• Tidak ada hasil yang ditemukan

sport tourism dan dampaknya terhadap - etheses UIN Mataram

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "sport tourism dan dampaknya terhadap - etheses UIN Mataram"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

SPORT TOURISM DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT

DI DESA SEMBALUN LAWANG KEC. SEMBALUN KAB. LOMBOK TIMUR

Oleh Mina Muzdalifa NIM 180503093

JURUSAN PARIWISATA SYARI’AH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAMNEGERI MATARAM MATARAM

2022

(2)

SPORT TOURISM DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT

DI DESA SEMBALUN LAWANG KEC. SEMBALUN KAB. LOMBOK TIMUR

Skripsi

Diajukan kepada Universitas IslamNegeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi

Oleh Mina Muzdalifa NIM 180503093

JURUSAN PARIWISATA SYARI’AH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAMNEGERI MATARAM MATARAM

2022

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

HALAMAN MOTTO

“Yakinlah Ada Sesuatu Yang Menantimu Selepas Banyak Kesabaran Yang Kau Jalani Yang Akan Membuatmu Terpana Hingga Kau Lupa

Pedihnya Rasa Sakit”

- Ali Bin Abi Thalib -

(8)

PERSEMBAHAN

Pertama, untuk diri saya sendiri yang telah berjuang dan bertahan hingga saat ini dapat menyelesaikan perkuliahan.

Kedua, untuk kedua orang tua tercinta bapak H. Murdi dan Ibu Satumi yang senantiasa memberikan do’a beserta dukungan yang tak bisa ternilai oleh apapun dan juga saudara-saudara ku yang memberikan dukungan serta semangat untuk menyelesaikan studi ini.

Ketiga, untuk teman-teman beserta orang-orang yang menanyakan

“sudah selesai skripsi?”

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayahnya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Sport Tourism dan Dampaknya terhadap Perekonomian Masyarakat di Desa Sembalun Lawang Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur”. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarga, sahabat serta pengikutnya.

Amin.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa proses menyelesaikan skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis memberikan penghargaan setinggi tingginya dan ucapan terimakasih kepada pihak- pihak yang telah membantu, sebagai berikut.

1. Bapak Dr. Sanurdi, M.SI. sebagai dosen Pembimbing I dan Bapak Afifudin, M. Ec. Dev selaku pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi dan koreksi mendetail, terus-menerus dan tanpa bosan di tengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan proposal skripsi ini lebih matang dan cepat selesai.

2. Bapak Johari, M.SI. selaku ketua jurusan Pariwisata Syari’ah DAN Bapak Wahyu Khalik S.ST. Par, M.Par selaku sekretaris jurusan Pariwisata Syari`ah.

3. Bapak Dr. Riduan Mas’ud, M.Ag Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

4. Bapak Prof. Dr. H. Masnun Tahir, M.Ag selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai.

5. Bapak Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islamyang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan berguna bagi penulis.

6. Kedua orang tua tercinta, keluarga besar dan sahabat, penulis sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya atas doa, motivasi dan semangat yang tak terhingga, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

(10)

7. Last but not least, I wanna thank me, I wanna thank me for believing in me. I wanna thank me for doing all this hard work. I wanna thank me for having no days off. I wanna thank me for never quitting.

Semoga bantuan dari semua pihak yang bersangkutan menjadi amal shaleh di sisi Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan proposal skripsi ini, oleh karena itu saran dan kritik sangat diperlukan demi kesempurnaan proposal skripsi ini dan semoga proposal skripsi ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi penulis sendiri dan pembaca pada umumnya untuk perkembangan pengetahuan dalam bidang Pariwisata. Amin.

Mataram,

______________________

Penulis,

Mina Muzdalifa

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN LOGO ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

NOTA DINAS PEMBIMBING ... v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... vi

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vii

HALAMAN MOTTO ... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

ABSTRAK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 4

C.Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 4

D.Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian ... 5

E. Telaah Pustaka ... 5

F. Kerangka Teori ... 10

G.Metode Penelitian ... 18

H.Sistematika Pembahasan ... 24

I. Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian ... 26

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN A.Profil Desa ... 27

B.Jenis-jenis Sport Tourism Di Desa Sembalun Lawang Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur ... 46

C.Dampak Perekonomian Bagi Masyarakat Desa Sembalun Lawang Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur ... 49

(12)

BAB III ANALISIS JENIS DAN DAMPAK SPORT TOURISM TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT

A.Jenis- Jenis Sport Tourism Desa Sembalun Lawang Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur ... 53 B.Dampak Perekonomian Bagi Masyarakat di Desa Sembalun

Lawang Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur………... 55 BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ... 59 B. Saran... 59 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sumber Daya Alam Desa Sembalun Lawang

Tabel 2.2 Batas – Batas Wilayah Desa Sembalun Lawang Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Desa Sembalun Lawang Tabel 2.4 Mata Pencaharian Peduduk Sembalun Lawang Tabel 2.5 Jenis-jenis Sport Tourism

Tabel 2.6 Tingkat Hunian Kamar dan Pendapatan Nyampon Villa Pandemi Covid-19

Tabel 2.7 Tingkat Hunian Kamar dan Pendapatan Nyampon Villa 2021-2022

Tabel 2.8 Tingkat Pendapatan Rental Outdoor Demen Bekedek Periode 2021-2022

(14)

SPORT TOURISM DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI DESA SEMBALUN LAWANG KECAMATAN SEMBALUN KABUPATEN LOMBOK

TIMUR Oleh:

MINA MUZDALIFA NIM : 180503093

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja jenis sport tourism dan bagaimana dampaknya terhadap perekonomian masyarakat di Desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur. Penelitian ini dilakukan pada bulan oktober 2021 hingga agustus 2022, bertempat diwilayah Desa Sembalun Lawang Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian ini ialah masyarakat, UMKM, rental outdoor dan pemilik Villa. Adapun langkah analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan oleh peneliti.

Hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa sport tourism yang ada di Desa Sembalun Lawang ada satu kategori yaitu soft sport tourism dengan 3 jenis yaitu trail running, roadbike dan mountbike.

Adanya sport tourism menjadikan perekonomian masyarakat setempat memiliki dampak positif dengan indikator sebagai berikut: Pendapatan rata-rata masyarakat sebelum dan sesudah event sport tourism:

Rp.250.000 dan Rp. 650.000, UMKM: Rp.350.000 dan Rp. 650.000, pemilik Nyampon Villa: periode Oktober 2021 – Maret 2022 Rp.101.750.000 dan periode April - September Rp.59.850.000 dan pemilik Rental Outdoor Demen Bekedek periode Oktober 2021 – Maret 2022: Rp.3.530.000 dan periode April – September: Rp.5.095.000.

Kata Kunci : Sport Tourism, Dampak, Perekonomian, Masyarakat.

(15)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Pariwisata merupakan salah satu dari sekian banyak sektor yang digunakan untuk menunjang aktivitas ekonomi masyarakat dan meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam mengelola lingkungan.

Karena pariwisata sebagai industri dengan memperhatikan aspek ekonomi sosial dan lingkungan. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasililtas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha dan pemerintah.1 Beberapa tahun terakhir, sport tourism semakin berkembang pesat. United Nations World Tourism Organizations (UNWTO), organisasi pariwisata dunia menjelaskan bahwa Sport Tourism adalah sektor pariwisata yang pertumbuhannya paling cepat, karena semakin banyak wisatawan yang tertarik pada aktivitas olahraga. Di Indonesia sendiri, sport tourism menjadi salah satu tren penggerak dalam sektor pariwisata di Indonesia.

