• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) TAMAN REKREASI LAMALAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "STRATEGI PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) TAMAN REKREASI LAMALAKA "

Copied!
51
0
0

Teks penuh

Strategi Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Rekreasi Lamalaka di Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng. Dipimpin oleh HIKMAH dan MUH.DAUD. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Strategi Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Rekreasi Lamalaka di Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng sebagai tempat mendapatkan informasi penelitian. Penentuan pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi atau pengamatan langsung di lapangan dan melakukan wawancara.

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder, sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pengelolaan Ruang Terbuka Hijau telah memenuhi standar pengaturan Ruang Terbuka Hijau di Taman Rekreasi Lamalaka yang mempunyai luas 1,2 Ha dan dikelola dengan baik. Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulisan skripsi yang berjudul “Strategi Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Rekreasi Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng” dapat diselesaikan.

Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada bapak, ibu dan seluruh keluarga serta pihak-pihak yang telah memberikan semangat dan motivasi hingga terselesaikannya skripsi ini.

DAFTAR LAMPIRAN

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Kegunaan Penelitian

Dalam pemekaran, aspek lingkungan dan perlunya perencanaan kota yang baik di setiap wilayah harus diperhatikan. Salah satu bentuk intervensi pemerintah dalam pengelolaan kota dan wilayah untuk mencapai keseimbangan alokasi sumber daya yang wajar adalah dalam bentuk perencanaan fisik dan wilayah. Permasalahan khas yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia adalah tingginya pertumbuhan penduduk akibat urbanisasi yang menyebabkan pengelolaan ruang kota semakin sulit dan daya dukung lingkungan menurun, adanya permasalahan konversi lahan sehingga mengakibatkan rendahnya kualitas lingkungan perkotaan.

2 Ruang Terbuka Hijau merupakan suatu bentuk ruang terbuka yang berfungsi sebagai penyeimbang antara kawasan terbangun dan kawasan terbuka. Ruang terbuka hijau memiliki beberapa peran, antara lain memberikan kualitas udara yang sehat, ruang hidup yang nyaman dan interaksi sosial, serta mempercantik estetika lingkungan kota. Ruang Terbuka Hijau adalah suatu kawasan atau permukaan tanah yang didominasi oleh tumbuhan yang dikembangkan dengan fungsi melindungi habitat tertentu, dan/atau fasilitas lingkungan/kota, dan/atau mengamankan jaringan prasarana, dan/atau budidaya pertanian.

Selain meningkatkan kualitas atmosfer, mendukung konservasi air dan tanah, ruang terbuka hijau di tengah ekosistem perkotaan juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas lingkungan sekitar kota. 05/PRT/M/2008 tentang pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di perkotaan disebutkan bahwa pengertian ruang terbuka hijau adalah suatu kawasan/jalur dan/atau cluster memanjang yang pemanfaatannya lebih terbuka. , tempat untuk pertumbuhan. Namun kenyataannya, hanya sekitar. 10% Ruang Terbuka Hijau milik instansi tertentu (Swasta) dan 20% Ruang Terbuka Hijau yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Kota/Kabupaten (Masyarakat) dari total luas wilayah perkotaan. dipertahankan sebagai RTH.

Kabupaten Bantaeng merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang aktif melakukan pembangunan yang akan menimbulkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK), oleh karena itu diperlukan Ruang Terbuka Hijau untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca. Hingga saat ini pengembangan ruang terbuka hijau belum optimal, oleh karena itu diperlukan strategi pengembangan ruang terbuka hijau khususnya di Taman Rekreasi Lamalaka, Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng. Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengelolaan Ruang Terbuka Hijau khususnya Taman Rekreasi Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng.

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah merumuskan strategi pengelolaan ruang terbuka hijau di Taman Rekreasi Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng. Sebagai informasi dan bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang relevan dengan penelitian ini.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Pengertian Strategi
  • Ruang Terbuka Hijau (RTH)
  • Waktu dan Tempat
  • Objek dan Alat Penelitian 1. Objek Penelitian
  • Jenis dan Sumber Data
  • Pengumpulan Data
  • Analisis SWOT

Ruang Terbuka Hijau adalah suatu kawasan/jalan yang memanjang dan bergerombol, yang pemanfaatannya lebih terbuka, tempat tumbuhnya tanaman, baik yang tumbuh secara alami maupun yang ditanam dengan sengaja. Ruang terbuka merupakan ruang yang direncanakan karena adanya kebutuhan akan tempat pertemuan dan kegiatan bersama di alam terbuka. Ruang terbuka (open space), ruang terbuka hijau (RTH), ruang publik (public space) mempunyai arti yang hampir sama.

