• Tidak ada hasil yang ditemukan

The source of research data is the novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu by Tere Liye Works

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "The source of research data is the novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu by Tere Liye Works"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

EMOSI TOKOH DALAM NOVEL REMBULAN TENGGELAM DIWAJAHMU KARYA TERE LIYE

Yetra Dewita, Samsiarni,Titiek Fujita Yusandra

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]

ABSTRACT

This research is based on the emotional aspect of the characters contained in the novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu by Tere Liye. Emotion is one of the things that exist in man. The purpose of his research is to describe the emotional aspects of the character in the novel Rembulan Tenggelam Tenggelam Di Wajahmu by Tere Liye. The type of this research is qualitative research with descriptive method of analysis. The source of research data is the novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu by Tere Liye Works. The research data in this research is the emotional aspect of the character in the novel Tenggelam Di Wajahmu by Tere Liye. Data collection techniques conducted in this study are as follows: First, read and understand the novel Tenggelam Di Wajahmu by Tere Liye. Second, record and mark the data in the form of text or excerpts contained in the novel Tenggelam Di Wajahmu by Tere Liye. Third, inventory data. Data validation technique used in this research is technique of triangulation type of investigator.

The findings and results of the research in Tere Liye's novel Tenggelam Di Wajahmu by Tere Liye can be explained as follows, the results of this study show there are seven aspects of emotion in the novel that is the emotional aspect of guilt experienced by the character Rei, Penjaga Panti and kak Amel. On the emotional aspect of guilt that buried experienced by the guardian figures and Rei. In addition, there is also a self-punishing emotional aspect experienced by Rei who fled from the Panti because his friends do not want Pantinya problem due to him.

Aspects of shame experienced by unconscious bus drivers chasing Diar without using any clothes. As well as the aspect of sadness seen from the figure of Rei when the loss of friends like Natan and Dito, hate aspect clearly illustrated from Tokoh Rei to the Panti. Penjaga Panti which according to him is a holy man.

While the aspect of love is reflected when Rei celebrate his graduation with his best friend Shelter House.

Keywords: Emotions, People, Novels

PENDAHULUAN

Emosi merupakan respon dari dalam diri manusia yang muncul

karena reaksi dari luar manusia itu sendiri. Manusia adalah makhluk yang memiliki rasa dan emosi. Hidup

(2)

manusia diwarnai dengan emosi dan berbagai macam perasaan. Emosi juga dapat dikatakan sebagai suatu keadaan kejiwaan yang mewarnai tingkah laku dan emosi. Emosi sering didefinisikan dalam istilah perasaan (feeling); misalnya pengalaman-pengalaman afektif, kenikmatan atau ketidaknikmatan, marah, takut, bahagia dan rasa sedih.

Emosi sangat erat kaitannya dengan psikologi. Emosi merupakan salah satu faktor penyebab terjadi gangguan psikologi (kejiwaan). Bila seseorang tidak bisa mengontrol emosi, bahkan pada suatu masa terkumulatif dengan begitu lama, maka saat dikeluarkan menimbulkan efek yang luar biasa. Selain itu, unsur emosi yang paling mendasar lainnya adalah kebencian atau perasaan benci (hate) yang berhubungan erat dengan perasaan marah, cemburu, dan iri hati.

Berdasarkan muatannya, ada emosi yang mengarah pada hal yang positif (gembira, cinta), dan ada pula yang mengarah ke hal yang negatif (takut, sedih, marah, dan cemas). Emosi merupakan satu diantara bahan kajian dalam psikologi sastra. Emosi

juga merupakan luapan perasaan seseorang karena adanya stimulus dari luar yang menyebabkan respon berupa emosi positif maupun emosi negatif.

