PENGARUH KONSELING REMAJA STRATEGI SIMBOLIS
TEKNIK RITUAL DALAM MENGURANGI TRAUMA
KORBAN BULLYING DI SMA NEGERI 1
GEBANG T.A 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan UntukMemenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
OLEH:
ANNAS ABDURRAHMAN
NIM. 1113151003
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
ABSTRAK
ANNAS ABDURRAHMAN. NIM. 1113151003. Pengaruh Konseling Remaja Strategi Simbolis Teknik Ritual Dalam Mengurangi Trauma Korban Bullying di SMA Negeri 1 Gebang T.A 2015/2016. Skripsi, Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Program Studi Bimbingan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Medan. 2015.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Adakah pengaruh konseling remaja strategi simbolis teknik ritual dalam mengurangi trauma korbanbullying di SMA Negeri 1 Gebang T.A 2015/2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konseling remaja strategi simbolis teknik ritual dalam mengurangi trauma korban bullying.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII IS yang terdiri dari 5 orang siswa yang mengalami trauma akibat perilaku bullying dan menyadari bahwa mereka mengalami trauma yang dilihat dari hasil pre-test. Instrument yang digunakan adalah angket untuk mengetahui tingkat trauma yang dialami siswa korban bullying yang sebelumnya telah diuji cobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket. Instrument diberikan sebelum dan sesudah pelaksanaan konseling remaja strategi simbolis teknik ritual. Teknik analisis data menggunakan uji wilcoxon.
Hasil peneltian menunjukkan bahwa pelaksanaan konseling remaja strategi simbolis teknik ritual berpengaruh dalam mengurangi trauma korban bullying siswa kelas XI IISSMA Negeri 1 Gebang T.A 2015/2016. Hal ini tergambar dengan hasil
Uji Wilcoxon yang dilakukan dengan hasil diperoleh Jhitung= 0, Dengan α = 0,05 dan
n=5, maka berdasarkan daftar, Jtabel = 0. Dari data tersebut terlihat bahwa Jhitung sama
denganJtabel, maka Hipotesis Ho ditolak artinya ada perbedaan antara sebelum dan
sesudah diberi perlakuan sehinggatrauma yang dialami siswa korban bullying menurun sesudah mengikuti konseling remaja strategi simbolis teknik ritual pada kelas XI IIS di SMA Negeri 1 Gebang T.A 2015/2016.
ABSTRAK
ANNAS ABDURRAHMAN. NIM. 1113151003. Pengaruh Konseling Remaja Strategi Simbolis Teknik Ritual Dalam Mengurangi Trauma Korban Bullying di SMA Negeri 1 Gebang T.A 2015/2016. Skripsi, Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Program Studi Bimbingan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Medan. 2015.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Adakah pengaruh konseling remaja strategi simbolis teknik ritual dalam mengurangi trauma korbanbullying di SMA Negeri 1 Gebang T.A 2015/2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konseling remaja strategi simbolis teknik ritual dalam mengurangi trauma korban bullying.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII IS yang terdiri dari 5 orang siswa yang mengalami trauma akibat perilaku bullying dan menyadari bahwa mereka mengalami trauma yang dilihat dari hasil pre-test. Instrument yang digunakan adalah angket untuk mengetahui tingkat trauma yang dialami siswa korban bullying yang sebelumnya telah diuji cobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket. Instrument diberikan sebelum dan sesudah pelaksanaan konseling remaja strategi simbolis teknik ritual. Teknik analisis data menggunakan uji wilcoxon.
