• Tidak ada hasil yang ditemukan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGADAAN LANGSUNG BARANG/JASA LAINNYA SOP/UPM/DJBM-61

N/A
N/A
Bidang Sumber Daya Air DPUPR Kab. Kutai Barat

Academic year: 2024

Membagikan "STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGADAAN LANGSUNG BARANG/JASA LAINNYA SOP/UPM/DJBM-61 "

Copied!
52
0
0

Teks penuh

011 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatera Utara Bb2 012 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatera Selatan Bb5 013 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Barat-Jabar Bb6 014 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Tengah-DI Yogyakarta Bb7 015 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur -Bali Bb8 016 Kalimantan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Bb12 017 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sulawesi Selatan Bb13. 021 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Nusa Tenggara Barat Bb9 022 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Nusa Tenggara Timur Bb10 023 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Kalimantan Selatan Bb11 024 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sulawesi Tengah Bb14.

Ruang Lingkup

Maksud dan Tujuan

Acuan

Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa izin tertulis dari Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Istilah dan Definisi

Ketentuan Umum

Tahapan Kegiatan

Prosedur Operasi Standar ini menetapkan tata cara dan kategori Pengadaan Barang/Jasa Secara Langsung dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (BPRS) Direktorat Jenderal Bina Marga. Prosedur Operasi Standar ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman bagi pelaksana pengadaan langsung barang/jasa lain yang dibiayai APBN agar dapat berlangsung secara efektif, efisien dan memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pengerjaannya. Prosedur Operasi Standar ini bertujuan untuk memastikan bahwa pelaksanaan pengadaan barang/jasa lainnya secara langsung telah memenuhi persyaratan dokumen, baik teknis maupun administratif.

Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah No. 12 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021, Nomor 593). Pemesanan Barang/Jasa Negara yang selanjutnya disebut Pemesanan Barang/Jasa adalah kegiatan pemesanan barang/jasa kementerian/lembaga. Pemesanan barang/jasa lain secara langsung merupakan cara yang disukai untuk mendapatkan pemasok barang/jasa lain dengan nilai maksimal Rp dua ratus juta (Rs 200 juta).

Pengguna Barang/Jasa adalah pejabat yang berwenang menggunakan barang dan/atau jasa milik negara/wilayah masing-masing K/L/D/I. Penyedia Barang/Jasa Umum yang selanjutnya disebut Penyedia adalah pelaku usaha yang menyediakan barang/jasa berdasarkan suatu kontrak. Apabila SOP pengadaan barang/jasa lain secara langsung tidak dijadikan rujukan, maka SOP yang disusun tidak memenuhi persyaratan formal penyusunan SOP yang berlaku di Direktorat Jenderal Bina Marga.

Apabila sesuai akan diterima dan bila tidak sesuai akan dikembalikan kepada Penyedia. p) PPK menerima barang/jasa lainnya.

Kondisi Khusus

Bukti Kerja

Lampiran

Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa izin tertulis dari Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Contoh Berita Acara Penyerahan Bukti Pengadaan Barang/Jasa Lainnya Secara Langsung. Dengan ini kami mengundang Anda untuk mengikuti proses Pengadaan Langsung paket Barang Pekerjaan sebagai berikut. Apabila pekerjaan tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu pelaksanaan pekerjaan karena kesalahan atau kelalaian Pemasok, maka Pemasok wajib membayar denda kepada PPK sebesar 1/1000 (satu per seribu) dari nilai SPK atau sebagian dari SPK untuk setiap hari keterlambatan [tentukan dasar pengenaan denda: total atau bagian SPK].

PPK memeriksa hasil pekerjaan masing-masing penyedia dan memberitahukan secara tertulis kepada penyedia jika terdapat cacat mutu. PPK dapat memerintahkan penyedia untuk mendeteksi dan mengumumkan cacat mutu, serta menguji pekerjaan yang menurut PPK mengandung cacat mutu. Sejak tanggal dimulainya pekerjaan sampai dengan tanggal penandatanganan laporan penyelesaian pertama, segala resiko kehilangan atau kerusakan hasil pekerjaan, bahan dan peralatan ini menjadi tanggungan pemberi jasa, kecuali kerugian atau kerusakan tersebut disebabkan oleh pekerjaan tersebut. karena kesalahan atau kelalaian PPK.

Hilang atau rusaknya hasil pekerjaan atau bahan-bahan yang termasuk dalam hasil pekerjaan antara tanggal mulai pekerjaan sampai dengan berakhirnya masa pemeliharaan, harus diganti atau diperbaiki oleh penyedia atas biaya sendiri apabila kehilangan atau kerusakan itu terjadi akibat dari tindakan atau kelalaian penyedia. Apabila PPK atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk melaksanakan pengujian terhadap Kekurangan Mutu yang tidak tercantum dalam Spesifikasi Teknis dan Gambar, dan hasil pengujian menunjukkan adanya Kekurangan Mutu, maka penyedia wajib menanggung biaya pengujian tersebut. Pemeriksaan kerja dilakukan pada saat pelaksanaan SPK untuk mengetahui besarnya pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan untuk membiayai hasil pekerjaan.

PPK menerima penyerahan pekerjaan pertama kali setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan SPK dan diterima dalam Tanda Terima Resmi Hasil Pekerjaan. Jaminan mutu tanpa cacat ini berlaku selama 12 (dua belas) bulan setelah penyerahan Barang. Atas pemberitahuan cacat mutu oleh PPK, Pemasok wajib memperbaiki atau mengganti Barang dalam jangka waktu yang ditentukan dalam pemberitahuan. e.

Apabila Pemasok tidak memperbaiki atau mengganti Barang karena cacat mutu dalam jangka waktu yang ditentukan, PPK menghitung biaya perbaikan yang diperlukan, dan PPK melakukan perbaikan secara langsung atau melalui pihak ketiga yang ditunjuk oleh PPK. Penyedia wajib membayar biaya perbaikan atau penggantian sesuai dengan permintaan tertulis PPK. Selain kewajiban mengganti biaya, PPK dapat memasukkan penyedia yang tidak memperbaiki cacat mutu ke dalam daftar hitam.

Apabila Peristiwa Ganti Kerugian menimbulkan tambahan biaya dan/atau keterlambatan penyelesaian pekerjaan, PPK wajib membayar ganti rugi dan/atau memberikan perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan. C. Ganti Rugi hanya dapat dibayarkan apabila berdasarkan data pendukung dan perhitungan ganti rugi yang disampaikan oleh penyedia kepada PPK, dapat dibuktikan adanya kerugian yang sebenarnya akibat Peristiwa Ganti Kerugian. Perpanjangan Tanggal Penyelesaian harus dilakukan melalui adendum SPC apabila perpanjangan tersebut mengubah jangka waktu SPC. B. PPK setelah meneliti usulan tertulis yang diajukan oleh penyedia, dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan.

Referensi

Dokumen terkait

Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan

Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari Direktorat Jenderal Bina Marqa, Kementerian Pekeriaan Umum dan

Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ilin tertulis dari Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Umum dan

Surat Laporan Hasil Klarifikasi Pengaduan dari Dit.KI ke Dirjen Bina Marga KETERANGAN 1 Hari Kerja PELAKSANA NO KEGIATAN MUTU BAKU 11) 17) Tidak A Ya B C Tidak Ya SALINAN..

disingkat RKPPL adalah dokumen telaah tentang Keselamatan Konstruksi yang memuat rona lingkungan, pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang merupakan pelaporan

4) Perubahan Jangka Waktu pelaksanaan pekerjaan dikarenakan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan sebelumnya akan melewati batas tahun anggaran;.. Dilarang

Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dad Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan

Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa izin tertulis dari Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.. Dokumen ini