• Tidak ada hasil yang ditemukan

struktur organisasi bank cimb niaga syariah palembang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "struktur organisasi bank cimb niaga syariah palembang"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang Masalah

Bank bukanlah suatu hal yang asing bagi masyarakat di negara maju.

Bank juga merupakan salah satu lembaga yang mempunyai peranan sangat penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian suatu negara, bahkan dewasa ini perkembangan dunia perbankan semakin pesat dan modern.

Perbankan semakin mendominasi perkembangan ekonomi dan bisnis suatu negara. Bahkan pertumbuhan bank disuatu negara dipakai sebagai ukuran untuk menentukan pertumbuhan perekonomian negara tersebut. 1

Bank syariah merupakan bank yang secara operasionalnya berbeda dengan bank konvensional. Salah satu ciri khas bank syariah yaitu tidak menerima atau membebani bunga kepada nasabah, akan tetapi menerima atau membebankan bagi hasil (nisbah) serta imbalan lain sesuai dengan akad-akad yang diperjanjikan. Konsep dasar bank syariah didasarkan pada Al-Qur’an dan Hadist. Semua produk dan jasa yang ditawarkan tidak boleh bertentangan dengan isi Al-Qur’an dan Hadist Rasulullah SAW.2

Perbedaan utama antara bank syariah dengan bank konvensional terletak pada sistem perhitungan bagi hasil. Pada bank konvensional menggunakan perhitungan bunga yang tidak sesuai dengan prinsip dan nilai- nilai syariah Islam.

1 Ismail, Manajemen Perbankan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. 2010. Hal 1 2 Ismail, Perbankan Syariah. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. 2011. Hal 29

1

(2)

Pada dasarnya bank mempunyai peran dalam dua sisi, yaitu bank sebagai penghimpun dana masyarakat secara langsung dari nasabah. Di sisi lain bank berperan sebagai penyalur dana kepada masyarakat dengan cara memberikan pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan dana (debitur).

Di negara maju, bank menjadi lembaga yang sangat strategis dan memiliki peran penting dalam perkembangan perekonomian negara. Sedangkan di negara berkembang kebutuhan masyarakat terhadap bank tidak hanya terbatas pada penyimpanan dana dan penyaluran dana saja, akan tetapi juga terhadap pelayanan jasa yang ditawarkan oleh bank.3

Menurut Undang-Undang Nomor 21 bab I pasal 1 ayat 2 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah4, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

Berlakunya UU No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang diterbitkan 16 Juli 2008, maka industri perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Perkembangan perbankan syariah yang impresif (unik) yang mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari 65% pertahun dalam lima tahun terakhir, maka diharapkan peran industri perbankan syariah dalam mendukung perekonomian nasional akan semakin signifikan.5

3 Ibid. Hal 30

4 Amir Machmud dan Rukmana, Bank Syariah teori, Kebijakan dan Studi Empiris di Indonesia. Jakarta : Erlangga. 2010. Hal 182

5 Ibid.

(3)

Perkembangan bank syariah di Indonesia sekarang ini sudah mulai berkembang pesat dalam dunia bisnis perbankan. Hadirnya Bank CIMB Niaga Syariah merupakan sebuah lembaga perbankan yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya ke masyarakat dalam berbagai bentuk produk dan layanan jasa lainnya. Salah satu produk yang dimiliki Bank CIMB Niaga Syariah yaitu “Deposito iB” dengan menerapkan sistem bagi hasil yang telah disepakati dan ditetapkan setiap tahunnya. Pembagian bagi hasil yang dilakukan untuk nasabah sesuai dengan jumlah dana yang diinvestasikan terhadap produk deposito tersebut.

Deposito iB adalah simpanan dana pihak ketiga secara berjangka sebagai investasi berdasarkan prinsip Mudharabah Mutlaqah dimana nasabah akan mendapatkan porsi bagi hasil sesuai kesepakatan di awal dan pencairan dana hanya dapat dilakukan pada saat jatuh tempo.6 Deposito iB pada Bank CIMB Niaga Syariah Palembang memberikan keunggulan yang bisa dinikmati diantaranya penempatan dana minimum yang terjangkau, perpanjangan jangka waktu penempatan secara otomatis, bagi hasil dapat dikreditkan ke rekening Tabungan iB X-tra Syariah atau ditambahkan ke pokok Deposito iB Syariah dan nisbah hingga 87%.7

Berdasarkan penjelasan diatas, karakteristik dari produk ini adalah adanya pilihan jangka waktu antara dana yang diinvestasikan dan pembagian keuntungan (biasanya jangka waktunya mulai dari 1, 3, 6, dan 12 bulan).

Dengan begitu nasabah bisa berinvestasi sesuai dengan jangka waktu yang

6 Power Point Materi Produk Syariah Bank CIMB Niaga Syariah Palembang. Slide 33 7 Ibid.

(4)

diinginkan, misalnya deposito diperjanjikan dalam jangka waktu satu bulan maka deposito tersebut bisa dicairkan setelah jatuh tempo yaitu satu bulan.

Deposito Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara nasabah dan penyimpan dana.8

Pesatnya pertumbuhan dana pihak ketiga yang dimiliki Bank CIMB Niaga Syariah Palembang tentunya tidak terlepas dari tingkat bagi hasil yang baik yang ditawarkan kepada masyarakat luas. Hal ini juga dengan pertimbangan tingkat risiko pengembalian yang nyaman bagi penempatan dana pihak ketiga Bank CIMB Niaga Syariah Palembang.

Tingkat nisbah (bagi hasil) merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah deposito iB pada Bank CIMB Niaga Syariah Palembang. Sejauh ini ketertarikan masyarakat dalam mendepositokan dananya dipengaruhi oleh keinginannya untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar, dalam arti suku bunga yang lebih besar pada bank konvensional atau bagi hasil yang lebih tinggi pada bank syariah. Tingkat nisbah dapat dipandang sebagai pendapatan yang diperoleh dari tabungan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat bagi hasil yang lebih tinggi akan disukai oleh masyarakat untuk mendepositokan dananya terhadap bank syariah salah satunya Bank CIMB Niaga Syariah Palembang.

Dengan adanya nisbah atau bagi hasil yang lebih tinggi masyarakat akan lebih terdorong untuk mengurangi pengeluaran mereka untuk konsumsi

8 Lok.Cit, Ismail.. Hal 91

(5)

dan memilih untuk menyimpan uang mereka di bank. Adapun alasan penulis memilih deposito iB pada Bank CIMB Niaga Syariah Palembang karena deposito merupakan media investasi yang aman namun kurangnya sosialisasi kepada masyarakat mengenai produk tersebut.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Perhitungan Nisbah Deposito iB pada PT. Bank CIMB Niaga Syariah Palembang.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Sistem Transaksi Deposito iB Pada PT. Bank CIMB Niaga Syariah Palembang ?

2. Bagaimana Perhitungan Nisbah Deposito iB Pada PT. Bank CIMB Niaga Syariah Palembang ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk Mengetahui Sistem Transaksi Deposito iB Pada PT. Bank CIMB Niaga Syariah Palembang.

2. Untuk Mengetahui Perhitungan Nisbah Deposito iB Pada PT. Bank CIMB Niaga Syariah Palembang.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :

(6)

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai wahana untuk mengaplikasikan teori yang telah diperoleh selama belajar dibangku kuliah, serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang lembaga keuangan syariah pada umumnya dan perhitungan sistem bagi hasil deposito iB pada Bank CIMB Niaga Syariah Palembang.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi manajemen untuk menentukan keputusan di masa yang akan datang serta dapat digunakan sebagai barometer untuk meningkatkan profitabilitas Bank CIMB Niaga Syariah Palembang.

3. Bagi Akademik

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah bacaan yang mungkin bermanfaat bagi mahasiswa dan dapat memberikan informasi kepada semua pihak, baik pihak internal maupun pihak eksternal mengenai deposito.

4. Bagi Masyarakat Luas

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat tentang keuangan syariah khususnya Bank CIMB Niaga Syariah sebagai alternatif dalam mensosialisasikan produk dan mekanisme transaksi keuangan syariah.

E. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

(7)

Jenis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif merupakan serangkaian informasi yang digali dari hasil penelitian masih merupakan fakta “verbal atau berupa keterangan.9 Data kualitatif berfungsi untuk mengetahui kualitas dari sebuah objek yang akan diteliti.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a) Data Primer

Data Primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.10 Dalam penelitian ini data diperoleh langsung melalui wawancara kepada Customer Service Bank CIMB Niaga Syariah Palembang.

b) Data Sekunder

Data Sekunder merupakan sumber yang tidak secara langsung memberikan data kepada pengumpul data.11 Dalam penelitian ini, data didapatkan dari literatur yang berhubungan dengan penelitian melalui:

buku-buku, jurnal, tugas akhir atau skripsi dan data-data lain yang diperlukan untuk penelitian ini.

F. Teknik Pengumpulan Data

9 Muhammad Teguh. Metodelogi Penelitian Ekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2005. Hal 118

10 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

2011. Hal 225 11 Ibid

(8)

Metode pengumpulan data yang benar akan memghasilkan data yang memiliki kredibilitas tinggi. Oleh karena itu, tahap pengumpulan data tidak boleh salah dan harus dilakukan dengan cermat. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara

Yaitu proses memperoleh penjelasan untuk mengumpulkan informasi dengan menggunakan cara tanya jawab bisa sambil bertatap muka ataupun tanpa tatap muka yaitu melalui media telekomunikasi antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai.12 Wawancara dilakukan kepada Customer Service Bank CIMB Niaga Syariah Palembang.

2. Dokumentasi

Merupakan metode pengumpulan data kualitatif sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi.13 Sebagian besar data berupa buku-buku, iklan, laporan tahunan, memo, websites, brosur informasi, makalah dan banyak jenis item tertulis lainnya.

G. Teknik Analisis Data

Dalam menyusun laporan ini, metode analisis data yang digunakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk menggambarkan dan menganalisis suatu fenomena dengan cara mendeskripsikan fokus penelitian yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Pada penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif. Analisis kualitatif adalah teknik analisis data yang digunakan dengan cara

12 V. Wiratna S, Metode Penelitian.Yogyakarta: Jakarta: Pustakabarupress. 2014. Hal 32 13 Ibid. Hal 33

(9)

menggambarkan tentang objek penelitian serta menguraikan dalam bentuk kalimat atau pernyataan-pernyataan berdasarkan data yang dikumpulkan dengan tujuan untuk mendapatkan suatu kesimpulan dari rumusan masalah.14 Penelitian ini bermaksud untuk menggambarkan keadaan yang ada di lapangan kemudian mengadakan analisis data-data yang diperoleh.

BAB II

LANDASAN TEORI

14 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Hal 21

(10)

A.

Definisi Bank Syariah

Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah dan pembayaran lainnya.15

Bank syariah merupakan bank yang kegiatannya mengacu pada hukum islam dan tidak membebankan bunga. Imbalan yang diterima oleh bank syariah maupun yang dibayarkan kepada nasabah tergantung dari akad dan perjanjian antara nasabah dan bank. Perjanjian tersebut didasarkan pada hukum syariah baik dalam penghimpunan dana maupun penyaluran dana.

Perjanjian (akad) yang terdapat diperbankan syariah harus tunduk pada syarat dan rukun akad tersebut.16

Menurut Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,17 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

Menurut Muhammad bahwa bank islam atau disebut dengan bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan bunga atau

15 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

2013. Hal 24

16 Op.Cit. Ismail. Perbankan Syariah. Hal 20 17 Lok.Cit. Amir Machmud dan Rukmana. Hal 18210

(11)

tanpa bunga. Dengan kata lain bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembayaran dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariah islam yang berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadist Nabi Muhammad SAW.18

Bank syariah dengan sistem bagi hasil dirancang untuk terbinanya kebersamaan dalam menanggung resiko usaha dan berbagai hasil usaha antara pemilik dana yang menyimpan uangnya di lembaga-lembaga selaku pengelola dana dan masyarakat yang membutuhkan dana yang bisa berstatus peminjam dana atau pengelola usaha.19

B. Perbedaan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional

Bank syariah merupakan bank yang dalam sistem operasionalnya tidak menggunakan sistem bunga akan tetapi menggunakan prinsip dasar sesuai dengan syariah Islam. Dalam menentukan imbalannya baik imbalan yang diberikan maupun diterima bank syariah tidak menggunakan sistem bunga akan tetapi menggunakan konsep bagi hasil sesuai dengan akad yang diperjanjikan. Perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 2.1

Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

18 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah. Yogyakarta: Ekonasia. 2008. Hal 3 19 Muhammad, Akutansi Syariah. Jakarta : Salemba Empat. 2005. Hal 175

(12)

No Bank Syariah Bank Konvensional 1 Investasi, hanya untuk proyek

dan produk yang halal serta menguntungkan.

Investasi, tidak mempertimbangkan halal atau haram asalkan proyek yang dibiayai menguntungkan.

2 Return, yang dibayar atau diterima berasal dari bagi hasil atau pendapatan lainnya berdasarkan prinsip syariah.

Return baik yang dibayar kepada nasabah penyimpan dana dan return yang diterima dari nasabah pengguna dana berupa bunga.

3 Perjanjian dibuat dalam bentuk

akad sesuai syariat Islam. Perjanjian menggunakan hukum positif.

4 Orientasi pembiayaan, tidak hanya keuntungan tetapi juga falah oriented, yaitu berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.

Orientasi pembiayaan, untuk memperoleh keuntungan atas dana yang dipinjamkan.

5 Hubungan antara bank dengan

nasabah adalah hubungan mitra. Hubungan antara bank dan nasabah adalah kreditur dan debitur.

6 Dewan pengawas terdiri dari BI,

Bapepam, Komisaris, dan DPS. Dewan pengawas terdiri dari BI, Bapepam, dan Komisaris

Sumber: Ismail. 2011. Perbankan Syariah. Jakarta Prenada Media Group. Hal 29

C. Pengertian Deposito Mudharabah

Selain giro dan tabungan, produk perbankan syariah lainnya yang termasuk produk penghimpun dana (funding) adalah deposito. Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 yang dimaksud Deposito adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara nasabah dan penyimpan dana.20

Dewan Pengawas Syariah Nasioanal MUI telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa deposito yang dibenarkan adalah deposito yang

20 Op.Cit. Ismail. Perbankan Syariah. Hal 91

(13)

berdasarkan prinsip mudharabah.21 Dalam mengaplikasikan prinsip mudharabah bank syariah bertindak sebagai mudharib (pengelola dana) sedangkan nasabah bertindak sebagai shahibul maal (pemilik dana). Hasil usaha ini akan dibagi hasilkan berdasarkan nisbah yang disepakati dengan adanya kerelaan pada masing-masing pihak tanpa adanya unsur paksaan.

Deposito merupakan salah satu produk penghimpun dana (funding) dalam perbankan syariah maupun lembaga jasa keuangan lainnya yang mana dari simpanan nasabah ini kemudian dikelola untuk produk pembiayaan sehingga dari situlah sumber pendapatan yang diperoleh lembaga keuangan dan tidak lupa untuk nasabah yang telah mendepositokan dananya akan mendapatkan return berupa bagi hasil sesuai nisbah yang telah disepakati pada awal akad.22

Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak pemilik dana maka deposito yang berprinsip mudharabah ada dua bentuk, yaitu :

1. Mudharabah Mutlaqah

Dalam mudharabah ini pemilik dana tidak memberikan batasan atau persyaratan tertentu kepada bank syariah dalam mengelola investasinya baik yang berkaitan dengan tempat, cara maupun objek investasinya.23

2. Mudharabah Muqayyadah

21 Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Edisi Revisi Tahun 2006. Nomor 03/DSN/-MUI/IV/2000. Hal 18

22 Karim, Adiwarman. Bank Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo. 2010. Hal 350 23 Ibid. Karim, Adiwarman. Hal 352

(14)

Berbeda halnya dengan mudharabah mutlaqah, dalam mudharabah muqayyadah pemilik dana memberikan batasan atau persyaratan tertentu kepada bank syariah dalam mengelola investasinya baik yang berkaitan dengan tempat, cara maupun objek investasinya.24

Ketentuan Umum Deposito Mudharabah Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 03/DSN-MUI/IV/2000 adalah sebagai berikut: 25

1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai pemilik dana (shahibul maal) dan bank sebagai pengelola dana (mudharib).

2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain.

3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya dalam bentuk tunai dan bukan piutang.

4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.

5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan.

D. Perbedaan Deposito Mudharabah dan Deposito Konvensional

24 Ibid. Hal 355

25 Lok Cit. Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional MUI.

(15)

Dilihat dari sisi operasional antara deposito syariah dengan deposito konvensional tidak jauh berbeda, yang membedakannya hanya pada prinsip dari deposito tersebut yaitu antara prinsip syariah dengan prinsip konvensional. Kalau deposito di bank konvensional menggunakan sistem bunga, sedangkan deposito pada bank syariah menggunakan sistem bagi hasil.

Perbedaan tersebut dapat dijelaskan dalam tabel berikut:

Tabel 2.2

Perbedaan Deposito Mudharabah dan Deposito Konvensional No Deposito Mudharabah Deposito Konvensional

1 Jangka waktu 1, 2, 3, 12 bulan Jangka waktu 1, 3, 6, 12 bulan 2 Insentif= bagi hasil yang besarnya

tidak dapat ditentukan sebelumnya (tergantung pendapatan mudharib).

Insentif= bunga yang besarnya ditentukan dalam % didepan dan besarnya sudah tetap.

3 Apabila di break sebelum jatuh tempo tidak dikenakan denda

Apabila di break sebelum jatuh tempo dikenakan denda

Sumber: Ismail. 2011. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

E. Dasar Hukum Deposito Mudharabah

Landasan yang mendasari berdirinya produk deposito mudharabah, adalah sebagai berikut :

1. Dasar Al-Qur’an

a. Surat An-Nisa Ayat 29:

أأَََت أمُكَلاَوََأمَأ أمُكَنأيَب ِلََِطَبألاِب للِإ أنَأ َنوُكَت ًةَراَجِت أنَع اَرَت اَي اَهّيَأ َنيِذللا اوُنَمَآ َل اوُلُك

. ِإ لن َهلللا اَك َن أمُكِب اًميِحَر

أمُكأنِم َلَو اوُلُتأقَت أمُكَسُفأن َأ

(16)

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu, dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.26

b. Qiyas

Mudharabah dapat dianalogikan dengan al-musaqah yaitu perkongsian antara pemilik dan pengelola tanah pertanian dengan imbalan pembagian hasil panen. Karena kebutuhan manusia terhadap keduanya, di mana sebagian mereka memiliki dana tetapi tidak mempunyai keahlian untuk mengelolanya sedangkan sebagian yang lain mempunyai keahlian yang tinggi dalam usaha tetapi tidak mempunyai dana yang cukup untuk menopangnya.27

c. Fatwa Dewan Syariah Nasional

Berdasarkan Ketentuan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 01/DSNMUI/IV/2000 tentang deposito. Deposito ada 2 jenis, yaitu sebagai berikut:28

1) Deposito yang tidak dibenarkan secara syariah, yaitu deposito yang berdasarkan penghitungan bunga.

2) Deposito yang dibenarkan secara syariah, yaitu deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah.

26 Al-Qur’an Al Karim dan Terjemahnya. Hal 122

27 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah. Jakarta: Sinar Grafika Offset. 2010. Hal 370 28 Op Cit. Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI.

(17)

F. Teori Bagi Hasil

Salah satu karakteristik bank syariah adalah adanya mekanisme bagi hasil. Bagi hasil menurut terminologi asing (Inggris) dikenal dengan profit sharing. Dalam kamus ekonomi profit sharing diartikan pembagian laba. Hal itu dapat berbentuk suatu bonus uang tunai tahunan yang didasarkan pada laba yang diperoleh pada tahun-tahun sebelumnya atau dapat berbentuk pembayaran mingguan atau bulanan29.

Pentingnya sistem bagi hasil dalam operasional bank syariah dipandang perlu untuk menganalisis hal-hal yang mempengaruhi bagi hasil tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya bagi hasil di kelompokkan menjadi dua, yaitu:30

1. Faktor Langsung, yaitu

a. Investment rate, persentasi aktual dana yang di investasikan dari total dana yang di himpun. Jika bank menentukan investment rate sebesar 80%, hal ini berarti 20% dari total dana yang di himpun dialokasikan untuk memenuhi likuiditas.

b. Nisbah, salah satu ciri utama al-mudharabah adalah adanya nisbah yang harus ditentukan dan disetujui pada awal perjanjian.

c. Nisbah antara satu bank dengan bank yang lain dapat berbeda sebagaimana perbedaan dalam periode al-mudharabah misalnya deposito dengan jangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan sesuai dengan besarnya dana dan jatuh temponya.

29 Lok.Cit. Muhammad. Hal 101

30 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah. Jakarta: Cendekia Institute. 1999 Hal 199

(18)

2. Faktor Tidak Langsung, yaitu

a. Penentuan butir-butir pendapatan dan biaya mudharabah. Bank dan nasabah melakukan share dalam pendapatan dan biaya (profit and sharing). Pendapatan yang dibagi hasilkan merupakan pendapatan yang diterima dikurangi biaya-biaya.

b. Kebijakan akunting (prinsip dan metode akunting) besarnya bagi hasil secara tidak langsung dipengaruhi berjalannya aktifitas yang diterapkan, terutama sehubungan dengan pendapatan dan biaya.

G. Prinsip Distribusi Hasil Usaha

Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 15/DSN-MUI/IX/2000 Tentang Prinsip Distribusi Hasil Usaha Dalam Lembaga Keuangan Syariah dengan pertimbangan, bahwa pembagian hasil usaha di antara para pihak (mitra) dalam suatu bentuk usaha kerjasama boleh didasarkan pada :31

1. Prinsip Bagi Untung (Profit Sharing), yakni bagi hasil yang dihitung dari pendapatan setelah dikurangi modal dan biaya-biaya.

2. Prinsip Bagi Hasil (Net Revenue Sharing), yakni bagi hasil yang dihitung dari pendapatan setelah dikurangi modal dan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.

Dalam fatwa tersebut ditetapkan sebagai berikut:

1. Pada dasarnya LKS boleh menggunakan prinsip Bagi Hasil (Net Revenue Sharing) maupun Bagi Untung (Profit Sharing) dalam pembagian hasil usaha dengan mitra (nasabah)-nya.

31 Lok Cit. Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional MUI

(19)

2. Dilihat dari segi kemaslahatan (al-ashlah), saat ini pembagian hasil usaha sebaiknya digunakan prinsip Bagi Hasil (Net Revenue Sharing).

3. Penetapan prinsip pembagian hasil usaha yang dipilih harus disepakati dalam akad.

Ketentuan Fatwa Dewan Syariah Nasional menjelaskan bahwa pembagian hasil usaha bank syariah dapat mempergunakan Revenue Sharing maupun Profit Sharing. Saat ini seluruh bank syariah masih mempergunakan revenue sharing baik dalam berbagi hasil bank syariah sebagai pengelola dana dengan pemodal (penghimpunan dana) maupun bank syariah sebagai pemodal kepada nasabah debitur (pengelolaan dana dengan prinsip mudharabah dan musyarakah).

H. Mekanisme Perhitungan Bagi Hasil

Pada praktiknya dalam dunia perbankan syariah, mekanisme perhitungan bagi hasil dapat didasarkan pada dua cara yaitu:

1. Profit Sharing (Bagi Laba)

Perhitungan bagi hasil menurut profit sharing adalah perhitungan bagi hasil yang mendasarkan pada laba dari pengelola dana, yaitu pendapatan usaha dikurangi beban usaha untuk mendapatkan pendapat usaha tersebut.

2. Revenue Sharing (Bagi Pendapatan)

Perhitungan bagi hasil menurut revenue sharing adalah perhitungan bagi hasil yang mendasarkan pada pendapatan dari pengelola dana, yaitu pendapatan usaha sebelum dikurangi dengan beban usaha untuk mendapatkan pendapatan usaha tersebut.

(20)

Aplikasi kedua dasar ini mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pada profit sharing, semua pihak yang terlibat dalam akad mendapatkan bagi hasil sesuai dengan laba yang diperoleh atau bahkan tidak mendapatkan laba apabila pengelola dana mengalami kerugian yang normal.

Disini unsur keadilan dalam berusaha betul-betul diterapkan. Apabila pengelola dana mendapatkan laba besar maka pemilik dana juga mendapatkan bagian besar, dan sebaliknya apabila laba yang diperoleh kecil maka pemilik dana juga mendapatkan bagi hasil dalam jumlah yang kecil pula.

Jika hanya dilihat dari aspek ekonomi saja maka profit sharing mempunyai kelemahan dibandingkan prinsip bunga yang diharamkan. Untuk mengurangi resiko ditolaknya calon investor yang akan menginvestasikan dananya maka pengelola dana dapat memberikan porsi bagi hasil lebih besar dibandingkan porsi bagi hasil revenue sharing.

Pada revenue sharing kedua belah pihak akan selalu mendapatkan bagi hasil, karena bagi hasil dihitung dari pendapatan pengelola dana.

Ditinjau dari sisi pemilik dana maka prinsip ini menguntungkan, karena selama pengelola dana mendapatkan revenue maka pemilik dana pasti mendapatkan bagi hasilnya. Tetapi bagi pengelola dana dapat memberikan resiko bahwa satu periode tertentu pengelola dana akan mengalami kerugian, karena bagi hasil yang diterimanya lebih kecil dari beban usaha untuk mendapatkan revenue tersebut. Disinilah ketidakadilan dapat dirasakan oleh pengelola dana karena terdapat resiko kerugian, sedangkan pemilik dana terbebas dari resiko.

(21)

Jalan keluar yang dapat dijalankan adalah pengelola dana harus menjalankan usaha dengan prinsip prudent atau usaha penuh kehati-hatian, sehingga dengan revenue sharing resiko kerugian dapat ditekan sekecil mungkin, karena jika pihak pengelola dana menderita kerugian normal maka pemilik dana tidak akan mendapatkan bagi hasil. Sedangkan dalam bank konvensional nasabah/ pemilik dana akan selalu mendapatkan bunga walaupun bank mengalami kerugian..32

3. Nisbah atau Bagi Hasil

Nisbah merupakan ratio atau porsi bagi hasil yang akan diterima oleh tiap-tiap pihak yang melakukan akad kerjasama usaha, yaitu pemilik dana (shahibul maal) dan pengelola (mudharib) yang tertuang dalam akad/

perjanjian dan telah ditandatangani pada awal sebelum dilaksanakan kerjasama usaha. Apabila dalam akad diperjanjikan bahwa nisbah simpanan investasi mudharabah adalah 40:60 maka bagi hasil yang didistribusikan kepada penabung/ investor/ nasabah adalah 60% dari distribusi pendapatan untuk klasifikasi simpanan investasi mudahrabah.33

4. Perbedaan Antara Bunga dan Bagi Hasil

Islam telah mengharamkan bunga, hal ini terdapat dalam surat Al-Baqarah Ayat 275, yang berbunyi:

ل لِإ اَمَك ُموُقَي يِذللا ُهُطلبَخَتَي اَطأي لشلا ُن َنِم ّسَمألا

َنيِذللا َنوُلُك أأَي اَبّرلا َل َنوُموُقَي

للَََحَأَو ُهّللا َعأيَبألا َملرَحَو اَبّرل ا نَمَف ُهءاَج ٌةَظِعأوَم نّم ِهّبلر

َكِل َذ أمُهلنَأِب أاوُلاَق اَملنِإ ُعأيَبألا ُلأثِم اَبّرلا

32 Slamet Wiyono, Membumikan Akuntansi Syariah di Indonesia. 2009. Hal.103-104 33 Ibid. Hal 107

(22)

.ِهّللا أنَمَو َداَع َكِئََلأو ُأَف ُباَحأصَأ ِرالنلا أمُه اَهيِف َنوُدِلاَخ

َىَهَتناَف ُهَلَف اَم َفَلَس ُهُرأم َأَو ىَلِإ

Artinya: “Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah.

Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni- penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”.34

Dari ayat tersebut dengan jelas Allah telah mengharamkan riba dan menghalalkan jual beli. Riba dalam hal ini adalah sistem bunga yang sering dipraktekkan oleh perbankan konvensional. Sebagai bentuk penghindaran dari unsur riba/bunga, Islam menawarkan sistem bagi hasil sebagai penerapan dari prinsip keadilan sebagaimana yang dianjurkan oleh syariat Islam.

Keduanya memberikan keuntungan, tetapi memiliki perbedaan yang mendasar sebagai akibat adanya perbedaan antara investasi dan pembungaan uang. Dalam investasi, usaha yang dilakukan mengandung resiko, dan karenanya mengandung unsur ketidakpastian. Sebaliknya pembungaan uang adalah aktivitas yang tidak memiliki resiko, karena adanya presentase suku

34 Al-Qur’an Al Karim dan Terjemahnya. Hal 69

(23)

bunga tertentu yang ditetapkan berdasarkan besarnya modal. Perbedaan itu dapat dijelaskan dalam tabel berikut:

Tabel 2.3

Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil

BUNGA BAGI HASIL

Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi usaha akan selalu menghasilkan keuntungan.

Penentuan besarnya nisbah bagi hasil disepakati pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi.

Besarnya persentase didasarkan pada jumlah dana (modal) yang dipinjamkan.

Berdasarkan rasio bagi hasil dirdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh.

Bunga dapat mengambang dan besarnya naik turun sesuai dengan naik turunnya bunga patokan atau kondisi ekonomi.

Rasio bagi hasil tetap tidak berubah selama akad masih berlaku, kecuali diubah atas kesepakatan bersama.

Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah usaha yang dijalankan oleh peminjam untung atau rugi.

Bagi hasil bergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan.

Bila usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama.

Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun keuntungan naik berlipat ganda.

Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan keuntungan.

Eksistensi bunga diragukan oleh semua agama, termasuk Islam.

Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil.

Sumber: Ascarya. 2012. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

(24)

5. Penelitian Terdahulu

Dalam melakukan penelitian mengenai Analisis Perhitungan Nisbah Deposito iB pada PT. Bank CIMB Niaga Syariah Palembang. Peneliti perlu melakukan peninjauan terhadap penelitian sebelumnya, agar mendapatkan referensi sesuai dengan penelitian yang ingin dilakukan.

Penelitian Gianisha Oktaria Putri tahun 2012 yang berjudul “Analisis Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia”.

Hasil dari penelitian ini bahwa konsep bagi hasil deposito mudharabah yang diterapkan dengan pembagian bagi hasil berdasarkan porsi masing-masing antara deposan dengan bank. Porsi bagi hasil tersebut disepakati pada awal akad tergantung dengan jangka waktu yang disepakati. Ketidakpastian jumlah pendapatan bagi hasil kepada deposan dipengaruhi oleh bank syariah sebagai mudharib atas pengelolaan dana mudharabah tersebut.35

Penelitian Evi Natalia tahun 2014 yang berjudul “Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah” Hasil dari penelitian ini adalah bahwa hanya variabel Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah yang berpengaruh signifikan terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah

35 Gianisha Oktaria Putri, Analisis Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia (Study kasus pada Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat dan Bank Syariah Bukopin). 2012.

(25)

sedangkan variabel Tingkat Suku Bunga Deposito Bank Umum tidak berpengaruh terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah.36

Penelitian Sringaini Endang Astuti tahun 2014 yang berjudul

“Perhitungan Bagi Hasil Produk Deposito pada Bank Sumsel Babel Syariah”.

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa sistem bagi hasil yang diterapkan yaitu revenue sharing artinya bagi hasil yang dihitung dari total pendapatan pengelolaan dana tanpa dikurangi dengan biaya pengelolaan dana. Jika pihak bank mengalami kerugian maka kerugian tersebut ditanggung oleh kedua belah pihak yaitu nasabah dan bank.37

Penelitian Siti Juwairiyah tahun 2008 yang berjudul “Analisis Pengaruh Profitabilitas dan Efisiensi Terhadap Tingkat Bagi Hasil Tabungan dan Deposito Mudharabah pada Bank Muamalat Indonesia”. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa dari hasil analisis regresi linier berganda dapat diketahui bahwa variabel ROA (Return On Asset) mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil tabungan dan deposito mudharabah dengan nilai koefifien sebesar 0,002.38

Penelitian Ogi Marsenal Ipando tahun 2008 yang berjudul “Pengaruh Bagi Hasil Deposito Syariah Mandiri dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Syariah Mandiri di Bank Syariah Mandiri”. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa variabel bagi hasil

36 Evi Natalia, Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah Pada PT. BSM. 2014.

37 Sringaini Endang Astuti, Perhitungan Bagi Hasil Deposito pada Bank Sumsel Babel Syariah. 2014

38 Siti Juwairiyah, Analisis Pengaruh Profitabilitas dan Efisiensi Terhadap Tingkat Bagi Hasil Tabungan Dan Deposito Mudharabah pada Bank Muamalat Indonesia. 2008.

(26)

berpengaruh positif terhadap simpanan deposito, sedangkan variabel suku bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap simpanan deposito.39

Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu N

O

NAMA PENELITI

(TAHUN)

JUDUL PENELITIAN

HASIL PENELITIAN

1 Gianisha Oktaria Putri

(2012)

Analisis Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia

Nisbah bagi hasil yang ditetapkan berdasarkan porsi masing-masing bank.

2 Evi

Natalia (2014)

Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah

Tingkat bagi hasil deposito ini berpengaruh signifikan terhadap jumlah simpanan deposito mudharabah.

3 Sringaini Endang

Astuti (2014)

Perhitungan Bagi Hasil Deposito pada Bank Sumsel Babel Syariah

Sistem bagi hasil menggunakan sistem revenue sharing dan penetuan bagi hasil yang diperoleh deposan bergantung pada pendapatan bank

4 Siti

Juwairiyah (2008)

Analisis Pengaruh Profitabilitas dan Efisiensi Terhadap Tingkat Bagi Hasil Tabungan Dan Deposito Mudharabah pada Bank Muamalat

Return On Asset

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat bagi hasil.

5 Ogi Marsenal Ipando (2008)

Pengaruh Bagi Hasil Deposito Syariah

Mandiri dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah di Bank Syariah Mandiri

Variabel bagi hasil berpengaruh positif terhadap simpanan deposito, sedangkan variabel suku bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap simpanan deposito

39 Ogi Marsenal Ipando, Pengaruh Bagi Hasil Deposito Syariah Mandiri dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Syariah di BSM. 2008.

(27)

Sumber: Ogi Marsenal Ipando (2008), Siti Juwairiyah (2008), Gianisha Oktaria Putri (2012), Evi Natalia (2014), Sringaini Endang Astuti (2014).

BAB III

GAMBARAN OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Bank CIMB Niaga Syariah Palembang

Memasuki The New Era of Exellence, Bank CIMB Niaga Tbk berupaya keras mewujudkan visinya untuk menjadi satu diantara lima bank terbesar di Indonesia, dengan fokus pada layanan private banking dan customer wealth management. Sejak pertama kali didirikan pada tanggal 26 September 1955, Bank CIMB Niaga Tbk terus mempertahankan posisinya sebagai salah satu bank terkemuka di Indonesia. CIMB merupakan sebuah group perusahaan perbankan universal yang beroperasi di kawasan Asia Tenggara. CIMB Group menjalankan usahanya di 11 negara, dan yang menjadi pasar utama adalah negara Malaysia, Indonesia dan Singapura. Pada krisis perbankan di tahun 1969, sejarah mencatat bahwa Bank CIMB Niaga Tbk termasuk salah satu bank swasta yang paling sehat saat itu.

Sejak tahun 1982, Bank CIMB Niaga Tbk menjadi bank pertama yang secara resmi mengoperasikan sistem on-line pada seluruh kantor cabangnya dan di tahun 1987 merintis penggunaan ATM. Lahirnya Undang-Undang No.21 tahun 2008 tantang perbankan syariah, telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia. Undang-undang

27

(28)

tersebut memungkinkan bank beroperasi sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah. Bank CIMB Niaga Tbk, dengan adanya Undang-Undang No.21 tahun 2008 mendapatkan celah untuk membuka Unit Usaha Syariah yaitu Bank CIMB Niaga Syariah.

Bank CIMB Niaga Syariah merupakan Unit Usaha Khusus Bank CIMB Niaga Tbk yang didirikan untuk memberikan respon terhadap perkembangan Sharia Banking Business di Indonesia dan demand nasabah terhadap transaksi perbankan secara syariah yang semakin besar. Keunggulan teknologi dipadukan dengan exellent service quality merupakan konsep modern yang diterapkan Bank CIMB Niaga Syariah. Transaksi perbankan secara syariah yang ditawarkan oleh Bank CIMB Niaga Syariah memberikan rasa aman, nyaman, adil, dan tentram bagi seluruh stokeholder.

CIMB Niaga Syariah merupakan Unit Usaha Syariah (UUS) CIMB Niaga yang didirikan untuk memberikan respon terhadap perkembangan bisnis perbankan Indonesia dan tingginya permintaan masyarakat terhadap layanan perbankan secara universal serta inovatif lebih aman dan menguntungkan.

B. Visi dan Misi Bank CIMB Niaga Syariah Palembang

Dalam mengembangkan bisnis perbankan syariah dan memberikan layanan terbaik bagi masyarakat, Unit Usaha Syariah PT Bank CIMB Niaga Tbk memiliki visi dan misi sebagai berikut :

1. Visi Perusahaan :

(29)

a. Menjadi pelaku perbankan syariah terkemuka di Indonesia dan regional yang memiliki kekhasan dalam budaya layanan, proses dan sumber daya manusia (SDM) dengan proposisi perbankan universal yang kuat di tingkat domestik, dan menjadi model percontohan dalam penerapan dual system banking di Indonesia.

b. Menjadikan Indonesia sebagai basis perkembangan bisnis perbankan syariah sebagai bagian dari visi PT Bank CIMB Niaga Tbk, CIMB Islamic dan Grup CIMB.

c. Unggul dalam pengembangan bisnis dan akselerasi agenda integrasi ASEAN menuju bank umum syariah terkemuka sebagai pengembangan perbankan di Indonesia melalui inovasi berkelanjutan, layanan konsumen berkualitas dan praktik terbaik (best practices).

2. Misi Perusahaan :

a. Fokus kepada akselerasi Pengembangan Bisnis Perbankan Syariah di lingkungan CIMB Niaga Islamic, dan Grup CIMB dengan menjadikan Indonesia sebagai pasar perbankan syariah dengan potensi terbesar.

b. Implementasi dual system banking secara penuh dengan menjadikan bisnis perbankan syariah sebagai indikator kinerja paling utama bagi seluruh unit bisnis serta memperkuat infrastruktur, teknologi informasi, sistem informasi manajemen berbasis dual system banking.

c. Penyelarasan bisnis dengan mengkapitalisasi kekuatan PT Bank CIMB Niaga dan CIMB Group secara regional, serta optimalisasi

(30)

produktifitas, penguatan diversifikasi produk layanan syariah untuk menjangkau seluruh nasabah CIMB Niaga dan pengembangan pasar.

d. Perbankan berkelanjutan mengenai pentingnya Indonesia sebagai basis pengembangan bisnis perbankan syariah agar CIMB Niaga Syariah dapat menjadi pelaku industri perbankan syariah terkemuka dan terbesar di Indonesia.

C. Produk dan Layanan Jasa Bank CIMB Niaga Syariah Palembang

Adapun beberapa produk yang ada di Bank CIMB Niaga Syariah adalah sebagai berikut:

1. Produk Penghimpun Dana (Funding)40 a. Tabungan iB X-Tra

Yaitu simpanan dana pihak ketiga dalam bentuk tabungan dengan prinsip akad wadi’ah dan mudharabah dimana pemilik dana memiliki kebebesan kepada bank untuk mengelola dananya.

b. Tabungan iB Junior

Yaitu simpanan dana pihak ketiga dalam bentuk tabungan yang diperuntukan khusus bagi anak-anak usia dibawah 18 tahun untuk melatih kebiasaan menabung sejak dini.

c. Tabungan iB Pendidikan

Yaitu tabungan berjangka dalam mata uang rupiah yang dirancang untuk mempersiapkan masa depan pendidikan anak dengan menabung secara rutin setiap bulan sesuai dengan jangka waktu yang diinginkan.

d. TabunganKu iB

40 Dokumen Power Point Bank CIMB Niaga Syariah Palembang

(31)

Yaitu tabungan dalam mata uang rupiah untuk nasabah perorangan yang berbasis syariah dengan persyaratan mudah yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

e. Giro iB Syariah

Yaitu simpanan dana pihak ketiga secara perorangan dalam bentuk mata uang rupiah yang dilengkapi dengan manfaat dan kemudahan transaksi.

f. Deposito iB Syariah

Yaitu simpanan dana pihak ketiga secara berjangka sebagai investasi berdasarkan prinsip mudharabah mutlaqah dimana nasabah akan mendapatkan porsi bagi hasil sesuai kesepakatan diawal dan pencairan dana hanya dapat dilakukan pada saat jatuh tempo.

g. Tabungan iB Rencana Haji

Yaitu tabungan berjangka dalam mata uang Rupiah untuk nasabah perorangan yang berbasis Syariah dengan prinsip Mudharabah yang tujuan penggunaan dananya sebagai dana setoran pendaftaran maupun pelunasan haji dengan sistem autodebet setoran rutin bulanan.

2. Produk Pembiayaan/Penyaluran Dana (Landing)

Produk pembiayaan atau penyaluran dana pada Bank CIMB Niaga Syaiah yang merupakan pembiayaan berdasarkan akad jual beli, akad qard, akad ijarah, dan akad rahn yang meliputi:

(32)

a. Pembiayaan iB Kepemilikan Rumah

Yaitu fasilitas pembiayaan dengan menggunakan akad murabahah untuk memperoleh aset nyata dalam bentuk rumah, ruko, tanah, villa/ressort, renovasi/pembangunan rumah maupun untuk take over fasilitas KPR dari Bank atau pihak lain.

b. Pembiayaan iB Kepemilikan Mobil

Yaitu fasilitas pembiayaan yang diberikan untuk memperoleh aset nyata dalam bentuk mobil (baru/bekas pakai) dengan pembayaran kembali dalam jangka waktu pendek satu tahun atau panjang lebih dari satu tahun dengan menggunakan akad murabahah (jual beli).

c. Gadai Emas Syariah

Yaitu penyarahan emas sebagai jaminan untuk mendapatkan hutang dengan akad rahn (gadai), qard dan ijarah.

3. Jasa dan Layanan Bank CIMB Niaga Syariah a. ATM

Yaitu fasilitas yang memberikan kemudahan untuk nasabah dalam melakukan transaksi dengan menggunakan mesin ATM. Seperti transaksi informasi rekening, pembayaran tagihan, tarik tunai dan lain sebagainya.

b. Phone Banking 14041

Yaitu fasilitas yang memberikan kemudahan bagi nasabah untuk mendapatkan informasi mengenai perbankan dan dapat dilakukan dengan menggunakan telepon.

(33)

c. CIMB Cliks

Yaitu sebuah layanan instan perbankan dengan menggunakan koneksi internet yang memungkinkan nasabah untuk melakukan transaksi perbankan tanpa harus meninggalkan tempat.

d. Go Mobile

Yaitu layanan perbankan yang memberikan akses terluas dan tercepat untuk nasabah dengan tujuan memenuhi kebutuhan nasabah yang akan melakukan transaksi perbankan secara tepat waktu.

e. Self Service Terminal (SFT)

Yaitu layanan perbankan dengan layar sentuh dan tampilan menarik yang memudahkan nasabah melakukan transaksi secara non tunai.

D. Lokasi Penelitian

Salah satu unsur yang perlu dipertahankan dalam rangka mendirikan suatu perusahaan adalah pemilihan lokasi perusahaan itu sendiri, pemilihan lokasi perusahaan harus mendapatkan perhatian yang utama dalam pendirian perusahaan karena pemilihan lokasi yang kurang tepat dapat menimbulkan hambatan-hambatan dalam menjalankan aktivitas perusahaan.

Oleh karena itu Bank CIMB Niaga Syariah Palembang berlokasi di alamat Jl. Letkol Iskandar No.30 Palembang. Pemilihan lokasi tersebut sangat tepat dan baik karena terletak di pusat kota sehingga mudah dijangkau oleh nasabah baik menggunakan transportasi pribadi ataupun transportasi umum.

E. Struktur Organisasi Bank CIMB Niaga Syariah Palembang

(34)

Struktur Organisasi merupakan hal yang penting bagi suatu organisasi dalam rangka menjalankan pencapaian tujuan perusahaan. Dengan struktur organisasi yang lebih baik, tugas-tugas dan tanggung jawab dapat dilihat dengan jelas sehingga akan mempermudah orang-orang yang ada di dalam suatu perusahaan untuk melaksanakan tugasnya masing-masing.

STRUKTUR ORGANISASI

BANK CIMB NIAGA SYARIAH PALEMBANG

BRANCH MANAGER Siddiq Haryono

Branch Officer Manager Zubaidah Suwarni Rais

AO Romi

Head CS Yulia Head Sales

Widi

Head Teller Novi

Teller July Teller

Joe CS

Indah CS

BO Tata Suheri Funding

Desi

Landing Tanti

(35)

Gambar 3.1

Sumber: File Power Point Bank CIMB Niaga Syariah, Tahun 2015 F. Job Description

Adapun job description pada Bank CIMB Niaga Syariah sebagai berikut:41 1. Branch Manager :

a. Mengelola kantor cabang syariah sehingga tercapai tujuan yang diinginkan kantor cabang.

b. Bertanggung jawab terhadap operasional kantor cabang.

c. Bertanggung jawab kepada kepala unit syariah yang berada dikantor pusat.

2. Branch Officer Manager :

a. Membantu pimpinan dalam pelaksanaan dan pengamanan pelayanan jasa-jasa perbankan berdasarkan sistem dan prosedur operasional perusahaan yang ditetapkan sesuai dengan kebijaksanaan manajemen.

b. Melakukan monitoring, evaluasi dan review terhadap pelaksanaan tugas-tugas pelayanan dibidang operasional.

c. Turut memelihara dan membina hubungan baik dengan pihak nasabah serta intern antar bagian maupun bidang dilingkungan perusahaan dalam rangka menjaga mutu pelayanan kepada nasabah

41 Dokumen Microsoft Word Bank CIMB Niaga Syariah Palembang

Office Boy -Cokro -Parlin Driver

-Mulyono -Dendi Security

-Muchlis -Derry -Yandi

(36)

sehingga berada pada tingkat yang memuaskan serta tercapainya suasana kerja yang sehat dilingkungan perusahaan.

d. Meningkatkan mutu pengetahuan dan keterampilan, baik kepentingan pribadi maupun bawahannya untuk kelancaran pelaksanaan tugasnya masing-masing.

3. Account Officer (AO) :

Acount Officer atau pembinaan pembiayaan bertugas memproses calon debitur atau pemohon pembiayaan sehingga menjadi debitur. Selanjutnya membina debitur tersebut agar memenuhi kesanggupannya terutama dalam pembayaran kembali pinjamannya. Juga menyelesaikan kasus atau masalah debitur yang mungkin terjadi. Dengan demikian sebelum menjadi debitur perlu dilakukan penanggulangan kemungkinan terjadinya masalah.

4. Pelayanan Intern :

Melakukan pekerjaan yang behubungan dengan surat menyurat dan dokumen yang sifatnya intern. Dapat juga diserahi pekerjaan yang lain sesuai dengan kebijakan perusahaan.

5. Teller

Bersama-sama dengan kepala cabang pembantu : a. Membuka dan menutup khasanah/ brangkas.

b. Menghimpun uang yang akan disimpan ke dalam brangkas.

c. Mengambil/ menyimpan uang tunai dari dalam brangkas.

d. Melaksanakan pengawasan khasanah/ brangkas.

(37)

e. Pada awal/ akhir hari mengambil/ menyimpan box teller dari ke dalam khasanah.

f. Mengkompilasi daftar penerimaan dan pengeluaran kas, menghitung saldo kas akhir dan mencocokkan dengan jumlah fisik saldo uang tunai yang ada di dalam box-nya sendiri.

g. Menjumlahkan nominal dan jumlah warkat kliring kemudian mencocokkannya dengan rekapitulasi kliring penyerahan.

h. Melaksanakan sign-on dan sign-off secara tertib pada pagi hari dan setiap akan mengakhiri pekerjaan pada terminal (work station).

i. Mencetak mutasi kas di sore hari melalui AS-400 dan mencocokkan dengan tiket-tiketnya.

j. Bersama-sama dengan kepala KCP melaksanakan cash opname setiap akhir bulan.

k. Memberikan usulan perbaikan pedoman/ ketentuan yang berkaitan dengan pelayanan kas kepada kepala KCP.

l. Menjaga kerahasiaan password yang menjadi wewenangnya.

m. Menjaga ketertiban dan keamanan system komputerisasi secara fisik maupun administrasi.

6. Customer Service :

a. Memberikan penjelasan kepada nasabah/ calon nasabah atau investor mengenai produk-produk Bank CIMB Niaga Syariah berikut syarat- syarat maupun prosedur pelaksanaannya.

(38)

b. Melayani pembukaan rekening tabungan, giro dan deposito sesuai dengan permohonan investor.

c. Melayani permintaan nasabah untuk melakukan pemblokiran (stop payment) baik rekening giro maupun tabungan.

d. Melayani penutupan rekening giro baik atas permintaan investor sendiri karena ketentuan bank (yang telah disepakati investor) maupun karena peraturan Bank Indonesia.

e. Melayani investor dalam hal permintaan “standing order” atau intruksi pembayaran berjangka lainnya.

f. Melayani nasabah atas laporan tabungan atau bilyet deposito yang hilang dan memintakan pendapat kepada Manager Operasional untuk penaggunan selanjutnya.

g. Melayani nasabah dalam hal pelayanan jasa-jasa bank seperti transfer, inkaso, pemindahbukuan antar rekening, surat reverensi bank dan lain sebagainya.

h. Melayani transaksi transfer masuk berikut melaksanakan pemeriksaan layanan kebenaran tanda bukti diri nasabah dengan data- data yang ada pada Surat Pemberitahuan Kiriman Uang (SPKU).

i. Memberikan usulan kepada manajer pemasaran untuk perbaikan pedoman/ ketentuan tentang pelayanan kepada nasabah/ investor.

j. Menjaga kerahasiaan password/ sandi yang menjadi wewenangnya.

k. Handing Complain, melayani segala bentuk komplain dari nasabah.

l. Melakukan verifikasi tanda tangan customer service.

(39)

m. Melakukan penolakan permintaan pembukaan rekening bilamana tidak memenuhi persyaratan atau prosedur yang ditetapkan oleh bank.

n. Melakukan penutupan rekening baik atas permintaan nasabah maupun karena sebab lainnya berdasarkan prosedur intern bank.

BAB IV PEMBAHASAN

A. Sistem Transaksi Deposito iB pada PT. Bank CIMB Niaga Syariah Palembang.

Deposito iB adalah simpanan dana pihak ketiga secara berjangka sebagai investasi berdasarkan prinsip Mudharabah Mutlaqah dimana nasabah akan mendapatkan porsi bagi hasil sesuai kesepakatan di awal dan pencairan dana hanya dapat dilakukan pada saat jatuh tempo.42

Deposito yang ditawarkan oleh Bank CIMB Niaga Syariah Palembang adalah deposito dengan akad mudharabah mutlaqah yaitu bentuk kerja sama antara pemilik dana (shahibul maal) dan Bank CIMB Niaga Syariah sebagai pengelola dana (mudharib) dimana pemilik dana tidak memberikan batasan atau persyaratan tertentu mengenai jenis usaha, waktu dan daerah bisnis kepada Bank CIMB Niaga Syariah. Dana investasi deposito yang telah diterima oleh pihak Bank CIMB Niaga Syariah akan dikelola secara produktif dalam bentuk pembiayaan kepada masyarakat atau dalam bentuk harta produktif lainnya secara profesional dan sesuai dengan prinsip syariah. Hasil

42 Op.Cit. Power Point. Slide 33

(40)

usaha atas investasi tersebut dibagi antara nasabah dan pihak bank sesuai dengan nisbah yang telah disepakati sejak awal akad.

Berdasarkan hasil wawancara dengan customer service, skema deposito mudharabah mutlaqah yang diterapkan Bank CIMB Niaga Syariah Palembang dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4.1

Skema Deposito Mudharabah Mutlaqah

1. Invest Uang

4. Bagi Hasil

2. Pemanfaatan Dana 3. Pendapatan

Sumber: Data diolah penulis (Wawancara dengan Head Customer Cervice Yulia Anggraini. Selasa, 25 Agustus 2015)

Keterangan:

a. Pihak nasabah (shahibul maal) menginvestasikan dananya ke Bank CIMB Niaga Syariah.

b. Kemudian Bank CIMB Niaga Syariah memanfaatkan dananya dengan melakukan penyaluran dalam bentuk pembiayaan kepada pihak pengguna dana (debitur).

NASABAH 39 INVESTOR (Shahibul Maal)

Bank CIMB Niaga Syariah (Mudharib

& Shahibul Maal)

NASABAH PENGGUNA

DANA

(41)

c. Dari hasil pemanfaatan dana pihak debitur, Bank CIMB Niaga Syariah memperoleh pendapatan.

d. Kemudian dari hasil pendapatan tersebut diperoleh bagi hasil antara pihak nasabah dan Bank CIMB Niaga Syariah.

Prosedur pembukaan rekening Deposito Mudharabah Mutlaaqah pada Bank CIMB Niaga Syariah Palembang adalah sebagai berikut:

1. Persyaratan Deposito Mudharabah Mutlaqah pada Bank CIMB Niaga Syariah Palembang antara lain:43

a. Tersedia dalam mata uang rupiah.

b. Nominal deposito adalah sebesar Rp.8.000.000,- untuk perorangan dan Rp.8.000.000,- untuk perusahaan.

c. Fotokopi kartu identitas diri, seperti: KTP/ SIM/ Paspor, dan NPWP bagi wajib pajak.

d. Bagi perusahaan/ badan hukum:

1) Fotokopi Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP).

2) Fotokopi Tanda Daftar Perusahaan (TDP).

3) Fotokopi Keterangan Domisili.

4) Fotokopi akte pendirian yang sudah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan didaftarkan di Pengadilan Negeri, surat diumumkan dalam berita Negara serta perubahan-perubahannya.

e. Bagi Yayasan:

43 Lok.Cit. Operasional Lembaga Keuangan Syariah Bank CIMB Niaga Syariah Palembang

(42)

1) Fotokopi akte pendirian yang sudah didaftarkan di pengadilan Negeri serta perubahan-perubahannya.

2) Aplikasi permohonan deposito dan syarat-syarat pemubukaan deposito beserta akadnya.

3) Serat penunjukan ahli waris.

2. Ketentuan-ketentuan Deposito Mudharabah Mutlaqah pada Bank CIMB Niaga Syariah Palembang antara lain:

a. Jangka waktu penempatan adalah 1, 3, 6, 12 bulan dengan diberikan bagi hasil sesuai kesepakatan akad yang tertuang dalam akad deposito.

b. Bagi hasil akan dibayarkan setiap bulan sesuai tanggal penempatan.

Deposito ini dapat diperpanjang secara otomatis sesuai permintaan nasabah dengan nisbah yang berlaku saat perpanjangan.

c. Bagi hasil dapat diambil tunai, dimasukkan dalam rekening tabungan atau menambah pokok deposito.

d. Bagi hasil tidak diberikan pada bulan berjalan apabila deposito dicairkan sebelum jatuh tempo.

e. Biaya materai ditanggung oleh nasabah.

f. Bank tidak mengenakan biaya administrasi rekening.

g. Bank akan menerbitkan Bilyet Deposito sebagai bukti bagi nasabah.

h. Apabila nasabah memohon agar deposito ditransfer ke rekening yang ditunjuk maka bank pada waktunya akan melakukan secara otomatis dengan demikian Bilyet deposito yang dipegang tidak berlaku lagi.

(43)

i. Nasabah yang mengambil depositonya sebelum jatuh tempo maka nasabah tidak berhak menuntut keuntungan lagi.

j. Nasabah yang mengambil depositonya setelah jatuh tempo maka nasabah tidak berhak menuntut keuntungan atas waktu yang sudah berjalan dan untuk itu bank akan memberikan hadiah.

3. Pelaksanaan Pembukaan Deposito Mudharabah Mutlaqah pada Bank CIMB Niaga Syariah Palembang, antara lain sebagai berikut:

Tabel 4.2

Skema Pembukaan Deposito Mudharabah Mutlaqah

Sumber: Data diolah penulis (Wawancara dengan Head Customer Service Yulia Anggraini. Selasa, 25 Agustus 2015)

Keterangan :

a. Nasabah datang ke Bank CIMB Niaga Syariah disambut petugas bank menuju meja CS (Customer Service). Pada saat penerimaan nasabah baru CS menginformasikan mengenai syarat yang harus dipenuhi

Mengisi Formulir Nasabah/

Investor

Input Data

Verifikasi Data Setoran

Jumlah Dana

Pengarsipan Data Nasabah Pengesahan

Bilyet Deposito

(44)

dalam penempatan dananya pada deposito berjangka serta cara perhitungan bagi hasil serta fasilitas ARO (Automatic Roll Over).

b. CS meminta calon nasabah untuk mengisi formulir permohonan deposito yang sebelumnya telah di arahkan oleh CS dalam pengisian formulir. Formulir tesebut sebagaimana terlampir.

c. CS meminta fotokopi kartu identitas/ tanda pengenal (KTP, SIM, Paspor dan sebagainya) dari calon nasabah sebanyak 2 lembar kemudian CS menerima kembali formulir permohonan deposito yang telah diisi dan ditandatangani kemudian mencocokan tanda tangan dan data yang tertera dalam formulir dengan kartu identitas.

d. CS melakukan penginputan ke sistem komputer tentang data nasabah dengan membuatkan CIF (Customer Information File) apabila belum memiliki data yang sesuai dengan formulir permohonan deposito tersebut.

e. Kemudian CS mengarahkan nasabah untuk menyetorkan sejumlah uang yang tertera dalam slip setoran yang sudah diisi sebelumnya kepada teller kemudian CS meminta kembali data tersebut untuk pencetakan kartu bilyet deposito dengan biaya materai sebesar Rp.6.000,-

f. CS menyerahkan berkas pembukaan yaitu formulir permohonan, fotokopi kartu identitas beserta slip penyetorannya kepada pimpinan cabang/ pejabat yang berwenang untuk dimintakan tanda tangan pada

(45)

bilyet deposito pada lembar pertama (asli) untuk kemudian diserahkan kembali kepada nasabah tersebut.

g. CS mengadministrasikan data nasabah pada buku catatan bank serta mengarsipkan berkas-berkas pada tempat khusus pengarsipan.

4. Prosedur Pencairan/Penutupan Deposito Mudharabah Mutlaqah pada Bank CIMB Niaga Syariah Palembang antara lain:

Gambar 4.3

Skema Pencairan/ Penutupan Deposito Mudharabah Mutlaqah

Sumber: Data diolah penulis (Wawancara dengan Head Customer Service Yulia Anggraini. Selasa, 25 Agustus 2015)

Keterangan :

a. Nasabah datang ke Bank membawa bilyet deposito (asli) dan kartu identitas diri lalu mengisi formulir permohonan pencairan deposito.

b. CS melakukan pengecekan atas bilyet tersebut pada data di komputer dan mencocokan kepemilikannya dengan tanda bukti identitas

Cek Bilyet Deposito Nasabah/

Investor

Pengisian Slip Penarikan

Deposito

Pencairan Dana Save

File

(46)

kemudian membubuhkan stempel pencairan pada bilyet atas pencairan dan penutupan deposito mudharabah mutlaqah.

c. CS mengarahkan nasabah untuk mengisi slip penarikan dana kemudian teller memberikan validasi pada slip penarikan tersebut.

d. Teller mengambil uang kemudian menyerahkan kepada nasabah dan slip pengambilan dana yang lembaran kedua.

e. CS menyimpan semua file data deposito yang telah dicairkan untuk arsip dan mengadministrasikan pada catatan bank.

B. Perhitungan Nisbah Deposito iB pada PT. Bank CIMB Niaga Syariah Palembang

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan, sistem nisbah atau bagi hasil deposito iB yang diterapkan oleh Bank CIMB Niaga Syariah Palembang adalah sistem revenue sharing. Sistem ini mempunyai pengertian bahwa adanya pembagian hasil penghasilan atau pendapatan antara nasabah dengan Bank CIMB Niaga Syariah tanpa dikurangi beban usaha untuk memperoleh pendapatan. Dan jika pihak bank mengalami kerugian maka kerugian tersebut di tanggung oleh kedua belah pihak yaitu nasabah dan Bank CIMB Niaga Syariah. Dengan asumsi bahwa kerugian bukan disebabkan oleh kelalaian Bank CIMB Niaga Syariah dalam mengelola dana.44

Pembayaran bagi hasil kepada pemilik dana deposito Bank CIMB Niaga Syariah Palembang dilakukan setiap akhir bulan berikutnya tanpa memperhatikan tanggal pembukaan deposito tersebut. Perhitungan bagi hasil

44 Op.Cit. Wawancara dengan Head Customer Service Yulia Anggraini.

(47)

deposito dilakukan berdasarkan dari perhitungan distribusi hasil usaha pada bulan yang lalu sehingga dalam perhitungannya mempergunakan indikasi equivalent rate maka dipergunakan hasil perhitungan pada bulan sebelumnya.

Bank CIMB Niaga Syariah merumuskan perhitungan nisbah deposito iB dengan cara sebagai berikut:45

Nilai Nominal x Jumlah Hari x Equivalent Rate x Nisbah

-Pajak 365 Hari

Contoh perhitungan bagi hasil Deposito iB pada PT. Bank CIMB Niaga Syariah Palembang: “Misalkan, Ibu Diah mendepositokan dananya sebesar Rp.10.000.000,- dengan jangka waktu 1 bulan pada Bank CIMB Niaga Syariah dengan nisbah bagi hasil 53% : 47% (Nasabah : Bank). Gross Yield CIMB Niaga Syariah adalah 11,16%. Berapakah bagi hasil yang diterima Ibu Diah ?”

Penyelesaian :

Nilai Nominal x Jumlah Hari x Equivalent Rate x Nisbah

- Pajak 365 Hari

Rp.10.000.000 x 30 Hari x 11,16% x 53%

= - 20%

365 Hari Rp.17.744.400

= - 20%

365 Hari

= Rp.48614,79 - 20%

= Rp.48.614,79 - Rp. 9.722,96 = Rp. 38.891.83

45 Dokumen Saleskit Bank CIMB Niaga Syariah Palembang

(48)

Dari simulasi perhitungan bagi hasil yang diterapkan Bank CIMB Niaga Syariah diatas, besarnya pendapatan yang dibagikan dalam perhitungan distribusi bagi hasil usaha adalah dengan prinsip revenue sharing artinya pendapatan diperoleh dari pengelolaan dana (penyaluran dana) sebesar porsi dana mudharabah yang dihimpun tanpa dikurangi beban-beban yang dikeluarkan oleh bank.

Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya bagi hasil deposito adalah jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan, pendapatan bank, nisbah bagi hasil antara nasabah dan bank, nominal simpanan nasabah dan jangka waktu simpanan karena berpengaruh pada lamanya investasi dan tingkat suku bunga yang berlaku. Dengan demikian pada Bank CIMB Niaga Syariah dalam perhitungan presentase bagi hasil juga mempertimbangkan jangka waktu transaksi deposito. Akan tetapi keuntungan dalam deposito mudharabah disini adalah pembebasan dalam segi administrasi bulanan dan tidak dikenakan denda dalam pencairan deposito sebelum jatuh tempo.

Selama ini Bank CIMB Niaga Syariah dalam menggunakan mekanisme sistem revenue sharing merupakan cara pembagian hasil yang menguntungkan bagi masyarakat dan juga sekaligus memudahkan bagi pihak bank dalam mendistribusikan hasil dari investasi yang didanai oleh dana pihak ketiga. Jadi sistem revenue sharing di Bank CIMB Niaga Syariah sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional No.15/DSN-MUI/IX/2000 tentang prinsip distribusi bagi hasil usaha dalam lembaga keuangan syariah.46

46 Op.Cit. Wawancara dengan Head Customer Service Yulia Anggraini.

Gambar

Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu N

Referensi

Dokumen terkait

Di Indonesia dana simpanan terdiri atas giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.Kemampuan bank

dalam fiqh muamalah bahwa pelaksanaan akad mudharabah pada produk deposito di Bank BJB Syariah Cabang Bandung belum sepenuhnya sesuai dengan dengan konsep

Sedangkan, Investasi adalah dana yang dipercayakan oleh nasabah kepada bank syariah berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip

Tabungan merupakan simpanan dalam bentuk mata uang rupiah yang dikelola berdasarkan prinsip syariah dengan akad mudharabah mutlaqah atau akad wadiah. Bank sebagai

Deposito mudharabah merupakan dana investasi yang ditempatkan oleh nasabah yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan penarikannya hanya dapat dilakukan

Deposito menurut Undang-undang Perbankan Syariah nomor 21 tahun 2008 adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan

Simpanan Investasi Pendidikan merupakan produk Simpanan berjangka mudharabah mutlaqah yang sistem penarikannya hanya bisa dilakukan apabila simpanan tersebut sudah jatuh

Merupakan produk investasi berjangka yang menguntungkan dan membawa berkah karena pengelolaan dana sesuai Prinsip Syariah yang ditujukan untuk nasabah perorangan