• Tidak ada hasil yang ditemukan

Standar Teknis Permohonan Persetujuan Baku Mutu Air Limbah RSUD Kota Bandung

N/A
N/A
nisa tanobel

Academic year: 2025

Membagikan "Standar Teknis Permohonan Persetujuan Baku Mutu Air Limbah RSUD Kota Bandung"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

9

RSUD KOTA BANDUNG

DOKUMEN STANDAR TEKNIS

PERMOHONAN PERSETUJUAN TEKNIS

PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH YANG DIBUANG KE BADAN AIR PERMUKAAN

RSUD KOTA BANDUNG

(2)

9

RSUD KOTA BANDUNG

SAMBUTAN DIREKTUR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang Maha Kuasa, karena hanya atas perkenannya dan ridho-Nya Dokumen Standar Teknis RSUD Kota Bandung ini dapat disusun.

RSUD Kota Bandung dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 16 Tahun 2007, dan telah mendapat penetapan sebagai Rumah Sakit yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah. RSUD Kota Bandung memiliki luas tanah 10,028 M

2,

Luas bangunan 11,224.6 M

2

. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan Kota Bandung dan satu-satunya rumah sakit umum milik Pemerintah Kota Bandung tipe B Sebagai Rumah Sakit Rujukan bagian timur.

Kegiatan operasional RSUD Kota Bandung akan memberikan dampat positif positif dan mungkin dampat negatif kepada masyarakat.

Dampak postif yang dihasilkan antara lain meningkatnya derajat

kesehatan masyarakat, meningkatnya kecepatan dalam menangani

pasien/penyakit, membuka peluang kerja dan berusaha bagi pihak pihak

lain. Dampak negatif yang terjadi mungkin juga akan timbul seperti

(3)

9

RSUD KOTA BANDUNG

penurunan kualitas air (akibat adanya air limbah, akibat adanya timbulan sampah (B3).

Dari sisi pengelolaan lingkungan hidup, rumah sakit memiliki permasalahan yang kompleks, terutama permasalahan limbah. Limbah rumah sakit, secara fasa dapat berbentuk padat, cair maupun gas.

Rumah sakit juga menggunakan berbagai bahan yang tergolong sebagai bahan berbahaya dan beracun

Kompleksnya regulasi, permasalahan dan prakteknya maka pengelolaan lingkungan rumah sakit perlu dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan perbaikan berkelanjutan atas pengelolaan lingkungan Rumah sakit haruslah dilaksanakan secara konsisten.

Dokumen persetujuan lingkungan yang disusun ini adalah pernyataan kesanggupan dan menjadi pedoman pelaksanaan dari RSUD Kota Bandung dalam pengelolaan lingkungan secara konsisten.

Kami ucapkan terima kasih kepada Tim penyusun Dokumen ini atas upaya dan kerja kerasnya. Selanjutnya kami sangat mengharapkan tanggapan, saran, masukan maupun kritikan yang sifatnya membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan di masa depan. Mudah- mudahan Dokumen perestujuan lingkungan yang disusun dengan sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Direktur RSUD Kota Bandung

drg. MULYADI, Sp. Ort

Pembina Utama Madya

NIP. 19640616 199011 1 002

(4)

9

RSUD KOTA BANDUNG

1.1. Latar Belakang

Kota Bandung sebagai sebuah Kota yang sudah mapan, masih menghadapi banyak permasalahan kesehatan. Upaya dalam menangani masalah tersebut, pemerintah mengembangan banyak pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Rumah Sakit sebagai salah satu sarana kesehatan rujukan yang memberikan pelayana kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Pengaruh dari pertumbuhan penduduk dan peningkatan ekonomi tentunya akan meningkatkan kebutuhan pelayanan rumah sakit yang bermutu dan terjangkau oleh seluruh lapisan masayarakat.

Dalam rangka memenuhi tuntutan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, maka pemerintah memandang perlu untuk memaksimalkan lembaga pelayanana kesehatan antara lain Rumah sakit di Kota Bandung.

RSUD Kota Bandung sebagai satu satunya Rumah Sakit Umum Daerah di Kota Bandung berusaha untuk meningkatkan mutu pelayanan, baik dengan meningkatkan kualitas Sumberdaya manusianya maupun meningkatkan mutu pelayanannya.

Kegiatan operasional RSUD Kota Bandung akan memberikan dampat positif positif dan mungkin dampat negatif kepada masyarakat. Dampak postif yang dihasilkan antara lain meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, meningkatnya kecepatan dalam menangani pasien/penyakit, membuka peluang kerja dan berusaha bagi pihak pihak lain. Dampak negatif yang terjadi mungkin juga akan timbul seperti penurunan kualitas air (akibat adanya air limbah, akibat adanya timbulan sampah (B3).

BAB I

PENDAHULUAN

(5)

9

RSUD KOTA BANDUNG

Dari sisi pengelolaan lingkungan hidup, rumah sakit memiliki permasalahan yang kompleks, terutama permasalahan limbah.

Limbah rumah sakit, secara fasa dapat berbentuk padat, cair maupun gas. Rumah sakit juga menggunakan berbagai bahan yang tergolong sebagai bahan berbahaya dan beracun. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 74/Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) ini perlu dikelola sesuai dengan aturan yang ada. Sementara limbahnya akan berupa Limbah B3 yang mesti dikelola memenuni Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) dan Permen LHK No.P.56 Tahun 2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Pengelolaan Air Limbah Rumah Sakit diatur khusus dalam bentuk Permen LHK No. 68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik dengan memenuhi 8 Parameter (debit maksimum, pH, BOD, COD, TSS, Minyak dan Lemak, Amoniak dan Total coliform), sehingga Rumah Sakit harus mengolah air limbah dari kegiatan medis dan non medisnya. Demikian juga Rumah Sakit harus memantau dan mengelola emisi yang dihasilkanya. Kementrian Kesehatan RI telah mengeluarkan PermenKes No. 1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, yang mengatur kewajiban pemenuhan standar lingkungan rumah sakit. PermenKes No. 24 Tahun 2016 tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan Fasilitas Rumah Sakit juga banyak terkait dengan pengelolaan lingkungan.

Kompleksnya regulasi, permasalahan dan prakteknya maka pengelolaan lingkungan rumah sakit perlu dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan perbaikan berkelanjutan atas pengelolaan lingkungan Rumah sakit haruslah dilaksanakan secara konsisten.

Sumber daya manusia yang memahami permasalahan dan

pengelolaan lingkungan rumah sakit menjadi sangat penting untuk

(6)

9

RSUD KOTA BANDUNG

mencapai kinerja lingkungan yang baik, yang bisa terhindar dari permasalahan hukum dan keluhan (complaint) dari masyarakat.

1.2. Tujuan

Tujuan Umum:

1. Adanya pedoman atau panduan bagi rumah sakit untuk mengelola lingkungan

2. Tercapainya keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup

3. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya

Tujuan Khusus

Didaharapkan dapat memperoleh Persetujuan Lingkungan

(kelayakan lingkungan hidup atau pernyataan kesanggupan

pengelolaan lingkungan hidup yang telah mendapatkan persetujuan

dari Pemerintah)

(7)

9

RSUD KOTA BANDUNG

BAB II

Riwayat Singkat

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung

Dari PUSKESMAS DTP ditingkatkan menjadi RS kelas D (Perda Kota Bandung No. 928 Tahun 1991)

1993

Perda Kota Bandung No. 12 Tahun 1996 Tentang Organisasi dan Tata Kerja RSUD Ujungberung

15 Juli 1996

1996

Ditingkatkan Menjadi RS kelas C (SK Menkes No.

1373/Menkes/SK/XII/98) 8 Desember 1998

1998

SOTK RSUD KOTA BANDUNG (Perda Kota Bandung No. 16 Tahun 2007) tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi 4 Desember 2007

2007

PPK-BLUD RSUD KOTA BANDUNG (SK Wali Kota Bandung Nomor : 445/Kep-868-RSUD/2010

9 Desember 2010

2010

Perwal Kota Bandung No. 075 Tahun 2011 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi, uraian tugas dan Tata Kerja RSUD Kota Bandung 01 Februari 2011

2011

Keputusan Dinas Kesehatan Kota Bandung NO. 445/1010- DINKES/04-RS/XI/2015 Tentang Izin Operasional Rumah Sakit 24 November 2015

2015

Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Barat Nomor : 45.1/Kep./36/041030 /DPMPTSP/2017 Tentang IZIN

OPERASIONAL RUMAH SAKIT UMUM KELAS B 07 Desember 2017

2017

(8)

9

RSUD KOTA BANDUNG

GAMBARAN PELAYANAN RSUD KOTA BANDUNG

2.1 Gambaran Umum Kota Bandung

Kata "Bandung"

berasal dari kata bendung atau bendungan karena terbendungnya sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Perahu yang lalu membentuk telaga.

