• Tidak ada hasil yang ditemukan

#6711 Summary - eprints UAD

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "#6711 Summary - eprints UAD"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara regulasi emosi terhadap harga diri siswa. Penelitian ini merekomendasikan program layanan konseling untuk meningkatkan harga diri siswa dengan memasukkan variabel regulasi emosi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara regulasi emosi dengan harga diri siswa.

Sebaliknya, siswa yang memiliki harga diri tinggi cenderung lebih pintar dalam menggunakan media sosial. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen dengan desain korelasional untuk mencari pengaruh regulasi emosi terhadap harga diri siswa. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi untuk mengetahui pengaruh regulasi emosi terhadap harga diri siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang nyata (signifikan) antara regulasi emosi dengan harga diri. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang nyata (signifikan) antara regulasi emosi dengan harga diri. Studi-studi di atas menunjukkan bahwa variabel regulasi emosi merupakan variabel penting yang menentukan tingkat harga diri siswa.

Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa regulasi emosi merupakan dimensi yang berpengaruh signifikan terhadap peningkatan atau penurunan harga diri siswa.

Tabel 2. ANOVA
Tabel 2. ANOVA

Penulis Alif Muarifah, Mufied Fauziah, Wahyu Nanda Eka Saputra, Augusto Da Costa Judul Pengaruh regulasi emosi terhadap harga diri siswa sekolah menengah. KATA KUNCI Prokrastinasi Akademik Bimbingan dan Konseling Bullying Konseling Kreatif Pemecahan Masalah Efikasi Diri Bimbingan dan Konseling Kelompok SMP. Penelitian ini membahas tentang program layanan konseling untuk meningkatkan harga diri siswa dengan variabel-variabel yang dibutuhkan.

Namun, berbagai permasalahan terkait rendahnya self esteem siswa yang dialami siswa, misalnya siswa menunjukkan aktivitas dan masalah yang berbeda di media sosial. Harga diri siswa merupakan variabel penting bagi siswa untuk mengoptimalkan perkembangan anak muda baik secara akademik maupun non akademik. Harga diri memiliki dua bentuk, yaitu membenci diri sendiri dan menarik diri (Sakelaropoulo & Baldwin, 2007).

Harga diri meningkat tajam dari masa remaja hingga dewasa menengah, memuncak sekitar usia 50 hingga 60 tahun, dan kemudian menurun tajam di usia tua (Orth & Robins, 2014). Dalam bidang akademik, penelitian menunjukkan bahwa harga diri merupakan variabel yang tidak hanya mempengaruhi keterlibatan kognitif dan emosional siswa, tetapi juga berhubungan dengan perilaku siswa dalam program pembelajaran online (Pellas, 2014).

Bukti review artikel oleh reviewer pertama

Harga diri yang tinggi atau rendah merupakan salah satu prediktor pengungkapan diri remaja di media sosial seperti Facebook (Hollenbaugh & Ferris, 2014). Ada beberapa konsekuensi negatif bagi siswa yang memiliki harga diri rendah dan kecenderungan untuk menggunakan media sosial secara tidak tepat. Remaja yang menggunakan media sosial mengalami kualitas tidur yang lebih buruk, harga diri yang lebih rendah, serta tingkat kecemasan dan depresi yang lebih tinggi.

Berbagai hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa harga diri rendah merupakan masalah yang serius bagi siswa karena berdampak pada berbagai dimensi kepribadian siswa. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman bagi sekolah khususnya konselor untuk mengembangkan program pengembangan harga diri siswa yang melibatkan aspek pengaturan emosi siswa. Tidak ada kalimat/paragraf yang menyajikan penelitian/logika sebelumnya tentang hubungan antara regulasi emosi dan harga diri.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi untuk mengetahui pengaruh regulasi emosi terhadap harga diri siswa. Semakin baik kemampuan regulasi emosi siswa maka semakin baik harga diri siswa tersebut. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan siswa dalam mengatur emosi maka semakin rendah harga diri siswa tersebut.