Pariwisata olahraga menurut Oka A. Yoeti adalah “sport tourism’ biasanya disebut dengan istilah pariwisata olahraga. Yang dimaksud dengan jenis pariwisata ini ialah perjalanan orang-orang yang bertujuan untuk melihat atau menyaksikan suatu pesta olahraga di suatu tempat atau negara tertentu, seperti olimpiade, pertandingan tinju, sepakbola atau ikut berpartisipasi dalam kegiatan itu sendiri”.2 Sport Tourism sendiri mencakup tiga jenis pariwisata, yaitu: Active Sport Tourism, yang mengacu pada orang-orang yang melakukan perjalanan untuk mengambil bagian dalam olahraga; Event Sport Tourism, yang mengacu pada perjalanan untuk menonton acara olahraga; Nostalgia Sport Tourism, yang meliputi kunjungan ke museum olahraga, tempat olahraga terkenal dan kapal pesiar bertema olahraga. Kegiatan pariwisata olahraga telah banyak dilaksanakan dewasa ini, salah satu kegiatan pariwisata olahraga adalah lomba balap sepeda internasional Tour de France di Prancis, untuk Indonesia sendiri telah ada L`etape tour de france yang dilaksanakan februari lalu di mandalika Nusa Tenggara Barat.

1Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.

2 Muhammad Irfan Dzikrirazak, “Dampak Kegiatan Pariwisata Olahraga Internasional Tour de Linggarjati terhadap Kepariwisataan Kabupaten Kuningan”, Jurnal Transbonders, Vol. 1, Nomor 2, Juli 2018, hlm. 146-147.

(16)

Nusa Tenggara Barat (NTB) yang memiliki bentang alam beragam, memiliki peluang besar dalam pengembangan Sport Tourism.

Nusa Tenggara Barat, terutama Lombok memiliki obyek wisata berupa sungai, danau, pantai dan juga gunung. Oleh karena memiliki beberapa obyek wisata yang secara geografis memungkinkan untuk dijadikan alternatif wisata olahraga seperti olahraga gunung dan olahraga air.

Olahraga gunung yang dimaksud disini seperti mendaki, berkemah, menjelajah hutan, bersepeda, trekking dan lainnya. Sedangkan untuk olahraga air disini seperti snorkeling, diving, cannoing, surfing dan lain sebagainya. Olahraga dengan pariwisata tidak bisa dipisahkan karena keduanya memberikan keuntungan satu sama lain. Biasanya olahraga diselenggarakan di daerah wisata dengan tujuan memberikan hiburan tambahan bagi wisatawan ataupun sebaliknya hanya dimanfaatkan khusus guna menarik wisatawan lokal maupun mancanegara.3

Sembalun merupakan salah satu kawasan wisata di Nusa Tenggara Barat yang terletak di Kabupaten Lombok Timur. Sembalun yang terletak di kaki Gunung Rinjani ini memiliki bentang alam yang menarik dan cocok untuk berwisata. Sembalun merupakan salah satu kawasan wisata alam di Lombok yang berpeluang untuk dijadikan tempat pengembangan Sport Tourism. Sembalun sendiri pernah mendapatkan penghargaan tingkat dunia, yaitu World`s Best Halal Destination and World`s Best Halal Honeymoon Destination dalam acara World’s Halal Travel Award 2015 di Uni Emirates Arab.4 Bencana gempa bumi Lombok tahun 2018 yang beruntun disambung dengan pandemi Covid-19 menjadikan kunjungan wisata di Sembalun menurun, yang mengakibatkan penurunan kualitas ekonomi pada masyarakat Sembalun dan sekitarnya. Pelaku pariwisata dan stakeholder pariwisata di Sembalun membaca peluang untuk menjadikan Sembalun sebagai lokasi pelaksanaan acara Sport Tourism untuk membuat pariwisata di Sembalun kembali menggeliat.

3 I Ketut Sudiana, “Dampak Olahraga Wisata Bagi Masyarakat”, Jurnal Ika, Vol. 16, Nomor 1, Maret 2018, hlm. 61.

4 Lalu Ramli, “Geopark Rinjani Pelopori Festival Sport Tourism Pertama di Sembalun”, dalam Https://Rinjanigeoprak.Com/geoprak-rinjani-pelopori-festival-sport- tourism-pertama-di-sembalun/ diakses tanggal 30 Maret 2022, Pukul 15.13.

(17)

Keadaan ekonomi masyarakat Sembalun tentu saja menjadi tolak ukur dalam penelitian ini dikarenakan Perekonomian adalah masalah terbesar yang menjadi perbincangan diantara stakeholder pariwisata serta masyarakat dan pemerintah. Perekonomian di Sembalun sebelum adanya sport tourism dikatakan mati suri karena mengalami keruntuhan dibidang pariwisata yang menjadi sumber utama pendapatan masyarakat dan stakeholder pariwisata juga pada sektor pertanian. Keruntuhan perekonomian dimulai pada tahun 2018 yang dimana pada tahun itu terjadi bencana gempa bumi yang mengakibatkan keruntuhan sektor pariwisata dan ekonomi masyarakat.

Dilanjutkan dengan adanya pandemi covid-19 pada dua tahun terakhir yang semakin meruntuhkan sektor pariwisata dan perekonomian seluruh dunia pada umumnya dan masyarakat sembalun khususnya.

Namun, hal itu tidak meruntuhkan semangat para stakeholder pariwisata dan masyarakat sembalun sendiri. Hal ini bisa kita lihat dari bangkitnya stakeholder pariwisata dan masyarakat dalam sektor pariwisata dan pertanian yang memiliki semangat dalam memasarkan dan mensupport kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di Sembalun.

Mulai dari pembukaan pendakian, pengadaan event dan pemasaran produk UMKM masyarakat.

Berdasarkan hasil observasi ditemukan bahwa Sport Tourism yang ada di Desa Sembalun Lawang ada tiga yaitu: Sembalun 7 summit, paragliding dan enduro. Adapun dampak dari Sport Tourism terhadap perekonomian masyarakat di Desa Sembalun Lawang yaitu mengurangi angka pengangguran di Desa Sembalun Lawang, menambah pendapatan desa (PAD), meningkatkan kunjungan di sembalun, termasuk peningkatan okupansi penginapan di Sembalun serta penjualan produk-produk UMKM Sembalun. Dengan adanya acara Rinjani Geopark Sport Tourism Festival (RGSTF) sebagai salah satu acara sport tourism di Sembalun, Pemerintah desa berharap adanya event-event besar seperti ini tiap tahunnya bisa memberikan dampak ekonomi yang lebih besar lagi kepada masyarakat maupun Desa Sembalun Lawang dan bisa mengenalkan event ini ke ranah Internasional5.

5 Harmaeni, Wawancara, Sembalun, Lombok Timur, 10 April 2022.

(18)

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai Sport Tourism dan Dampaknya terhadap Perekonomian Masyarakat yang ada di Sembalun.

B.Rumusan Masalah

1. Apa saja sport tourism yang terdapat di Desa Sembalun Lawang?

2. Bagaimana dampak sport tourism terhadap perekonomian masyarakat di Desa Sembalun Lawang?

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian

a. Untuk mengetahui sport tourism yang terdapat di Desa Sembalun Lawang

b. Untuk mengetahui dampak sport tourism terhadap perekonomian masyarakat di Desa Sembalun Lawang.

2. Manfaat penelitian a. Bagi penulis

Dari hasil penelitian ini, penulis mendapatkan pengalaman ilmiah, sehinga dapat menambah pengetahuan, wawasan serta pengalaman dalam dunia pendidikan dan mendapatkan pengalaman serta relasi yang cukup luas ketika berada dilapangan. Penulis juga dapat mempelajari lebih luas tentang temuan baru dalam penelitian “Sport Tourism dan Dampaknya terhadap Perekonomian Masyarakat di Desa Sembalun Lawang Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur”. Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menjadi sumber rujukan bagi peneliti berikutnya yang akan meneliti dengan masalah yang sama.

b. Bagi akademik

Penelitian ini diharapkan menjadi informasi dan referensi bagi pembaca yang membutuhkan data-data dan informasi penelitian terkait dengan Sport Tourism dan Dampaknya terhadap Perekonomian Masayarakat di Desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur untuk selanjutnya menghasilkan ide-ide baru yang mendukung perkembangan dalam ilmu pengetahuan.