Secara teoritis, ruang terbuka berarti ruang yang berfungsi sebagai wadah bagi kehidupan manusia, baik secara individu maupun kelompok, serta wadah bagi makhluk lain untuk hidup dan berkembang secara berkelanjutan (UUPR No. 24/1992). Ruang yang berdasarkan fungsinya sebagai ruang terbuka hijau, yaitu berupa taman, lapangan olah raga, dan taman bermain, pada kawasan perkotaan belum atau sebagian besar merupakan lahan belum dikembangkan yang mempunyai nilai untuk taman dan rekreasi; konservasi tanah dan sumber daya alam lainnya; atau kebutuhan sejarah dan estetika. Ruang Terbuka Hijau (RTH) mengedepankan unsur hijau (vegetasi) dalam segala bentuknya, sedangkan ruang publik dan ruang terbuka hanyalah kawasan terbuka yang tidak dibangun tanpa tanaman.

Ruang publik merupakan ruang yang dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat, sedangkan RTH dan ruang terbuka tidak selalu dapat digunakan dan dinikmati oleh seluruh masyarakat.Ruang terbuka hijau memerlukan perencanaan yang lebih baik untuk menjaga keseimbangan kualitas lingkungan perkotaan. Selain sering mengubah konfigurasi alam lahan/lanskap perkotaan, juga melakukan perampasan lahan-lahan tersebut untuk berbagai formasi ruang terbuka lainnya, yang keduanya umumnya merugikan keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang sering dianggap sebagai lahan cadangan menjadi dan tidak ekonomis. . Di sisi lain, kemajuan peralatan dan pertumbuhan jalur transportasi serta sistem utilitas sebagai bagian dari peningkatan kesejahteraan penduduk kota juga telah meningkatkan jumlah bahan pencemar dan menimbulkan berbagai ketidaknyamanan pada lingkungan perkotaan. . seperti ini, Ruang Terbuka Hijau sangat dibutuhkan sebagai suatu teknik yang relatif lebih murah, aman, sehat dan nyaman.

Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan merupakan bagian dari penataan ruang kawasan perkotaan yang mempunyai manfaat sangat tinggi bagi kehidupan, tidak hanya dapat melestarikan dan melestarikan kualitas lingkungan hidup namun juga dapat menjadi nilai kebanggaan jati diri masyarakat. kota. Keberadaan Ruang Terbuka Hijau perkotaan ditunjukkan dengan adanya kesepakatan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) minimal 30% dari total luas kota, selain itu sejumlah peraturan perundang-undangan nasional dan daerah mengatur permasalahan terkait pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (GSO) sehingga biasanya menjadi landasan bagi pemerintah kota dalam pengembangan Ruang Terbuka Hijau (GSO). Ruang Terbuka Hijau (RTH) sampai dengan peraturan yang berlaku berupa keputusan menteri atau peraturan menteri, termasuk instruksi Menteri Dalam Negeri No. 197 Tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Minimum Bidang Lingkungan Hidup di Wilayah Kabupaten dan Kota serta beberapa peraturan perundang-undangan lainnya yang semuanya memuat fungsi, kriteria, jenis, pengelolaan, standar kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan berbagai permasalahannya. terkait dengan Ruang Terbuka Hijau perkotaan.

Teknik analisis yang akan digunakan dalam penyusunan strategi pengembangan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Taman Rekreasi Lamalaka di Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng adalah dengan menelaah seluruh data yang diperoleh dari berbagai sumber, baik dari wawancara langsung maupun observasi di lapangan. Pola kerja analisis SWOT adalah membandingkan dan menafsirkan hal-hal yang harus dilakukan dalam menghadapi faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan serta faktor eksternal berupa peluang dan ancaman. Ada empat jenis strategi dalam analisis SWOT, yaitu strategi SO (Strength – Opportunity), strategi WO (Weakness-Opportunity).

Hasil akhir analisis SWOT terdapat pada Tabel 3 yang menggambarkan alternatif strategi dalam Strategi Pengelolaan RTH di lokasi penelitian.

Gambar 1. Kerangka pikir penelitian      Strategi
Gambar 1. Kerangka pikir penelitian Strategi

KEADAAN UMUM WILAYAH

  • Sarana dan Prasarana

Iklim Kabupaten Bantaeng Wilayah Bantaeng beriklim tropis dengan dua musim, kemarau dan hujan. Kabupaten Bantaeng mempunyai sembilan kecamatan yang terdiri dari luas wilayah, jumlah penduduk dan jumlah rukun warga serta tetangganya. Jumlah penduduk Kabupaten Bantaeng berjumlah 9.167 KK dengan jumlah penduduk 36.634 jiwa dari total sembilan kecamatan yang termasuk dalam Kabupaten Bantaeng.