Aspek emosi seseorang juga berkaitan dengan kesedihan. Rasa sedih akan dialami oleh seseorang pada saat harapan serta keinginannya tidak terpenuhi. Rasa sedih juga berhubungan dengan rasa kehilangan, penyesalan, putus asa, kegelisahan, dan kebencian. Rasa benci bisa muncul karena ketidaksukaan terhadap orang lain atau diri sendiri. Kasus seperti ini juga telah digambarkan oleh pengarang dalam novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu karya Tere Liye. Dalam novel ini menceritakan dengan jelas bagaimana rasa kecewa dan sakit hati yang dirasakan seorang tokoh utama kepada tokoh lain dan dengan rasa kecewa tersebut sehingga seorang tokoh bernama Rei bertekad untuk menjadi orang besar.

Emosi gembira merupakan ekspresi dari kelegaan, yaitu perasaan terbebas dari ketegangan. Emosi gembira dan bahagia umumnya dipahami sebagai segala sesuatu

(3)

yang melahirkan kesenangan dalam kehidupan. Kesenangan itu pada tataran praktis bisa berwujud material atau immaterial, bergantung pada persepsi masing-masing, yang termasuk emosi gembira dan bahagia adalah kenikmatan, riang, senang, terhibur, bangga, takjub, terpesona, rasa puas, dan rasa terpenuhi.

Selain aspek-aspek emosi yang telah dijabarkan pada paragraf tersebut, seseorang juga memiliki rasa cinta. Cinta merupakan bagian dari emosi. Rasa cinta timbul karena ada dorongan-dorongan naluri seksualitas atau keinginan-keinginan tokoh terhadap seseorang dan memiliki harapan untuk bersama.

Rasa cinta yang dimiliki oleh tokoh berada pada rentang yang terlembut sampai kepada yang amat mendalam.

Cinta diikuti oleh perasaan setia dan sayang.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori dari Minderop (2011:40), yang membagi emosi menjadi beberapa aspek yaitu:

(a) rasa bersalah, (b) rasa bersalah yang dipendam, (c) menghukum diri sendiri, (d) rasa malu, (e) kesedihan, (f) kebencian, (g) cinta.

a. Rasa Bersalah

Minderop (2011:40)

menyatakan bahwa rasa bersalah biasa disebabkan oleh adanya konflik antara ekspresi implus dan standar moral (impuls exspression versus moral standars). Semua kelompok masyarakat kultural memiliki peraturan untuk mengendalikan implus yang diawali dengan pendidikan semenjak masa kanak- kanak hingga dewasa, termasuk pengendalian nafsu seks. Seks dan agresi merupakan dua wilayah yang selalu menimbulkan konflik yang dihadapi pada standar rasa bersalah.

Dalam kasus rasa bersalah, seseorang cenderung merasa bersalah dengan cara memendam dalam dirinya sendirinya, memang ia biasanya bersikap baik, tetapi ia seorang yang buruk (Minderop, 2011:42). Dalam kasus seperti ini biasanya manusia yang bersangkutan tetap bersikap biasa. Akan tetapi sebenarnya di dalam jiwanya terjadi konflik yang luar biasa.

b. Rasa Bersalah Yang Dipendam.

Dalam kasus rasa bersalah, seseorang cenderung merasa bersalah dengan cara memendam dalam

(4)

dirinya sendirinya, memang ia biasanya bersikap baik, tetapi ia seorang yang buruk (Minderop, 2011:42). Dalam kasus seperti ini biasanya manusia yang bersangkutan tetap bersikap biasa. Akan tetapi sebenarnya di dalam jiwanya terjadi konflik yang luar biasa

c. Menghukum Diri Sendiri

Perasaan bersalah yang paling mengganggu adalah sebagaimana terdapat dalam sikap menghukum diri sendiri si individu terlihat sebagai sumber dari sikap bersalah.

Rasa bersalah tipe ini memiliki implikasi terhadap berkembangnya gangguan-gangguan kepribadian yang terkait dengan kepribadian, penyakit mental dan psikoterapi.

d. Rasa Malu

Rasa malu berbeda dengan rasa bersalah. Timbulnya rasa malu tanpa terkait dengan rasa bersalah.

Seseorang mengkin merasa malu ketika salah menggunakan garpu ketika hadir dalam pesta makan malam terhormat, tapi ia tidak merasa bersalah. Ia merasa malu karena merasa bodoh dan kurang bergengsi dihadapan orang lain.

