• Tidak ada hasil yang ditemukan

This study aims to find out the validity and practicality of LKS based on 5-E learning cycle

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "This study aims to find out the validity and practicality of LKS based on 5-E learning cycle"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS LEARNING CYCLE 5-E PADA MATERI FOTOSINTESIS

UNTUK SISWA KELAS VIII SMP

Linda Mustika Sari, Vivi Fitriani, Rizki

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]

ABSTRACT

The learning process that took place at SMP Negeri 1 Lunang Kabupaten Pesisir Selatan in class VIII has been using LKS.. The purpose of the existing learning does not correspond to the indicators outlined from the basic competence.. Accordingly, the LKS teaching materials are based on 5-Elearning cycle for grade VIII students. This study aims to find out the validity and practicality of LKS based on 5-E learning cycle. This research is a development research using a 4-D model consisting of define, design, develop, and disseminate. The disseminate stage is not done because of the limitations the author has. The define phase consists of front-end analysis, student analysis, task analysis, concept analysis, and learning goal analysis. The design phase is designed by LKS, and then the development stage is validated and Practical test.

The data were analyzed by percentage technique and were processed descriptively. The validity of the LKS validation test based on 5-E learning cycle by the validator indicates that LKS based on this 5-E learning cycle is on a very valid criterion 87.12% which is considered from the aspect of content, linguistic, presentation, and visual components. Practical test results of LKS based on 5-E learning cycle by the teacher and students very practical of 85.71% and 84.71%.

Based on the results of the research that has been obtained, it can be concluded that LKS-based Learning Cycle 5-E on the resulting photosynthetic material very valid and very practical.

Keyword: Work Sheet, Learning Cycle 5-E, Photosynthesis

PENDAHULUAN

Bahan ajar yang menarik dan inovatif adalah hal yang sangat penting dan merupakan tuntutan bagi setiap guru untuk membuatnya.

Bahan ajar memiliki konstribusi yang besar bagi keberhasilan proses

pembelajaran yang dilaksanakan.

Pembuatan bahan ajar tidak boleh disepelekan dan dikesampingkan.

Guru benar-benar harus lebih serius menekuni dan mengerjakan pembuatan bahan ajar dengan penuh rasa tanggung jawab, karena dengan

(2)

adanya bahan ajar dapat membantu siswa dalam memahami materi yang akan diajarkan.

Bahan ajar dapat mempermudah guru dalam melaksanakan pembelajaran dan membantu siswa dalam proses belajar. Bahan ajar dapat dibuat dalam berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik materi ajar yang akan disajikan (Depdiknas, 2008: 2). Bahan ajar yang diberikan kepada siswa perlu disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.

Pendidik harus menjadikan LKS sebagai bahan ajar yang menarik agar kaya akan manfaat sehingga dengan adanya LKS tersebut, peserta didik menjadi tertarik untuk belajar keras dan belajar cerdas. Ditegaskan oleh Hanafiah dan Nanang (2009:

31) Bahwa Penyajian yang menarik dapat menambah minat dan motivasi siswa untuk belajar.

LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh siswa, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus

dicapai (Prastowo, 2011:204). LKS berfungsi sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk memahami materi yang diberikan, sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya akan tugas untuk berlatih serta memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa.

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan guru mata pelajaran IPA di SMP Negeri 1 Lunang Kabupaten Pesisir Selatan didapatkan hasil bahwa di SMP tersebut telah menggunakan bahan ajar berupa buku teks dan LKS.

Buku teks yang disediakan di pustaka belum memadai untuk dipinjam oleh semua siswa, untuk itu guru menyiasati dengan cara membeli LKS dari penerbit agar siswa memiliki pegangan dan dapat belajar secara mandiri di rumah masing-masing. Namun ternayata LKS yang dipakai siswa terdapat kekurangan seperti, pada materi fotosintesis masih digabungkan dengan materi gerak tumbuhan.

