• Tidak ada hasil yang ditemukan

OLEH ERVINA SARAGIH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "OLEH ERVINA SARAGIH"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH INTERNET FINANCIAL REPORTING DAN TINGKAT PENGUNGKAPAN INFORMASI WEBSITE TERHADAP

FREKUENSI PERDAGANGAN SAHAM PADA BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

ERVINA SARAGIH 140522067

PROGRAM STUDI STRATA-1 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2017

(2)

i PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website Terhadap Frekuensi Perdagangan Saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Desember 2016

Yang Membuat Pernyataan,

Ervina Saragih NIM: 140522067

(3)

ii ABSTRAK

PENGARUH INTERNET FINANCIAL REPORTING DAN TINGKAT PENGUNGKAPAN INFORMASI WEBSITE TERHADAP

FREKUENSI PERDAGANGAN SAHAM PADA BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti bagaimana pengaruh internet financial reporting dan tingkat pengungkapan informasi website terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan. Adapun perusahaan yang diteliti adalah perusahaan property dan real estate yang terdapat atau terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012-2014. Teknik analisis data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda dengan menggunakan program SPSS.

Terdapat tiga jenis variabel yang digunakan di dalam penelitian ini. Terdiri dari dua variabel independen yaitu: internet financial reporting (ifr) dan tingkat pengungkapan informasi website (tpiw), dan satu variabel dependen yaitu frekuensi perdagangan saham perusahaan (frek). Jumlah populasi perusahaan property dan real estate yang terdapat di bursa efek Indonesia selama tahun 2012- 2014 adalah 46 perusahaan. Sampel diambil berdasarkan kriteria tertentu.

Berdasarkan kriteria tersebut, diambil jumlah sampel perusahaan property dan real estate sebanyak 35 perusahaan. Adapun hasil dari penelitian ini adalah : (1) internet financial reporting berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan, (2) tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan, (3) internet financial reporting dan tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh signifikan secara simultan terhadap frekuensi perdagangan saham.

Kata kunci: internet financial reporting, tingkat pengungkapan informasi website, dan frekuensi perdagangan saham perusahaan.

(4)

iii ABSTRACT

THE INFLUENCE OF INTERNET FINANCIAL REPORTING AND THE LEVEL OF WEBSITES INFORMATION DISCLOSURE ON

FREQUENCY TRADING STOCK IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

This study was aimed to examine how the influence of internet financial reporting and the level of websites information disclosure on the frequency of company trading stock. The company in this research are property and real estate companies contained or listed in Indonesia stock exchange during the years of 2012-2014. The techniques of data analysis used in this research is multiple linear regression analysis using SPSS.

There are these types of variables used in this study. Consists of two independent variables, namely: internet financial reporting (ifr) and the level of websites information disclosure (tpiw), and the dependent variable is the frequency of company trading stock (frek). Total population of property and real estate companies that listed in indonesia stock exchange during the years of 2012- 2014 was 46 companies. Samples were taken based on certain criteria.

Based on these criteria, the number of samples that taken from property and real estate companies as many as 35 companies. The results of this study are:

(1) internet financial reporting has negative and not significant effect on frequency of company trading stock, (2) the level of website information disclosure has positive and significant effect on frequency of company trading stock, (3) internet financial reporting and level of websites information disclosure has significant simultaneously effect on the frequency of the company trading stock.

Keywords: Internet financial reporting, the level of websites information disclosure, and the frequency of company’s trading stock.

(5)

iv KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website Terhadap Frekuensi Perdagangan Saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” yang merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Sumatera Utara. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skipsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ramli, S.E, M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Dosen Pembanding.

4. Bapak Drs. Rustam M.Si selaku Dosen Pembimbing..

5. Kepada keluarga, Ayahanda Erdison Saragih, Ibunda Berlia Purba, Chriselda Saragih, Ronald Saragih, Vera Masry Saragih.

6. Teman-teman angkatan 2014, Ka Nelly, Ka Sabet, Elisabet sinaga, Jesika Sembiring.

(6)

v Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua yang membacanya dan bagi semua pihak.

Medan, Desember 2016 Penulis,

Ervina Saragih NIM: 140522067

(7)

vi DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Tinjauan Teoritis ... 10

2.1.1 Teori Pasar Efesien ... 10

2.1.2 Teori Sinyal ... 13

2.2 Internet Financial Reporting ... 15

2.3 Tingkat Pengungkapan Informasi Website ... 16

2.4 Frekuensi Perdagangan Saham ... 17

2.5 Penelitian Terdahulu ... 18

2.6 Kerangka Konseptual ... 23

2.7 Hipotesis Penelitian ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

3.1 Jenis Penelitian ... 27

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

3.3 Batasan Operasional ... 27

3.4 Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ... 28

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 31

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 34

3.6.1 Jenis Data ... 34

3.6.2 Sumber Data ... 34

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 34

3.8 Teknik Analisa Data ... 36

3.8.1 Statistik Deskriptif ... 36

3.8.2 Uji Asumsi Klasik ... 37

3.8.3 Analisis Regresi Berganda (Multiple Regression Analysis) ... 40

3.8.4 Pengujian Hipotesis ... 40

(8)

vii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42

4.1 Gambaran Umum Penelitian ... 42

4.2 Statistik Deskriptif ... 42

4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 43

4.4 Hasil Regresi Linear Berganda ... 48

4.5 Hasil Uji Hipotesis ... 50

4.6 Pembahasan ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

5.1 Kesimpulan ... 56

5.2 Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58

LAMPIRAN ... 61

(9)

viii DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Statistik Pengguna Internet Dunia……….. 4

2.1 Penelitian Terdahulu ... 21

3.1 Defenisi Operasional ... 30

3.2 Indikator Tingkat Pengungkapan Informasi Website ... 31

3.3 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

4.1 Statistik Deskriptif ... 43

4.2 Hasil Uji Multikolinearitas ... 46

4.3 Hasil Uji Durbin Watson ... 48

4.5 Hasil Regresi Linear Berganda ... 49

4.6 Hasil Uji t ... 50

4.7 Hasil Uji F ... 51

4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (r2) ... 52

(10)

ix DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman 2.1 Kerangka Konseptual ... 23 4.1 Grafik Histogram ... 43 4.2 Grafik Normal Probability Plot ... 43

(11)

x DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman 1. Data internet financial reporting dan tingkat pengungkapan

informasi website ... 61 2. Data Frekuensi perdagangan saham perusahaan property

dan real estate 2012-2014 ... 63

(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Salah satu bentuk investasi yang bisa dilakukan oleh masyarakat dalam banyak bentuk, dan diantaranya adalah investasi dalam bentuk saham. Investasi dalam bentuk saham akan mendukung perekonomian karena pelaku ekonomi yaitu perusahaan bisa mendapatkan dana lebih mudah untuk mengembangkan bisnisnya sehingga secara umum akan mampu meningkatkan perekonomian.

