ojs.stkip-ypup.ac.id │email : [email protected]
Sumber Belajar Untuk Pelatih Bola Basket Melalui Internet
M. Torero Rigel Centeury1, Universitas Negeri ManadoGlady Sukma Perdana2, Universitas Negeri Manado
Info Artikel
Diterima: 30-06-2023 Disetujui: 24-07-2023 Dipublikasikan: 31-07- 2023
Kata Kunci:
Sumber Belajar, Pelatih Olahraga, Internet
Abstrak
Akses internet sangat penting bagi pelatih olahraga sebagai sumber belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki manfaat yang dirasakan oleh para pelatih olahraga dalam menggunakan akses internet sebagai sumber belajar. Metode penelitian ini adalah metode survei dan teknik pengumpulan data adalah teknik wawancara. Subjek penelitian ini adalah 10 pelatih olahraga putra dan putri di Sulawesi Utara. Pengambilan sampel yang digunakan adalah provosit sampling.
Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelatih mungkin memerlukan bimbingan profesional yang lebih dalam untuk membedakan kredibilitas sumber belajar yang ditemukan secara online.
Berdasarkan hasil penelitian ini yang dapat diringkas adalah akses internet memiliki potensi fungsi sebagai sumber belajar yang berguna bagi pelatih olahraga untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam belajar.
Abstract
Internet access is crucial for sports coaches as learning resources. The purpose of this research is to investigate the benefits that are felt by the sports coaches in using internet access as learning resources. The method of this research is survey method and the technique of data collection is interview technique. The subject of this research is 10 sports coaches of boys and girls in North Sulawesi. Taking sample that uses is provosit sampling. Data analysis that uses is qualitative descriptive analysis.
The result of this research shows that coaches may need deeper professional guidance to distinguish the credibility of learning resources that found online. Based on the result of this research that can be summarized is internet access has potential function as learning resources that is useful for sport coaches to improve knowledge and skill in learning.
Alamat penulis korespondensi: Manado
E-mail penulis korespondensi: [email protected]
ISSN 2828-5433 (Daring) This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
PENDAHULUAN
Proses pelatihan dalam olahraga adalah proses yang mengarah pada perencanaan, penerapan pengetahuan dalam proses pelatihan, dan evaluasi program pelatihan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan mereka akan suatu minat. Maka karena itu, penting bagi seorang pelatih untuk meningkatkan pengetahuan yang dimilikinya sebagai upaya mencetak atlet untuk mencapai puncak prestasi. Beberapa pengetahuan yang di maksud adalah; a) Pengetahuan khusus tentang profesi seorang pelatih, seperti menguasai satu cabang olahraga dan memiliki keterampilan dalam membina (profesional), b) Pengetahuan tentang menyampaikan maksud dan tujuan atlet secara jelas (Interpersonal), c) Pengetahuan dalam memberikan masukan kepada atlet dan juga mampu memotivasi atlet.
Melihat pentingnya peran ilmu pelatih, tidak dapat dipungkiri bahwa seorang pelatih harus mampu mengembangkan pengetahuan tersebut demi meningkatkan kualitas atlet dalam pembinaan.
Namun, itu adalah sesuatu yang sulit untuk mendapatkan pengetahuan untuk membangun atlet. Sebuah penelitian menjelaskan bahwa perkembangan seorang pelatih dipengaruhi oleh keadaan atau pengalaman yang mengharuskan seorang pelatih untuk mempelajari sesuatu yang baru. Belajar akan menyenangkan ketika seorang pelatih menyukainya dan kemudian didukung oleh pengalaman pribadi pelatih yang diperoleh ketika ia menjadi seorang atlet. Ada juga penelitian yang menjelaskan bahwa setiap pelatih memiliki cara belajar yang berbeda bahkan dalam konteks dan peran yang sama. Lokasi di mana pembelajaran terjadi merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam upaya sadar mengembangkan pengetahuan pelatih. Hal ini didukung oleh pernyataan bahwa setiap upaya oleh pendidik, pelatih, dan organisasi olahraga perlu mempertimbangkan kondisi lingkungan di mana pembelajaran berlangsung dalam konteks pengembangan pengetahuan (Trudel et al., 2013).