(19)

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian 1. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian kualitatif Ruang lingkup penelitian merupakan suatu unsur terpenting dalam sebuah penelitian karya ilmiah, ruang lingkup penelitian dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperjelas tujuan dari dilaksanakannya penelitian ilmiah, hal tersebut bertujuan agar pembaca mengetahui cakupan dari fokus penelitian yang dilakukan peneliti. Dalam upaya menghindari pembahasan yang keluar dari fokus penelitian maka dalam ruang lingkup penelitian ini memfokuskan pada bagaimana Sport Tourism dan Dampaknya terhadap Perekonomian Masyarakat di Desa Sembalun Lawang Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur.

2. Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Sembalun Lawang Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur yang memiliki daya tarik wisata serta keindahan bukit-bukit dan persawahan.

Peneliti memilih lokasi ini karena beberapa pertimbangan dan alasan, di antaranya: Masalah yang peneliti angkat terkait dengan dua aspek yaitu aspek pariwisata dan aspek ekonomi yang ada.

Sport Tourism di Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur menjadi daya tarik wisata yang diminati oleh wisatawan yang berjiwa olahraga. Selain menjadi daya tarik, Sembalun juga memiliki jalur jalur trekking yang sangat menantang sehingga memacu adrenalin peserta atau wisatawan yang datang untuk berkompetisi maupun berwisata saja.

E. Telaah Pustaka

Untuk mendukung penelitian ini, maka peneliti melakukan kajian pustaka pada penelitian terdahulu yang berkaitan dengan topik pembahasan yang akan diteliti yaitu :

1. Muhammad Irfan Dzikrirazak, dkk (2018) dengan penelitian yang berjudul “Dampak Kegiatan Pariwisata Olahraga Internasional Tour de Linggarjati terhadap Kepariwisataan Kabupaten Kuningan”

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperkenalkan dan mempromosikan potensi wisata Kabupaten Kuningan ke dunia

(20)

internasional, serta memberikan dampak berupa peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara ke Kabupaten Kuningan.

Metode penelitian yang digunakan peneliti ini adalah dengan teknik-teknik triangulasi yaitu teknik pengumpulan data

menggunakan teknik yaitu observasi, dokumen dan wawancara.

Peneliti melakukan observasi ke instansi yang menjadi penyelenggara kegiatan Tour de Linggarjati yaitu Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan serta Dinas Pemuda, Pariwisata dan Olahraga Kabupaten Kuningan untuk mendapatkan informasi dan data terhadap kegiatan Tour de Linggarjati.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan pengunjung secara signifikan pada saat adanya event-event saja.

Padahal, lebih dari itu keberlanjutan pariwisata harus terus dijaga.

Hal ini disebabkan oleh perekonomian masyarakat yang ingin fokus pada penjualan jasa. Tentu saja membutuhkan strategi khusus dan jangka panjang serta persiapan yang matang dari berbagai pihak, baik dari pihak pemerintah, swasta maupun masyarakat.6

Perbedaan pembahasan penelitian ini dengan penelitian yang penulis lakukan adalah metode penelitian yang digunakan. Yang akan berfokus pada dampak apa saja yang timbul pada saat event sport tourism ini dilaksanakan dan sejauh mana perkembangan pariwisata setelah adanya sport tourism. Sedangkan persamaan penelitian ini dengan peneliti adalah membahas tentang dampak dari kegiatan wisata olahraga terhadap pariwisata dan masyarakatnya. Kelebihan dari penelitian ini adalah mencantumkan data-data yang valid bersumber dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Kuningan dan juga wawancara kepala desa setempat.

Namun, dibalik kelebihan tersebut penelitian ini juga memiliki kekurangan yang dimana kurang membahas terkait dengan pertumbuhan pariwisata di Indonesia.

2. I Ketut Sudiana (2018) dengan penelitian yang berjudul “Dampak Olahraga Wisata Bagi Masyarakat”

6 Muhammad Irfan Dzikrirazak, “Dampak Kegiatan Pariwisata Olahraga Internasional Tour de Linggarjati terhadap Kepariwisataan Kabupaten Kuningan”, Jurnal Transbonders, Vol. 1, Nomor 2, Juli 2018, hlm. 145-146.

(21)

Tujuan penelitian ini adalah memicu bisnis baru seperti tempat hiburan rekreasi, restoran, perhotelan, pengembangan usaha kecil (aksesoris-aksesoris daerah setempat menjadi lebih berkembang), makanan dan minuman khas daerah setempat menjadi lebih dikenal, sehingga pada akhirnya dapat menciptakan lapangan kerja baru.

Hasil penelitian dan pembahasan ini adalah olahraga pariwisata berpotensi besar sebagai daya tarik dan sarana promosi daerah setempat. Masyarakat yang datang untuk menyaksikan suatu event atau kejuaraan dapat sekaligus berwisata sementara masyarakat yang menonton kejuraan tersebut melalui tontonan televisi akan menjadi tertarik untuk mengunjungi daerah tersebut.

Demikian pula akan berdampak positif bagi daerah dan masyarakat serta usaha kecil dan menengah di daerah penyelenggaraan.

Penyelenggaraan olahraga pariwisata di suatu tempat secara langsung dapat pula memberikan keuntungan bagi masyarakat sekitar karena dapat membuka kesempatan berusaha seperti penyediaan makanan, minuman, usaha transportasi baik tradisional maupun konvensional.7

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu: pertama, pada metode penelitian yang digunakan.

Kedua, penelitian ini berfokus pada bagaimana dampak wisata olahraga bagi masyarakat sekitar. Sedangkan persamaan penelitian ini dengan peneliti adalah membahas tentang dampak dari wisata olahraga bagi masyarakat. Kelebihan dari penelitian ini adalah membahas poin-poin penting yang sesuai dengan judul. Namun, kekurangan dari penelitian ini kurang spesifik.

3. Anton Komaini (2020) Pengembangan Pariwisata Olahraga (Sport Tourism) di Kawasan Wisata Bahari Mande

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketersediaan dan kualitas sarana akomodasi wisata yang masih terbatas, belum dipahaminya konsep pengembangan pariwisata olahraga, promosi dan pemasaran pariwisata olahraga Mande yang belum maksimal, persepsi negatif dari sebagian masyarakat Sumatera Barat tentang

7 I Ketut Sudiana, “Dampak Olahraga Wisata Bagi Masyarakat”, Jurnal Ika, Vol. 16, Nomor 1, Maret 2018, hlm. 61.

(22)

pariwisata olahraga, sumber daya manusia yang terampil di bidang pariwisata olahraga relatif terbatas

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa potensi pariwisata yang dimiliki Bukit Mandeh jika dikembangkan dengan baik akan mampu meningkatkan perekonomian dan mengurangi kemiskinan masyarakat. Karena itu, pemerintah kabupaten pesisir selatan terus berupaya untuk mengembangkan sektor wisata ini. Sebab, berkembangnya sektor pariwisata otomatis akan menggerakan roda usaha yang terkait di dalamnya sehingga menciptakan efek ekonomi multi ganda. Pertumbuhan pariwisata diharapkan akan mengakibatkan pertumbuhan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi dan bermanfaat bagi masyarakat miskin. Semua itu akan tercapai jika potensi wisata yang ada di Pesisir Selatan digarap dengan serius.8

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis terdapat pada tujuan nya yang dimana tujuan penelitian ini untuk mengetahui ketersediaan dan kualitas akomodasi sedangkan persamaannya terletak pada metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dan sama-sama membahas tentang dua aspek yaitu pariwisata dan ekonomi. Kelebihan dari penelitian ini materi dan permasalahan sangat mudah untuk dipahami. Namun, kekurangan dari penelitian ini yaitu berbelit-belit dalam menjelaskan lokasi yang menjadi objek penelitian.

4. Sani Alim Irhamna (2018) Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Perekonomian Masyarakat Sekitar Objek Wisata di Dieng Kabupaten Wonosobo

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran kondisi pariwisata dan mengidentfikasi dampak yang timbul dari adanya pengembangan pariwisata terhadap kondisi perekonomian masyarakat sekitar.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada peningkatan fasilitas, pelayanan objek wisata setelah adanya pengembangan,

8 Anton komaini, “Pengembangan Pariwisata Olahraga (Sport Tourism) di Kawasan Wisata Bahari Mande”, Jurnal Sporta Saintika, Vol. 2, Nomor 2, September 2017, hlm. 272-273.