Iqbal (2008) mengungkapkan, investasi saham adalah investasi yang bisa dipertimbangkan karena bisa memberikan hasil yang relatif menarik, meskipun di sisi lainnya juga memiliki tingkat resiko. Untuk menekankan resiko dalam bentuk saham untuk kegiatan investasi diperlukan panduan yang tepat sehingga tingkat resiko tergolong rendah dibandingkan dengan saham yang lainnya. Salah satu pertimbangan yang bisa digunakan dalam memilih saham adalah likuditas saham. Saham yang likuid berarti frekwensi perdagangan saham tersebut adalah tinggi sehingga memudahkan investor untuk menjualnya kembali.

Menurut Jogiyanto (2000), para pelaku pasar modal akan mengevaluasi setiap pengumuman yang diterbitkan oleh emiten, sehingga hal tersebut mengakibatkan beberapa perubahan pada transaksi perdagangan saham, misalnya adanya perubahan pada frekuensi perdagangan saham, perubahan harga saham.

(13)

2 Beaver (1968) mengatakan bahwa informasi mengenai pengumuman laba perusahaan dapat mengakibatkan perubahan harga saham karena informasi tersebut merupakan informasi yang berguna bagi para investor.

Yang perlu diperhatikan bahwa harga terbentuk melalui proses transaksi atau bertemunya penawaran dan permintaan yang secara otomatis akan meningkatkan frekuensi perdagangan saham atau bisa dikatakan bahwa perubahan harga saham akan diikuti dengan peningkatan frekuensi perdagangan.

Saham yang frekuensi perdagangnnya besar diduga dipengaruhi transaksi saham yang sangat aktif, hal ini disebabkan karena banyaknya minat investor. Meningkatnya jumlah frekuensi transaksi perdagangan, aktivitas frekuensi perdagangan saham merupakan salah satu elemen yang menjadi salah satu bahan untuk melihat reaksi pasar terhadap sebuah informasi. Harsono (2003). Frekuensi perdagangan saham sangat mempengaruhi jumlah saham yang beredar, jik jumlah frekuensi perdagangan besar maka saham tersebut dinyatakan sebagai saham yang teraktif yang diperdagangkan. Terjadinya peningkatan permintaan saham meningkatan frekuensi perdagangan.

Kebutuhan informasi oleh pengguna (stakeholder) sangat bermacam- macam, sehingga perubahan pendekatan bisnis dengan penekanan lebih terhadap kebutuhan stakeholder sangat penting. Stakeholder membutuhkan sistem pelaporan yang fleksibel, relevan dan tepat waktu yang spesifik untuk stakeholder adalah dengan memanfaatkan perkembangan teknologi

(14)

3 informasi dan komunikasi yang semakin maju di era sekarang ini, yaitu internet.

Internet telah menjadi kekuatan yang sangat besar pada dunia saat ini. Dengan menggunakan komputer pribadi, seseorang dengan akses internet dapat bertukar informasi dengan individu di belahan dunia lain yang juga mempunyai komputer dan akses internet (Sukoco 2007: 71).

Berdasarkan tabel 1.1 statistik pengguna internet dunia selama kurang lebih 14 tahun terakhir mengalami kenaikan yang signifikan. Menurut Internet World Stast, pada tahun 2015 pengguna internet (netter) berjumlah 3,66 Milyar pengguna dari populasi penduduk didunia.

(15)

4 Tabel 1.1

Statistik Penggunan Internet Dunia Regional Pengguna

Internet tahun 2000

Estimasi populasi tahun 2015

Pengguna internet 2015 (November)

Growth 2000-2015 Afrika 4.514.400 1,158,355,663 330,965,359 7,231.3%

Asia 114.304.000 4,032,466,882 1,622,084,293 1,319.1%

Eropa 105.095.093 821,555,904 604,147,280 474.9%

Timur tengah

3.284.800 236,137,235 123,172,132 3,649.8%

Amerika Utara

108.096.800 357,178,284 313,867,363 190.4%

Amerika Latin/Kari bia

18.068.919 617,049,712 344,824,199 1,808.4%

Oceania/A ustralia

7.620.480 37,158,563 27,200,530 256.9%

World Total

360.985.492 7,259,902,243 3,366,261,156 832.5%

Sumber : www.internetworldstasts.com, Maret 2016

Perkembangan teknologi internet ini dimanfaatkan dalam berbagai bidang ilmu atau pekerjaan, salah satunya dalam bidang bisnis. Banyak perusahaan domestik, internasional, dan global yang mempercayakan media internet sebagai salah satu sarana untuk mempromosikan ataupun menjual produk unggulan perusahaan. Selain itu internet juga dipercaya sebagai media untuk menampilkan dan melaporkan berbagai informasi tentang kinerja manajemen dan keuangan perusahaan yang berguna bagi stakeholder (pemangku kepentingan).

Hal ini akan memberikan benefit yang jauh lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menerapkan media internet dalam aktivitas usahanya. Benefit yang diperoleh perusahaan yang telah menerapkan media internet didalamnya dapat menjadi lebih besar lagi apabila perusahaan

(16)

5 tersebut memperdagangkan sahamnya atau mendaftarkan saham yang mereka miliki di bursa efek. Hal ini akan semakin menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelaku penanam modal (investor) untuk membeli saham yang diperdagangkan di perusahaan tersebut. Tidak cukup hanya mendaftarkan atau memperdagangkan saham mereka di bursa efek. Para pelaku usaha dan bisnis, juga dapat menambah daya tarik usaha yang mereka rintis melalui adanya transparansi laporan keuangan serta membuat suatu website yang mana website tersebut dapat berisi berbagai informasi serta perkembangan perusahaan tersebutsetiap periodenya. Oleh karena itu, para pelaku usaha dan bisnis dapat menerapkanteknologi dan informasi yang mampu menambah nilai jual usaha mereka melalui dua cara yaitu:

Internet Financial Reporting (IFR) dan Pengungkapan Informasi Website.

Perusahaan yang mengunggah laporan keuangannya melalui internet dan website mereka masing-masing akan mengurangi biaya informasi bagi perusahaan mereka. Internet menyajikan akses informasi lebih banyak mengenai saham asing bagi investor, memudahkan investor mengambil keputusan tanpa perlu membeli informasi atas saham tersebut. Akibatnya, investor lebih nyaman dalam menilai saham asing (Madura 2006:113).

Demikian halnya dengan adanya peranan penting dengan adanya pengungkapan informasi pada website. Tidak hanya mencantumkan profil perusahaan saja, akan tetapi website yang dimiliki oleh perusahaan tersebut memuat data keuangan, informasi, perkembangan pasar, kegiatan yang dilaksanakan, serta bermacam-macam informasi lainnya yang bisa diakses

(17)

6 oleh pengguna internet (netter) lainnya yang ingin mengetahui bagaimana informasiserta perkembangan perusahaan tersebut. Tentunya dalam hal ini, perusahaan harus aktif dan update dalam mengunggah serta memberikan informasi yang mereka miliki demi pemenuhan pengetahuan para pengguna serta kesejahteraan perusahaan itu sendiri.

Kusumawardani (2011) pengungkapan informasi pada website juga merupakan sebagai suatu upaya dari perusahaan untuk mengurangi asimetri informasi antara perusahaan dengan pihak luar. Pengungkapan informasi pada website tersebut merupakan suatu sinyal dari perusahaan pada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang.

Di indonesia Bapepam mengeluarkan peraturan melalui Keputusan Ketua Bapepam No. 86 Tahun 1996 mengenai keterbukaan informasi yang harus diumumkan kepada publik yang berbunyi :

Setiap Perusahaan Publik atau emiten yang pernyataan pendaftarannya telahmenjadi efektif, harus menyampaikan kepada Bapepam dan mengumumkan kepada masyarakat secepat mungkin, paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah keputusan atau terdapatnya Informasi atau Fakta Material yang mungkin dapat mempengaruhi nilai Efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal.

Bapepam berharap dengan adanya peraturan tersebut dapat mendorong upaya-upaya perusahaan untuk secepatnya mengumumkan kepada masyarakat mengenai informasi atau hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan yang mungkin dapat mempengaruhi suatu efek. Beberapa tahun

(18)

7 belakangan ini, IFR muncul dan berkembang sebagai media yang paling cepat untuk menginformasikan hal-hal yang terkait dengan perusahaan.

Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan yang menerapkan Internet Financial Reporting dan pengungkapan informasi website yaitu dapat menghemat biaya perusahaan, mempermudah komunikasi dengan para investor, lebih cepat mudah untuk masuk ke bursa efek, menarik investor, meningkatkan keuntungan, mengurangi biaya agensi, dan tentunya berbagai keuntungan tersebut akan bermuara kepada adanya peningkatan kesejahteraan daripada perusahaan itu sendiri.

Beberapa penelitian telah dilakukan berkenaan dengan Internet Financial Reporting ini. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Hargyantoro (2010) yang meneliti bagaimana pengaruh Internet Financial Reporting dan tingkat pengungkapan informasi website terhadap frekuensi perdagangan saham. Dengan mengambil sampel perusahaan yang tercatat di Kompas 100, penelitian ini mengambil kesimpulan bahwa Internet Financial Reporting dan tingkat pengungkapan informasi website memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap frekuensi perdagangan saham di perusahaan yang tercatat di Kompas 100.

Untuk menindaklanjuti penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka penulis berniat untuk melanjutkan penelitian tersebut dengan sektor yang berbeda. Perusahaan yang akan dijadikan sebagai sampel dalam penelitian penulis ialah perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penulis sangat tertarik untuk meneliti judul ini dikarenakan di era

(19)

8 modernisasi saat ini, perusahaan-perusahaan dituntut untuk lebih agresif dan aktif lagi dalam mempublikasikan laporan keuangan mereka melalui suatu media yang dinilai sangat cepat, mudah, dan murah yaitu internet. Melalui internet, perusahaan akan mampu untuk lebih menjalin komunikasi yang lebih cepat dengan publik terutama kepada stakeholders. Website merupakan suatu media yang dinilai menjadi suatu sarana bagi perusahaan dalam menggambarkan bagaimana perkembangan daripada perusahaan tersebut. Selain itu, perusahaan yang cenderung lebih menerapkan Internet Financial Reporting akan memiliki pergerakan harga saham yang tinggi.

Karena secara logika semakin banyak perusahaan yang memberikan informasi yang mereka miliki kepada publik ataupun kepada para investor maka akan semakin banyak pula investor yang tertarik dengan perusahaan tersebut. Reaksi yang ditimbulkan oleh para investor inilah yang akan mempengaruhi permintaan dan penawaran harga saham yang berujung pada peningkatan frekuensi perdagangan saham.

Hal yang ingin penulis ketahui melalui penelitian untuk sektor ini ialah berkenaan dengan apakah dengan adanya penerapan Internet Financial Reporting dan tingkat pengungkapan informasi website dapat mempengaruhi frekuensi perdagangan saham di perusahaan perkebunanan.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengambil penelitian yang berjudul “Pengaruh Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website terhadap Frekuensi Perdagangan Saham di Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

(20)

9 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh Internet Financial Reporting (IFR) dan pengungkapan informasi website terhadap frekuensi perdagangan saham secara parsial dan simultan pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah di atas maka tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh Internet Financial Reporting dan pengungkapan informasi website terhadap frekuensi perdagangan saham secara parsial dan simultan pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti diharapkan dapat memperkaya informasi dan literatur yang berkaitan dengan penerapan Internet Financial Reporting dan tingkat pengungkapan informasi website terhadap frekuensi perdagangan saham.

2. Bagi para investor dan calon investor untuk lebih membantu dalam memahami pentinganya Internet Financial Reporting dan pengungkapan informasi website bagi perusahaan.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman dan refrensi dalam melakukan penelitian selanjutnya dengan topik yang sama.

(21)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Teori Pasar Efisien

Teori pasar Efesien merupakan salah satu teori keuangan yang penting. Eugene F Fama adalah seorang pakar di bidang ekonomi yang merupakan orang yang pertama kali mencetuskan konsep teori pasar efisien pada tahun 1970. Dalam konteks ini yang dimaksud dengan pasar adalah pasar modal (capital market) dan pasar uang.

Menurutnya, suatu pasar dapat dikatakan efisien apabila pasar tersebut dapat mengelola segala jenis informasi yang mereka miliki dengan benar dari seluruh informasi yang telah tersedia. Artinya disini, pasar yang efisien harus mampu mengelola informasi dengan benar yang berkaitan dengan laporan keuangan perusahaan, pembagian dividen, pemecahan saham, informasi yang masuk ke pasar modal, segala jenis pendapat ataupun opini yang berkembang di pasar yang dapat mempengaruhi perkembangan ataupun perubahan harga saham, dan sebagainya di pasar. Suatu pasar dikatakan efisien apabila tidak seorangpun, baik investor individu maupun investor institusi, akan mampu memperoleh abnormal return, setelah disesuaikan dengan frekuensi saham yang terbentuk di pasar merupakan cerminan dari informasi yang ada.

(22)

11 Konsep pasar yang efesien lebih ditekankan pada aspek informasi, artinya pasar yang efesien adalah pasar dimana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Konsep tersebut menyiratkan adanya suatu proses penyesuaian harga sekuritas menuju harga keseimbangan yang baru, sebagai respon atau informasi baru yang masuk ke pasar ( Tandelilin, 2001 : 112).

Sejumlah besar penelitian empiris (induktif) memperlihatkan bahwa harga-harga sekuritas yang diperdagangkan secara publik bereksi secara cepat dan tidak bias (rapidly and unibiased) terhadap informasi baru. Oleh karena itu, harga pasar sekuritas diasumsikan mencerminkan sepenuhnya semua informasi yang tersedia bagi publik (Bastian, 2006 : 212).

Menurut Husnan (2005:246), pasar modal yang efisien merupakan pasar yang harga-harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yangb relevan. Empat kondisi yang diperlukan agar suatu pasar efesien secara internasional. menurut Tandelilin ( 2001:113) adalah (1) ada banyak investor yang rasional dan berusaha untuk memaksimalkan profit, (2) semua pelaku pasar dapat memperoleh informasi pada saat yang sama dengan cara yang murah dan mudah, (3) informasi yang terjadi bersifat random, (4) investor bereaksi secara cepat terhadap informasi baru, sehingga harga

(23)

12 sekuritas akan berubah sesuai dengan perubahan nilai sebenarnya akibat informasi tersebut.

Teori pasar efisien yang dikemukakan oleh Fama (1970) dibagi menjadi tiga bentuk yang lebih dikenal dengan efficient market hypothesis (EMH). Hipotesis ini terdiri dari:

1. Hipotesis Pasar Efesi Bentuk Lemah ( Weak Form)

Dalam hipotesis ini, harga saham diasumsikan mencerminkan semua informasi yang terkandung dalam sejarah masa lalu tentang harga sekuritas yang bersangkutan. Artinya, harga yang terbentuk atas suatu saham, misalnya merupkan cerminan dari pergerakan saham yang bersangkutan di masa lalu.

2. Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Setengah Kuat ( Semi Strong Form) Menurut hipotesis semi kuat ini, harga mencerminkan semua informasi publik yang relevan. Di samping merupakan cerminan harga saham historis, harga yang tercipta juga terjadi karena informasi yang ada di pasar, termasuk di dalamnya adalah laporan keuangan dan informasi tambahan (pelengkap) sebagaimana diwajibkan oleh peraturan akuntansi. Informasi yang tersedia di publik dapat berupa peraturan keuangan lain seperti pajak bangunan (property) atau suku bunga dan/atau beta saham termasuk rating perusahaan. Dalam hipotesis ini, investor tidak dapat memperoleh abnormal returns dengan menggunakan strategi yang dibangun berdasarkan informasi yang tersedia di publik.

(24)

13 3. Hipotesis Pasar Efesien Bentuk Kuat (Strong Form)

Pasar efesien bentuk kuat menyatakan bahwa harga yang terjadi mencerminkan semua informasi yang ada, baik informasi publik (public information) maupun informasi pribadi (private information). Dalam konteks pasar efesien bentuk kuat tidak ada seorangpun baik individu maupun institusi dapat memperoleh abnormal return, untuk periode tertentu, dengan menggunakan informasi yang tersedia di publik dalam konteks kelebihan informasi, termasuk di dalamnya informasi yang hanya dapat diakses oleh orang-orang tertentu.

Hipotesis pasar efesien secara potensial memiliki implikasi- implikasi penting terhadap akuntansi, sebagai contoh, informasi dengan cepat tercermin dalam harga sekuritas sehingga mendorong pengungkapan (disclosure) akuntansi (Bastian, 2006:212).

2.1.2 Teori Sinyal

Menurut Besley dan Brigham (2008:517) sinyal adalah sebuah tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk kepada investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Teori Sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Jika manajer mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin agar harga saham meningkat, ia ingin mengkomunikasikan hal tersebut ke investor.

(25)

14 Manajer bisa melakukan pengungkapan informasi lebih, sebagai sinyal yang lebih credible (Hanafi, 2005:316).

Pengaruh pemberian sinyal berasumsi bahwa terdapat asimetri (ketidakseimbangan) informasi antara pihak manajemen dan para pemegang saham. Oleh karena itu, perusahaan dapat mengungkapkan informasi keuangan yang behubungan dengan profitabilitas dan risiko perusahaan yang terkandung didalamnya, sehingga memudahkan pemegang saham dalam menilai prospek perusahaan kedepannya (Horne dan Machowicz, 2007:253). Menurut Sulistyanto (2008:65), teori sinyal (signaling theory) digunakan untuk menjelaskan bahwa pada dasarnya laporan keuangan dimanfaatkan perusahaan untuk untuk member sinyal positif maupun negtaif kepada pemakainya.

Teori sinyal berkaitan dengan Internet Financial Reporting dikarenakan teori ini dapat memberikan alasan sinyal berupa informasi yang diberikan oleh perusahaan yang berkaitan dengan laporan keuangan perusahaan tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengurangi asimetris informasi yang antara perusahaan dengan pihak investor dan publik. Asimetris informasi yang terjadi biasanya muncul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemegang saham dan stakeholder lainnya

(26)

15 2.2 Internet Financial Reporting (IFR)

Internet Financial Reporting adalah pencantuman informasi keuangan perusahaan melalui internet atau website (Lai et al., 2009). Beberapa tahun belakangan ini, IFR muncul dan berkembang sebagai media yang paling cepat untuk menginformasikan hal-hal yang terkait dengan perusahaan.

Internet Financial Reporting merupakan suatu media pelaporan keuangan yang informasinya dapat diakses oleh siapupun yang membutuhkan informasi tentang kinerja dan kondisi keuangan perusahaan yang dapat diakses melalui internet kapanpun dengan mudah dan cepat. Menurut Oyelere et al. (2003) dalam Septiarsi (2013) informasi keuangan yang disajikan dalam IFR mencakup laporan keuangan komprehensif, termasuk di dalamnya footnotes, bagian laporan keuangan, financial highlights dan ringkasan laporan keuangan.

Menurut Fitriana (2009), Internet Financial Reporting memiliki beberapa keuntungan antara lain :

1. Menawarkan solusi biaya rendah (bagi kedua belah pihak). Bagi investor, memberikan kemudahan dalam mengakses informasi perusahaan.

Sedangkan bagi perusahaan, dapat mengurangi biaya untuk mencetak serta mengirim informasi perusahaan kepada investor Menawarkan ketepatan waktu dalam penyebaran serta akses informasi sehingga informasi lebih relevan karena tepat waktu.

2. Sebagai media komunikasi massa untuk laporan perusahaan. Informasi dapat diakses oleh pengguna yang lebih luas daripada media komunikasi

(27)

16 yang lama. Tidak ada batasan wilayah sehingga dapat mengembangkan jumlah investor potensial.

3. Menawarkan informasi keuangan dalam berbagi format yang memudahkan dan bisa di download (Hanifa dan Rashid; 2005 dalam Fitriana, 2009). Adobe Acrobat format dalam portable document format (PDF) biasanya merupakan format yang paling umum digunakan (Pervan, 2006). Selain itu format yang digunakan adalah HTML (Hypertext Markup Language), Excel, XBRL.

4. Memungkinkan pemakai berinteraksi dengan perusahaan untuk bertanya atau memesan informasi tertentu dengan cara yang jauh lebih mudah dan murah disbanding mengirim surat atau telepon ke perusahaan.

2.3 Tingkat Pengungkapan Informasi Website

Website merupakan suatu media yang berperan penting dalam mempublikasikan segala hal yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan serta berbagai aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan.

Website yang update dinilai berbagai pengguna sebagai website yang memiliki perkembangan serta informasi yang cepat dan mudah didapat.

Demikian halnya dengan bidang ekonomi dan bisnis. Tingkat pengungkapan informasi website merupakan bentuk penyampaian informasi mengenai perusahaan untuk mengurangi asimetris informasi dimana didalam website tersebut terdiri dari profil dasar perusahaan, berita terbaru, item operasional, informasi keuangan, dan informasi saham perusahaan.

(28)

17 Bagi perusahaan, website merupakan hal yang berperan penting dalam mempublikasikan aktivitas, perdagangan perusahaan, laporan kinerja keuangan dan non keuangan perusahaan, jalinan kerja sama dengan perusahaan lain, perkembangan dan pertumbuhan perusahaan, serta berbagai informasi penting lainya. Perusahaan yang memiliki website, tentunya akan memberikan keuntungan bagi pihak perusahaan dalam hal peningkatan frekuensi perdagangan sahamnya. Sesuai dengan adanya teori sinyal, perusahaan dipercaya untuk memeberikan informasi yang dapat dipercaya kepada pihak lain untuk mengurangi asimetris informasi dengan cara memberikan sinyal, misalnya dalam ha ini memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya. Semakin tinggi tingkat pengungkapan informasi dalam kuantitas atau transparansi, maka semakin besar dampak dari pengungkapan pada keputusan investor. Jadi dapat disimpulkan bahawa, dengan adanya sinyal yang dibuat oleh perusahaan seperti memberikan publikasi laporan keuangan yang dapat dipercaya melalui pengungkapan website dapat memberikan bantuan bagi pihak investor dalam mendapatkan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya sehingga hal tersebut dapat mendorong pergerakan harga saham perusahaan lebih cepat dan akhirnya dapat meningkatkan frekuensi perdagangan saham perusahaan.

2.4 Frekuensi Perdagangan Saham

Frekuensi perdagangan saham adalah jumlah transaksi perdagangan, baik jual atau beli, suatu saham. Dengan frekuensi transaksi perdagangan saham dapat diketahui saham tersebut dapat diminati investor

(29)

18 atau tidak, semakin banyak frekuensi perdagangan suatu saham maka berarti saham tersebut semakin likuid. Sebaliknya jika saham tersebut frekuensi perdagangannya sedikit berarti saham tersebut tidak likuid atau tidak menarik dimata investor frekuensi perdagangan saham digunakan untuk mengetahui hubungan anatara informasi dan saham. Logikanya, semakin banyak informasi yang beredar, semakin banyak permintaan dan penawaran yang berujung pada transaksi oleh investor yang akan memicu kenaikan frekuensi perdagangan saham. Beberapa perusahaan yang profitable akan mengambil keuntungan dari praktek IFR untuk mencapai transparansi informasi dan untuk mempercepat pengungkapan kabar baik (good news) melalui IFR yang dapat mempengaruhi investor secara positif dalam keputusan investasi.

Sukanto (2011) IFR, tingkat pengungkapan informasi website, frekuensi perdagangan saham. Hasil dari penelitian IFR, tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh signifikan terhadap frekuensi perdagangan saham. Semakin tinggi jumlah frekuensi perdagangan saham, maka saham perusahaan tersebut semakin diminati oleh para investor.

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian Internet Financial Reporting (IFR) cukup banyak dilakukan oleh para peneliti. Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:

1. Hargyantoro (2010) dengan judul Pengaruh internet financial reporting dan tingkat pengungkapan informasi website terhadap frekuensi

(30)

19 perdagangan saham dan populasi dalam penelitian seluruh perusahaan yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2009 tercatat sebanyak 414 Perusahaan. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa Internet Financial Reporting dan tingkat pengungkapan website sama-sama berpengaruh positif terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan.

2. Damayanti (2011)dengan judul Internet Financial Reporting dan reaksi pasar dengan mengambil sampel 113 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa perusahaan yang menggunakan internet untuk mempublikasikan Internet Financial Reporting mereka memiliki aktivitas perdagangan saham yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menerapkan internet pada publikasi Internet Financial Reporting mereka.

3. Kusumawardani(2011) dengan judul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaporan Keuangan Melalui Internet (Internet Financial Reporting) dalam Website Perusahaan Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa data dari perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Sampel yang digunakan sejumlah 77 perusahaan yang dipilih dengan metode proportional stratified random sampling dengan periode penelitian selama tahun 2009. Hasil penelitiannya menyatakan variabel profitabilitas dan public ownership berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap praktik pelaporan keuangan melalui internet

(31)

20 (Internet Financial Reporting). Sedangkan variabel ukuran perusahaan, likuiditas, jenis industri, leverage, reputasi auditor, umur listing, serta foreign ownership tidak terbukti berengaruh secara signifikan terhadap praktik pelaporan keuangan melalui internet (Internet Financial Reporting) .

4. Sukanto (2011) dengan judul pengaruh IFR, tingkat pengungkapan informasi website, frekuensi perdagangan saham. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011. Sampel y a n g d i amb i l yang terdaftar di Indeks Kompas100.

Jenis dan sumber data yaitu Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah informasi keuangan dan non keuangan yang terdapat dalam website perusahaan dan frekuensi perdagangan saham yang diperoleh dari IDX Fact 2009. Hasil dari penelitian IFR, tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh signifikan terhadap frekuensi perdagangan saham.

5. Sigit (2013) dengan judul IFR, tingkat pengungkapan informasi website, frekuensi perdagangan saham. Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa Internet Financial Reporting dan pengungkapan informasi website memiliki pengaruh secara parsial terhadap frekuensi perdagangan saham perusahan di indeks LQ45. Hasil penelitiannya menyatakan IFR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap frekuensi perdagangan saham, sedangkan pengungkapan website berpengaruh positif dan signifikan terhadap frekuensi perdagangan saham.

(32)

21 6. Veronika (2014) dengan judul IFR, tingkat pengungkapan informasi website, frekuensi perdagangan saham. Jumlah populasi perusahaan property dan real estate yang terdapat di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012-2014 adalah 45 perusahaan. Sampel diambil berdasarakan criteria tertentu. Berdasarkan criteria tersebut, diambil jumlah sampel perusahaan property dan real estate sebanyak 41 perusahaan. Hasil dari penelitiannya menyatakan IFR berpengaruh negative dan signifikan terhadap frekuensi perdagangan saham, srdangkan pengungkapan website berpengaruh positif dan signifikan terhadap frekuensi perdagangan saham.

Secara singkat penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti

(Tahun)

Judul Peneliti Hasil Penelitian 1 Hargyantoro

(2010)

IFR, tingkat pengungkapan informasi

website, frekuensi perdagangan saham

IFR dan tingkat

pengungkapan informasi website berpengaruh positif terhadap frekuensi

perdagangan saham

perusahaan.

2 Damayanti (2011)

IFR, internet, frekuensi aktivitas perdagangan saham.

Perusahaan yang

menggunakan internet untuk mempublikasikan IFR mereka memiliki frekuensi aktivitas perdagangan saham yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menerapkan internet pada publikasi IFR mereka.

3 Kusumawardani Analisis Faktor- variabel profitabilitas dan

(33)

22

(2011) faktor yang

Mempengaruhi Pelaporan Keuangan

Melalui Internet (Internet

Financial

Reporting) dalam Website

Perusahaan

public ownership

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap praktik pelaporan keuangan melalui internet (Internet Financial Reporting).

Sedangkan variabel ukuran perusahaan, likuiditas, jenis industri, leverage, reputasi auditor, umur listing, serta foreign ownership tidak terbukti berengaruh secara signifikan terhadap praktik pelaporan keuangan melalui internet (Internet Financial Reporting) .

4 Sukanto (2011) IFR, tingkat pengungkapan informasi website, frekuensi

perdagangan saham

Internet financial reprting berpengaruh signifikan terhadap frekuensi perdagangan saham dan tingkat pengungkapan

informasi website

berpengaruh signikan terhadap frekuensi perdagangan saham.

5 Sigit (2013) IFR, tingkat pengungkapan informasi website, frekuensi

perdagangan saham

IFR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap frekuensi perdagangan saham, sedangkan pengungkapan website berpengaruh positif dan signifikan terhadap frekuensi perdagangan saham.