Orang itu tidak merasa bersalah

karena ia tidak melanggar nilai-nilai moralitas. Perasaan ini tidak terdapat pada anak kecil; ia merasa malu dan bahkan takut tertangkap basah sedang mencuri kue.

e. Kesedihan

Kesedihan atau dukacita (grief) berhubungan dengan kehilangan sesuatu yang penting atau bernilai.

Intensitas kesedihan tergantung pada nilai, biasanya kesedihan yang teramat sangat bila kehilangan orang yang dicintai. Kesedihan yang mendalam bias juga karena kehilangan milik yang sangat berharga yang mengakibatkan kekecewaan atau penyesalan.

f. Kebencian

Minderop (2011:44)

menyatakan bahwa kebencian atau perasaan benci (hate) berhubungan erat dengan perasaan marah, cemburu dan iri hati. Ciri khas yang menandai perasaan benci adalah timbulnya nafsu atau keinginan untuk mengancurkan objek yang menjadi sasaran kebencian. Perasaan benci bukan sekedar timbulnya perasaan tidak suka atau aversi/

enggan yang dampaknya ingin

(5)

menghindari dan tidak bermaksud menghancurkannya.

g. Cinta

Minderop (2011:44)

menyatakan psikolog merasa perlu mendefinisikan cinta dengan cara memahami mengapa timbul cinta dan apakah terdapat bentuk cinta yang berbeda. Gairah cinta dari cinta romantis tergantung pada si individu dan objek cinta adanya nafsu dan keinginan untuk bersama-sama.

Gairah seksual yang kuat kerap timbul dari perasaan cinta.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif karena data penelitian berupa teks atau kata-kata dengan menggunakan metode deskriptif karena dalam menguraikan data dalam novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu karya Tere Liye ini menggunakan kata-kata atau kalimat bukan dalam bentuk angka- angka. Data penelitian ini adalah kutipan berupa kata, kalimat atau paragraf yang terdapat dalam novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu karya Tere Liye yang berkaitan dengan permasalahan emosi tokoh.

Sumber data penelitian ini adalah novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu, novel ini diterbitkan oleh oleh Penerbit Republika, di Jakarta pada tahun 2014 dengan jumlah halaman 426 halaman. Perwajahan pada novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu karya Tere Liye ini adalah terdapat seorang laki-laki yang sedang mendayung perahu yang di terangi oleh cahaya rembulan dan warna yang terdapat pada novel ini adalah berwarna jingga. Instrumen penelitian ini adalah peneliti dibantu dengan format inventarisasi data.

Teknik pengumpulan data yang peneliti pergunakan dalam penelitian ini ada beberapa tahap, yaitu:

Tahap pembacaan, menandai data, mencatat, menginventarisasikan dan mengklasifikasikan data yang ditemukan mengenai emosi tokoh dalam novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu karya Tere Liye.

Sedangkan tahap selanjutnya yaitu tahap pengabsahan data. Dalam penelitian ini pengecekan atau perbandingan terhadap data dilakukan dengan cara peneliti menerima masukan dari validator yang bernama Wira Solina, M.Pd

(6)

yang lahir di Pariaman, 27 september 1987. Alasan memilih Ibu Wira Solina, M.Pd sebagai validator.

Sedangkan tahap terakhir adalah tahap analisis data dengan menggunakan beberapa tahapan diantaranya, Mendeskripsikan data yang berkaitan dengan emosi tokoh dalam novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu karya Tere Liye.

1. Menganalisis data emosi tokoh dalam novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu karya Tere Liye.

2. Membahas data emosi tokoh dalam novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu karya Tere Liye.

3. Menyimpulkan hasil penelitian tentang emosi tokoh dalam novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu karya Tere Liye.

4. Menulis hasil laporan peneliti tentang emosi tokoh dalam novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu karya Tere Liye.

HASIL DAN PEMBAHASAN Aspek emosi Tokoh yang ditemukan dalam novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu karya Tere

Liye ini sebanyak 48 data. Semua aspek emosi tokoh tersebut meliputi aspek emosi rasa bersalah , rasa bersalah yang dipendam, menghukum diri sendiri, rasa malu, kesedihan, kebencian, dan cinta.

