• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENATALAKSANAAN PREEKLAMSIA DAN EKLAMSIA

MUHADI

Academic year: 2023

Membagikan "PENATALAKSANAAN PREEKLAMSIA DAN EKLAMSIA"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

PENATALAKSANAAN PREEKLAMSIA DAN EKLAMSIA

SOP

No.Dokumen 440/470-SOP/PKMGGSK/I/2017

No. Revisi 00

Tanggal Terbit 11-1-2017

Halaman 1/2

Pemerintah Kabupaten Cirebon

H. Heri Setyo Gunawan, SKM, MM NIP. 19630802 198302 1 001

UPT Puskesmas

Gegesik

1. Pengertian Preeklamsia dan Eklamsia adalah disebut juga keracunan kehamilan dengan gejala berupa darah (hipertensi), bengkak (oedema), yang menetap di tungkai/kaki dan terdapat proteinuria, dan dikatakan eklamsia jika mengalami kejang

2. Tujuan Tujuan Umum : Melakukan penilaian klasik, klasifikasi dan penatalaksanaan serta mencegah komplikasi hipertensi karena kehamilan.

Tujuan Khusus :

a. Mencegah tanda dan gejala hipertensi karena kehamilan dan menentukan diagnosis yang paling mungkin dalam hubungan dengan hipertensi yang dipicu karena kehamilan.

b. (Pregnancy Induced Hipertension) dan hipertensi kronik pada ibu hamil.

c. Melakukan penatalaksanaan preekmlamsia / eklamsia dan hipertensi kronik pada ibu hamil.

d. Melakukan pemberian obat anti kejang (Magnesium sulfat dan Diazepam) serta obat anti hipertensi dalam penatalaksanaan preeklamsia berat dan eklamsia.

3. Kebijakan a. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor440 /444-SK/PMGGSK/I /2017 tentang kebijakan rujukan

b. Keputusan Kepala Puskesmas Gegesik Nomor440 /444-SK/PMGGSK/I / 2017 tentang kebijakan rujukan

4. Referensi Buku Pelatihan Poned Depkes 2007. Hal 5 - 9 5. Prosedur a. Persiapan Alat dan Bahan :

b. Langkah – langkah Prosedur : 1. Pengeloaan Umum :

 Bila TD >100 ~ anti hipertensi (Nifedipine 5 – 10mg oral) dapat diulang 8x/24 jam

 Pasang infus RL

 Kateterisasi urine

 Observasi tanda vital, reflek, dan DJJ / 1jam 2. Pemberian Magnesium Sulfat (MgSO4)

a. Syarat pemberian :

- Frekuensi pernafasan minimal 16x/menit - Reflek patella (+)

- Urine minimal 30ml / jam dalam 4 jam terakhir

(2)

b. Dosis :

1. Alternatif I

 Dosis awal : MgSO4 4gr (10) IV sebagai larutan 40% selama 5 menit segera dilanjutkan dengan 15ml MgSO4 (40%) 6gr dalam larutan RL selama 6 jam

 Jika kejang berulang setelah 15 menit, berikan MgSO4 (40%) (5ml) 2gr IV selama 5 menit

 Dosis pemeliharaan

 MgSO4 1gr (2,5ml) /jam melalui infus RL yang diberikan sampai 24 jam post partum

2. Alternatif II

 Dosis awal

 MgSO4 4gr (10) IV larutan 40% selama 5 menit

 Dosis pemeliharaan

 Diikuti dengan MgSO4 (40%) 5gr (12,5ml) IM dengan 1 ml Lidokain (dalam seprit yang sama) pasien akan merasa sedikit panas pada saat pemberian MgSO4.

6. Unit Terkait PONED, KIA 7. Rekaman Historis Perubahan

No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan

Referensi

Dokumen terkait

Preeklamsia dan eklamsia merupakan komplikasi kehamilan yang berkelanjutan dengan penyebab yang sama. Oleh karena itu, pencegahan atau diagnosis dini dapat mengurangi kejadian

Hasil analisis hubungan antara primigravida dengan angka kejadian preeklamsia/eklamsia pada Tabel 4.4 diperoleh bahwa ada sebanyak 36 dari 61 (35,0%) ibu yang berstatus

Sesuai tujuan pada penelitian ini, sehingga penulis ingin mengetahui evaluasi pelaksanaan SPO preeklamsia eklamsia di RS Panti Waluyo Purworejo berdasarkan hasil

Pada penelitian ini peneliti akan meneliti hubungan hipertensi dalam kehamilan dengan kejadian asfiksia dimana variabel bebas (Pre Eklamsia) dan variabel terikat

Preeklampsia adalah perkembangan hipertensi dengan proteinuria dan edema atau keduanya, setelah 20 minggu masa kehamilan. Kenaikan tekanan darah yang tidak normal adalah

Tidak semua kasus preeklamsia di temukan bersamaan dengan gejala oedema, sehingga diagnosa preeklamsia di tentukan dari peningkatan tekanan darah dan hasil pemeriksaan protein dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Preeklamsia adalah kelainan kehamilan pada hipertensi dengan proteinuria, secara epidemiologi preeklamsia di dunia mengenai 2-5%

Beberapa literatur mengatakan bahwa eklamsia adalah jenis yang paling parah dari semua jenis hipertensi dalam kehamilan serta dapat terjadi pada saat antepartum, intrapartum, maupun