• Tidak ada hasil yang ditemukan

Petunjuk Pencalonan Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di Pemilihan Umum 2024

N/A
N/A
Siti Nuripah

Academic year: 2024

Membagikan "Petunjuk Pencalonan Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di Pemilihan Umum 2024"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGAWASAN dan PENINDAKAN PELANGGARAN PADA PENCALONAN

ANGGOTA DPD PADA PEMILU 2024

DIVISI

HUKUM DAN SENGKETA

(2)

Pasal 22E ayat (2) UUD NRI 1945

Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Pasal 22E ayat (4) UUD NRI 1945

Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Daerah adalah perseorangan

Pasal 181 UU. No. 7/ 2017

Peserta Pemilu untuk memilih anggota DPD adalah perseorangan

PESERTA PEMILU PERSEORANGAN ANGGOTA DPD

1

2

PENCALONAN CALON

SYARAT

(3)

PENCALONAN ANGGOTA DPD

Syarat Pencalonan (Psl 183 ayat (1) UU. 7/ 2017 Syarat Calon (Psl 258 ayat (2) UU.7/ 2017 a. provinsi dengan jumlah Penduduk yang termuat di dalam daftar

pemilih tetap sampai dengan 1.000.000 (satu juta) orang harus mendapatkan dukungan paling sedikit 1.000 (seribu) Pemilih;

b. provinsi dengan jumlah Penduduk yang termuat di dalam daftar pemilih tetap lebih dari 1.000.000 (satu juta) sampai dengan 5.000.000 (lima juta) orang harus mendapatkan dukungan paling sedikit 2.000 (dua ribu) Pemilih.

c. provinsi dengan jumlah Penduduk yang termuat di dalam daftar pemilih tetap lebih dari 5.000.000 (lima juta) sampai dengan 10.000.000 (sepuluh juta) orang harus mendapatkan dukungan paling sedikit 3.000 (tiga ribu) Pemilih;

d. provinsi dengan jumlah Penduduk yang termuat di dalam daftar pemilih tetap lebih dari 10.000.000 (sepuluh juta) sampai

dengan 15.000.000 (lima belas juta) orang harus mendapatkan dukungan paling sedikit 4.000 (empat ribu) Pemilih;

e. provinsi dengan jumlah Penduduk yang termuat di dalam daftar pemilih tetap lebih dari 15.000.000 (lima belas juta) orang harus mendapatkan dukungan paling sedikit 5.000 (lima ribu) Pemilih.

a. kartu tanda penduduk Warga Negara Indonesia;

b. bukti kelulusan berupa fotokopi ijazah, surat tanda tamat belajar, atau surat keterangan lain yang

dilegalisasi oleh satuan pendidikan atau program pendidikan menengah;

c. surat pernyataan bermeterai bagi calon anggota DPD yang tidak pernah dipidana dengan ancaman pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih atau surat

keterangan dari lembaga pemasyarakatan bagi calon yang pernah dijatuhi pidana;

d. surat keterangan sehat jasmani dan rohani dan surat keterangan bebas narkotika;

e. surat tanda bukti telah terdaftar sebagai pemilih surat tanda bukti telah terdaftar sebagai pemilih.

f. Dll

(4)

Hal-Hal Yg Tidak Boleh Terjadi Dalam Persyaratan Pencalonan/ Calon Anggota DPD

Pasal 183 ayat (4) dan Pasal 260 ayat (2) UU. 7/ 2017 mengatur:

Seorang pendukung tidak dibolehkan memberikan dukungan kepada lebih dari 1 (satu) orang calon anggota DPD serta …

… Seorang pendukung tidak dibolehkan melakukan perbuatan curang untuk menyesatkan seseorang dengan memaksa, dengan menjanjikan atau dengan memberikan uang atau materi lainnya untuk

memperoleh dukungan bagi pencalonan anggota DPD dalam Pemilu (Psl 183 ayat (4)

Pasal 260 ayat (3) mengatur:

… data palsu terkait dengan dokumen persyaratan dukungan minimal pemilih kepada bakal calon anggota DPD …

Pasal 260 ayat (3) mengatur:

… data yang sengaja digandakan oleh bakal calon anggota DPD terkait dengan dokumen persyaratan dukungan minimal pemilih…

(Ganda identik dan potensi ganda pd 1 bakal calon atau potensi ganda antar bakal calon) Psl 45 PKPU 10/ 2022

1 2

3

Kekurangan syarat dukungan Psl 183 ayat (1) UU. 7/ 2017

Kekurangan dokumen syarat calon Psl 258 ayat (2) UU. 7/ 2017

4

5

(5)

Pasal 44 PKPU 10/ 2022 :

Pendukung belum berumur 17 Tahun, belum kawwin atau belum pernah kawin Pasal 44 PKPU mengatur:

Berstatus sebagai:

- Prajurit TNI

- Anggota POLRI

- ASN

- Penyelenggara Pemilu

- Kepala Desa/ Perangkat Desa - Jabatan lain yang dilarang

6

7

Hal-Hal Yg Tidak Boleh Terjadi Dalam Persyaratan Pencalonan Anggota DPD

(6)

Definisi 1:

Pengawasan Pemilu adalah kegiatan

mengamati, mengkaji, memeriksa, dan menilai proses penyelenggaraan Pemilu sesuai peraturan perundang-undangan.

Konsep sebelumnya

PENGAWASAN PEMILU

Definisi 2 :

Pengawasan adalah segala upaya untuk melakukan

pencegahan serta penindakan terhadap pelanggaran Pemilu dan sengketa proses Pemilu yang bertujuan untuk

memastikan persiapan dan pelaksanaan Pemilu sesuai dengan ketentuan perundang- undangan.

Pasal 1 angka 21 Perbawaslu 5/ 2022.

(7)

PENGATURAN PELAKSANAAN PENGAWASAN PENCALONAN DPD

PEMILIHAN UMUM

UU. NO. 7 / 2017

Pengawasan Pencalonan Perseorangan Peserta Pemilu

Anggota DPD

PERBAWASLU 16/

2018

Pengawasan Penyelenggaraan

Pemilu

PERBAWASLU 5/ 2022

Pencalonan

Perseorangan Peserta Pemilu anggota DPD

PKPU 10/ 2022

7

(8)

8

FUNGSI BADAN PENGAWAS PEMILU

01 PENGAWASAN

02 PENCEGAHAN

03 PENINDAKAN

SOSIALISASI PERATURAN, PEMETAAN POTENSI KERAWANAN, HIMBAUAN DAN KOORDINASI ANTARLEMBAGA, PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT

upaya untuk melakukan pencegahan serta penindakan terhadap pelanggaran Pemilu dan sengketa proses Pemilu

MELAKUKAN PENINDAKAN TERHADAP PELANGGARAAN KAMPANYE PEMILU

Prinsip

Ultimum Remedium (Penindakan= upaya terakhir/

Mengutamakan

pencegahan)

(9)

Pasal 261 ayat (1) mengatur

Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan pengawasan atas

pelaksanaan verifikasi kelengkapan persyaratan administrasi bakal calon anggota DPD yang dilakukan oleh KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota.

Pasal 261 ayat (2) mengatur

Dalam hal pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menemukan unsur

kesengajaan atau kelalaian anggota KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota berakibat merugikan atau menguntungkan bakal calon anggota DPD, maka Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota menyampaikan temuan kepada KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota.

Note:

Terhadap ketentuan Pasal 261 ayat (1) dan ayat (2), terkandung karakteristik pengaturan yaitu:

a. Subyek yang diawasi ialah KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/ Kota.

b. Bentuk pengawasan yaitu berupa pencegahan, bukan penindakan

Pengawasan Pencalonan DPD Berdasarkan UU. 7 Tahun 2017

(10)

STRATEGI PENGAWASAN PENCALONAN DPD

Strategi = Rencana: Menentukan Sasaran Dan Waktu , Pola, cara:

Bentuk: Jenis Kegiatan Pendekatan:

1. RENCANA PENGAWASAN

4. POLA/ CARA PENGAWASAN 3. BENTUK PENGAWASAN

2. PENDEKATAN PENGAWASAN

Menyusun Potensi Kerawanan (basis pengalaman)

Menyusun alat kerja Menentukan Sasaran dan Waktu

1. Formal 2. Informal

Pengawasan 1. Kordinasi 2. Himbauan 3. Represif Pengawasan Partisipatif

Pengawasan melekat Pengawasan

investigatif Pengawasan

audit

Pengawasan Aktif

Pengawasan Pasif

(11)

1. Peserta PEMILU

a. Bakal Calon Anggota DPD b. Calon Anggota DPD

c. Penghubung Bakal Calon/ Calon d. Pemberi dukungan

SASARAN PENGAWASAN

3. Obyek Pengawasan

a. Persyaratan Dukungan Bakal Calon (syarat pencalonan Pasal 183) b. Syarat Administrasi Calon (Pasal 258 UU. 7/ 2017)

2. Penyelenggara PEMILU

a. KPU di semua tingkatan

b. Sekretariat KPU di semua

tingkatan

(12)

Indeks Kerawanan Pemilu (IKP)

sebagai deteksi dini potensi kerawanan pelanggaran pemilu Berupa data Palsu, data Ganda, serta data invalid

Pusat Pengawasan Partisipatif Masyarakat

sebagai simpul aktivitas bersama komponen masyarakat dalam pengawasan pemilu.

