• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pemilihan Metode Konseling Individual dalam Mengatasi Kasus Bullying di SMP Negeri 4 Pamekasan

N/A
N/A
Kggzif Fira

Academic year: 2023

Membagikan "Strategi Pemilihan Metode Konseling Individual dalam Mengatasi Kasus Bullying di SMP Negeri 4 Pamekasan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Fira Fiktusia , Kholifatur Rohmaniyah

Vol. x No. x 2023 DOI: https://doi.org/10.19105/ec

Edu Consilium : Jurnal Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam ISSN: 2548-4311 (Print) ISSN: 2503-3417 (Online)

http://ejournal.iainmadura.ac.id.educons

STRATEGI PEMILIHAN METODE KONSELING INDIVIDUAL DALAM PENANGANAN KASUS BULLYING DI SMP NEGERI 4 PAMEKASAN

Fira Fiktusia1, Kholifatur Rohmaniyah2,

1Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah, IAIN Madura, Pamekasan, Jawa Timur, Indonesia email: [email protected] , [email protected]

Abstract

Keywords:

Keyword 1;

Keyword 2;

Keyword 3.

(Put 3-5 your keywords;

keywords separated by semicolon)

Please write the abstract in English and Bahasa Indonesia 150-250 words. Abstract contains about: the purpose and scope of the study;

the method used; a summary of results; conclusion. These instructions give you guidelines for preparing papers for Edu Consilium. Use this document as a template. Otherwise, use this document as an instruction set. Define all symbols used in the abstract. You can use this document as a template for writing instructions and you can type your own text.→Abstract (10 pts)

Abstrak:

Kata Kunci:

Metode Layanan;

Konseling individual;

Bullying.

Layanan guru bimbingan dan konseling merupakan upaya preventif agar peserta didik tidak berada di jalan yang salah, peserta didik-siswi yang mempunyai masalah tidak bisa mengentaskan masalahnya sendiri, mereka membutuhkan sosok yang dapat membantu dalam pengentasan masalahnya, terutama kasus bullying. Maraknya kasus bullying yang terjadi dikalangan peserta didik termasuk di SMP Negeri 4 Sindang. Salah satu identifikasi faktor kasus tersebut adalah keberagaman latarbelakang peserta didik yang satu dengan lainnya, idealnya semua peserta didik harus menghargai perbedaan tersebut supaya terciptanya proses belajar yang kondusif dan nyaman.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan study kasus. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa, layanan guru bimbingan dan konseling di SMP Negeri 4 Sindang yaitu menggunakan layanan responsif. Layanan yang diberikan segera dan bersifat kuratif, layanan responsif yang diterapkan seperti layanan konseling kelompok, konsultasi, home visit, alih tangan kasus. Adapun layanan guru bimbingan dan konseling dalam penanganan kasus bullying menggunakan konseling individu atau konseling kelompok yang dilakukan dengan lima tahap yaitu wawancara terhadap korban bullying pelaku bullying maupun saksi mata, analisis kasus, pemberian layanan, tindak lanjut, pemantauan.

How to Cite: Fira Fiktusia , Kholifatur Rohmaniyah . 2023. Layanan Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Penanganan Kasus Bullying Di SMP Negeri 4 Pamekasan. Edu Consilium : Jurnal Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam, Vol xx No. xx, DOI: 10.19105/ec

Received : ; Revised: ; Accepted:

©Edu Consilium : Jurnal Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam Institut Agama Islam Negeri Madura, Indonesia. Edu

(2)

Consilium is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Pendahuluan

Perkembangan peserta didik pada tingkat SMP merupakan tahap memasuki remaja awal. Dimana pada tahap remaja ini individu akan meninggalkan masa anak-anaknya dan mulai memasuki masa remaja. Salah satu ciri-ciri remaja yang sedang berkembang adalah munculnya tingkah laku yang negatif, seperti suka melawan, gelisah dan tidak stabil,. Seperti yang terjadi pada akhir-akhir ini banyak sekali lembanga pendidikan/sekolah yang menjadi ajang tempat terjadinya perilaku bullying. Saat memasuki dunia sekolah anak-anak akan berhubungan dengan lingkungan sosialnya, entah itu berinteraksi dengan teman, dsb.

Tentunya dari adanya interaksi sosial tersebut pastinya akan ada indikasi terjadinya Bullying, karena karakter setiap anak berbeda dalam menghadapi masalah sehingga dapat menyebabkan terjadinya perundungan antar teman sebaya, yang dianggap sebagai bahan bercanda oleh teman-temannya.

Bullying menjadi kasus permasalahan yang berbahaya dan perlu mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak. Kasus bullying ini dapat terjadi terhadap anak dalam berbagai level usia dan jenjang pendidikan, salah satunya ditingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Banyak kasus yang terjadi melibatkan pelajar di sekolah, seperti mengolok-olok teman;

memukul dan mengucilkan teman. Kejadian tersebut biasanya dianggap sebagai candaan oleh pelaku namun belum tentu bagi si korban.

Menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Menyatakan, kasus Bullying merupakan salah satu kekerasan yang menjadi catatan oleh KPAI. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengidentifikasi bahwa dalam kurun waktu 9 tahun semenjak tahun 2011 hingga 2019 terdapat 37.381 data pengaduan kekerasan terhadap anak. Kasus bullying baik yang terjadi dalam pendidikan maupun melalui media sosial angakanya terus meningkat (KPAI, 2019).

Kata bullying berasal dari bahasa Inggris yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebut dengan perundungan, kata ini dalam KBBI memiliki arti sebagai suatu proses cara atau perbuatan yang dalam artian lebih luasnya diartikan sebagai seorang yang menggunakan kekuatannya untuk menyakiti atau mengintimidasi orang-orang yang lebih lemah dari dirinya, yang biasanya dengan cara memaksa untuk melakukan sesuatu yang diinginkan oleh pelaku.

Dengan maraknya kasus bullying yang terjadi di sekolah, perlu adanya perhatian khusus dari sekolah terutama guru BK perlu memberikan bantuan yang sesuai teradap permasalahan yang dialami peserta didik. Bantuan tersebut perlu diberikan baik bagi pelaku bullying maupun korban. Karena bullying ini dapat menganggu ketentraman di sekolah.

Seperti bisa menimbulkan masalah yang berkelanjutan bagi si pelaku jika dilakukan terus- menerus, dan masalah mental bagi korban yang berpengaruh terhadap interaksi sosial korban.

Salah satu layanan BK yang dapat dilakukan untuk menangani konseling yaitu dengan menggunakan konseling individual, dimana konseling ini merupakan bantuan yang diberikan oleh seorang konselor terhadap konseli dalam rangka membantu pengentasan masalah pribadi konseli, yang dilakukan dalam suasana tatap muka atau interaksi langsung antara konselor dan konseli. Konseling individual ini memiliki berbagai macam metode atau teknik yang dapat disesuaikan dengan permasalahan yang dialami konseli.

Berdasarkan data yang di dapat dari SMP Negeri 4 Pamekasan selama melakukan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), ditemukan bahwa masih terdapat adanya perilaku bullying antar peserta didik, dimana peserta didik melakukan tindakan bullying secara sadar maupun tidak disadari, karena mereka kurang pemahaman mengenai tindakan bullying, mereka menganggap bahwa apa yang mereka lakukan itu hanya sebagai bahan olok- olokan dan candaan. Hal ini juga di dukung dengan hasil Angket Kebutuhan Peserta Didik

(3)

(AKPD), dimana hasil persentase dari 30 peserta didik menunjukkan sekitar 3,33% peserta didik sering melakukan tindakan bullying di sekolah.

Selain mengalami perundungan, peserta didik di SMP Negeri 4 Pamekasan saat dilakukan observasi dan wawancara sebagian peserta didik mengalamai intimidasi, dikucilkan, dihina dan di rampas hasil tugasnya. Selanjutnya sebagian peserta didik berani mengadukan bahwa ia menerima perilaku bullying seperti diancam, didorong oleh temannya, dan terdapat peserta didik yang kabar buruknya disebarkan oleh pelaku bullying, serta hinaan secara fisik dan psikis. Hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku bullying di SMP negeri 4 Pamekasan cukup tinggi sehingga membutuhkan layanan dari guru BK. Baik itu di sekolah, di lingkungan, ataupun online.

Dalam menangani kasus bullying yang terjadi d SMP Negeri 4 Pamekasan, Guru BK sering menerapkan konseling individual, namun konseling indivual yang diterapkan di SMP Negeri 4 Pamekasan masih jauh dari kata efektif dalam penyelesaian masalahnya. Hal ini dapat terlihat saat peneliti melakukan observasi di SMP Negeri 4 Pamekasan, guru BK hanya memanggil peserta didik yang bermasalah dengan kasus bullying dan melakukan mediasi antara kedua belah pihak, guru BK tidak menerapkan metode yang sesuai terhadap permasalahan peserta didik. Orientasi guru BK hanya berfokus pada pemberian solusi disaat masalah itu terjadi, bukan menganalisis masalah secara mendalam kasus dan dampak dari terjadinya bullying tersebut.

Dari banyaknya metode yang tersedia dalam mengatasi sebuah permasalahan, guru BK masih belum menerapkan dan menyesuaikan metode yang tepat untuk mengatasi kasus bullying. Oleh karena itu konseling individual yang diberikan oleh guru BK tidak dapat memberikan efek terhadap pelaku maupun korban. Karena kasus tersebut tidak diusut secara tuntas, dan tidak dilakukan tindak lanjut setelah pemberian konseling. Oleh karena itu perlu adanya pemberian metode yang sesuai untuk masalah peserta didik, sehingga konseling dapat berjalan dengan efektif.

Strategi pemilihan metode konseling dalam penelitian ini berorientasi pada pendekatan yang digunakan dalam konseling individual, dimana terdapat beberapa jenis pendekatan konseling dalam menangani permasalahan peserta didik, beberapa diantaranya yaitu pendekatan Psikoanalisa, Behavior, Person Centered, REBT (Rational Emotive Behavior Therapy), Humanistik, Gestalt, Realita, SFBT (Solution Focused Brief Therapy), Trait And Factor¸ Analisis Transaksional, dan lain sebagainya. Dimana diantara metode-metode tersebut masih belum banyak diterapkan dalam konseling individual dalam menangani permasalahan peserta didik. Dengan pendekatan yang telah disebutkan di atas tentunya guru BK nantinya dapat menyesuaikan antara gejala atau indikasi yang timbul pada peserta didik dengan masalah yang dialaminya.

Tujuan penelitian ini dilakukan agar peneliti dapat mengetahui bagaimana bentuk layanan yang dilakukan dalam menangani kasus bullying, dan dapat memberikan masukan terkait strategi yang sesuai dalam menangani kasus bullying dengan menerapkan metode konseling individual yang ada. Pentingnya penelitian ini dilakukan karena kasus bullying yang terjadi SMP Negeri 4 Pamekasan sering terjadi namun belum mendapatkan penanganan yang sesuai dari guru BK, oleh karena kitu penelitian ini dapat menjadi masukan bagi guru BK agar dapat memberikan teknik yang sesuai saat menanganai kasus bullying yang terjadi, dengan menggali secara mendalam masalah yang terjadi dari korban dan pelaku bullying lalu diberikan teknik yang sesuai, dan memberikan tindak lanjut setelah pemberian layanan.

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi yang tepat dalam menangani kasus bullying yang terjadi di SMP Negeri 4 Pamekasan, dengan menerapkan dan memilih salah satu teknik yang ada dalam konseling individual.

Penelitian mengenai strategi Bimbingan dan Konseling ini pernah diteliti oleh Amanda Putri Ramadani dengan judul “Strategi Guru Bimbingan dan Konseling dalam Menangani Kasusu Bullying di SMAN 1 Percut Sei Tuan” membahas tentang bagaimana strategi guru Bimbingan dan Konseling dalam Menangani Kasus Bullying dengan

(4)

menggunakan pendekatan studi kasus, dimana hasil dari penelitian ini menunjukkan beebrapa solusi dalam mengatasi kasus bullying seperti memanggil, memotivasi, menasehati, bimbingan secra kelompok dan individu, memberi peringatan dan hukuman, kerjasama dengan orang tua, dan sebagainya.

Penelitian Nurusakinah Daulay dengan judul “Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi Permasalahan Bullying” membahas tentang kasus-kasus bullying yang terjadi di lapangan dengan menyebarkan angket sosiometri dalam mengukur hubungan antar teman sebaya, dimana hal ini memerlukan peran guru BK dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling dalam mengatasi masalah bullying. Sedangkan penelitian saat ini membahas mengenai strategi pemilihan metode yang sesuai dalam menangani kasus bullying, dengan menggunakan metode-metode yang ada dalam konseling individual, seperti pendekatan Psikoanalisis, Behavioral, Person Centered, REBT (Rational Emotive Behavior Therapy), Humanistik, Gestalt, Realita, Solution Focused Brief Therapy, Trait And Factor¸

Analisis Transaksional, dan lain sebagainya. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah guru BK dapat menerapkan pendekatan konseling yang sesuai dengan gejala dan kasus bullying yang terjadi. Berangkat dari permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul penelitian “Strategi Pemilihan Metode Konseling Individual dalam Penanganan Kasus Bullying di Smp Negeri 4 Pamekasan”

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Jenis penelitian ini digunakan untuk mengeksplorasi bagaimana penanganan guru BK dalam menangani kasus bullying secara mendalam dan menyeluruh, terkait dengan teknik yang digunakan, seperti apa kasus yang terjadi, dan penyesuaian teknik dengan permasalahan yang ada. Pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan menggunakan tiga teknik, yaitu pertama wawancara kemudian yang kedua teknik observasi serta yang ketiga melakukan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan menggunakan wawancara semi- terstruktur dengan guru BK SMP Negeri 4 Pamekasan dalam mengeksplor strategi yang digunakan dalam menanganai kasus bullying¸pertanyaan disajikan dalam pedoman wawancara dan memberikan pertanyaan lainnya untuk mendapatkan data yang lebih meluas . sedangkan observasi di lakukan dengan observasi partisipant, dimana peneliti ikut serta dalam menangani kasus bullying yang terjadi di SMP Negeri 4 Pamekasan. Dengan mengamati bagaimana cara guru BK memberikan layanan terkait masalah yang diallami peserta didik. Dokumentasi di dapatkan dengan cara melakukan need assesment untuk mengidentifikasi peserta didik yang terindikasi mengalami bullying.

Sumber data dari penelitian ini, yaitu menggunakan sumber data primer dan sekunder, dimana sumber data primer ini peneliti mengambil dari, Wawancara langsung dengan guru BK, siswa, dan Wali Kelas. Dan sumber data sekunder didapatkan dari hasil analisis DCM (Daftar Cek Masalah), AKPD (Angket Kebutuhan Peserta Didik), dan Sosiometri.

Untuk pengecekan keabsahan data peneliti menggunakan triangulasi sumber, dan teknik.

Dimana peneliti akan membandingkan hasil dari sumber data primer dan sekunder, apakah terdapat kesesuaian atau tidak. Sedangkan triangulasi teknik yaitu membandingkan antara hasil wawancara , observasi dan dokumentasi.

Hasil

Berdasarkan hasil dari wawancara, observasi, dan dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti selama 45 hari di SMP Negeri 4 Pamekasan, dapat menjawab mengenai pertanyaan yang diajukan dalam pendahuluan. Untuk permasalahan pertama peneliti ingin mengetahui bagaimana bentuk layanan yang dilakukan guru BK dalam menangani kasus bullying.

Berdasarkan data yang telah peneliti analisis, peneliti menemukan bahwa dalam menangani kasus bullying di SMP Negeri 4 Pamekasan Guru BK lebih sering menggunakan konseling individual, dengan memanggil siswa yang bermasalah ke ruangan BK., dan mempertemukan kedua belah pihak, yaitu korban dan pelaku, lalu mengatasi kasus bullying yang terjadi dengan melakukan mediasi antara korban dan pelaku. Dimana guru BK akan menanyakan

(5)

penyebab permasalahan, lalu mengusut masalah yang terjadi, dan memanggil pihak-pihak yang terlibat, serta meminta pelaku untuk meminta maaf.

Berdasarkan hasil observasi dalam suatu kasus bullying yang terjadi, terdapat peserta didik yang menjadi korban bullying oleh teman sekelasnya. Korban tersebut sudah mengalami bulyying sejak ia kelas 7, namun berlanjut hingga korban sudah kelas 9, setelah dilakukan konseling bersama peneliti, ternyata korban sudah pernah mendapatkan konseling sebelumnya, namun aksi bullying ini masih tetap berlanjut hingga sekarang. Korban masih mengalami perundungan, dimana pelaku sering meminta uang saku milik korban, merampas jawaban milik korban, mengolok-olok korban secara verbal, menyembur korban dengan air kumur-kumur dari mulutnya dan juga sering mengancam korban agar tidak melapor. Selama ini korban hanya diam, dan melaporkan hal tersebut pada orang tuanya, lalu setelah laporan dari orang tua, maka guru BK akan menindaklanjuti hal tersebut berdasarkan laporan yang dibuat orang tua. Berdasarkan masalah di atas, tentunya perlu adanya perhatian khusus dari guru BK untuk melayani siswa yang mengalami kasus bullying agar kasus tidak terulang lagi seperti permasalahan di atas. Perlu adanya tindak lanjut dan pemberian metode yang sesuai agar masalah dapat terselesaikan dengan baik. Sehingga konseling dapat berjalan dengan efektif dan memberikan hasil yang signifikan saat menangani kasus bullying. Selain itu guru BK perlu melakukan pencegahan dan segera melakukan pengentasan terhadap siswa yang terindikasi akan melakukan atau menjadi korban bullying. Dimana dalam upaya pencegahan kasus bullying sudah diterapkan dengan baik, yaitu dengan cara menyebarkan assesment yang dapat menjawab permasalahan tersebut, atau berupa penyebaran sosiometri untuk melihat siswa mana yang terkucilkan dan perlu mendapatkan bantuan konseling dari guru BK.

Pada permasalahan kedua peneliti berharap dapat memberikan masukan terkait strategi yang sesuai dalam menangani kasus bullying dengan menerapkan metode konseling individual yang ada. Terbatasnya penggunaan metode yang digunakan guru BK dalam menangani kasus bullying menyebabkan konseling menjadi kurang efektif, penerapan yang sering dilakukan guru BK hanya berfokus pada layanan secara umum, sehingga untuk mengatasi permasalahan konseli kurang berpengaruh, biasanya guru BK akan menerapkan layanan bimbingan klasikal, bimbingan kelompok, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkonsultasi dalam layanan Bimbingan dan Konseling secara pribadi terkait kasus bullying yang dialami. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru BK di SMPN 4 Pamekasan, dalam mencegah adanya perilaku bullying guru BK juga bekerja sama dengan semua warga sekolah dan tidak henti-hentinya memberi pemahaman pada anak, tingkatkan kesadaran di antara peserta didik. Seperti menekankan perilaku yang baik, empati, dan capaian prestasi bersama di sekolah. Memberikan pemahaman juga kepada guru dan staf sekolah tentang bagaimana mengatasi bullying, serta meibatkan orang tua & siswa dalam meningkatkan kesadaran dan cara mengambil tindakan yang disepakati terhadap bullying. Tentunya berdasarkan ungkapan dari guru BK tersebut berfungsi dalam pencegahan kasus bullying terjadi, sedangkan penekanan metode dalam konseling individual masih belum diterapkan. Sehingga akar permasalahan tidak dapat terselesaikan dan kemungkinan bullying akan terjadi terus menerus.

Tentunya perlu adanya pemahaman secara lebih meluas terkait berbagai macam metode konseling individual yang ada dalam menangani kasus bullying yang terjadi. Oleh karena itu peneliti berharap agar kedepannya konseling individual di SMPN 4 Pamekasan dapat menerapkan metode atau teknik yang sesuai untuk menyelesaikan masalah bullying di SMPN 4 Pamekasan. Dengan semakin meningkatnya pemahaman guru BK terhadap strategi pemilihan metode konseling individual tentunya dapat menangani kasus yang terjadi terhadap korban dan juga pelaku. Dikarenakan metode ini mampu menganalisis secara mendalam permasalahan konseli, dan berusaha mengubah perilaku konseli yang maladaptif menjadi lebih adaptif. Tentunya penelitian ini masih belum sempurna, diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat mengimplementasikan metode-metode yang ada dalam

(6)

konseling individual, dan mampu memberikan pemahaman dan mengembangkan lebih lanjut terkait metode yang ada pada guru BK di SMPN 4 Pamekasan.

Discussion → Heading Level 1 (11 pts)

In discussion section includes discussion of research results and comparisons with theories and/or similar research. You can include a critical review if there is a discrepancy between the findings and previous theory or research.

The discussion will always connect to the introduction by way of the research questions or hypotheses you posed and the literature you reviewed, but it does not simply repeat or rearrange the introduction; the discussion should always explain how your study has moved the reader’s understanding of the research problem forward from where you left them at the end of the introduction. To make your discussion, you have to do (1) state the major findings of the study; (2) explain the meaning of the findings and why the findings are important; (3) relate the findings to those of similar studies; (4) consider alternative explanations of the findings; (5) state the clinical relevance of the findings; and (6) acknowledge the study’s limitations.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pemilihan konseling individual di SMP Negeri 4 Pamekasan masih perlu ditingkatkan lagi dengan penerapan metode yang sesuai dengan kasus bullying yang terjadi. Karena dalam menangani kasus bullying yang terjadi guru BK hanya berorientasi pada layanan konseling secara umum, seperti layanan bimbingan klasikal, bimbingan kelompok, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkonsultasi dalam layanan Bimbingan dan Konseling secara pribadi terkait kasus bullying yang dialami. Selain itu guru BK juga bekerja sama dengan semua warga sekolah tentang bagaimana mengatasi bullying, serta meibatkan orang tua & siswa dalam meningkatkan kesadaran dan cara mengambil tindakan yang disepakati terhadap bullying. Tentunya berdasarkan ungkapan dari guru BK tersebut berfungsi dalam mencegah kasus bullying terjadi, sedangkan penekanan metode dalam konseling individual masih belum diterapkan. Sehingga akar permasalahan tidak dapat terselesaikan dan kemungkinan bullying akan terjadi terus menerus. Dikarenakan kasus yang terjadi belum terntaskan dan hanya dilakukan melalui jalur mediasi, jadi kemungkinan untuk terjadi bullying akan terus berlanjut.

Dengan menerapkan strategi pemilihan metode yang sesuai akan membuat kasus yang ditangani guru BK akan terselesaikan dengan lebih efektif. Seperti adanya pendekatan Psikoanalisis dapat menganalisis masalah individu dengan kejadian yang membuat ia trauma di masa lalu, Behavioral dapat menganalisis permasalahan siswa yang dikarenakan perubahan tingkah laku karena lingkungannya, Person Centered yang digunakan untuk konseli yang dapat membuat keputusan sendiri dan mampu menyelesaikan masalahnya dengan keputusannya sendiri, REBT (Rational Emotive Behavior Therapy) merupakan pendekatan yang menekankan pada aspek logika, perasaan dan perilaku, dimana pikiran yang irasional akan diubah menjadi lebih rasional, Humanistik yaitu konseling yang memandang manusia sebagau makhluk yang memiliki otoritas atas kehidupannya sendiri, dan peserta didik bebas untuk menjadi apa dan siapa sesuai keinginannya. Gestalt yaitu konseling yang berpusat pada peningkatan kesadaran, kebebasan, dan pengarahan diri sendiri. Realita yaitu pendekatan yang berfokus pada tanggung jawab, internalisasi dan realita yang ada dan biasanya dianalisis menggunakan teknik WDEP (Wants and needs, Direction and doing, Evaluation, Planning, dan dilanjut dengan Follow Up , SFBT (Solution Focused Brief Therapy), dimana konseling ini merupakan konseling yang digunkaan untuk meningkatkan kesadaran peserta didik agar dapat berfokus pada solusi sebagai suatu keterampilan dalam penyelesaian masalah, Trait And Factor merupakan konseling yang menekankan pada pemahaman diri melalui psikotes dan menerapkan pemahaman tersebut untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi, terutama dalam hal pemilihan program

(7)

dan bidang pekerjaan¸ Analisis Transaksional yang membantu peserta didik dalam membuat keputusan-keputusan baru yang menyangkut tingkah lakunya sekarang dan arah hidupnya.

References → Heading Level 1 (11 pts)

Daulay, Nurussakinah. dkk. (2023). Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi Permasalahan Bullying. Jurnal Educatio (Jurnal Pendidikan Indonesia), 9(1). https://jurnal.iicet.org/index.php/jppi.

Ramadhani, Amanda Putri. dkk. (2022). Strategi Guru Bimbingan Konseling dalam Menangani Kasus Bullying di SMAN 1 Percut Sei Tuan. Journal On Teacher Education, 4(2).

Title of Manuscript

Referensi

Dokumen terkait

berbagai macam pendekatan. Pelaksanaan treatment dengan menerapkan konseling individual dengan pendekatan behavior teknik kontrak perilaku ini diawali dengan pembentukan

ANNAS ABDURRAHMAN. Pengaruh Konseling Remaja Strategi Simbolis Teknik Ritual Dalam Mengurangi Trauma Korban Bullying di SMA Negeri 1 Gebang T.A 2015/2016. Skripsi, Jurusan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa layanan konseling individu efektif untuk mengatasi anak pembangkang pada siswa kelas VIII G SMP Negeri 5

Baiduri, Dyahrani Gebyar 2014.“ Studi Kasus Mengatasi Kecemasan Berkomunikasi (Apprehensive Communication) Melalui Konseling Behavioral Dengan Teknik Desensitisasi

Dalam penelitian ini, peneliti memberikan rumusan masalah sebagai berikut: Apakah melalui layanan konseling individu dapat meningkatkan kedisiplinan dalam mengikuti kegiatan

“ Studi Kasus Mengatasi Kecemasan Berkomunikasi (Apprehensive Communication) Melalui Konseling Behavioral Dengan Teknik Desensitisasi Sistematis Pada Siswa Kelas VII

1 STRATEGI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMK NEGERI 2 BANJARBARU Ahyana Citra1, Zainal Fauzi2, Muhammad Eka Prasetia 3 1Bimbingan Dan

Bullying merupakan tindakan kekerasan fisik maupun psikologis yang berlangsung lama yang dilakukan oleh individu atau kelompok kepada seseorang yang tidak mampu membela dirinya