Reaksi fotosintesis yang dituliskan pada LKS juga salah seharusnya air dibutuhkan untuk reaksi fotosintesis bukan hasil dari reaksi fotosintesis.

(3)

Materi fotosintesis tersebut juga tidak membahas tentang reaksi gelap dan reaksi terang yang ada pada fotosintesis. Selain itu pada LKS tujuan pembelajaran yang ada tidak sesuai dengan indikator yang dijabarkan dari kompetensi dasar (KD). LKS yang adapun tidak menarik dan siswa sering jenuh melihat LKS yang hanya berwarna hitam-putih.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan model yang digunakan adalah 4-D models. Model ini meliputi 4 tahap yaitu tahap pendefinisian (define), tahap perencanaan (design), tahap

pengembangan (develop), dan tahap penyebaran (disseminate).

Mengingat keterbatasan waktu dan biaya, penelitian ini dilakukan sampai tahap develop yaitu pada tahap validitas dan praktikalitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisis data hasil uji validitas LKS berbasis Learning Cycle 5-E pada materi fotosintesis yang divalidasi oleh 3

orang dosen Program

StudiPendidikan Biologi STKIP PGRI SUMBAR dan 2 orang guru IPASMP Negeri 1 Lunang menunjukkan bahwa LKS berbasis learning cycle 5-E

Tabel 1. Hasil Validasi Lembar Kerja Siswa (LKS).

No Aspek Validator Jumlah Nilai

validasi

Kriteria I II III IV V

A Kelayakkan isi

62 62 67 67 67 325 85,33 % Sangat valid B Komponen

kebahasaan

20 23 21 23 25 112 88,00% Sangat valid C Komponen

penyajian

53 50 52 53 58 266 86,33% Sangat valid D Komponen

kegrafikaan

23 21 22 24 25 115 88,8% Sangat valid

Total 348,46%

Rata-rata 87,12% Sangat

valid Keterangan : (I) Diana Susanti, M.Pd. (II) Annika Maizela, M.Pd. (III) Lince

Meriko , M.Si. (IV) M. Farid, S.Pd. (V) Yeni Puspita Sari ,S.P

(4)

yang dikembangkan sudah sangat valid dengan nilai rata-rata 87,12%, hal ini sesuai dengan pendapat Riduwan (2013: 13) yang menyatakan bahwa kriteria sangat valid itu berkisar antara 81%-100%.

LKS ini juga sudah disesuaikan dengan kurikulum KTSP yang mencakup kesesuaian materi dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dicapai. Hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo (2011: 28) dalam memuat suatu bahan ajar yang baik harus sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. LKS tersebut juga telah direvisi berdasarkan saran-saran dari validator yang dilihat dari aspek- aspek yang diamati yaitu kelayakan isi, kebahasaan, penyajian dan kegrafikaan.

Dilihat dari kelayakan isi, LKS ini dengan nilai rata-rata 85,33% termasuk kriteria sangat valid. Kriteria ini diperoleh karena LKS berbasis learning cycle 5-E telah sesuai dengan kurikulum KTSP, sesuai dengan SK, KD dan indikator pembelajaran. Hal ini sesuai dengan Depdiknas (2008: 8) yang menyatakan bahwa bahan ajar

yang dikembangkan harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Selain kesesuaian dengan kurikulum, kriteria sangat valid untuk aspek kelayakan isi juga ditinjau dari segi kesesuaian LKS dengan kebutuhan bahan ajar dan kebutuhan siswa.

Depdiknas (2008: 8) juga menyatakan bahwa Bahan ajar yang dikembangkan dapat disesuaikan dengan karakteristik siswa sebagai sasaran.