Rencana Aksi Pencegahan Potensi Pelanggaran Pemilu

Himbauan

Upaya mempengaruhi penyelenggara dan peserta

Pemilu tidak melakukan pelanggaran pemilu

(13)

RAGAM AKTIVITAS PUSAT PENGAWASAN PARTISIPATIF MASYARAKAT

1. Bawaslu sebagai lembaga yang mempunyai Kewenangan untuk mengawasi proses Pemilu membutuhkan dukungan banyak pihak untuk aktivitas pengawasannya.

2. Salah satunya adalah dengan mengajak segenap kelompok masyarakat untuk terlibat

dalam partisipasi pengawasan pemilu tersebut.

(14)

 Bawaslu mendorong pengawasan oleh masyarakat dalam

pelaksanaan Pemilu yang disebut dengan

Pengawasan Partisipatif

 Bawaslu memandu ragam aktivitas kelompok

masyarakat untuk ikut mengawasi Pemilu dalam sebuah arena kegiatan

pengawasan bersama yang disebut :

Pusat Partisipatif Masyarakat.

PENGAWASAN PARTISIPATIF

(15)

PENEGAKKAN HUKUM Administratif TERHADAP DATA PALSU & DATA GANDA DALAM DUKUNGAN MINIMAL PEMILIH

Pasal 183 UU. No. 7 Tahun 2017

Ayat (4): Seorang pendukung tidak dibolehkan memberikan dukungan kepada lebih dari 1 (satu) orang calon anggota DPD … Ayat (5): Dukungan yang diberikan kepada lebih dari 1 (satu) orang calon anggota DPD sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dinyatakan batal.

Pasal 260 UU. No. 7 Tahun 2017

Ayat (2): Seorang Pemilih tidak dibolehkan

memberikan dukungan kepada lebih dari 1 (satu) orang bakal calon anggota DPD

Ayat (3): Dalam hal ditemukan bukti adanya data palsu … terkait dengan dokumen persyaratan dukungan minimal pemilih, bakal calon anggota DPD dikenai pengurangan jumlah dukungan minimal Pemilih sebanyak 50 (lima puluh) kali temuan bukti data palsu …

.

Ayat (3) Dalam hal ditemukan bukti adanya … data yang sengaja digandakan oleh bakal calon anggota DPD terkait dengan dokumen persyaratan dukungan minimal

pemilih, bakal calon anggota DPD dikenai pengurangan jumlah dukungan minimal Pemilih sebanyak 50 (lima puluh) kali temuan bukti data palsu atau data yang

digandakan

PERBUATAN PERBUATAN

Peristiwa Pidana = Sanksi Administrasi

Perbuatan Pel Adiminstratif Bakal Calon = Sanksi Administrasi

(16)

PENEGAKKAN HUKUM Pidana Pemilu TERHADAP DATA PALSU DALAM DUKUNGAN MINIMAL PEMILIH

Pasal 260 Ayat (3):

Dalam hal ditemukan bukti adanya data palsu … terkait dengan dokumen persyaratan dukungan minimal pemilih, bakal calon anggota DPD dikenai pengurangan jumlah dukungan minimal Pemilih sebanyak 50 (lima puluh) kali temuan bukti data palsu …

Peristiwa Pidana Pemilu

Pasal 264 UU. 7 Tahun 2017

Dalam hal ditemukan dugaan telah terjadi pemalsuan dokumen atau penggunaan dokumen palsu dalam persyaratan

administrasi bakal calon dan/atau calon anggota DPD, maka KPU dan KPU Provinsi

berkoordinasi dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk menindaklanjutinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

Pasal 265

Dalam hal putusan pengadilan yang

memperoleh kekuatan hukum tetap yang

menyatakan tidak terbukti adanya pemalsuan dokumen atau penggunaan dokumen palsu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 264 dibacakan setelah KPU dan KPU Provinsi

menetapkan daftar calon tetap anggota DPD, putusan tersebut tidak memengaruhi daftar calon tetap.

Pasal 520

Setiap orang yang dengan sengaja membuat surat atau

dokumen palsu dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang memakai, atau setiap orang yang dengan sengaja

memakai surat atau dokumen palsu untuk menjadi bakal calon anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota, untuk menjadi Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 254 dan Pasal 260 dipidana dengan pidana penjara … dan denda paling banyak Peribuatan Pidana = Sanksi Pidana Pemilu

Catatan: Pasal 264 Pidana Umum

(17)
(18)

Kekerasan &

Intimidasi

Politik Uang

Kampanye

Hitam Pemalsuan

Dokumen TPS Rawan Konflik Horizontal

Penggunaan Fasilitas

Negara Kampanye

Diluar

Jadwal

POTENSI PELANGGARAN DALAM PEMILIHAN UMUM

(19)
(20)

TERI MA K ASIH

2 0

Referensi

Dokumen terkait

ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN/KOTA DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 20142.

ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KARAWANG DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN

ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014. PROVINSI :

ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014. PROVINSI :

ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KARAWANG DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019.. KOMISI PEMILIHAN UMUM

ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014.

ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KARAWANG DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN

ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN/KOTA DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014.