• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KONSELING REMAJA STRATEGI SIMBOLIS TEKNIK RITUAL DALAM MENGURANGI TRAUMA KORBAN BULLYING DI SMA NEGERI 1 GEBANG T.A 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KONSELING REMAJA STRATEGI SIMBOLIS TEKNIK RITUAL DALAM MENGURANGI TRAUMA KORBAN BULLYING DI SMA NEGERI 1 GEBANG T.A 2015/2016."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KONSELING REMAJA STRATEGI SIMBOLIS

TEKNIK RITUAL DALAM MENGURANGI TRAUMA

KORBAN BULLYING DI SMA NEGERI 1

GEBANG T.A 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan UntukMemenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

OLEH:

ANNAS ABDURRAHMAN

NIM. 1113151003

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

ANNAS ABDURRAHMAN. NIM. 1113151003. Pengaruh Konseling Remaja Strategi Simbolis Teknik Ritual Dalam Mengurangi Trauma Korban Bullying di SMA Negeri 1 Gebang T.A 2015/2016. Skripsi, Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Program Studi Bimbingan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Medan. 2015.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Adakah pengaruh konseling remaja strategi simbolis teknik ritual dalam mengurangi trauma korbanbullying di SMA Negeri 1 Gebang T.A 2015/2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konseling remaja strategi simbolis teknik ritual dalam mengurangi trauma korban bullying.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII IS yang terdiri dari 5 orang siswa yang mengalami trauma akibat perilaku bullying dan menyadari bahwa mereka mengalami trauma yang dilihat dari hasil pre-test. Instrument yang digunakan adalah angket untuk mengetahui tingkat trauma yang dialami siswa korban bullying yang sebelumnya telah diuji cobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket. Instrument diberikan sebelum dan sesudah pelaksanaan konseling remaja strategi simbolis teknik ritual. Teknik analisis data menggunakan uji wilcoxon.

Hasil peneltian menunjukkan bahwa pelaksanaan konseling remaja strategi simbolis teknik ritual berpengaruh dalam mengurangi trauma korban bullying siswa kelas XI IISSMA Negeri 1 Gebang T.A 2015/2016. Hal ini tergambar dengan hasil

Uji Wilcoxon yang dilakukan dengan hasil diperoleh Jhitung= 0, Dengan α = 0,05 dan

n=5, maka berdasarkan daftar, Jtabel = 0. Dari data tersebut terlihat bahwa Jhitung sama

denganJtabel, maka Hipotesis Ho ditolak artinya ada perbedaan antara sebelum dan

sesudah diberi perlakuan sehinggatrauma yang dialami siswa korban bullying menurun sesudah mengikuti konseling remaja strategi simbolis teknik ritual pada kelas XI IIS di SMA Negeri 1 Gebang T.A 2015/2016.

(7)

ABSTRAK

ANNAS ABDURRAHMAN. NIM. 1113151003. Pengaruh Konseling Remaja Strategi Simbolis Teknik Ritual Dalam Mengurangi Trauma Korban Bullying di SMA Negeri 1 Gebang T.A 2015/2016. Skripsi, Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Program Studi Bimbingan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Medan. 2015.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Adakah pengaruh konseling remaja strategi simbolis teknik ritual dalam mengurangi trauma korbanbullying di SMA Negeri 1 Gebang T.A 2015/2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konseling remaja strategi simbolis teknik ritual dalam mengurangi trauma korban bullying.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII IS yang terdiri dari 5 orang siswa yang mengalami trauma akibat perilaku bullying dan menyadari bahwa mereka mengalami trauma yang dilihat dari hasil pre-test. Instrument yang digunakan adalah angket untuk mengetahui tingkat trauma yang dialami siswa korban bullying yang sebelumnya telah diuji cobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket. Instrument diberikan sebelum dan sesudah pelaksanaan konseling remaja strategi simbolis teknik ritual. Teknik analisis data menggunakan uji wilcoxon.

Hasil peneltian menunjukkan bahwa pelaksanaan konseling remaja strategi simbolis teknik ritual berpengaruh dalam mengurangi trauma korban bullying siswa kelas XI IISSMA Negeri 1 Gebang T.A 2015/2016. Hal ini tergambar dengan hasil

Uji Wilcoxon yang dilakukan dengan hasil diperoleh Jhitung= 0, Dengan α = 0,05 dan

n=5, maka berdasarkan daftar, Jtabel = 0. Dari data tersebut terlihat bahwa Jhitung sama

denganJtabel, maka Hipotesis Ho ditolak artinya ada perbedaan antara sebelum dan

sesudah diberi perlakuan sehinggatrauma yang dialami siswa korban bullying menurun sesudah mengikuti konseling remaja strategi simbolis teknik ritual pada kelas XI IIS di SMA Negeri 1 Gebang T.A 2015/2016.

