• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of SOSIALISASI PROGRAM PENTING (PENCEGAHAN STUNTING) UNTUK MENCIPTAKAN GENERASI YANG SEHAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of SOSIALISASI PROGRAM PENTING (PENCEGAHAN STUNTING) UNTUK MENCIPTAKAN GENERASI YANG SEHAT"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

DOI: 10.33558/devosi.v4i2.7933

SOSIALISASI PROGRAM PENTING (PENCEGAHAN STUNTING) UNTUK MENCIPTAKAN GENERASI YANG SEHAT

Ginung Pratidina1, Nadia Amalia2, Winda Maulinda3, Sarah Azhara4, Yunita Sugiawan Putri5, Hapsari Syarifa Rifda Raihani6, Alya Siti Dwi Julia7, Ika Sartika8, Mohamad

Ardika9, Novando10, Panji Ivna Saepullah11, Aditya Ramadhan12 1-12Universitas Djuanda Bogor

3Email: [email protected]

Received: 30 Sep 2023 | Accepted: 10 Oct 2023 | Published: 15 Oct 2023 ABSTRACT

Stunting is a problem that requires more attention from various sectors. Therefore, FISIPKOM KKN-T students collaborated with the puskesmas to conduct socialization related to stunting prevention in Teluk Pinang Village. The purpose of carrying out these activities is to provide knowledge and understanding of the community about stunting. In addition, this activity can also improve healthy lifestyle behavior in the community which intends to prevent stunting in children.

This socialization activity was carried out in the children's class. The method of implementing this socialization activity is carried out by preparation, observation and counseling. The implementation of this activity was carried out in the children's class which was attended by mothers and children who indicated stunting. This socialization has succeeded in increasing the sensitivity of mothers to the importance of nutritional intake that must be fulfilled by the child's body and the application of healthy living behaviors in everyday life

Keywords: Health, Stunting, Nutrition

ABSTRAK

Stunting menjadi permasalahan yang membutuhkan perhatian lebih dari berbagai sektor. Oleh karena itu, mahasiswa KKN-T FISIPKOM melakukan kerjasama dengan pihak puskesmas untuk melakukan sosialisasi terkait pencegahan stunting di Desa Teluk Pinang. Tujuan dilakukannya kegiatan tersebut dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai stunting. Selain itu, pada kegiatan ini juga dapat meningkatkan perilaku pola hidup sehat pada masyarakat yang bermaksud untuk mencegah terjadinya stunting pada anak. Kegiatan sosialisasi ini dilakukan pada kelas anak. Metode pelaksanaan kegiatan sosialisasi ini dilakukan dengan persiapan, observasi dan dilakukanlah penyuluhan. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan pada kelas anak yang diikuti oleh para ibu dan anak yang terindikasi stunting. Sosialisasi ini telah berhasil meningkatkan kepekaan para ibu akan pentingnya asupan gizi yang harus terpenuhi oleh tubuh anak serta penerapan perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.

Kata kunci: Kesehatan, Stunting, Gizi

PENDAHULUAN

Dalam keadaan sehat merupakan suatu hal yang sangat didambakan oleh setiap manusia di dunia saat ini. Kondisi sehat meliputi sehat fisik dan jasmani (Adlun & Basri, 2022). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,

(2)

kesehatan dapat diartikan keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis, sehingga kesehatan ini menjadi perhatian seluruh elemen di Indonesia (Dongoran dkk., 2021). Dimana dalam meningkatkan angka kesehatan perlu dilakukan oleh perindividu, keluarga, bahkan perlu dibarengi dengan adanya peran dari lembaga pemerintah. Kesehatan dapat menjadi tolak ukur keberhasilan pemerintah dalam memberikan layanan kesehatan di Indonesia (Aeni, 2021; Kurnianto, 2015).

Stunting menjadi permasalahan yang membutuhkan perhatian lebih dari berbagai sektor. Hal ini karena stunting mempengaruhi sumber daya manusia di masa depan. Selain mengalami penurunan tinggi badan, otak anak tidak berkembang dengan baik, yang menyebabkan mereka mengalami kesulitan dalam belajar dan konsentrasi.

Akibatnya, pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan produktivitas masa depan anak dapat terganggu (Laili & Andriani, 2019; Laksono dkk., 2022; Nurhidayah dkk., 2023) .

Saat ini, Indonesia menjadi negara dengan angka stunting tertinggi ke-2 di Asia Tenggara dan menduduki peringkat ke-5 di dunia menurut dara riset kesehatan dasar (Riskesdas) di Tahun 2018 (Amalia dkk., 2022; Fitria dkk., 2022). Stunting paling umum terjadi pada 1.000 hari pertama hidup, atau dari usia kandungan hingga masa batita (Lawaceng & Rahayu, 2020; Yadika dkk., 2019). Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor yang mempengaruhinya seperti kurangnya gizi dalam waktu lama, sehingga gizi anak yang tidak terpenuhi dan akhirnya terjadi infeksi kronik (Aisah dkk., 2019). Dampak dari ibu yang kekurangan gizi, pola asuh orang tua, kehamilan tidak sehat, sanitasi yang kurang baik, dan pemberian ASI yang tidak ekslusif. dikarenakan kurangnya pengetahuan dan pemahaman ibu mengenai ilmu kesehatan dan gizi pada anak.

Pada Rapat Kerja Nasional BKKBN, Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukkan bahwa tingkat stunting di Indonesia turun dari 24,4% pada tahun 2021 menjadi 21,6% pada tahun 2022, WHO menetapkan standar minimal stunting kurang dari 20% (Nurva & Maharani, 2023; Syamsuadi dkk., 2023). Kondisi ini ditandai dengan tinggi atau panjang badan anak di bawah rentang usia atau standar yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan (Laili & Andriani, 2019). Kondisi kesehatan di Desa Teluk Pinang Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor tergolong kategori masih buruk.

Jumlah anak stunting dapat menunjukkan hal ini. Di mana anak stunting menunjukkan

(3)

Novando, Panji Ivna Saepullah, Aditya Ramadhan

tanda-tanda seperti tinggi badan yang tidak sesuai dengan usianya, berat badan yang rendah, kecenderungan untuk menjadi pendiam, dan kurangnya daya tahan tubuh.

Desa Teluk Pinang ini sendiri terdapat 13 anak yang dapat dikatakan terindikasi stunting. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka mahasiswa KKN-T FISIPKOM Universitas Djuanda Bogor melakukan kerjasama dengan pihak puskesmas untuk melakukan sosialisasi terkait pencegahan stunting di Desa Teluk Pinang. Dimana pada kegiatan tersebut akan memberikan pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai stunting. Selain itu, pada kegaiatan ini juga dapat meningkatkan perilaku pola hidup sehat pada masyarakat yang bermaksud untuk mencegah terjadinya stunting pada anak. Kegiatan sosialisasi ini dilakukan pada kelas anak.

METODE PELAKSANAAN

Metode yang digunakan dalam pencegahan stunting yaitu dengan melakukan kegiatan sosialisasi terkait stunting. Metode pelaksanaan kegiatan sosialisasi ini berupa penyuluhan (Basri dkk., 2022; Nurhidayah dkk., 2023) yang disampaikan secara langsung oleh ibu Restu Dwi Utami, A.md, Kep. Selaku pihak puskesmas Banjarsari. Pelaksanaan penyuluhan dengan sasaran ibu dan anak yang terindikasi stunting di Desa Teluk Pinag. Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2023. Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan dapat dilihat pada gambar 1 sebagai berikut.

