• Tidak ada hasil yang ditemukan

STANDAR PENGATURAN PENYELESAIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "STANDAR PENGATURAN PENYELESAIAN "

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

2

ND

INTERNATIONAL CONFERENCE ON SCIENCE TECHNOLOGY AND HUMANITIES

ICoSTH 2019

Kuta, Bali, INDONESIA, 14– 15 Nopember 2019

STANDAR PENGATURAN PENYELESAIAN

SENGKETA INEVSTASI ASING BERDASARKAN HUKUM INTERNASIONAL

MSPD Salain, AA Sri Utari

Dosen Fakultas Hukum Universitas Udayana suksmadevi@gmail.com

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian yang digunakan berjenis normatif dengan mengumpulkan bahan-bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Kemudian dianalisis dengan menggunakan pendekatan konseptual, peraturan perundangan, dan pendekatan kasus.

KESIMPULAN

1. Para investor harus mentransformasi hubungan investasi internasional ke dalam kontrak investasi internasional untuk mencegah terjadinya sengketa dan menjamin kepastian hukum dalam pelaksanan investasi asing;

2. Terdapat beberapa lembaga peradilan arbitrase untuk menyelesaiakan sengketa investasi internasional berdasarkan hukum internasional, yaitu: ICSID, ICC dan UNCITRAL Model Law. Masing-masing lembaga peradilan arbitrase mempunyai standard an prosedur penyelesaian sengketa investasi asing namun UNCITRAL Model Law merupakan ketentuan/pedoman yang dapat digunakan pada lembaga

peradilan arbitrase sesuai dengan pilihan para pihak yang bersengketa, apakah ICSID ataupun ICC.

3. Kepada para investor harus menggunakan prinsip itikad baik mulai dari tahapan negosiasi, penyusunan kontrak, penandatanganan kontrak sampai dengan

pelaksanaan kontrak untuk menghindari terjadinya sengketa. Jika sengketa tetap tidak dapat dihindari dikemudian hari maka para pihak yang bersengketa harus

menghormati metode penyelesaian sengketa yang sudah disepakati dalam kontrak

investasi internasional serta pengaturan termasuk prosedur penyelesaian dalam forum yang sudah dipilih oleh para pihak bersengketa.

DAFTAR PUSTAKA

Andrea Marco Steingruber, 2012, Consent in International Arbitration, Oxford University Press, United Kingdom

Lucy Reed, et. al, 2004, Guide to ICSID Arbitration, Kluwer Law International, The Netherlands

Shadat Ssemakula Mutyab Mohmeded, 2016, Party Autonomy Doctrine is The Cornerstone of Arbitral Provisional Measures, International Academic Journal of Law and Society (IAJLS), h. 31, URL:

http://www.iajournals.org/articles/iajls_v1_i1_28_43.pdf

ICSID ICC

UNCITRAL

UCAPAN TERIMA KASIH

1. LPPM UNUD

2. LPPM FH UNUD

3. Anggota Tim Peneliti

PENDAHULUAN

1.Investasi salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan negara sekaligus mensejahterakan masyarakat

2.Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menjadi incaran investor asing

3.Investasi asing tidak selalu memberi dampak positif tetapi juga dampak negatif, seperti: merusak lingkungan hidup, pelanggaran HAM, tidak mengikuti kebijakan Pemerintah Host Country, wanprestasi

4.Contoh kasus investasi asing di Indonesia → Freeport

5.Terjadinya sengketa investasi asing di Indonesia karena wanpretasi

6.Penyelesaiannya menjadi sulit karena keterlibatan perbedaan sistem hukum, perbedaan tradisi hukum

7.Sehingga muncul permasalahan: BAGAIMANAKAH STANDAR PENGATURAN DAN PROSEDUR PENYELESAIAN SENGKETA INVESTASI ASING MENURUT HUKUM INTERNASIONAL?

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.dicantumkan dalam kontrak investasi internasionalKerjasama investasi asing tidak selalu ditransformasikan ke dalam bentuk kontrak investasi internasional yang jelas dan detail

2.Tidak dimuatnya 3 (tiga) elemen penting dalam kontrak internasional → 3C (Choice of Law; Choice of Dispute Settlement; Choice of Forum)

3.Ada beberapa lembaga yang digunakan untuk menyelesaiakan sengketa investasi asing, yaitu: ICSID (International Center for Settlement of Investment Disputes), ICC (International Chamber of Commerce), UNCITRAL (United Nations Commission on International Trade Law).

4.Standar pengaturan dan prosedur penyeleseaian sengketa investasi asing berdasarkan ketiga lembaga di atas:

a. Kesepakatan para pihak untuk menggunakan metode penyelesaian sengketa yang disediakan oleh ketiga lembaga (mediasi, konsiliasi, arbitrase) b.Penggunaan metode penyelesaian sengketa tersebut harus dicantumkan dalam kontrak investasi internasional

c.Pemilihan sistem hukum dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan para pihak atau ditentukan oleh lembaga penyelesaian sengketa

d.Penetapan prosedur penyelesaian sengketanya dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan para pihak atau ditentukan oleh lembaga penyelesaian sengketa

NO:

Shadat Ssemakula Mutyab Mohmeded, 2016,Party Autonomy Doctrine is The Cornerstone of Arbitral Provisional Measures, International Academic Journal of Law and Society (IAJLS), h. 31, URL:http://www.iajournals.org/articles/iajls_v1_i1_28_43.pdf Shadat Ssemakula Mutyab Mohmeded, 2016,Party Autonomy Doctrine is The Cornerstone of Arbitral Provisional Measures, International Academic Journal of Law and Society (IAJLS), h. 31, URL:http://www.iajournals.org/articles/iajls_v1_i1_28_43.pdf

(2)

Referensi

Dokumen terkait

Apabila penyelesaian sengketa tidak berhasil, maka sengketa dapat diselesaikan melalui mediasi, arbitrase, atau pengadilan.38 Berdasarkan pernyataan di atas peneliti menganalisis bahwa