Dilihat dari aspek kebahasaan, LKS berbasis learning cycle 5-E termasuk sangat valid dengan validitas 88,00% hasil sangat valid didapatkan karena LKS ini menunjukkan bahwa bentuk dan ukuran huruf mudah dibaca. Tata bahasa yang digunakan dalam LKS pun telah sesuai dengan kaidah bahasa indonesia yang benar, baik dari segi keterbacaan dan kejelasan penulisanya. Prastowo (2011: 73) menyatakan bahwa dalam menyusun bahan ajar cetak harus menggunakan bahasa yang jelas baik kosa kata, kalimat, hubungan antar kalimat, serta kalimat yang digunakan tidak terlalu panjang.

(5)

Informasi yang disampaikan dalam LKS telah jelas dan mudah dipahami oleh siswa. LKS juga telah menggunakan kalimat yang sederhana dan sesuai dengan karakteristik perkembangan siswa yaitu menggunakan bahasa Indonesia yang benar. Pada LKS penulis telah berusaha menggunakan bahasa, kata- kata dan kalimat yang jelas dan efektif agar dimengerti oleh siswa.

Hal ini dipertegas oleh pendapat Depdiknas (2008: 28) bahwa dari segi kebahasaan bahan ajar harus memperhatikan keterbacaan, kejelasan informasi, kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar serta pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien.

Dilihat dari aspek penyajian LKS berbasis learning cycle 5-E dinyatakan sangat valid oleh validator dengan nilai rata-rata 86,33% kriteria tersebut terpenuhi karena LKS berbasis learning cycle 5-E memiliki informasi yang lengkap dan disajikan sesuai urutan dari sebuah LKS. Tahapan learning cycle5-E juga disajikan sesuai dengan urutannya yaitu engagament,

exploration, explanation, elaboration, dan evaluation. Kelengkapan materi dalam LKS ini berisi ringkasan materi dari beberapa buku sumber yang diambil dari buku perguruan tinggi yang relevan dengan materi dan buku Biologi SMP kelas VIII.

Dilihat dari aspek kegrafikaan yaitu berkaitan dengan tampilan LKS termasuk kedalam kriteria sangat valid dengan nilai rata-rata 88,8% LKS berbasis learning cycle 5-E sudah memenuhi aspek kegrafikaan yaitu dari segi bentuk dan ukuran huruf dalam LKS sudah serasi dan menarik, tampilan cover serta tata letak isi, gambar maupun desain tampilan LKS secara keseluruhan sudah menarik.

Prastowo (2011:205) menyatakan bahwa penggunaan LKS dalam kegiatan belajar mengajar dapat mempermudah siswa untuk memahami materi yang diberikan serta lebih mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran serta memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.

Penulisan isi LKS ini menggunakan jenis huruf serif (foot light MT liht) dengan ukuran 11 pt. Menurut Sitepu

(6)

(2012: 139-140) huruf serif dipergunakan untuk isi/ uraian materi dalam naskah dan jenis huruf serif ini lebih sesuai untuk kelas yang lebih tinggi (SMP/MTs kelas 7-9) dengan ukuran 10- 11 Pt. Gambar dapat memberi motivasi siswa untuk belajar. Sesuai dengan pendapat

Prastowo (2011: 99) yang menyatakan bahwa gambar mampu memberikan motivasi kepada peserta didik dalam proses pembelajaran.

Gambar yang disajikan dalam LKS sudah sesuai dengan materi yang diajarkan dan tiap-tiap gambar memiliki keterangan yang jelas.

Tabel 2. Hasil Uji Praktikalitas Oleh Guru

No Aspek Jumlah Nilai

praktikalitas

Kriteria A Kemudahan

penggunaan

62 88,57 % Sangat praktis B Efesiensi waktu

pembelajaran

24 80 % Praktis

C Manfaat 124 88,57 % Sangat praktis

Total 257,14 %

Rata-rata 85,71 % Sangat praktis

Tabel 3. Hasil Uji Praktikalitas Oleh Siswa

No Aspek Jumlah Nilai

praktikalitas

Kriteria

A Kemudahan

penggunaan

1076 85,31 % Sangat praktis B Efesiensi waktu

pembelajaran

441 80,92 % Sangat praktis

C Manfaat 2690 87,90 % Sangat praktis

Total 254,13 %

Rata-rata 84,71% Sangat praktis

Analisis data uji praktikalitas oleh guru bahwa LKS yang dihasilkan memiliki nilai rata-rata 85,71%

dengan kriteria sangat praktis yang sesuai dengan pendapat Riduwan (2012: 89) bahwa kriteria interpretasi skor antara 81%- 100% adalah

sangat praktis. Guru lebih memahami materi yang terdapat dalam LKS dan guru harus mampu membuat bahan ajar sendiri sesuai dengan tuntutan kurikulum. Depdiknas (2008: 8) menyatakan untuk mengembangkan

(7)

suatu LKS harus memperhatikan tuntutan kurikulum.

Uji praktikalitas oleh guru pada aspek kemudahan dalam penggunaan yaitu 88,57% dengan kriteria sangat praktis. Riduwan (2012: 89) menegaskan bahwa kriteria interpretasi skor antara 81%- 100% adalah sangat praktis.

Kegiatan dalam LKS ini menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan dapat digunakan oleh siswa untuk belajar kelompok. LKS yang dikembangkan sudah dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan Depdiknas (2008:9) yaitu bahan ajar dapat memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Aspek efisiensi waktu pembelajaran dengan nilai rata-rata 80% dengan kriteria praktis.

Riduwan (2012: 89) menyatakan bahwa kriteria interpretasi skor antara 61%- 80% adalah praktis.

Penggunaan LKS ini dapat menghemat waktu guru untuk menjelaskan materi pembelajaran dan siswa dapat belajar dengan efektif di dalam kelas tanpa harus

mencatat kembali apa yang disampaikan guru. Prastowo (2011:

24) menegaskan bahwa bahan ajar dapat menghemat waktu guru dalam mengajar, meningkatkan proses pembelajaran lebih efisien dan interaktif.

Aspek manfaat yang didapat dengan kriteria sangat praktis dan nilai rata-rata 88,57% hal ini sesuai dengan pendapat Riduwan (2012: 89) yang menyatakan bahwa kriteria interpretasi skor antara 81%- 100%

adalah sangat praktis. LKS berbasis learning cycle 5-E ini dapat mendukung peran guru sebagai fasilitator, dapat membantu siswa dalam memahami konsep karena dapat merangsang daya pikir siswa, dan guru dapat dengan mudah memantau aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Prastowo (2011: 216) Menyatakan bahwa sebagai seorang pendidik, guru berperan sebagai fasilitator dan siswalah yang diharapkan berperan secara aktif dalam mempelajari materi yang terdapat didalam bahan ajar. LKS ini juga dapat membantu siswa untuk belajar secara mandiri di rumah dengan adanya tahapan

(8)

learning cycle 5-E dapat merangsan daya pikir siswa untuk lebih dalam mengetahui materi tentang fotosintesis dengan sendirinya.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan LKS berbasis Learning Cycle 5- Epada materi fotosintesiskelas VIII untuk siswa SMP sangat valid dan sangat praktis. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut.

1. Peneliti lain dapat melakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui efektifitas penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis learning cycle 5-E pada materi fotosintesis.

2. Peneliti lain dapat mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis learning cycle 5-E pada materi yang lain yang dapat dijadikan media atau alat bantu dalam proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional.

2004. Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar Sekolah Menengah Atas.

Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Pendidikan menengah umum

Hanafiah dan Nanang. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran.

Bandung: PT Refika Aditama Prastowo,A. 2011. Panduan Kreatif

Membuat Bahan Ajar Inovatif (Menciptakan Bahan Ajar Yang Menarik Dan Menyenangkan). Jogjakarta:

Diva Press

Riduwan. 2012. Belajar Mudah penelitian untuk Guru- Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: ALFA BETA

Sitepu. 2012. Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Referensi

Dokumen terkait