Gambar 1. Tahap Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi PENTING

Berdasarkan gambar 1 menunjukkan tahapan kegiatan pelaksanaan penyuluhan stunting diawali dengan melakukan obsevasi ke posyandu. Selanjutnya menentukan permasalahan sesuai dengan masalah yang dialami. Setelah menentukan permasalahan dilanjut dengan mendiskusikan terkait tema dan konsep yang akan Observasi/

Pengamatan

Identifika

Masalahsi Diskusi Perizinan

Tempat Pelaksanaan Evaluasi

(4)

dilaksanakan pada saat penyuluhan, serta mencari data melalui studi literatur. Lalu dilanjutkan dengan perizinan tempat dan pihak-pihak terkait. Kemudian pada tahapan pelaksanaan dilakukanlah pemberian materi seputar stunting dan gizi. Kemudian dilakukannya sesi tanya jawab antara peserta dan narasumber. Tahapan terakhir yaitu dilakukannya evaluasi. Di mana banyak pertanyaan yang diajukan tentang gizi yang harus dipenuhi anak dan penerapan pola hidup sehat menunjukkan antusiasme peserta terhadap kegiatan penyuluhan ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN PENGABDIAN MASYARAKAT

Program penurunan stunting dilaksanakan dalam upaya untuk mendukung pencegahan stunting melalui penyuluhan gizi dengan sasaran ibu dengan anak terindikasi stunting. Dalam observasi awal kami didukung oleh tokoh masyarakat setempat, perangkat desa, ketua tim penggerak PKK dan para kader Desa Teluk Pinang yang menaruh perhatian penuh terhadap penurunan angka stunting. Penguatan program ini dilatarbelakangi oleh analisis situasi diperoleh data bahwa terdapat 13 anak terindikasi stunting di Desa Teluk Pinang. Menurut data yang dikumpulkan selama kegiatan posyandu, standar antropometri menunjukkan bahwa status gizi anak berada di bawah standar. Angka Z-Score anak berada di bawah -2 SD, yang dianggap pendek, dan <-3 SD, yang dianggap sangat pendek. Akibatnya, penanganan stunting harus dimulai dengan tahapan awal, yang dapat dicapai melalui beberapa program, seperti penyuluhan tentang stunting dan gizi, serta kegiatan posyandu, seperti pemeriksaan laboratorium HBsAg untuk ibu hamil, imunisasi, penimbangan, dan pengawasan trombosit pada anak.

Kegiatan penyuluhan stunting menjadi cara awal untuk dapat mengedukasi para ibu akan pentingnya pencegahan stunting. Dimana dengan kegiatan penyuluhan ini para ibu akan mendapatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai stunting, meningkatkan perilaku pola hidup sehat pada masyarakat, serta terwujudnya penurunan angka stunting di Desa Teluk Pinang. Penyuluhan stunting diadakan di Desa Teluk Pinang pada tanggal 11 Agustus 2023 untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan dan mencegah stunting.

Sosialisasi ini telah berhasil meningkatkan kepekaan para ibu akan pentingnya asupan gizi yang harus terpenuhi oleh tubuh anak serta penerapan perilaku hidup

(5)