Hasil peneltian menunjukkan bahwa pelaksanaan konseling remaja strategi simbolis teknik ritual berpengaruh dalam mengurangi trauma korban bullying siswa kelas XI IISSMA Negeri 1 Gebang T.A 2015/2016. Hal ini tergambar dengan hasil
Uji Wilcoxon yang dilakukan dengan hasil diperoleh Jhitung= 0, Dengan α = 0,05 dan
n=5, maka berdasarkan daftar, Jtabel = 0. Dari data tersebut terlihat bahwa Jhitung sama
denganJtabel, maka Hipotesis Ho ditolak artinya ada perbedaan antara sebelum dan
sesudah diberi perlakuan sehinggatrauma yang dialami siswa korban bullying menurun sesudah mengikuti konseling remaja strategi simbolis teknik ritual pada kelas XI IIS di SMA Negeri 1 Gebang T.A 2015/2016.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas
segala berkat, rahmat, hidayah dan hinayah-Nyalah yang telah memberikan
kesehatan, kesempatan, hikmat dan nikmat kepada penulis sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Konseling Remaja
Strategi Simbolis Teknik Ritual Dalam Mengurangi Trauma Korban Bullying di
SMA Negeri 1 Gebang T.A 2015/2016”.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada program studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Medan. Penulis menyadari banyak kendala,
hambatan, rintangan, dan tantangan dalam penulisan skripsi ini, tetapi berkat
dukungan dan bantuan berbagai pihak terutama Bapak Dr. Nasrun, MS. sebagai
Dosen Pembimbing Skripsi saya saat ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik. Bapak Dr. Nasrun, MS. telah bersedia menggantikan Ibu Kemali
Syarif, M.Pd. sebagai dosen pembimbing saya sebelumnya namun kini Ibu
Kemali Syarif, M.Pd. telah meninggalkan kita semua, semoga beliau diberikan
tempat yang sebaik-baiknya disisi tuhan yang maha Esa. Terima kasih hanyalah
sebatas kata yang mampu saya ucapkan kepada Bapak Dr. Nasrun, MS. dan Ibu
Kemali Syarif, M.Pd. karena telah memberikan masukan, bimbingan, kritik dan
saran, serta motivasi agar skripsi ini terselesaikan dengan baik. Untuk itu pula
pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. selaku Rektor Unimed.
2. Bapak Dr. Nasrun, MS. selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
Dekan I, Bapak Drs. Aman Simare-mare, MS. selaku Wakil Dekan II, dan
Bapak Dr. Edidon Hutasuhut, M.Pd. selaku Wakil Dekan III.
3. Ibu Dra. Zuraida Lubis, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan
Konseling dan Ibu Dra. Nurarjani, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan
Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Medan. Ibu Dra. Kemali Syarif, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing
Akademik saya selama ini.
4. Ibu Dra. Nurarjani, M.Pd., Ibu Dra. Nuraini, MS., S.Psi., dan Ibu Dra.
Rahmulyani, MPd., Kons. selaku Dosen Penguji yang telah banyak
memberi masukan dalam kesempurnaan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Medan yang telah berjasa memberikan pengetahuan
kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.
6. Seluruh Staf dan Pegawai Tata Usaha dan Pegawai Perpustakaan Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan atas kerjasama dan bantuan
kepada peneliti terutama dalam usaha surat-menyurat dan mendukung
peneliti agar cepat menyelesaikan skripsi ini serta Pegawai Perpustakan
Digital Library Universitas Negeri Medan.
7. Ibu Hj. Miroh Maya Nur, M.Pd. selaku Kepala SMA Negeri 1 Gebang
beserta wakilnya, guru-guru, khususnya koordinator BK Bapak M. Ali
Yusuf, S.Pd. beserta para guru BK serta Staf Pegawai Tata SMA Negeri 1
Gebang yang telah membantu penulis selama penelitian.
8. Teristimewa kepada kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Edi Hariyono,
dan rasakan nikmatnya Cinta-Mu yang tidak henti-hentinya memberikan
doa dan dukungan baik itu moril maupun materil. Ayah dan Ummi adalah
inspirasi dan penopang semangat saya dalam menyelesaikan studi ini serta
motivasi-motivasi yang beliau berikan kepada saya membuat saya siap dan
kuat dalam mengarungi samudra kehidupan ini. Tak lupa buat Adik-adikku
tersayang, Fatimah Azzahra, dan Alfath Mujahid. Terima kasih atas doa,
semangat dan dukungannya selama ini setia menemani penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
9. Terima kasih kepada Trisna Utami Putri yang telah memberi kontribusi
nyata dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Seluruh Mahasiswa BK terutama stambuk 2011 baik Reguler B 2011 kelas
penulis yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang selalu bersama
berbagi suka duka selama masa perkuliahan akhir masa studi, Reguler A,
Ekstensi A dan Ekstensi B 2011, yang seperjuangan dan turut memberikan
semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
11. Untuk Seluruh Kader HMI Komisariat FIP Unimed terkhusus pengurus
periode 2013-2014 (M. Al Ridho Lubis, Rulzy Riyan Hidayat, Indra,
Yudha Perdana, Asmaul Husna dan Rizki Ananda Syafitri) dan yang tidak
bisa disebutkan satu persatu, semoga Yakin Usaha Sampai tetap tertanam
dihati kita.