Peneliti seperti Werthner dan Trudel berpandangan bahwa situasi pelatih dalam pembelajaran bukan sebagai intermediate atau internal, tetapi sebagai mediasi. Dalam pembelajaran coach seperti pelatihan formal dan kursus bimbingan, materi pembelajaran tentu diatur dan diarahkan oleh orang lain. Ketika pembelajaran dilakukan tanpa perantara seperti guru pengajar dan konselor dalam memilih materi, tentu siswa yang bertanggung jawab untuk memilih materi yang sedang dipelajari.
Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa siswa tidak mendapatkan paparan materi baru melainkan merefleksikan ide dan mempertimbangkan kembali sesuai dengan struktur kognitif mereka.
Hasil yang beragam diperoleh melalui literatur yang dilaporkan mengenai efektivitas berbagai situasi pembelajaran pelatih. Contoh situasi belajar seperti program pendidikan pembinaan formal dengan tujuan mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan pelatihan berkualitas dimediasi dan diperdebatkan dalam literatur pelatihan. Seberapa jauh pelatih mampu memperoleh pengetahuan (Trudel et al., 2013). Dari beberapa penelitian dan pernyataan tentang pentingnya pendidikan khusus bagi pelatih, perlu dipahami apa prioritas seorang pelatih mengingat perbedaan situasi belajar.
Disamping itu prosedur dalam memberikan fasilitas yang sesuai dengan proses pembelajaran baik informasi kebijakan pendidikan maupun paktik pelatihan merupakan persyaratan yang sangat diperlukan.
Penelitian tentang memudahkan untuk menciptakan situasi belajar bagi pelatih masih kurang.
Inovasi penggunaan internet sebagai sarana pengayaan informasi dan pengetahuan memiliki hasil yang positif. Penggunaan teknologi internet dapat dilihat pada kemajuan di bidang pendidikan jasmani dan olahraga. Dampak positif menggunakan internet sebagai bahan pembelajaran telah dibuktikan oleh beberapa penelitian. Salah satu penelitian yang dilakukan dengan metode survei pengguna internet di Inggris dan menunjukkan 90% responden menggunakan internet sebagai pembelajaran.
Selain itu, penelitian yang dilakukan secara khusus pada pelatih dengan metode wawancara menunjukkan bahwa 70% pelatih menggunakan internet untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan metode pelatihan yang lebih efektif dan tentunya sesuai dengan karakteristik atlet. Selain memperoleh informasi, survei yang dilakukan juga menjelaskan bahwa penggunaan internet lebih efisien dalam waktu dan biaya, kemudahan dalam mengakses informasi, dan penggunaan internet juga mampu memenuhi kebutuhan masing-masing individu.
Penelitian yang mengkaji peran internet dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pelatih masih kurang. Padahal, banyak sekali informasi yang tersedia di internet mengenai pelatihan belajar yang bisa dilihat mulai dari video pelatihan, artikel, dan juga dari media sosial. Dalam studi yang meneliti penggunaan internet sebagai sumber daya yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan atau keterampilan pelatihan (Wright et al., 2007). Penelitian ini menjelaskan bahwa internet adalah salah satu dari tujuh metode pembelajaran yang digunakan oleh pelatih untuk mendapatkan pengetahuan tentang pelatihan. Dari beberapa pelatih yang dijadikan sampel, diperoleh informasi bahwa sebagian besar pelatih menggunakan internet sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan rekan pelatih lain dan mengakses informasi melalui website. Tidak ada jenis informasi yang diketahui, apakah itu dipertukarkan melalui interaksi atau dikumpulkan untuk meningkatkan pengetahuan.
Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi tentunya akan mempengaruhi pembelajaran pelatih, yang nantinya akan menjadi pertimbangan bagi pengambil kebijakan olahraga untuk memahami bahwa internet perlu dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber belajar dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pelatihan. Berdasarkan kurangnya penggunaan internet dan studi yang melayani bidang ini, penelitian ini berusaha untuk menyelidiki dan menguji manfaat menggunakan internet sebagai sumber pembelajaran bagi pelatih dan bagaimana mereka memperoleh informasi dan materi dari internet yang kemudian dapat diterapkan dalam pelatihan. Ada empat pertanyaan yang memandu penelitian, yaitu; 1) Apa manfaat menggunakan internet dalam mengembangkan pengetahuan pelatihan? 2) Bagaimana pelatih memperoleh informasi dan menemukan solusi atas tantangan yang dihadapi? 3) Jenis pengetahuan apa yang dicari di internet?
dan 4) Bagaimana pelatih menggunakan internet sebagai pendukung dalam pelatihan mereka?
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Transkrip hasil wawancara dari pelatih dianalisis menurut pendekatan analisis tematik yang terdiri dari 5 fase. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 2023 sampai dengan 31 Mei 2023 yang bertempat di kota Manado.
Pelatih yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pelatih-pelatih di kota Manado. Pelatih dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini apabila telah memenuhi kriteria sebagai berikut: a) memiliki pengalaman pelatihan minimal dua tahun pada tingkat kompetitif, b) memiliki lisensi sebagai pelatih, c) menggunakan internet sebagai sarana memperoleh pengetahuan pelatihan selama 1 tahun terakhir. Sepuluh pelatih di kota Manado dijadikan sampel dalam penelitian ini.
Setelah mendapatkan persetujuan untuk melakukan penelitian dari universitas, peneliti mulai mencari sampel pelatih yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Pelatih yang masuk dalam kriteria setuju bahwa mereka siap untuk terlibat dalam penelitian ini. Partisipasi pelatih dalam penelitian ini bersifat sukarela, tanpa unsur paksaan, dan menjamin hak atas kerahasiaan identitas, serta kebebasan untuk keluar dalam penelitian.
Wawancara dilakukan secara tatap muka untuk mencegah diskusi yang semakin luas tentang jawaban pelatih. Wawancara dilakukan hanya sekali untuk setiap pelatih di tempat yang disepakati dan wawancara dilakukan dalam waktu sekitar 30 menit. Semua wawancara direkam dengan bantuan audio digital. Kemudian rekaman ditunjukkan kembali kepada pelatih dengan tujuan menyetujui atau mengedit dan memastikan bahwa data yang diperoleh akurat. Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur. Ada empat tahap wawancara yang dilakukan, yaitu pertama mengajukan pertanyaan tentang latar belakang pelatih dan asal usul menjadi pelatih. Tahap kedua lebih kepada alasan mengapa memilih internet sebagai sarana untuk memperoleh pelatihan pengetahuan.
Pada tahap ketiga, pertanyaan yang lebih ditujukan ke situs biasanya sebagai bahan pembelajaran dan hambatan ditemukan dalam proses pencarian. Selain itu, pemahaman pelatih tentang bagaimana proses pencarian informasi menggunakan internet. Pertanyaan terakhir berfokus pada pemahaman pelatih tentang penggunaan internet dalam mengimplementasikannya saat pelatihan.
Transkrip hasil wawancara dari pelatih dianalisis menurut pendekatan analisis tematik yang terdiri dari 5 tahap. Pendekatan ini disesuaikan dari literatur penelitian sebelumnya. Penggunaan pendekatan analisis tematik ditentukan dengan harapan mampu memudahkan peneliti dalam mengidentifikasi persamaan dan perbedaan hasil wawancara dan tentunya lebih fokus pada pemahaman data yang diperoleh dari wawancara. Lima fase yang dimaksud, yaitu; pertama, fase penanaman - menafsirkan data dengan mendengarkan rekaman dan membaca transkrip wawancara dalam berbagai kesempatan; tahap kedua, pemberian kode pada data wawancara secara sistematis dan membuat kesimpulan dari hasil identifikasi yang nantinya akan membuat daftar panjang kode yang berbeda; fase ketiga, tentukan tema masing-masing pengkodean – data yang telah diberi kode kemudian dikumpulkan secara keseluruhan untuk menentukan suatu tema; fase keempat, mempertimbangkan tema – fase ini berfungsi untuk menguji apakah tema yang telah ditentukan telah membentuk pola yang konsisten dan bagaimana tema tersebut cocok dengan pengkodean data secara keseluruhan; fase kelima, mendeskripsikan dan menamai tema – fase ini berkaitan dengan identifikasi tema dan menentukan aspek data yang diperoleh dari masing-masing tema. Kemudian, setiap tema diberi tag atau talang yang berguna untuk memberikan kejelasan dalam interpretasi data. Misalnya, tag diberikan jika memiliki arti yang sama, seperti "akses mudah", "ada pembaruan", "pengeluaran minimal", dan "memberikan ide atau gagasan pelatihan". Beberapa tag ini akan dikelompokkan sesuai dengan tema "alasan menggunakan internet".
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menemukan manfaat menggunakan internet sebagai upaya mengembangkan pengetahuan pelatih bola basket. Semua pelatih yang diwawancarai mengatakan bahwa internet memiliki manfaat yang sangat besar untuk membantu pelatih mendapatkan pengetahuan pelatihan, manfaat seperti menghemat waktu, kemudahan akses, memberikan ide atau informasi baru, dan biaya rendah yang dibutuhkan. Manfaat ini akan menjadi faktor pendukung bagi pelatih untuk pembelajaran berkelanjutan.
Kemudahan mengakses internet. Alasan yang diberikan oleh semua trainer tentang kemudahan menggunakan internet adalah melalui internet yang dapat diakses secara luas yang tentunya mampu mengumpulkan berbagai informasi sebagai bahan pembelajaran bagi trainer. Ini lebih sederhana dibandingkan dengan pembelajaran yang dilakukan di kelas tatap muka dengan perantara pelatih profesional. Memahami penggunaan teknologi dapat membantu pelatih untuk dapat menimba ilmu sehingga menjadi lebih mudah dan menghemat waktu. Biaya rendah. Menurut para pelatih yang diwawancarai, mereka menyatakan bahwa dalam menggunakan internet sebagai sumber belajar, biaya yang dikeluarkan tidak besar dibandingkan dengan membayar selama pelatihan dengan mediasi. Salah satu pelatih juga menyebutkan bahwa melalui internet, pelatih dapat mencari video dan konten tentang klub bola basket terkenal secara gratis tanpa harus membeli buku atau DVD tentang pembinaan dalam pelatihan.
Memberikan ide atau gagasan dalam pelatihan. Semua pelatih yang diwawancarai menyatakan bahwa poin utama menggunakan internet adalah untuk mendapatkan ide atau gagasan dalam pelatihan khusus untuk bola basket. Idenya seperti strategi, latihan, dan ide-ide baru yang bisa diterapkan saat latihan. Beberapa pelatih juga mengatakan bahwa mereka lebih sering mencari ide dari tim bola basket elit seperti Denver Nuggets, Miami Heat, Los Angeles Lakers, dan Boston Celtics baik dari video maupun artikel dari pelatih tim. Para pelatih juga menyampaikan bahwa informasi atau ide yang diperoleh tidak semata-mata diterapkan pada tim, tetapi harus dipahami terlebih dahulu apakah sudah sesuai dengan kondisi tim yang dilatih.
Indah. Delapan dari sepuluh pelatih yang diwawancarai dalam penelitian ini menjelaskan bahwa memilih internet dari pada sumber belajar seperti membaca buku atau membaca artikel karena informasi yang diberikan oleh internet lebih menarik. Selain itu, salah satu pelatih juga menjelaskan bahwa melalui video tersebut, ia mampu memvisualisasikan situasi yang akan terjadi sesuai dengan apa yang ada di video tersebut.
Pembaruan materi. Tujuh dari sepuluh pelatih mengatakan bahwa sumber belajar dengan internet memberikan informasi terbaru atau pembaruan yang dialami untuk pelatih dibandingkan dengan sumber belajar lainnya. Salah satu pelatih menyatakan bahwa ia lebih suka internet karena memberikan informasi terbaru. Selain itu, dengan pembaruan ini, pelatih juga dapat memilih dan mencocokkan latihan yang dapat diterapkan pada tim yang dilatihnya.
Proses menemukan sumber belajar di internet.
