• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan Ibu Paritas tentang Preeklamsia di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Pengetahuan Ibu Paritas tentang Preeklamsia di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2015"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MELAHIRKAN TENTANG PREEKLAMSIA DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN

ASTRINI 145102156

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU PARITAS TENTANG PREEKLAMSIA DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2015

ABSTRAK ASTRINI

Latar belakang : Preeklamsia merupakan salah satu penyebab kematian pada ibu hamil yang dapat berkembang menjadi eklamsia (keracunan kehamilan). Preeklamsia ditandai oleh timbulnya hipertensi dengan proteinuria, edema atau dengan keduanya akibat suatu kehamilan atau pengaruh suatu kehamilan yang timbul pada usia kehamilan >20 minggu.

Tujuan penelitian : untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu yang melahirkan tentang preeklamsia di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2015.

Metodologi : Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross secsional. Populasi adalah ibu yang melahirkan diruang V/Verlos Kamer di RSUD Dr Pirngadi Medan bulan April tahun 2015 dengan jumlah 27 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling yaitu seluruh populasi dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu 27 responden. Analisis data menggunakan univariat.

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas berusia 20-35 tahun sebanyak 21 responden (76,2%), pendidikan mayoritas responden SMA sebanyak 19 responden (70,4%), paritas mayoritas responden dengan paritas scundipara sebanyak 11 responden (40,7%), pengetahuan tentang preeklamsia mayoritas cukup sebanyak 15 responden (55,6%).

Kesimpulan dan saran : Dari hasil penelitian ini bahwa mayoritas ibu memiliki pengetahuan cukup. jadi masih perlu peningkatan dan pembenahan untuk pengetahuan ibu tentang preeklamsia yaitu dengan memberikan penyuluhan.

(5)

DESCRIPTION KNOWLEDGE OF MOTHER PARITY ABOUT PREEKLAMSIA IN RSUD DR. PIRNGADI MEDAN YEAR 2015

ABSTRACT ASTRINI

Background : Preeklamsia represent one of the cause of death at pregnant mother able to round into eklamsia ( poisoned of pregnancy). Preeklamsia marked by incidence of hypertension with proteinuria, oedema or with both effect of a[n influence or pregnancy a[n pregnancy of arising out at pregnancy age > 20 week. Target of research : to know picture knowledge of mother bearing about preeklamsia in RSUD dr. Pirngadi Field year 2015.

Methodologies : this Desain Research is descriptive with approach of secsional cross. Population is mother bearing room of V / Kamer verlos in RSUD Dr Pirngadi Field April year month;moon 2015 with amount 27 responder. Technique intake of sampel the used is totalizeing sampling that is entire/all population made as research sampel that is 27 responder. Data with univariate analisis.

Result of : Result of research indicate that majority have age [to] 20-35 year counted 21 responder ( 76,2%), education of responder majority of SMA counted 19 responder ( 70,4%), responder majority parity with parity of scundipara counted 11 responder ( 40,7%), knowledge about majority preeklamsia enough counted 15 responder ( 55,6%).

Conclusion and suggestion : From result of this research that mother majority have knowledge enough. become still need correction and improvement for the knowledge of mother about preeklamsia that is by giving counselling.

(6)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal penelitian ini dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu Paritas tentang Preeklamsia di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2015” yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan proposal penelitian ini penulis mendapat bimbingan, masukan dan arahan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera utara sekaligus penguji II.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku ketua program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ismayadi S.Kep, Ns, M.Kes selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan arahan selama penyusunan Proposal Penelitian ini.

4. dr Rina Amelia MARS selaku dosen penguji I yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan Proposal Penelitian ini.

5. Direktur RSUD dr. Pirngadi beserta staf

6. Seluruh staf dan Dosen Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

(7)

ii

8. Rekan-rekan mahasiswa Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera utara yang telah memberikan dukungan dan masukan kepada

penulis.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan pada penulis dalam penyusunan Prolopsal Penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah penelitian ini masih terdapat kekurangan, untuk itu masukan dan saran yang membangun sangatlah diharapkan demi perbaikan dimasa yang akan datang.

Akhirnya Penulis mengharapkan semoga Proposal Penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya penulis.

Medan, 6 Juli 2015 Penulis

(8)

iii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan ... 5

1. Pengertian ... 5

2. Cara Memperoleh Pengetahuan ... 5

3. Tingkaat Pengetahuan ... 6

4. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 7

B. Melahirkan ... 9

C. Preeklamsia ... 10

1. Pengertian Preeklamsia ... 11

2. Etiologi Preeklamsia ... 13

3. Gambaran Klinis Preeklamsia ... 13

4. Dasar Diagnosis Preeklamsia ... 14

5. Klasifikasi Preeklamsia ... 15

6. Pencegahan Preeklamsia ... 15

7. Penanganan Preeklamsia ... 16

BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Penelitian ... 21

B. Defenisi Operasional ... 22

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 24

B. Populasi dan sampel ... 24

(9)

iv

D. Waktu Penelitian ... 25

E. Pertimbangan Etika Penelitian ... 25

F. Instrumen Penelitian ... 26

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 27

H. Pengumpulan Data ... 27

I. Analisa Data ... 28

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 29

B. Pembahasan ... 31

C. Keterbatasan Peneliti ... 35

D. Implikasi Terhadap Pelayanan dan Penelitian ... 35

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 36

B. Saran ... 36 DAFTAR PUSTAKA

(10)

v

DAFTAR TABEL

(11)

vi

DAFTAR SKEMA

Skema I Kerangka Konsep ... 21

(12)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 2 : Surat Pernyataan Penelitian

Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Responden Lampiran 4 : Lembar Kuesioner

Lampiran 5 : Master Tabel Lampiran 6 : Surat Penelitian

(13)

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU PARITAS TENTANG PREEKLAMSIA DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2015

ABSTRAK ASTRINI

Latar belakang : Preeklamsia merupakan salah satu penyebab kematian pada ibu hamil yang dapat berkembang menjadi eklamsia (keracunan kehamilan). Preeklamsia ditandai oleh timbulnya hipertensi dengan proteinuria, edema atau dengan keduanya akibat suatu kehamilan atau pengaruh suatu kehamilan yang timbul pada usia kehamilan >20 minggu.

Tujuan penelitian : untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu yang melahirkan tentang preeklamsia di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2015.

Metodologi : Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross secsional. Populasi adalah ibu yang melahirkan diruang V/Verlos Kamer di RSUD Dr Pirngadi Medan bulan April tahun 2015 dengan jumlah 27 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling yaitu seluruh populasi dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu 27 responden. Analisis data menggunakan univariat.