Jika siswa mampu mengatur emosinya maka siswa akan menahan diri untuk tidak membagikan pengalaman tersebut di media sosial, hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki harga diri yang tinggi. Sebaliknya, ketika siswa tidak mampu mengatur emosinya, siswa cenderung mudah membagikan pengalamannya di media sosial, hal ini menunjukkan siswa memiliki harga diri yang rendah. Berdasarkan hasil penelitian ini dan didukung oleh hasil penelitian sebelumnya, regulasi emosi penting sebagai variabel yang menentukan tingkat harga diri pada siswa.

Harga diri adalah elemen konstruktif untuk perkembangan siswa yang optimal dibandingkan dengan narsisis. Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa kesedihan juga dapat memprediksi penurunan harga diri (Ciarrochi, Heaven, & Davies, 2007). Harga diri siswa merupakan salah satu variabel penting dalam menentukan tingkat keberhasilan siswa baik dalam bidang akademik maupun non akademik.

Tabel 1. Model Summary
Tabel 1. Model Summary

Bukti review pada reviewer 2

Dalam domain nonakademik, penelitian menunjukkan bahwa harga diri secara andal memprediksi tingkat peningkatan kualitas dukungan sosial (Marshall et al., 2014). Remaja yang menggunakan media sosial dengan intensitas tinggi cenderung memiliki harga diri yang rendah (Andreassen et al., 2017; Blomfield Neira & Barber, 2014). Uraian di atas menunjukkan adanya kesenjangan antara pentingnya unsur harga diri bagi perkembangan siswa dengan kenyataan di lapangan mengenai berbagai permasalahan rendahnya harga diri siswa.

Meskipun harga diri merupakan salah satu faktor yang menentukan perkembangan optimal remaja, namun perlu diketahui bagaimana pengaruh regulasi emosi terhadap harga diri remaja. Penelitian ini menggunakan instrumen skala regulasi emosi untuk mengukur tingkat kemampuan regulasi emosi siswa dan skala harga diri untuk mengukur tingkat harga diri siswa. Salah satu penelitian menyatakan bahwa harga diri merupakan variabel yang memediasi variabel pengaturan emosi, keharmonisan keluarga, dan motivasi berprestasi dengan kecenderungan terlibat penyalahgunaan zat pada remaja (Safaria, 2012).

Penelitian lain mengatakan bahwa reaksi emosional adalah akibat dari tekanan dan rendahnya harga diri yang dimiliki siswa (Blackhart, Nelson, Knowles, & Baumeister, 2009). Sebaliknya, ketika siswa tidak mampu mengatur emosinya, siswa cenderung mudah membagikan pengalamannya di media sosial dan hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki harga diri yang rendah. Beberapa berjuang untuk membedakan dengan jelas perbedaan signifikan antara harga diri otentik dan harga diri yang cenderung narsistik.

Temuan penelitian ini jelas dalam membedakan harga diri otentik dari harga diri narsistik, di mana dampak dari keduanya berbeda secara signifikan. Harga diri yang otentik akan berdampak pada perkembangan konstruktif sedangkan harga diri yang narsistik akan berdampak destruktif pada perkembangan siswa.

Pengaruh Regulasi Emosi terhadap Harga Diri Siswa

Harga diri memiliki dua komponen yaitu kompetensi diri dan cinta diri (Tafarodi & Swann Jr., 2001). Siswa yang memiliki gangguan kepribadian narsistik cenderung untuk membagikan dan mempromosikan dirinya dalam segala aktivitasnya di media sosial dan hal ini berkaitan dengan harga diri siswa yang rendah (Mehdizadeh, 2010). Sebuah studi menemukan bahwa harga diri yang terancam akan mempengaruhi munculnya perilaku menghindar dalam suatu kelompok (Srisayekti & Setiady, 2015).