Tabel 1. Jumlah Penduduk, luas, RW dan RT di  Kecamatan Bantaeng.
Tabel 1. Jumlah Penduduk, luas, RW dan RT di Kecamatan Bantaeng.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  • Strategi Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
  • Ruang Terbuka Hijau Publik di Kabupaten Bantaeng
  • Pengelompokan Data
  • Pembahasan
  • Kesimpulan
  • Saran

RTH di Kabupaten Bantaeng dengan luas total 10 jenis RTH yaitu 411,28 Ha dan termasuk RTH di Kabupaten Bantaeng yaitu: Taman Rekreasi Lamalaka, Desa Lamalaka dengan luas 1,2 Ha dan Perkotaan Hutan yang terletak di Desa Pallantikang dengan luas 15 Ha Ha) dari jumlah penduduk dengan luas ruang terbuka hijau yaitu (0,2 km2x km2). Dalam pengelolaan ruang terbuka hijau Taman Rekreasi Lamalaka Kabupaten Bantaeng, pengelolaan kawasan taman rekreasi dengan menempatkan tanaman disekitarnya, dan juga dalam menjaga kebersihan taman. Mengenai luas taman rekreasi dan jenis tanamannya, hasil pendataan menunjukkan luas taman rekreasi Lamalaka adalah 1,2 ha.

Kawasan Taman Rekreasi Lamalaka dilengkapi dengan rest area dimana pengunjung dapat menikmati pemandangan yang indah. Objek wisata taman rekreasi yang terletak di Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng ini merupakan tempat wisata yang sangat cocok untuk rekreasi keluarga. Taman rekreasi ini memiliki banyak tanaman yang dapat menghiasi taman agar lebih menarik dan indah serta menyegarkan bagi pengunjung yang datang.

Taman rekreasi saja tidak cukup, hanya tersedianya fasilitas seperti minimnya penerangan di malam hari dan juga minimnya tanda pengenal. Dengan dikembangkannya taman rekreasi ini akan jauh lebih baik dan desainnya lebih indah, sehingga diharapkan dapat mengembangkan daya tarik wisata taman rekreasi tersebut, sehingga menarik pengunjung. Ancaman yang ditimbulkan oleh taman ini adalah masih banyaknya tempat wisata lain yang ada di Kabupaten Bantaeng sehingga dapat menjadi pesaing dalam pengembangan taman rekreasi ini. Selain itu, objek wisata ini harus dikembangkan ke arah yang lebih baik, termasuk sulitnya mendapatkan dana untuk pengelolaannya agar taman rekreasi tersebut selalu terawat dan diminati pengunjung.

Ancaman lainnya adalah masih banyak masyarakat yang belum tertarik dengan taman hiburan sehingga hanya sebagian masyarakat saja yang tertarik untuk datang ke taman tersebut. Strategi Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (GRM) Taman Rekreasi Lamalaka Kabupaten Bantaeng adalah dengan melibatkan masyarakat sekitar Taman Rekreasi dalam pemeliharaan tanaman yang ada di taman tersebut dan juga pemeliharaannya. Taman Rekreasi Lamalaka terletak di Kecamatan Bantaeng dan merupakan tempat yang cocok untuk rekreasi keluarga dan taman ini juga memiliki banyak tanaman yang dapat menghiasi taman agar lebih menarik bagi pengunjung.

Pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau (ROS) Taman Rekreasi Lamalaka harus terus dilakukan, namun harus lebih diperhatikan kualitas dan fungsi ekologis Ruang Terbuka Hijau (ROS) Taman Rekreasi. Harus ada dialog antara masyarakat lokal dan pemerintah dalam pengembangan Taman Rekreasi Ruang Terbuka Hijau (RTH).

DAFTAR PUSTAKA

Gambar

Gambar 1. Kerangka pikir penelitian      Strategi
Tabel 3. Matrik analisis SWOT
Tabel 1. Jumlah Penduduk, luas, RW dan RT di  Kecamatan Bantaeng.
Tabel 3. Sarana dan Prasarana yang Tersedia di Kecamatan Bantaeng
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Halmahera Utara, Kawasan Perkotaan Tobelo di Kecamatan Tobelo yang merupakan salah satu kota di wilayah