Berikut akan digambarkan data tentang aspek emosi tokoh tersebut.

Rasa bersalah yang ditemukan dalam novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu karya Tere Liye ini sebanyak 14 data. Aspek rasa bersalah ini sering dialami oleh tokoh Rei, Kak Amel dan Ilham.

Data rasa bersalah yang dipendam ditemukan dalam novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu karya Tere Liye ini sebanyak 4 data. Aspek rasa bersalah yang dipendam ini sering dialami oleh tokoh Penjaga Panti dan Rei. Data aspek emosi menghukum diri sendiri yang ditemukan dalam novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu karya Tere Liye ini sebanyak 4 data. Aspek emosi menghukum diri sendiri ini sering dialami oleh tokoh Penjaga Panti dan Rei. Data aspek emosi rasa malu yang pernah diarasakan oleh Tokoh dalam novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu karya Tere Liye ini

(7)

sebanyak 4 data. Aspek emosi rasa malu ini dirasakan oleh Sopir bis dan Diar. Data aspek emosi kesedihan yang pernah dirasakan oleh Tokoh dalam novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu karya Tere Liye ini sebanyak 5 data. Aspek emosi kesedihan ini ditunjukkan oleh tokoh Penjaga Panti dan Natan. Data aspek emosi kebencian yang pernah dialami oleh Tokoh dalam novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu karya Tere Liye ini sebanyak 12 data. Aspek emosi kebencian ini ditunjukkan oleh tokoh Rei dan Penjaga Panti. Data aspek emosi rasa cinta yang pernah dialami oleh Tokoh dalam novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu karya Tere Liye ini sebanyak 5 data. Aspek emosi rasa cinta ini ditunjukkan oleh tokoh Rei dan teman-teman rumah singgahnya serta rasa cinta Diar kepada Rei.

Manusia merupakan makhluk yang memiliki rasa emosi di dalam dirinya. Rasa emosi tersebut bisa timbul kapan saja ketika ia merasa bahwa dirinya sedang terancam atau ada yang menyakiti. Kemampuan seseorang dalam mengendalikan

emosi berbeda-beda. Ada yang mengendalikan emosi dengan cara yang bijak yaitu dengan cara menyikapi segala permasalahn yang ada dengan baik ada juga yang langsung menyikapi dengan rasa marah yang berlebihan. Reaksi emosional yang tidak terkendali dengan baik biasanya diekspresikan dengan cara menangis, bersuara keras, atau mengubah posisi secara tiba-tiba. Sedangkan reaksi emosional yang terkendali dengan baik diekspresikan dengan cara yang menyenangkan, misalnya tertawa dengan sangat lepas, melonjak kegirangan atau mengeluarkan air mata bahagia.

a. Salah satu aspek emosi yang dialami oleh tokoh dalah aspek emosi rasa bersalah. Berikut adalah salah satu contoh dari data rasa bersalah yang dialamioleh tokoh kak Amel. Kak Amel, wanita berusia tiga puluhan pengurus Panti yang sedang sibuk mencatat, membagi kiriman parsel hari raya yang datang, jengkel diganggu, kemudian tidak sengaja membentak. Menyuruh Rinai menyingkir sehingga hati gadis kecil itu terluka. Sepanjang sore Rinai

(8)

duduk sendiri di ayunan Panti sambil memeluk boneka beruang madu miliknya. Tidak peduli ketika kak Amel membujuknya masuk kedalam.

