PENDAHULUAN
Definisi Operasional
Strategi yang dibahas dalam penelitian ini adalah strategi yang diterapkan oleh guru bimbingan dan konseling (BK) SLB B Yakut Purwokerto untuk meningkatkan rasa percaya diri dalam mendampingi siswa kelas XII tunarungu. Guru bimbingan konseling (BK) yang dibahas dalam penelitian ini adalah guru BK di SLB tipe B Yakut Purwokerto yang fungsinya melayani siswanya khususnya yang mempunyai gangguan pendengaran.
Batasan dan Rumusan Masalah
Bagaimana strategi guru BK untuk meningkatkan rasa percaya diri dalam bersosialisasi siswa kelas XII SLB B Yakut Purwokerto. Apa saja faktor pendukung dan penghambat strategi bimbingan dan konseling guru untuk meningkatkan rasa percaya diri sosial siswa XII. kelas di SLB B Yakut Purwokerto.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Diharapkan kepada pendidik konselor dapat memberikan masukan dan saran dalam memberikan strategi bimbingan konseling untuk meningkatkan rasa percaya diri dalam mensosialisasikan siswa luar biasa. Bagi masyarakat diharapkan dapat menjadi sumber bacaan mengenai bimbingan dan nasehat strategi guru dalam meningkatkan rasa percaya diri siswa berprestasi dalam kehidupan bermasyarakat.
Kajian Pustaka
19 A Rakhirwan, “Peranan guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan rasa percaya diri siswa di SMK Negeri 03 Lebong” (Institut Agama Islam Negeri Curup, 2019), 7–. Sedangkan perbedaannya dengan penelitian ini adalah guru yang meningkatkan rasa percaya diri adalah guru BK melalui pengabdian.
Sistematika Penulisan
LANDASAN TEORI
Pengertian Strategi
Fungsi Strategi
Strategi Bimbingan Konseling
Menurut Gibson dalam buku Mochamad Nurihsan, sebelum menyusun dan melaksanakan strategi bimbingan konseling, seorang konselor/guru konseling harus terlebih dahulu memilih strategi yang akan dilaksanakan. Berdasarkan penjelasan di atas terlihat bahwa konselor/guru BK perlu memahami empat pokok bahasan layanan konseling sebelum merencanakan strategi konseling, agar ketika layanan dilaksanakan dapat sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Strategi Guru Bimbingan Konseling
Guru Bimbingan Konseling
- Pengertian Guru Bimbingan Konseling
- Tugas dan Kewajiban Guru Bimbingan Konseling
- Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah
Layanan ini meliputi pemberian informasi dengan cara membimbing dan memberi nasihat kepada guru tentang mata pelajaran utama yang tersedia di sekolah menengah pertama (SMA) atau sekolah menengah kejuruan (SMK). Selain itu bimbingan dan bimbingan dari guru juga dapat memberikan alat mengenai gaya belajar yang sesuai.
Kepercayaan Diri
- Pengertian Kepercayaan Diri
- Karakteristik Ciri-Ciri Individu Yang Percaya Diri
- Karakteristik Ciri-Ciri Individu Yang Tidak Percaya Diri
- Bentuk-Bentuk Kepercayaan Diri
- Aspek-Aspek Kepercayaan Diri
- Faktor-Faktor Kepercayaan Diri
Jenis-jenis rasa percaya diri yang dijelaskan oleh Lindefield terdiri dari dua jenis, yaitu: 48. Rasa percaya diri pada diri seseorang tidak hanya muncul pada dirinya saja, proses pembentukan rasa percaya diri seseorang diperlukan agar rasa percaya diri tersebut dapat terbentuk.
Bersosialisasi
- Pengertian Bersosialisasi
- Ciri-Ciri Bersosialisasi
- Bentuk-Bentuk Bersosialisasi
- Aspek-Aspek Bersosialisasi
- Cara Melakukan Sosialisasi
- Faktor-Faktor Kemampuan Bersosialisasi
53 Maya Oktia Nora, “Pengaruh Kelekatan dan Harga Diri Terhadap Kemampuan Sosialisasi Anak”, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 9, no. Sedangkan menurut Ruchayati yang dikutip dalam Wahyuni, ciri-ciri keterampilan sosial ditentukan oleh empat kriteria, sebagai berikut: 55. 55 Nini Sri Wahyuni, “Hubungan dukungan sosial teman sebaya dengan kemampuan sosialisasi pada siswa SMK Negeri 3 Medan”, Keanekaragaman Jurnal 2, no.
Aspek sosialisasi yang dijelaskan Sarwono dikutip dari Wahyuni adalah empat aspek keterampilan sosial yang menjadi tolak ukur seseorang dalam bersosialisasi, yaitu sebagai berikut: 57. Sedangkan pendapat yang dikemukakan Hartono dikutip dari Wahyuni memuat lima aspek sosialisasi. kemampuan bersosialisasi individu yaitu aspek fisik, kondisi psikis, kondisi mental, sosial dan moral. Dan pendapat akhir mengenai aspek keterampilan sosial menurut Robert dalam Wahyuni mengatakan ada tiga aspek yaitu memiliki sikap sportivitas, memiliki rasa percaya diri dan sikap terbuka terhadap orang lain.58.
Selain aspek-aspek tersebut, aspek lain mengenai keterampilan sosial dapat diukur melalui aspek fisik, psikis, spiritual, sosial, dan moral. Sosialisasi seseorang pada umumnya mempunyai beberapa kriteria kemampuan yang esensial, seperti pendapat Nugraha dan Rahamawati dikutip dari Sukasih yang mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang dapat mengubah kemampuan bersosialisasi, yaitu: 61.
Sekolah Luar Biasa
- Pengertian Sekolah Luar Biasa
- Fungsi Sekolah Luar Biasa
- Macam-Macam Sekolah Luar Biasa
Dari pengertian di atas maka yang dimaksud dengan sekolah luar biasa adalah lembaga pendidikan yang memberikan pembelajaran kepada peserta didik yang berkebutuhan khusus. Keberadaan sekolah luar biasa diharapkan dapat memberikan pendidikan kepada seluruh anak tanpa adanya diskriminasi atas kekurangan yang dialaminya. Sekolah luar biasa mempunyai fungsi pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional yaitu: 64.
Fungsi ini ditetapkan dalam undang-undang agar layanan pendidikan khusus dapat berfungsi sesuai standar yang telah ditetapkan. 63 Jenny Yolanda Gustia, Ratna Amanati dan Pedia Aldy, “Sekolah Khusus Penyandang Cacat Mental di Pekanbaru Menggunakan Pendekatan Arsitektur Behavioral,” JOM FTEKNIK 1, no. https://www.neliti.com/publications/208724/bisnis-besar-tunagrahita-di- Pekanbaru-dengan-cepatan-arsitektur-perilak.
64 Pebry Sanjaya Budiman, Herry Kapugu dan Johansen Cruyff Mandey, “Sekolah Luar Biasa di Manado Tema Arsitektur Perilaku”, Jurnal Arsitektur DASENG 8, no. Berdasarkan kualifikasi tersebut, diperlukan berbagai jenis sekolah luar biasa untuk menerima siswa sesuai dengan pengalamannya, yaitu: 65.
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Sumber Data
Tempat penelitian ini adalah Sekolah Luar Biasa (SLB) B Yakut Purwokerto yang beralamat di Jl. Menurut Azwar yang dikutip dalam Huda dan Rohmiyati, data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tidak langsung yang biasanya berupa dokumentasi, catatan, jurnal ilmiah, buku, dan lain-lain.70 Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah jurnal ilmiah, buku, dan artikel. yang membahas tentang strategi bimbingan dan konseling guru, kepercayaan diri, sosialisasi dan sekolah luar biasa, selain itu juga diperlukan data profil sekolah, administrasi dan sarana prasarana di SLB B Yakut Purwokerto. Sedangkan menurut Supranto yang dikutip dalam Ariawan dkk, objek penelitian adalah kumpulan unsur sumber daya yang memuat orang, organisasi, dan barang yang menjadi sumber penelitian.
Hal ini juga dipertegas dengan pendapat Anto Dayan yang dikutip dalam Ariawan, dkk yang menyatakan bahwa objek penelitian adalah permasalahan pokok yang harus diteliti agar diperoleh hasil yang sesuai dengan kenyataan. 72 Objek penelitian ini adalah Strategi yang diterapkan oleh guru bimbingan dan konseling untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa. Kelas XII di SLB B Yakut Purwokerto dalam bersosialisasi dengan lingkungan. Menurut Rowley, wawancara penelitian yang dikutip dalam Khurriyati adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara terstruktur, semi terstruktur, atau tidak terstruktur. Observasi menurut Marshall yang dikutip dalam Suardi adalah suatu teknik untuk mengenali tingkah laku dalam situasi dan kondisi sosial seseorang.
Observasi adalah suatu teknik mengamati dan mencatat gejala-gejala fenomena yang terjadi pada subjek yang diteliti.74 Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi terhadap strategi yang digunakan oleh guru bimbingan dan konseling untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam bersosialisasi. Teknik dokumentasi digunakan untuk memudahkan peneliti mengungkapkan peristiwa, objek dan tindakan yang diperlukan untuk memperoleh gambaran lebih mendalam mengenai gejala-gejala yang terjadi pada topik penelitian.75 Dokumentasi yang akan digunakan dalam penelitian dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen yang berkaitan dengan hal tersebut. ke sekolah. profil, visi, misi dan tujuan. , sumber daya sekolah, dokumen data terkait siswa, foto instruksi penasehat, dan audio dari wawancara sumber daya.
Metode Analisis Data
Bagaimana sikap percaya diri siswa kelas XII SLB B Yakut Purwokerto dalam menghadapi lingkungan? Bentuk rasa percaya diri apa yang dikembangkan pada siswa kelas XII SLB B Yakut Purwokerto? Apa tujuan dan manfaat mengembangkan rasa percaya diri pada siswa kelas XII di SLB B Yakut Purwokerto.
Apa saja faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi harga diri siswa kelas XII SLB B di Yakut Purwokerto. Layanan konseling apa yang digunakan untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa kelas XII SLB B Yakut Purwokerto dalam bersosialisasi. Apa manfaat pemberian layanan bimbingan dan konseling dalam meningkatkan rasa percaya diri siswa XII. kelas di SLB B Yakut Purwokerto.
Menurut Ibu, bagaimana kondisi rasa percaya diri siswa kelas XII SLB B Yakut Purwokerto dalam menghadapi lingkungan? Peneliti : Lalu upaya apa yang dilakukan pihak sekolah untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa kelas XII?
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Strategi Guru Bimbingan Konseling Untuk Meningkatkan Kepercayaan
Memiliki rasa percaya diri dimana DR sudah memiliki rasa percaya diri yang baik dari kondisi awal dengan mampu berkomunikasi dengan orang lain. Memiliki rasa percaya diri yang baik dimana SR sudah memiliki rasa percaya diri sejak kondisi awal. Rasa percaya diri emosional merupakan salah satu bentuk kemampuan menahan dengan baik segala emosi yang ada pada diri seseorang.99 Rasa percaya diri emosional yang dikembangkan pada siswa kelas XII adalah kemampuan mengendalikannya.
Berdasarkan informasi dari guru bimbingan dan konseling, bentuk rasa percaya diri yang dikembangkan pada siswa kelas XII adalah dengan menggali potensi bakat yang dimilikinya agar mampu bersaing dengan anak normal lainnya. Faktor penghambat rasa percaya diri di kelas Untuk meningkatkan rasa percaya diri kelas
Pada tahap ini guru BK SLB B Yakut Purwokerto menentukan topik yang ingin dibicarakan dengan siswa kelas XII-nya yaitu tentang rasa percaya diri dalam menghadapi lingkungan. Memiliki rasa percaya diri yang baik dimana SR sudah memiliki rasa percaya diri yang baik sejak kondisi awal. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dapat disimpulkan bahwa pihak sekolah telah melakukan berbagai upaya atau cara untuk meningkatkan rasa percaya diri dan keterampilan sosial siswa kelas XII maupun siswa lainnya.
Analisis data strategi bimbingan dan konseling guru untuk meningkatkan rasa percaya diri dalam sosialisasi siswa XII. kelas SLB B.
Analisis Data Strategi Guru Bimbingan Konseling Untuk Meningkatkan
Apa saja layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada siswa kelas XII di SLB B Yakut Purwokerto. Bagaimana memberikan layanan bimbingan konseling pada siswa kelas XII di SLB B Yakut Purwokerto. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pemberian layanan konseling di SLB B Yakut Purwokerto.
Strategi bimbingan dan konseling apa yang anda berikan untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa XII. kelas di SLB B Yakut Purwokerto, sehingga dapat bersosialisasi dengan baik di lingkungan yang berbeda. Apa saja jenjang atau metode setiap layanan bimbingan dan konseling yang digunakan untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa kelas XII SLB B Yakut Purwokerto dalam bersosialisasi. Apa saja layanan bimbingan dan konseling di SLB B Yakut Purwokerto dan khususnya bagi siswa kelas XII di SLB B Yakut Purwokerto.
Apa saja faktor pemungkin dan penghambat dalam pemberian layanan bimbingan konseling di SLB B Yakut Purwokerto. Peran apa yang dilakukan guru bimbingan dan bimbingan dalam meningkatkan kepercayaan diri sosial Anda? Menurut Anda layanan konseling apa saja yang tersedia di SLB B Yakut Purwokerto untuk meningkatkan rasa percaya diri dalam bersosialisasi?
Apa manfaat mendapat layanan bimbingan dari guru bimbingan untuk meningkatkan rasa percaya diri dalam bersosialisasi?
PENUTUP
Form Pernyataan Kesediaan Menjadi Subjek Penelitian
Pedoman Wawancara
Hasil/Verbatim Wawancara
Dokumentasi, Observasi, dan Wawancara
Daftar Riwayat Hidup