Legenda yang diceritakan oleh orang-orang tua di Bandung mengatakan bahwa nama "Bandung" diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan yang disebut perahu bandung yang digunakan oleh Bupati Bandung, R.A. Wiranatakusumah II, untuk melayari Ci Tarum dalam mencari tempat kedudukan kabupaten yang baru untuk menggantikan ibukota yang lama di Dayeuhkolot.

Berdasarkan filosofi Sunda, kata "Bandung" berasal dari kalimat "Nga- Bandung-an Banda Indung", yang merupakan kalimat sakral dan luhur karena mengandung nilai ajaran Sunda. Nga-"Bandung"-an artinya menyaksikan atau bersaksi. "Banda" adalah segala sesuatu yang berada di alam hidup yaitu di bumi dan atmosfer, baik makhluk hidup maupun benda mati. "Indung" adalah Bumi, disebut juga sebagai "Ibu Pertiwi" tempat

(9)

9

RSUD KOTA BANDUNG

"Banda" berada. Dari Bumi-lah semua dilahirkan ke alam hidup sebagai

"Banda". Segala sesuatu yang berada di alam hidup adalah "Banda Indung", yaitu Bumi, air, tanah, api, tumbuhan, hewan, manusia dan segala isi perut bumi. Langit yang berada di luar atmosfir adalah tempat yang menyaksikan,

"Nu Nga-Bandung-an". Yang disebut sebagai Wasa atau Sanghyang Wisesa, yang berkuasa di langit tanpa batas dan seluruh alam semesta termasuk Bumi. Jadi kata Bandung mempunyai nilai filosofis sebagai alam tempat segala makhluk hidup maupun benda mati yang lahir dan tinggal di Ibu Pertiwi yang keberadaanya disaksikan oleh yang Maha Kuasa.

Kota Bandung secara geografis memang terlihat dikelilingi oleh pegunungan, dan ini menunjukkan bahwa pada masa lalu kota Bandung memang merupakan sebuah telaga atau danau. Legenda Sangkuriang merupakan legenda yang menceritakan bagaimana terbentuknya danau Bandung, dan bagaimana terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu, lalu bagaimana pula keringnya danau Bandung sehingga meninggalkan cekungan seperti sekarang ini. Air dari danau Bandung menurut legenda tersebut kering karena mengalir melalui sebuah gua yang bernama Sangkyang Tikoro.

Daerah terakhir sisa-sisa danau Bandung yang menjadi kering adalah Situ Aksan, yang pada tahun 1970-an masih merupakan danau tempat berpariwisata, tetapi saat ini sudah menjadi daerah perumahan untuk pemukiman.

Kota Bandung mulai dijadikan sebagai kawasan pemukiman sejak pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, melalui Gubernur Jenderalnya waktu itu Herman Willem Daendels, mengeluarkan surat keputusan tanggal 25 September 1810 tentang pembangunan sarana dan prasarana untuk kawasan ini. Dikemudian hari peristiwa ini diabadikan sebagai hari jadi kota Bandung.

Kota Bandung secara resmi mendapat status gemeente (kota) dari Gubernur Jenderal J.B. van Heutsz pada tanggal 1 April 1906[11] dengan luas wilayah waktu itu sekitar 900 ha, dan bertambah menjadi 8.000 ha pada tahun 1949, sampai terakhir bertambah menjadi luas wilayah saat ini.

Pada masa perang kemerdekaan, pada 24 Maret 1946, sebagian kota ini di bakar oleh para pejuang kemerdekaan sebagai bagian dalam strategi perang waktu itu. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api dan diabadikan dalam lagu Halo-Halo Bandung. Selain itu kota ini kemudian

(10)

9

RSUD KOTA BANDUNG

ditinggalkan oleh sebagian penduduknya yang mengungsi ke daerah lain.

Pada tanggal 18 April 1955 di Gedung Merdeka yang dahulu bernama

"Concordia" (Jl. Asia Afrika, sekarang), berseberangan dengan Hotel Savoy Homann, diadakan untuk pertama kalinya Konferensi Asia-Afrika yang kemudian kembali KTT Asia-Afrika 2005 diadakan di kota ini pada 19 April- 24 April 2005.

Kota Bandung merupakan kota terpadat di Jawa Barat, di mana penduduknya didominasi oleh etnis Sunda, sedangkan etnis Jawa merupakan penduduk minoritas terbesar di kota ini dibandingkan etnis lainnya.

Sebagai Ibukota Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung memiliki sarana pelayanan kesehatan yang paling lengkap di provinsi ini. Obyek vital seperti rumah sakit tentu saja sangat dibutuhkan, terutama dikota-kota besar jumlah penduduknya banyak, seperti Kota Bandung. Maka tak heran jika di Kota ini banyak berdiri rumah sakit yang akan melayani warga Kota bahkan dari luar Kota Bandung.

2.2 Gambaran Umum BLUD RSUD Kota Bandung 2.2.1 Sejarah Berdirinya RSUD Kota Bandung

Rumah Sakit

Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung terletak di jalan Rumah Sakit No.22 Ujungberung, Kelurahan Pakemitan Kecamatan Cinambo, Kota Bandung wilayah Timur, merupakan rumah sakit umum milik Pemerintah Kota Bandung, yang sebelumnya merupakan Puskesmas Dengan Tempat

(11)

9

RSUD KOTA BANDUNG

Perawatan yaitu Puskesmas Ujungberung, pada bulan April 1993 berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung nomor 928 tahun 1992 berubah status menjadi RSUD kelas D; kemudian bulan Desember 1998 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1373/Menkes /SK/XII/1998 ditingkatkan statusnya menjadi RSUD kelas C; Pada bulan Desember 2000 sejalan dengan dilaksanakannya Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, RSUD Kota Bandung yang semula status kelembagaannya Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kota Bandung, ditetapkan menjadi Lembaga Teknis Daerah yang bertanggung jawab langsung kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah; sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Bandung nomor 10 tahun 2000 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung.

Kemudian dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, dan seiring dengan kebutuhan untuk menyesuaikan dengan perkembangan pelayanan maka struktur organisasi RSUD Kota Bandung mengalami perubahan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 16 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung.

Sesuai Keputusan Walikota Bandung

No.445/Kep.868-RSUD/2010 tentang Penetapan RSUD Kota Bandung untuk menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, RSUD Kota Bandung terus berupaya untuk meningkatkan kinerja pelayanan, kinerja keuangan, dan kinerja manfaat.

Berikut ini adalah prestasi RSUD Kota Bandung yang telah dimiliki yaitu :

a. Akreditasi 5 pelayanan dari Depkes RI tahun 2007 b. ISO 9001-2000 dari SAI Global tahun 2008

c. Pelaksana pelayanan informasi obat terbaik pada proyek percontohan PIO tingkat pusat Tahun 2009.

d. Akreditasi 12 pelayanan dari KARS tahun 2012 e. RE Sertifikasi ISO 9001:2008 tahun 2012.

f. Peringkat 1 PKB-RS tingkat Jabar Tahun 2012.

g. Peringkat 9 RSIBB tingkat Jabar Tahun 2013.

(12)

9

RSUD KOTA BANDUNG

h. Kepatuhan Standar Pelayanan Public versi Ombusmand Tahun 2014.

i. Lulus Akreditasi Versi 2012 Tingkat Paripurna Tahun 2016 j. Lulus Akreditasi Versi SNARS tingkat Utama Tahun 2018

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung mempunyai wilayah kerja 30 Kecamatan yang ada di Kota Bandung, dengan jumlah penduduk 2.503.708 jiwa, yaitu :

1. Kecamatan Andir

2. Kecamatan Astana Anyar 3. Kecamatan Antapani 4. Kecamatan Arcamanik

5. Kecamatan Babakan Ciparay 6. Kecamatan Bandung Kidul 7. Kecamatan Bandung Kulon 8. Kecamatan Bandung Wetan 9. Kecamatan Batununggal 10. Kecamatan Bojongloa Kaler 11. Kecamatan Bojongloa Kidul 12. Kecamatan Buahbatu

13. Kecamatan Cibeunying Kaler 14. Kecamatan Cibeunying Kidul 15. Kecamatan Cibiru

16. Kecamatan Cicendo 16. Kecamatan Cidadap 17. Kecamatan Cinambo 18. Kecamatan Coblong 19. Kecamatan Gedebage 20. Kecamatan Kiaracondong 21. Kecamatan Lengkong 22. Kecamatan Mandalajati 23. Kecamatan Panyileukan 24. Kecamatan Rancasari 25. Kecamatan Regol 26. Kecamatan Sukajadi 27. Kecamatan Sukasari

28. Kecamatan Sumur Bandung 29. Kecamatan Ujungberung

(13)

2.2.2 Data Umum RSUD

Nama RS : RSUD Kota Bandung

Nomor Kode RS : 3273405

Kelas RS : B (

Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pinu Provinsi

Jawa Barat 445.1/Kep./36/

041030 /DPMPTSP/2017)

Alamat : Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung Berung Bandung

Telepon/Fax : 022-7811793/7811794/022- 7809581

Email : [email protected]

Website : rsudkotabandung.web.id

Instagram : rsudbandung

Twitter : @RSUDBDG

2.2.3 Landasan Hukum

a. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;

b. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;

c. Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan Menjadi Undang-Undang;

d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;

e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah;

f. Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan BLUD sebagaimana telah diubah menjadi Permendagri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah;

g. Surat Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Barat Nomor 445.1/Kep/36/041030/DPMPTSP/2017 Tentang Izin Operasional Rumah Sakit Umum Kelas B.

h. Peraturan Daerah Kota Bandung No. 08 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bandung

i. Peraturan Daerah Kota Bandung nomor 16 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung;

j. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2018-2023;

(14)

k. Peraturan Wali Kota Bandung Nomor 193 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung;

l. Peraturan WaliKota Bandung Nomor 1381 tahun 2016 tentang Kedudukan Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata kerja Dinas Kesehatan Kota Bandung;

m. Peraturan Wali Kota Bandung Nomor 199 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Wali Kota Nomor 160 Tahun 2017 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas dan Fungsi, Susunan Organisasi serta Tatakerja Unit Pelaksana Teknis Dinas dan Badan di lingkungan Pemerintah Kota Bandung;

n. Keputusan Wali Kota Bandung Nomor 445/Kep.868-RSUD/2010 tentang Penetapan RSUD Kota Bandung untuk Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD; dengan status penuh;

2.2.4 Visi dan Misi 1. Visi

”Terwujudnya Rumah Sakit Prima yang Berwawasan Pendidikan”

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

(Sesuai dengan tugas pokok pada Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009) Prima artinya adalah pertama/ sangat baik/utama. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Berwawasan artinya memiliki konsepsi cara pandang (KBBI)

Pendidikan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik (KBBI)

Jadi secara umum arti dari VISI RSUD Kota Bandung yaitu: “Terwujudnya Rumah Sakit Prima yang Berwawasan Pendidikan” adalah merupakan Cita-Cita RSUD Kota Bandung yang ingin mewujudkan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat yang prima dalam arti baik dan mengutamakan kualitas serta mengembangkan konsep dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan terintegrasi dengan pelayanan pendidikan

2. Misi

Sedangkan untuk mewujudkan Visi RSUD Kota Bandung Tahun 2019-2023 tersebut diatas dilaksanakan Misi sebagai berikut :

1. Mewujudkan pelayanan kesehatan berkualitas, terakreditasi dan mengutamakan mutu dan keselamatan pasien

2. Mewujudkan kualitas sumberdaya pelayanan kesehatan dan integrasi pendidikan

(15)

3. Menyelenggarakan Tatakelola Rumah Sakit yang Profesional dan Mandiri

2.2.5 Motto

“ SEHAT BERSAMA KAMI “ 2.2.6 Tujuan

Tujuan RSUD Kota Bandung yaitu :

1) Meningkatkan pelayanan kesehatan berkualitas, terakreditasi dan mengutamakan mutu dan keselamatan pasien.

2) Meningkatkan kualitas sumberdaya pelayanan kesehatan dan integrasi pendidikan

3) Meningkatkan Tatakelola Rumah Sakit yang Profesional dan Mandiri 2.2.7 Ruang lingkup

Ruang Lingkup RSUD Kota Bandung meliputi : a. Manajemen Pelayanan

b. Manajemen Lingkungan c. Manajemen Informasi

d. Manajemen Mutu dan Patien Safety e. Manajemen Keuangan

2.2.8 Sasaran

Makna penetapan sasaran RSUD Kota Bandung dalam penyelenggaran pelayanan kesehatan yaitu meningkatnya pelayanan kesehatan di RSUD Kota Bandung sebagai Rumah Sakit Prima yang Berwawasan Pendidikan.

Berdasarkan makna penetapan sasaran tersebut, maka untuk tahun 2019- 2023 Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung menetapkan sasaran dengan rincian sebagai berikut :

1) Meningkatnya pelayanan kesehatan berkualitas, terakreditasi dan mengutamakan mutu dan keselamatan pasien

2) Meningkatnya kualitas sumberdaya pelayanan kesehatan dan integrasi pendidikan

3) Meningkatnya Tatakelola Rumah Sakit yang Profesional dan Mandiri 2.2.9 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi RSUD Kota Bandung

Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan masyarakat di bidang kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dimana rumah sakit diharapkan dapat berperan optimal dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Peran tersebut dewasa ini semakin menonjol mengingat timbulnya perubahan-perubahan paradigma dalam kehidupan sosial kemasyarakatan maupun kebijakan – kebijakan pemerintah yang sangat dipengaruhi oleh kondisi global, nasional, regional dan atau lokal.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan di bidang pelayanan kesehatan berkewajiban melaksanakan kegiatannya berdasarkan Misi Kota Bandung ke 1 Membangun Masyarakat yang Humanis, Agamis, Berkualitas dan Berdaya Saing, berkualitas

(16)

dan berdaya saing. memiliki peran strategis dalam meningkatkan derajat kesehatan melalui upaya pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat khususnya di wilayah Bandung Timur sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, diamanatkan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

RSUD Kota Bandung menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan melayani masyarakat terutama dari wilayah Bandung Timur dengan penduduk yang semakin berkembang sesuai pengembangan pembangunan Kota Bandung.

Pelayanan Rumah Sakit disediakan sesuai kebutuhan masyarakat dengan mempertimbangkan pola penyakit, data kependudukan seperti kelompok penduduk berdasarkan umur dan data demografi lainnya.

Jangkauan pelayanan RSUD Kota Bandung berdasarkan zona Sistem Rujukan Kota Bandung meliputi 11 Kecamatan ditambah penduduk yang berasal dari Kabupaten Bandung dan Sumedang yang berbatasan dengan Kota Bandung.

Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks.

Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuannya masing- masing berinteraksi satu sama lain. Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran berkembang sangat pesat diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka pemberian pelayanan yang bermutu, membuat semakin kompleksnya permasalahan dalam Rumah Sakit.

Rumah sakit berubah dari organisasi normative (organisasi sosial) ke arah organisai utilitarian (organisasi sosial ekonomis), namun fungsi sosial adalah fungsi yang tetap melekat pada institusi rumah sakit apapun bentuk, orientasi dan pola kepemilikannya.

Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi RSUD Kota Bandung diatur oleh Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 16 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung.

a) Tugas

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, mempunyai tugas yaitu melaksanakan upaya kesehatan dibidang pelayanan umum, upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan.

(17)

b) Fungsi

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut diatas, RSUD Kota Bandung, mempunyai fungsi :

1. Menyelenggarakan pelayanan umum.

2. Melaksanakan tugas teknis operasional bidang pelayanan umum yang meliputi keuangan, pelayanan medis dan keperawatan, penunjang medis serta program dan pemasaran.

3. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Inti dari penyelenggaraan fungsi rumah sakit adalah mengelola pasien.

Manajemen strategis dirancang sesuai tugas, fungsi dan struktur organisasi diperlukan agar pelayanan di rumah sakit dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia didalam maupun diluar organisasi melalui berbagai proses manajemen.

c) Struktur Organisasi

Struktur organisasi berdasarkan azas organisasi hemat struktur dan kaya fungsi, yang menggambarkan kewenangan, tanggung jawab dan komunikasi dalam menyelenggarakan pelayananan, komunikasi antar unit pelayanan serta manajemen “Cross fungsional and communication management” atau dengan kata lain seluruh struktur merupakan struktur kerja operasional bukan struktur kerja birokrasi yang kaku.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 16 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung. RSUD Kota Bandung merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan di bidang pelayanan kesehatan, dipimpin oleh seorang kepala dengan sebutan Direktur yang secara adminstratif dan tehnis operasional bertanggungjawab kepada Dinas Kesehatan Kota Bandung.