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas berusia 20-35 tahun sebanyak 21 responden (76,2%), pendidikan mayoritas responden SMA sebanyak 19 responden (70,4%), paritas mayoritas responden dengan paritas scundipara sebanyak 11 responden (40,7%), pengetahuan tentang preeklamsia mayoritas cukup sebanyak 15 responden (55,6%).

Kesimpulan dan saran : Dari hasil penelitian ini bahwa mayoritas ibu memiliki pengetahuan cukup. jadi masih perlu peningkatan dan pembenahan untuk pengetahuan ibu tentang preeklamsia yaitu dengan memberikan penyuluhan.

(14)

DESCRIPTION KNOWLEDGE OF MOTHER PARITY ABOUT PREEKLAMSIA IN RSUD DR. PIRNGADI MEDAN YEAR 2015

ABSTRACT ASTRINI

Background : Preeklamsia represent one of the cause of death at pregnant mother able to round into eklamsia ( poisoned of pregnancy). Preeklamsia marked by incidence of hypertension with proteinuria, oedema or with both effect of a[n influence or pregnancy a[n pregnancy of arising out at pregnancy age > 20 week. Target of research : to know picture knowledge of mother bearing about preeklamsia in RSUD dr. Pirngadi Field year 2015.

Methodologies : this Desain Research is descriptive with approach of secsional cross. Population is mother bearing room of V / Kamer verlos in RSUD Dr Pirngadi Field April year month;moon 2015 with amount 27 responder. Technique intake of sampel the used is totalizeing sampling that is entire/all population made as research sampel that is 27 responder. Data with univariate analisis.

Result of : Result of research indicate that majority have age [to] 20-35 year counted 21 responder ( 76,2%), education of responder majority of SMA counted 19 responder ( 70,4%), responder majority parity with parity of scundipara counted 11 responder ( 40,7%), knowledge about majority preeklamsia enough counted 15 responder ( 55,6%).

Conclusion and suggestion : From result of this research that mother majority have knowledge enough. become still need correction and improvement for the knowledge of mother about preeklamsia that is by giving counselling.

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Preeklamsia dan eklamsia merupakan penyebab kematian ibu dan perinatal yang tinggi terutama di negara berkembang. Kejadian preeklamsi dan eklamsia bervariasi disetiap negara bahkan disetiap daerah. Dijumpai berbagai faktor yang mempengaruhi diantaranya jumlah primigravida, terutama primigravida muda, hidramion, hamil kembar, mola hidatidosa, diabetes melitus, kegemukan, jumlah usia ibu lebih dari 35 tahun (Manuaba, 2009).

Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi walaupun terjadi penurunan dari 270 per 100.000 kelahiran hidup (2004), 262 per 100.000 kelahiran hidup (2005), 225 per 100.000 kelahiran hidup (2006), 248 per 1100.000 kelahiran hidup (2007) dan 228 per 100.000 kelahiran hidup (2011). (Depkes, 2008). Menurut profil kesehatan Sumatera Utara tahun 2005, angka kematian ibu (AKI) di Sumatera Utara sebesar 315 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes SU, 2006).

Menurut Roeshadi, H.R (2006) dalam Paramitasari dan Martini (2012) Penyebab kematian maternal termasuk perdarahan, infeksi, eklamsia, persalinan macet, dan aborsi tidak aman. Penyebab utama kematian ibu di Indonesia dikenal dengan trias klasik yakni perdarahan, preeklamsia/eklamsia, dan infeksi.

(16)

Preeklamsia adalah hipertensi disertai proteinuria dan/atau edema patologik, biasanya terjadi setelah minggu ke-20 (atau lebih awal pada adanya kasus penyakit trofobalstik seperti mola atau hidrops) (Dewi dan Sunarsih, 2012).

Menurut Wirakusuma (2005) dalam Paramitasari dan Martini (2012) preeklamsia merupakan salah satu penyebab kematian pada ibu hamil yang dapat berkembang menjadi eklamsia (keracunan kehamilan). Preeklamsia ditandai oleh timbulnya hipertensi dengan proteinuria, edema atau dengan keduanya akibat suatu kehamilan atau pengaruh suatu kehamilan yang timbul pada usia kehamilan >20 minggu. Preeklamsia merupakan keadaan patologi yang belum diketahui secara pasti penyebabnya walaupun telah ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan tentang penyebab preeklamsia.

Preeklamsia dan eklamsia merupakan komplikasi kehamilan yang berkelanjutan dengan penyebab yang sama. Oleh karena itu, pencegahan atau diagnosis dini dapat mengurangi kejadian dan menurunkan angka kesakitan dan kematian. Untuk dapat menegakkan diagnosis dini diperlukan pengawasan hamil yang teratur dengan memperhatikan perkembangan pada muka dan ekstremitas, kenaikan berat badan, kenaikan tekanan darah, dan pemeriksaan urine untuk menentukan proteinuria (Manuaba, 2009)

Berdasarkan hasil penelitian Susanti (2012) tentang pengetahuan ibu hamil terhadap preeklamsia dan eklamsia terdapat 9 respoden (30%) berpengetahuan baik, 18 responden (60%) berpengetahuan cukup, dan 3 responden (10%) berpengetahuan kurang.

(17)

3

Berdasarkan data diatas, pengetahuan ibu tentang preeklamsia dan eklamsia masih relatif rendah dan banyaknya angka kejadian preeklamsia maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Gambaran pengetahuan Ibu yang Melahirkan tentang Preeklamsia di RSUD Dr Pirngadi Medan Tahun 2015.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang menjadi dasar penelitian ini dilakukan adalah Bagaimana Gambaran Pengetahuan Ibu yang Melahirkan tentang Preeklamsia di RSUD Dr Pirngadi Medan tahun 2015?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu yang melahirkan tentang preeklamsia di RSUD Dr Pirngadi Medan Tahun 2015.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik ibu yang melahirkan di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2015.

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang melahirkan tentang preeklamsia di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2015.

D. Manfaat Penelitian 1. Pelayanan Kebidanan

(18)

2. Penelitian Kebidanan

(19)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan

1. Pengertian

Notoatmodjo (2007) mengatakan pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan ini terjadi melalui pancaindra manusia meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan dan perabaan. Pengetahuan manusia diperoleh sebagian besar melalui pendidikan, pengalaman pribadi ataupun melalui pengalaman orang lain, media massa dan melalui lingkungan sekitar kita.

2. Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara guna memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, cara memperoleh pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua cara yaitu:

a. Cara Tradisional

Yang termasuk cara memperoleh pengetahuan dengan tradisional adalah: 1. Trial and Error (cara coba-coba salah)

Cara ini dilakukan dengan cara coba-coba dengan menggunakan kemungkinan, jika percobaan pertama tidak tepat, dicoba lagi mungkin yang berikutnya akan benar, sehimgga ditemukan yang benar pada akhirnya.