Bahkan Rinai tidak peduli saat kak Amel mencium tangannya meminta maaf soal urusan bentak- membentak tadi siang. (Liye, 2014:

5). Berdasarkan kutipan tersebut dapat diketahui dengan jelas bahwa kak Amel merasa bersalah dengan apa yang telah dilakukannya kepada Rinai. Permintaan maaf yang diucapkan oleh seseorang kepada orang lain merupakan salah satu wujud dari rasa bersalah yang dilakukan oleh seseorang tersebut.

b. Kutipan di bawah ini menggambarkan tentang Penjaga Panti sangat merasa bersalah dengan kematian Diar. Esok pagi saat tubuh Diar dimakamkan seorang petugas terminal menemukan brangkas yang dicuri petugas itu menyerahkan persisaat pemakaman Diar, kau tahu penjaga panti tertegun lama saat menerimanya. Menyesali betapa buruknya dia berusaha menjelaskan berbagai pertanyaanya dengan caranya sendiri. (Liye, 2014:78) Dalam

kutipan tersebut tergambarkan tentang rasa bersalah yang dipendam oleh penjaga Panti kepada anak- anak Pantinya. Rasa bersalah tersebut diperkuat dengan adanya kutipan yang menjelaskan tentang Penjaga Panti yang sangat menyesali perbuatannya dan menilai betapa buruk dirinya di hadapan anak-anak Panti lainnya.

c. Data dibawah ini menggambarkan tentang aspek emosi menghukum diri sendiri. Berikut kutipan yang menggambarakan pernyataan tersebut.

Perlawanan yang menemui tembok itu berubah menjadi

“perang” gerilya. Celakanya, itu sekaligus mengajari Rehan hal-hal buruk. Mulailah secara otodidak dia mencuri makanan di dapur.

Membawa tumpukan makanan ke kamar dengan seringai muka penuh kemenangan. Rehan mulai berani mingkir kerja, sengaja merusak barang-barang dan berbagai perangai buruk bentuk perlawanan lainya. (Liye, 2014:35).

Kutipan di atas, menggambarkan tentang cara Reihan menghindar dari permasalahannya. Akan tetapi,

(9)

caranya mengindar tersebut merupakan cara yang salah. Rei seakan-akan ingin mencari perhatian orang lain dengan cara yang salah.

d. Kutipan dibawah ini memperlihatkan bahwa Diar sangat merindukan Reihan. Akan tetapi ia malu-malu untuk mengatakannya kepada Reihan. Diar menganggap Reihan teman terbaiknya. Rehanlah yang selalu membela Diar ketika ia dalam kesulitan. Oleh karena itulah, ketika Rehan pergi dari Panti Asuhan Diar sangat merindukan Rehan.

Berikut kutipan yang

menggambarkan tentang pernyataan tersebut

“ Kami rindu kau Rehan.” Diar menggigit bibir, memecah diam, mengatakan hal itu sambil menatap Rehan seperti seorang adik yang menatap kakaknya. Ya anak- anak dipanti itu sudah seperti keluarga. Apalagi bagi Diar Rehan sangat berharga. (Liye, 2014:25) Dalam kutipan tersebut kata Kami rindu kau Rehan dengan cara Diar yang menggigit bibir menunjukkan bahwa Diar malu untuk mengungkapkan hal tersebut kepada Reihan. Selain itu, Diar yang

menganggap bahwa Reihan lah teman sejatinya selama berada di Panti Asuhan sangat menginginkan kehadiran Reihan disisinya. Reihan yang selalu membela Diar ketika Diar dalamkesulitan. Hal tersebutlah yang dirindukan Diar.

e. Kutipan dibawah ini menggambarkan tentang kesedihan yang dirasakan oleh Rinai kepada Ayah dan Ibunya. Namun, sayang seribukali sayang ketika malam ini di ruang tengah Panti, di Istana, di jalanan kota dan di seluruh bumi buncah oleh suka cita, lihatlah kesedihan yang memancar di mata gadis kecil berumur enam tahun.

Gadis kecil malang yang bernama Rinai. Ia sedang memeluk boneka beruang madu berwarna biru. (Liye, 2014:3)

Pada kutipan tersebut terdapat kalimat yang menyatakan bahwa lihatlah kesedihan yang memancar pada mata gadis kecil berkepang dua itu bahkan sejak lahir ia tidak pernah mengenal wajah ayah dan Ibunya

f. Aspek emosi tokoh yang merasakan kebencian. Reihan yang tidak terima dengan sikap Penjaga Panti yang semena-mena terhadap

(10)

dirinya dan teman-temnnya melimphakan rasa kebencian tersebut dengan cara memaki, menghina serta mengumpati sikap penjaga panti tersebut. Berikut kutipan yang mendukug pernyataan diatas :

Reihan menunduk. Mendesiskan kebencian. Bangsat? Siapa yang sebenarnya bangsat? Penjaga panti sosk suci ini lah yang bangsat. Tangan Rehan mencengkeram saku celana.