Berikut ini adalah Susunan Organisasi RSUD Kota Bandung yaitu :

(18)

Unsur Pimpinan : Direktur Pembantu Pimpinan, terdiri dari :

1) Kepala Bagian Umum Keuangan, membawahkan : a) Ka.Sub.Bag. Umum dan Perlengkapan.

b) Ka.Sub.Bag. Pengembangan SDM.

c) Ka.Sub.Bag. Keuangan dan Anggaran.

2) Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan, membawahkan : a) Ka.Seksi Pelayanan Medis.

b) Ka.Seksi Pelayanan Keperawatan.

3) Kepala Bidang Penunjang Medis, membawahkan : a) Ka.Seksi Penunjang Diagnostik dan Terapi.

b) Ka.Seksi Pemeliharaan dan Pemulasaraan.

4) Kepala Bidang Program dan Pemasaran, membawahkan : a) Ka.Seksi Pengendalian Program.

b) Ka.Seksi Mutu dan Pemasaran.

Selain dibantu oleh kelompok struktural, Direktur dibantu pula oleh kelompok fungsional dan unsur pelaksana pelayanan yaitu :

1) Satuan Pengawas Intern;

2) Komite Medik;

3) Komite Tenaga Kesehatan Lainnya;

4) Komite Pencegahan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit;

5) Komite Keperawatan;

6) Kelompok Staf Medis;

7) Instalasi/Unit.

Unsur Pelaksana Pelayanan, terdiri dari 17 instalasi dan 10 unit, berikut adalah nama-nama instalasi di RSUD Kota Bandung yaitu :

a. Instalasi Gawat Darurat

b. Instalasi Rawat Jalan

c. Instalasi Rawat Inap

d. Instalasi Bedah Central

e. Instalasi Intensive Care Unit (ICU) / Picu / Nicu f. Instalasi Laboratorium

g. Instalasi Radiologi

h. Instalasi Farmasi

i. Instalasi Gizi

j. Instalasi Pemeliharaan Sarana RS (IPSRS) k. Instalasi Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan RS

l. Instalasi Laundry

(19)

m. Instalasi Central Sterilization System Dept (CSSD) n. Instalasi Pemulasaraan Jenazah

o. Instalasi Rehabilitasi Medik

p. Instalasi Hemodialisa

q. Instalasi Medical Check Up (MCU)

r. Instalasi Kesling

Berikut adalah nama-nama unit di RSUD Kota Bandung yaitu :

a. Unit Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)

b. Unit Mutu RS

c. Unit Promosi Kesehatan RS

d. Unit Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) e. Unit Pemasaran & Kemitraan

f. Unit Pendidikan Pelatihan dan Perpustakaan g. Unit Rekam Medis dan Case Mix

h. Unit Pengadaan RS

KSM (Kelompok Staf Medis) jumlahnya sesuai dengan jenis Dokter Spesialis (profesi) yang ada di RSUD Kota Bandung saat ini, yaitu :

a. KSM Dokter Umum

b. KSM Dokter Spesialis Bedah c. KSM Dokter Spesialis Anak d. KSM Dokter Spesialis Obgyn e. KSM Dokter Spesialis Anestesi f. KSM Dokter Ilmu Penyakit Dalam

g. KSM Dokter Spesialis Neurologi dan Jiwa h. KSM Dokter Spesialis Mata

i. KSM Dokter Spesialis Kulit Kelamin j. KSM Dokter Gigi Umum

k. KSM Dokter Gigi Spesialis

l. KSM Dokter Spesialis Rehabilitasi medic

2.2.10 Denah Ruangan RSUD Kota Bandung terdiri dari :

(20)

Dokumen Standar Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah yang Dibuang Ke Badan Air PermukaanInstalasi Gawat Darurat Poli Jantung dan Pembuluh Darah

Pendaftaran IGD & Rawat Inap Ruang MRI

Depo IGD Kasir

√√

√√

√√

√√ Lantai 2 terdiri dari :

Rekam Medis

Instalasi Laboratorium PA √ √

II Gedung B Lantai 1 terdiri dari : √ Pendaftaran Rawat Jalan Ruang Promkes

Ruang Apotek

Ruang Konsultasi Obat Poliklinik Rawat Jalan

Bank BJB √

√√

√√

√√ Lantai 2 terdiri dari :

Poliklinik Rawat Jalan Pendaftaran rawat Jalan Ruang Penyimpanan

√ √

√√

III Gedung C + H Lantai 1 terdiri dari : Instalasi Laboratorium PK Bank Darah

Instalasi Bedah Central (OK) Gas Medis

Pos Satpam

√√

√√

√√ Lantai 2 terdiri dari :

Perawatan Aster Perawatan Nicu Picu Instalasi ICU

Unit SIM RS

√√

√√

√√ Lantai 3 terdiri dari :

Perawatan Melati

Perawatan Tulip √

√ √

IV Gedung D Lantai 1 terdiri dari : √ Instalasi Radiologi Instalasi Hemodialisa Instalasi Rehabilitasi Medik

√√

√√

Lantai 2 terdiri dari :

Komite Medik

Poliklinik Gigi √ √

V Gedung E Lantai 1 terdiri dari :

Instalasi Farmasi √ √

Lantai 2 terdiri dari :

Gudang Farmasi √

VI Gedung F Lantai 1 terdiri dari :

Ruang Perawatan Flamboyan √ √

Lantai 2 terdiri dari : Ruang Perawatan Anggrek A Komite PPI RS

Unit Diklat

√ √

√√ Lantai 3 terdiri dari :

Ruang Direktur

Ruang Umum & Keuangan

Ruang Pelayanan Medis &

Keperawatan

Ruang Penunjang Medis Ruang Program & Pemasaran Ruang Keuangan & Anggaran Ruang SPI

Ruang Surpervisi

√√

√√

√√

VII Gedung G Lantai 1 terdiri dari :

Perawatan RIK I dan RIK II √ √

Lantai 2 terdiri dari : Perawatan Anggrek B

Unit Mutu √ √

Lantai 3 terdiri dari :

Perawatan Sakura √ √

VIII Gedung I Lantai 1 terdiri dari : Instalasi Gizi

Instalasi IPSRS Instalasi Kesling

√√

IX Gedung J Lantai 1 terdiri dari :

Instalasi Laundry √

X Gedung K Lantai 1 terdiri dari :

(21)

BAB III

SARANA PRASARANA RSUD KOTA BANDUNG

3.1 Sumber Daya Sarana & Prasarana RSUD Kota Bandung Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana RSUD Kota Bandung saat ini terus berkembang dibanding keadaan sebelumnya.

Ruang lingkup sarana dan prasarana terdiri dari sarana fisik bangunan dan gedung, peralatan medis, peralatan non medis seperti alat rumah tangga, alat kantor, alat kebersihan, linen, alat makan pasien, alat komunikasi, pengolahan limbah serta alat transportasi pasien.

Beberapa gedung instalasi telah dilakukan pemeliharaan dan pengembangan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan akan peningkatan layanan RSUD Kota Bandung kepada Masyarakat serta sesuai Master Plan yang telah dibuat.

Sebagai gambaran berikut ini disajikan kondisi Infrastruktur, Sarana dan Prasarana RSUD Kota Bandung memiliki lahan seluas 10.028 M2, sedangkan untuk kapasitas tempat tidur sebanyak 214 TT Diharapkan dengan ini bisa menampung kebutuhan pasien untuk di rawat di RSUD Kota Bandung.

Pelayanan Rawat Inap saat ini selain disediakan ruang perawatan untuk melayani pasien Kelas III dan Kelas II tersedia juga ruang perawatan untuk melayani pasien kelas I, VIP, Suite Junior dan perawatan RIK I dan RIK II.

Demikian pula dengan pelayanan rawat jalan, beberapa poliklinik akan terus dikembangkan sesuai kebutuhan dan perkembangan penyakit, saat ini RSUD Kota Bandung menjadi kelas B dan menjadi rujukan di wilayah Bandung Timur, Apabila melihat pola penyakit dan kasus-kasus yang dirujuk sangat layak apabila RSUD Kota Bandung mengembangkan pelayanan rawat jalan dengan menambah beberapa poliklinik. Hal ini tentunya perlu dipersiapkan sarana dan prasarana, sumber daya manusia, serta sumber daya lainnya yang menunjang terhadap pengembangan jenis pelayanan di RSUD Kota Bandung.

Sarana penunjang lainnya yang dikembangkan adalah Instalasi IGD, Instalasi Bedah Central dan Instalasi Laboratorium PK dan Radiologi.

Adapun alat kesehatan/kedokteran yang dimiliki RSUD Kota Bandung diantaranya: Magnetik Resonance Amajing (MRI, Robotik, CT Scan 128 Slices, Rontgen, USG, Fotometer, EKG, mesin anestesi, C-Arm, Operating Microscope, Ventilator, Defibrilator, Patient monitor, Infusion pump, Syringe pump, Hemocutometer, Mobile X-Ray, USG Colour Dopler and Real Time 4D dan peralatan PONEK.

Sarana Transportasi yang tersedia di RSUD Kota Bandung untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas pelayanan, terdiri dari :

 Mobil Ambulance : 5 buah

(22)

 Mobil Jenazah : 1 buah

 Kendaraan Dinas/Mobil : 6 buah

 Kendaraan Dinas/Motor : 7 buah

3.2 Sumber Daya Yang Mendukung Pelayanan RSUD Kota Bandung

Penyelenggaraan pelayanan menggambarkan inti proses pelayanan rumah sakit yang merupakan pengelolaan pelayanan tiap unit yang ada di RSUD Kota Bandung terhadap pasien mulai masuk sampai keluar dari rumah sakit.

Rumah sakit menetapkan alur pelayanan rawat jalan, rawat darurat, rawat inap dan pelayanan penunjang lainnya. Menetapkan jenis pelayanan, struktur organisasi unit, kriteria tenaga dan kompetensi, persyaratan umum dan persyaratan khusus sarana dan prasarana termasuk sarana penunjang, memiliki program pelatihan, serta memiliki standar operasional prosedur, standar peralatan dan standar tata ruang dan lingkungan.

Untuk memudahkan pengguna layanan, rumah sakit menetapkan alur pelayanan baik secara umum maupun pelayanan khusus per unit pelayanan dengan memperhatikan beberapa prinsip berdasarkan cara pasien datang (dikirim/dirujuk oleh fasilitas pelayanan kesehatan lain/dokter/bidan praktek perorangan, atau datang atas kemauan sendiri) dan berdasarkan kecepatan pelayanan dapat dibedakan pasien yang dapat menunggu (berobat jalan/tidak dalam keadaan gawat darurat) dan pasien yang perlu pertolongan segera (pasien gawat darurat) juga pasien yang membutuhkan rawat inap.

Sedangkan berdasarkan jenis kedatangannya dapat dibedakan pasien baru (baru pertama kali datang ke rumah sakit umtuk keperluan pelayanan kesehatan dan menerima nomor rekam medis) dan pasien lama (pasien yang pernah datang sebelumnya untuk keperluan kesehatan dan mempergunakan nomor rekam medis yang telah ada).

Pelayanan pasien yang diselenggarakan di RSUD Kota Bandung sesuai dengan fasilitas dan jenis tenaga medis yang tersedia serta penunjangnya.

Fasilitas pelayanan yang disediakan BLUD RSUD Kota Bandung untuk melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sudah semakin lengkap dan canggih yang telah memiliki 4 (empat) pelayanan kesehatan dasar bahkan masih terus dikembangkan baik sarana, prasarana dan SDM dalam rangka menghadapi era globalisasi dan era persaingan antar Rumah Sakit. maka RSUD Kota Bandung harus menambah 4 (empat) spesialis penunjang medik dan 8 (delapan) spesialis lainnya, serta 3 (dua) sub spesialis Fetomaternal, Sub Spesialis Perinatologi dan Sub Spesialis Konsultan Intensive Care.

Pemeriksaan laratorium untuk Effluent

3.3. Sumber Daya Manusia/Ketenagaan tahun 2020

NO TENAGA KERJA PNS Non

PNS Jumlah

1 Struktural 13   13

2 Dokter Spesialis 25 9 34

(23)

3 Dokter Gigi Spesialis & Dokter Gigi 5 5

4 Dokter Umum 14 3 17

5 Perawat 133 124 257

6 Perawat Anesthesi 2 4 6

7 Perawat Gigi 6 6

8 Bidan 29 18 47

9 Analis Kesehatan 12 14 26

10 Bank Darah 1 1 2

11 Apoteker 8 2 10

12 Assisten Apoteker 21 16 37

13 Radiografer 8 1 9

14 Nutrisionis 6 6

15 Rekam Medis 9 13 22

16 Sanitarian 3 3

17 Fisioteraphis 1 1 2

18 Okupasi Terapi 1 1

19 Terapis Wicara 1 1

20 Elektro Medis 1 1 2

21 Penyuluh Kesehatan 3 3

22 Fungsional Umum 60   60

23 VCT   1 1

24 Operator   4 4

25 Pengadministrasi   65 65

26 Pendistribusi Rm   3 3

27 Penyaji Makanan   15 15

28 CSSD   6 6

29 Laundry   8 8

30 Sim Rs   4 4

31 Pos   15 15

32 Sopir   2 2

33 Gas Medis   5 5

34 IPSRS   6 6

35 Lab Pa   1 1

36 Operator CS   6 6

37 Kurir   2 2

38 Petugas Pemulasaraan Jenazah   3 3

39 CARAKA   1 1

40 Koki   3 3

Total 360 359 719

Sumber : SDM RSUD Kota Bandung Tahun 2020

(24)

BAB IV

KEGIATAN PELAYANAN

Jenis Pelayanan

Sebagaimana diketahui Pemerintah telah mengatur perihal Rumah Sakit melalui Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI 983/Menkes/SK/XI/1992 tentang pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum. Dalam keputusan tersebut yang dimaksud dengan Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan bersifat dasar, spesialistik dan sub spesialistik.

29 Jenis Pelayanan

1. Pelayanan Gawat Darurat 2. Pelayanan Rawat Inap 3. Pelayanan Rawat Jalan 4. Pelayanan Bedah Central 5. Pelayanan Persalinan dan

Perinatologi

6. Pelayanan Intensive Care Unit (ICU/NICU/PICU)

7. Pelayanan Radiologi 8. Pelayanan Laboratorium

Pathologi Klinik

9. Pelayanan Laboratorium Pathologi Anatomi

10. Pelayanan Rehabilitasi medik 11. Pelayanan Farmasi

12. Pelayanan Gizi

13. Pelayanan Hemodialisa 14. Pelayanan COVID 19 15. Pelayanan Transfusi Darah 16. Pelayanan Rekam Medis

17. Pelayanan Kesling

18. Pelayanan Pemulasaraan Jenazah dan Kerohanian 19. Pelayanan Laundry 20. Pelayanan CSSD

21. Pelayanan Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit

22. Pelayanan Medical Check Up (MCU)

23. Pelayanan Keluarga Miskin 24. Pelayanan Administrasi

Manajemen

25. Pelayanan Ambulance/Kereta Jenazah

26. Pencegahan Pengendalian Infeksi

27. Sub Spesialis Fetamaternal 28. Sub Spesialis Perinatologi 29. Sub Spesialis Intensive Care

(25)

Pelayanan Spesialistik

27 Layanan Spesialistik

& Sub Spesialistik

1. Spesialis Penyakit Dalam 2. Spesialis Anak

3. Spesialis Bedah Anak 4. Spesialis Kebidanan &

Kandungan

5. Spesialis Bedah Umum 6. Spesialis Bedah Mulut 7. Spesialis Orthopedi/Bedah

Tulang

8. Spesialis Syaraf

9. Spesialis Bedah Syaraf 10. Spesialis THT

11. Spesialis Mata

12. Spesialis Kulit & Kelamin

13. Spesialis Orthodonti 14. Spesialis Jantung 15. Spesialis

Urologi/Perkemihan 16. Spesialis Kesehatan Jiwa 17. Spesialis Bedah

18. Spesialis Konservasi Gigi 19. Spesialis kedokteran Fisik 20. Spesialis Rehabilitasi Medik 21. Spesialis Radiologi

22. Spesialis Pathologi Klinik 23. Spesialis Pathologi Anatomi 24. Spesialis Anestesi

25. Sub Spesialis Fetomaternal 26. Sub Spesialis Perinatologi 27. Sub Spesialis Intensive

Care

(26)

BAB V

STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH YANG DIBUANG KE BADAN AIR PERMUKAAN

FORMULIR PERMOHONAN PERTEK STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH YANG DIBUANG KE BADAN AIR PERMUKAAN

Jenis Permohonan 1. Permohonan Baru 2. Permohonan Perubahan

Identitas Pemrakarsa/Pemohon/Penanggungjawab

1. Nama : drg. Mulyadi Sp.Ort

2. Jabatan : Direktur

3. Alamat : Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujungberung Kel: Pakemitan Kec. Cinambo

Kode Pos. 40612

4. Nomor Telp./Fax : 022)7811794–7811793–7807191–7800017, Fax. 7809581 5. Alamat e-mail :

Identitas Perusahaan

1. Nama Perusahaan : RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KOTA BANDUNG 2. Jenis Kegiatan : Pelayanan Kesehatan

3. Alamat Kantor : Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujungberung Kel: Pakemitan Kec. Cinambo

Kode Pos. 40612

4. Nomor Telp./Fax : (022)7811794–7811793–7807191–7800017, Fax. 7809581 5. Lokasi Kegiatan : Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujungberung

Kel: Pakemitan Kec. Cinambo

I. STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH a. Deskripsi Kegiatan

Dokumen Perizinan No. Nama Izin

(salinan izin dilampirkan)

Nomor Pemberi Ijin Tanggal Berlaku

1. NIB/KBLI 0220004830883 Badan Koordinasi

Penanaman Modal 8 Agustus 2020 2. Surat Kesesuaian ruang

(IKR/SPPL/dll) 503.645-3/KRK- 4941-DISTARCIP/

X-2011

Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung

26 Oktober 2011

3. Rekomendasi

UKL-UPL/PKPLH/SKKLH 660/0938.1-BPLH BPLH Kota Bandung 31 Oktober 2007 4. Izin Usaha/Kegiatan

5. SIPA/IPAT/SIPPA (ijin

pengambilan air) 546.2/61/10.1.01.0

/BPMPT/2016 Dinas Penanaman Modal Dan perijinan terpadu Prov. Jabar

24 Oktober 2016

6. IPLC lama (eksisting) 005/SIPAL-HERR/ Dinas Penanaman 31 Juli 2018

(27)

VII/2018/DPMPST Modal Dan perijinan terpadu Satu Pintu Kota Bandung

Informasi Produksi/Layanan/Kegiatan

No Jenis Produk/Layanan/

kegiatan Nama Kapasitas

Terpasang Kapasitas Senyatanya

Jumlah Satuan Jumlah Satuan 1.

2.

3.

Dst.

T o t a l

Bahan Baku dan Bahan Penolong

No Nama Satuan

(berat/volume) Keterangan 1.

2.

3.

Dst.

Diagram Proses Kegiatan Utama dan Penunjang

`

Fluktuasi Proses Produksi

Layout/Siteplan Unit-Unit Produksi Penghasil Limbah dan IPAL

Lokasi masing-masing unit proses, terutama unit yang menghasilkan air limbah serta IPAL, saluran air limbah, dan lokasi pemanfaatan air limbah.

Tenaga Kerja/Personil & Waktu Kegiatan Usaha/Kegiatan/Layanan Jumlah Gelombang kerja

...(Shift) perhari ...Shift

Jumlah Tenaga Kerja...Orang

Jumlah Hari Kerja : ...

Data Sumber Air

No Nama Sumber

(bor/sumur /mata air/sungai/tanki/pdam)

Kapasitas

Pengambilan (m3/hari)

Keterangan

1. Sumur Bor 85 m3/hari

.

T o t a l 85 m3/hari

(28)

Koordinat Sumber Air Nama

Sumber (bor/sumur / air/sungai/tanki/mata pdam)

KOORDINA Lintan T

g Buju

Derajat Menit Detik Derajat Menitr Detik

Penggunaan Air

No Fasilit

as Penggunaan Air

(m3/hari) Air yang di recycle (m3/hari)

1 Proses produksi/kegiatan utama

2. Aktifitas domestik/karyawan/p ersonil

3. Penyiraman, cuci mobil 4. Sanitasi

5 Dst

TOTAL

Neraca Air (air baku, air limbah, dan yang akan diaplikasikan ke tanah) Gambarkan neraca air berupa diagram alir/skematik/flowchart, yang meliputi sumber/debit air baku untuk air bersih, debit penggunaan air bersih untuk kegiatan produksi/utama dan aktifitas domestik, dll, debit rata-rata air limbah (m3/hari), dan badan air penerima, termasuk reuse air limbah (jika ada post treatment menjadi air bersih).

a. Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup 1) Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup

a. Kapasitas IPAL, Debit, dan Karakteristik Inlet Air Limbah

Sumber dan Debit Air Limbah

□ Batch □ Kontinyu

No Sumber Air Limbah Volume (m3/hari) Proses produksi/kegiatan utama

Aktifitas

domestik/karyawan/personil Penyiraman, cuci mobil Sanitasi

Dst Jumlah

Outlet : Nama Sungai/danau

(29)

Karakteristik INLET Air Limbah Domestik

No Parameter Satuan Hasil Uji Lab

1. pH -

2. BOD mg/l

3. COD mg/l

4. TSS mg/l

5. Minyak & lemak mg/l

6. Amoniak mg/l

7. Total Coliform Jumlah/

100 ml

8. Debit L/orang/

hari

BML Acuan Domestik PermenLHK 68 Tahun 2016

No Parameter Satuan BML Metode

Pengujian

1. pH - 6 - 9 SNI 06-6989.11-

2. BOD mg/l 30 2004SNI 6989-72-

3. COD mg/l 100 2009SNI 6989.2-2009

4. TSS mg/l 30 SNI 06-6989.3-

5. Minyak & 2004

lemak mg/l 5 SNI 6989.10-2011

6. Amoniak mg/l 10 SNI 06-6989-30-

7. Total Coliform Jumlah/ 2005

100 ml 3000 SNI 01-2897- 8. Debit L/orang/ 1992

hari 100

Karakteristik INLET Air Limbah Proses Produksi

No Parameter Satuan Hasil Uji Lab

1. pH -

2. BOD mg/l

3. COD mg/l

4. TSS mg/l

5. Minyak & lemak mg/l

6. Amoniak mg/l

7. Total Coliform Jumlah/

100 ml 8. dll

*Disesuaikan dengan limbah Jenis Kegiatan di Permenlhk No. 5 Tahun 2014 Lampiran I-XLVII

BML Acuan dari PermenLHK 5 Tahun 2014

No Parameter Satuan Baku Mutu

1. pH - 6,0 – 9,0

2. BOD mg/l 50

3. COD mg/l 100

4. TSS mg/l 200

(30)

5. Minyak & lemak mg/l 10

6. Amoniak mg/l 5

7. Total Coliform Jumlah/

100 ml 10.000

*Disesuaikan dengan limbah Jenis Kegiatan di Permenlhk No. 5 Tahun 2014 Lampiran I-XLVII

Ket: Baku mutu air limbah umum (belum ditetapkan di PermenLHK No. 5 Tahun 2014)

b. Teknologi Sistem Pengolahan Air Limbah

Lihat di Permenlhk No. 5 Tahun 2021 Lampiran II hal. 112

c. Uraian Unit Proses/ Unit Operasi

Lihat di Permenlhk No. 5 Tahun 2021 Lampiran II hal. 115

d. Kriteria Desain Setiap Unit Proses dan Operasi

Lihat di Permenlhk No. 5 Tahun 2021 Lampiran II hal. 118

e. Alur Proses Teknologi Pre-Treatment sampai dengan Akhir

(31)

f. Pengelolaan Lumpur dan/atau Gas yang Dihasilkan

g. Gambar DED/ Tampak Atas dan Potongan IPAL di TTD Pemohon/Pemrakarsa

2) Rencana Pemantauan Lingkungan a. Titik Koordinat Outlet IPAL

tuliskan koordinat lintang dan bujur No. Titik

Outlet IPAL Lintang (S) Bujur (E) Kedalaman

(m) Nama

Sungai Derajat Menit Detik Derajat Menit Detik

(32)

b. Titik Koordinat Outfall IPAL

tuliskan koordinat lintang dan bujur No. Titik

Outfall Lintang (S) Bujur (E) Kedalaman

(m) Nama

Sungai Derajat Menit Detik Derajat Menit Detik

c. Titik Koordinat Pemantauan Badan Air Permukaan

tuliskan koordinat lintang dan bujur Titik

Sampling Lintang (S) Bujur (E) Kedalaman

(m) Nama

Sungai Derajat Menit Detik Derajat Menit Detik

HuluHilir

d. Mutu Air Limbah yang Dipantau

Hasil Uji Lab Air Limbah Domestik

No Parameter Satuan Hasil Baku Mutu Beban Pencemar

1. pH - 6 - 9

2. BOD mg/l 30

3. COD mg/l 100

4. TSS mg/l 30

5. Minyak & lemak mg/l 5

6. Amoniak mg/l 10

7. Total Coliform Jumlah/100 ml 3000

8. Debit L/orang/hari 100

Hasil Uji Lab Air Limbah Proses Produksi

No Parameter Satuan Hasil Baku Mutu* Beban Pencemar

1. pH -

2. BOD mg/l

3. COD mg/l

4. TSS mg/l

5. Minyak & lemak mg/l

6. Amoniak mg/l

7. Total Coliform Jumlah/100 ml 8. dll

*Disesuaikan dengan limbah Jenis Kegiatan di Permenlhk No. 5 Tahun 2014 Lampiran I-XLVII

Metode Pengambilan Contoh Uji

Metode yang digunakan adalah dengan cara:

 Pengambilan sampel air limbah langsung di lapangan (outlet IPAL) yang selanjutnya dianalisis di laboratorium dan dibandingkan dengan baku mutu sesuai dengan jenis air limbah (air limbah domestik merujuk ke PermenLHK 68/2016 dan air limbah produksi merujuk ke PermenLHK 5/2014).

 Pengambilan contoh pada outlet dilakukan pada lokasi setelah IPAL atau titik dimana air limbah yang mengalir sebelum memasuki badan air penerima (sungai).

e. Mutu Air pada Badan Air Permukaan yang Dipantau

Hasil Uji Lab Badan Air yang Dipantau (Hulu dan Hilir)

Parameter Kualitas Air Sungai disesuaikan dengan PP 22 Tahun 2021 Lamp. VI kelas II (Untuk Pemda yang belum menetapkan kelas sungai)

No Parameter Satuan BML Kelas II Hulu Hilir Metode

A. FISIKA

(33)

1 Suhu (insitu) **) oC Dev 3 SNI 06-6989.23-2005

2 Zat padat terlarut (TDS) mg/L 1.000 SNI 06-6989.27-2005

3 Zat padat tersuspensi (TSS) **) mg/L 50 SNI 06-6989.3-2004

B. KIMIA

1 pH (Insitu) **) - 6-9 SNI 06-6989.11-2004

2 Air raksa (Hg) mg/L SNI 19-6964.2-2003

3 Arsen (As) mg/L APHA ed.21 part 3500 As (2005)

4 Boron (B) mg/L APHA ed.21 part 4500 B.B (2005)

5 Oksigen terlarut (DO) Insitu mg/L SNI 06-6869.14-2004

6 Fosfat total (PO4) **) mg/L APHA ed.21 part 4500P B&E (2005)

7 Kadmium (Cd) mg/L SNI 6989.16-2009 ***)

8 Khromium VI (Cr 6+) **) mg/L SNI 06-6989.71-2009

9 Kobalt (Co) mg/L SNI 6989.68-2009

10 Nitrat (NO3-N) **) mg/L APHA ed.21 part 4500-E (2005)

11 Selenium (Se) mg/L APHA ed.21 part 3500-Se (2005)

12 Seng (Zn) mg/L SNI 6989.7-2009 ***)

13 Tembaga (Cu) **) mg/L SNI 6989.6-2009 ***)

14 Timbal (Pb) mg/L SNI 6989.8-2009 ***)

15 BOD5 mg/L 3 SNI 6989.72-2009

16 COD **) mg/L SNI 06-6989.15-2004

C MIKROBIOLOGI

1 Fecal coliform MPN/100ml APHA ed.21 Part 9221 E (2005)

2 Total coliform MPN/100ml APHA ed.21 Part 9221 B (2005)

Keterangan : *) =AIR PERMUKAAN Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021

Metode Pengambilan Contoh Uji

Metode yang digunakan adalah dengan cara:

 Pengambilan sampel air permukaan (sungai) langsung di lapangan yang selanjutnya dianalisis di laboratorium dan dibandingkan dengan baku mutu yang dikeluarkan PP 82 tahun 2001.

 Sampling kualitas air diambil berdasarkan stratifikasi yaitu: permukaan (0,1 m), kedalaman 0,2 m dan dasar sekitar 0,5 - 1 m tergantung kedalaman sungai di maising- masing lokasi.

f. Frekuensi Pemantauan

Pemantauan lingkungan akan dilakukan sejak dimulainya kegiatan operasional terutama selama 3 (tiga) bulan sekali selama tahap operasi.

3)

SOP Operasional & Pemeliharaan dan SOP Kedaruratan

a. SOP IPAL: uraian pengoperasian dan pemeliharan IPAL dan troubleshooting (dari manual book operasional & maintenance IPAL)

b. Uraian penanganan kondisi darurat pencemaran air meliputi:

 Uraian tentang unit yang bertanggung jawab terhadap penanganan kondisi darurat, termasuk didalamnya struktur organisasi, peran dan tanggung jawab serta mekanisme pengambilan keputusan.

 Uraian tentang rencana dan prosedur tanggap darurat termasuk uraian detil peralatan dan lokasi, prosedur, pelatihan, prosedur peringatan dan sistem komunikasi.

(34)

4)

Internalisasi Biaya Lingkungan (Annual)

 % Biaya Pengelolaan/Pemantauan Terhadap Total Biaya

 Biaya Pembangunan

 Pengoperasian

 Pemeliharaan

 Tanggap Darurat

 Pengembangan Teknologi

 Pengembangan Sumberdaya Manusia

5)

Periode Waktu Uji Coba

 Jadwal Pembangunan IPAL

 Periode Waktu Uji Coba IPAL

II.

STANDAR KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA

a. Struktur Organisasi Unit PPA Berada

b. Surat Tugas Penanggung Jawab PPA dan Operator IPAL c. Sertifikat PPA

d. Sertifkat Operaor IPAL

III.

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP

a. Perencanaan

 Lingkup Sistem manajemen lingkungan terkait pengendalian pencemaran air

Limbah cair yang dikelola di Rumah sakit Umum daerah (RSUD) Kota Bandung berasal dari penggunaan air bersih rumah sakit yang nantinya menjadi limbah cair berasal dari kamar mandi, wastafel (sarana cuci tangan), urinoir, instalasi bedah sentral, instalasi laboratorium, pembersihan lantai, pembersihan alat, buangan sisa sampel cair, pencucian bahan makanan, laundry, pemulasaran jenazah. Pengelolaan limbah cair rumah sakit mempunyai arti penting dalam rangka untuk mengamankan lingkungan hidup dari gangguan zat pencemar yang ditimbulkan oleh buangan rumah sakit tersebut, karena air limbah rumah sakit merupakan buangan infeksius yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Dengan pengelolaan yang baik air limbah rumah sakit tersebut dapat diminimalkan dan jika dibuang ke lingkungan tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan rumah sakit maupun lingkungan sekitar rumah sakit tersebut.

 Kebijakan pengendalian pencemaran air

Dalam pelaksanaannya pengendalian pencemaran Lingkungan RSUD Kota Bandung antara lain berpedoman pada Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 pasal 13 nomor 2 tentang pengendalian dan / atau kerusakan lingkungan hidup meliputi; (a) pencegahan; (b) penanggulangan; (c) pemulihan. Pengendalian pencemaran dan / atau pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan penanggungjawab usaha dan / atau kegiatan dengan kewenangan, peran dan tanggungjawab masingmasing. Dalam hal ini RSUD Kota Bandung bertanggungjawab oleh segala hal yang berkenaan dengan pencemaran lingkungan.

 Kepemimpinan dan komitmen dari manajemen puncak terhadap pengendalian pencemaran air Dalam pelaksanaan manjemen lingkungan, Direktur selaku manajemen puncak dalam upaya pengendalian pencemaran lingkungan akan melakukan:

1. mengambil akuntabilitas atas keefektifan sistem manajemen lingkungan;

2. memastikan kebijakan dan sasaran lingkungan ditetapkan dan selaras dengan konteks dan arahan strategis organisasi;

3. memastikan integrasi persyaratan sistem manajemen lingkungan ke dalam proses bisnis organisasi;

4. memastikan sumber daya yang diperlukan untuk sistem manajemen lingkungan tersedia;

(35)

5. melakukan komunikasi mengenai pentingnya manajemen lingkungan yang efektif dan kesesuaian terhadap persyaratan sistem manajemen lingkungan;

6. memastikan sistem manajemen lingkungan mencapai hasil yang diharapkan;

7. mengarahkan dan mendukung personil untuk berkontribusi pada keefektifan sistem manajemen lingkungan;

8. mempromosikan perbaikan berkelanjutan

9. mendukung peran manajemen yang relevan untuk memperagakan kepemimpinan dalam bidang tanggung jawabnya.