2. Cara Otoritas (Kekuasaan)

(20)

3. Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Cara ini diperoleh dengan pernah mengalami sendiri, dan diulang pengalaman pribadi tersebut untuk menetapkan yang benar, umumnya dalam hal ini seseorang mempunyai masalah dan berusaha memecahkan masalahnya sendiri.

4. Melalui Jalan Pikiran

Manusia memiliki jalan pemikiran dengan menggunakan penalarannya sehingga memperoleh pengetahuan.

b. Cara Modern

Pengetahuan dapat diperoleh dengan cara modern yaitu dimana pengetahuan itu dipelajari secara sistematis, logis, cara ini sering kita kenal dengan metode ilmiah.

3. Tingkat Pengetahuan a. Tahu (Know)

Tahu adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh badan yang dipelajari atau diterima. Tahu merupakan tingkatan pengatahuan yang paling rendah.

b. Memahami (comphehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara jelas suatu objek.

c. Aplikasi ( aplication)

(21)

7

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek didalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu dengan yang lainnya. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata-kata seperti menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan lain sebagainya.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesis adalah kemampuan unutk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang sudah ada sebelumnya.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan pengetahuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi atau objek.

4. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Pengetahuan yang ditentukan oleh faktor internal yakni berasal dari dalam diri manusia, sedangkan faktor eksternal adalah dorongan yang berasal dari luar berupa tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupannya. (Suparlan, 2005)

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah:

(22)

2. Usia sangat mempengaruhi perkembangan seseorang dalam memahami sesuatu. Menurut beberapapenelitian pengetahuan seseorang bertambah sesuai dengan pertambahan usia.

3. Pengalaman adalah sesuatu yang pernah dialami, dilihat atau didengar sesorang yang menjadi acuan. Semakin banyak pengalaman seseorang, maka semakin banyak usaha seseorang untuk mengatasi suatu masalah. Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.

4. Sumber informasi adalah data yang diproses kedalamsuatu bentuk dan mempunyai nilai nyata.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmodjo (2007), diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Pendidikan

Pendidikan adalah upaya yang memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. Pendidikan digolongkan sebagai berikut:

1) SD 2) SMP 3) SMA

4) Perguruan Tinggi b. Pengalaman

(23)

9

c. Informasi

Informai yang diperoleh melalui kenyataan (melihat dan mendengar sendiri), serta melalui surat kabar, radio, TV dapat menambah pengetahuan yang lebih luas.

d. Budaya

Budaya yang ada dimasyarakat dan kondisi politik juga mempengaruhi terhadap tingkat pengetahuan seseorang.

e. Sosial ekonomi

Pekerjaan berhubungan dengan social ekonomi seseorang. Semakin tinggi tingkat social ekonomi seseorang akan menambah tingkat pengetahuan. Lingkungan social akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang. Apabila tingkat ekonomi baik tingkat pendidikan juga akan tinggi dan diiringi oleh tingkat pengetahuan.

B. Melahirkan 1. Pengertian

Melahirkan adalah suatu proses pengeluaran hasil konspsi yang dapat dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar (Prawirohardjo, 1999).

(24)

Melahirkan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri), dan dapat hidup kedunia luar, dari rahim melalui jalan lahir (Rustam, 1998).

C. Preeklamsia

1. Pengertian Preeklamsia

Preeklamsia merupakan hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai proteinuria (Prawirohardjo,2012)

Prawirohardjo (2005, dalam Rukiyah dan Yulianti, 2010) mengatakan bahwa preeklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria dan edema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke 3 pada kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada mola hidatidosa.

Muchtar (1998, dalam Rukiyah dan Yulianti, 2010) mengatakan bahwa preeklamsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias yaitu hipertensi, proteinuria dan edema yang kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma. Ibu tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vascular atau hipertensi sebelumnya.

Preeklamsia adalah hipertensi disertai proteinuria dan atau edema patologik, biasanya terjadi setelah minggu ke-20 (atau lebih awal pada adanya kasus penyakit trofoblastik seperti mola atau hidrops). Terbagi atas preeklamsia ringan dan berat (Dewi dan Sunarsih, 2011).

(25)

11

kegemukan, jumlah usia ibu lebih dari 35 tahun, preeklamsia berkisar antara 3 sampai 5% dari kehamilan yang dirawat.

2. Etiologi Preeklamsia

Penyebab preeklamsia belum diketahui secara jelas. Penyakit ini dianggap sebagai “maladaptation syndrome” akibat vasospasmae general dengan segala akibatnya (Sujiyanti, 2009).

Penyebab preeklamsia saat ini tidak bisa diketahui dengan pasti, walaupun penelitian yang dilakukan terhadap penyakit ini sudah sedemikian maju. Semuanya baru didasarkan pada teori yang dihubung-hubungkan dengan kejadian Itulah sebab preeklamsia disebut juga “disease of theory”, gangguan kesehatan yang berasumsi pada teori. Adapun teori-teori tersebut antara lain:

a. Peran prostasiklin dan tromboksan

Pada preeklamsia dan eklamsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskuler, sehingga terjadi penurunan produksi prostasiklin (PGI 2) yang pada kehamilan normal meningkat, aktivasi penggumpalan dan fibrinolisis, yang kemudian akan diganti trombin dan plasmin. Trombin akan mengkonsumsi antitrombin III, sehingga terjadi deposit fibrin. Aktivasi trombosit menyebabkan pelepasan tromboksan (TXA2) dan serotonin, sehingga terjadi vasospasme dan kerusakan endotel.

b. Peran faktor imunologi

(26)

preeklamsia-eklamsi. Beberapa wanita dengan preeklamsia-eklamsia mempunyai komplek imun dan serum, beberapa studi juga mendapatkan adanya aktivasi sistem komplemen pada preeklamsia-eklamsia diikuti proteinuria. Stirat (1996) menyimpulkan meskipun ada beberapa pendapat menyebutkan bahwa sistem imun humoral dan aktivasi komplemen terjadi pada preeklamsia-eklamsia, tetapi tidak ada bukti bahwa sistem imunologi bisa menyebabkan preeklamsia-eklamsia.

c. Faktor genetik

Beberapa bukti menunjukkan peran faktor genetik pada kejadian preeklamsia-eklamsia antara lain: 1) Preeklamsia hanya terjadi pada manusia; 2) Terdapatnya kecendrungan meningkatnya frekwensi preeklamsia-eklamsia pada anak-anak dari ibu yang menderita preeklamsia-eklamsia; 3) Kecenderungan meningkatnya frekwensi preeklamsia-eklamsia pada anak dan cucu ibu hamil dengan riwayat preeklamsia-eklamsia dan bukan pada ipar mereka; 4) Peran Renin-Angiotensi-Aldosteron sistem (RAAS).