(23)

akan tetapi ada penurunan pada bidang kebersihan dan keamanan.9 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan penulis adalah tidak menggunakan skala likert untuk menentukan hasil penelitian. Sedangkan persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis sama-sama menggunakan metode penelitian deskriptif yang dilengkapi dengan data kualitatif baik data skunder maupun data primer.

Kelebihan dari penelitian ini adalah dengan menggunakan skala likert untuk penentuan hasil penelitian. Adapun kekurangan dari penelitian ini adalah kurang membahas terkait dengan dampak ekonomi yang ada.

5. Lalu Muhammad Ikhlas Ridho (2019) Analisis Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Perekonomian Masyarakat Dusun Sade Desa Rembitan Lombok Tengah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dampak pengembangan pariwisata terhadap perekonomian masyarakat dusun sade Lombok tengah. Hasil dari penelitian ini adalah meningkatkan peluang usaha, kesempatan kerja, pendapatan masyarakat, pendapatan daerah serta meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pariwisata serta pelestarian nilai budaya dan kesadaran masyarakat terhadap pendidikan.10

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan penulis lakukan terletak pada hasil dan kesimpulan penelitian sedangkan persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah sama-sama menggunakan metode penelitian kualiatif. Kelebihan dari skripsi ini adalah membahas tentang bagaimana peningkatan peluang dan pengurangan angka pengangguran yang ada di sekitar lingkungan tersebut. Akan tetapi, kekurangan yang dimiliki dari penelitian ini kurang sesuainya tujuan dengan hasil penelitian.

9 Sani Alim Irhamna, “Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Perekonomian Masyarakat Sekitar Obyek Wisata di Dieng Kabupaten Wonosobo”, Jurnal Analisis Pengembangan Ekonomi, Vol. 6, Nomor 3, 2017, hlm. 320-321.

10 Lalu Muhammad Ikhlas Ridho. “Analisis Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Perekonomian Masyarakat Dusun Sade Desa Rembitan Lombok Tengah, (Skripsi, FISIPOL UMMAT, Mataram, 2019), hlm. 35.

(24)

F. Kerangka Teori

Salah satu cara penyusunan proposal ini adalah berusaha melakukan penelitian terlebih dahulu terhadap pustaka terdahulu yang berupa buku-buku, karya-karya, skripsi maupun jurnal yang telah diteliti.

1.Sport Tourism

Sesuai dengan namanya Sport Tourism merupakan wisata yang dikombinasikan dengan olahraga. United Nations World Tourism Organizations (UNWTO) menjelaskan bahwa Sport Tourism adalah sektor pariwisata yang memiliki pertumbuhan sangat cepat dikarenakan banyak wisatawan yang tertarik pada aktivitas olahraga ini. Olahraga wisata merupakan salah satu jenis wisata yang perkembangannya cukup pesat di indonesia karena memiliki pegunungan, lautan sungai dan danau yang begitu luas.

Oleh karena masing-masing daerah memiliki karakteristik geografis yang berbeda maka pengembangan olahraga wisata sangat memungkinkan untuk dijadikan sebuah alternatif olahraga rekreasi bagi pecinta olahraga seperti olahraga gunung (mendaki, berkemah, jelajah hutan, bersepeda ataupun trekking dan sebagainya), olahraga air (sorkling, diving, cannoing, surfing dan sebagainya).11 Menurut Chong Kim, Sport Tourism can be defined as people visit specific places to enjoy sport event, sport facility, and sport players.12

Dari paparan tersebut sangat jelas bahwa olahraga pariwisata dapat didefinisikan sebagai olahraga mengunjungi tempat-tempat tertentu, Hal ini disebabkan kondisi alam yang masih asri dan sejuk, disamping ditunjang dengan sarana prasarana yang memadai menikmati acara keluarga, fasilitas olahraga, dan permainan olahraga, sehingga dapat dimaknai bahwa kegiatan olahraga pariwisata dapat dilakukan bersamaan dengan keluarga sambil menikmati fasilitas olahraga yang tersedia dengan melakukan berbagai permainan olahraga sehingga secara

11 Dana Saputra, “http: //indanasaputra.blogspot.com, diakses pada tanggal 31 Maret 2022, pukul 16.27.

12I Ketut Sudiana, Dampak Pariwisata Olahraga Bagi Masyarakat, Jurnal IKA, Vol. 16, No. 1, 2018, hlm. 62.

(25)

langsung dapat diperoleh kebugaran jasmani dan kepuasan batiniah.

2. Dampak

Dampak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah benturan, pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif. Pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh adalah suatu keadaan dimana ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi13. Dampak menurut waralah RD Cristo adalah suatu yang diakibatkan oleh sesuatu yang dilakukan, bisa positif atau negative atau bahkan berpengaruh kuat yang mendatangkan akibat negative maupun positif. 14 Secara sederhana dampak berarti pengaruh atau akibat yang didalam setiap keputusannya diambil oleh setiap atasan yang memiliki dampak tersendiri. Dampak juga bisa menjadi proses lanjutan dari sebuah pelaksanaan pengawasan internal.

Dari penjelasan diatas bisa kita simpulkan bahwa dampak dibagi menjadi dua,yaitu :

a. Dampak positif

Dampak merupakan keinginan untuk meyakinkan, mempengaruhi ataupun memberi kesan kepada orang lain.

Dengan tujuan untuk mengikuti atau mendukung keinginannya.

Sedangkan positif dalah sebuah ketegasan atau kepastian tentang pemikiran yang baik. Positif juga dapat dikatakan sebagai suasana jiwa yang mengutamakan kegiatan kreatif dari pada kegiatan yang membosankan, kegembiraan dari pada kesedihan dan optimism dari pada pesimisme.

b. Dampak negatif

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, dampak negatif merupakan pengaruh kuat yang berakibat buruk. Berdasarkan

13 Suharno dan Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang:

Widya Karya), hlm. 243.

14 Sinta Hariyati, Persepsi Masyarakat terhadap Pembangunan Jembatan Mahkota II di Kota samarinda, Jurnal Ilmu Pemerintahan Vol.3, No.2, 2015, hlm.6

(26)

beberapa penelitian ilmiah disimpulkan bahwa negatif adalah pengaruh buruk yang lebi besar dibandingkan dengan dampak positifnya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian dampak negatif adalah keinginan untuk membujuk, meyakinkan, mempengaruhi atau memberi kesan kepada orang lain dengan tujuan agar mereka mengikuti dan mendukung keinginannya yang buruk dan menimbulkan akibat tertentu.

Pengembangan olahraga pariwisata berpotensi besar sebagai daya tarik dan sarana promosi daerah setempat.

Masyarakat yang datang untuk menyaksikan suatu event atau kejuaraan dapat sekaligus berwisata sementara masyarakat yang menonton kejuraan tersebut melalui tontonan televisi akan menjadi tertarik untuk mengunjungi daerah tersebut. Demikian pula akan berdampak positif bagi daerah dan masyarakat serta usaha kecil dan menengah di daerah penyelenggaraan

3. Pariwisata dan kepariwisataan

Pariwisata bukanlah suatu kegiatan primer manusia, melainkan hanya perlengkapan dalam kehidupan manusia.

Meskipun demikian kegiatan pariwisata tidak dapat diabaikan begitu saja. Terbukti beberapa penelitian menyebutkan bahwa kegiatan pariwisata dapat mengurangi stress setelah lelah melakukan kegiatan sehari-hari seperti bekerja, sekolah dan lain sebagainya. Secara etimologi, kata pariwisata yang berasal dari kata sansakerta terdiri dari dua suku kata yaitu “pari” yang berarti banyak, berkali-kali dan berputar-putar dan kata “wisata” yang berarti perjalan, berpergian. Dengan demikian kata “pariwisata”

diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dan dari suatu tempat ketempat yang lainnya.

