleh baik dari segi penafsiran Ibnu Katsir dan Hamka dalam Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir al-Azhar serta dalam karya tulis mereka yang lain.
PEMBAHASAN
Biografi Hamka dan Profil Tafsir al-Azhar a. Kelahiran dan Wafatnya
Disebut Tafsir al-Azhar, kerana tafsiran ini terdapat di Masjidil Haram al-Azhar, nama al-Azhar sendiri diberikan oleh Rektor Universiti Mesir al-Azhar, Syeikh Mahmud Syaltut. 60 Kaedah tafsiran yang digunakan dalam buku. Tafsir al-Azhar ialah kaedah tahlili (kaedah analisis). Tafseer al-Azhar juga disenaraikan secara berurutan bermula dari Surah al-Fatihah dan diakhiri dengan Surah an-Nas. Walaupun menggunakan kaedah tahlili, dalam Tafsir al-Azhar nampaknya Hamka tidak begitu mementingkan menerangkan maksud perbendaharaan kata.
Bila dikatakan penafsiran al-Azhar ala adab ijtima'i atau sosial budaya, bukan berarti demikian. Dalam penafsirannya terhadap al-Azhar, Hamka juga memaparkan pembahasan fiqh, namun lebih menjelaskan makna ayat yang ditafsirkan, serta untuk mendukung tujuan utama yang ingin dicapainya, yaitu menyampaikan petunjuk dari Al-Qur’an yang berguna. untuk kehidupan manusia.
QS. Yusuf Ayat 43
“Sebenarnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi kurus” (dasar ayat 43). 64. Gemuk melambangkan kesuburan dan kurus melambangkan kekurangan makan, namun jika yang lemah memakan lemaknya maka sulit bagi siapapun untuk mencari ta'bir. Kemudian mimpi sang raja ditambah lagi “dan tujuh tangkai hijau serta (tujuh) tangkai kering lainnya” ini juga melambangkan subur dan kering, tangkai hijau artinya karena pertumbuhannya subur, kesuburan itu berasal dari air yang cukup dan artinya kering karena bumi kekurangan air, tetapi mengapa tujuh ekor sapi gemuk dan tujuh sapi kurus mempunyai tujuh batang hijau dan tujuh batang kering juga?
Raja berasa sedih dengan mimpi aneh itu, dia memanggil orang-orang besar kerajaan, jurubahasa mimpi dan raja berkata: "Wahai orang-orang besar. Jika kamu termasuk orang-orang yang hebat dan penafsir mimpi, tolong jelaskan sebabnya, mimpi aneh itu. memberi impak yang besar pada ingatan apabila pemimpi bangun.65.
QS. Yusuf Ayat 44
Jika diantara anda ada orang-orang yang hebat dan ahli dalam ta'bir mimpi, mohon disangka mimpi-mimpi aneh tersebut akan memberikan kesan yang luar biasa dalam ingatan ketika si pemimpi terbangun. ayat 4) kami mulai berbicara tentang mimpi. Dalam bahasa Arab, apa yang terjadi dalam tidur dibedakan menjadi dua macam, penglihatan yang dapat diartikan, ta'wilkan atau ta'birkan disebut Ru'ya yaitu mimpi. Dalam bahasa Minangkabau ada dua pembagian, mimpi yang dapat diartikan disebut mimpi dan yang bersifat semrawut disebut rasian.
Jadi berhubung saya belum menemukannya dalam bahasa Indonesia atau Melayu klasik saat ini, pahala berasal dari kata mimpi untuk kebaikan, dengan buruk dan semrawut, kita pindahkan saja kata rasian untuk arti aḍghâthû ahlâm ini.69. Mereka kemudian terang-terangan mengakui ketidakmampuan atau pengetahuannya tentang ta'bir.
QS. Yusuf Ayat 45
Orang itu berkata kepada orang-orang besar yang tidak dapat menafsirkan mimpi raja, "Dan ingatlah ia setelah sekian lama berlalu," hanya setelah mendengar mimpi rumit raja, yang tidak ada seorang pun dari orang-orang besar yang sanggup bertanya kepada Raja dalam a bermimpi, dan dia teringat akan kawannya di penjara yang katanya sangat disayanginya, mungkin orang ini ditimpa penyakit orang-orang besar di istana, dia teringat kawannya setelah melihat keuntungan. Kemudian perasaannya disampaikan kepada orang-orang besar yang mengelilingi raja: "Saya akan menerangkan kepada kamu semua tafsiran mimpi itu," kerana ada seorang kawan saya di penjara yang kini masih berbalut di sana, kebolehannya menafsirkan mimpi. ia sangat menakjubkan, anda kenal dia, kawan saya, namanya Yusuf, yang telah dipenjarakan dan masih di sana selama bertahun-tahun "sebab itu Aku mengutus kamu" (akhir ayat 45).
QS. Yusuf Ayat 46
QS. Yusuf Ayat 47
Selama tujuh tahun tanahmu akan subur, hujan akan cukup atau sungai Nil akan melimpah, tetapi kesuburan tanah itu hanya akan menghasilkan hasil yang melimpah jika diusahakan dengan da-abân (kerja keras mematahkan tulang). ). Maka tinggalkanlah apa yang kamu masak itu di tangkainya, kecuali sedikit dari apa yang kamu makan." (akhir ayat 47). 78. Jelaslah bahawa Nabi Yusuf sedang menafsirkan mimpi baginda, Tujuh tahun tahun yang baik dan berbuah, akan datang. hujan lebat, di Mesir, air sungai Nil akan membawa bunga ke bumi dengan banyaknya, tetapi kesuburan tanah harus dipenuhi dengan kerja keras, okay.