12. Rulzy Riyan Hidayat, M. Al Ridho lubis, Nuriza Hafsyah, Eka Suci
Ramadhani, Nurul Husna, Nur Hasanah dan Nadra Ulfa Denaz. Terima
kasih sahabatku yang telah saling mendoakan, memberikan masukan,
13. Untuk Teman-teman Kos penulis di Jl. Tuasan ( Didi, Yudha, Madan,
Jali). Terima kasih atas doa, semangat dan dukungannya kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini. Namun, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi isi
maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran yang bersifat
membangun demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan. Akhir kata penulis mengucapkan terima
kasih.
Medan, Januari 2016
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I: PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 9
1.3 Batasan Masalah ... 9
1.4 Rumusan Masalah ... 10
1.5 Tujuan Penelitian ... 10
1.6 Manfaat Penelitian ... 10
BAB II: KAJIAN TEORI ... 12
2.1 Kerangka Teori ... 12
2.1.1. Trauma Korban Bullying ... 12
2.1.1.1. Pengertian Bullying ... 12
2.1.1.2. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Bullying ... 13
2.1.1.4. Pengertian Korban Bullying ... 16
2.1.1.5. Pengertian Trauma ... 18
2.1.1.6. Pengertian Trauma Korban Bullying ... 20
2.1.2Konseling Remaja Strategi Simbolis Teknik Ritual... 21
2.1.2.1. Pengertian Konseling Remaja ... 21
2.1.2.2. Tujuan Konseling ... 22
2.1.2.3. Pengertian Strategi Simbolis ... 23
2.1.2.4. Pentingnya Strategi Simbolis ... 23
2.1.2.5. Tujuan Menggunakan Strategi Simbolis ... 24
2.1.2.6. Pengertian Teknik Ritual ... 29
2.1.2.7. Penggunaan Teknik Ritual Dalam Konseling ... 30
2.1.2.8. Langkah-langkah dalam Konseling Remaja Strategi Simbolis Teknik Ritual ... 32
2.2 Kerangka Konseptual ... 35
2.3 Hipotesis Penelitian ... 37
BAB III : METODE PENELITIAN ... 38
3.1. Jenis Penelitian ... 38
3.2. Subjek Penelitian ... 38
3.3. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 39
3.4. Desain Penelitian ... 40
3.5. Langkah-langkah Penelitian ... 41
3.7. Uji Instrumen Penelitian ... 46
3.8.Uji Wilcoxon ... 47
3.9. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 48
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ... 49
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 49
4.2. Jadwal Penelitian ... 49
4.3. Persiapan Penelitian ... 50
4.4. Uji persyaratan Analisis ... 51
4.5. Deskripsi Hasil Penelitian ... 56
4.6. Hipotesis ... 58
4.7. Pembahasan Penelitian ... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60
5.1 Kesimpulan ... 60
5.2 Saran-saran ... 60
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL 3.1 Desain Penelitian Eksperimen ... 40
TABEL 3.2 Pemberian Skor Angket Berdasarkan Skala Likert ... 43
TABEL 3.3 Kisi-kisi Angket Trauma Korban Bullying ... 44
TABEL 4.1 Kisi-kisi Angket Trauma Korban BullyingSetelah Validitas ... 52
TABEL 4.2 Hasil Pre-Test ... 56
TABEL 4.3 Hasil Post-Test ... 57
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Petunjuk Pengisian Angket ... 64
Lampiran 2 Sebaran Uji Validitas ... 68
Lampiran 3 Perhitungan Validitas Angket ... 69
Lampiran 4 Perhitungan Reliabilitas ... 73
Lampiran 5 Instrument Angket ... 76
Lampiran 6 Sebaran Data Pre-Test ... 78
Lampiran 7 Perhitungan Harga Rata-rata, Standar Deviasi Pre-Test ... 80
Lampiran 8 Sebaran Data Post-Test ... 82
Lampiran 9 Perhitungan Harga Rata-rata, Standar Deviasi Post-Test ... 83
Lampiran 10 Tabulasi Data Penelitian ... 85
Lampiran 11 Perhitungan Kategori Trauma Korban Bullying ... 86
Lampiran 12 Uji Hipotesis ... 89
Lampiran 13 Perhitungan Penurunan Trauma Korban Bullying ... 91
Lampiran 14 Uji Wilxocon ... 92
Lampiran 15 Rencana Pelaksanaan Layanan ... 93
Lampiran 16 Dialog Konseling ... 97
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Remaja seringkali mengalami menghadapi kesulitan dalam tugas-tugas
perkembangannya, terlebih dikarenakan remaja memasuki usia dimana mereka
berada diambang akhir masa kanak-kanaknya dan mulai memasuki masa
dewasanya. Permasalahan terhadap teman, sekolah, lingkungan bermain, dan
permasalahan mengenai egoisme kekanak-kanakan yang masih terbawa pada
masa remaja ini, menambah rentetan kompleksnya masalah yang dihadapi seorang
remaja. Akan tetapi dengan masalah yang begitu besar remaja tetap dituntut untuk
menentukan dan membedakan yang terbaik dan yang buruk dalam kehidupannya.
Disinilah peran lingkungan sekitar sangat diperlukan untuk membentuk
kepribadian seorang remaja. Lingkungan yang tidak kondusif akan mengakibatkan
remaja menjadi cemas, stres, bahkan depresi.
Awal permasalahan muncul ketika lingkungan yang dihadapi remaja
tidaklah lingkungan yang lagi sama dengan lingkungan ketika ia masih berada
pada masa sebelumnya yaitu masa kanak-kanak dan puber. Menurut Hurlock
(1980:213) “Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah
yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. Remaja harus menyesuaikan diri
dengan lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya belum pernah ada dan
harus menyesuaikan dengan orang dewasa di luar lingkungan keluarga dan
Hurlock (1980:216) juga menyatakan bahwa, “Yang terpenting dan tersulit
dalam perubahan sosial yang dialami remaja adalah penyesuaian diri dengan
meningkatnya pengaruh kelompok teman sebaya, perubahan dalam perilaku
sosial, pengelompokan sosial yang baru, nilai-nilai baru dalam seleksi
persahabatan, nilai baru dalam penerimaan dan penolakan sosial, dan
nilai-nilai baru dalam seleksi pemimpin”.
Nilai-nilai baru dalam dunia remaja berhubungan dengan hubungan sosial
mereka. Menerima atau tidak menerima anggota kelompok teman sebayanya ke
dalam kelompok besar atau geng yang mereka punya. Tidak ada suatu sifat atau
pola perilaku khas yang akan menjamin penerimaan sosial selama masa remaja.
Penerimaan anggota kelompok bergantung pada sekumpulan sifat dan pola
perilaku yang disenangi dan sifat itu dapat menambah popularitas dari kelompok
tersebut, namun jika terdapat suatu sifat atau pola perilaku yang tidak mendukung
kelompok tersebut, remaja akan menjauhkan atau dijauhkan dari kelompok
tersebut.
Permasalahan yang berhubungan dengan penolakan teman sebaya
menyebabkan bullying terjadi. Bullying telah dikenal sebagai masalah sosial yang
ditemukan di kalangan remaja. Hampir setiap anak mungkin pernah mengalami
suatu bentuk perlakuan tidak menyenangkan dari anak lain yang lebih tua atau
lebih kuat. Sayangnya bullying terjadi secara tersembunyi dan sering tidak
dilaporkan sehingga kurang disadari oleh kebanyakan orang.
Definisi mengenai bullying menurut Rigby (dalam Astuti, 2008:3) adalah
“Hasrat untuk menyakiti. Hasrat ini diperlihatkan ke dalam aksi, menyebabkan
kelompok yang lebih kuat, tidak bertanggungjawab, biasanya berulang, dan
dilakukan dengan perasaan senang”. Masalah nyata yang dapat dijumpai saat ini
adalah perlakuan kakak kelas terhadap juniornya saat masa orientasi sekolah.
Dengan alasan perkenalan dan menumbuhkan rasa hormat terhadap siswa yang
lebih tua disekolah tersebut, senior bebas memerintahkan, membentak, dan
mempermalukan juniornya.