Hasil penelitian ini nantinya dapat menjadi dasar penelitian selanjutnya untuk mengidentifikasi lebih dalam hubungan regulasi emosi dengan harga diri. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen dengan desain korelasional untuk mengetahui pengaruh regulasi emosi terhadap harga diri siswa. Kemudian uji reliabilitas skala harga diri dengan menggunakan Cronbach's Alpha didapatkan koefisien sebesar 0,748 yang termasuk dalam kategori tinggi.

Skala regulasi emosi terdiri dari 31 item pernyataan valid dan skala harga diri terdiri dari 43 item pernyataan valid. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier sederhana untuk mengetahui pengaruh regulasi emosi terhadap harga diri siswa. Hasil dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang nyata (signifikan) antara regulasi emosi dengan harga diri.

Namun penelitian sebelumnya belum secara spesifik mengidentifikasi pengaruh regulasi emosi terhadap harga diri siswa. Harga diri merupakan salah satu unsur kepribadian manusia yang dapat menyebabkan perkembangan siswa lebih optimal dibandingkan dengan narsisme. Penelitian menyatakan bahwa harga diri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi akademik siswa (Forsyth, Lawrence, Burnette, & Baumeister, 2007).

Terdapat hasil penelitian yang menyatakan bahwa harga diri memiliki korelasi yang signifikan dengan prestasi belajar (Aryana, 2010; Pullmann & Allik, 2008). Hasil penelitian ini dapat diartikan bahwa harga diri dapat menjadi prediktor terhadap tingkat prestasi akademik siswa.

Tabel 1. Uji asumsi linieritas
Tabel 1. Uji asumsi linieritas

Pengaruh Regulasi Emosi terhadap Harga Diri Siswa Sekolah Menengah Atas di Yogyakarta

Remaja yang menggunakan media sosial dengan intensitas tinggi cenderung memiliki harga diri yang rendah (Andreassen et al., 2017; Blomfield Neira. & Barber, 2014). Berbagai pengaruh negatif muncul pada siswa yang memiliki harga diri rendah dan cenderung menggunakan media sosial secara tidak tepat. Remaja yang menggunakan media sosial secara berlebihan mengalami kualitas tidur yang buruk, harga diri yang rendah, serta tingkat kecemasan dan depresi yang lebih tinggi.

Berbagai hasil penelitian yang telah disebutkan menunjukkan bahwa harga diri rendah merupakan masalah yang serius bagi siswa, karena berdampak pada dimensi kepribadian siswa yang berbeda. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman bagi sekolah khususnya guru BK untuk mengembangkan program pengembangan self-esteem siswa termasuk aspek pengaturan emosi siswa. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya untuk mengidentifikasi lebih dalam hubungan regulasi emosi dengan harga diri.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang nyata (signifikan) antara regulasi emosi dan harga diri. Semakin baik kemampuan siswa dalam mengatur emosi maka semakin baik harga diri siswa tersebut. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa regulasi emosi berpengaruh nyata (signifikan) terhadap harga diri.

Studi lain menyatakan bahwa respons emosional dihasilkan dari kecemasan dan rendahnya harga diri pada mahasiswa (Blackhart, Nelson, Knowles, & Baumeister, 2009). Beberapa merasa sulit membedakan harga diri otentik secara signifikan dari harga diri yang cenderung narsistik secara jelas. Harga diri yang otentik akan berdampak pada perkembangan konstruktif, sedangkan harga diri yang narsistik akan berdampak destruktif pada perkembangan siswa.

Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa harga diri memiliki korelasi yang signifikan dengan prestasi akademik (Aryana, 2010; Pullmann & Allik, 2008). Selain itu, sebuah penelitian menemukan bahwa kesedihan juga dapat memprediksi penurunan harga diri (Ciarrochi, Heaven, & Davies, 2007). Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa regulasi emosi merupakan dimensi yang berpengaruh signifikan terhadap peningkatan atau penurunan harga diri siswa.

Gambar

Tabel 2. ANOVA
Tabel 3. Coefficients
Tabel 1. Model Summary
Tabel 1. Model Summary
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan kasih anugerah-Nya yang dilimpahkan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan