1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Secara umum, strategi merupakan konsep yang populer, sejak zaman dahulu sampai sekarang. Sering kita mendengar konsep strategi sebagai pembicaraan umum, dimana strategi merupakan suatu cara, langkah-langkah yang dirumuskan secara matang sebelum melakukan sesuatu dengan harapan mendapat hasil yang maksimal.
Begitupun dengan strategi belajar mengajar, atau strategi pembelajaran siswa atau strategi mengajari siswa untuk belajar secara maksimal agar hasil belajar optimal. Hal ini dimaksudkan sebagai pola yang ditetapkan guru sebelum mengajar dengan maksud untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Artinya dalam konteks pendidikan, strategi digunakan untuk mengatur siasat agar dapat mencapai tujuan pendididkan dengan baik. Dengan kata lain, strategi dalam konteks pendidikan dapat dimaknai sebagai suatu perencanaan yang berisi serangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan.1
Dalam proses pelaksanaan suatu kegiatan baik yang bersifat operasional maupun non operasional harus disertai dengan perencanaan yang memiliki strategi yang baik dan sesuai dengan sasaran. Sedangkan peran strategi dalam proses pembelajaran Al-Qur’an sangat diperlukan, hal ini dikarenakan konsep-konsep tentang strategi pembelajaran tidak mudah untuk diterapkan. Oleh karena itu menyampaikan, mengajarkan atau mengembangkannya harus menggunakan strategi yang baik dan mengena pada sasaran, dan penetapan strategi merupakan
1Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015), h. 13.
Bagian yang sangat terpenting dalam proses pembelajaran.2 Definisi sebelumnya dapat disimpulkan bahwa strategi dalam proses pembelajaran adalah langkah-langkah yang ditempuh guru untuk memanfaatkan sumber belajar yang ada, guna mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Pada pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik, yang mana guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak hanya dapat dilaksanakan pada lembaga pendidikan formal, tetapi dapat juga dilakukan di lembaga-lembaga pendidikan non formal seperti masjid, mushollah, rumah dan sebagainya.
Guru dalam pandangan masyarakat menempati kedudukan yang terhormat disebabkan karena kewibawaan seorang guru yang menyebabkan guru itu di hormati sehingga masyarakat tidak meragukan profesi guru. Masyarakat yakin bahwa gurulah yang dapat menjadikan anak didik mereka agar menjadi orang yang berkepribadian mulia/baik.3
Guru merupakan jabatan atau profesi yang mana akan membutuhkan keahlian khusus. Pekerjaan sebagai guru ini tidak dapat dilakukan oleh seseorang tanpa mempunyai keahlian sebagai guru, karena menjadi guru tidaklah mudah dan dibutuhkan syarat-syarat khusus apalagi jika ingin menjadi guru yang profesional maka harus mengetahui seluk beluk pendidikan serta dapat mengajar dengan
2Nur Khozim, Strategi Pembelajaran Al-Qur'an Dalam Meningkatkan Kualitas Bacaan Al- Qur'an Santri Di Pondok Pesantren Al-Fatich Surabaya (Diss. UIN Sunan Ampel Surabaya, 2010), h.
1.
3Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan anak didik dalam Interaksi Edukatif (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), h. 31.
berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang harus dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu.
Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Atau dapat juga diartikan sebagai usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak untuk melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
Motivasi juga dapat diartikan sebagai suatu dorongan dari dalam individu untuk melakukan suatu tindakan dengan cara tertentu sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan. Motivasi disini merupakan suatu alat kejiwaan untuk bertindak dan sebagai daya gerak atau daya dorong untuk melakukan suatu pekerjaan. Jadi dapat dikatakan bahwa motivasi adalah suatu alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu.4
Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan oleh para ahli psikologi termasuk ahli psikologi pendidikan. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Jadi “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.5
Belajar juga dapat diartikan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian
4Kompri, Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015), h. 1-2.
5Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), h. 2.
seutuhnya. Kemudian Mengaji adalah aktivitas membaca Al-Qur’an.6 Di dalam Islam mengaji termasuk Ibadah karena secara bahasa mengaji memiliki arti belajar atau mempelajari.
Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) merupakan salah satu pendidikan untuk belajar mengenai cara membaca Al-Qur’an dan pengetahuan tentang agama Islam, yang akan membekali anak-anak yang merupakan generasi penerus bangsa untuk menjadi anak yang berakhlak baik dan mengerti tentang aturan-aturan agama. Proses pembelajaran pada TPA membuat para pengajarnya atau gurunya (Ustad dan Ustadzahnya) seringkali kewalahan untuk mendidik mereka, karena kebanyakan anak-anak lebih condong bermain dari pada belajar.7
Berdasarkan pengamatan awal, peneliti menemukan bahwa di Desa Sadar Kecamatan Tellu Limpoe Kabupaten Bone khususnya di Dusun Lakariki, terdapat sebuah Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA Nurul Aisyah) yang menampung puluhan anak untuk diajarkan mengaji. Mereka diajarkan mengaji dalam artian baca tulis Al-Qur’an. Selain mereka diajarkan Tajwid, mereka juga diajarkan ilmu Fikih, Hadis, Sejarah Kebudayaan Islam, dan ilmu-ilmu Agama yang lainnya. Anak merupakan individu yang berbeda-beda daya serapnya. Sebagaimana yang di ungkapkan oleh guru TPA Nurul Aisyah yaitu Ibu Kinayah bahwa daya serap atau pemahaman anak-anak itu Ada yang cepat ada pula yang lambat, hal itulah yang menjadi masalah karena akan mempengaruhi daya serap anak terhadap apa yang diajarkan kepada mereka.
6Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2011), h. 20-21.
7Herman Kurniawan, “Pendukung Materi Taman Pendidikan Al-Qur’an Melalui Game Edukasi Untuk Anak Umur 6-8 Tahun Menggunakan Macromedia Flash 8”.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/handle/11617/1199 (Januari 2011)
Untuk mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut, guru memerlukan suatu strategi yang tepat untuk memotivasi anak-anak, untuk tetap semangat belajar sehingga tidak ada diantara mereka yang merasa tertinggal dengan pembelajaran yang ada. Oleh sebab itu, maka muncullah sebuah pertanyaan Bagaimana Strategi Guru dalam Memotivasi Belajar Mengaji Anak TPA Nurul Aisyah di Kabupaten Bone (Tinjauan Pendidikan Agama Islam). Untuk menjawab persoalan tersebut, diperlukan penelitian untuk menemukan jawaban yang otentik berdasarkan data yang akurat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, maka yang dijadikan pokok masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi guru dalam memotivasi belajar mengaji anak TPA Nurul Aisyah di Kabupaten Bone ditinjau dari Pendidikan Agama Islam. Berdasarkan pokok masalah tersebut, dirinci menjadi sub- sub masalah sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana motivasi belajar mengaji anak TPA Nurul Aisyah di Kabupaten Bone ditinjau dari Pendidikan Agama Islam?
1.2.2 Bagaimana strategi Guru dalam memotivasi belajar mengaji anak TPA Nurul Aisyah di Kabupaten Bone ditinjau dari Pendidikan Agama Islam?
1.3 Tujuan Penelitian
Pada dasarnya segala hal yang dilakukan mempunyai tujuan yang ingin di capai, demikian pula dengan peneliti, adapun tujuan penelitian ini adalah:
1.3.1 Mendeskripsikan Seperti Apa Motivasi Belajar Mengaji Anak TPA Nurul Aisyah di Kabupaten Bone ditinjau dari Pendidikan Agama Islam.
1.3.2 Mendeskripsikan bagaimana strategi Guru dalam Memotivasi Belajar Mengaji Anak TPA Nurul Aisyah di Kabupaten Bone ditinjau dari Pendidikan Agama Islam.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang akan diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.4.1 Kegunaan Secara individual, penelitian ini berguna untuk menambah pengalaman bidang pendidikan, khususnya dalam bidang Pendidikan Agama Islam.
1.4.2 Kegunaan Secara Teoritis, Merupakan karya ilmah yang dapat menambah pembendaharaan untuk perkembangan ilmu pengetahuan serta memperluas wawasan tentang strategi guru dalam meningkatkan motivasi belajar Mengaji.
1.4.3 Kegunaan Secara Praktis, Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh berbagai pihak yang membutuhkannya, seperti pihak sekolah, pembaca, maupun bagi diri pribadi peneliti itu sendiri.