(27)

13

3. Gambaran Klinis Preeklamsia

Gejala klinis preeklamsia ringan meliputi : (1) kenaikan tekanan darah sistol 30 mmHg atau lebih, diastol 15 mmHg atau lebih dari tekanan darah sebelum hamil pada kehamilan 20 minggu atau lebih atau sistol 140 mmHg sampai kurang 160 mmHg, diastol 90 mmHg sampai 110 mmHg; (2) proteinuria : secara kuantitatif lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam atau secara kualitatif positif 2 (+2); (3) edema pada pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah atau tangan.

Gejala dan tanda preeklamsia berat : tekanan darah sistolik > 160 mmHg; tekanan darah diastolik > 110 mmHg; peningkatan kadar enzim hati/ dan ikterus; trombosit <100.000/mm3; Oligouria <400 ml/24 jam; Proteinuria lebih dari 3 g/ liter; nyeri epigastrium; skotoma dan gangguan visus lain atau nyeri frontal yang berat; perdarahan retina; odem pulmonum.

Penyulit lain juga bisa terjadi, yaitu kerusakan organ-organ tubuh seperti gagal jantung, gagal ginjal, gangguan fungsi hati, gangguan pembekuan darah, sindroma HELLP, bahkan dapat terjadi kematian pada janin, ibu atau keduanya bila preeklamsia tidak segera diatasi dengan baik dan benar.(Rukiyah, dkk 2010)

(28)

4. Dasar Diagnosis Preeklamsia

Pemeriksaan dan diagnosis untuk menunjang keyakinan bidan atas kemungkinan ibu mengalami preeklamsia ringan jika ditandai dengan: kehamilan lebih 20 minggu; kenaikan tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih dengan pemeriksaan 2 kali selang 6 jam dalam keadaan istirahat (untuk pemeriksaan pertama dilakukan 2 kali setelah istirahat 10 menit); edema tekan pada tungakai (pretibia), dinding perut, lumbosakral, wajah atau tangan; proteinuria lebih 0,3 gr/liter/24 jam, kualitatif +2 (Rukiyah, Ai Yeyeh dan Yulianti, Lia. 2010).

Pemeriksaan dan diagnosis pada preeklamsia ringan adalah sebagai berikut: 1) Kehamilan lebih 20 minggu; 2) Kenaikan tekanan darah 140/190 mmHg atau lebih dengan pemeriksaan 2 kali selama 6 jam dalam keadaan istirahat (untuk pemeriksaan pertama dilakukan 2 kali setelah istirahat 10 menit); 3) Edema tekan pada tungkai (pretibial), dinding perut, lumbosakral, wajah atau tungkai; 4) Proteinuria lebih 0,3 gram/liter/24 jam, kuantitatif ++ (Sujiyatini, dkk. 2009).

(29)

15

5. Klasifikasi Preeklamsia a. Preeklamsia Ringan

Preeklamsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas (Sujiyatini,dkk. 2009).

Preeklamsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah kehamilan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas. Penyebab preeklamsia ringan belum diketahui secara jelas. Penyakit ini dianggap sebagai “maladaptation syndrome” akibat vasospasme general dengan segala akibatnya.

b. Preeklamsia Berat

Preeklamsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Sujiyantini, dkk. 2009)

6. Pencegahan Kejadian Preeklamsia

Preeklamsia dan eklamsia merupakan komplikasi kehamilan yang berkelanjutan dengan penyebab yang sama. Oleh karena itu, pencegahan atau diagnosis dini dapat mengurangi kejadian dan menurunkan angka kesakitan dan kematian. Untuk dapat menegakkan diagnosis dini diperlukan pengawasan hamil yang teratur dengan memperhatikan kenaikan berat badan, kenaikan tekanan darah, dan pemeriksaan urine untuk menentukan proteinuria.

(30)

vitamin, dan rendah lemak, kurangi garam apabila berat badan bertambah atau edema; makanan berorientasi pada empat sehat lima sempurna; untuk meningkatkan jumlah protein dengan tambahan satu butir telur setiap hari; 2) Cukup istirahat. Istirahat yang cukup sesuai pertambahan usia kehamilan berarti bekerja seperlunya dan disesuaikan dengan kemampuan; lebih banyak duduk atau berbaring kearah punggung janin sehingga aliran darah menuju plasenta tidak mengalami gangguan; 3) Pengawasan antenatal (hamil).

Bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin dalam rahim segera datang ke tempat pemeriksaan. Keadaan yang memerlukan perhatian: 1) Uji kemungkinan preklamsia, yaitu: Pemeriksaan tekanan darah atau kenaikannya, Pemeriksaan tinggi fundus uteri, Pemeriksaan kenaikan berat badan atau edema, Pemeriksaan protein dalam urine, Jika mungkin dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal, fungsi hati, gambaran darah umum, dan pemeriksaan retina mata; 2) Penilaian kondisi janin dalam rahim, yaitu: Pemantauan tinggi fundus uteri, Pemeriksaan janin: gerakan janin dalam rahim, denyut jantung janin, pemantauan air ketuban, Usulkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografi. Dalam keadaan yang meragukan, maka merujuk penderita merupakan sikap yang terpilih dan teruji.

7. Penanganan Preeklamsia

Penanganan preeklamsia bertujuan untuk menghindari kelanjutan menjadi eklamsia dan pertolongan kebidanan dengan melahirkan janin dalam keadaan optimal dan bentuk pertolongan dengan trauma minimal.

(31)

17

(garam dalam makanan dikurangi, lebih banyak istirahat baring ke arah punggung janin, segera datang memeriksakan diri, bila terdapat gejala sakit kepala, mata kabur, edema mendadak atau berat badan naik, pernapasan semakin sesak, nyeri pada epigastrium, kesadaran makin berkurang, gerakan jani melemah-berkurang, pengeluaran urine berkurang); 4) Jadwal pemeriksaan hamil dipercepat dan diperketat. Petunjuk untuk segera memasukkan penderita kerumah sakit atau merujuk penderita perlu memerhatikan hal berikut: Bila tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih, protein dalam urine 1 plus atau lebih, kenaikan berat badan 1,5 kg atau lebih dalam seminggu, edema bertambah dengan mendadak, tardapat gejala dan keluhan subjektif.