(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas

segala berkat, rahmat, hidayah dan hinayah-Nyalah yang telah memberikan

kesehatan, kesempatan, hikmat dan nikmat kepada penulis sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Konseling Remaja

Strategi Simbolis Teknik Ritual Dalam Mengurangi Trauma Korban Bullying di

SMA Negeri 1 Gebang T.A 2015/2016”.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada program studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Medan. Penulis menyadari banyak kendala,

hambatan, rintangan, dan tantangan dalam penulisan skripsi ini, tetapi berkat

dukungan dan bantuan berbagai pihak terutama Bapak Dr. Nasrun, MS. sebagai

Dosen Pembimbing Skripsi saya saat ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik. Bapak Dr. Nasrun, MS. telah bersedia menggantikan Ibu Kemali

Syarif, M.Pd. sebagai dosen pembimbing saya sebelumnya namun kini Ibu

Kemali Syarif, M.Pd. telah meninggalkan kita semua, semoga beliau diberikan

tempat yang sebaik-baiknya disisi tuhan yang maha Esa. Terima kasih hanyalah

sebatas kata yang mampu saya ucapkan kepada Bapak Dr. Nasrun, MS. dan Ibu

Kemali Syarif, M.Pd. karena telah memberikan masukan, bimbingan, kritik dan

saran, serta motivasi agar skripsi ini terselesaikan dengan baik. Untuk itu pula

pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. selaku Rektor Unimed.

2. Bapak Dr. Nasrun, MS. selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan

(9)

Dekan I, Bapak Drs. Aman Simare-mare, MS. selaku Wakil Dekan II, dan

Bapak Dr. Edidon Hutasuhut, M.Pd. selaku Wakil Dekan III.

3. Ibu Dra. Zuraida Lubis, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan

Konseling dan Ibu Dra. Nurarjani, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan

Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Medan. Ibu Dra. Kemali Syarif, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing

Akademik saya selama ini.

4. Ibu Dra. Nurarjani, M.Pd., Ibu Dra. Nuraini, MS., S.Psi., dan Ibu Dra.

Rahmulyani, MPd., Kons. selaku Dosen Penguji yang telah banyak

memberi masukan dalam kesempurnaan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Medan yang telah berjasa memberikan pengetahuan

kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

6. Seluruh Staf dan Pegawai Tata Usaha dan Pegawai Perpustakaan Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan atas kerjasama dan bantuan

kepada peneliti terutama dalam usaha surat-menyurat dan mendukung

peneliti agar cepat menyelesaikan skripsi ini serta Pegawai Perpustakan

Digital Library Universitas Negeri Medan.

7. Ibu Hj. Miroh Maya Nur, M.Pd. selaku Kepala SMA Negeri 1 Gebang

beserta wakilnya, guru-guru, khususnya koordinator BK Bapak M. Ali

Yusuf, S.Pd. beserta para guru BK serta Staf Pegawai Tata SMA Negeri 1

Gebang yang telah membantu penulis selama penelitian.

8. Teristimewa kepada kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Edi Hariyono,

(10)

dan rasakan nikmatnya Cinta-Mu yang tidak henti-hentinya memberikan

doa dan dukungan baik itu moril maupun materil. Ayah dan Ummi adalah

inspirasi dan penopang semangat saya dalam menyelesaikan studi ini serta

motivasi-motivasi yang beliau berikan kepada saya membuat saya siap dan

kuat dalam mengarungi samudra kehidupan ini. Tak lupa buat Adik-adikku

tersayang, Fatimah Azzahra, dan Alfath Mujahid. Terima kasih atas doa,

semangat dan dukungannya selama ini setia menemani penulis dalam

menyelesaikan skripsi.

9. Terima kasih kepada Trisna Utami Putri yang telah memberi kontribusi

nyata dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Seluruh Mahasiswa BK terutama stambuk 2011 baik Reguler B 2011 kelas

penulis yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang selalu bersama

berbagi suka duka selama masa perkuliahan akhir masa studi, Reguler A,

Ekstensi A dan Ekstensi B 2011, yang seperjuangan dan turut memberikan

semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Untuk Seluruh Kader HMI Komisariat FIP Unimed terkhusus pengurus

periode 2013-2014 (M. Al Ridho Lubis, Rulzy Riyan Hidayat, Indra,

Yudha Perdana, Asmaul Husna dan Rizki Ananda Syafitri) dan yang tidak

bisa disebutkan satu persatu, semoga Yakin Usaha Sampai tetap tertanam

dihati kita.