Novando, Panji Ivna Saepullah, Aditya Ramadhan

sehat dalam kehidupan sehari-hari. Narasumber telah memaparkan beberapa hal yaitu terkait kesadaran para ibu untuk dapat menjaga kesehatan anak, terutama pada usia emas agar tidak terjadi stunting pada anak. Lebih lanjut juga dijelaskan mengenai seperti factor-faktor penyebab stunting yang diantara terdapat pada pola asuh orangtua, kehamilan tidak sehat, sanitasi yang kurangbaik, dan pemberian ASI yang tidak eksklusif. Lalu ada ciri-ciri anak stunting diantaranya berat badan yang tidak normal pada usianya, pertumbuhan tulang terhambat, mudah terpapar penyakit, mengalami gangguan belajar, dan mengalami gangguan tumbuh kembang. Beliau menyatakan bahwa untuk mencegah stunting pada anak, anak harus mendapatkan asupan gizi yang cukup, termasuk karbohidrat, protein, dan serat, serta asupan gizi lainnya. Salah satu masalah dengan mencukupi gizi balita adalah anak-anak yang belum berusia enam bulan tidak boleh diberikan makananselain ASI . Menurut pengabdian yang dilakukan oleh (Khoeroh & Indriyanti, 2017; Rahmadhita, 2020), masalah gizi disebabkan oleh pemberian MP-ASI yang tidak sesuai, termasuk waktu pemberian, tahapan pemberian, dan metode persiapan MP-ASI. Perilaku hidup sehat juga dijelaskan secara lebih rinci dalam penyuluhan ini. Pola hidup bersih dan sehat, khususnya pola makan dan tidur anak, sangat berpengaruh terhadap perkembangan mereka.

Gambar 2. Penyampaian Materi Sosialisasi Penting (Pencegahan Stunting) Kemudian narasumber juga berbicara tentang periode emas, 1000 hari pertama kehidupan, ketika bayi kekurangan gizi, berbagai kegiatan masyarakat hidup sehat ,

(6)

perbedaan antara anak pendek dan anak normal, dan stunting saat ini. Kegiatan penyuluhan stunting dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman baru kepada para ibu, seperti yang ditunjukkan oleh antusiasme para ibu dan kesempatan mereka untuk berbicara secara aktif dengan orang-orang yang berbicara tentang masalah stunting. Sesi tanya jawab dimulai setelah nara memberikan sumber materi. Peserta penyuluhan stunting mengajukan pertanyaan.

Gambar 2. Sosialisasi Program Penting (Pencegahan Stunting)

Diantaranya pertanyaan berupa “Bu, anak saya gak mau makan pakai lauk, maunya cuma nasinya saja, udah coba lauknya dimasukkan ke dalam nasi tapi tetap tidak mau, tetapi kalau jajan dia mau makan, bagaimana ya bu solusinya?”, lalu narasumber menjelaskan bahwa ibu-ibu harus kreatif dalam membuat menu makan anak, misalnya dikreasikan sesuai dengan makanan yang biasa anak beli tetapi dengan bahan yang lebih sehat dan higenis seperti membuat keripik ubi. Stunting menjadi masalah yang perlu mendapatkan perhatian dari beberapa sector. Oleh karena itu, dengan dilakukannya program PENTING (Pencegahan stunting) oleh mahasiswa Universitas Djuanda dapat dikatakan berhasil menambah pengetahuan serta pemahaman para ibu untuk dapat menjaga kesehatan anaknya, terutama pada tumbuh kembang anak.

KESIMPULAN

Berdasarkan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilaksanakan terkait sosialisasi pencegahan stunting untuk menciptakan generasi yang sehat menunjukkan dampak keberhasilan berupa meningkatnya wawasan para ibu-ibu

(7)

Novando, Panji Ivna Saepullah, Aditya Ramadhan

tentang makanan gizi untuk pencegahan stunting, dampak lain dari adanya sosialisasi pencegahan stunting adalah penurunan angka stunting di Desa Teluk Pinang.

Dalam mencapai tujuan pencegahan stunting yang efektif, diperlukan sosialisasi berkelanjutan dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan. Selain itu, penting untuk memantau dan mengevaluasi dampak dari kegiatan sosialisasi ini secara berkala untuk memastikan bahwa tujuan pencegahan stunting tercapai dengan baik.

BIBLIOGRAPHY (DAFTAR PUSTAKA)

Adlun, F., & Basri, H. (2022). Efektivitas Pembelajaran Daring Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Dengan Pemanfaatan Aplikasi Penjaspedia Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Sekolah Dasar Se-Kecamatan Jonggol. Paradigma, 19(1), 26–39.

Aeni, N. (2021). Pandemi covid-19: Dampak kesehatan, ekonomi, & sosial. Jurnal Litbang: Media Informasi Penelitian, Pengembangan Dan IPTEK, 17(1), 17–34.

Aisah, S., Ngaisyah, R. D., & Rahmuniyati, M. E. (2019). Personal hygiene dan sanitasi lingkungan berhubungan dengan kejadian stunting di Desa Wukirsari Kecamatan Cangkringan. 1(2), 49–55.

Amalia, L., Mokodompis, Y., & Ismail, G. A. (2022). Hubungan Overweight Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Bulango Utara.

Jambura Journal of Epidemiology, 1(1), 11–19.

Basri, H., Putra, P., Supratno, S., Irham, I., Rofieq, A., Rusham, R., Maysaroh Chairunnisa, N., & Amin Ash Shabah, M. (2022). Buku Panduan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Era Covid-19 Periode Semester Ganjil Tahun Akademik 2021/2022.

Dongoran, M. F., Lahinda, J., & Nugroho, A. (2021). Pembinaan Kesehatan Mental Dengan Intervensi Senam Yoga Pada Warga Binaan Lapas Ii B Merauke. Jurnal Masyarakat Negeri Rokania, 2(1), 6–12.

Fitria, W., Sufriani, S., & Nizami, N. H. (2022). PENGETAHUAN DAN PERILAKU IBU DALAM PRAKTIK PEMBERIAN MAKAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan, 6(3).

Khoeroh, H., & Indriyanti, D. R. (2017). Evaluasi penatalaksanaan gizi balita stunting di wilayah kerja Puskesmas Sirampog. Unnes Journal of Public Health, 6(3), 189–

195.

Kurnianto, D. (2015). Menjaga kesehatan di usia lanjut. Jorpres (Jurnal Olahraga Prestasi), 11 (2).

Laili, U., & Andriani, R. A. D. (2019). Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pencegahan Stunting. Jurnal Pengabdian Masyarakat IPTEKS, 5(1), 8.

https://doi.org/10.32528/pengabdian_iptek.v5i1.2154

(8)

Laksono, A. D., Wulandari, R. D., Amaliah, N., & Wisnuwardani, R. W. (2022). Stunting among children under two years in Indonesia: Does maternal education matter?

Plos one, 17(7), e0271509.

Lawaceng, C., & Rahayu, A. Y. S. (2020). Tantangan pencegahan stunting pada era adaptasi baru “New Normal” melalui pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Pandeglang. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia: JKKI, 9(3), 136–146.

Nurhidayah, S., Basri, H., Ridwan, R., Putrianika, P., Widyowati, D. D., & Khoiriyah, U.

(2023). Penyuluhan Perubahan Pemahaman Dalam Pencegahan Dan Penurunan Stunting Di Kecamatan Batujaya Karawang. Devosi, 4(1), 70–80.

https://doi.org/10.33558/devosi.v4i1.6916

Nurva, L., & Maharani, C. (2023). Analisis Pelaksanaan Kebijakan Penanggulangan Stunting: Studi Kasus di Kabupaten Brebes. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia: JKKI, 12(2), 74–83.

Rahmadhita, K. (2020). Permasalahan Stunting dan Pencegahannya. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 9(1), 225–229.

Syamsuadi, A., Febriani, A., Ermayani, E., Bunyamin, B., & Nursyiamah, N. (2023). Peran Lintas Sektor Dalam Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting Di Kabupaten Rokan Hulu. Jdp (Jurnal Dinamika Pemerintahan), 6(1), 1–30.

Yadika, A. D. N., Berawi, K. N., & Nasution, S. H. (2019). Pengaruh stunting terhadap perkembangan kognitif dan prestasi belajar. Jurnal Majority, 8(2), 273–282.

Referensi

Dokumen terkait

In applying a constructivist approach, this article aims to: • analyse states’ constructed meaning of nuclear weapons; • present an overview of historical and contemporary normative