(32)

Setelah keadaan preeklamsia berat dapat diatasi, pertimbangan mengakhiri kehamilan berdasarkan: kehamilan cukup bulan, mempertahankan kehamilan sampai mendekati cukup bulan, kegagalan mengobati preeklamsia berat kehamilan diakhiri tanpa memandang umur, merujuk penderita ke rumah sakit untuk pengobatan yang adekuat, mengakhiri kehamilan merupakan pengobatan utama untuk memutuskan kelanjutkan preeklamsia menjadi eklamsia. Dengan perawatan sementara dipolindes, maka melakukan rujukan penderita merupakan sikap yang paling tepat. (Manuaba, dkk, 2010).

Penanganan preeklamsia ringan dapat dilakukan dengan dua cara tergantung gejala yang timbul yakni: 1) Penatalaksanaan rawat jalan pasien preeklamsia ringan, dengan cara: ibu dianjurkan banyak istirahat (berbaring tidur/miring), diet: cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam; pemberian sedativa ringan: tablet phenobarbital 3x30 mg atau diazepam 3x2 mg peroral selama 7 hari (atas instruksi dokter); roborantia; kunjungan ulang setiap 1 minggu; pemeriksaan laboratorium: hemoglobin, hemotokrit, trombosit, urin lengkap, asam urat darah, fungsi hati, fungsi ginjal; 2) Penatalaksanaan rawat tinggal pasien preeklamsia ringan berdasarkan kriteria: setelah 2 minggu pengobatan rawat jalan tidak menunjukkan adanya perbaikan dari gejala-gejala preeklamsia; kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih perminggu selama 2 kali berturut-turut (2 minggu); timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda-tanda preeklamsia berat.

(33)

19

Perawatan obstetri pasien preeklamsia ringan meliputi: 1) Kehamilan preterm (kurang 37 minggu); bila desakan darah mencapai normotensif selama perawatan, peralinan ditunggu sampai preterm; bila desakan darah turun tetapi belum mencapai normotensif selama perawatan maka kehamilan dapat diakhiri pada umur kehamilan 37 minggu atau lebih; 2)Kehamilan aterm (37 minggu atau lebih); persalinan di tunggu sampai terjadi onset persalinan atau dipertimbangkan untuk melakukan persalinan pada taksiran tanggal persalinan; 3) Cara persalinan: persalinan dapat dilakukan secara spontan bila perlu memperpendek kala II.

Untuk penanganan preeklamsia berat dapat ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala preeklamsia berat selama perawatan maka perawatan dibagi menjadi: 1) perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau diterminasi ditambah pengobatan medicinal; 2) perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan ditambah pengobatan medicinal.

Perawatan aktif, sedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada setiap penderita dilakukan pemeriksaan fetal assesment yakni pemeriksaan Nonstress Test (NST) dan ultrasonografi (USG), dengan indikasi (salah satu atau lebih) yakni: 1) Ibu: usia kehamilan 37 minggu atau lebih; adanya tanda-tanda atau gejala impending eklamsia, kegagalan terapi konservatif yaitu selama 6 jam pengobatan meditasi terjadi kenaikan desakan darah atau setelah 24 jam perawatan medicinal, ada gejala-gejala status quo (tidak ada perbaikan); 2) Janin: hasil fetal assesment jelek (NST dan USG): adanya tanda-tanda Intra Uterin Growt Retardation (IUGR); 3) Hasil laboratorium: adanya “HELP Syndrome” (hemolisis dan peningkatan fungsi hepar, trombositopenia).

(34)

tirah baring miring kesatu sisi. Tanda vital diperiksa setiap 30 menit, refleks patella setiap jam; infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi dengan infus RL (60-125 cc/jam) 500 cc; berikan antasida; diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam; pemberian obat anti kejang MgSO4: deuretikum tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda edema paru, payah jantung kongesif atau edema anasarka. Diberikan furosemid injeksi 40 mg/IM.

Antihipertensi diberikan bila: tekanan darah sistolik lebih 180 mmHg, diastolik lebih 110 mmHg atau MAP lebih 125 mmHg. Sasaran pengobatan adalah tekanan sistolis kurang 105 mmHg (bukan kurang 90 mmHg) karena akan menurunkan perfusi plasenta, dosis antihipertensi sama dengan dosis antihipertensi pada umumnya. Bila dibutuhkan penurunan tekanan darah secepatnya, dapat diberikan obat-obat antihipertensi parenteral (tetesan kontinyu), catapres injeksi. Dosis yang bisa dipakai 5 ampul dalam 500 cc cairan infus atau press disesuaikan dengan tekanan darah.

(35)

21 BAB III

KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seseorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah. Singkatnya ketergantungan antar variabel yang dianggap perlu untuk melengkapi dinamika situasi atau hal yang sedang atau akan diteliti (Sekaran, 2006 dalam Hidayat, 2010). Penyusunan kerangka konsep akan membantu kita untuk membuat hipotesis, menguji hubungan tertentu dan membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penemuan dengan teori yang hanya dapat diamati atau diukur melalui kontruks atau variabel (Nursalam, 2003 dalam Hidayat, 2007).

Adapun kerangka konsep pada gambaran pengetahuan ibu paritas tentang preeklamsia adalah :

Skema 1 : Kerangka Konsep

1. Pengertian 2. Penyebab 3. Gambaran klinis 4. Klasifikasi 5. Pencegahan 6. Penanganan Pengetahuan ibu yang

(36)

B. Defenisi Oprasional

(37)

23

(38)

24

METODELOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif, yang bertujuan untuk menggambarkan masalah penelitian yang terjadi berdasarkan karakteristik dengan pendekatan cross sectional yaitu merupakan rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat yang bersamaan (sekali waktu) antara faktor resiko atau paparan dengan penyakit (Hidayat, 2010).

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah ibu yang melahirkan di ruang V/Verlos Kamer di RSUD Dr Pirngadi Medan bulan April tahun 2015 dengan jumlah 27 responden.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling yaitu seluruh populasi dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu 27 responden..

C. Tempat Penelitian

(39)

25

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan april sampai juni 2015, dan dalam kurun waktu tersebut dilakukan pegumpulan data dan pengolahan data.

E. Pertimbangan Etika Penelitian

Pertimbangan etik yang dilakukan dalam penelitian ini, antara lain: 1) benefence (menguntungkan responden), yaitu tidak mencelakakan/menyakiti

(40)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Instrumen dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara dengan berpedoman pada kuesioner yang terdiri dari 20 pertanyaan yang berisikan pengetahuan ibu tentang preeklamsia yang disusun berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka konsep.

Aspek pengukuran pengetahuan dilakukan terhadap tingkat pengetahuan berdasarkan pada jawaban responden dari semua pertanyaan yang diberikan. Jumlah pertanyaan sebanyak 20 soal, dengan pilihan “Benar” dan “Salah”. Jawaban yang benar diberi nilai “1” dan jawaban yang salah diberi nilai “0”.

Hasil yang dimasukkan dalam kategori sebagai berikut :

Menurut Machfoed (2010), berdasarkan kategori pengetahuan dibagi dalam tiga kategori yaitu :

1. Pengetahuan baik, bila jawaban soal dengan benar 15 – 20 soal (76% - 100%) 2. Pengetahuan cukup, bila menjawab soal dengan benar 8 – 14 (56% - 75%) 3. Pengetahuan kurang, bila menjawab soal dengan benar 0-7 soal (<55%)

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas yang dilakukan oleh Hj. Juliani SST, MARS, peneliti diarahkan untuk memperbaiki instrument penelitian sesuai tinjauan pustaka agar dicapai nilai valid dari instrument penelitian. Hasil uji validitas instrument adalah 0,745.

(41)

27

bahwa suatu instrumen dikatakan reliable jika memiliki nilai reliabilitas > 0,7 oleh karena itu instrument dalam penelitian ini dikatakan reliable.

H. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data berupa data primer yaitu tentang gambaran ibu paritas tentang preeklamsia yang dilakukan setelah peneliti mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Setelah mendapat izin dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara kemudian peneliti memberikan surat permohonan izin kepada pihak RSUD Dr Pirngadi Medan, untuk melaksanakan penelitian. Setelah peneliti mendapatkan izin untuk meneliti, maka peneliti mulai melakukan proses yang dimulai dengan pengumpulan data dengan cara wawancara kepada responden yaitu ibu paritas yang melahirkan dan dirawat inap di RSUD Dr Pirngadi MedanTahun 2015, peneliti menjelaskan kepada responden tentang tujuan dan manfaat penelitian kemudian meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi calon responden dengan menandatangani informed concent, setelah itu peneliti memberikan penjelasan tentang prosedur pengisian kuesioner.

I. Analisi Data

(42)

Data yang diperoleh dan dikumpulkan diolah secara a) Editing, : Dengan melakukan pengecekan terhadap item isian formulir kuisioner, apakah formulir sudah lengkap. b). Coding : data yang telah di edit diubah dalam bentuk angka (kode). c). Entry : entry dilakukan dengan cara memasukkan data kekomputer dengan d). Cleaning : cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak. Periksa semua data yang telah dimasukkan ke komputer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data (Notoatmodjo, 2010) .

(43)

29 BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada BAB V diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai gambaran pengetahuan ibu yang melahirkan tentang preeklamsia di RSUD dr Pirngadi Medan Tahun 2015. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April 2015 ruang V/Verlos Kamer di RSUD dr. Pirngadi Medan dengan jumlah responden 27 orang.

Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang preeklamsia, penelitian menggunakan kuesioner yang berisikan 20 pertanyaan. Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu karakteristik responden dan pengetahuan ibu tentang preeklamsia di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2015.

1. Karakteristik responden

Distribusi frekuensi karakterisrik responden mencakup umur, pendidikan, paritas Secara rinci dapat dilihat sebagai berikut:

Table 5.1 Distribusi responden berdasarkan karakteristik ibu tentang preeklamsia di RSUD dr. Pirngadi Medan

(44)

Perguruan tinggi 0 0

Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa responden mayoritas berusia 20-35 tahun sebanyak 21 responden (77,8%) dan minoritas berusia <20 tahun sebanyak 1 responden (3,7%). Dilihat dari segi pendidikan mayoritas responden berpendidikan SMA sebanyak 19 responden (70,4%) dan minoritas reponden berpendidikan perguruan tinggi sebanyak 0 responden (0%). Dilihat dari segi paritas mayoritas responden dengan paritas scundipara sebanyak 11 responden (40,7%) dan minoritas paritas grandmultipara sebanyak 2 reponden (7,4%).

2. Pengetahuan Responden

Distribusi frekuensi berdasarkan keseluruhan pengetahuan responden tentang preeklamsia adalah sebagai berikut:

Table 5.2 Distribusi responden berdasarkan pengetahuan ibu tentang Preeklamsia di RSUD dr. Pirngadi Medan

Tahun 2015

(45)

31

(55,6%) dan minoritas responden berpengetahuan baik sebanyak 4 responden (14,8%).

B. Pembahasan

Hasil penelitian bahwa distribusi frekuensi ibu yang melahirkan diruang V/Verlos Kamer di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2015 berdasarkan umur ditemukan mayoritas berumur 20-35 yaitu 21 responden. Diantara 21 responden tersebut, 11 responden berpengetahuan cukup, 5 responden berpengetahuan kurang dan 3 responden berpengetahuan baik.

Hal ini sesuai dengan tori Suparlan (2005) yang menyatakan bahwa Usia sangat mempengaruhi perkembangan seseorang dalam memahami sesuatu. Menurut beberapa penelitian pengetahuan seseorang bertambah sesuai dengan pertambahan usia.

Menurut teori Nursalam (2001), semakin cukup tingkat kematangan dan kekuatan seseorang, maka akan lebih matang orang tersebut dalam berfikir dan bekerja. Hal ini sebagai akibat dari kematangan jiwanya. Kemampuan berfikir kreatif mencapai puncaknya pada umur 20-an.

Berdasarkan teori Nursalam tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat kesesuaian antara teori Nursalam dengan hasil penelitian. Hasil penelitian menyatakan bahwa sebagian besar responden berumur 20-35 tahun dimana menurut Nursalam pada umur 20-an itulah seseorang mencapai puncaknya dalam berfikir kreatif.

(46)

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Nursalam (2001), semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah dalam menerima informasi, sehingga semakin banyak pengetahuan yang dimiliki.

Sebagian besar responden sudah menyelesaikan pendidikan sampai tingkat SMA, hal ini tentunya lebih tinggi bila dibandingkan dengan responden yang hanya selesai sampai tingkat SD ataupun SMP. Jika dilihat dari segi pendidikan responden yang rata-rata SMA dengan teori Kuncoro yang menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin banyak pengetahuan yang dimiliki, maka sesuailah pengetahuan responden tentang preeklamsia ini berada pada kategori cukup.

Menutut Notoatmodjo (2007) yang menyatakan konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok masyarakat. Bertitik tolak belakang dari konsep pendidikan tersebut, maka proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu. Hal ini bertujuan untuk melihat bahwa semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh responden maka semakin mudah dalam meresap informasi serta ide-ide yang ada. Tingginya pendidikan seseorang diharapkan pada pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya untuk berperilaku hidup sehat.

(47)

33

dan persalinan aterm serta anak yang hidup. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain, semakin sering seseorang mengalaminya semakin tinggi pengalaman orang tersebut (Manuaba, 2002) .

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2007) yang menyatakan bahwa pengalaman merupakan sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan dan dapat menjadi sumber pengetahuan yang bersifat informal.

Menurut Suparlan (2005) Pengalaman adalah sesuatu yang pernah dialami, dilihat atau didengar sesorang yang menjadi acuan. Semakin banyak pengalaman seseorang, maka semakin banyak usaha seseorang untuk mengatasi suatu masalah. Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu yang melahirkan tentang preeklamsia mayoritas responden berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 15 responden (55,6%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan cukup. Namun masih ada juga responden yang kurang mengetahui tentang preeklamsia yaitu sebanyak85 responden (29,6%).

Pengetahuan responden yang rata-rata masuk kedalam kategori cukup ini bisa dikaitkan dengan karakteristik yaitu umur yang berkisar antara 20-35 tahun, pendidikan yang rata-rata sampai tingkat SMA, dan paritas responden mayoritas scundipara. Karakteristik inilah yang mungkin membuat responden memiliki pengetahuan yang cukup tentang preeklamsia.

(48)

sampai SD atau SMP yang menyulitkan dalam menerima informasi sehingga pengetahuannya pun menjadi kurang.

Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman. Pengalaman sesuatu yang pernah dialami, dilihat atau didengar sesorang yang menjadi acuan. Semakin banyak pengalaman seseorang, maka semakin banyak usaha seseorang untuk mengatasi suatu masalah. Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain (suparlan, 2005). Hal ini bisa dikaitkan dengan karakteristik responden menurut tingkat pendidikan. Pada tingkat pendidikan dari 27 responden terdapat 2 responden (9,5%) yang berpendidikan SD. Dari kedua responden tersebut terdapat 1 responden berpengetahuan cukup. Dari karakteristik pendidikan mungkin responden yang memiliki pengetahuan cukup karena memiliki pengalaman, baik pengalaman yang pernah dialami, dilihat atau didengar.

Pengetahuan ibu paritas tentang preeklamsia yang didukung dengan pengetahuan yang cukup dapat menurunkan frekuensi kejadian preeklamsia. Karena dengan demikian pemberian penerangan yang tepat oleh tenaga kesehatan baik bidan atau perawat melaksanakan pengawasan yang baik. Walaupun demikian, kemungkinan timbulnya preeklamsia tetap saja tidak dapat dicegah sepenuhnya (Sarwono, 2003).

(49)

35

C. Keterbatasan penelitian

Melakukan penelitian ini, peneliti tidak ada menemukan hambatan-hambatan yang berarti. Yang menjadi keterbatasan penelitian ini adalah kurangnya minat beberapa responden untuk menjawab pertanyaan kuesioner. Mereka beralasan kalau kondisi badan mereka masih lemah dan terasa sakit karena baru selesai melahirkan. Untuk mengatasi masalah itu, peneliti berinisiatif membecakan pertanyaan kuesioner dan responden memberikan jawaban yang dianggap paling benar.

D. Implikasi Terhadap Pelayanan dan Penelitian 1. Asuhan Kebidanan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi dalam memberikan pelayanan kesehatan di masyarakat, sehingga masyarakat menjadi tahu tentang preeklamsia

2. Pendidikan

(50)

36

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran pengetahuan ibu yang melahirkan tentang preeklamsia di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2015. Diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Ibu yang melahirkan diruang V/Verlos Kamer di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2015 mayoritas berusia 20-35 tahun sebanyak 21 0rang (77,8%), pendidikan ibu mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 19 orang (70,4%), dan paritas responden mayoritas scundipara sebanyak 11 responden (40,7%)

2. Ibu yang melahirkan diruang V/Verlos Kamer di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2015 mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 15 orang (55,6%).

B. Saran

1. Kepada tenaga kesehatan

Diharapkan kepada tenaga kesehatan atau petugas kesehatan agar lebih meningkatkan pemberian penyuluhan dan pendidikan kepada ibu hamil maupun melahirkan dan mampu memberikan pelayanan yang paripurna dan profesional sehingga dapat menolong ibu.

2. Kepada ibu

(51)

37

3. Kepada peneliti selanjutnya

(52)

Chandra, I. A, dkk. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Menular, dan KB. Jakarta : EGC

Depkes RI. Mediacom. Edisi 10 Februari 2008. Depkes RI

Dinkes SU. (2006). Profil kesehatan Sumatera Utara 2005. Medan: Dinkes Sumut Dewi, V.L.D, Sunarsih, T. (2012). Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta:

Salemba Medika

Hidayat, A.A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika

Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

(2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Machfoedz, I. (2010). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Fitramaya

Manuaba. I.A.C, dkk. (2009). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC

Paramitasari, T.F, & Maritin, S. (2012). Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Ibu Hamil Kejadian Preeklamsia. Terdapat pada Http:

//c:/users/tri/downloads/document/ipi90826.pdf, 3 maret 2012. Prawirohardjo, S. (2012). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka

Proverawati, A. & Asfuah, S. (2009). Buku Ajar untuk Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Rukiyah, A.Y, & Yulianti, L. (2010). Asuahan Kebidanan 4 (Patologi), Jakarta : Cv. Trans Info Media

(2014). Asuhan Kebidanan Kehamilan Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : CV. Trans Info Media

Sujianti, M. & Hidayat A. (2009). Asuhan Kebidanan. Jogjakarta : Nuha Litera Offset.

Suparlan. (2005). Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta : AR - RUZZ

(53)

KUESIONER PENELITIAN TENTANG GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MELAHIRKAN TENTANG PREEKLAMSIA

DI RSUDDR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2015

I. Petunjuk Pengisian

1. Isilah data yang ada pada lembar kuesioner ini dengan benar

2. Pilihlah salah satu jawaban dengan cara memberi tanda ceklis pada jawaban yang anda anggap benar dan sesuai dengan kondisi anda. 3. Setelah selesai kembalikan kuesioner ini pada peneliti atau petugas

yang memberikan kuesioner ini pada anda. II. Identitas Responden

1. Umur : No. Responden

2. Pendidikan :

a. SD

b. SMP c. SMA

d. Perguruan tinggi :

3. Paritas :

(54)

KUESIONER PENELITIAN TENTANG GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MELAHIRKAN TENTANG PREEKLAMSIA

DI RSUDDR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2015

I. Petunjuk Pengisian

1. Isilah data yang ada pada lembar kuesioner ini dengan benar

2. Pilihlah salah satu jawaban dengan cara memberi tanda ceklis pada jawaban yang anda anggap benar dan sesuai dengan kondisi anda. 3. Setelah selesai kembalikan kuesioner ini pada peneliti atau petugas

yang memberikan kuesioner ini pada anda. II. Identitas Responden

1. Umur : No. Responden

2. Pendidikan :

a. SD

b. SMP c. SMA

d. Perguruan tinggi :

3. Paritas :

(55)

III. KUESIONER PENGETAHUAN

No. Pernyataan Benar Salah

1. Keracunan kehamilan adalah penyakit dengan tanda-tanda darah tinggi, proteinuria dan pembengkakan yang tidak wajar, biasanya terjadi setelah ke-20 inggu kehamilan.

