Oleh :
Aida Amalia Nur Ramadhian
STRES DAN ADAPTASI
dijadikan sebagai stimulus untuk perubahan dan perkembangan sehingga dianggap positif atau
bahkan perlu. Meskipun demikian, stres yang terlalu berat dapat
menyebabkan sakit penilaian yang buruk dan ketidak mampuan untuk
bertahan
STRES
Faktor internal :
tuntutan pekerjaan
beban terlalu berat
kondisi keuangan
ketidakpuasan dengan fisik tubuh
penyakit yang dialami
masa pubertas
karakteristik atau sifat yang dimiliki
SUMBER STRES
Faktor eksternal
perpisahan orang tua
adanya anggota keluarga yang mengalami kecanduan narkoba.
pekerjaan
lingkungan sosial
lingkungan fisik
adanya atasan yang tidak pernah puas di tempat kerja
iri terhadap teman yang status sosialnya lebih tinggi
polusi udara
sampah di lingkungan tempat tinggal
Faktor eksternal
perpisahan orang tua
adanya anggota keluarga yang mengalami kecanduan narkoba.
pekerjaan
lingkungan sosial
lingkungan fisik
adanya atasan yang tidak pernah puas di tempat kerja
iri terhadap teman yang status sosialnya lebih tinggi
polusi udara
sampah di lingkungan tempat tinggal
Stres fisik
stres yang disebabkan oleh keadaan fisik
Stres kimiawi
stres yang disebabkan oleh pengaruh
senyawa kimia yang terdapat dalam obat, zat beracun, asam, basa, faktor hormon atau gas.
Stres mikrobiologi
stres yang disebabkan oleh kuman, seperti virus, bakteri dan parasit.
JENIS STRES
Stres proses tumbuh kembang
stres yang disebabkan proses tumbuh kembang
Stres psikologis atau emosi
stres yang disebabkan gangguan situasi
Stres fisiologis
stres yang disebabkan oleh gangguan fungsi organ tubuh
Stres proses tumbuh kembang
stres yang disebabkan proses tumbuh kembang
Stres psikologis atau emosi
stres yang disebabkan gangguan situasi
Stres fisiologis
stres yang disebabkan oleh gangguan
fungsi organ tubuh
MODEL BERDASARKAN RESPON
Model ini menjelaskan respon atau pola respon tertentu yang dapat
diidentifikasikan .
MODEL BERDASARKAN STIMULUS
Model ini berdasarkan kakakteristik yang bersifat mengganggu atau merusak lingkungan.
MODEL STRES
MODEL BERDASARKAN ADAPTASI
Model ini menyebutkan 4 faktor yang menemukan apakah suatu situasi menimbulkan stres atau tidak (Mechanic,1962)
Kemampuan untuk menghadapi stres
Praktik dan normal dari kelompok atau rekan-rekan pasien yang mengalami stres. Jika kelompoknya
menganggap wajar untuk membicarakan stresor maka pasien dapat mengeluhkan atau
mendiskusiksan hal tersebut, respon ini dapat membantu proses adaptasi terhadap stres.
Pengaruh lingkungan dan sosial dalam membantu seseorang menghadapi stres
Sumber daya yang dapat digunakan untuk mengatasi stresor
MODEL BERDASARKAN ADAPTASI
Model ini menyebutkan 4 faktor yang menemukan apakah suatu situasi menimbulkan stres atau tidak (Mechanic,1962)
Kemampuan untuk menghadapi stres
Praktik dan normal dari kelompok atau rekan-rekan pasien yang mengalami stres. Jika kelompoknya
menganggap wajar untuk membicarakan stresor maka pasien dapat mengeluhkan atau
mendiskusiksan hal tersebut, respon ini dapat membantu proses adaptasi terhadap stres.
Pengaruh lingkungan dan sosial dalam membantu seseorang menghadapi stres
Sumber daya yang dapat digunakan untuk mengatasi stresor
MODEL BERDASARKAN TRANSAKSI
Model ini memandang orang dan lingkungannya dalam hubungan yang dinamis, resiprokal, dan interaktif.
Stres berasal dari hubungan antara orang
dan lingkungannya.
Tahap satu
ditandai dengan munculnya semangat yang berlebihan, penglihatan lebih tajam dari biasanya, mampu
menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya (namun tanpa disadari cadangan energi dihabiskan,dan timbulnya rasa gugup yang berkelebihan)
Tahap dua
Dampak stres yang semula menyenangkan mulai
menghilang dan timbul keluhan–keluhan karena habisnya cadangan energi, keluhan yang sering timbul, yaitu merasa letih sewaktu bangun pagi dalam kondisi normal, mudah lelah setelah makan siang, cepat lelah menjelang sore, sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman, jantung berdebar-debar, otot perut dan tengkuk terasa tegang, dan tidak bisa santai.
MEKANISME STRES
Tahap tiga
Jika tahap stres sebelumnya tidak ditanggapi dengan memadai, maka keluhan akan semakin nyata, seperti gangguan lambung dan usus
(gastritis atau mag, diare), ketegangan otot
semakin terasa, perasaan tidak tenang, gangguan pola tidur (sulit untuk mulai tidur,terbangun
tengah malam,dan sukar kembali tidur,atau
bangun terlalu pagi,dan tidak dapat tidur kembali), tubuh terasa lemah seperti tidak bertenaga.
Tahap keempat
tidak ditemukan kelainan-kelainan fisik terhadap organ tubuhnya,namun pada kondisi berkelanjutan akan muncul gejala, seperti gejala ketidakmampuan untuk melakukan aktifitas rutin karena perasaan
bosan, kehilangan semangat, terlalu lelah karena gangguan pola tidur, kemampuan mengingat dan konsentrasi menurun serta muncul rasa takut dan cemas yang tidak jelas penyebabnya.
Tahap kelima
Tahap ini ditandai dengan kelelahan fisik yang sangat berat, tidak mampu menyelesaikan
pekerjaan ringan dan sederhana, gangguan pada sistem pencernaan semakin parah, semakin
meningkatnya rasa takut dan cemas.
Tahap enam
Tahap ini ditandai dengan timbul rasa panik dan takut mati yang menyebabkan jantung berdetak semakin cepat, kesulitan untuk bernapas, tubuh gemetar dan berkeringat dan adanya
kemungkinan terjadi kolaps atau pingsan.
Sifat stresor
Dapat berubah secara tiba-tiba atau berangsur- angsur dan dapat mempengaruhi terhadap respons seseorang dalam menghadapi stres tergantung
mekanisme yang dimilikinya.
Durasi stres
apabila stresor yang dialami lebih lama, maka respons juga akan lebih lama dan tentunya akan memengaruhi fungsi tubuh.
Jumlah stresor
Semakin banyak stresor yang dialami seseorang semakin besar dampaknya bagi fungsi tubuh
FAKTOR YANG MEMENGARUHI
RESPON TERHADAP STRESOR DAN
STRES
Pengalaman masa lalu
Pengalaman masa lalu seseorang dalam
menghadapi stres dapat menjadi bekal dalam menghadapi stres berikutnya karena individu memiliki kemampuan beradaptasi/mekanisme koping yang lebih baik.
Tipe kepribadian
Tipe kepribadian seseorang diyakini juga dapat mempengaruhi respon terhadap stresor. Menurut Friedman dan Roseman (1974), terdapat dua tipe kepribadian, yaitu A dan tipe B.
Tahap perkembangan
Tahap perkembangan individu dapat
membentuk kemampuan adaptasi yang semakin baik terhadap stresor. Stresor yang dialami setiap individu berbeda setiap tahap perkembangan usia.
Adaptasi adalah proses penyesuaian secara psikologis dengan cara melakukan
mekanisme pertahanan diri yang
bertujuan untuk melindungi atau bertahan dari serangan atau hal yang tidak
menyenangkan.
ADAPTASI
1. Adaptasi Fisiologis
LAS (Local Adaptation Syndrom)
Tubuh menghasilkan banyak respons setempat terhadap stres, responnya berjangka pendek
bersifat lokal yaitu tidak melibatkan seluruh sistim tubuh
bersifat adaptif yaitu diperluhkan stresor untuk menstimulasikan
bersifat jangka pendek yaitu tidak berlangsung selamanya
bersifat restoratif yaitu membantu memperbaiki homeostatis daerah atau bagian tubuh
ADAPTASI TERHADAP STRES
GAS (General Adaptation Sydrome)
proses adaptasi bersifat umum atau sistemik. Apabila reaksi lokal tidak dapat diatasi, maka timbul gangguan sistem atau seluruh tubuh lainya berupa panas di seluruh tubuh, berkeringat.
Tahap reaksi
Merupakan tahap awal dari proses adaptasi, yaitu tahap di mana individu siap menghadapi stresor yang akan
masuk ke dalam tubuh
Tahap resistensi
Pada tahap ini tubuh mulai stabil,tingkat hormon tekanan darah dan output jantung kembali normal. Individu
berupaya beradaptasi dengan stres. Jika stres dapat diselesaikan tubuh akan memperbaiki kerusakan yang mungkin telah tejadi,namun jika stresor tidak hilang ia akan memasuki tingkat ke 3.
Tahap kelelahan
Tahap ini ditandai dengan terjadinya kelelahan karena tubuh tidak mampu lagi
menanggung stres dan habisnya energi yang diperluhkan untuk beradaptasi, tubuh tidak
mampu melindungi dirinya sendiri menghadap stresor, regulasi fisiologis menurun, jika stres terus berkelanjut dapat menyebabkan kematian.
2. Adaptasi Psikologis
Adaptasi psikologis bisa bersifat konstruktif dan
destruktif. Perilaku yang konstruktif membantu individu menerima tantangan untuk memecahkan konflik. Perilaku destruktif tidak membantu individu mengatasi stresor.
Reaksi yang berorientasi pada tugas
Reaksi ini melibatkan penggunaan kognitif untuk mengurangi stres dan memecahkan masalah.
Terdapat 3 jenis perilaku yang umum:
Menyerang, yaitu bertindak menghilangkan, mengatasi stresor atau memenuhi kebutuhan, misalnya
berkonsultasi dengan orang yang ahli.
Menarik diri dari stresor secara fisik maupun emosi.
Berkompromi, yaitu mengubah metode yang biasa digunakan, mengganti tujuan.
Reaksi berorientasi pada ego
reaksi ini dikenal sebagai mekanisme pertahanan diri secara psikologis untuk mencegah gangguan psikologis yang lebih dalam. Mekanisme pertahanan diri tersebut adalah:
Rasionalisasi: berusaha memberikan alasan yang rasional sehingga masalah yang dihadapinya dapat teratasi.
Pengalihan: upaya untuk mengatasi masalah psikologis dengan melakukan pengalihan tingkah laku pada objek lain, contohnya jika seseorang terganggu akibat situasi gaduh yang disebabkan oleh temannya, maka ia berupaya mengalahkan temannya itu.
Kompensasi: mengatasi masalah dengan mencari
kepuasan pada keadaan lain, misalnya seseorang memiliki masalah karena menurunnya daya ingat, maka di sisi lain ia berusaha menonjolkan bakat melukis yang dimilikinya.
Identifikasi: meniru perilaku orang lain dan berusaha mengikuti sifat, karakteristik dan tindakan orang tersebut.
Represi: mencoba menghilangkan pikiran masa lalu yang buruk dengan melupakan atau
menahannya di alam bawah sadar dan sengaja melupakannya.
Supresi: berusaha menekan masalah yang secara sadar tidak diterima dan tidak memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan.
Penyangkalan: upaya pertahanan diri dengan
cara menyangkal masalah yang dihadapi atau tidak mau menerima kenyataan yang dihadapinya
3. Adaptasi sosial budaya
Merupakan cara untuk mengadakan perubahan dengan melakukan proses penyesuaian perilaku yang sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat, misalnya seseorang yang tinggal dalam lingkungan masyarakat dengan budaya
gotong royong akan berupaya beradaptasi dengan lingkungannya tersebut
4. Adaptasi spiritual
Proses penyesuaian diri dengan melakukan perubahan perilaku yang didasarkan pada
keyakinan atau kepercayaan yang dimilikisesuai dengan agama yang dianutnya.misalnya apabila mengalami stres, seseorang akan giat melakukan ibadah,seperti rajin sumbayang,puasa dan
sebagainya.
Merupakan upaya mengelola stres dengan baik, bertujuan untuk
mencegah dan mengatasi stres agar tidak sampai ke tahap yang lebih
berat.
PENANGANAN STRES
Beberapa manajemen stres yang dapat dilakukan adalah:
Mengatur diet dan nutrisi
mengonsumsi makanan yang bergizi sesuai porsi dan jadwal yang teratur, menu juga sebaiknya bervariasi agar tidak timbul kebosanan.
Istirahat dan tidur
istirahat dan tidur yang cukup akan memulihkan keletihan fisik dan kebugaran tubuh, tidur yang cukup juga akan memperbaiki sel-sel yang telah rusak.
Olahraga teratur
Olahraga yang dianjurkan seperti jalan pagi, lari pagi dilakukan 2 minggu sekali, diamkan agar badan berkeringat sejenak lalu mandi untuk memulihkan kesegarannya.
Berhenti merokok
dapat meningkatkan status kesehatan serta menjaga ketahanan dan kekebalan tubuh.
Menghindari minuman keras
individu dapat terhindar dari berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh pengaruh
minuman keras yang mengandung alkohol
Mengatur berat badan
Keadaan tubuh yang tidak seimbang akan
menurunkan ketahanan dan kekebalan tubuh terhadap stres.
Mengatur waktu
Dengan mengatur waktu yang sebaik-baiknya, pekerjaan yang dapat menimbulkan kelelahan fisik dapat dihindari, hal ini dapat dilakukan
dengan cara menggunakan waktu secara efektif dan efisien
Terapi psikofarmaka
terapi menggunakan obat-obatan, dalam mengatasi stres yang dialami melalui pemutusan jaringan antara psiko, neuro, dan imunologi sehingga stresor psikososial yang dialami tidak mempengaruhi fungsi kognitif efektif atau psikomotor yang dapat mengganggu organ tubuh yang lain
Terapi somatik
terapi ini hanya dilakukan pada gejala yang ditimbulkan akibat stres yang dialami sehingga diharapkan tidak
mengganggu sistem tubuh yang lain
Psikoterapi
terapi ini menggunakan teknik psiko yang disesuaikan dengan kebutuhan seseorang.
Terapi psikoreligius
menggunakan pendekatan agama dalam
mengatasi permasalahan psikologis. Terapi ini diperlukan karena dalam mengatasi atau
mempertahankan kehidupan seseorang harus sehat secara fisik, psikis, sosial maupun
spiritual.