Dari pengertian pariwisata yang sudah dijelaskan pada paragraf diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pariwista merupakan perjalanan seseorang dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan tujuan tertentu dengan maksud bukan untuk mencari materi, tetapi semata-mata untuk memperoleh pengetahuan atau sekedar bersenang-senang. Definisi pariwisata memang tidak terlalu sama antar ilmuan. Namun pada intinya kegiatan pariwisata

(27)

merupakan suatu kegiatan baik perorangan maupun kelompok disuatu wilayah tertentu dengan berbagai motivasi perjalanan, mulai dari mencari kesenangan, beristirahat dan menghilangkan stress, rasa ingin tahu, spiritual dan lain sebaginya.15

Pariwisata berasal dari bahasa sanskerta, sesunguhnya buka berarti tourisme (bahasa belanda) atau tourism (bahasa Inggris). Kata pariwisata menurut pengertian ini sama dengan kata

tour”. Kata pariwisata sendiri terdiri dari dua suku kata yaitu

“pari” dan “wisata”. Kata pari berarti banyak, berkali-kali, berputar- putar dan lengkap (paripurna). Sedangkan wisata berarti perjalanan, bepergian dalam hal ini sama dengan “travel” (bahasa Inggris).16

Kepariwisataan menurut Herman V Schulalard (ahli ekonomi australia, tahun 1910) adalah sejumlah kegiatan yang ada kaitannya dengan kegiatan perekonomian yang secara langsung berhubungan dengan masuknya, adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing keluar masuk suatu kota, daerah atau negara.17

Pariwisata sendiri berkembang karena adanya pergerakan dari manusia dalam mencari sesuatu yang belum diketahui baik itu menjelajah wilayah baru, mencari perubahan suasana maupun untuk mendapat perjalanan baru.

Menurut jenis dan macamnya pariwisata dibagi menjadi 6 yang pertama, yaitu :

a. Menurut letak geografisnya

1. Pariwisata Lokal (Local Tourism) adalah pariwisata yang memiliki ruang lingkup sempit

2. Pariwisata Regional (Regional Tourism) adalah pariwisata yang berkembang dengan ruang lingkupnya yang luas

3. Kepariwisataan Nasional (National Tourism) merupakan pariwisata yang berkembang didalam daerah suatu negara.

b. Menurut pengaruhnya terhadap pengaruh neraca pembayaran

15Oka A. Yoeti, Pengantar Ilmu Pariwisata, (Bandung: Angkasa, 1996), hlm.

112

16 Sedarmayanti, Pembangunan dan Pengembangan Pariwisata, (PT. Refika Aditama, 2018), hlm. 2.

17 Ibid., hlm. 7.

(28)

1. In Tourism atau pariwisata aktif disebut pariwisata aktif karena bisa menambah devisa negara yang dikunjungi sehingga memperkuat posisi neraca pembayaran negara yang dikunjungi wisatawan.

c. Menurut alasan/ tujuan perjalanan

1. Business Tourism jenis ini memiliki tujuan yang jelas seperti tujuan dinas, usaha dagang maupun berhubungan dengan pekerjaan lainnya.

2.Vocational Tourism jenis ini memiliki tujuan untuk berlibur, cuti dan sejenisnya.

3. Educational Tourism jenis ini memiliki tujuan perjalanan untuk studi atau mempelajari bidang ilmu pengetahuan.

d. Menurut saat atau waktu berkunjung

1. Seasonal Tourism kegiatan pariwisata yang berlangsung pada musim tertentu. Jenis ini dibagi menjadi dua yaitu summer tourism atau winter tourism

2. Occasional Tourism jenis ini adalah pariwisata yang dihubungkan dengan event seperti galungan dan kuningan di Bali.

e. Pengembangan kawasan menurut objeknya

Berdasarkan pengembangan kawasan pariwisata menurut objeknya menurut Oka A. Yoeti dibagi menjadi 7, yaitu:

1. Cultural Tourism

Jenis pariwisata yang sangat diminati banyak wisatawan karena ada daya tarik tersendiri dari seni-budaya suatu tempat atau suatu daerah. Pariwisata jenis ini merupakan kesempatan mengambil bagian untuk mengikuti kegiatan event kebudayaan.

2. Recuperational Tourism

Jenis ini merupakan pariwisata yang biasanya disebut kesehatan dengan tujuan untuk mlakukan perjalanan dalam menyembuhkan penyakit seperti mandi di air panas dll.

3. Commercial Tourism

Jenis ini merupakan pariwisata perdagangan yang tuuannya dikaitkan dengan kegiatan dagang nasional ataupun international yang biasanya sering diadakan kegiatan expo,fair,exhibition dll.

(29)

4. Sport Tourism

Jenis ini merupakan jenis yang paling banyak diminati wisatawan entah itu wisatawan yang senang akan olahraga atau hanya sekedar berekreasi. Jenis pariwisata ini bertujun untuk melihat atau menyaksikan olahraga disuatu tempat/negara tertentu.

5. Political Tourism

Jenis pariwisata ini merupakan perjalanan yang bertujuan untuk mnyaksikan peristiwa yang berhubungan dengan kegiatan suatu negara,baik itu ulang tahun atau peringatan hari terntentu.

6. Social Tourism

Jenis ini jangan hendaknya tidak diasosiasikan sebagai pariwisata yang independen.dilihat dari penyelenggaraanya saja tidak menekankan untuk mencari keuntungan.

7. Religion Tourism

Jenis ini adalah jenis yang paling diburuoleh para wisatawan yang sangat tertarik dengan religi,tujuan dari perjalanan ini untuk melihat atau menyaksikan atau bahkan juga mengikuti upacara keagamaan.

4. Dampak Pembangunan Pariwisata

Pengembangan suatu objek wisata yang dilakukan dengan baik akan menghasilkan pendapatan ekonomi yang baik juga untuk komunitas setempat. Suatu tempat wisata yang direncanakan dengan baik, tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi yang memperbaiki taraf, kualitas dan pola hidup komunitas setempat, tetapi juga peningkatan dan pemeliharaan lingkungan yang lebih baik.18

a. Dampak positif pariwisata secara ekonomi

Menurut Leiper dalam kutipan buku pembangunan dan pengembangan pariwisata, dampak positif pariwisata terhadap ekonomi adalah dengan meningkatnya pendapatan dari penukaran valuta asing, mensejahterakan neraca perdagangan luar negeri, pendapatan para pelaku usaha atau bisnis

18 Rina Kurniawati, Pariwisata Berkelanjutan, (Modul, 2013), hlm. 51

(30)

pariwisata.19 Selain itu, World Tourism Organization yang mengidentifikasi dampak pariwisata terhadap ekonomi juga adalah peningkatan permintaan produk lokal pertanian, memancing perkembangan lahan kurang aktif, menstimulasi minat dan permintaan produk eksotik, peningkatan jumlah dan produk perikanan dan laut, mendorong perkembangan wilayah dan penciptaan kawasan ekonomi baru serta manajemen pengelolaan sumber daya sebagai sumber revenue bagi otoritas local.20

b. Dampak positif pariwisata secara non ekonomi (lingkungan, sosial dan budaya)

Pariwisata sendiri memiliki dampak terhadap lingkungan yang secara signifikan meningkatkan pembangunan dan peggunaan alat transportassi. Sedangkan secara sosial dan budaya pariwisata memiliki dampak yang mempengaruhi jumlah wisatawan. Perbedaan tingkat perkembangan ekonomi antara negara asal dengan negara penerima serta pemasaran dan citra yang dibentuk lewat pemasaran terhadap DTW.

Selain itu, konservasi alam serta konservasi dari segi arkeologi dan sejarah menjadi dampak positif adanya pariwisata. Perbaikan lingkungan hingga perbaikan infrastruktur dan fasilitas pun menjadi dampak positif yang dirasakan sangat besar oleh masyarakat sekitar yang ada di daerah atau kawasan pariwisata tersebut. Secara sosial mnghilangkan perbedaan budaya adalah salah satu dampak positif dari adanya pariwisata tersebut.