12. Rulzy Riyan Hidayat, M. Al Ridho lubis, Nuriza Hafsyah, Eka Suci

Ramadhani, Nurul Husna, Nur Hasanah dan Nadra Ulfa Denaz. Terima

kasih sahabatku yang telah saling mendoakan, memberikan masukan,

(11)

13. Untuk Teman-teman Kos penulis di Jl. Tuasan ( Didi, Yudha, Madan,

Jali). Terima kasih atas doa, semangat dan dukungannya kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini. Namun, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi isi

maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran yang bersifat

membangun demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam

memperkaya khasanah ilmu pengetahuan. Akhir kata penulis mengucapkan terima

kasih.

Medan, Januari 2016

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I: PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 9

1.3 Batasan Masalah ... 9

1.4 Rumusan Masalah ... 10

1.5 Tujuan Penelitian ... 10

1.6 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II: KAJIAN TEORI ... 12

2.1 Kerangka Teori ... 12

2.1.1. Trauma Korban Bullying ... 12

2.1.1.1. Pengertian Bullying ... 12

2.1.1.2. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Bullying ... 13

(13)

2.1.1.4. Pengertian Korban Bullying ... 16

2.1.1.5. Pengertian Trauma ... 18

2.1.1.6. Pengertian Trauma Korban Bullying ... 20

2.1.2Konseling Remaja Strategi Simbolis Teknik Ritual... 21

2.1.2.1. Pengertian Konseling Remaja ... 21

2.1.2.2. Tujuan Konseling ... 22

2.1.2.3. Pengertian Strategi Simbolis ... 23

2.1.2.4. Pentingnya Strategi Simbolis ... 23

2.1.2.5. Tujuan Menggunakan Strategi Simbolis ... 24

2.1.2.6. Pengertian Teknik Ritual ... 29

2.1.2.7. Penggunaan Teknik Ritual Dalam Konseling ... 30

2.1.2.8. Langkah-langkah dalam Konseling Remaja Strategi Simbolis Teknik Ritual ... 32

2.2 Kerangka Konseptual ... 35

2.3 Hipotesis Penelitian ... 37

BAB III : METODE PENELITIAN ... 38

3.1. Jenis Penelitian ... 38

3.2. Subjek Penelitian ... 38

3.3. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 39

3.4. Desain Penelitian ... 40

3.5. Langkah-langkah Penelitian ... 41

(14)

3.7. Uji Instrumen Penelitian ... 46

3.8.Uji Wilcoxon ... 47

3.9. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 48

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ... 49

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 49

4.2. Jadwal Penelitian ... 49

4.3. Persiapan Penelitian ... 50

4.4. Uji persyaratan Analisis ... 51

4.5. Deskripsi Hasil Penelitian ... 56

4.6. Hipotesis ... 58

4.7. Pembahasan Penelitian ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

5.1 Kesimpulan ... 60

5.2 Saran-saran ... 60

(15)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL 3.1 Desain Penelitian Eksperimen ... 40

TABEL 3.2 Pemberian Skor Angket Berdasarkan Skala Likert ... 43

TABEL 3.3 Kisi-kisi Angket Trauma Korban Bullying ... 44

TABEL 4.1 Kisi-kisi Angket Trauma Korban BullyingSetelah Validitas ... 52

TABEL 4.2 Hasil Pre-Test ... 56

TABEL 4.3 Hasil Post-Test ... 57

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Petunjuk Pengisian Angket ... 64

Lampiran 2 Sebaran Uji Validitas ... 68

Lampiran 3 Perhitungan Validitas Angket ... 69

Lampiran 4 Perhitungan Reliabilitas ... 73

Lampiran 5 Instrument Angket ... 76

Lampiran 6 Sebaran Data Pre-Test ... 78

Lampiran 7 Perhitungan Harga Rata-rata, Standar Deviasi Pre-Test ... 80

Lampiran 8 Sebaran Data Post-Test ... 82

Lampiran 9 Perhitungan Harga Rata-rata, Standar Deviasi Post-Test ... 83

Lampiran 10 Tabulasi Data Penelitian ... 85

Lampiran 11 Perhitungan Kategori Trauma Korban Bullying ... 86

Lampiran 12 Uji Hipotesis ... 89

Lampiran 13 Perhitungan Penurunan Trauma Korban Bullying ... 91

Lampiran 14 Uji Wilxocon ... 92

Lampiran 15 Rencana Pelaksanaan Layanan ... 93

Lampiran 16 Dialog Konseling ... 97

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Remaja seringkali mengalami menghadapi kesulitan dalam tugas-tugas

perkembangannya, terlebih dikarenakan remaja memasuki usia dimana mereka

berada diambang akhir masa kanak-kanaknya dan mulai memasuki masa

dewasanya. Permasalahan terhadap teman, sekolah, lingkungan bermain, dan

permasalahan mengenai egoisme kekanak-kanakan yang masih terbawa pada

masa remaja ini, menambah rentetan kompleksnya masalah yang dihadapi seorang

remaja. Akan tetapi dengan masalah yang begitu besar remaja tetap dituntut untuk

menentukan dan membedakan yang terbaik dan yang buruk dalam kehidupannya.

Disinilah peran lingkungan sekitar sangat diperlukan untuk membentuk

kepribadian seorang remaja. Lingkungan yang tidak kondusif akan mengakibatkan

remaja menjadi cemas, stres, bahkan depresi.

Awal permasalahan muncul ketika lingkungan yang dihadapi remaja

tidaklah lingkungan yang lagi sama dengan lingkungan ketika ia masih berada

pada masa sebelumnya yaitu masa kanak-kanak dan puber. Menurut Hurlock

(1980:213) “Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah

yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. Remaja harus menyesuaikan diri

dengan lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya belum pernah ada dan

harus menyesuaikan dengan orang dewasa di luar lingkungan keluarga dan

(18)

Hurlock (1980:216) juga menyatakan bahwa, “Yang terpenting dan tersulit

dalam perubahan sosial yang dialami remaja adalah penyesuaian diri dengan

meningkatnya pengaruh kelompok teman sebaya, perubahan dalam perilaku

sosial, pengelompokan sosial yang baru, nilai-nilai baru dalam seleksi

persahabatan, nilai baru dalam penerimaan dan penolakan sosial, dan

nilai-nilai baru dalam seleksi pemimpin”.

Nilai-nilai baru dalam dunia remaja berhubungan dengan hubungan sosial

mereka. Menerima atau tidak menerima anggota kelompok teman sebayanya ke

dalam kelompok besar atau geng yang mereka punya. Tidak ada suatu sifat atau

pola perilaku khas yang akan menjamin penerimaan sosial selama masa remaja.

Penerimaan anggota kelompok bergantung pada sekumpulan sifat dan pola

perilaku yang disenangi dan sifat itu dapat menambah popularitas dari kelompok

tersebut, namun jika terdapat suatu sifat atau pola perilaku yang tidak mendukung

kelompok tersebut, remaja akan menjauhkan atau dijauhkan dari kelompok

tersebut.

Permasalahan yang berhubungan dengan penolakan teman sebaya

menyebabkan bullying terjadi. Bullying telah dikenal sebagai masalah sosial yang

ditemukan di kalangan remaja. Hampir setiap anak mungkin pernah mengalami

suatu bentuk perlakuan tidak menyenangkan dari anak lain yang lebih tua atau

lebih kuat. Sayangnya bullying terjadi secara tersembunyi dan sering tidak

dilaporkan sehingga kurang disadari oleh kebanyakan orang.

Definisi mengenai bullying menurut Rigby (dalam Astuti, 2008:3) adalah

“Hasrat untuk menyakiti. Hasrat ini diperlihatkan ke dalam aksi, menyebabkan

(19)

kelompok yang lebih kuat, tidak bertanggungjawab, biasanya berulang, dan

dilakukan dengan perasaan senang”. Masalah nyata yang dapat dijumpai saat ini

adalah perlakuan kakak kelas terhadap juniornya saat masa orientasi sekolah.

Dengan alasan perkenalan dan menumbuhkan rasa hormat terhadap siswa yang

lebih tua disekolah tersebut, senior bebas memerintahkan, membentak, dan

mempermalukan juniornya.

Korban yang berani melawan pelaku bullying mengalami akibat yang

berbeda dengan korban yang tetap diam dan tidak berani melakukan apapun atau

sekedar menyampaikan kata "tolong jangan lakukan itu lagi" kepada si pelaku.

Korban yang tidak berani melawan pelaku bullying harus menanggung perasaan

tertekan dan trauma yang mendalam. Trauma ini akan menyebabkan siswa

menjadi pendiam, menyendiri, dan hilangnya rasa percaya diri. Jika keadaan

seperti itu dibiarkan terus-menerus akan menimbulkan efek domino yang lebih

berbahaya terhadap kegiatan belajar dan masa depan remaja tersebut.

Dampak yang dialami korban bullying menurut Wiyani (2012:16) adalah

mengalami berbagai macam gangguan yang meliputi kesejahteraan psikologis

yang rendah (low psychological well-being) dimana korban akan merasa tidak

nyaman, takut, remdah diri, serta tidak berharga, penyesuaian sosial yang buruk

dimana korban merasa takut ke sekolah bahkan tidak mau sekolah, menarik diri

dari pergaulan, prestasi akademik yang menurun karena mengalami kesulitan

berkonsentrasi dalam belajar, bahkan keinginan untuk bunuh diri daripada harus

menghadapi tekanan-tekanan berupa hinaan dan hukuman. Hal senada juga

dinyatakan oleh Priyatna (2010:4) bahwa dampak buruk yang dapat terjadi pada

(20)

rendah diri, tingkat kompetensi sosial yang rendah, depresi, penarikan sosial,

keluhan pada kesehatan fisik, minggat dari rumah, penggunaan alkohol dan obat,

bunuh diri, dan penurunan performa akademik. Contoh nyata dari pendapat para

ahli tersebut dialami oleh Linda Utami, 15 tahun, siswi kelas 2 di SLTPN 12

Jakarta Selatan. Diketahui sebelum bunuh diri, Linda depresi karena sering diejek

teman-temannya lantaran pernah tidak naik kelas (SEJIWA 2008).

Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 1 Gebang, penulis

memperoleh informasi bahwa seorang siswi tidak hadir selama dua hari dan pada

hari ketiga ia diantarkan oleh ibu beserta kakaknya memohon kepada guru BP

untuk menyelesaikan permasalahan anaknya yaitu, ia tidak tahan terus menerus

diolok oleh teman sekelasnya karena memakai make up yang tak sesuai dengan

warna kulitnya. Begitu juga dengan dua orang siwa kelas X yang tidak berani

datang ke sekolah karena selalu mendapat ancaman dari kakak kelasnya. Kasus

bullying yang terjadi di sekolah tersebut juga sering berakibat kepada perkelahian

dan tawuran, berawal dari obrolan-obrolan yang bermaksud sebuah candaan dan

gurauan untuk mengisi waktu luang malah berujung kepada penjatuhan harga diri,

pelecehan, dan sakit hati. Tawuran dan perkelahian tersebut terjadi ketika sang

korban sudah tidak tahan terus-menerus dijatuhkan dan berani melawan pelaku

yang membully dirinya.

Menindak lanjuti akibat bullying yang telah di paparkan diatas, penulis

menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi pasti memiliki faktor penyebab,

begitu juga Bullying. Segala sesuatu yang terlihat maupun tidak terlihat oleh mata

dapat dijadikan alasan untuk melakukan bullying seperti yang dikemukakan oleh

(21)

kurang proporsional juga dapat membawa akses psikologis tertentu, umpamanya

munculnya nama-nama “cemoohan” (nickname) seperti “Kutilang”, si “Gendut”

dan sebagainya….(1) Keterikatan hidup dalam “gang” yang tidak terbimbing

sehingga mudah menimbulkan kenakalan remaja. (2) konflik dengan orangtua. (3)

Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan agama seperti mabuk,

penyalahgunaan narkoba dan lain sebagainya. Menurut Morrison (dalam

Astuti,2008:4) terjadinya bullying antara lain disebabkan sebagai berikut : (1)

Perbedaan kelas (senioritas), ekonomi, agama, gender, etnisitas/rasisme. (2)

Tradisi senioritas. (3) Senioritas, sebagai salah satu perilaku bullying, seringkali

pula justru diperluas oleh siswa sendiri sebagai kejadian yang bersifat laten. Bagi

mereka keinginan untuk melanjutkan masalah senioritas ada untuk hiburan,

penyaluran dendam, iri hati, atau mencari popularitas, melanjutkan tradisi atau

untuk menunjukkan kekuasaan. (4) Keluarga yang tidak rukun. (5) Situasi sekolah

yang tidak harmonis atau diskrimintif. (6) Karakter individu/kelompok, seperti:

dendam atau iri hati, adanya semangat ingin menguasai korban dengan kekuatan

fisik dan daya tarik seksual, untuk meningkatkan popularitas pelaku dikalangan

teman sepermainan (peer group)-nya. (7) Persepsi nilai yang salah atas perilaku

korban.

Beberapa kebutuhan perkembangan remaja juga menjadi pendukung

terjadinya bullying disekolah. Murray (dalam Syarif,2014:118) menyatakan

kebutuhan remaja usia sekolah menengah, diantaranya adalah abusement needs,

yaitu kebutuhan untuk tidak berdaya, merendah apabila berbuat keliru, menerima

(22)

kesalahan, merasa lebih baik menghindar dari perkelahian, merasa lebih baik

menyatakan pengakuan dan kekeliruannya, dan merasa rendah diri dalam

berhadapan dengan orang lain….Need for aggression, yaitu kebutuhan untuk

melakukan tindakan kekerasan, menyerang pandangan yang berbeda dengan

dirinya, menyampaikan pandangan tentang jalan pikiran orang lain, mengecam

orang lain secara terbuka, mempermainkan orang lain, melukai perasaan orang

lain, dan lain sebagainya yang sejenis.

Kasus bullying yang terjadi di sekolah ibarat fenomena gunung es yang

nampak ke permukaan hanya bagian kecilnya saja. Masalah ini akan terus

berulang jika tidak ditangani secara tepat dan berkesinambungan dari akar

persoalannya. Kondisi yang dialami korban bullying haruslah mendapat perhatian

khusus dari konselor dalam rangka melaksanakan fungsi bimbingan konseling,

yaitu: (1) fungsi pemahaman, (2) fungsi pencegahan, (3) fungsi pengentasan, dan

(4) fungsi pemeliharaan dan pengembangan (Prayitno,2008:194). Dari keempat

fungsi tersebut fungsi pengentasan dalam bimbingan konseling akan sangat

berguna dalam mengurangi atau bahkan menghilangkan trauma korban bullying

yang dikhawatirkan dapat menimbulkan permasalahan yang lebih berat lagi.

Prayitno (2008:209) menyatakan bahwa orang yang mengalami masalah itu

dianggap berada dalam suatu konsisi yang tidak mengenakkan sehingga perlu

diangkat atau dikeluarkan dari bendanya yang tidak mengenakkan. Ia perlu

dientaskan dari keadaan yang tidak disukainya itu. Upaya yang dilakukan untuk

mengatasi permasalahan tersebut adalah upaya pengentasan melalui pelayanan

dan bimbingan konseling. Dalam hal itu, pelayanan bimbingan konseling

(23)

Upaya pengentasan masalah akibat bullying yang lebih banyak dialami para

remaja akan lebih mudah dientaskan dengan pemberian konseling remaja. Geldard

(2011:107) menyatakan bahwa konseling remaja berbeda dengan konseling

anak-anak dan orang dewasa dalam beberapa hal berikut: (1) Jika anak-anak muda didorong

untuk menggunakan konseling, kami perlu menawarkan sebuah jenis hubungan

konselor-klien khusus yang tepat bagi mereka. (2) Proses memberikan konseling

kepada anak muda perlu dibedakan dari proses yang digunakan ketika

memberikan konseling kepada anak-anak atau orang dewasa. (3) Kecakapan dan

strategi tertentu meningkatkan kualitas percakapan konseling dengan seorang

anak muda sangat diperlukan.

Konseling remaja memiliki empat strategi yang disesuaikan dengan

permasalahan yang sedang dialami remaja, keempat strategi konseling remaja

tersebut adalah: (1) Strategi simbolis. (2) Strategi Kreatif. (3) Strategi perilaku dan

perilaku kognitif dan (4) Strategi Psiko-edukatif. Strategi simbolis menurut

penulis sesuai untuk mengurangi bahkan menghilangkan trauma korban bullying

pada remaja karena remaja yang menjadi korban bullying sering menyembunyikan

dan merasa takut untuk menyampaikan permasalahannya karena selalu mendapat

intimidasi dari pelaku.

Strategi simbolis mencakup lima penggunaan teknik di dalamnya, yaitu:

metafora, ritual, simbol, kotak pasir, dan miniatur binatang. Penggunaan metafora

membantu remaja menceritakan masalahnya dengan cara yang tidak langsung.

Penggunaan ritual dalam strategi simbolis dapat membantu remaja mencapai

katarsis, sehingga mereka dapat melanjutkan perjalanan perkembangan mereka.

(24)

dialam bawah sadar mereka. Penggunaan kotak pasir membantu remaja

menceritakan masalah remaja yang memiliki kemampuan verbal yang terbatas.

Penulis menilai konseling remaja strategi simbolis teknik ritual lebih unggul

dibandingkan dengan yang lainnya karena: (1) manfaatnya sangat sesuai terhadap

pengurangan trauma korban bullying. (2) media dan bahan yang dibutuhkan untuk

melakukannya sangat mudah didapati. (3) teknik ritual tidak hanya membantu

remaja untuk mencapai katarsis akan tetapi juga membantu menentukan langkah

perkembangan remaja tersebut.

Dengan penerapan konseling remaja strategi simbolis teknik ritual ini,

diharapkan korban bullying dapat menyampailan dan meluapkan permasalahannya

tanpa ada rasa khawatir dan takut terhadap si pelaku, sehingga proses untuk

mengentaskan trauma yang sedang ia alami akibat bullying tersebut berjalan

dengan lancar dan ia dapat melanjutkan tugas perkembangannya baik sebagai

remaja ataupun sebagai siswa disekolah.

Berdasarkan uraian yang telah tertera diatas, penulis mengadakan penelitian

dengan judul ”Pengaruh Konseling Remaja Strategi Simbolis Teknik Ritual

(25)

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat diidentifikasi

beberapa masalah yaitu:

1. Bullying sering terjadi dilingkungan sekolah.

2. Remaja yang tidak berani melawan perlakuan bullying akan mengalami

trauma.

3. Remaja yang berani melawan perlakuan bullying menyebabkan

perkelahian.

4. Trauma yang dialami korban bullying menimbulkan efek yang

berkelanjutan terhadap kegiatan belajar dan sosialnya.

5. Korban bullying tidak berani menyampaikan permasalahannya sehingga

sulit untuk diatasi.

6. Trauma yang dialami korban bullying mengganggu hubungan sosial

siswa tersebut

1.3Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka penelitian ini hanya

membatasi pada “Pengaruh Konseling Remaja Strategi Simbolis Teknik Ritual

dalam Mengurangi Trauma Korban Bullying”. Populasi dalam penelitian ini juga

(26)

1.4Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat diambil adalah “Apakah ada pengaruh

pemberian Konseling Remaja Strategi Simbolis Teknik Ritual dalam Mengurangi

Trauma Korban Bullying Di SMA Negeri 1 Gebang T.A 2015/2016”.

1.5Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian konseling

remaja strategi simbolis teknik ritual dalam mengurangi trauma korban bullying di

SMA Negeri 1 Gebang T.A. 2015/2016.

1.6Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian maka diharapkan penelitian ini

bermanfaat untuk :

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan,

khususnya dalam bidang pendidikan dan bimbingan konseling mengenai

strategi simbolis teknik ritual dalam mengurangi trauma korban bullying.

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah :

1. Bagi siswa, siswa mampu memahami cara mengatasi trauma akibat

bullying dan ia juga mampu menerapkannya tidak hanya dalam

(27)

2. Bagi Guru, sebagai bahan masukan agar lebih mudah dalam

meningkatkan keterampilan mengatasi masalah pada siswa melalui

penerapan konseling remaja strategi simbolis teknik ritual.

3. Bagi Sekolah, sekolah akan memiliki banyak siswa yang berkompeten

dalam mengatasi trauma akibat bullying dan juga siswa yang mandiri

dalam menjalani kehidupan kedepannya

4. Bagi Peneliti, peneliti mendapatkan pengalaman selama menjalani

penelitian untuk mengetahui pengaruh penerapan konseling remaja

strategi simbolis teknik ritual untuk mengurangi trauma korban

bullying. Pengalaman ini berguna untuk keterampilan peneliti pada

(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberian

konseling remaja strategi simbolis teknik ritual dalam mengurangi trauma siwa

korban bullying di kelas XI IIS SMA Negeri 1 Gebang. Hasil perhitungan pada

kelompok perlakuan diperoleh Jhitung = 0. Dengan α = 0,05 dan n = 5, maka

berdasarkan daftar, Jtabel = 0. Dari data tersebut terlihat bahwa Jhitung sama dengan

Jtabel, maka Hipotesis Ho ditolak, artinya ada perbedaan antara sebelum dan sesudah

diberi perlakuan sehingga, trauma yang dialami siswa korban bullying menurun

sesudah mengikuti konseling remaja strategi simbolis teknik ritual sebesar 37,9 %.

5.2 Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini

disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Untuk mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi pada siswa yang

disebabkan oleh perilaku bullying, diharapkan para pendidik khususnya guru

BK dapat memaksimalkan pelayanan dalam berbagai layanan terkhusus

layanan konseling remaja strategi simbolis teknik ritual.

2. Pencegahan yang dilakukan sejak dini juga tidak hanya dilakukan oleh para

(29)

pendidikan dapat tercapai melalui anak-anak yang tidak memiliki

permasalahan yang bersumber dari perilaku bullying.

