• Tidak ada hasil yang ditemukan

strategi guru menggunakan metode wafa dalam

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "strategi guru menggunakan metode wafa dalam"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

Strategi Guru Menggunakan Metode Wafa untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa Kelas V SDIT Cahaya Rabbani Kepahiang. Hasil penelitian ini yaitu strategi guru menggunakan metode wafa untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur'an siswa kelas 5 SDIT Cahaya Rabbani Kepahiang dapat dilihat dari persiapan guru, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi kemampuan siswa. . .

Latar Belakang Masalah

Masih banyak temuan bahwa banyak siswa yang masih belum mampu membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar. Dalam hal ini diperlukan metode yang tepat untuk membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan hal tersebut, maka guru berusaha mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut dengan memperbarui atau mencari strategi yang tepat untuk mengajarkan siswa membaca Al-Qur'an agar siswa dapat meningkatkan bacaan Al-Qur'annya dengan baik dan benar sesuai dengan ilmunya. pembacaan. . Penelitian skripsi yang diajukan ini berkaitan dengan bagaimana strategi guru dalam menggunakan metode waf dalam proses pembelajaran membaca Al-Qur'an.

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Sistematika Penulisan

Strategi Pembelajaran

Al-Quran adalah kitab yang mempunyai kedudukan yang sangat tinggi, diturunkan oleh Allah SWT. Berdasarkan keterangan di atas, Al-Quran adalah Kalamullah yang mempunyai kedudukan dan keutamaan yang besar.

Pembelajaran Al-Quran

Membaca Al-Qur'an merupakan ibadah, dengan membaca Al-Qur'an orang akan memahami nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur'an. Metode Tartil adalah metode membaca Al-Qur'an dengan pelan-pelan saat membacanya dan tidak terburu-buru, serta melafalkan huruf dan vokalnya dengan jelas. Proses pembelajaran membaca Al-Qur’an di kelas reguler memiliki beberapa tahapan dalam pembelajaran, diantaranya adalah metode Wafa.

Guru menjelaskan materi ajar Al-Qur'an kepada siswa untuk menambah pemahaman mereka tentang membaca Al-Qur'an. Setelah guru memberikan materi, siswa satu kelas dibagi menjadi dua kelompok sesuai dengan kemampuan membaca Al-Quran atau jilid Wafa. Dalam penelitian ini fokus penelitian hanya pada bagaimana membaca Al-Qur'an secara tepat dan lancar, bukan pada pemahaman bacaan Al-Qur'an.

Dalam melafalkan huruf-huruf hijaiyah yang tersusun indah dan rapi dalam Al-Qur'an, kejelasan dalam pengucapan bunyi huruf-hurufnya sangat diperlukan untuk memperjelas dan memperindah bacaan Al-Qur'an. Pokok bahasan ilmu tajwid dalam membaca al-qur an adalah ayat-ayat al-qur an seperti lafalnya, tempat keluarnya huruf, sifat huruf dan sebagainya.

Misi

Di sisi lain, salah satu kelebihan belahan otak kanan adalah dapat menyimpan ingatan dalam jangka panjang. Dengan metode wafa atau otak kanan diharapkan terciptanya pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Metode Wafa biasanya diawali dengan cerita, kisah Nabi dan para sahabatnya, atau diawali dengan permainan atau ice breaker lainnya.

Buku wafa jilid 2: pembahasan pertama hasana-hasani berbunyi i dan u, pembahasan kedua salam-salam yang berbunyi an, in, un (tanwin). Pembahasan ketiga adalah mama-maama yang berbunyi 2 vokal panjang pada fathah diikuti alif, 2 vokal panjang pada kashroh diikuti roti ya, 2 vokal panjang pada dhommah diikuti roti wawu, bentuk ta marbutho, 2 vokal panjang, kasroh berdiri 2 vokal berdiri dan dhommah terbalik dan diskusi tentang aamanu keempat memiliki suara alif yang tidak terbaca. Gambar pertama buku Wafa jilid 4 adalah kisah kesabaran Nabi Muhammad pada tahap ini yang membahas tentang bacaan humm pada roti para biarawati dan mim tasydid.

Bagian 5 Buku Wafa: Gambar pertama adalah kisah Kholifah Umar dan penjual susu. Pada tahap ini dibahas bagaimana menyumbangkan bacaan, membaca kata-kata Allah tebal dan tipis, gila bertemu tasyid dalam kalimat yang dibaca 6 vokal.

Penelitian Terdahulu

Penerapan metode Wafa menggunakan berbagai strategi dan pengelolaan siswa di kelas agar pembelajaran Al-Quran tidak monoton. Metode ini memiliki efek memudahkan siswa dalam menghafal huruf dan membaca Al-Quran. Setiap siswa baik, tetapi ada beberapa hal yang memiliki masalah, seperti mengucapkan suara mendengung, stres dan huruf jahr. Nurus Shomad, 2012: Penerapan Metode Qiroati dalam Pengajaran Membaca Al-Quran di Pondok Pesantren Darussalam Blok Agung Banyuwangi.

Penelitian ini berfokus pada aspek keefektifan metode qiroati dalam pengajaran membaca Alquran di Pondok Pesantren Darussalam Blok Agung Banyuwangi. Penelitian ini juga menggunakan metode penelitian kualitatif, deskriptif, sebagai prosedur penelitian untuk menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati. Penelitian sebelumnya telah memfokuskan pada keniscayaan dan keunggulan metode wafah dalam membaca Al-Qur'an.

Namun, belum ada yang mencapai tujuan penelitian mereka tentang strategi guru menggunakan metode Wafa untuk meningkatkan keterampilan membaca Al-Quran siswa.

Kerangka Berpikir

Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk menggambarkan dan menginterpretasikan apa yang ada dalam hal kondisi atau sikap yang ada, pendapat yang telah berkembang, proses yang sedang berlangsung, efek atau efek yang sedang muncul, atau kecenderungan yang sedang berkembang, oleh karena itu menggunakan penelitian deskriptif. Metode penelitian kualitatif didefinisikan sebagai penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena yang dialami oleh peneliti, seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan bantuan deskripsi dalam bentuk bahasa, dalam konteks alam tertentu dan menggunakan alam. metode. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitian dilakukan pada kondisi alam (natural environment), dan kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya bersifat kualitatif.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian untuk menghasilkan data deskriptif berupa perkataan orang dan perilaku yang dapat diamati dan diinterpretasikan secara tepat.

Waktu dan Lokasi Penelitian

Subjek Penelitian dan Informan

Instrumen Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara menjadi partisipan langsung dan sistematis terhadap objek yang diteliti yaitu dengan mengunjungi langsung tempat penelitian yaitu SDIT Cahaya Rabbani Kepahiang untuk memperhatikan proses pembelajaran khususnya membaca Al Quran. Observasi sebagai teknik pengumpulan data memiliki ciri khusus dibandingkan dengan teknik lainnya, jika wawancara hanya sebatas berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang tetapi juga objek alam lainnya. Observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diamati.

Wawancara adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui pertemuan tatap muka antara penanya dengan pihak yang diwawancarai atau responden.50 Wawancara dapat dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara atau dengan tanya jawab langsung. Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan cara mencari kumpulan data atau informasi yang terekam atau dipublikasikan dalam berbagai dokumen yang ada. Triangulasi didefinisikan sebagai teknik pengumpulan data yang menggabungkan data dari berbagai teknik pengumpulan data yang ada dan sumber data.

Triangulasi teknis artinya peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda untuk memperoleh data dari sumber yang sama. Triangulasi sumber berarti memperoleh data dari sumber yang berbeda dengan menggunakan teknik yang sama.

Gambar 3.1  Triangulasi Teknik
Gambar 3.1 Triangulasi Teknik

Teknik Analisa Data

  • Sejarah Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Cahaya Rabbani Kepahiang
  • Profil Sekolah
  • Visi dan Misi a. Visi
  • Keadaan Guru dan Tu
  • Keadaan Siswa
  • Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Cahaya Rabbani Kepahiang

Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Cahaya Rabbani Kepahiang di bawah naungan Yayasan Amar Ma'ruf berdiri pada tahun 2010 yang berlokasi di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu. Dewan guru yang mengajar di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Cahaya Rabbani berasal dari latar belakang pendidikan dan disiplin ilmu yang berbeda, sehingga menambah semangat mereka dalam mengajar dan dapat saling bertukar pikiran. Jumlah guru di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Cahaya Rabbani adalah 43 orang berdasarkan jenis kelamin, terdiri dari 22 guru perempuan dan 11 guru laki-laki.

Kami akan mendata guru-guru Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Cahaya Rabbani satu per satu sesuai dengan jabatan dan pendidikan terakhirnya. 34 Irma Suwitri S.Pd P GTT Guru mata pelajaran 35 Yeli Yulia Sari S.Pd p GTT Dosen mata pelajaran 36 Eni Sunarti S.Pd.I P GTT Dosen mata pelajaran. Tabel kondisi guru Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Cahaya Rabbani Kepahiang di atas menunjukkan bahwa seluruh guru Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Cahaya Rabbani Kepahiang telah memenuhi standar kualifikasi pendidikan dan pengajaran berdasarkan latar belakang pendidikannya.

Siswa SDIT Cahaya Rabbani Kepahiang mayoritas berasal dari daerah Kepahiang, Bermani Ilir dan Talang Karet dan berbeda satu sama lain seperti suku, adat dan bahasa. Berdasarkan tabel di atas, fasilitas pendidikan di SDIT Cahaya Rabbani Kepahiang sudah lengkap dan memadai untuk mendukung proses belajar mengajar.

Tabel 4.1  Profil Sekolah
Tabel 4.1 Profil Sekolah

Hasil Penelitian

Hal yang sama dijelaskan oleh ustadzah Dian selaku guru kelas 5 metode wafa membaca Al Quran di SDIT Cahaya Rabbani Kepahiang. Selanjutnya disampaikan oleh ustadzah Marheti selaku guru kelas 5 yang mengajarkan metode wafa dengan membaca Al-Qur’an. Alokasi waktu yang digunakan untuk melaksanakan pembelajaran membaca metode wafa di SDIT Cahaya Rabbani Kepahing adalah 2 jam pembelajaran.

Proses pembelajaran membaca Al-Quran dengan metode wafa di SDIT Cahaya Rabbani Kepahiang, langkah-langkah pelaksanaannya hampir sama dengan pembelajaran pada umumnya, namun terdapat sedikit perbedaan dalam perolehan ilmunya. 80 Wawancara Ustadzah Dian tanggal 21 Oktober 2020 di SDIT Cahaya Rabbani Kepahiang. . cerita teladan dan cerita rakyat lainnya yang membangun pengetahuan anak tentang belajar. Proses evaluasi merupakan proses untuk melihat perkembangan membaca Al Quran siswa kelas 5 SDIT Cahaya Rabbani Kepahiang.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa SDIT Cahaya Rabbani Kepahiang menggunakan metode yang digunakan dalam pembelajaran membaca Al Quran sebelum menggunakan metode Usmani. 87 Wawancara Ustadzah Marheti pada tanggal 23 Oktober 2020 di SDIT Cahaya Rabbani Kepahiang. . h) Kemampuan membaca Al-Quran tingkat 5 SDIT Cahaya Rabbani Kepahiang setelah menggunakan metode Wafa.

Pembahasan

Dengan pembelajaran Al-Qur’an dengan metode wafa, diharapkan siswa senang belajar Al-Qur’an dan dapat meningkatkan keterampilan membaca Al-Qur’annya. Dengan harapan siswa dapat membaca Al Quran dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah tajwid. Adapun langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran membaca Al Quran dengan metode wafa di SDIT Cahaya Rabbani Kepahiang adalah cara pertama.

SDIT Cahaya Rabbani Kepahiang menggunakan metode wafa agar siswa dapat dengan mudah belajar membaca Al Quran dengan sistem pembelajaran yang menyenangkan. Berdasarkan pemaparan di atas, pelaksanaan pembelajaran Al Quran dengan metode wafa sudah berjalan dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa asesor dan evaluasi pembelajaran membaca Al-Qur’an dengan metode wafa di SDIT Cahaya Rabbani Kepahiang yaitu asesmen dilakukan oleh guru pada setiap jenjang.

SDIT Cahaya Rabbani Kepahiang melihat pentingnya membaca Al Quran dengan baik dan benar, dan berusaha meningkatkan kemampuan membaca Al Quran dengan metode wafa. Metode Wafa dipilih karena metode sebelumnya yaitu metode Usmani dinilai tidak efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an siswa.

Saran

Strategi guru menggunakan metode wafa di SDIT Cahaya Rabbani Kepahiang yang dilakukan oleh guru di sekolah tersebut sudah baik karena ada peningkatan kemampuan membaca Al Quran bagi siswa di SDIT Cahaya Rabbani Kepahiang, meskipun masih ada siswa yang membaca Al-Quran dengan gagap dan membutuhkan lebih banyak bimbingan.

Gambar

Gambar 2.1  Kerangka Berpikir
Tabel 3.1  Instrumen Penelitian  Sub
Gambar 3.1  Triangulasi Teknik
Gambar 3.2  Triangulasi Sumber
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan dua metode dalam regresi linier berganda telah jelas bahwa ketiga varibel tersebut sangat berpengaruh

Dengan menerapkan standar langkah penerapan metode Wafa dalam pembelajaran tahsin Al- Qur’an, menurut penulis, proses pembelajaran Al-Qur’an Desa Demung, Kecamtan Besuki telah sesuai