Dampak pariwisata secara sosial bisa kita lihat dari adanya perlindungan benda-benda kuno atau bersejarah, bangunan-bangunan sejarah, seni tradisional dan lainnya.

Lalu, adanya pembaharuan kebanggaan budaya yang dimana masyarakat sendiri dapat meraasakan kebangaan terhadap peninggalan-peninggalan bersejarah. Pertukaran budaya pun ikut menjadi pengaruh atau dampak positif dari adanya

19 Prof. Dr. Hj. Sedarmayanti, M.Pd., APU, dkk. Pembangunan Dan Pengembangan Pariwisata, (Bandung, PT: Refika Aditama,2018) , hlm. 43-33.

20 Ibid, hlm. 44.

(31)

pariwisata yang saat ini membuat wisatawan atau tamu mengerti tentang budaya objek wisata dan mengerti akan nilai-nilai dari tradisi masyarakat setempat begitupula sebaliknya masyarakat lokal pun mengerti dan tahu tentang budaya wisatawan yang datang baik lokal maupun mancanegara.

5. Dampak Negatif Pariwisata Secara Ekonomi dan Non Ekonomi a. Dampak Negatif Pariwisata secara Ekonomi

Secara garis besar kita bisa melihat bahwa dampak negatif pariwisata terlihat jelas ketika sektor pariwisata tidak berjalan pada saat pandemi covid-19 ini. Dampak negatifnya merupakan ketergantungan terhadap pendapatan sehingga meningkatkan inflasi dan meroketnya harga tanah. Sifat pariwisata yang musiman tidak dapat diprediksi dengan tepat sehingga menyebabkan pengembalian modal investasi juga yang tidak pasti waktunya. Timbulnya biaya tambahan lain bagi perekonomian setempat.21 Selain itu dampak pariwisata ini berakibat sangat signifikan seperti berkembangnya pola hidup konsumtif hingga terjadinya tekanan tambahan penduduk akibat pendatang baru dari luar daerah.

b. Dampak Negatif Pariwisata secara Non Ekonomi

Mendapatkan tekanan terhadap sumber daya alam, merusak habitat kehidupan hewan maupun tumbuhan liar, polusi dan penyebaran limbah, pariwisata sendiri menyebabkan terjadinya erosi bahasa daerah. Perubahan stktur internal dari masyarakat sehingga terjadinya perbedaan antara mereka yang memiliki hubungan keterkaitan pariwisata menjadi salah satu pemisah atau pembeda antara masyarakat.

Selain itu, terancamnya perusakan nilai-nilai arkeologi dan sejarah karena adanya moderenisasi pada lingkungan.

Sedangkan dampak secara sosial berakibat buruk bagi kelangsungan budaya sehingga menimbulkan masalah sosial.

c. Dampak negatif pariwisata secara lingkungan

21 Ibid., hlm. 45.

(32)

Dampak negatif lingkungan dalam pengembangan wisata berkelanjutan sebagai berikut: menimbulkan polusi lingkungan, pencemaran lingkungan, merasul nilai arkeologi dan sejarah karna diadakannya perbaikan atau renovasi.

G. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini ialah pendekatan kualitatif, dengan jenis deskriftif untuk memporoleh gambaran serta informasi yang berhubungan dengan sport tourism. Dalam penelitian kualitatif berlandaskan pada teori yang dipergunakan sebagai acuan untuk menfokuskan sebuah penelitian, serta memberikan proses dan makna yang terdapat dalam kejadian tersebut. Penelitian kualitatif berasal dari data lapangan, menggunakan teori yang sudah ada sebagai pendukung, kemudian hasilnya akan memunculkan teori baru dari data tersebut. Penelitian kualitatif memiliki keunggulan dalam menginterpretasikan fenomena atau data empiris di lapangan.22

2. Kehadiran Peneliti

Peran peneliti dalam penelitian kualitatif ini sangatlah dibutuhkan karena peneliti adalah instrumen kunci dalam penelitian ini. Instrumen lain selain dari manusia dapat pula digunakan, namun fungsinya terbatas sebagai pendukung. Tugas peneliti harus benar-benar mencari dan mengamati data dengan teliti dan jeli, serta sebagai pelapor hasil penelitian dalam melaksanakan kegiatan pengamatan dan pengumpulan data23 Peneliti juga harus secara langsung hadir ke lokasi penelitian, tujuannya adalah untuk mengumpulkan semua data secara mendalam dan luas serta data yang dikumpulkan adalah data yang valid dan diperlukan dalam penelitian.

3. Lokasi Penelitian

22 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung:

Alfabeta, 2010), hlm. 4

23 Imron Rosidi, Karya Tulis Ilmiah, (Surabaya: PT. Alfina Primataama, 2011), hlm. 12.

(33)

Lokasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah Desa Sembalun Lawang Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur.

Adapun pemilihan lokasi tersebut oleh peneliti karena selain mudah dijangkau, serta efektif dan efisien baik dari segi waktu, tenaga dan biaya, peneliti juga akan dengan mudah untuk mendapat informasi dan data data yang diperlukan. Desa Sembalun Lawang Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur merupakan suatu Desa yang memiliki potensi wisata yang beragam yakni wisata budaya, wisata olahraga, wisata edukasi yang dimulai dari penanaman hingga pemetikan buah stroberi dan buah apel, yang di dalamnya memiliki kesan tersendiri bagi para pengunjung.

4. Sumber data

Sumber Data di dalam penelitian merupakan faktor yang sangat penting, karena sumber data akan menyangkut kualitas dari hasil penelitian. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data primer

Data primer adalah sebuah data yang langsung didapatkan dari sumber dan diberikan kepada peneliti., sumber data primer adalah wawancara dengan subjek penelitian baik secara observasi ataupun pengamatan langsung24. Informan yang akan diwawancarai adalah sebagai berikut:

1) Sektor publik, yakni panitia dan peserta Rinjani Geopark Sport Tourism, panitia dan peserta Rinjani 100.

2) Sektor privat, yakni pengelola bukit-bukit, pengelola penginapan dan swasta. Masyarakat yakni kepala wilayah setempat, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, pokdarwis serta masyarakat yang berada dalam ruang lingkup Sport Tourism tersebut.

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang didapatkan melalui buku-buku bacaan atau yang laiinya seperti tulisan-tulisan ilmiah yang digunakan dalam penelitian skripsi ini. Data sekunder

24 Sugiyono, Metodologi Penelitian, (Bandung, Alfabeta,2015), hlm. 91.

(34)

berupa buku online ataupun buku dari perpustakaan yang menjadi referensi penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.25 5. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan adalah cara yang digunakan peneliti dalam mendapatkan data di lapangan. Dalam penelitian kualitatif data-data yang di teliti biasanya berupa kalimat-kalimat, hasil wawancara, hingga studi lapangan. Adapun teknik pengumpulan data yang di gunakan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Metode observasi adalah proses pengumpulan data dengan cara peneliti terjun langsung ke lapangan, sehingga peneliti dapat melihat, mendengar, atau merasakan informasi yang ada secara langsung. Observasi ini dapat dilacak kemapanan akar teoritis, karena dalam mengumpulkan data, peneliti sekaligus dapat berinteraksi dengan subjek penelitianya.26

Dalam hal ini peneliti melakukan observasi ke Desa Sembalun Lawang Kecamatan Sembalun Kabupatenn Lombok Timur untuk melakukan pengamatan, sehingga peneliti mengetahui bagaimana kondisi dan situasi di tempat tersebut, seperti : Pertama, aktivitas pariwisata yang dilaksanakan.

Kedua, ketersediaan fasilitas pendukung (toilet, mushalla, parkir area, rest area, dll). Ketiga, ketersediaan amenitas dan akomodasi pariwisata (restaurant, homestay/penginapan, toko cinderamata, layanan kesehatan, dll). dan terakhir kondisi fisik aksesibilitas dan atraksi wisata.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan yang dilakukan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (narasumber) yang memberikan jawaban atas

25 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2014), hlm.

172.

26 Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jawa Barat: CV. Jejak, 2018), hlm. 110.

(35)

pertanyaan itu.27 Tujuan dari dilaksanakannya wawancara ini adalah untuk keperluan data dan juga untuk mengetahui lebih mendalam tentang masalah yang sedang diteliti. Metode wawancara ini digunakan supaya informasi yang didapatkan jelas dari sumbernya secara langsung serta informasi yang didapatkan lebih akurat.

Dalam penelitian ini penulis akan melakukan wawancara kepada pihak terkait yang diyakini memiliki dampak, kemampuan dan kompetensi di bidangnya, yaitu: Sektor publik, yakni panitia dan peserta Rinjani Geopark Sport Tourism, panitia dan peserta Rinjani 100. Sektor privat, yakni pengelola bukit-bukit, pengelola penginapan dan swasta. Masyarakat, yakni kepala desa setempat, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, pokdarwis serta masyarakat yang berada dalam ruang lingkup wisata olahraga tersebut.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik. Salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sosial untuk menelusuri data historis disebut dengan teknik dokumentasi.28

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat dokumentasi berupa foto, audio, video, catatan atau dokumen sebagai aspek pendukung penelitian serta dokumentasi yang berkaitan dengan objek penelitian. Peneliti mengambil foto dan video berupa Sembalun 7 summit, paragliding dan Rinjani Geopark International Enduro, Rinjani 100 yang sedang melakukan kompetisi di kawasan kaki Gunung Rinjani.

d. Teknik Analisis Data

Apabila peneliti telah melakukan observasi, wawancara serta dokumentasi maka tentu akan memperoleh sekian banyak

27Lexy J, Metode penelitian kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdkarya, 2019), hlm. 186.

28 Gunawan Imam, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hlm. 26.

(36)

data terkait dengan permasalahan yang difokuskan. Perlu diketahui bahwa tidak semua data yang telah didapatkan peneliti akan sohih kebenaran, dan langsung bisa dijadikan sebagai jawaban dari fokus permasalahan, maka dari hal itu perlu peneliti menyaraing dan mensortirkan data-data tersebut agar tersusun secara sistematis dan matang untuk dipublikasikan dan proses ini disebut dengan tahapan penganalisisan data.29

Berdasarkan data tersebut, proses analisis data yang dilakukan peneliti mulai dari membaca, mempelajari, dan menelaah data dengan menggunakan langkah-langkah sbb:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data sedemikian rupa hingga diperoleh kesimpulan akhir dan diverifikasi.

2. Penyajian data

Dalam langkah ini peneliti mengelompokkan data yang telah dikumpulkan. Dengan adanya penyajian data ini dapat memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi, dan dapat merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.

3. Penarikan kesimpulan

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti- bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

e. Pengecekan Keabsahan Data

Keabsahan data dalam sebuah penelitian sangatlah penting, karena hal ini bertujuan untuk membuktikan apakah

29 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm.

91.

(37)

data yang diperoleh dari lapangan benar-benar valid atau tidak, dengan memadukan landasan teori yang menjadi landasan penelitian. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik ketekuanan pengamatan, teknik triangulasi, dan kecukupan refrensi.

1) Ketekunan Pengamatan

Untuk memperoleh derajat keabsahan data yang tinggi, menemukan ciri-ciri dan unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci, dengan kata lain untuk mendapatkan kedalaman penelitian disebut ketekunan pengamatan.30

Dalam meningkatkan ketekunan pengamatan di lapangan dibutuhkan teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengandalkan indra pengelihatan, namun juga menggunakan yang lain seperti pendengaran, perasaan dan insting. Dengan meningkatkan ketekunan pengamatan juga dapat meningkatakan keabsahan data lebih baik.

2) Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Terdapat empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori.

Adapun triangulasi yang digunakan dalam pemeriksaan data ini adalah triangulasi pemeriksaan melalui sumber.

Triangulasi sumber adalah teknik dengan membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan satu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.

30 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 248.

(38)

H. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan secara umum disusun dalam format bab/bagian dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran secara meyeluruh mengenai apa yang akan peneliti uraikan dalam penelitian ini.

a. Bagian Awal

Pada bagian awal ini terdiri dari halaman sampul, halaman judul, persetujuan pembimbing, pernyataan keaslian skripsi, pengesahan dewan penguji, halaman motto, halaman persembahan, pedoman transliterasi, kata pengantar, daftar isi, dan abstrak.

b. Bagian Isi

Bagian isi ini terdiri atas empat bab,adapun keempat bab yang dimaksud sebagai berikut :

Bab I, yaitu pendahuluan, peneliti mengungkapkan konteks penelitian masalah sehingga memunculkan keinginan untuk mengkaji permasalahan yang menjadi tema dasar dari penelitian ini. Termasuk juga dalam bab ini diantaranya fokus penelitian, tujuan dan manfaat penelitian ini, telaah pustaka, dan kerangka teoritik yang menjadi acuan teori dari penelitian lapangan ini.

Kemudian dalam bab ini terdapat juga serangkaian teknis atau metode penelitian yang peneliti gunakan dalam melakukan penelitian dan termasuk di dalamnya adalah pendekatan penelitain, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber dan jenis data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan keabsahan data.

Bab II, yang berisi paparan data dari penelitian yang ditemukan di lapangan. Dalam hal ini peneliti mencoba menggambarkan secara singkat tentang gambaran lokasi penelitian dan temuan-temuan dalam melakukan penelitian serta tanggapan dari beberapa informan tentang pembahasan dari penelitian ini.

Bab III berisi tentang pembahasan dari penelitian yang berjudul Sport Tourism dan Dampaknya terhadap Perekonomian Masyarakat di Desa Sembalun Lawang Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur.

Bab IV Penutup, terdiri dari simpulan dan saran-saran dalam penelitian. Pada bagian akhir, peneliti cantumkan daftar pustaka dan lampiran.

(39)

c. Bagian Akhir

Pada bagian akhir ini penulis mencantumkan daftar pustaka dan lampiran-lampiran berupa surat izin penelitian, kartu konsultasi, daftar riwayat hidup penulis serta dokumen lainnya yang peneliti dapatkan dari hasil temuan data di lapangan yang dianggap penting untuk dilampirkan.

(40)

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN A. Sejarah Singkat Desa Sembalun Lawang

Pada awalnya Desa ini bernama Sembahulun yang masyarakatnya hidup pada pertengahan abad 14 dan 15 Masehi, serta membuat perkampungan di area/wilayah Lendang Luar, yang hingga saat ini masih kita lihat peninggalan mereka berupa kuburan-kuburan kuno yang banyak terdapat di wilayah lendang luar, sebagai bukti sejarah.

Ini dinamakan sembalun periode keturunan pertama. Ketika gunung rinjani meletus pada tahun 1585 penduduk desa sembalun pertama punah sama sekali akibat dahsyatnya letusan gunung rinjani pada waktu itu. Dari sekian banyak penduduk yang meninggal ada yang sempat mengungsi ke arah timur, yaitu di bawah gunung anak dara sebanyak 7 kepala keluarga setelah dianggap keadaaan aman atau kondusif mereka kembali pulang mancari kampung halamannnya namun dijumpainya rumahnya hancur porak poranda rata dengan tanah kemudian 7 kepala keluarga tersebut sepakat membuat perkampungan kecil yaitu di Desa Beleq.

Mereka-mereka inilah yang akan menjadi cikal bakal berkembangbiaknya penduduk desa sembalun jilid 2. Yang turun temurun sampai ke generasi kita yang sekarang ini. Selanjutnya dari tahun ketahun perkembangan penduduk semakin pesat, yang akhirnya mereka pindah ke arah barat membuka desa baru yakni di kampung rumpang timuk desa sembalun lawang yang kita tempati sampai sekarang ini. Tetapi situasi dan kondisi masyarakat pada waktu itu, bisa kita kategorikan dalam keadaan gelap gulita sebab mereka tidak memiliki agama, adat istiadat, moral dan etika sehingga mereka bingung, apa yang harus mereka lakukan atau yang akan diperbuat dihari-hari berikutnya. Ditengah kebingungan dan kegelisahan tersebut berkumpullah para tetua dan tokoh desa untuk bermusyawarah mecari solusi untuk membuat tatanan/pedoman hidup masyarakat terutama sekali menyangkut masalah agama. Maka dengan suara bulat mereka sepakat menunjuk/mengutus tiga orang untuk berangkat pergi ke luar daerah untuk pergi mencari dan belajar tentang agama untuk menjadi pedoman hidup dalam masyarakat.