Korban yang berani melawan pelaku bullying mengalami akibat yang
berbeda dengan korban yang tetap diam dan tidak berani melakukan apapun atau
sekedar menyampaikan kata "tolong jangan lakukan itu lagi" kepada si pelaku.
Korban yang tidak berani melawan pelaku bullying harus menanggung perasaan
tertekan dan trauma yang mendalam. Trauma ini akan menyebabkan siswa
menjadi pendiam, menyendiri, dan hilangnya rasa percaya diri. Jika keadaan
seperti itu dibiarkan terus-menerus akan menimbulkan efek domino yang lebih
berbahaya terhadap kegiatan belajar dan masa depan remaja tersebut.
Dampak yang dialami korban bullying menurut Wiyani (2012:16) adalah
mengalami berbagai macam gangguan yang meliputi kesejahteraan psikologis
yang rendah (low psychological well-being) dimana korban akan merasa tidak
nyaman, takut, remdah diri, serta tidak berharga, penyesuaian sosial yang buruk
dimana korban merasa takut ke sekolah bahkan tidak mau sekolah, menarik diri
dari pergaulan, prestasi akademik yang menurun karena mengalami kesulitan
berkonsentrasi dalam belajar, bahkan keinginan untuk bunuh diri daripada harus
menghadapi tekanan-tekanan berupa hinaan dan hukuman. Hal senada juga
dinyatakan oleh Priyatna (2010:4) bahwa dampak buruk yang dapat terjadi pada
rendah diri, tingkat kompetensi sosial yang rendah, depresi, penarikan sosial,
keluhan pada kesehatan fisik, minggat dari rumah, penggunaan alkohol dan obat,
bunuh diri, dan penurunan performa akademik. Contoh nyata dari pendapat para
ahli tersebut dialami oleh Linda Utami, 15 tahun, siswi kelas 2 di SLTPN 12
Jakarta Selatan. Diketahui sebelum bunuh diri, Linda depresi karena sering diejek
teman-temannya lantaran pernah tidak naik kelas (SEJIWA 2008).
Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 1 Gebang, penulis
memperoleh informasi bahwa seorang siswi tidak hadir selama dua hari dan pada
hari ketiga ia diantarkan oleh ibu beserta kakaknya memohon kepada guru BP
untuk menyelesaikan permasalahan anaknya yaitu, ia tidak tahan terus menerus
diolok oleh teman sekelasnya karena memakai make up yang tak sesuai dengan
warna kulitnya. Begitu juga dengan dua orang siwa kelas X yang tidak berani
datang ke sekolah karena selalu mendapat ancaman dari kakak kelasnya. Kasus
bullying yang terjadi di sekolah tersebut juga sering berakibat kepada perkelahian
dan tawuran, berawal dari obrolan-obrolan yang bermaksud sebuah candaan dan
gurauan untuk mengisi waktu luang malah berujung kepada penjatuhan harga diri,
pelecehan, dan sakit hati. Tawuran dan perkelahian tersebut terjadi ketika sang
korban sudah tidak tahan terus-menerus dijatuhkan dan berani melawan pelaku
yang membully dirinya.
Menindak lanjuti akibat bullying yang telah di paparkan diatas, penulis
menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi pasti memiliki faktor penyebab,
begitu juga Bullying. Segala sesuatu yang terlihat maupun tidak terlihat oleh mata
dapat dijadikan alasan untuk melakukan bullying seperti yang dikemukakan oleh
kurang proporsional juga dapat membawa akses psikologis tertentu, umpamanya
munculnya nama-nama “cemoohan” (nickname) seperti “Kutilang”, si “Gendut”
dan sebagainya….(1) Keterikatan hidup dalam “gang” yang tidak terbimbing
sehingga mudah menimbulkan kenakalan remaja. (2) konflik dengan orangtua. (3)
Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan agama seperti mabuk,
penyalahgunaan narkoba dan lain sebagainya. Menurut Morrison (dalam
Astuti,2008:4) terjadinya bullying antara lain disebabkan sebagai berikut : (1)
Perbedaan kelas (senioritas), ekonomi, agama, gender, etnisitas/rasisme. (2)
Tradisi senioritas. (3) Senioritas, sebagai salah satu perilaku bullying, seringkali
pula justru diperluas oleh siswa sendiri sebagai kejadian yang bersifat laten. Bagi
mereka keinginan untuk melanjutkan masalah senioritas ada untuk hiburan,
penyaluran dendam, iri hati, atau mencari popularitas, melanjutkan tradisi atau
untuk menunjukkan kekuasaan. (4) Keluarga yang tidak rukun. (5) Situasi sekolah
yang tidak harmonis atau diskrimintif. (6) Karakter individu/kelompok, seperti:
dendam atau iri hati, adanya semangat ingin menguasai korban dengan kekuatan
fisik dan daya tarik seksual, untuk meningkatkan popularitas pelaku dikalangan
teman sepermainan (peer group)-nya. (7) Persepsi nilai yang salah atas perilaku
korban.
Beberapa kebutuhan perkembangan remaja juga menjadi pendukung
terjadinya bullying disekolah. Murray (dalam Syarif,2014:118) menyatakan
kebutuhan remaja usia sekolah menengah, diantaranya adalah abusement needs,
yaitu kebutuhan untuk tidak berdaya, merendah apabila berbuat keliru, menerima
kesalahan, merasa lebih baik menghindar dari perkelahian, merasa lebih baik
menyatakan pengakuan dan kekeliruannya, dan merasa rendah diri dalam
berhadapan dengan orang lain….Need for aggression, yaitu kebutuhan untuk
melakukan tindakan kekerasan, menyerang pandangan yang berbeda dengan
dirinya, menyampaikan pandangan tentang jalan pikiran orang lain, mengecam
orang lain secara terbuka, mempermainkan orang lain, melukai perasaan orang
lain, dan lain sebagainya yang sejenis.
Kasus bullying yang terjadi di sekolah ibarat fenomena gunung es yang
nampak ke permukaan hanya bagian kecilnya saja. Masalah ini akan terus
berulang jika tidak ditangani secara tepat dan berkesinambungan dari akar
persoalannya. Kondisi yang dialami korban bullying haruslah mendapat perhatian
khusus dari konselor dalam rangka melaksanakan fungsi bimbingan konseling,
yaitu: (1) fungsi pemahaman, (2) fungsi pencegahan, (3) fungsi pengentasan, dan
(4) fungsi pemeliharaan dan pengembangan (Prayitno,2008:194). Dari keempat
fungsi tersebut fungsi pengentasan dalam bimbingan konseling akan sangat
berguna dalam mengurangi atau bahkan menghilangkan trauma korban bullying
yang dikhawatirkan dapat menimbulkan permasalahan yang lebih berat lagi.
Prayitno (2008:209) menyatakan bahwa orang yang mengalami masalah itu
dianggap berada dalam suatu konsisi yang tidak mengenakkan sehingga perlu
diangkat atau dikeluarkan dari bendanya yang tidak mengenakkan. Ia perlu
dientaskan dari keadaan yang tidak disukainya itu. Upaya yang dilakukan untuk
mengatasi permasalahan tersebut adalah upaya pengentasan melalui pelayanan
dan bimbingan konseling. Dalam hal itu, pelayanan bimbingan konseling
Upaya pengentasan masalah akibat bullying yang lebih banyak dialami para
remaja akan lebih mudah dientaskan dengan pemberian konseling remaja. Geldard
(2011:107) menyatakan bahwa konseling remaja berbeda dengan konseling
anak-anak dan orang dewasa dalam beberapa hal berikut: (1) Jika anak-anak muda didorong
untuk menggunakan konseling, kami perlu menawarkan sebuah jenis hubungan
konselor-klien khusus yang tepat bagi mereka. (2) Proses memberikan konseling
kepada anak muda perlu dibedakan dari proses yang digunakan ketika
memberikan konseling kepada anak-anak atau orang dewasa. (3) Kecakapan dan
strategi tertentu meningkatkan kualitas percakapan konseling dengan seorang
anak muda sangat diperlukan.
Konseling remaja memiliki empat strategi yang disesuaikan dengan
permasalahan yang sedang dialami remaja, keempat strategi konseling remaja
tersebut adalah: (1) Strategi simbolis. (2) Strategi Kreatif. (3) Strategi perilaku dan
perilaku kognitif dan (4) Strategi Psiko-edukatif. Strategi simbolis menurut
penulis sesuai untuk mengurangi bahkan menghilangkan trauma korban bullying
pada remaja karena remaja yang menjadi korban bullying sering menyembunyikan
dan merasa takut untuk menyampaikan permasalahannya karena selalu mendapat
intimidasi dari pelaku.
Strategi simbolis mencakup lima penggunaan teknik di dalamnya, yaitu:
metafora, ritual, simbol, kotak pasir, dan miniatur binatang. Penggunaan metafora
membantu remaja menceritakan masalahnya dengan cara yang tidak langsung.
Penggunaan ritual dalam strategi simbolis dapat membantu remaja mencapai
katarsis, sehingga mereka dapat melanjutkan perjalanan perkembangan mereka.
dialam bawah sadar mereka. Penggunaan kotak pasir membantu remaja
menceritakan masalah remaja yang memiliki kemampuan verbal yang terbatas.
Penulis menilai konseling remaja strategi simbolis teknik ritual lebih unggul
dibandingkan dengan yang lainnya karena: (1) manfaatnya sangat sesuai terhadap
pengurangan trauma korban bullying. (2) media dan bahan yang dibutuhkan untuk
melakukannya sangat mudah didapati. (3) teknik ritual tidak hanya membantu
remaja untuk mencapai katarsis akan tetapi juga membantu menentukan langkah
perkembangan remaja tersebut.
Dengan penerapan konseling remaja strategi simbolis teknik ritual ini,
diharapkan korban bullying dapat menyampailan dan meluapkan permasalahannya
tanpa ada rasa khawatir dan takut terhadap si pelaku, sehingga proses untuk
mengentaskan trauma yang sedang ia alami akibat bullying tersebut berjalan
dengan lancar dan ia dapat melanjutkan tugas perkembangannya baik sebagai
remaja ataupun sebagai siswa disekolah.
Berdasarkan uraian yang telah tertera diatas, penulis mengadakan penelitian
dengan judul ”Pengaruh Konseling Remaja Strategi Simbolis Teknik Ritual
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat diidentifikasi
beberapa masalah yaitu:
1. Bullying sering terjadi dilingkungan sekolah.
2. Remaja yang tidak berani melawan perlakuan bullying akan mengalami
trauma.
3. Remaja yang berani melawan perlakuan bullying menyebabkan
perkelahian.
4. Trauma yang dialami korban bullying menimbulkan efek yang
berkelanjutan terhadap kegiatan belajar dan sosialnya.
5. Korban bullying tidak berani menyampaikan permasalahannya sehingga
sulit untuk diatasi.
6. Trauma yang dialami korban bullying mengganggu hubungan sosial
siswa tersebut
1.3Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka penelitian ini hanya
membatasi pada “Pengaruh Konseling Remaja Strategi Simbolis Teknik Ritual
dalam Mengurangi Trauma Korban Bullying”. Populasi dalam penelitian ini juga
1.4Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat diambil adalah “Apakah ada pengaruh
pemberian Konseling Remaja Strategi Simbolis Teknik Ritual dalam Mengurangi
Trauma Korban Bullying Di SMA Negeri 1 Gebang T.A 2015/2016”.
1.5Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian konseling
remaja strategi simbolis teknik ritual dalam mengurangi trauma korban bullying di
SMA Negeri 1 Gebang T.A. 2015/2016.
1.6Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian maka diharapkan penelitian ini
bermanfaat untuk :
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan,
khususnya dalam bidang pendidikan dan bimbingan konseling mengenai
strategi simbolis teknik ritual dalam mengurangi trauma korban bullying.
2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah :
1. Bagi siswa, siswa mampu memahami cara mengatasi trauma akibat
bullying dan ia juga mampu menerapkannya tidak hanya dalam
2. Bagi Guru, sebagai bahan masukan agar lebih mudah dalam
meningkatkan keterampilan mengatasi masalah pada siswa melalui
penerapan konseling remaja strategi simbolis teknik ritual.
3. Bagi Sekolah, sekolah akan memiliki banyak siswa yang berkompeten
dalam mengatasi trauma akibat bullying dan juga siswa yang mandiri
dalam menjalani kehidupan kedepannya
4. Bagi Peneliti, peneliti mendapatkan pengalaman selama menjalani
penelitian untuk mengetahui pengaruh penerapan konseling remaja
strategi simbolis teknik ritual untuk mengurangi trauma korban
bullying. Pengalaman ini berguna untuk keterampilan peneliti pada
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberian
konseling remaja strategi simbolis teknik ritual dalam mengurangi trauma siwa
korban bullying di kelas XI IIS SMA Negeri 1 Gebang. Hasil perhitungan pada
kelompok perlakuan diperoleh Jhitung = 0. Dengan α = 0,05 dan n = 5, maka
berdasarkan daftar, Jtabel = 0. Dari data tersebut terlihat bahwa Jhitung sama dengan
Jtabel, maka Hipotesis Ho ditolak, artinya ada perbedaan antara sebelum dan sesudah
diberi perlakuan sehingga, trauma yang dialami siswa korban bullying menurun
sesudah mengikuti konseling remaja strategi simbolis teknik ritual sebesar 37,9 %.
5.2 Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini
disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Untuk mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi pada siswa yang
disebabkan oleh perilaku bullying, diharapkan para pendidik khususnya guru
BK dapat memaksimalkan pelayanan dalam berbagai layanan terkhusus
layanan konseling remaja strategi simbolis teknik ritual.
2. Pencegahan yang dilakukan sejak dini juga tidak hanya dilakukan oleh para
pendidikan dapat tercapai melalui anak-anak yang tidak memiliki
permasalahan yang bersumber dari perilaku bullying.
3. Diharapkan siswa lebih serius dalam mengikuti layanan-layanan Bimbingan
dan Konseling di sekolah yang diberikan oleh guru BK, agar siswa dapat
mengantisipasi permasalahan-permasalahan yang ada pada diri sendiri baik
dalam bidang pribadi maupun sosial.
4. Hendaknya setiap stake holder di sekolah dapat saling bekerja sama dan
saling membantu dalam program pendidikan di sekolah, terkhusus di bidang
bimbingan dan konseling.
5. Dengan berbagai layanan, diharapkan juga para guru BK di sekolah untuk
dapat terus berinovasi untuk menciptakan kreasi-kreasi baru dalam layanan
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. Ansori, M. 2005. Psikolog Remaja. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Astuti, Ponny Retno. 2008. Meredam Bullying 3 Cara Efektif Menanggulangi
Kekerasan Pada Anak. Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia.
Bertens, K. 2006. Psikoanalisis Sigmund Freud. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Chaplin, J.P. 2008. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Coloroso, Barbara. 2006. Stop Bullying (Memutus Rantai Kekerasan Anak dari
Prasekolah Hingga SMU). Jakarta: Serambi Ilmu Semesta
Dariyo, Agoes. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia.
Faturochman, dkk. 2012. Psikologi Untuk Kesejahteraan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Geldard, Kathryn (ed). 2012. Konseling Remaja–Intervensi Praktis Bagi Remaja Beresiko. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Geldard, K & Geldard, D. 2011. Konseling Remaja. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.
Lubis, N. L. 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Kencana Media Prenada Group.
Milfayetty, Sri. 2012. Assesmen Non Tes Dalam Bimbingan Konseling. Medan: PPs Unimed
Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nurihsan, Juntika. 2005. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar
Prayitno & Amti, E. 2009. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Priyatna, Andri. 2010. Let’s End Bullying. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Sanders, Cheryl E. & Phye, Gary D. 2003. Bullying (Implications of The
Classroom). United States Of america : Elsevier Academic Press.
Santrock, John W. 2007. Remaja : Ed 11 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Schiraldi, Glenn R. (2007). 10 Simple Solutions for Building Self-Esteem: How to
End Self Doubt,Gainonfidence, and Create a Positive Self-Image, (online).
Oakland,CA: New Harbinger Publications, Inc dalam
http://repository.upi.edu diakses 20 januari 2015.
SEJIWA (Yayasan Semai Jiwa Amini). 2008. Bullying. Jakarta: Grasindo.
Sudjana, N. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,
dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Syamsudin, A. 2004. Psikologi Kependidikan. Bandung: Rosdakarya.
Syarif, Kemali. 2014. Perkembangan Peserta Didik. Medan: Unimed Press.
Widajati, Retno, dkk. 2003. Modul Pelayanan Bimbingan Konseling Kelas 1. Jakarta: Sanggar Bimbingan dan Konseling DKI Jakarta.
Willis, Sofyan. S. 2010. Konseling Individu Teori dan Praktek. Bandung: ALFABETA.