PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Bagaimana strategi guru dalam bercerita khususnya pada mata pelajaran tematik kelas IV A MI Plus Nur Rahma Kota Bengkulu.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
LANDASAN TEORI
Hakikat Strategi Guru
Adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan diri sebagai pribadi yang selalu dapat dipercaya dalam pekerjaan, perkataan dan perbuatan, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. Merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana mestinya, terhadap dirinya sendiri, masyarakat dan lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan. Sikap dan perilaku mandiri dan cerdas atau berbakat mengidentifikasi produk baru, menentukan metode produksi baru, mengatur operasi untuk memperoleh produk baru, memasarkannya, dan mengelola modal kerja.
Suatu sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain untuk melakukan tugas. Sikap mengetahui dan memahami serta melaksanakan hak/hak seseorang dan orang lain serta tugas/kewajiban seseorang dan orang lain. Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat serta mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain.
Cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menghargai hak dan kewajiban diri sendiri dan orang lain. Sikap dan tindakan yang selalu berusaha untuk mencegah kerusakan lingkungan alam sekitar, serta mengembangkan upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang telah terjadi dan selalu ingin memberikan bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
Hakikat Mendongeng
Salah satu bukti tertua aktivitas mendongeng di dunia ditemukan dalam papirus Westcar di Mesir, yang menggambarkan seorang Cheops (pembuat piramida) bercerita kepada putranya. Secara umum, storytelling dapat diartikan sebagai seni bercerita atau komunikasi yang memanfaatkan unsur bahasa, lagu dan gerak tubuh yang digunakan semaksimal mungkin untuk berkomunikasi secara langsung dan menghidupkan cerita dengan penonton atau pendengar. , anak ikut terlibat dalam alur cerita dongeng dalam hal ini anak tumbuh dan berkembang kecerdasannya. Dongeng dapat membawa anak-anak menjelajah dunia, memasuki dunia fantasi, menyeret mereka ke dunia antah berantah dan membayangkan berbagai “kehidupan lain” yang tidak ada di dekat mereka, dalam hal ini dapat menumbuhkan dan merangsang kreativitas mereka.
Dongeng yang cocok untuk anak sekolah dasar adalah dongeng yang menyenangkan dan membangkitkan semangat, misalnya cerita rakyat atau legenda. Artinya, siswa sekolah dasar sudah mampu berpikir kritis, sehingga membutuhkan pendekatan untuk bercerita. Berdasarkan ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa cerita yang baik digunakan untuk anak usia sekolah dasar adalah cerita yang menyenangkan atau membangkitkan semangat.
Jadi, dongeng yang cocok untuk anak usia sekolah dasar, misalnya dongeng tentang muning yang hilang, putri secerah rembulan, dan putri gading cempaka.
Pembelajaran Tematik
Dari hasil observasi pertemuan 1 guru Berti Anestin, S.Pd menyampaikan sebuah cerita dengan judul cerita “Kisah Putri Sedaro Putih”. Hal ini juga dibenarkan dari hasil wawancara dengan siswa Rahayu mengatakan bahwa “ketika guru. Dari hasil observasi pertemuan 1, guru Berti Anestin, S.Pd bercerita dengan judul cerita “Kisah Putri Sedaro Putih”.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Berti Anestin, S.Pd mengenai pertanyaan peneliti, mengapa anda berpindah tempat saat bercerita? Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Berti Anestin, S.Pd mengenai pertanyaan peneliti, seberapa pentingkah penguasaan materi cerita pada saat bercerita? “Penguasaan materi sejarah sangat penting. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Berti Anestin, S.Pd mengenai pertanyaan peneliti, seberapa penting inspirasi saat bercerita? "Sangat penting untuk memiliki inspirasi selama cerita.
Dari hasil observasi pertemuan 1 guru bercerita dengan judul cerita “Kisah Putri Sedaro Putih” dalam kegiatan bercerita ini guru Berti Anestin, S.Pd sudah menggunakan gerakan tubuh dalam bercerita. Guru Berti Anestin, S.Pd menggunakan isyarat tangan adik Putri Sedaro Putih mendekati pohon. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Berti Anestin, S.Pd atas pertanyaan peneliti, mengapa menggunakan gerakan tubuh dalam bercerita?
Dari hasil observasi pertemuan 1, guru Berti Anestin, S.P.d. menceritakan sebuah cerita berjudul "Kisah Putri Sedaro Putih". Dalam kegiatan bercerita ini, guru Berti. Dari hasil observasi pertemuan 1, guru Berti Anestin, S.P.d. menceritakan sebuah cerita berjudul "Kisah Putri Sedaro Putih". Dari hasil observasi pertemuan 1, guru Berti Anestin, S.Pd menyampaikan cerita berjudul “Putri Sedaro Putih”.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Berti Anestin, S.P.D., terhadap pertanyaan peneliti mengapa tidak terburu-buru dalam penceritaan. Hal ini juga dibenarkan oleh hasil wawancara dengan siswa Alia yang menyatakan bahwa “gurunya tidak bercerita. Hal ini juga dibuktikan dengan hasil wawancara dengan siswa Alia yang menyatakan bahwa “ketika dia bercerita, ibu.
Kajian Pustaka
Kerangka Berpikir
METODE PENELITIAN
Tempat Dan Waktu Penelitian
Sumber Data
Fokus Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Ada kalanya guru Berti Anestin, S.Pd mendekati siswa karena tidak fokus mendengarkan cerita. Dan hasil wawancara dengan siswa Liana dengan pertanyaan yang sama seperti di atas menyatakan bahwa.. dengan guru berpindah dari satu tempat ke tempat lain sambil bercerita, saya bisa melihat ibu dengan jelas. Hal ini juga dibenarkan oleh hasil wawancara dengan siswa. Rahayu menyatakan bahwa “ketika ibu bercerita.
Dan hasil wawancara dengan siswa Liana dengan pertanyaan yang sama seperti di atas adalah bahwa “ketika guru bercerita dengan suara lantang dan jelas, membuat saya paham dan mengerti isi cerita yang diceritakan”.55. Hal ini juga dibuktikan dari hasil wawancara dengan siswa Rahayu yang menyatakan bahwa “pada saat mendongeng, guru sangat menguasai cerita sehingga memudahkan saya untuk memahami cerita Putri Sedaro Putih.”58. Dan hasil wawancara dengan siswa Liana dengan pertanyaan yang sama seperti di atas menyatakan bahwa “selama mendongeng, guru menguasai cerita dengan baik, sehingga membuat saya mengerti dengan jelas tentang cerita yang diceritakan.”59.
Hal ini juga dibenarkan dari hasil wawancara dengan siswa, Rahayu mengatakan bahwa “selama mendongeng, guru seolah menjiwai isi cerita, sehingga membuat saya hanyut pada cerita yang diceritakan.”62 . Dan hasil wawancara dengan siswa Liana dengan pertanyaan yang sama seperti di atas, mengatakan bahwa “guru sudah menjiwai isi cerita pada saat mendongeng, sehingga membuat saya mengerti alur cerita yang disampaikan.”63. Hal ini juga dipertegas dari hasil wawancara dengan siswa Aliya yang mengatakan bahwa “Guru menggunakan gerakan mata saat bercerita. Saya merasa diperhatikan dan fokus mendengarkan cerita yang diceritakan.”70.
Dari hasil observasi pertemuan pertama, guru Berti Anestin, S.Pd menyampaikan cerita dengan judul cerita “Kisah Putri Sedaro Putih”. Dalam kegiatan bercerita ini guru Berti Anestin, S.Pd menggunakan media visual untuk menjelaskan cerita. Saat guru Berti Anestin, S.Pd menceritakan kisah Putri Sedaro Putih, para siswa terlihat senang sehingga memudahkan siswa memahami cerita dan pesan yang terkandung dalam cerita yang diceritakan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Berti Anestin, S.Pd mengenai pertanyaan peneliti mengapa menggunakan gambar saat bercerita? “Dalam penceritaan, sang ibu menggunakan media gambar untuk bercerita.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Berti Anestin, S.P.D., ketika ditanya oleh peneliti mengapa Ibu tidak menyela teguran saat bercerita? Hal ini juga dipertegas dengan hasil wawancara dengan siswa Aliya yang menyatakan bahwa “ketika guru tidak memutuskan cerita, membuat saya fokus dan konsentrasi mendengarkan cerita yang disampaikan.”78. Dan hasil wawancara dengan siswa Yasmina dengan pertanyaan yang sama seperti di atas menunjukkan bahwa “ketika guru bercerita dengan santai, saya lebih mudah memahami dan memahami cerita yang disampaikan.”83.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Berti Anestin, S.Pd atas pertanyaan peneliti, mengapa menggunakan kata-kata yang mudah dipahami siswa saat bercerita? Hal ini dilakukan oleh guru Berti Anestin, S.Pd agar siswa dapat memahami dan menerapkan pesan moral dalam cerita yang disampaikan.