(41)

Ketiga orang tersebut masing-masing : a. Seorang berangkat berlayar ke palembang b. Seorang berlayar ke pulau Jawa

c. Seorang berlayar ke pulau Bali

Setelah berbulan-bulan mereka merantau untuk menuntut ilmu, belajar agama, adat istiadat, etika serta peradaban dan lain-lainnya, akhirnya mereka kembali pulang ke sembalun membawa hasil masing- masing antara lain sebagai berikut :

1. Yang datang dari palembang membawa Kitab Suci Al-Qur’an dan Kitab Tuhpah, untuk menjadi panduan dalam mensyiarkan agama Islamke masyarakat banyak.

2. Yang datang dari pulau jawa membawa kitab lontar yang bertuliskan aksara Jawa dan berbahasa jawa kawi yang diberi nama lontar Djati Swara fungsinya setiap diadakan upacara sakral seperti acara pesta khitanan, peringatan maulid nabi dan lain-lainnya lontar Djati Swara dibaca oleh para Pujangga, karena menurut orang yang ahli/mengerti isi lontar tersebut mengandung unsur atau hukum segala hukum agama Islamkarena lontar tersebut disusun oleh salah satu walisongo yang ada di pulau jawa.

3. Yang datang dari pulau dewata bali membawa barang berupa tumbak tameang dan sebuah topeng ketiga benda ini dipergunakan untuk mereka melakukan upacara adat atau ritual seperti loh Dewa dan selamatan tahunan desa secara besar-besaran.

Setelah ketiga orang utusan tersebut memaprkan dan menjelaskan hasil masing-masing kepada masyarakat, serta memadukan unsur agama, adat, etika, dan peradaban menjadi satu, akhirnya masyarakat desa seluruhnya mengakui bahwa agama Islam resmi menjadi agama dengan istilah Islamwetu telu. Wetu telu artinya tiga unsur aturan atau urusan yang masing-masing : a. Unsur Pembekel tugasnya khusus mengurus atau mengatur

masalah pemerintahan desa.

b. Unsur Kiyai tugasnya khusus mengurus masalah yang berhubungan dengan agama.

c. Unsur Pemangku tugasnya adalah khusus mengurus masalah adat istiadat yang berlaku di tengah-tengah masyarakat serta dibantu dengan seorang ahli yang dinamakan Pande tugas

(42)

pokoknya adalah tukang mebuat perkakas atau alat rumah tangga dan alat pertanian.

Ketiga unsur tersebut walau berbeda profesi, fungsi dan tugas, seandainya ada masyarakat mengadakan acara atau upacara adat seperti pesta perkawinan, khitanan, maulid, dan lain sebagainya selalu berdampingan dan kerjasama, seandainya salah satu unsur tersebut tidak datang bisa-bisa acara atau upacara tersebut tidak dapat di langsungkan. Setelah resmi di terimanya agama Islamsebagai panutan masyarakat seluruhnya, maka Tokoh Agama, tokoh Masyarakat dan Unsur Pemerintah (pembekel) mengadakan musyawarah untuk membangun sarana ibadah. Maka mulailah masyarakat bergotong-royong membangun sebuah “Langgar” berukuran besar yang terletak di tengah pemukiman masyarakat sebagai tempat/pusat peribadatan, atau tempat menyelesaikan segala urusan. Di bangun Langgar tersebut, tempat menyelesaikan pada waktu itu melakukan shalat jum’at, shalat terawih, shalat kedua Hari raya, peringagtan maulid Nabi, dan tempat dilakukannya acara yang sakral yaitu “Akad Nikah”.

Akhirnya dari tahun ke tahun berjalan silih berganti, dan dengan maju dan pesatnya ilmu dan tekhnologi, terutama masalah ilmu di bidang agama, karena putra putri asli desa keluar menuntut ilmu kadang-kadang sampai ke pulau Jawa, maka pada tahun 1966, segala istilah seperti “IslamWetu Telu”

segala bentuk acara dan upacara adat yang tidak relevan atau tidak sesuai dengan ajaran atau syariat Islamdi hapus secara drastis, diganti dengan ajaran Islamyang sempurna, sehingga semua masyarakat IslamWetu Telu yang sebelumnya tidak menjalankan syariat atu rukun Islamyang lima semua serentak melaksanakannya seperti Shalat Lima Waktu, Puasa, Zakat dan Haji bila mampu,dll. Sehingga pada tahun 1967, sesuai dengan keputusan musyawarah desa pada waktu itu, bangunan Langgar yang menjadi kebanggaan umat IslamWetu Telu, di bongkar dan dibangun sebuah masjid di atasnya yang sampai saat ini kita warisi dengan tempat sebagai pusat peribadatan yaitu Masjid

“NURUL HUDA” yang langsung di resmikan oleh Bupati

(43)

Lombok Timur atas nama R. Rusdi bulan Agustus tahun 1968.

Sejarah tentang struktur pemerintahan Desa Sembalun Lawang sejak awal sampai kini dengan segala Kronologinya.

Pada awalnya sekitar akhir abad ke 18 ± pada tahun 1899 M Desa Sembalun Lawang dengan desa sembalub bumbung bergabung menjadi satu desa, dengan satu Kepala Desa yag berpusat di Sembalun Bumbung, yang menjadi Kepala desa pada waktu itu adalah : Pe Darmasih. Selanjutnya ± 5 (lima) tahun kita menyatu dengan sembalun bumbung, dan akhirnya kedua desa tersebut dipisahkan menjadi dua berdasarkan intruksi pemerintah Kolonial Belanda lewat Kepala Distrik Pringgabaya, untuk mengatur Pemerintahan dan Otonomi masing-masing, Dan mengingat jarak antara kedua desa yang dibatasi oleh persawahan yang luas agak jauh sehingga komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah kurang lancar.

Maka setelah resmi dilakukan pemisahan akhirnya pada tahun 1904, diadakan pemilihan Kepala Desa Sembalun Lawang yang pertama namun pemilihan pada zaman itu bukan seperti cara yang seperti sekarang, akan tetapi dengan cara di angkat berdasarkan hasil musyawarah mufakat para sesepuh desa seperti tokoh Agama, tokoh Adat, Krama desa,dll dengan suara bulat/aklamasi serta disetujui oleh masyarakat seluruhnya, akhirnya terangkatlah sebagai pejabat Kepala Desa Sembalun Lawang pertama yaitu : Pe Nawirip (Pe Luminggih) dengan dibantu oleh seorang Djaksa (juru tulis) yaitu “Amaq Diramsah”

dengan membawahi 2 (dua) wilayah perbekelan (kekeliangan) masing-masing yaitu : Keliang Lebak Daya Amaq Djamisah dan Keliang Lebak Lauk Pe Dirasih dan Pe Ratnilah Serta dibantu oleh dua staf yakni Juru-Arah.

Selanjutnya setelah memerintah selama ± 25 tahun mulai sejak tahun 1904-1929 mereka meletakkan jabatannya/melengserkan diri karena usia sudah lanjut. Kembali lagi dilakukan pemilihan Kepala Desa kedua dengan cara seperti tersebut di atas musyawarah mufakat bertempat di Langgar karena pada zaman itu tidak ada Kantor desa, maka dengan suara bulat terangkatlah “Amak Darminih” sebagai pejabat kepala

Gambar

Table 2.3  Jumlah Penduduk
Foto  bersama  tim  COROS  pemenang  Rinjani  Geopark  Sembalun  7  Summit
Foto bersama Kepala Desa Sembalun Lawang.
Foto bersama tokoh  pemuda Desa Sembalun Lawang
+3

Referensi

Dokumen terkait