 Struktur organisasi yang menangani pengendalian pencemaran air

Struktur Organisasi yang menangani pengendalian limbah cari berada di bawah pengendalian Instalasi Penyehatan Lingkungan. Instalasi ini bertanggungjawab langsung kepada Direktur melalui koordinasi Seksi Pemeliharaan dan Pemulasaraan. Instalasi Penyehatan Lingkungan dipimpin oleh

Struktur Organisasi RSUD Kota Bandung

 Tanggungjawab dan kewenangan dalam pengelolaan limbah cair di RSUD Kota Bandung sesuai jabatannya tertuang dalam Keputusan Direktur RSUD Kota Bandung Nomnor 007/3853-RSUD/2019 tentang Kebijakan pelayanan Kesehatan Lingkungan d RSUD Kota Bandung yang antara lain sebagai berikut:

1. Direktur

a. Membentuk dan menetapkan Instalasi Kesehatan Lingkungan;

b. Bertanggung jawab dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap penyelenggaraan kegiatan pelayanan Kesehatan Lingkungan di Instalasi Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan RSUD Kota Bandung;

c. Bertanggung jawab terhadap tersedianya tenaga SDM, fasilitas sarana dan prasarana termasuk anggaran yang dibutuhkan;

d. Menentukan kebijakan pelayanan kesehatan lingkungan di Instalasi

Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan RSUD Kota Bandung;

(36)

2. Kepala Bidang Penunjang Medis bertanggung jawab dalam mengadakan evaluasi kebijakan pelayanan kesehatan lingkungan di Instalasi Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan RSUD Kota Bandung;

3. Kepala Seksi Pemeliharaan dan Pemulasaraan bertanggung jawab dalam pengawasan kebijakan pelayanan kesehatan lingkungan di Instalasi Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan RSUD Kota Bandung;

4. Kepala Instalasi Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan bertanggung jawab dalam:

a. Melaksanakan kebijakan Direktur tentang pelayanan kesehatan lingkungan di Instalasi Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan RSUD Kota Bandung;

b. Menyusun Program Kerja dan kegiatan Instalasi Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan.

c. Menyusun kebutuhan sarana dan prasarana serta anggaran kegiatan d. Kontrol terhadap kerusakan sarana dan prasarana.

e. Menganalisa kebutuhan SDM.

f. Melaporkan Administrasi kegiatan Instalasi Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan.

g. Monitoring dan evaluasi Program Kerja Instalasi Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan.

h. Bekerjasama dengan unit-unit terkait yang berhubungan dengan pengelolaan kesehatan lingkungan di Instalasi Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan.

 Aspek kebijakan pengendalian pencemaran air

ASpek kebijakan pengendalian pencemaran air di RSUD Kota Bandung mengikuti kebijakan kebijakan yang ditentukan oleh Pemerintah. Antara lain:

1. Peraturan Pemerintah (PP) No 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

2. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;

3. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit;

4. Peraturan Menteri Kesehatan No. 129/Menkes/SK/ II/ 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;

5. Peraturan Menteri Kesehatan No.7 tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit;

6. Peraturan Walikota (PERWALI) Nomor 844 tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Formulir Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup, Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan

Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

7. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor : 06 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan, Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

 Identifikasi dan memiliki akses terhadap kewajiban penaatan menetapkan kebijakan pengendalian pencemaran air

(37)

Risiko dan peluang yang perlu ditangani dalam pengendalian pencemaran air

Resiko Peluang

Kegiatan operasional rumah sakit menghasilkan air limbah dari kegiatan dapur/kantin, kamar mandi/toilet, laundry, pelayanan kesehatan, yang akan menimbulkan masalah pencemaran air

Dilakukan pengolahan terlebih dahulu agar tidak menimbulkan pasalah pencemaran air

Rencana pengambilan aksi menangani risiko dan peluang serta evaluasi efektifitas dari kegiatan

Rencana pengambilan aksi

menangani risiko Peluang Evaluasi efektifitas

dari kegiatan Pengelolaan telah dilakukan

dengan membuat unit IPAL dengan sistem biologi

Baku Mutu Air limbah yang dibuang ke Badan air memenuhi persyatanyang ditentukan

Dilakukan pengukuran kualitas air limbah secara berkala sesuai ketentuan

Sasaran menetapkan kebijakan pengendalian pencemaran air, menentukan indikator dan proses untuk mencapainya

Sasaran menetapkan kebijakan

pengendalian pencemaran air indikator proses untuk

mencapainya Air limbah yang dikelola dan

dibuang ke badan air Baku Mutu air limbah sesuai dengan PermenLHK No. 68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestk dan untuk air permukaan mengacu pada PP no.82 tahun 2001

Dilakukan dengan

cara pengambilan

contoh air limbah

dan air sungai

kemudian dianalisis

di laboratorium

terakreditasi KAN

(38)
(39)

IV-

13

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Dampak Penting Yang Dikelola Tahap Operasional

1 Peningkatan Intensitas kebisingan  Operasional Pengumpulan data:  Seluruh ruangan  Setiap satu bulan RSUD Kota DLHK Hidup Kota

Bandung Bandung DLHK Kota Intensitas memenuhi baku mutu rumah sakit Dilakukan dengan cara rumah sakit sekali selama Bandung

Kebisingan lingkungan berlaku (suara mesin melakukan pengukuran operasi

seperti KepmenLH kendaraan langsung menggunakan

no.48 tahun 1996 dan dan genset; sound level meter  Halaman luar  Setiap 6 bulan Permenkes No.7 tahun suara klakson Analisis data: rumah sakit sekali selama

2019 kendaraan Hasil pengukuran operasional

dan suara intensitas kebisingan peralatan dibandingkan dengan listrik di KepmenLH no.48 tahun dalam 1996 dan Permenkes No.7

ruangan)) tahun 2019

2 Peningkatan air Tidak terjadi genangan Keberadaan Pengumpulan data: Saluran drainase Setiap hari pada saat musim hujan dan setiap minggu pada saat musim kemarau

RSUD Kota DLHK Kota DLHK Kota larian (run-off) air/banjir di lokasi bangunan Pengamatan langsung RSUD Kota Bandung Bandung, Dinas Bandung

lingkungan RSUD Kota gedung, terhadap kelancaran aliran Bandung dan Bina Marga dan

Bandung dan lokasi prasarana- saluran drainase dan lingkungan PU Kota

bagian hilir RSUD Kota sarana dan genangan air pada saat terdekat ke lokasi Bandung

Bandung utilitas (PSU) hujan, serta pemantauan RSUD Kota sebagai volume air hujan yang Bandung

tutupan lahan dimanfaatkan.

Analisis data:

Hasil pemantauan dibandingkan dengan rona lingkungan awal

3 Penurunan kualitas kualitas air limbah  Aktivitas Pengumpulan data:  Outlet IPAL  Setiap satu bulan RSUD Kota DLHK Hidup Kota

Bandung Bandung DLHK Kota

air permukaan outlet IPAL memenuhi domestic Dilakukan dengan cara sekali selama Bandung

baku mutu sesuai pekerja/ pengambilan contoh air operasi

dengan berdasarkan karyawan limbah dan air sungai

PermenLHK No. 68  Pengoperasia kemudian dianalisis di  Inlet IPAL  Setiap 1 bulan Tahun 2016 tentang n pelayanan laboratorium terakreditasi sekali selama

Baku Mutu Air

Referensi

Dokumen terkait

limbah sebelum dilakukan pengolahan, maka diberlakukan baku mutu air limbah golongan I dalam tabel baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan yang

Telah  beroperasi  sebelum  dikeluarkannya  keputusan  ini,  berlaku  Baku  Mutu  Limbah  Cair sebagaimana  dimaksud  dalam  Lampiran  A  dan  wajib  memenuhi  Baku 

PERSETUJUAN TEKNIS KAJIAN TEKNIS PEMANFAATAN AIR LIMBAH UNTUK APLIKASI KE TANAH Telah terima berkas Permohonan Pendaftaran Saudara atas nama : Nama Perusahaan : Alamat : KBLI

PERSETUJUAN TEKNIS KAJIAN TEKNIS PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE BADAN AIR PERMUKAAN Telah terima berkas Permohonan Pendaftaran Saudara atas nama : Nama Perusahaan : Alamat : KBLI

Pasal 11 Baku mutu air limbah domestik yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, wajib digunakan oleh Pemerintah Daerah provinsi dan

8 – 10 Surabaya Jabatan : Direktur Menyatakan bahwa informasi yang ada dalam dokumen permohonan pengajuan persetujuan teknis untuk pemenuhan baku mutu air limbah adalah benar..

Perubahan kedua Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah mengatur baku mutu air limbah untuk industri

Dokumen ini berisi informasi mengenai standar teknis pemanfaatan air limbah untuk resapan ke permukaan