Mengigit bibir. Bersiap menerima pukulan. (Liye, 2014:12). Pada kutipan ini digambarkan bahwa adanya perkataan yang mencaci, menghina dan tidak enak didengar.

Salah satu ciri dari kebencian tersebut adalah adanya perkataan seperti yang telah dijabarkan diatas.

g. Rasa cinta yang tergambar di bawah ini memperlihatkan tentang betapa besarnya sayang Diar dan kepedulian Diar kepada Rei.

Tolong.... tolong.... selamatkan dia gemetar tangan Diar menujuk Rehan yang terbaring entah mengapa mendadak Diar terisak isakan yang memilukan muka lebamnya merekahkan air mata kesedihan trpancar bagai mata

air yang menguar. (Liye,2014:70- 71)

Pada kutipan tersebut, dapat diketahui bahwa Diar masih sempat memikirkan Rei yang saat itu juga terbaring lemah disebelanya. Diar nasih peduli kepada Rei walaupun ia tahu jika keadaan yang menimpa dirinya saat ini adalah ulah Rei. Hal tersebut terjadi dikarenakan Rei yang lari membawa celana seorang.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa emosi merupakan respon dari dalam diri manusia yang muncul karena reaksi dari luar manusia itu sendiri.

Manusia adalah makhluk yang memiliki rasa dan emosi. Hidup manusia diwarnai dengan emosi dan berbagai macam perasaan. Emosi juga dapat dikatakan sebagai suatu keadaan kejiwaan yang mewarnai tingkah laku dan emosi. Emosi termasuk salah satu unsur penting yang membentuk kepribadian manusia yang sangat berharga.

Emosi tidak saja dikendalikan oleh pikiran seseorang meskipun orang

(11)

tersebut ingin sekali menguasai atau mengelola emosi tersebut. Emosi merupakan sebuah pengalaman rasa.

Karena adanya sebuah emosi seseorang dapat belajar untuk mengontrol dirinya sendiri. Selain itu, dengan adanya emosi seseorang dapat mengetahui apakah dirinya bijak dalam menyelesaikan suatu permasalahan atau tidak.

DAFTAR PUSTAKA

Atmazaki, 1990. Ilmu Sastra: Teori dan Terapan. Padang: UNP Press.

Endraswara, Suwardi. 2011.

Metodologi Penelitian Sastra: Epistemologi, Model, Teori, dan Aplikasi.

Yogyakarta: CAPS.

Minderop, Albertine. 2011. Psikologi Sastra. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia anggota IKAPI DKI Jakarta.

Liye, Tere. 2014. Rembulan Tenggelam Di Wajahmu:

Republika.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang diangkat pada kali ini berjudul “Sikap Tokoh Utama terhadap Permasalahan Hidupnya dalam Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye (Kajian

Tujuan penelitian adalah (1) mendeskripsikan unsur-unsur yang membangun novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye, (2) mendeskripsikan aspek moral yang terdapat

moral dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye. tinjauan semiotik,

2010.. Pemanfaatan Gaya Bahasa dan Nilai-Nilai Pendidikan Pada Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu Karya Tere Liye. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu (selanjutnya RTDW) karya Tere Liye ini menceritakan tentang perjalanan hidup Ray yang sering dihadapkan dengan berbagai masalah yang

Tujuan penelitian ini berkaitan dengan penokohan dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

Data yang menjadi objek penelitian ini adalah kutipan dan dialog yang mengidentifikasikan bentuk-bentuk patologi sosial dalam Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu

Data yang menjadi objek penelitian ini adalah kutipan dan dialog yang mengidentifikasikan bentuk-bentuk patologi sosial dalam Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu