i
STRATEGI PEMULIHAN EKONOMI PARIWISATA DI MASA PANDEMI COVID-19
(STUDI KASUS DINAS PARIWISATA KOTA MATARAM)
Oleh
SRI AYU LESTARI NIM. 170503081
JURUSAN PARIWISATA SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM 2020
ii
STRATEGI PEMULIHAN EKONOMI PARIWISAT DI MASA PANDEMI COVID-19
(STUDI KASUS DINAS PARIWISATA KOTA MATARAM)
Skripsi
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram
Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjans Ekonomi
Oleh
SRI AYU LESTARI NIM. 170503081
JURUSAN PARIWISATA SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2021
iii
iv
vi
vii MOTTO
“BOLEH JADI KAMU MEMBERI SESUATU NAMUN IA AMAT BAIK BAGIMU DAN BOLEH JADI ENGKAU MENCINTAI SESUATU NAMUN IA AMAT BURUK BAGIMU. ALLAH MAHA
MENGETAHUI SEDANGKAN KAMU TIDAK MENGETAHUI”
(QS. AL-BAQARAH: 216)
“JADILAH SEPERTI KARANG DI LAUTAN YANG KUAT
DIHANTAM OMBAK DAN KERJAKANLAH YANG
BERMANFAAT UNTUK DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN, KARENA HIDUP HANYA SEKALI INGAT HANYA PADA ALLAH SWT APAPUN DAN DIMANAPUN KITA BARADA KEPDA DIA- LAH TEMPAT MEMINTA MEMINTA DAN MEMOHON”
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini aku persembahkan buat:
1. Kedua orang tauaku tercinta (Bapak. Abdul Rasyid dan Ibu Haeriah), orang tua terhebat, yang dengan penuh kasih sayang dan kesabaran telah membesarkan dan mendidik hingga dapat menempuh pendidikan yang layak. Yang menjadi sumber semangat, membayangkan betapa bahagianya keduanya melihat foto anak-anaknya memakai toga wisuada.
2. Saudara-saudaraku (Haeril Patoni Harsyat, Yulianti, Rosiana Sudrajad Dan Rayaian Alfarizqi) beserta semua keluarga yang selalu memberikan semangat lewat canda dan keceriaan serta membantu dan memotivasi dalam mempercepat studiku semoga kita bisa mewujudkan impian-impian kedua orang tua kita.
3. Susa susi sugari sekaligus orang luar biasa yang telah menemani perjuang studiku dari awal masuk hingga di akhir studiku.
4. Sahabat-sahabat (Yuliana, Bq. Maryam, Siti Rahmi Ndung, Ratih Putri Aulyah, Ria Aryani, Nisa Erdianan Ayu Anjaninggsih),yang selalu memberikan semangat dan dukungan serta bantuannya dengan ikhlas.
Semoga kita tetap menjadi sahabat-sejati, Aamin.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Hirobbil„Alamin segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Hidayah dan Hinayahnya sehingga dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini. Shalawat serta salam semoga Selalu tercurahkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarga, sahabat dan semua pengikutnya. Amin.
Dalam penulisan Skripsi ini, penulis menyadari, bahwa proses menyelesaikan Skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis memberikan penghargaan setinggi tingginya dan ucapan terimakasih sebanyak banyaknya kepada pihak-pihak yang telah membantu, yaitu mereka antara lain adalah:
1. Bapak Prof. Dr. H. Mutawalli, M. Ag selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama dikampus tanpa pernah selesai,
2. Bapak Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M. Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,
3. Dewi Sartika Nasution, M.Ec.selaku pembimbing I dan Muhammad Johari, M.S.Iselaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing, memotivasi dan mengkoreksi secara mendetail, terus menerus, dan tanpa bosan ditengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan skripsi ini lebih mateng dan cepat selesai,
x
4. Bapak Ma‟ruf, M.Ag selaku ketua jurusan Pariwisata Syariah dan Ibu Hj.
Suharti, M.Hum selaku wali dosen yang slalu membimbing, memberi arahan dan memotivasi,
5. Bapak dan ibu dosen pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan berguna bagi penulis.
6. Kepada Dinas Pariwisata Koata Mataram dan seluruh staff yang ada penulis mengucapkan terimakasih sudah mengijinkan penelitain di tempat dan memberikan arahan-arahan kepada penulis.
5. Kedua orang tuaku tercinta Ibunda saya Haeriah dan Bapak saya Abdul Rasyid, dengan dengan penuh kasih sayang dan kesabaran telah membesarkan dan mendidik hingga dapat menempuh pendidikan yan layak. Yang menjadi sumber semangat,membayangkan betapa bahagianya keduanya melihat foto anak-anaknya memakai toga wisuada.
6. Kepada seluruh keluarga besar PMII yang selalu mendukung dan memberi masukan yang positif.
7. Teman-teman Pariwisata Syariah kelas B angkatan 2017 terimakasih telah bersama-sama berjuang di UIN Mataram susah senang kita lewati.
8. Terima kasih untuk semua pihak lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Semoga bantuan dari semua pihak yang bersangkutan menjadi amal shaleh di sisi Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Skripsi ini, oleh karena itu saran dan kritik demi kesempurnaan Skripsi ini akan diterima dengan senang hati.
xi
Semoga Skripsi ini bisa memberikan manfaat, khususnya bagi penulis sendiri dan pembaca pada umumnya serta bagi perkembangan pengetahuan.
Mataram, 1 Juli 2021 Penulis
Sri Ayu Lestari
xii DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...i
HALAMAN JUDUL ... ii
NOTA DINAS PEMBIMBING ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSIPENGESAHAN ...iv
PENGESAHAN ... v
MOTTO ... vii
PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ...ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
ABSTRAK ...xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 9
C. Tujuan dan Manfaat ... 10
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian………...11
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 13
A. Kerangka Teori... 13
1. Pengertian Pariwisata ... 13
2. Pariwisata Halal (Halal Tourism) ... 17
3. Ekonomi Pariwisata ... 19
4. Stategi Pemulihan ... 22
xiii
5. Telaah Pustaka/Penelitian Terdahulu ... 27
B. Kerangka Berfikir... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 36
A. Pendekatan Penelitian ... 36
B. Kehadiran Penelitian ... 36
C. Lokasi Penelitian ... 37
D. Sumbe Data ... 38
E. Metode Pengumpulan Data ... 39
F. Teknik Analisis Data ... 39
G. Uji Validasi Data ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46
A. Hasil Penelitian ... 46
1. Gambaran Umum Kantor DinasPariwisata Kota Mataram ... 46
2. Visi dan Misi ... 48
3. Tujuan dan Sasarana Jangka Menengah Dinas Pariwisata Kota Mataram... 49
4. Tugas Pokok Dinas Pariwisata Kota Mataram... 50
5. Struktur Orgabisasi ... 51
6. Strategi Kebijakan Pengembangan Pariwisata ... 52
7. Kondisi Pariwisata Kota Mataram di Kota Mataram di Masa Pndemi Covid-19 ... 54
8. Usaha Pemerintah Kota Mataram Dalam Pemulihan Ekonomi Pariwisata Di Masa Pandemi Covid-19 ... 54
xiv
9. Dampak Pelaksanaan Strategi Pemulihan Ekonomi Pariwisata Terhadap Kesetabilan Ekonomi Pariwisata Di
Kota Mataram... 70 B. Pembahasan ... 74
1. Strategi Pemulihan Ekonomi Pariwisata Kota Mataram Di
Masa Pandemi Covid-19 ... 74 2. Dampak Pelaksanaan Strategi Pemulihan Ekonomi
Pariwisata Terhadap Kesetabilan Ekonomi Pariwisata Di
Kota Mataram ... 80 BAB V PENUTUP ... 82 A. Kesimpulan ... 82 B. Saran ...
DAFTAR PUSTAKA ... 84 LAMPIRAN ... 87
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Nama Hotel Yang Terdampak Covid-19 Di Kota Mataram. ... 8 Tabel 1.1 Angka Kunjungan Wisatawan yang berkunjung ke Kota
Mataram 5 Tahun Terakhir ... 8 Tabel 1.2 Kerangka Berpikir ... 35 Tabel 1.4 Daftar Hotel Calon Penerima Hibah Dari Kemenparekraf ... 65
xvi
STRATEGI PEMULIHAN EKONOMI PARIWISATA DI MASA PANDEMI COVID-19 (STUDI KASUS DINAS PARIWISATA KOTA
MATARAM)
SRI AYULESTARI NIM. 170503081
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui strategi pemulihan ekonomi pariwisata kota Mataram di masa pandemi covid 19, dan dampak pelaksanaan strategi pemulihan ekonomi pariwisata terhadap kesetabilan ekonomi pariwisata di Kota Mataram.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini berupa penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, dengan jenis data primer yang didapatkan melalui dinas pariwisata Kota Mataram, hotel atau restoran., wawancara dengan pihak pegawai dinas pariwisatadan staf-staf dinas pariwisataKota Mataram, dan dengan menggunakan data skunder yang didapatkan melalui ppenelitian terdahulu, seperti data-data yang bersumber dari buku kepustakaan, dokumen profil dari Dinas Pariwisata KotaMataram.Teknik Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Data reduction (reduksi data), Data display (penyajian data), dan Conclusion DrawingVerification(Penarikan Kesimpulan).Adapunhasil penelitian menujukkan bahwa covid-19 berdampak pada menurunnya kesetabilan ekonomi pariwisata di kota maataram, menurunnya kunjungan wisatawan mancanegara, penutupan industri pariwisata, dan pemberhentian sumber daya manusia pariwisata. Dinas pariwisata kota mataram berusaha meminimalisir dampak coovid-19 melalui berbagai program dengan melibatkan pemangku kepentingan pariwisata. Program-program tersebut berlangsung selama dan sesudah covid-19.
Kata Kunci : Starategi pemulihan, ekonomi pariwisata, Covid-19.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pariwisata merupakan semua kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan.Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan adanya wisatawan yang datang membuat aktivitas Masyarakat, swasta dan pemerintah di suatu daerah tujuan wisata menjadi bertambah.Pemerintah memiliki peranan dalam mengatur kedatangan dan kepulangan wisatawan.Swasta memiliki peran untuk menyediakan hotel, restoran, tempat karaoke, dan lain-lain.Sedangkan, masyarakat memiliki peran untuk menjadi penunjuk jalan dan menyediakan souvenir.1
Penegembangan pariwisata menjadi pilihan penting bagi suatu negara atau daerah karena multiefek yang ditimbulkan oleh kegiatan pariwisata.Pertumbuhan ekonomi merupakan dampak utama yang dicirikan oleh terbukanya lapangan kerja.Sektor prioritas dalam pembangunan nasional pada 2017 salah satunya adalah pariwisata.
Bahkan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memprediksi tahun 2019 industri pariwisata mampu melampui sektor migrasi sebagai penghasilan devisa terbesar dengan nilai USS24 miliar. 2
1Dian Puji Subekti, Dampak Ekonomi Sektor Pariwisata Di Pantai Suwuk Kabupaten Kebumen, (Skripsi pada Program Studi Destinasi Pariwisata, Jurusan Kepariwisataan, Sekolah Tinggi Bandung 2016)
2Ahmad Syuyuthy, Suaeb Qury, dkk, Kumpulan Peraturan Daerah Inisiatif Dewan Pro Rakyat DPRD Provinsi NTB 2017 tentang Pariwisata Halal, (NTB : Sekertaris DPRD Provinsi NTB, 2017), Cetakan Pertama, hlm 4
2
Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu daerah yang memiliki kekayaan alam yang indah dan budaya serta adat istiadat yang dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjungi daerah NTB sekaligus menjadi destinasi wisata.Pesona keindahan alam serta keunikan budaya yang dimiliki Nusa Tenggara Barat memiliki potensi pariwisata yang diminati oleh wisatawan baik mancanegara maupun wisatawan nusantara. Di sisi lain perkembangan infrastruktur dan fasilitas pariwisata di NTB mengalami peningkatan secara bertahap seiring dengan dilakukannya berbagai bentuk kegiatan yang berkaitan dengan pariwisata baik berskala nasional maupun internasional.3
Hingga saat ini Provinsi Nusa Tenggara Barat telah menjadi salah satu tujuan (Destinasi) pariwisata utama di Indonesia, perubahan pola kunjungan dan kecenderungan untuk beriwisata menjadi perhatian khusus pemerintah dalam meningkatkan kenyamanan para wisatawan saat berkunjung.Pembenahan secara berkesinambungan untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan bagi para wisatawan yang menginap (Overnigt Visitor) maupun wisatawan yang tidak menginap (Excurtionist) terus dilakukan.4
Sejak awal tahun 2020 tepatnya pada bulan maret, Indonesia dihebohkan oleh salah satu fenomena yaitu pandemicovid-19. Sampai dengan bulan agustus 2020 virus tersebut dikenal dengan Virus corona
3Ahmad Syuyuthy, Suaeb Qury, dkk., Kumpulan…, hlm 1
4 Dinas Pariwisata Provensi Nusa Tenggara Barat, 2018, Statistik Pariwisata ProvensiNusa Tenggara Barat, hlm 1.
3
dikenal dengan Corona Virus disease 2019 (Covid-19) awalnya ditemukan di Wuhan China pada akhir Desember 2019, diduga berasal dari hewan liar kelalawar bermutasi dari hewan kepada manusia, juga dari manusia kepada manusia. Gejala awal terinfeksi Covid-19 demam, batuk, dan sesak napas.Gejala tinggi sulit bernapas, dada terasa sakit, kepala sakit, badan kaku sulit bergerak, area wajah membiru (Nur Fitriatus Shalihah, 2020), sehingga Covid-19 dapat mematikan yang terinveksi.Penyebaran Covid-19 di beberapa Negara semakin meningkat, termasuk di Indonesia.World Health Organization menetapkan status Covid-19 menjadi Pandemi (Tedros Adhanom Ghebreyesus, 2020).Pemerintah Indonesia menetapkan Covid-19 sebagai bencana nasional.5
Pandemi covid-19 telah berdampak pada berbagai sektor dalam kehidupan manusia, salah satunya adalah pada sektor pariwisata. Dimana, sektor pariwisata digadang-gadang sebagai sumber kontribusi devisa terbesarkedua bagi Indonesia yang mengalami penurunan drastik.
Berbagai stimulus telah dilakukan pemerintah untuk melawan dampak negatif dari covid-19.Tidak adanya kunjungan wisatawan baik dari dalam maupun manca negara yang menyebabkan segala aktivitas pariwisata ditutup.Hotel-hotel mengalami penurunan, yang berarti tidak
5Yenti Sumarni, Pandemi Covid-19 Tantangan Ekonomi Dan Bisnis, Jurnal ekonomi dan perbankan syriah, Vol. 6 No. 2 September 2020.
4
adanyapendapatan masyarakat yang bekerja pada sektor pariwisata maupun tidak adanya anggaran bagi pemerintah provinsi.6
Selain itu dari jumlah pengunjung wisatawan yang berkunjung ke Kota Mataram mulai dari Tahun 2015 sampai di Tahun 2019 angka kunjungan wisatawan untuk wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara sendiri terus megalami angka yang signifikan baik, kecuali, dari data di atas pada tahun 2020 jumlah wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara mengalami angka penurunan yang sangat drastic yang menyebabkan terhentinya kegiatan wisata, ini membuktikan bahwa wabah atau pandemi covid-19 sangat memberikan dampak penurunan tingkat kunjungan wisatawan ke destinasi pariwisata kota mataram.
Maka Kota Mataram akan membentuk tim pengawas objek wisata dan religi selama pandemic covid-19 guna memastikan pengunjung menerapkan protokol kesehatan (Prokes) Covid-19. Adapaun objek wisata yang dilakukan pengawas diantaranya pantai ampenan, tanjung karang, loang baloq, mapak dan pantai gading. Disamping itu, dua makam yang dikeramatkan masyarakat dan menjadi objek wisata religi yakni Makam loang baloq dan makam bintro akan diawasi. Tim akan bertanggung jawab memastikan pengunjung yang masuk ke objek wisata menggunakan masker, memakai handsticer dan mencuci tangan.7
6Ivan Solemede dan Robby Selfanay, Strategi pemulihan potensi parowosata budaya proinsi Maluku (suatu kajian analisis di masa transisi kenormalan baru), jurnal ilmu social keagaamaan vol. 1 no. 1 juni 2020. Hlm 71
7 Cegah Penularan Covid-19 Dispar Mataram Bnetuk Tim Pengawas Objek Wisata, dalam Lombok Post, tanggal 19 Oktober 2020.
5
Setelah penerapan masa Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) sebagai upaya untuk mengatasi defisit ekonomidan tingginya angka pengangguran maka pemerintah pusat mengambil langkah atau kebijakan atau kenormalan baru atau yang kita kenal sekarang adalah masa
“new normal”. Masa adalah masa dimana pemerintah membuka kembali aktivitas ekonomi sosial dan kegiatan publiksecara terbatas yang tetap berpatokan kepada protokol kesehatan sesuai yang dianjurkan oleh WHO (world health organization).Selain itu, dalam upaya memulihkan ekonomi Indonesia, pemerintah telah meluncurkan berbagai program pemulihan ekonomi baik dalam konteks kesehatan, ketenagakerjaan, maupun perekonomian secara umum. Program-program tersebut seperti, stimulus dan relaksasi perpajakan, bantuan sosial, program keluarga harapan, program kartu sembako, stimulus ekonomi, BLT dana desa, insentif tarik listrik, dan program kartu prakerja.8
Makaselain programpemulihan ekonomi baik dalam konteks kesehatan, ketenagakerjaan, maupun perekonomian secara umum.
Pemerintah juga memberikan program hibah khususnya di sektor pariwisata yang akan memberikan kepada pelaku industri hotel dan restoran dan pemerintah daerah yang telah menggerakkan pariwisata di daerahnya masing-masing, untuk itu program ini menetapkan 101 (seratus satu) Daerah kabupaten/Kota dengan kritearia: (1) 10 (sepuluh) Destinasi Pariwisata, Prioritas dan 5 (lima) Destinasi Super Priritas, (2) Ibu ota
8Boyke P. Siregar, Redampak Pamdemi, Pemerintah Carikan Solusi Sektor Pariwisata, https://www.wartaekonomi.co.id/read299222/terdampak-pandemi-pemerintah-carikan-solusi- sektor-pariwisata.
6
Provinsi (3) Destinasi branding (4) Daerah dengan Realisasi Paja Hotel dan Restoran minimal 15% (5) Daerah yang termasuk 100 Celendar of Event (COE). Peruntkan dana hibah ini akan dibagai 70% kepada industry hotel dan restoran serta 30% kepada pemerintah daerah untuk menjadi ekonomi dan social dari pandeminCovid-19 terutama pada sektor pariwisata. Oleh karena itu Pemerintah Daerah Penerima dana aloasi Hibah Pariwisata Provinsi NTB thn 2020 sebesar Rp 46.899350.000 dengan rincian yaitu KLU 15.324.430.000, lobar 13.592.300.000, Kota Mataram 7. 902.800.000 diarahkan untuk kegiatan pemulihan ekonomi nasioanl setor Pariwisata dengan tujuan dan sasaran kegiatan. Tujuan untuk membantu Pemda serta industri pariwisata yang saat ini sedang mengalami gangguan finansial serta recovery penurunan PAD bagi Pemda waktu pelaksanaan bulan September-Desember 2020 dengan sasaran Pemda yang terdampak perekonomiannya terutam disektor pariwisata khususnya industri hotel dan restoran sehingga dapat menggerakkan kembali kegiatan pariwisata. 9
Melihat hal tersebut pemerintah melalui kementrian pariwisata dan ekonomi kreatif telah menyiapkan segala langkah-langkah mitigasi dalam menangani krisis pariwisata di Indonesia. Ada tiga tahapan pengelolaan mitigasi krisis pariwisata diantaranya, (1) tahap tanggap daruratyang telah terlaksana pada awal maret 2020, tahap (2) tahap pemulihan pasca covid- 19 yang terlaksana pada tahun 2020 awal juni hingga desember 2020,
9“Program Hibah Parisata Sebagai Stimulasi selama pandemi”, dalam Lombok Post, tanggal 19 Oktober 2020.
7
tahap (3) yaitu normalisasi yang diprediksi telah mulai berjalan sejak awal tahun ini hingga akhir desember 2021.10
Oleh sebab itu Kota mataram ini tidak kondusip sebagaimana mestinya akibat dari pandemi covid 19 hal ini dirasakan oleh masyarakat kota mataram terutama bagi para pelaku wisata seperti penyedia jasa diantaranya hotel, travel egen, restoran dan lain sebagainya. Karena sebagian pengelola hotel yang ada di kota mataram terpaksa melakukan pengurangan pegawai, di karenakan menurunnya tingkat pendapatan ekonomi di hotel diakibatkan sepinya tamu yang berkunjung. Kegiatan- kegiatan pariwisata juga banyak tertunda seperti, menyelenggarakan festival-festival yang biasa dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kota Mataram yang menjadi daya tarik wisata di Kota Mataram.11
Melihat kondisi saat ini virus pandemi Covid-19 Kota Mataram membuat sektor pariwisata di Kota Mataram lumpuh. Sejumlah hotel berbintang dan hotel tutup akibat pandemi covid-19. “Hampir semua hotel berbintang di Kota Mataram tutup” kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram (Dispar) Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi, kondisi ini membuat angka pengangguran di Kota Mataram bertambah.12
Data Nama Hotel yang terdampak di NTB disajikan pada tabel berikut ini.
10 Dewi Andri, 2020 Pariwisata Terpukul, Ini Langkah Mitigasinya https://amp/read/20200411/12/1225498/pariwisata-terpukul-ini-langkah-mitigasinya, 11 april 2020. Hlm 71
11 Obeservasi Awal, Jum‟at 5 Februari 2020.
12 Hotel Lumpuh Akibat Corona Angka Pengangguran di Kota Mataram Bertambah, dalam Lombok Post tanggal 19 Oktober 2020.
8
Tabel: Nama Hotel Yang Terdampak Covid-19 Di Kota Mataram.
No Nama Hotel Yang Terdamapak Lokasi
1. Grand Madani Hotel Mataram
2. Lombok Astoria Hotel Mataram
3. Hotel Santika Mataram
4. Hotel Goldel Palace Mataram
5. Same Hotel Mataram
Sunber: Dinas Pariwisata Kota Mataram 2020.
Tabel: Angka Kunjungan Wisatawan yang berkunjung ke Kota Mataram 5 Tahun Terakhir13
Tahun Kunjungan Wisatawan Total
Wisman Wisnu
2015 15.732 411.993 427.725
2016 16.790 607.045 623.835
2017 19.225 695.066 714.291
2018 18.225 653.362 671.434
2019 23.918 810.615 834.533
2020 2.984 39.229 42.213
Sumber: Data Dinas Pariwisata Kota Mataram 2020.
Melihat fenomena di atas yang menunjukkan bahwa terjadinya penurunan yang sangat drastiskunjungan wisatawan ke destinasi
13Dinas Pariwisata Kota Mataram, 2020.
9
pariwisata Kota Mataram.Semakin memperkuat alasan peneliti untuk perlu mengkaji atau menganalisis ulang strategi-strategi yang cocok untuk pemulihan ekonomi pariwisata di Kota Mataram di masa pandemi covid- 19.Karena pada hakikatnya kita tidak boleh terus menerus terpuruk dan harus bangkit meneruskan pembangunan dengan menyusun strategi.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka kali ini penulis perlu untuk mengkaji, mengetahui, memahami ataupun menganalisis apakah ada strategi yang lebih cocok atau lebih baik yang dilakukan oleh kelembagaan pariwisata untuk pemulihan ekonomi pariwisata Kota Mataram di masa pandemi covid-19. Untuk menjawab dan menyelesaikan masalah tersebut maka dilakukan penelitian yang berjudul“ Strategi Pemulihan Ekonomi
Pariwisata Di Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Dinas Pariwisata Kota Mataram.)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di paparkan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah strategi pemulihan ekonomi pariwisata Kota Mataram di masa pandemi covid 19?
2. Bagaimanakah damapak pelaksanaan strategi pemulihan ekonomi pariwisata terhadap kesetabilan ekonomi pariwisata di Kota Mataram.
C. Tujuan dan Manfaat
10 1. Tujuan:
a. Untuk mengetahui bagaimanakah strategi pemulihan ekonomi pariwisata Kota Mataram di masa pandemi covid 19
b. Untuk mengetahui damapak pelaksanaan strategi pemulihan ekonomi pariwisata terhadap kesetabilan ekonomi pariwisata di Kota Mataram.
2. Manfaat:
a. Manfaat teoritis
Hasil ini, diharapkan mampu menjadi masukan bagi para akademisi untuk memberikan kontribusi dalam Mengnalisis Strategi Pemulihan Ekonomi Pariwisata Kota Mataram Di Masa Pandemi.
b. Manfaat praktis
1. Bagi lembaga hasil penelitian ini diharapkan dijadikan sebagai rekomendasi atau masukan bagi pemerintah khususnya di Dinas Pariwisata Kota Mataram dalam menganalisis Pemulihan Ekonomi Pariwisata di Masa Pandemi Covid 19.
2. Bagi masyarakat atau mahasiswa di harapkan mampu memberi pemahaman dan juga memotivasi untuk bisa menjadi Influencer terkait Mengnalisis
11
Strategi Pemulihan Ekonomi Pariwisata Kota Mataram Di Masa Pandemi.
3. Bagi peneliti sebagai tambahan bagi penulis agar dapat membadingkan ilmu yang ada dalam perkulihan atau teori dengan kenyataan dilapangan, serta memberikan pengalaman dalam rangka mengimplementasikan pengetahuan penulis dibagian Menganalisis Pemulihan Ekonomi Pariwisata di Masa Pandemi Covid 19.
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian 1. Ruang Lingkup Penelitian
Agar dalam pembahasan terhadap permasalahan yang telah dirumuskan tidak kabur, maka penting dilakukan pembatasan- pembatasan yang disesuaikan dengan fokus permasalahan, sehingga pembahasan yang disampaikan menjadi lebih terarah.
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah dengan mengacu pada rumusan pertanyaan sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui kondisi pariwisata Kota Mataram di masa pandemi covid 19.
2) Untuk mengetahui kondisi ekonomi masyrakat dan pelaku wisata Kota Mataram dimasa pandemi covid-19.
12
3) Untuk mengetahui strategi promosi pemulihan ekonomi dinas pariwisata pada sektor pariwisata khususnya untuk restoran dan hotel dimasa pandemi covid-19
2. Setting Penelitian
Setting penelitian ini dilaksanakan di Dinas Pariwisata Kota Mataram yang terletak di jalan Majapahit no. 14 A Mataram, Dasan Agung Baru, Kecamatan Selaparang Kota Mataram Nusa Tenggara Barat.
13 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori 1. Pariwisata
a. Pengertian Pariwisata
Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta, pari berarti sempurna, lengkap, tertingi, sedangkan wisata ialah perjalanan, sehingga pariwisata yaitu perjalanan yang lengkap atau sempurna.
Menurut Yoeti, pariwisata merupakan keseluruhan daripada gejala- gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan tinggalnya orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara dan tidak berhubungan dengan pencarian nafkah. Pariwisata merupakan faktor penting dalam suatu negara, karena mendorong perkembangan beberapa sektor perekonomian nasional.14
Menurut Hunzieker dan Krapf dalam Soekadijo, pariwisata dapat didefinisikan sebagai keseluruhan jaringan dan gejala-gejala yang berkaitan dengan tinggalnya orang asing di suatu tempat, dengan syarat bahwa mereka tidak tinggal di situ untuk melakukan suatu
14 Nailul Muna Awaliah, Strategi Pengembangan Ekonomi Mangove Dengan Analisis Swot Di Desa Seragajaya Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi Jawa Barat, (Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiayah Dan Keguruan, Universita Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2019). hlm 13
14
pekerjaan yang penting yang memberikan keuntungan yang bersifat permanen maupun sementara.15
Dalam Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah RI Tahun 2010 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan:
1) Wisata adalah egiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungitempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
2) Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.
3) Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah.
4) Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terait dengan pariwisata dan bersifat multimensi serta multidisplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interasi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesame wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Pengusaha.
5) Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang dimiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanearagagaman
15Arifinti Nur Sa‟idah, analisis strategi pengembanagan pariwisata dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (Pad) kota Bandar lampung (studi kasus dinas pariwisata kota Bandar lampung) (Skripsi pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, UniversitaIslam Negeri RadenIntan Lampung 1438 H / 2017 M ). Hlm: 18
15
kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
6) Daerah Tujuan Pariwisata (Destinasi Pariwisata) adalah kawasan ngeografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administrasi yang di dalamnya terdapat daya tari wisata, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. 16
b. Jenis-jenis Wisata
Wisata berdasarkan jenis-jenisnya dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu:
1) Wisata Alam, yang terdiri dari:
a) Wisata Pantai (Marine tourism), merupakan kegiatan wisata yang ditunjang oleh sarana dan prasarana untuk berenang, memancing menyelam, dan olahraga air lainnya, termasuk sarana dan prasarana akomodasi, makan dan minum.
b) Wisata Etnik (Etnik tourism), merupakan perjalanan untuk mengamati perwujudan kebudayaan dan gaya hidup masyarakat yang dianggap menarik.
c) Wisata Cagar alam (Ecotourism), merupakan wisata yang banyak dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam, kesegaran dikaitkan dengan hawa udara di pengunungan, keajaiban hidup binatang (margasatwa) yang langka,
16 Wawan Kurniawan, Dampa Sosial Ekonomi Pembangunan Pariwisata Umbul Sidomuti Kecamatan Bandung Kabupaten Semarang, Skr6ipsri Fakultas Ekonomi, Unuversitas Negeri Semarang 2015. Hlm 26-27
16
sertatumbuh-tubuhan yang jarang terdapat di tempat-tempat lain.
d) Wisata Buru, merupakan wisata yang dilakukan di negeri- negeri yang memang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yangdinemarkan oleh pemerintah dan digalakkan oleh bebagai agen atau biri perjalanan.
e) Wisata Argo, merupakan jenis wisata yang mengorganisasikan perjalanan ke proyek-proyek pertanian, perkebunan, dan lading pembibitan di mana wisata rombongan dapat mengadakan kunjungan dan peeninjauan untuk tujuan studi maupun menikmati segarnya tanaman di sekitarnya.
f) Wisata Kuliner, merupakan wisata yang berhubungan dengan makanan dan minuman yang memiliki aneka cita rasa. Misalnya wisatwan mengunungi beberapa restoran, tempat-tempat jajanan pasar, kedai pada suatu tempat lalu mencoba makanan dan minumnya.
2) Wisata sosial budaya, yang terdiri dari:
a) Peninggalan sejarah kepurbakalan dan monumen, wisata ini termasu golongan budaya, monumen nasional, gedungbersejarah, kota, desa, bangunan keagamaan, serta tempat bersejarah lainnya seperti tempat berkas pertempuran
17
(battle fields) yang merupakan daya tarik wisata utama di banyak negara.
b) Museum dan fasilitas budaya lainnya, merupakan wisata yang berhubungan dengan aspek alam dan kebudayaan di suatu kawasan atau daerah tertentu. Museum dapat dikembangkan berdasarkan pada temannya, antara lain museum arkeologi,sejarah, etnologi, industri, ataupun dengan tema husus lainnya.17
2. Pariwisata Halal (Halal Tourism)
Menurut Peraturan Gubernur Riau Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pariwisata Halal adalah kegiatan kunjungan wisata dengan destinasi dan industri pariwisata yang menyiapkan fasilitas produk, pelayanan dan pengelolaan pariwisata yang memenuhi syari‟ah. Pasal 5 pada Peraturan Gubernur Riau Nomor 18 Tahun 2019 tentang Destinasi Pariwisata Halal sebagai berikut:
a. Destinasi Pariwisata Halal meliputi atraksi wisata alam, budaya, dan buatan.
b. Pengelola Destinasi Pariwisata Halal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus membangun fasilitas umum untuk mendukung kenyamanan aktivitas kepariwisataan halal.
17 Liga Suryadana Vanny Octavia, Pengantar Pemasaran Pariwisata, (Bandung: Alfabeta Penerbit dan Percetakan, 2015), hlm 32-33
18
c. Fasilitas umum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi: 1.
Tempat dan perlengkapan ibadah wisatawan Muslim; dan 2. Fasilitas bersuci yang memenuhi standar syari‟ah. 18
Pada Pasal 11 dan pasal 12 pada Peraturan Gubernur Riau Nomor 18 Tahun 2019 tentang Industri Pariwisata halal adalah sebagai berikut: Industri Pariwisata Halal merupakan usaha-usaha wisata yang menjual jasa dan produk kepariwisataan yang berpatokan pada prinsip-prinsip syari‟ah sebagaimana yang ditetapkan oleh DSN-MUI.
a. Industri Pariwisata Halal sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 terdiri atas:
1) Akomodasi;
2) Biro Perjalanan;
3) Restoran; dan 4) SPA;
b. Pengelolaan Pariwisata Halal mempedomani ketentuan yang telah ditetapkan oleh DSN-MUI.19
18Afifah Harashta, Potensi Pengembangan Pariwisata halal (Halal Tourism) Di Kota Pekanbaru (Studi Kasus pada Kampung Bandar Senapelan) (Sripsi Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif asim Riau Peanbaru 2020), hlm 17
19Ahmad Syuyuthy, Suaeb Qury, dkk, Kumpulan Peraturan Daerah Inisiatif Dewan Pro Rakyat DPRD Provinsi NTB 2017 tentang Pariwisata Halal, (NTB : Sekertaris DPRD Provinsi NTB, 2017), Cetakan Pertama, hlm 31
19 3. Pengertian Ekonomi Pariwisata
Ekonomi Pariwisata (Tourism Economic Development- TED) adalah konsep yang menekankan kepada pemberdayaan komunitas untuk lebih memahami nilai-nilai dan aset yang mereka miliki, seperti kebudayaan, adat istiadat, ragam kuliner, gaya hidup. Dalam konteks pembangunan pariwisata, komunitas secara mandiri memobilisasi aset dan nilai tersebut menjadi daya tarik utama bagi pengalaman berwisata wisatawan.Melalui konsep TED, setiap individu dalam komunitas diarahkan untuk menjadi bagian dalam rantai ekonomi pariwisata, untuk itu para individu diberi pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan small business dengan ragam produk (barang dan jasa).
Menurut UU No.32 Tahun 2004 dan UU No. 33 Tahun 2004 memberi peluang yang besar bagi daerah untuk mengelola sumber daya alam yang dimiliki agar dapat memberikan hasil yang optimal. Setiap pemerintah daerah diperintahkan untuk berusaha semaksimal mungkin guna meningkatkan perekonomian daerahnya.Pelaksanaan pembangunan daerah diarahkan untuk memacu pemerataan pembangunan dalam rangka meningkatkan pendayagunaan potensi-potensi yang dimiliki secara optimal.Dalam melaksanakan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan daerah tentu memerlukan biaya yang cukup besar.Agar pemerintah daerah dapat mengurus rumah tangganya sendiri dengan sebaik-baiknya, maka pemerintah daerah diwajibkan menggali segala sumber-sumber keuangannya sendiri berdasarkan peraturan
20
perundang-undangan yang berlaku.Salah satu upaya untuk meningkatkan penerimaan daerah yaitu dengan meng-optimalkan potensi dalam sektor pariwisata.
Ekonomi pariwisat menjadi lebih efektif pengembangannya apabila masyarakat turut aktif berperan dalam pariwisata. Pemberdayaan masyarakat menjadi strategi yang paling tepat untuk membangun ekonomi pariwisata dan dirasakan manfaatnya secara langsung bagi masyarakat. Kondisi tersebut akan memberikan dampak pengembangan yang berkelanjutan dalam jangka panjang. Pariwisata yang berkelanjutan berbasis masyarakat dalam jangka panjang dapat menjadi bagian penting dalam strategi pembangunan ekonomi negara, tidak terbatas pada ekonomi pariwisata.20
Adapun beberapa indikator-indikator ekonomi pariwisata sebagai beriut:
a. Indikator pariwisata manusia(Human Tourism Indicator),yaitu menunjukkan pencapaian perkembangan ekonomi daerah akibat kedatangan turis pada daerah tersebut.
b. Indikator daya saing harga (Price Competitiveness Indicator), yaitu menunjukkan harga komoditi yang dikonsumsi oleh turis selama berwisata seperti biaya akomodasi, travel, sewa kendaraan dan sebagainya.
20Ali Hasan, Budi Hemawan, Model Pengembangan Eonomi Pariwisata, Jurnal Media Wisata, Vo. 16, No. 1, Mei 2018.
21
c. Indikartor pembangunanan infrastruktur (Infrastructure Development Indicator), yaitu menunjukkan perkembangan jalan raya, perbaikan fasilitas sanitasi dan peningkatan akses penduduk terhadap fasilitas air bersih.
d. Indikator lingkungan (Environment Indicator), yaitumenunjukkan kualitas lingkungan dan kesadaran penduduk dalam memelihara lingkungannnya.
e. Indikator emajuan teknologi (Technology Advancement Indicator), yaitu menunjukkan perkembangan infrastruktur dan teknologi modern yang ditujukkan dengan meluasnya penggunaan internet,mobile telephone dan ekspor produk-produk berteknologi tinggi.
f. Indikator sumber daya manusia (Human Resources Indicator), yaitu menunjukkan kualitas sumber daya manusia daerah tersebut sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada turis.
g. Indikator eterbussneterbuaan(Indiator eterbussnOpeness), yaitumenunjukkan tingkat keterbukaan destinasi terhadap perdagangan internasional dan turis internasional.
22
h. Indikator pembangunan social (Social Development Indicator), yaitu menunjukkan kenyamanan dan keamanan turis untuk berwisata di daerah destinasis.21
4. Strategi Pemulihan a. Pengertian Strategi
Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu strategeia (stratos militer, dan memimpin), yang artinya sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang. Definisi tersebut juga dikemukakan oleh seorang ahli yang bernama Clausewitz., ia menyatakan bahwa strategi merupakan seni pertempuran untuk memenangkan perang.
Oleh karena itu tidak mengherankan apabila istilah strategi sering digunakan dalam kancah peperangan.Istilah strategi ini juga pertama kali digunakan di dunia militer.
Kata strategi merupakan kata sifat yang menjelaskan implementasi strategi. Secara umum, kita mendefinisikan strategi sebagai cara mencapai tujuan serta memuat suatu rencana jangka panjang dalam mencapai tujuan.22
21Rina Trisnawati, Wahyu, Edy Priyano, Analisis Daya Saing Industri Pariwisata Untuk Meningkatkan Ekonomi Daereah: (Kajian Perbandingan Daya Saing Pariwisata antara Surakarta dengan Yogyakarta), Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 2 No.1 Maret 2015. Hlm 26-27
22Ayu Karlina, Strategi Pengembangan Potensi Wisata Alam Di Kabupaten Aceh Jaya, Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Pemerintahan, Univeritas Islam Negeri AR-Raniry Darussalam-Banda Aceh 1440H/2019 M, hlm 12
23
Menurut Hamel dan Prahalad dalam Rangkuti menjelaskan strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkatka) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapakan oleh para penelanggan di masa depan. Dengan demikian strategi selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dengan apa yang terjadi.23
Adapunbeberapa manfaat strategi yang digunamkan adalah sebagai berikut:
1) Efisiensi dan aktivitas kerja 2) Meningkatkan kreatitas kerja
3) Tanggung jawab lebih meningkat kepada perusahaan atau diri sendiri
4) Rencana perusahaan lebih jelas
5) Pengendali dalam mempengaruh sumber daya yang dimiliki secara terintegrasi dalam pelaksaan fungsi-fungsi manajemen agar berlangsung sebagai proses yang efektif dan efisien.24 b. PengertianPemulihan
Pemulihan merupakan awal upaya pembangunan kembali dan menjadi bagian dari pembangunan pada umumnya yang dilaukuan.Tujuannya untu menembuh-kembang kegiatan social, dan budaya, teganya hukum dan etertiban serta bangkitkan peran
24Ahyak, “Strategi Pengembangan Pariwisata Halal Kota Serubaya (studi kasus pada wisata sunan ampel Surabaya)", (Skripsi, Fakultas Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya 2018). Hlm: 20-24
24
masyarakat dalam segala aspek kehidupan.Hal ini dilakuan karena banyak masyarakat atau korban yang konisi ekonominya tidak menguntungkan dan terganggu mata pencahariannya.Aspe pemulihan, terkait dengan perbaikan dan pemulihan kembali semua aspek layanan publik atau masyarakkat sampai tingkat memadai atau normal, termasu pemulihan ekonomi untuk jangka menengah dan panjang.25
Menurut (Paramita) menyatakan bahwa ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pelaku pariwisata untuk memberikan rasa aman dan nayaman dalam memulihkan ekonomi pariwisata dia masa pandemi covid 19 ini yakni:
a. Sanitasi standar tinggi
Penerapan standar kesehatan dengan membuat sanitasi yang memadai.pihaknya akan menyiapkan destinasi sesuai dengan kondisi “new normal” dengan mengedepankan prinsip sustainable tourism, termasuk di dalamnya soal kesehatan, dan keamanan (Wahyudi, 2020). Sesuai hal ini maka daerah di Bali diharuskan untuk meningkatkan standar sanitasi yang dimiliki karena ini menjamin daya tarik suatu daerah wisata. Para pelaku pariwisata akan menciptakan standar sanitasi yang harus dimiliki suatu objek wisata seperti kebersihan toilet, sarana cuci tangan, ketersediaan
25 Ahmad Ubaidillah, Pemulihan Ekonomi Pasca Bencana Banjir Melalui Usaha Kerajinan Tas Limbah Bagi Petani Di Dusun Karyo Desa Bulutigo Kecamatan Laren K abupaten Lomong, Sripsi Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya 2018. Hlm 36-37
25
masker, pengukur suhu badan, pengecekan surat keterangan sehat dan vaksinasi.
b. Keamanan Standar Tinggi
Standar keamanan adalah hal penting yang wajib diperhatikan. Peningkatan standar keamanan di daerah wisata karena kenyaman wisatawan akan berdampak pada peningkatan kunjungan wisata. Peningkatan standar keamanan seperti:
pengecekan barang bawaan, pemasangan CCTV di setiap sisi objek wisata, dan penambahan tenaga keamananseperti satpam maupun pecalang.
c. Penginapan
Beberapa hal yang akan di temui pada „new normal‟ setelah Covid 19 dalam bidang parwisata adalah wisatawan yang akan menguatkan seperti tetap melaksanakan protocol self- distancing, sehingga ketersediaan sarana kebersihan akan menjadi focus utama para pelaku pariwisata. Staycation ini merupakan pilihan wisata bagi turis yang masih belum berani untuk berbaur dengan wisatawan lain. Hal ini akan mendorong hotel-hotel untuk memberihkan fasilitas ekstra seperti berbagai kelas khas Bali seperti kursus, tarian.
26 d. Pariwisata Khusus
Perubahan yang sangat besar akan terlihat dari kelompok wisatawan dalam berwisata. Jika dahulu mereka berda dalam kelompok yang besar karena akan menghemat budget. Tetapi mengingat standar yang tinggi akan keamanan dan kenyamanan maka pilihan Pariwisata khusus menjadi sangat penting karena mereka aka nada dalam kelompok kecil dengan kesamaan hobi, ketertarikan atau kesamaan visi. Contoh parwisata khusus ini seperti: wisata berkunjung ke tempat-tempat nisterius (angker).
Dengan berkembangnya wisatabjenis baru ini maka akan bermunculan tour and travel yang kreatif untuk mencari pangsa pasar spesifik sesuai dengn kebutuhan para turis.
e. Pariwisata Maya
Teknologi yang berkembang di dalam bidang pariwisata yaitu meningkatkan platform atau aplikasi yang mampu memberikan pengalaman nyata berwisata ke objek-objek wisata.Walaupun hal ini tidak mampu menandangi pengalaman langsung berwisata seprti merasakan keramahan masyarakat local.26
26Desak Ayu Putu Sucianti, “Strategi Pemulihan Pariwisata Pasca Penenangan Pandemi Covid-19 Di Provinsi Bali”, Jurnal Maha Widya Duta vol.5. No.1, April 2021. Hal 92-93
27 B. Telaah Pustaka
1. Arifinti Nur Sa‟idah (2017), dalam penelitian ini yang berjudul analisis strategi pengembanagan pariwisata dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (Pad) kota Bandar lampung (studi kasus dinas pariwisata kota Bandar lampung). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif analisis. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Dengan menggunakan metode pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa upaya pengembangan pariwisata yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kota Bandar Lampung dapat dikatakan tidak semua terlaksana dengan maksimal karena saat ini belum ada obyek wisata yang dikelola secara mandiri oleh Dinas Pariwisata melainkan masih dikelola secara pribadi oleh masyarakat.
Namun pendapatan asli daerah (PAD) Kota Bandar Lampung tetap mengalami peningkatan karena didukung dari kontribusi sektor pariwisata berupa pajak hotel, pajak restoran, dan pajak hiburan.
Secara umum pariwisata di Kota Bandar Lampung telah sesuai dengan prinsipprinsip pariwisata syari‟ah, hal tersebut dibuktikan dengan adanya pelayanan yang prima terhadap pengunjung atau wisatawan, tersedianya makanan dan minuman yang halal, serta
28
tersedianya tempat ibadah yang bersih dan nyaman. Pengembangan pariwisata yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kota Bandar Lampung, sudah memiliki beberapa obyek pariwisata yang sesuai dengan prinsipprinsip syariah yaitu sebesar 44% tetapi masih banyak obyek pariwisata lainnya yang belum sesuai dengan standar pengukuran pariwisata syariah dari segi administrasi dan pengelolaannya yakni sebesar 54%.27
2. Jurnal oleh Ivana solemede dkk, “Strategi pemulihan potensipariwisata budaya di Provinsi Maluku” Jurnal Ilmu Sosial Keagamaan(Vol. I No. 1Juni 2020), Fakultas Ilmu Sosial Keagamaan Institut Agama Kristen Negeri Ambon.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode analisis deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa“Pariwisata budaya merupakan jenis kegiatan pariwisata yang dikembangkan di suatu daerah atau sub daerah tujuan wisata yang mengandalkan kekayaan wisata berupa objek dan daya tarik wisata budaya.Potensi pariwisata budaya yang terdapat di Provinsi Maluku sangatlah banyak dan beragam. Berbagai atraksi budaya yang ditampilkan mencirikan adat istiadat masyarakat Maluku yang sarat akan nilai-
27Arifinti Nur Sa‟idah, analisis strategi pengembanagan pariwisata dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (Pad) kota Bandar lampung (studi kasus dinas pariwisata kota Bandar lampung) (Skripsi pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, UniversitaIslam Negeri RadenIntan Lampung 1438 H / 2017 M ).
29
nilai kearifan lokal yang bersumber dari para lelulur (tete nenemoyang). Pandemi Covid 19 telah berdampak terhadap berbagai sektor dalam kehidupan manusia. Sektor pariwisata yang selama ini digadang-gadang sebagai sumber kontribusi devisa terbesar kedua bagi Indonesia mengalami penurunan drastis. Di masa transisi kenormalan baru, pemerintah telah menyiapkan beberapa strategi untuk memulihkan sektor pariwisata.Untuk wilayah Maluku pemerintah provinsi juga telah merencanakan upaya-upaya untuk mendongkrak kembali sektor pariwisata Maluku yang nyaris tumbang dihantam pandemi Covid 19”.28
Persamaan jurnal Ivana solemede dan Trivena tamaneha dengan saya yaitu sama membahas tentang strategi pemulihan atau pemulihan ekonomi pariwisata.Perbedaan yang terdapat dalam penelitian ini yaitu dalam penelitian Ivan solemede membahas mengenai strategi pemulihan potensi pariwisata sedangkan saya analisis strategi pemulihan ekonomi pariwisata.
3. Jurnal, Yulia Puspitasari Gobel, “Pemulihan Ekonomi Indonesia Pasca Pandemi Covid-19 Dengan Mengkombinasikan Model Filantropi Islam Dan Ndeas Model”, Jurnal Islamic Banking and Finance (Vo. 3 No.2, November 2020), Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN Sultan Amai Gorontalo. Metode penelitian ini
28 Ivana solemede dkk, “Strategi pemulihan potensipariwisata budaya di Provinsi Maluku” Jurnal Ilmu Sosial Keagamaan(Vol. I No. 1Juni 2020).
30
menggunakan berupa Studi Kepustakaan (Library Research) metodeanalisis data.
Berdsarkan hasil penelitian tersebut di bahwa Penelitian ini merumuskan model pemulihan ekonomi Indonesia pasca pandemi Covid-19 dengan mengkombinasikan model filantropi Islam dengan The National Domestic Economic AutoSustainability Model (NDEAS-MODEL). Metode penelitian ini berupa Studi Kepustakaan (LibraryResearch). Hasil penelitian ini berupa gabungan antara filantropi Islam dengan NDEAS Model yang memberikan model keberlanjutan berupa kebangkitan ekonomi yang ditandai dengan adanya kenaikan pendapatan dan Negara Indonesia menjadi lebih hemat pengeluaran sehingga produktivitas lebih tinggi maka pendapatan dan tabungan juga dapat meningkat secara bersamaan, hal inilah yang dapat menekan biaya produksi karena investasi sama dengan tabungan, menghasilkan lapangan pekerjaan dan menarik investor domestik dan internasional, ketahanan pangan dan identitas negara serta berkurangnya pencemaran lingkungan.29
Persamaan jurnal Yulia Puspitasari dengan saya yaitu sama- sama membahas pemulihan ekonomi pasca covid-19. Sedangan perbedaan jurnal ini lebih menekankan pada mengkombinasikan model Filantropi islam dan ndeas model pasca covid-19.
29Yulia Puspitasari Gobel, “Pemulihan Ekonomi Indonesia Pasca Pandemi Covid-19 Dengan Mengkombinasikan Model Filantropi Islam Dan Ndeas Model”, Jurnal Islamic Banking and Finance (Vo. 3 No.2, November 2020).
31
4. Jurnal oleh Dian Herdiana, “Rekomendasi Kebijakan Pemulihan Pariwisata PascaWabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)Di Kota Bandung”, jurnal JUMPA Vol. 7, No. 1, Juli 2020), Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Cimahi. Penelitian ini menggunakan metode model-building method dengan pendekatan deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa“ COVID-19 yang sudah menyebar ke seluruh provinsi di Indonesia disikapi dengan penetapan bencana nasional COVID-19 oleh pemerintah, status tersebut didasarkan kepada bayaknnya warga masyarakat yang terinfreksi COVID-19, bahkan ratusan orang meninggal disebabkan oleh COVID-19 tersebut. Kondisi wabah COVID-19 diperparah dengan belum diketemukannya obat dan vaksin anti COVID- 19, berbagai pihak memprediksi bahwa penyebaran COVID-19 akan berlangsung sepanjang tahun 2020, penelitian yang dilakukan oleh tim simulasi dan permodelan Covid-19 Indonesia (SimcovID) dengan menggunakan model proyeksi SEIQRD (Suceptible- Exposed-Quarantine-Recovery-Death) menyimpulkan bahwa puncak Rekomendasi Kebijakan Pemulihan Pariwisata Pasca Wabah Corona Virus Disease 2019. JUMPA Volume 7, Nomor 1, Juli 2020 9 persebaran COVID-19 akan terjadi di bulan Mei 2020 dengan catatan pemerintah hanya memberlakukan kebijakan pembatasan
32
sosial (PSBB) dan bukan memberlakukan kebijakan karantina wilayah/lockdown.30
Persamaan jurnal yang dilakukan oleh jurnal Dian Herdian dengan peneliti yang dilakukan oleh peneliti yakni terletak pada subjek peneltian saya yang sama-sama membahas mengenai pemulihan ekonomi.Sedangkan perbedaannya pada peneltian terdahulu membahas tentang Kebijakan Pemulihan Pariwisan atau pascawabah corona virus sedangkan penelitian ini membahas analisis strategi pemulihan ekonomi pariwisata di masa pandemi covid 19 dan juga objek penelitian ini terletak di Kota Mataram.
5. Jurnal oleh Yenti Sumarni, Pandemi Covid-19 Tantangan Ekonomi Dan Bisnis, Jurnal Ekonomi dan Perbankan syariah (Vol. 6 No. 2 September 2020, IAIN Bengkulu. Penelitian ini menggunakanpenelitian kepustakaan dengan analisis data menggunakan metode kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa “Dampak Pandemi Covid-19 yang terjadi pada perekonomian global termasukperekonomian di Indonesia. Dari dampak pademik ini penurunan permintaan produk-produk syariahdan terhambatnya produksi syariah karena bahan baku berasal dari negara luar, dampak pademik inimempengaruhi ini terhambatnya realisasi penanaman modal. Tidak terkecuali, investor yangberencana menanamkan
30Dian Herdiana, “Rekomendasi Kebijakan Pemulihan Pariwisata PascaWabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)Di Kota Bandung”, jurnal JUMPA Vol. 7, No. 1, Juli 2020).
33
modalnya pada bisnis-bisnis syariah.peningkatan risiko lembaga- lembagakeuangan syariah dari tantangan ini strategi ekonomi dan bisnis syariah bisa mengatasi dampakpademik Covid-19 ini diharapkan para pelaku ekonomi dan bisnis syariah menunjukkan empati dansolidaritas kepada para pemangku kepentingan. pelaku bisnis syariah menyusun strategi usaha yglebih menguntungkan.
Pelaku bisnis syariah memanfaatkan dan mendukung program stimulus daripemerintah.perbankan syariah dan lembaga keuangan lainnya harus mulai merevisi kembali targetpertumbuhan, penerapan teknologi digital transaksi dalam satu solusi . Ekonomi dan bisnis syariahdapat berperan memulihakan guncangan ekonomi dengan mengedepankan pencapaian tujuan-tujuan syariah (maqashid syariah).31
Persamaan jurnal yang dilakakukan oleh Yenti Sumarni dengan saya yaitu sama-sama membahas tentang eonomi di masa covid 19. Sedangkan perbedaan penlitian Yenti Sumarni membahas tentang pandemi covid 19 ekonomi dan bisnis sedangan saya membahas ekonomi pariwisata di masa covid-19.
C. Kerangka berpikir
Pandemi covid-19 yang terjadi saat ini memang menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam menyeimbangikan
31Yenti Sumarni, Pandemi Covid-19 Tantangan Ekonomi Dan Bisnis, Jurnal Ekonomi dan Perbankan syariah (Vol. 6 No. 2 September 2020.
34
perekonomian, khususnya bagi Sektor pariwisata yang selama ini digadang-gadang sebagai sumber kontribusi devisa terbesar kedua bagi Indonesia mengalami penurunan drastis. Tidak adanya kunjungan wisatawan baik dalam maupun luar negeri menyebabkan banyak atraksi wisata budaya ditutup, mayoritas hotel juga mengalami penurunan dan berarti tak ada pendapatan bagi masyarakat yang bekerja di sektor pariwisata maupun pemasukan anggaran bagi pemerintah provinsi.
Oleh karena itu Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah menyusun program CHS (Cleanliness, Health and Safety) sebagai strategi pemulihan ekonomi pariwisatatatanan new normal dengan melibatkan para pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif yang nantinya diharapkan pariwisata dapat produktif dan aman dari covid- 19.Pandemi covid-19 telah berdampak pada berbagai sektor dalam kehidupan manusia, salah satunya adalah pada sektor pariwisataBerbagai stimulus telah dilakukan pemerintah untuk melawan dampak negatif dari covid-19.Tidak adanya kunjungan wisatawan baik dari dalam maupun manca negara akibatnya segala aktivitas pariwisata ditutup. Hotel-hotel mengalami penurunan, selain itu akibat dari terhentinya kegiatan wisata tersebut menyebabkan pemutusan kerja para pegawai di industry pariwisata yang berarti tidak adanya pendapatan masyarakat yang bekerja pada sektor pariwisata maupun tidak adanya anggaran bagi pemerintah provinsi. Sehingga dibutuhkan strategi yang lebih cocok atau lebih baik yang dilakukan oleh
35
kelembagaan pariwisata untuk pemulihan ekonomi pariwisata kota mataram di masa pandemi covid-19. Untuk lebih jelasnya kerangka berpikir terebut dapat dilihat pada bagan 1.1 Di bawah ini:
Bagan 1.1kerangka berpikir
Pariwisata di masa pandemi covid-19
Dampak ekonomi pariwisata
Pengembagan masyarakat
Pendapatan masyarakat
analisis
Pemulihan ekonomi pariwisata kota mataram di masa pandemi covid-19
36 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan penelitian
Adapun jenis pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka. Data yang terkumpul setelah dianalisis selanjutnya dideskripsikan sehingga mudah dipahamai oleh orang lain. 32
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu memaparkan data dengan menerangkan suatu peristiwa yang ada pada saat sekarang dengan cara mengumpulkan data, menganalisis dan menarik kesimpulan berupa kata-kata atau gambar.
Untuk itu dengan mengacu terhadap pendekatan kualitatif biasanya bersifat memahami makna, memahami keunikan, mengkonstruksi fenomena, dan menemukan hipotesis.
B. Kehadiran peneliti
Peneliti sebagai pewawancara atau orang yang akan melakukan wawancara, observasi maupun dokumentasi harus melakukan pengamatan dengan cermat dan teliti terhadap objek yang akan diteliti agar dapat memperoleh data yang diinginkan. Dalam hal ini Kehadiran peneliti
32 Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta Penerbit dan Percetakan, 2020), Cetakan Ketiga, hlm 7.
37
merupakan instrumen penting atau instrumen kunci yang turun langsung ke lapangan pada saat melakukan penelitian.
C. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lokasi di Dinas Pariwisata Kota Mataram yang terletak di jalan Majapahit no. 14 A Mataram, Dasan Agung Baru, Kecamatan Selaparang Kota Mataram Nusa Tenggara Barat.Adapun di dalam penelitian ini teknik yang akan digunakan peneliti dalam pemilihan lokasi adalah dengan teknik Purposive Sampling. Teknik ini adalah teknik pengambilan sampel dengan cara menentukan dengan sengaja lokasi yang akan dijadikan sebagai sampel penelitian berdasarkan beberapa pertimbangan bahwa penulis mengambil lokasi untuk investifikasi peneliti berdasarkan data dinas pariwisata kota mataram, kota mataram memiliki potensi pariwisata yang cukup baik. Namun pemerintah kota mataram khususnya dinas pariwisata kota mataram belum optimal dalam rangka Menganalisis Strategi Pemulihan Ekonomi Pariwisata Kota Mataram Di Masa Pandemi Covid-19 di bandingkan dengan daerah/kabupaten yang ada di Nusa Tenggara Barat (NTB).
D. Sumber data
Dalam melakukan penelitian ini diperlukan data untuk mendukung kegiatan penelitian.Adapun data yang digunakan peneliti meliputi data primer dan data skunder.
a. Data primeradalah sumber data yang langsung memberikanm data kepada pengumpulan peneliti dari sumber pertama, yaitu yang
38
diperoleh dari dinas pariwisata Kota Mataram, hotel atau restoran.
Kedua wawancara dengan pihak pegawai dinas pariwisatadan staf-staf dinas pariwisataKota Mataram.
b. Data skunderadalahsumeber informasi yang diperoleh langsung memberikan data kepada pengumpulan data, seperti data-data yang bersumer dari buku kepustakaan, dokumen profil dari Dinas Pariwisata KotaMataram.33
E. Metode Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data dan informasi dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Wawancara/interview
Adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber berpedoman pada daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan.34
Metode wawancara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1).
Wawancara terstruktur, yaitu: wawancara yang pertanyaanya telah di siapkan, seperti menggunakan pedoman wawancara. 2). Wawancara tidak terstruktur, yaitu: wawancara yang lebih bebas, lebih mendalam, dan menjadikan pedoman wawancara sebagai pedoman umum dan garis-garis besarnya saja.35
33Ibid., hlm 104-104
34Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2019), Cetakan KeSatu, hlm 195.
35 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cetakan KeduaPuluhSembilan, hlm 190.
39
Adapun tehnik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik wawancara tidak terstruktur.Dalam melakukan wawancara peneliti akan mewawancara beberapa informan yaitu 1) Kepala dinas pariwisata Kota Mataram, 2) Kepala bagian di bidang pengelolaan data 3) Staf-staf yang berkaitkan.
b. Observasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alami yang lain.36 Observasi juga suatu cara untuk mengumpulkan data dengan cara mengadakan pengamatan dan pencatatan dengan sistematis terhadap penomena yang diselidiki.
c. Dokumentasi, yaitu kegiatan mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa cacatan, transrip, buku-buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya.37
F. Teknik analisis data
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam priode tertentu. Ada empat tahapan atau langkah-langkah analisis penelitian yaitu:
1) Data reduction (reduksi data)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicacat secara teliti dan rinci. Seperti dikemukakan, semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data
36Ibid., hlm 203.
37Ibid., hlm 135
40
akan semakin banyak, komples dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.Mereduksi data berarti merangkum, memilih dan memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
2) Data display (penyajian data)
Setelah data reduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.Kalau dalam penelitian kualitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafi, pie chart, pictogram dan sejenisna. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah difahami. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan bersifat teks yang bersifat naratif.
3) Conclusion DrawingVerification(Penarikan Kesimpulan).
Langkah ke tiga dalam analisis dan data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersiifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat mendukung pada tahap pengumpulan data tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penelitian kembali ke lapangan