QS. Yusuf Ayat 48
Apabila tiba masa mengirik (tuai), jangan pisahkan semua gandum daripada tangkainya, supaya ia tahan lama, hanya apa yang melekat pada tangkainya, ambil untuk dimakan, simpan baik-baik, buang 79. Oleh itu Aku berkata kepadamu. untuk menyediakan buah tujuh tahun berbuah untuk mempersiapkan tujuh tahun kemarau dan kelaparan, jadi saya sarankan anda hanya makan buah yang dipisahkan dari batangnya, dan biarkan selebihnya melekat pada batang, supaya ia bertahan lama. masa "Kecuali sedikit yang kamu buang" (akhir ayat 48) , Apa yang kamu buang itulah yang akan menyelamatkan kamu daripada bahaya kebuluran selama tujuh tahun kemarau. 82.
QS. Yusuf Ayat 49
3 Yusuf ayat 45 Hal ini terletak pada penafsiran hamba yang lupa menyampaikan risalah Yusuf ketika ia terpenjara oleh pengaruh setan. Hal ini dijelaskan dari abdi kerajaan yang diutus menemui Yusuf di penjara, berbeda dengan Hamka yang menjelaskan asal muasal abdi yang dulunya dipenjara bersama Yusuf yang kini sudah bebas dan kembali bekerja sebagai bangsawan. pelayan. 5 Yusuf ayat 47 Hal ini terletak pada penafsiran bahwa gabah yang dipanen tidak boleh dipisahkan dari tangkainya agar awet.
6 Yusuf ayat 48 Hal ini terletak pada penafsiran bahwa kebutuhan yang terpenuhi pada saat musim kemarau dapat terpenuhi jika kita menyimpan makanan pada musim berbuah. Ibnu Katsir menafsirkan bahwa bumi pada saat itu tidak membutuhkan tumbuhan, sedangkan Hamka menafsirkan bahwa tumbuhan yang hidup pada saat itu akan terbakar habis sebelum berbuah.
Relevansi Penafsiran QS. Yusuf Ayat 43-49 dengan Solusi atas Krisis Pangan
Jika kita analisa surat Yusuf ayat 47-49 yang merupakan tafsir Nabi Yusuf tentang mimpi raja. Untuk mengakses pangan yang tersedia, Nabi Yusuf membuat kebijakan akses pangan dengan membangun gudang di desa-desa, yang memudahkan mereka mengakses pangan. Dari kedua tafsir tersebut yaitu Hamka dan Ibnu Katsir dalam Al-Qur'an surat Yusuf ayat 43-49 tentang kisah Nabi Yusuf menghadapi bencana kelaparan yang terjadi di Mesir saat itu.
Penulis ingin menjadikan kisah ini sebagai pembelajaran untuk digunakan dalam meramalkan krisis pangan yang akan terjadi pada tahun 2023 seperti yang dilakukan Nabi Yusuf. Lainnya; Untuk mengakses pangan yang tersedia, Nabi Yusuf membuat kebijakan akses pangan dengan membangun gudang di desa-desa, yang memudahkan mereka mengakses pangan.
Keterbatasan Penelitian
Ketiga kalinya; Nabi Yusuf memenuhi 3 indikator untuk menciptakan stabilitas pangan, yaitu dengan menanam pangan dan padi-padian selama tujuh tahun untuk memenuhi ketersediaan pangan di masyarakat, membangun kandang di tengah desa untuk memudahkan akses masyarakat dalam membeli pangan, dan memanfaatkan pangan tersebut. Termasuk gandum dan biji-bijian lainnya membuat ketahanan pangan Mesir stabil ketika negara sekitarnya mengalami kekeringan. Walaupun variabel-variabel lain sulit dikendalikan, dalam penelitian komparatif penting untuk mengendalikan variabel-variabel yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian. Namun seringkali sulit untuk mengontrol seluruh variabel yang relevan, sehingga variabel lain yang tidak terkontrol dapat mempengaruhi hasil penelitian.
Interpretasi terbatas Penelitian komparatif seringkali hanya dapat memberikan informasi mengenai perbedaan atau persamaan antara dua kelompok atau lebih yang dibandingkan. Jadi keterbatasan dalam menggunakan dua atau lebih saja menjadi kelemahan penelitian ini. Keterbatasan sumber data: Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini tidak mencakup semua informasi yang diperlukan untuk membandingkan kelompok yang sama secara mendalam.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Kalam Setia, Hafiziannur dan Zawawi Ismail, Nabi Yusuf dan Kepentingan Pendidikan Dalam Islam, Jurnal Pemikiran Masyarakat, Jil. Matsna, Pendidikan Agama Islam Al-Qur'an dan Hadis, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2014), hlm. Nasharuddin Baidan, Kaedah Pentafsiran Al-Qur'an Kajian Kritis Suntingan Ayat Serupa, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. , 2002), Cet.I, hlm.
Nur Anwar, Muhammad. “Nabi Yusuf dan saudara-saudaranya dalam Al-Qur’an”, (disertasi, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. 2008). Siti Asiyah, skripsi “Ketahanan Pangan Dalam Perspektif Al-Quran”, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2014).
BIODATA PENULIS