6 Veronika (2013) IFR tingkat pengungkapan informasi website terhadap

frekuensi perdagangan saham.

IFR berpengaruh negative dan signifikan terhadap frekuensi perdagangan

saham, sedangkan

pengungkapan website berpengaruh positif dan signifikan terhadap frekuensi perdagangan saham.

(34)

23 2.6 Kerangka Konseptual

Hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dapat dilihat pada gambar kerangka konseptual dibawah ini:

(H1) (H2)

(H3)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual.

Keterangan:

X1 : IFR (Internet Financial Reporting)

X2 : Tingkat Pengungkapan Informasi Website Y : Frekuensi Perdagangan Saham

2.7 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah pernyataan sementara yang diperkirakan akan didukung oleh data empiris dalam penelitian. Hipotesis diperoleh dari teori yang menjadi dasar pembentukan model konseptual penelitian (Indrawati, 2015:94). Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah:

1. Internet Financial Reporting berpengaruh terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan.

Internet Financial Reporting adalah suatu cara yang dilakukan perusahaan untuk mencantumkan laporan keuangannya melalui internet, yaitu melalui website yang dimiliki perusahaan. Internet Financial IFR (Internet Financial

Reporting) (X1)

Frekuensi Perdagangan Saham

(Y) Tingkat Pengungkapan

Informasi website (X2)

(35)

24 Reporting adalah sebuah bentuk laporan keuangan sukarela yang dilakukan oleh perusahaan yang berkaitan dengan kinerja laporan keuangan maupun non keuangan perusahaan. Internet Financial Reporting sangat diperlukan bagi para stakeholders dalam menilai kualitas financial sebuah perusahaan. Dengan adanya IFR, maka pihak investor dan pihak berkepentingan lainnya akan terbantu dalam mengambil keputusan apakah akan membeli ataupun menjual saham di perusahaan tersebut. Suatu perusahaan yang menerapkan Internet Financial Reporting didalamnya dinilai dapat memiliki frekuensi perdagangan saham yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menerapkan Internet Financial Reporting.

Damayanti (2011)dengan judul Internet Financial Reporting dan reaksi pasar dengan mengambil sampel 113 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa perusahaan yang menggunakan internet untuk mempublikasikan Internet Financial Reporting mereka memiliki aktivitas perdagangan saham yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menerapkan internet pada publikasi Internet Financial Reporting mereka. Berdasarkan penjelasan tersebut hipotesis yang diajukan adalah: H1: Internet Financial Reporting berpengaruh terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan.

2. Tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh positif terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan.

(36)

25 Website merupakan suatu media yang berperan penting dalam mempublikasikan segala hal yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan serta berbagai aktivitas yang dilakukan oleh seseorang perusahaan. Website yang update dinilai berbagai pengguna sebagai website yang memiliki perkembangan serta informasi yang cepat dan mudah didapat. Demikian halnya dengan bidaang ekonomi dan bisnis. Bagi perusahaan, website merupakan hal yang berperan penting dalam mempublikasikan aktivitas, perdagangan perusahaan, laporan kinerja keuangan dan non keuangan perusahaan, jalinan kerja sama dengan perusahaan lain, perkembangan dan pertumbuhan perusahaan, serta berbagai informasi penting lainnya. untuk mengurangi asimetris informasi dengan cara memberikan sinyal, misalnya dalam hal ini memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya.

Hargyantoro (2010), yaitu elemen penting Internet Financial Reporting adalah derajat atau kuantitas pengungkapan. Semakin tinggi tingkat pengungkapan informasi dalam kuantitas atau transparansi, maka semakin besar dampak dari pengungkapan pada keputusan investor. Jadi dapat disimpulakan bahwa, dengan adanya sinyal yang dibuat oleh perusahaan seperti memberikan publikasi laporan keuangan yang dapat dipercaya melalui pengungkapan website dapat memberikan bantuan bagi pihak investor dalam mendapatkan informasi laporan keuangan yang dapa dipercaya

(37)

26 sehingga hal tersebut dapat mendorong pergerakan harga saham perusahaan menjadi lebih cepat dan akhirnya dapat meningkatkan frekuensi perdagangan saham perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut hipotesis yang diajukan adalah: H2: Tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh positif terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan.

3. Internet Financial Reporting dan tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh terhadap frekuensi perdagangan saham.

Internet telah menjadi kekuatan yang sangat besar pada dunia saat ini. Dengan menggunakan computer pribadi, seseorang dengan akses internet dapat bertukar informasi dengan individu di belahan dunia lain juga mempunyai computer dan akses internet (Sukoco 2007:7). Hargyantoro (2010), IFR, tingkat pengungkapan informasi website, frekuensi perdagangan saham IFR dan tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh positif terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut hipotesis yang diajukan adalah: H3: Internet Financial Reporting dan Tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan.

(38)

27 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang bersifat asosiatif. Penelitian asosiatif adalah suatu penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kasusal, dan interaktif/resiprocal/timbalbalik (Sugiyono, 2012:55). Dalam penelitian ini bentuk hubungan asosiatif yang digunakan adalah bentuk hubungan kausal. Menurut Sugiyono (2012:56), hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (dipengaruhi).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. Hal ini dikarenakan perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan perkebunan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2014. Selain itu, penelitian juga dilakukan pada website-website resmi perusahaan terkait. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini dimulai dari Maret sampai Agustus 2016.

3.3 Batasan operasional

Penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terdiri dari dua variabel bebas (independen variable) dan satu variabel terikat (dependent variable).

(39)

28 Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari Internet Financial Reporting(X1) dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website (X2) dan variabel terikat adalah Frekuensi Perdagangan Saham (Y).

3.4 Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel.

Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel independen dan variabel dependen, yaitu:

1. Variabel dependen (Y) Frekuensi Perdagangan Saham.

Frekuensi perdagangan saham adalah jumlah transaksi perdagangan, baik jual atau beli, suatu saham (IDX Fact, 2013).

Frekuensi saham juga berarti seberapa sering perusahaan tersebut melakukan transaksi perdagangan jual beli saham dalam waktu tertentu.

Frekuensi Perdagangan Saham penelitian ini diambil dari Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012-2014.

2. Variabel Independen(X1) Internet Financial Reporting (IFR).

Internet Financial Reporting adalah suatu cara pencatuman atau pemberian informasi mengenai laporan kinerja keuangan suatu perusahaan dengan memanfaatkan media internet dan website.

Perusahaan memanfaatkan website mereka untuk membangun komunikasi yang lebih cepat dan lebih baik dengan mengungkapkan segala informasi penting yang ditujukan pada berbagai pihak, khususnya investor.Dalam penelitian ini, variabel Internet Financial Reporting (IFR) merupakan variabel yang berskala nominal sehingga dalam model

(40)

29 regeresi variabel ini dinyatakan sebagai variabel dummy. Cara pemberian kode dinyatakan dengan angka 1 (include group) atau 0 (excluded group). Kode “1” untuk perusahaan yang melakukan praktik Internet Financial Reporting (IFR) Sedangkan untuk perusahaan yang tidak menerapkan variabel Internet Financial Reporting, akan diberi nilai “0”

3. Variabel Independen (X2) Tingkat Pengungkapan Informasi.

Dari semua sampel perusahaan yang menerapkan Internet Financial Reporting akan diukur tingkat pengungkapan website nya.

Pengukuran menggunakan skala poin 4 sistem untuk memberikan informasi poin untuk setiap item. Profil dasar perusahaan diberikan nilai 1 poin; laporan keuangan kuartal, setengah tahunan atau tahunan sederhana diberikan nilai 2 poin; satu set lengkap laporan keuangan (kuartalan, setengah tahun atau tahunan) dan tahunan laporan direksi diberikan 3 poin; pelaporan rinci tahunan direksi termasuk strategi bisnis perusahaan dan anak perusahaan divisi utama dan tujuan serta rencana bisnis, diberikan 4 poin. Total poin berkisar antara 0-40. Adapun metode pengukuran tingkat pengungkapan informasi website terdapat pada Tabel 3.1 berikut:

(41)

30 Tabel 3.1

Indikator Tingkat Pengungkapan Informasi Website Tipe Pengungkapan

Informasi

NO Item Pengukuran Nilai

Profil Dasar

1 Sejarah dan Profil Perusahaan 1 2 Strategi, Kebijakan Operasi dan

Budaya Perusahaan

1 3 Informasi Produk dan Layanan 1 4 Tim Manajemen dan Organisasi

Perusahaan 1

5 Informasi Sumber Daya Manusia 1 6 Konglomerasi dan Investasi 1

7 Informasi Kontak 1

Berita Terbaru

1 Informasi Industri 1

2 Informasi Produk dan Operasi 1 3 Berita Terbaru Seputar Keuangan 1

Item Operasional 1 Profil Operasi 1

2 Ramalan dan Tujuan Operasi 1 3 Analisi Industri dan Laporan

Penelitian Terkait 1

Informasi Keuangan 1 Informasi Keuangan Tertentu 1 2 Laporan Keuangan Kuartal Singkat 2 3 Laporan Keuangan Tengah Tahun

Singkat

2 4 Laporan Keuangan Tahunan Singkat 2 5 Lapora Keuangan Kuartal Lengkap 3 6 Laporan Keuangan Tengah Tahun

Lengkap

3 7 Laporan Keuangan Tahunan Lengkap 3 8 Laporan Tahunan Dewan Direksi 4 9 Informasi Pendapatan Bulanan Ope

rasional

1

10 Analisis Keuangan 1

11 Ramalan Keuangan 1

Informasi Saham

1 Informasi Harga Saham Historis dan Deviden

1

2 Kebijakan Deviden 1

3 Informasi Harga Saham Terkini 1

4 Informasi Agen Saham 1

Jumlah 40

Sumber : Ettredge (2001) dalam Lai et al., (2009)

(42)

31 Secara singkat defenisi operasional dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.2

Defenisi Opersional dan Skala Pengukuran Variabel

No Variabel Defenisi Variabel Pengukuran Skala 1 Internet

Financial Reporting (X1)

Suatu cara yang dilakukan

perusahaan untuk mencantumkan laporan keuangannya melalui internet, yaitu melalui website yang dimiliki perusahaan.

Menggunakan variabel dummy, nilai “1” untuk perusahaan yang menerapkan IFR, dan nilai “0” untuk perusahaan yang tidak menerapkan IFR.

Nominal

2 Tingkat Pengungkap an

Informasi Website

Bentuk Penyampaian Informasi mengenai perusahaan untuk mengurangi

asimetris informasi dimana didalam website tersebut terdiri dari profil dasar perusahaan, berita terbaru, item operasional,

informasi keuangan, dan informasi saham perusahaan.

Pengukuran

menggunakan skala poin 4 sistem untuk memberikan

informasi poin untuk setiap item.Rentang nilai 0-40

Ordinal

3 Frekuensi perdaganga n saham

Jumlah transaski perdagangan, baik jual atau beli, suatu saham perusahaan perkebunan.

Data frekuensi perdagangan saham yang diambil dari IDX Fact Book

Rasio

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:115), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah

(43)

32 seluruh perusahaan Property dan real estate yang terdapat atau terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2014. Jumlah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012- 2014 berjumlah 46 perusahaan.

Menurut Sugiyono (2012:116), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel diambil berdasarkan kriteria tertentu, yaitu:

1. Perusahaan property dan real estate terdaftar berturut-turut di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012-2014.

2. Perusahaan property dan real estate yang memiliki frekuensi perdagangan saham berturut-turut di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012-2014.

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 46 perusahaan.

Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel adalah sebanyak 35 perusahaan setiap tahunnya, sehingga diperoleh total sampel selama tiga tahun adalah 105 observasi. Berikut ini daftar populasi dan sampel penelitian ini:

(44)

33 Tabel 3.3

Daftar Populasi dan Sampel Penelitian

No. Kode

Saham Nama Emiten

Kriteria Sampel yang memenuhi kriteria 1 2

1. APLN Agung podomoro Land Tbk √ √ 1 2. ASRI Alam Sutera Reality Tbk √ √ 2 3. BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk √ √ 3 4. BCIP Bumi Citra Permai Tbk √ √ 4 5. BEST Bekasi Fajar Industrial

Estate Tbk

√ X -

6. BIPP Bhuawanatala Indah Permai Tbk

√ √ 5

7. BKDP Bukit Darmo Property Tbk √ √ 6

8. BKSL Sentul City Tbk √ √ 7

9. BSDE Bumi Serpong Damai Tbk √ √ 8 10. COWL Cowell Development Tbk √ √ 9 11. CTRA Ciputra Development Tbk √ √ 10 12. CTRP Ciputra Property Tbk √ √ 11

13. CTRS Ciputra Surya Tbk √ √ 12

14. DART Duta Anggana Realty Tbk √ X - 15. DILD Intiland Development Tbk √ √ 13

16. DUTI Duta Pertiwi Tbk √ X -

17 ELTY Bakrieland Development Tbk

√ √ 14

18 EMDE Megapolitan Development Tbk

√ √ 15

19 FMII Fortune Mate Indonesia Tbk √ √ 16

20 GAM

A

Gading Development Tbk √ √ 17 21 GMTD Goa Makassar Tourism

Development Tbk

√ X -

22 GPRA Perdana Gapura Prima Tbk √ √ 18 23 GWSA Greenwood Sejahtera Tbk √ √ 19 24 JRPT Jaya Real Property Tbk √ √ 20 25 KIJA Kawasan Industri Jabeka

Tbk

√ √ 21

26 KPIG Global Land and

Development Tbk

√ X -

27 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk √ √ 22 28 LCGP Laguna Cipta Griya Tbk √ X X

29 LPCK Lippo Cikarang Tbk √ √ 23

30 LPKR Lippo Karawaci Tbk √ √ 24

31 MDLN Modernland Realty Tbk √ √ 25

(45)

34 32 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk √ √ 26

33 MTLA Metropolitan Land Tbk √ √ 27

34 MTSM Metro Realty Tbk √ √ 28

35 NIRO Nirvana Development Tbk √ X - 36 OMRE Indonesia Prima Property

Tbk

√ √ 29

37 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk √ X - 38 PUDP Pudjiati Prestige Tbk √ X -

39 PWON Pakuwon Jati Tbk √ √ 30

40 RBMS Rista Bintang Mahkota Sejati Tbk

√ √ 31

41 RDTX Roda Vivatex Tbk √ √ 32

42 RODA Pikko Land Development Tbk

√ X -

43 SCBD Danayasa Arthatama Tbk √ √ 33

44 SMD

M

Suryamas Dutamakmur Tbk √ √ 34 45 SMRA Summarecon Agung Tbk √ √ 35 46 TARA Sitara Propertindo Tbk √ X -

3.6 Jenis dan Sumber data 3.6.1 Jenis data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2012:193).

3.6.2 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Indonesia Stock Exchange (IDX) Fact Book, Berbagai artikel, buku, jurnal dan beberapa penelitian terdahulu dari berbagai sumber.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

(46)

35 yaitu :

1. Studi dokumentasi pada Indonesia Stock Exchange (IDX) dari tahun 2012 hingga 2014 untuk memperoleh rekapitulasi frekuensi perdagangan saham yang diteliti.

