• Tidak ada hasil yang ditemukan

studi perencanaan struktur beton bertulang pada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "studi perencanaan struktur beton bertulang pada"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI PERENCANAAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA GEDUNG RUSUN WIYUNG SURABAYA DENGAN METODE SISTEM

RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)

SKRIPSI

“Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1)”

Disusun Oleh : HIDAYATUL AMIN

216.010.511.51

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM MALANG

2021

(2)

STUDI PERENCANAAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA GEDUNG RUSUN WIYUNG SURABAYA DENGAN METODE SISTEM

RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)

SKRIPSI

“Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1)”

Disusun Oleh : HIDAYATUL AMIN

216.010.511.51

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM MALANG

2021

(3)

x

ABSTRAK

Hidayatul Amin, 216.0105.1.151. Studi Perencanaan Struktur Beton Bertulang pada Gedung Rusun Wiyung Surabaya dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM). Skripsi. Program Studi Teknik Sipil, Universitas Islam Malang. Pembimbing I : Ir. H. Warsito, MT., Pembimbing II: Dr. Azizah Rokhmawati, ST., MT.,

Letak geografis Indonesia yang berada di pertemuan perbatasan 3 (tiga) lempeng tektonik, yaitu lempeng Australia, lempeng Pacifik dan lempeng Eurasia mengakibatkan Indonesia menjadi daerah yang rawan gempa, terdapat berbagai macam sistem struktur bangunan yang bertujuan untuk menahan gempa berdasarkan SNI-1726-2012. Pada Gedung Rusun Wiyung Surabaya direncanakan memiliki lebar bangunan 14,40 m dan panjang bangunan 60,00 m. Pada penulisan Tugas Akhir ini, merencanakan dengan Metode Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) dengan standar perencanaan sesuai dengan SNI 1726-2012.

Program aplikasi bantuan perhitungan menggunakan Program STAADPro V8i.

Perhitungan struktur rangka pemikul momen menengah menghasilkan tebal pelat 120 mm, tulangan tumpuan dan lapangan Ø10–125 mm; dimensi balok anak yang digunakan 25/40 cm, 30/55 cm dengan diameter tulangan yang digunakan D19;

dimensi balok induk 40/65 cm dengan diameter tulangan yang digunakan D22;

sedangkan untuk dimensi kolom diperoleh diameter, K1 70/70 cm, K2 60/60 cm dan K3 50/50 cm dengan diameter tulangan yang digunakan D25. Pada pondasi tiang pancang memiliki poer pondasi A 2,4 m x 2,4 m dan poer pondasi B 4,9 m x 2,5 m dengan tulangan D22-150 mm pada kedalaman 20 m, dengan diameter tiang pancang 50 cm pada daya dukung tanah SPT sebesar 178,341 ton, sedangkan tulangan tiang pancang menggunakan D22 dengan tulangan spiral D12-150.

Kata Kunci : SRPMM, STAAD.Pro V8i, Gedung Rusun Wiyung Surabaya

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gempa bumi didefinisikan sebagai getaran yang bersifat alamiah, yang terjadi pada lokasi tertentu, dan sifatnya tidak berkelanjutan. Negara Indonesia termasuk negara yang sering tertimpa bencana gempa bumi.

Gempa bumi baik yang skala kecil maupun skala besar pernah terjadi di Indonesia. Letak geografis Indonesia yang berada di pertemuan perbatasan 3(tiga) lempeng tektonik, yaitu lempeng Australia, lempeng Pacifik dan lempeng Eurasia mengakibatkan Indonesia menjadi daerah yang rawan gempa. (Suharjanto, 2013)

Sampai saat ini ASCE atau SNI-1726-2012 Tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung memperkenalkan 3 tipe utama struktur beton bertulang, yaitu : Sistem Struktur Rangka yang dinamakan juga Struktur Rangka Pemikul Momen (SRPM), Sistem Struktur Dinding Geser (SDG), Dual Sistem yang merupakan kombinasi dari SRPM dan SDG. (Rachmat Purwono, 2014).

Salah satu sistem struktur yang dapat diterapkan adalah Sistem Rangka Pemikul Momen. Sistem Rangka Pemikul Momen dibagi menjadi 3 (tiga) jenis yaitu, Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB) untuk Kategori Desain Seismik A dan B, Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) untuk Kategori Desain Seismik A, B dan C dan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) untuk Kategori Desain Seismik A, B, C, D, E dan F (SNI 1726-2012).

(5)

2

Kota Surabaya sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Timur sekaligus kota metropolitan terbesar di Provinsi Jawa Timur. Surabaya juga menjadi kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Sebagai kota metropolitan dan pusat bisnis pasti mengalami peningkatan jumlah penduduk di wilayah tersebut, sehingga pastinya diperlukan tempat tinggal yang memadai untuk memenuhi kebutuhan jumlah penduduk yang semakin naik. Seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk pemerintah membuat Rumah Hunian bersekala besar berupa Rusun (Rumah Susun) di Wiyung, Surabaya.

Gedung ini terdiri dari 6 lantai dan berlokasi di Wiyung Surabaya, berdasarkan data perencanaan awal gedung ini memiliki fungsi rumah tinggal sehingga masuk kedalam Kategori Resiko II.

Dalam tugas akhir ini, bangunan Gedung Rumah Susun Wiyung, Surabaya tersebut akan direncanakan dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) sebagai perencanaan struktur karena berdasarkan hasil Standard Penetrasi Test (SPT) termasuk dalam kelas situs sedang (SD). Berdasarkan Peta Hazzard Indonesia (Kementrian Pekerjaan Umum) 2010 dengan probabilitas terlampaui 10% dalam 50 tahun gedung ini termasuk dalam Kategori Desain Seismik C. Perencanaan awal menggunakan konsep Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK). Berdasarkan SNI 03-1726-2012 terdapat perbedaan diantara 2 (dua) metode tersebut yaitu mengenai persyaratan penulangan komponen struktur.

Adapun kelebihan dari perencanan dengan menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), salah satunya adalah perencanaanya telah memenuhi ketentuan-ketentuan Struktur Rangka

(6)

3

Pemikul Momen Biasa SRPMB dan ditambah aturan-aturan khusus untuk zona wilayah gempa menengah.

Pelaksanaan analisa struktur dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu analisis struktur secara manual dan dengan menggunakan bantuan komputer.

Untuk lebih mempermudah perhitungan struktur dan memiliki ketelitian serta mempercepat dalam pengerjaan, maka dalam penulisan tugas akhir ini digunakan program STAAD Pro V8i.

Sesuai dengan uraian yang telah di sebutkan di atas maka penulis mengambil judul tugas akhir “Studi Perencanaan Struktur Beton Bertulang Pada Gedung Rusun Wiyung Surabaya Dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang diatas dapat ditarik beberapa identifikasi permasalahan sebagai berikut:

1. Pembebanan yang terjadi pada struktur ini diakibatkan adanya rasio gempa yang terjadi pada struktur.

2. Dimensi komponen struktur sesuai dengan syarat SRPMM. Dan sebelumnya menggunakan SRPMK.

3. Kondisi pondasi yang sesuai dengan keadaan tanah agar bisa menahan beban yag diterima.

1.3 Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah:

(7)

4

1. Berapa dimensi pelat lantai dan besarnya beban mati dan hidup pada pelat lantai?

2. Berapa dimensi balok dan kolom beton bertulang serta penulangan sambungan balok-kolom?

3. Berapa dimensi pondasi yang direncanakan?

1.4 Batasan Masalah

Agar penulis tugas akhir ini dapat terarah dan terencana, maka penulis membuat batasan masalah seperti tercantum di bawah ini.

1. Perencanaan ini tidak meninjau analisa biaya dan manajemen serta pelaksanaan dilapangan

2. Perencanaan ini tidak termasuk memperhitungkan perencanaan instalasi air bersih, instalasi air kotor, dan jaringan instalasi listrik.

1.5 Tujuan dan Manfaat

Sesuai dengan judul dan uraian di atas, maka tujuan yang diharapkan pada penulisan Tugas Akhir ini adalah :

1. Untuk mengetahui ketebalan Pelat lantai yang di ijinkan untuk digunankan pada Gedung Rusun Wiyung Surabaya.

2. Untuk mengetahui dimensi balok dan kolom beton bertulang pada kebutuhan sehingga mampu bekerja secara efektif.

3. Untuk mengetahui dimensi pondasi yang direncanakan.

Sedangkan manfaat yang diharapkan dari “Studi Perencanaan Struktur Beton Bertulang Pada Gedung Rusun Wiyung, Surabaya Dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah” adalah dapat menjadi sumbangan pemikiran perencanaan struktur berdasarkan peraturan terbaru yang dapat

(8)

5

dimanfaatkan sebagai salah satu referensi pendidikan khususnya di Universitas Islam Malang.

1.6 Lingkup Pembahasan

Batasan masalah dalam “Studi Perencanaan Struktur Beton Bertulang Pada Gedung Rusun Wiyung, Surabaya Dengan Sistem Pemikul Rangka Momen Menengah” adalah :

1.

PerhitunganPerencanaan Pelat Lantai 1.1 Perhitungan tebal Pelat

1.2 Analisa Pembebanan 1.3 Perhitungan Momen

1.4 Perhitungan Tulangan Pelat Lantai 2. Perhitungan Analisa Perencanaan Portal

2.1 Pembebanan Tetap (Beban Mati dan Beban Hidup) 2.2 Pembebanan Sementara (Beban Gempa)

3. Analisa Portal Strktur Beton Bertulang 3.1 Perencanaan Balok Beton Bertulang

a. Tulangan Longitudinal Tumpan dan Lapangan 3.2 Perhitungan Kolom Beton Bertulang

a. Perhitungan Dimensi Kolom

b. Tulangan Longitudinal Tumpuan dan Lapangan 4. Perhitungan Pondasi

3.1 Perhitungan daya dukung tiang 3.2 Distribusi Pembebanan Pada tiang 3.3 Perhitungan penulangan pondasi

(9)

163

163 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisa perhitungan Studi Perencanaan Struktur Beton Bertulang pada Gedung Rusun Wiyung dengan Metode Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pelat lantai yang digunakan mempunyai ketebalan 120 mm untuk pelat lantai 2 s/d atap dengan beban mati 423 kg/m2 untuk lantai 2 s/d 6.

Sedangkan untuk beban hidup mengacu terhadap peraturan terbaru sebesar 382,2 kg/m2 untuk lantai 2 s/d 6 dan 192 kg/m2 untuk lantai atap.

2. Besarnya beban gempa yang direncanakan dengan metode SRPMM adalah sebesar 9,81 ton untuk lantai 2, 19,29 ton untuk lantai 3, 29,31 ton untuk lantai 4, 39,49 ton untuk lantai 5, 49,81 ton untuk lantai 6, 40,84 ton untuk atap. Balok yang terpasang menggunakan dimensi 25/40 cm dan 30/55 serta diameter tulangan yang dipakai adalah D19 dan Ø10 untuk balok anak, sedangkan untuk balok induk dimensi yang digunakan adalah 40/65 serta tulangan yang dipakai adalah D22, dan Ø10. Dimensi kolom yang digunakan adalah 70/70 cm untuk tipe K1, 60/60 cm untuk tipe K2 dan 50/50 untuk tipe K3, sedangkan tulangan yang dipakai adalah D25 dan Ø12.

Untuk sambungan balok-kolom sengkang digunakan sama dengan sengkang yang terpasang pada daerah tumpuan kolom.

3. Pondasi yang digunakan berupa pondasi tiang pancang dengan ukuran poer pondasi A 2,4 m x 2,4 m menggunakan tulangan D22 – 150.

Spesifiksi tiang pancang diameter 50 cm dengan jumlah 4 buah tiang pada

(10)

164

kedalaman 20 m dan poer pondasi B 4,9 m x 2,5 m menggunakan tulangan D22 – 150. Spesifiksi tiang pancang diameter 50 cm dengan jumlah 8 buah tiang pada kedalaman 20 m daya dukung untuk satu tiang berdasarkan N-SPT adalah 178,341 ton, sedangkan untuk tulangan tiang pancang menggunakan D22 dengan tulangan spiral Ø12-150.

5.2 Saran

Saran yang berkaitan dengan Studi Perencanaan Struktur Beton Bertulang pada Gedung Rusun Wiyung dengan Metode Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), antara lain :

1. Ukuran tebal pelat lantai dan pelat atap dapat berubah dengan mendesain denah pembalokan secara berbeda. Ly dan Lx yang berubah sesuai perencanaan denah pembalokan mempengaruhi luasan pelat. Dimensi balok anak dan balok induk dapat diubah sesuai denah pembalokan yang direncanakan.

2. Pondasi tiang pancang yang direncanakan dapat didesain ulang dengan perencanaan dan perhitungan pondasi sumuran.

3. Pemilihan metode pelaksanaan maupun penggunaan bahan dan peralatan berpedoman pada faktor kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, pengalaman tenaga kerja serta segi ekonomisnya.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1981. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983. Badan Standarisasi Nasional.

Anonim. 2013. SNI 2847:2013 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung. Badan Standarisasi Nasional.

Anonim. 2013. SNI 2847:2013 Persyaratan Beton Struktur untuk Bangunan Gedung. Badan Standarisasi Nasional.

Anonim. 2013. SNI 1727:2013 Beban minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain. Badan Standarisasi Nasional.

Anugrah Pamungkas, Erni Harianti, 2013, Desain Pondasi Tahan Gempa, Penerbit C.V Andi Offset, Yogyakarta.

Bambang Surendro, 2015, Rekayasa Fondasi Teori dan Penyelesaian Soal, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Gideon Kusuma, Vis W.C.,1993. Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang Edisi Kedua Seri Beton 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Googlemaps.2020.http://www/google.com/maps/place/rusun+wiyung+Surabaya.

Com. (diakses 15 November 2020).

Istimawan Dipohusodo, 1993, Struktur Beton Bertulang, Departement Pekerjaan Umum RI.

Puskim, 2018. Desain Spektra Indonesia.

(http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desainspektraindonesia2011/, diakses tanggal 05 februari 2018).

Sardjono, 1984, Pondasi Tiang Pancang Jilid 1, Penerbit Sinar Wijaya, Surabaya.

Sardjono, 1988, Pondasi Tiang Pancang Jilid 2, Penerbit Sinar Wijaya, Surabaya.

Suharjanto, 2013, Rekayasa Gempa, Penerbit Kepel Press, Yogyakarta.

Suyono Sosrodarsono, Kazuto Nakazawa, 2000, Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi, PT. Pradnya Paramita, jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Gedung perkuliahan di wilayah Sukoharjo dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM). Gedung terdiri dari empat tingkat dengan atap terbuat dari plat beton

Model struktur berupa struktur beton bertulang dengan sistem rangka pemikul momen (SRPM) yang dibebani dengan beban gempa SNI 2002 dan SNI 2012 sebagai

Perencanaan gedung pada daerah zona gempa sedang (zona tiga dan zona empat) digunakan jenis struktur bangunan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah

Gedung hotel konstruksi beton bertulang ini direncanakan 5 lantai dan rooftop dengan menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) di wilayah Surakarta. Dalam

Oleh karena itu, pada perencanaan struktur atas gedung laboratorium direncanakan menggunakan beton pracetak dengan sistem Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah

DESAIN DAN ANALISIS STRUKTUR TAHAN GEMPA BETON BERTULANG ELEMEN BALOK DAN KOLOM PADA GEDUNG BERTINGKAT 10 DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN.. KHUSUS (SRPMK) BERDASARKAN SNI

Sistem pemikul beban lateral pada struktur yang diperluas dapat menggunakan kinerja gabungan rangka momen baja dan rangka momen beton bertulang sebagai kesatuan sistem rangka

i PERENCANAAN STRUKTUR BETON PADA MENARA AIR TRAFFIC CONTROLLER DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS DI SATUAN PELAYANAN ATUNG BUNGSU PAGAR ALAM TUGAS AKHIR