2. Keracunan kehamilan merupakan penyakit yang disebabkan bukan karena kehamilan

3. Keracunan kehamilan terbagi menjadi dua yaitu keracunan kehamilan ringan dan keracunan kehamilan berat.

4. Riwayat keracunan kehamilan pada ibu dan saudara perempuan salah satu faktor penyebab dari keracunan kehamilan.

5. Tekanan darah tinggi, protein pada urin, pembengkakan merupakan tanda dan gejala keracunan kehamilan ringan 6. Tekanan darah 140 mmHg merupakan tanda dan gejala

keracunan kehamilan ringan.

7. Tekanan darah 160 mmHg merupakan tanda dan gejala pada keracunan kehamilan berat.

8. Diet makanan, makanan tinggi protein dan karbohidrat, rendah lemak, cukup vitamin, cukup istirahat dan pemeriksaan kehamilan merupakan pencegahan terjadinya keracunan kehamilan.

9. Mempunyai riwayat darah tinggi sebelum hamil dapat menjadi faktor resiko keracunan kehamilan.

10. Keracunan kehamilan berpengaruh pada janin

11. Keracunan kehamilan memerlukan perhatian khusus dari tenaga kesehatan.

12. Ibu yang pernah mengalami keracunan kehamilan pada kehamilan sebelumnya akan beresiko mengalami keracunan pada kehamilan selanjutnya.

(56)

nasihat diet makanan dengan mengurangi garam dalam makanan, lebih banyak istirahat dan lebih sering memeriksakan kehamilannya

14. Keluhan keracunan kehamilan berupa sakit kepala, rasa nyeri pada ulu hati, penglihatan kabur, mual sampai muntah, gangguan pernafasan (sesak) dan terjadi gangguan kesadaran. 15. Jika terjadi perubahan gerakan janin dalam kandungan maka

ibu segera dating ke tempat pemeriksaan kehamilan.

16. Jika setelah dua minggu pengobatan rawat jalan tidak ada perbaikan, kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih perminggu selama 2 kali berturut-turut (2 minggu) maka harus dirawat inap.

17. Keracunan kehamilan pada masa kehamilan akan berkelanjutan pada masa bersalin dan dalam masa nifas. 18. Keracunan kehamilan umumnya terjadi pada kehamilan yang

pertama kali, kehamilan diusia remaja dan kehamilan pada wanita diatas 40 tahun.

19. Penanganan keracunan kehamilan bertujuan untuk menghidari menjadi keracunan kehamilan yang disertai kejang

(57)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Assalammualaikum Wr. Wb……. Dengan Hormat,

Nama saya Astrini, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Ibu yang Melahirkan Tentang Preeklamsia di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2015”.

Preeklamsia dan eklamsia merupakan komplikasi kehamilan yang berkelanjutan dengan penyebab yang sama. Oleh karena itu, pencegahan atau diagnosis dini dapat mengurangi kejadian dan menurunkan angka kesakitan dan kematian. Untuk dapat menegakkan diagnosis dini diperlukan pengawasan hamil yang teratur dengan memperhatikan perkembangan pada muka dan ekstremitas, kenaikan berat badan, kenaikan tekanan darah, dan pemeriksaan urine untuk menentukan proteinuria (Manuaba, 2009)

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, para pakar telah meneliti tentang pengetahuan ibu terhadap preeklamsia dan eklamsia terdapat 9 respoden (30%) berpengetahuan baik, 18 responden (60%) berpengetahuan cukup, dan 3 responden (10%) berpengetahuan kurang (Handayani, 2012).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu yang melahirkan tentang preeklamsia.

Kami akan melakukan wawancara terstruktur kepada ibu tentang:

a. Data ibu seperti nama dan pendidikan. Wawancara ini akan kami lakukan sekitar 20 menit.

(58)

Partisipasi ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini ibu tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila ibu membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya.

Nama : Astrini

Alamat : Jl. Jamin Ginting Gg. Pelita No. 3B No. HP : 082276047062

Terimakasih saya ucapkan kepada ibu yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan ibu bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, April 2015

Peneliti

(59)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Umur :

Alamat : Telp/HP :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “ Gambaran Pengetahuan Ibu yang Melahirkan Tentang Preeklamsia di RSUD Dr Pirngadi Medan Tahun 2015”. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian berikut.

Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, April 2015

( )

(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Biodata

1. Nama lengkap : Astrini 2. Jenis kelamin : Perempuan

3. Tempat/tanggal lahir : Rokan Baru, 26 Februari 1992 4. Anak ke : 3 (tiga) dari 5 (bersaudara) 5. Kewarganegaraan : Indonesia

6. Status : Belum kawin 3. Kewarganegaraan : Indonesia

4. Agama : Islam

5. Alamat : Teluk Bano II

II. Riwayat pendidikan

1. SD Negeri 049 Teluk Bano II

2. SMP Negeri 1 Batu Hampar tahun 2007 3. SMA Negeri 1 Bangko tahun 2011

Gambar

Table 5.1 Distribusi responden berdasarkan karakteristik ibu tentang preeklamsia di RSUD dr
Table 5.2 Distribusi responden berdasarkan pengetahuan ibu tentang Preeklamsia di RSUD dr

Referensi

Dokumen terkait

For the standard sequence containers (vector, string, deque, and list), you follow the advice we've outlined in this Item, using the containers' begin and end iterators to demarcate

Selama 30 detik LDR terkena cahaya sehingga Fan akan berkerja dan begitu pula sebaliknya Dengan batasan yang telah ditentukan alat ini akan berkerja selama 30 detik

Volume bola terbesar yang dapat dimasukkan ke dalam dus berbentuk kubus dengan panjang rusuk 18 cm adalah ..... Pada saat yang sama bayangan sebuah gedung

Sebelum saya mendapatkan bimbingan dari DPL, saya merasa gugup dan minder, karena saya juga orangnya termasuk takut di depan orang banyak, tetapi setelah bliau

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat di ambil kesimpulan, bahwa kegiatan tindak bahasa campur kode dilakukan oleh masyarakat hampir setiap

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo ).. BANK BANK PEMBANGUNAN DAERAH

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLII-2/W6, 2017 International Conference on Unmanned Aerial Vehicles

Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik 5003. Lainnya