2. Studi pustaka yaitu pengumpulan data sebagai landasan teori serta penelitian terdahulu yang didapat dari literatur, jurnal, dan buku-buku referensi untuk mendapatkan gambaran masalah yang diteliti.

3. Observasi website perusahaan dengan tahap- tahap :

a. Melihat alamat website perusahaan yang tercantum dalam Indonesia Stock Exchange (IDX) Fact 2014.

b. Website perusahaan yang tidak tercantum dalam IDX Fact, peneliti menggunakan search engine yang umum digunakan seperti Google.

c. Website perusahaan diakses untuk menguji aksesbilitasnya dan untuk keperluan pengumpulan data.

d. Apabila tidak ditemukan website melalui IDX Fact dan search engine, maka perusahaan dianggap tidak mempunyai website.

3.8 Teknik Analitis

Pada penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah : 3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

(47)

36 generalisasi (Sugiyono, 2012:206). Statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan dengan tujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dapat dilihat dari rata- rata, median, perdagangan saham digunakan untuk deviasi standar, nilai minimum, dan nilai maksimum. Pengujian ini bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam memahami variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.

3.8.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi kalsik merupakan suatu pengujian yang harus dipenuhi dalam melakukan analisis regresi berganda. Pengujian ini dilakukan untuk agar data sampel yang diolah benar-benar dapat mewakili populasi secara keseluruhan. Pengujian dengan asumsi klasik dilakukan dengan tujuan agar mendapatkan hasil penelitian yang bersifat BLUE (Best, Linier, Unbiased, Estimation). Yang termasuk dalam uji asumsi klasik yaitu sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Teknik pengujian yang digunakan dalam pengujian ini adalah uji statistik non-parametrik, Kolmogorov-Smirnov. “ Dasar pengambilan keputusan dengan menggunakan Kolmogorov- Smirnov adalah jika nilai Asymp.sig > nilai signifikan (0,05) maka data disimpulkan berdistribusi normal” (Indrawati, 2015 :190).

(48)

37 2. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual 1 pengamatan ke pengamatan lain tetap disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas”

(Indrawati, 2015:191). Model regresi yang baik adalah tidak terjasi Heteroskedastisitas. Uji dapat dilakukan dengan melihat Grafik Plot anatar nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskestisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik sctterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Dasar analisis:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang terratur (bergelombang, melebar kemudian menyepit) maka mengidikasikan telah trrjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumn=bu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

(49)

38 3. Uji Multikolinearitas

Model regresi berganda yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel-variabel independen karena akan menyebabkan nilai koefisien regresi berfluktuasi tinggi sehingga mengurangi keyakinan akan hasil pengujian. Uji Multikolinearitas dimaksudkan untuk mendeteksi gejala korelasi antara variabel independen yang satu dengan variabel independen yang lain. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi antara variabel independen.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala multikolinearitas adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF). Dasar pengambilan keputusan:

a. Bila VIF > 10, terdapat masalah multikolinearitas b. Bila VIF < 10, tidak terdapat multikolinearitas

c. Bila Tolerance < 0,10, maka diduga mempunyai masalah multikolinearitas.

4. Uji Autokorelasi

Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya ( Indrawati, 2015 :191).

Menurut Indrawati (2012 :191), Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melihat besaran Durbin Watson (D-W) sebagai berikut :

(50)

39 - Angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif.

- Angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.

- Angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif.

3.8.3 Analisis Regresi Berganda (Multiple Regression Analysis)

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2, X3... Xn) terhadap variabel dependen (Y). Model yang digunakan dalam analisis regresi linear berganda adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Keterangan:

Y = Frekuensi Pedagangan Saham a = Nilai Konstanta

b1,2,3 = Nilai Koefisien Regresi X1 = Internet Financial Reporting

X2 = Tingkat Pengungkapan Informasi Website e = Standard Error

3.8.4 Pengujian Hipotesis

Tujuan pengujian hipotesis dimaksudkan untuk memutuskan apakah akan menerima dan menolak hipotesa berdasarkan pada data yang diperoleh dari sampel. Suharyadi dan Purwanto (2004: 390) menyatakan bahwa pengujian hipotesa adalah “prosedur yang didasarkan pada bukti sampel yang dipakai untuk menentukan apakah hipotesa merupakan suatu pernyataan yang wajar dan oleh karenanya tidak ditolak, atau hipotesa tersebut tidak wajar dan oleh karena itu harus ditolak”.

Gambar

Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu  No  Nama  Peneliti
Gambar 4.1  Grafik Histogram
Gambar 4.3  Grafik Histogram
Tabel 4.5  Hasil Uji F

Referensi

Dokumen terkait

 Suatu event (yaitu komponent yang membentuk data) terjadi dengan probabilitas P(E) dan mengandung satuan informasiyang dapat dinyatakan dengan:. dengan I(E) disebut juga

Cara penambangan konvensional saat ini harus membuka lahan dengan menggunakan alat-alat berat sehingga lahan menjadi rusak, menimbulkan kerusakan ekologi air,

Hasil analisis data dengan menggunakan statistik deskriktif dapat dikemukakan bahwa hasil pre-test ke post-test skor hasil belajar fisika siswa kelas VII SMP

Mania Kantones (1953) dan AGA Lampes (1965) pula mengelompokkan masyarakat rumpun Dusun atau masyarakat Kadazandusun berdasarkan nama tempat seperti Dusun Ranau, Dusun Tambunan,

Maka hasil dari digunakannya konsep tersebut agar dapat menahan perputaran atau menyaring progresi harmoni yang bebas dengan aturan dikembalikannya selalu progresi tonika

Työkyvyn säilyttämiseksi tehdyt toimenpiteet verrokkiorganisaatiossa vuosina 2010 tai 2011 tarvetta (jonkin verran tai paljon tarvetta) vuonna 2008 ilmoittaneilla

Dengan demikian sumbangan lebih dari 50% yang berarti senam irama pada penelitian ini dapat dikatakan efektif untuk meningkatkan kebugaran jasmani anak di Sekolah Dasar dan

Analisis Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan hasil yang dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat diketahui bahwa secara simultan ada pengaruh yang signifikan dari variabel motivasi