Umumnya para pelatih dalam penelitian ini mengatakan bahwa sumber untuk memperoleh informasi dan pengetahuan dalam latihan diperoleh dari YouTube, Google, dan beberapa pelatih juga disebutkan melalui beberapa jurnal tentang pembinaan dalam bola basket. Penggunaan kata kunci.
Lima dari sepuluh menjelaskan bahwa mereka menggunakan kata kunci untuk memudahkan memperoleh informasi yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan pencarian. Penggunaan kata kunci ini membantu pelatih untuk lebih menghemat waktu dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Dari wawancara yang dilakukan, salah satu dari lima pelatih yang menggunakan kata kunci tersebut mengatakan bahwa kata kunci yang digunakan lebih spesifik seperti Denver Nuggets, Miami Heat, dan Los Angeles Lakers dengan harapan menemukan latihan yang sesuai dengan tim yang sedang dilatih. Pencarian acak. Tujuh dari sepuluh pelatih dalam penelitian ini memilih mencari informasi secara acak di kolom pencarian.
Kendala dalam menggunakan sumber belajar Internet.
Bedakan sumber terpercaya. Para pelatih dalam penelitian ini memiliki cara sendiri untuk memilah sumber belajar yang andal untuk meningkatkan keterampilan pelatihan. Para pelatih juga mengatakan bahwa sumber belajar yang diperoleh di internet dapat dipercaya jika mereka berasal dari organisasi yang cocok untuk bidang bola basket dan situs website pelatih bola basket profesional.
Jenis pengetahuan dan informasi yang dicari di internet.
Semua pelatih yang diwawancarai menggunakan internet sebagai upaya meningkatkan keterampilan pelatihan melalui pengetahuan profesional yang dapat diakses dari internet, seperti pengetahuan tentang pelatihan, taktik, dan strategi sesuai dengan tim yang dilatih. Salah satu pelatih dalam penelitian ini mengatakan bahwa dalam melatih anak usia 7 hingga 12 tahun, pelatih memilih untuk mencari informasi tentang pendekatan terhadap anak melalui bola basket. Selain itu, para pelatih dalam penelitian ini menjelaskan apa yang dicari ketika tim yang akan bertanding, lebih memilih mencari taktik atau taktik yang cocok untuk tim. Salah satu pelatih dalam penelitian ini menggunakan internet sebagai cara untuk mencari pengetahuan tentang refleksi diri dan lebih banyak untuk mengevaluasi hasil latihan yang telah dilakukan sehingga kedepannya latihan akan lebih baik.
Penerapan pengetahuan dan informasi dalam pelatihan.
Para pelatih dalam penelitian ini menyatakan bahwa setelah mendapatkan sumber daya dari internet, mereka akan memahami dan mencoba mempraktikkan temuan dalam sesi pelatihan. Salah satu pelatih menjelaskan penerapan pengetahuan yang diperoleh melalui internet yang diawali dengan menjelaskan kepada atlet tentang topik tersebut dan menjelaskan proses yang akan dilakukan dalam latihan. Beberapa pelatih mengatakan bahwa mereka menggunakan internet untuk meningkatkan pengetahuan pelatihan mereka sehingga nantinya akan menjadi sumber belajar yang berguna di masa depan. Melalui informasi dan pengetahuan yang diperoleh di internet, salah satu pelatih juga mengatakan bahwa nantinya akan meningkatkan antara pengetahuan dan pengalaman yang didapat di lapangan saat berlatih.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat penggunaan internet sebagai sumber belajar bagi pelatih bola basket dan mengetahui proses pencarian pengetahuan dan penerapannya pada pelatihan. Hasil ini sesuai dengan acuan yang menjelaskan bahwa internet bagi siswa di seluruh dunia memiliki dampak yang sangat luas. Kemudahan akses sumber belajar merupakan salah satu manfaat yang dirasakan oleh para pelatih. Selain itu, tidak banyak waktu yang dibutuhkan agar akses internet bisa dilakukan di mana saja. Pelatih hanya membutuhkan waktu untuk menemukan materi pelatihan atau pengetahuan yang dibutuhkan dan menjadi lebih efisien jika dibandingkan dengan mencari dari sumber belajar lain seperti buku dan sebagainya.
Sebuah penelitian juga menyatakan bahwa dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pelatihan, beberapa pelatih merasa kekurangan dalam hal sumber daya keuangan (Koh, 2014).
Masalah ini dapat ditemukan di negara-negara kurang berkembang karena rendahnya upah pelatih dan fasilitas untuk mengakses internet yang masih belum merata (Koh, 2014). Disamping itu keterbatasan dana dari pemerintah seringkali menjadi faktor pembatas proses pengembangan pelatih sehingga akan berdampak pada motivasi pelatih dalam belajar melalui internet yang kaya akan pengetahuan dan informasi
Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa pelatih lebih suka menggunakan internet dibandingkan dengan menggunakan sumber belajar lainnya. Hal ini dikarenakan biaya yang dikeluarkan untuk mengakses internet tidaklah besar. Di negara-negara maju yang telah mampu menyediakan fasilitas wifi secara gratis, pelatih lebih cenderung menggunakan sumber belajar internet untuk meningkatkan pengetahuan pelatihan. Dengan demikian, kurangnya sumber daya keuangan tidak menjadi masalah dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pelatihan. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian sebelumnya yang menjelaskan bahwa pelatih menggunakan google, youtube, dan facebook untuk mendapatkan pengetahuan dan informasi dalam pelatihan.
Mengingat popularitas internet, platform ini memungkinkan pertukaran pengetahuan dan keterampilan antara orang-orang dari semua lapisan masyarakat, latar belakang budaya yang berbeda, dan lokasi geografis. Hal ini juga memungkinkan pelatih akses gratis ke keahlian pelatih berpengalaman yang mungkin tidak mempublikasikan pengetahuan dan pengalaman pelatihan mereka dalam bentuk materi pendidikan pelatih tradisional (misalnya, buku, dvd).
Oleh karena itu, internet adalah platform yang subur bagi para pelatih untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan pembinaan dari budaya mereka sendiri dan mendapatkan perspektif dan praktik baru di luar batas negara mereka. Meskipun pelatih dalam penelitian ini lebih menyukai mode pembelajaran seperti itu karena mereka memiliki kendali atas apa yang ingin mereka pelajari dan kecepatan belajar, mode belajar mandiri tersebut dapat mengganggu kualitas pembelajaran karena tidak diarahkan. Misalnya, mayoritas pelatih dalam penelitian ini menggunakan 'random browsing' sebagai strategi untuk menemukan sumber daya pelatihan.
Masalah dengan menggunakan strategi eksplorasi sumber acak dan independen adalah bahwa sumber daya pelatihan yang dicari mungkin dibatasi oleh apa yang diketahui pelatih (misalnya, pengetahuan tentang olahraga ini), yang dapat membatasi pembelajaran mereka. Hasil kami juga menunjukkan bahwa beberapa pelatih tidak yakin dengan informasi apa dan mungkin situs website, untuk mengambil referensi ketika mengejar pengetahuan pelatihan. Juga tidak pasti bagaimana 'eksplorasi acak' ini dapat memperluas pengetahuan pelatih di bidang yang tidak mereka ketahui atau menantang pemahaman mereka tentang pelatihan.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa beberapa pelatih tidak sepenuhnya yakin dengan informasi yang diperoleh di internet dan begitu juga situs alamat website yang diperoleh untuk menjadi referensi pelatihan. Dalam penelitian yang telah dilakukan bahwa masih banyak ditemukan masalah ketika menggunakan internet. Salah satunya adalah pencarian acak seperti informasi yang muncul berlebihan yang menjadi membingungkan sehingga dalam hal ini internet menjadi kurang efektif sebagai sumber pembelajaran. Oleh karena itu, untuk menyelidiki apakah pencarian acak di internet dapat memudahkan pelatih dalam meningkatkan pengetahuan, perlu dilakukan riset. Sangat penting bahwa untuk memilah informasi yang diperoleh di internet, pelatih diberikan pemahaman untuk mengevaluasi kualitas dan kredibilitas sumber sehingga dapat digunakan dengan tepat.
Hasil lain yang kami temukan adalah perlunya adanya bimbingan bagi pelatih untuk membedakan kredibilitas sumber belajar yang diperoleh di internet. Dalam penelitian ini, pelatih mengevaluasi kredibilitas informasi yang diperoleh di internet dengan mengidentifikasi sumber yang mempublikasikan informasi dari pelatih profesional atau dari organisasi yang berwenang.
Penggunaan platform seperti ini tentunya membutuhkan bimbingan untuk meningkatkan kesadaran pelatih agar lebih baik sehingga ilmu yang didapat melalui platform ini menjadi faktor pendukung pelatihan mereka. Meskipun penelitian belum dilakukan untuk melihat bagaimana efek pencarian secara mandiri di internet dapat meningkatkan motivasi pelatih untuk meningkatkan kualitas pembinaan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelatih membutuhkan bimbingan tentang pentingnya keterampilan intrapersonal dan intrapersonal untuk meningkatkan efektivitas pelatihan mereka. Hal ini memungkinkan peningkatan kualitas pelatihan karena profesi seorang pelatih harus mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan pelatihan secara mandiri.
SIMPULAN
Temuan dalam penelitian ini menjelaskan alasan pelatih bola basket menggunakan internet sebagai sumber belajar untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam pelatihan, bagaimana proses yang dilakukan oleh pelatih untuk mengakses internet, seperti jenis pengetahuan dan informasi apa yang dicari, dan aplikasi sumber belajar dalam proses pelatihan. Penemuan ini juga menemukan bahwa sumber belajar internet memiliki potensi sebagai sarana pembelajaran yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pelatih olahraga.
Untuk itu, upaya memperkaya informasi dan mempublikasikannya melalui internet tentu saja sangat dibutuhkan untuk memudahkan para pelatih dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pelatihannya. Dengan demikian, perbaikan dan pemahaman dalam latihan akan mengalami perkembangan dan peningkatan, terutama dalam profesionalisme seorang pelatih yang tentunya akan mempengaruhi prestasi para pemain bola basket itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Bird, N., McInerney, C., & Mohr, S. (2010). Source evaluation and information literacy: findings from a study on science websites. Commun Inform Literacy, 4. 170–180.
Blumenstein, B., Orbach, I., & Bar-Eli, M. (2012). High-level coaches’ perceptions of their professional knowledge, skills and characteristics. Sports Sci Rev, 21. 5–27.
Braun, V., & Clarke, V. (2006). Using thematic analysis in psychology. Qual Res Psychol, 3. 77–
101.
Cassidy, T., Jone, R., & Potrac, P. (2009). Understanding sports coaching: the social, cultural and pedagogical foundations of coaching practice. London: Routledge.
Centeury, M.T.R., & Alim, A. (2020). A Games Statistics Analysis of Indonesian Basketball League Participant Team of 2018/2019. Science and Technology Publications, 228-236.
Coˆte´, J., & Gilbert, W. (2009). An integrative definition of coaching effectiveness and expertise.
Int J Sports Sci Coach, 4. 307–323.
Creswell, J. (2013). Research design: qualitative, quantitative and mixed method approaches.
Thousand Oaks: Sage.
Cushion, C., Nelson, L., & Armour, K. (2010). Coach learning and development: a review of literature. Leeds: Sports Coach UK.
Cushion, C., & Nelson, L. (2013). Coach education and learning: developing the field. In: Potrac P, Gilbert W and Denison J (eds) Routledge handbook of sports coaching, pp. 359–374.
Department of Statistics Singapore. (2023). Population and population structure. Diakses 2 Juni 2023, dari http://www.singstat.gov.sg/statistics/browse-by-theme/population-and-population- structure .
Davis, J. (1998). Waking the sleeping giant: the Internet for coaches. Sports Coach, 21. 18–20.
eMarketer.com. (2023). Social networking reaches nearly one in four around the world. Diakses 5 Juni 2023, dari http://www.emarketer.com/Article/Social-Networking-Reaches-Nearly-One- FourAround-World/1009976 .
Gilbert, W., Gallimore, R., & Trudel, P. (2009). A learning community approach to coach development in youth sport. J Coach Educ, 2. 1–21.
Gilbert, W., & Trudel, P. (2001). Learning to coach through experience: reflection in model youth sport coaches. J Teach Phys Educ, 21. 16–34.
Gulati, S. (2023). Technology-enhanced learning in developing nations: a review. Int Rev Res Open
Distance Learn. Diakses 4 Juni 2023, dari
http://www.irrodl.org/index.php/irrodl/article/view/477/1012 .
Irwin, G., Hanton, S., & Kerwin, D.G. (2004). Reflective practice and the origins of elites coaching knowledge. Reflect Pract, 5. 425–442.
Kirk, D., MacDonald, D., & O’Sullivan, M. (2006). Handbook of physical education. London: Sage Publications.
Knowles, Z., Tyler G., & Gilbourne, D. (2006). Reflecting on reflection: exploring the practice of sports coaching graduates. Reflect Pract, 7. 163–179.
Koh, K.T., Bloom, G., & Fairhurst, K.E. (2014). The creation and implementation of a formalised mentoring programme for novice basketball coaches. Int J Sport Psychol, 45. 11–32.
Koh, K.T., Mallett, C.J., & Wang, C.K.J. (2009). Developmental pathways of Singapore’s high performance basketball coaches. Int J Sport Exerc Psychol, 9. 338–353.
Lemyre, J., Trudel, P., & Durand-Bush, N. (2007). How youthsport coaches learn to coach. Sport Psychol, 21. 191–209.
Lyle, J. (2002). Sports coaching concepts: a framework for coaches’ behaviour. London: Routledge.
Mallett, C., Trudel, P., & Lyle, J. (2009). Formal vs informal coach education. Int J Sports Sci Coach, 4. 325–334.
Ministry of Finance. (2023). Get ready for a changing digital world. Diakses 3 Juni 2023, dari http://www.singaporebudget.gov.sg/budget_2017/BudgetInfo/BudgetFeatures/GetReadyForA ChangingDigitalWorld .
Nichols, G., Taylor, P., & Barrett, D. (2014). Youth sport volunteers in England: a paradox between reducing the state and promoting a big society. Sport Manage Rev, 17. 337–346.
Olusoga, P., Maynard, I., & Butt, J. (2014). Coaching under pressure: mental skills training for sports coaches. Sport Exerc Psychol Rev, 10. 31–44.
Papastregiou, M., Gerodimos, V., & Antoniou, P. (2011) Multimedia blogging in physical education:
effects on student knowledge and ICT self-efficacy. Trikala: University of Thessaly, Department of Physical Education and Sport Science.
Patton, M.Q. (2015). How to use qualitative methods in evaluation. Newberry Park: Sage.
Perdana, G.S., Centeury, M.T.R., Ilham, I., & Ndayisenga, J. (2023). The Needs of The Community’s Sports Information System in The Industrial 4.0. Halaman Olahraga Nusantara:
Jurnal Ilmu Keolahragaan, 6(2). 531-544.
Sparks, A., & Smith, B. (2014). Qualitative research methods in sport, exercise, and health: from process to product. London: Routledge.
Sport Coach UK. (2023). Coaching, social media, and new technology: using social media and new
technology in the UK. Diakses 1 Juni 2023, dari
http://www.sportscoachuk.org/resource/coachingsocial-media-and-new-technology .
Trudel, P., Gilbert, W., & Werthner, P. (2013). Coach education effectiveness. In: Lyle J and Cushion C (eds) Sports coaching: professionalism and practice, pp. 135–152.
Werthner, P. & Trudel, P. (2006). A new theoretical perspective for understanding how coaches learn to coach. Sport Psychol, 20. 198–212.
Wilson, L., Bloom, G., & Harvey, W. (2011). Sources of knowledge acquisition: perspectives of the high school teacher/coach. Phys Educ Sport Peda, 15. 383–399.
Wright, T., Trudel, P., & Culver, D. (2007). Learning how to coach: the different learning situations reported by youth ice hockey coaches. Phys Educ Sport Peda, 12. 127–144.