3. Diharapkan siswa lebih serius dalam mengikuti layanan-layanan Bimbingan

dan Konseling di sekolah yang diberikan oleh guru BK, agar siswa dapat

mengantisipasi permasalahan-permasalahan yang ada pada diri sendiri baik

dalam bidang pribadi maupun sosial.

4. Hendaknya setiap stake holder di sekolah dapat saling bekerja sama dan

saling membantu dalam program pendidikan di sekolah, terkhusus di bidang

bimbingan dan konseling.

5. Dengan berbagai layanan, diharapkan juga para guru BK di sekolah untuk

dapat terus berinovasi untuk menciptakan kreasi-kreasi baru dalam layanan

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. Ansori, M. 2005. Psikolog Remaja. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Astuti, Ponny Retno. 2008. Meredam Bullying 3 Cara Efektif Menanggulangi

Kekerasan Pada Anak. Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia.

Bertens, K. 2006. Psikoanalisis Sigmund Freud. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Chaplin, J.P. 2008. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Coloroso, Barbara. 2006. Stop Bullying (Memutus Rantai Kekerasan Anak dari

Prasekolah Hingga SMU). Jakarta: Serambi Ilmu Semesta

Dariyo, Agoes. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia.

Faturochman, dkk. 2012. Psikologi Untuk Kesejahteraan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Geldard, Kathryn (ed). 2012. Konseling Remaja–Intervensi Praktis Bagi Remaja Beresiko. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Geldard, K & Geldard, D. 2011. Konseling Remaja. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.

Lubis, N. L. 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Kencana Media Prenada Group.

Milfayetty, Sri. 2012. Assesmen Non Tes Dalam Bimbingan Konseling. Medan: PPs Unimed

Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nurihsan, Juntika. 2005. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar

(31)

Prayitno & Amti, E. 2009. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Priyatna, Andri. 2010. Let’s End Bullying. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Sanders, Cheryl E. & Phye, Gary D. 2003. Bullying (Implications of The

Classroom). United States Of america : Elsevier Academic Press.

Santrock, John W. 2007. Remaja : Ed 11 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Schiraldi, Glenn R. (2007). 10 Simple Solutions for Building Self-Esteem: How to

End Self Doubt,Gainonfidence, and Create a Positive Self-Image, (online).

Oakland,CA: New Harbinger Publications, Inc dalam

http://repository.upi.edu diakses 20 januari 2015.

SEJIWA (Yayasan Semai Jiwa Amini). 2008. Bullying. Jakarta: Grasindo.

Sudjana, N. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,

dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Syamsudin, A. 2004. Psikologi Kependidikan. Bandung: Rosdakarya.

Syarif, Kemali. 2014. Perkembangan Peserta Didik. Medan: Unimed Press.

Widajati, Retno, dkk. 2003. Modul Pelayanan Bimbingan Konseling Kelas 1. Jakarta: Sanggar Bimbingan dan Konseling DKI Jakarta.

Willis, Sofyan. S. 2010. Konseling Individu Teori dan Praktek. Bandung: ALFABETA.

Gambar

TABEL 3.1 Desain Penelitian Eksperimen  ....................................................

Referensi

Dokumen terkait

Goldberg (1975:5) komunikasi kelompok adalah suatu bidang studi, penelitian dan penerapan yang menitikberatkan, tidak hanya pada proses kelompok secara umum, tetapi juga

SAW, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “ MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DALAM MATERI POKOK STRUKTUR DAN FUNGSI BUNGA DENGAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI

Berdasarkan hasil pengujian perbandingan rasio keuangan antar bank syariah murni dan bank syariah campuran (Islamic Branches Conventional Bank) menunjukkan bahwa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang menjadi faktor utama pernikahan usia muda di Desa Jamur Jelatang Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang adalah faktor ekonomi

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi penyediaan data dasar yang dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut, khususnya mengenai pengaruh teknik relaksasi nafas dalam

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Sistem Pengembangan Usaha Berbasis Lingkungan Didukung Lembaga Keuangan Mikro adalah karya sendiri dengan arahan Komisi Pembimbing dan

Kelemahan aplikasi pengembangan informasi komposisi kimia pakan hasil analisa proksimat ini yaitu pada tampilan sub menu komposisi dan sub menu standar deviasi tidak

(2) Telah terjalin hubungan baik yang berlangsung dalam jangka waktu lama antara para agen dan kompetitor, seperti pemberian bonus serta berbagai macam potongan harga yang