• Tidak ada hasil yang ditemukan

sungguh (urusan) yang lain.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "sungguh (urusan) yang lain. "

Copied!
159
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Bagaimana Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Bontoala Makassar Menggunakan Teknik Cooperative Probing-Prompting Setting. Bagaimana kelasnya

Tujuan Penelitian

Apa saja kegiatan kelas Untuk mengetahui respon siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Bontoala Makassar dengan menerapkan teknik setting ujian-membina kerjasama.

Manfaat Penelitian

Bagi guru matematika dapat dijadikan alternatif pemecahan masalah yang dihadapinya, untuk meningkatkan mutu pendidikan matematika. Bagi peneliti, sebagai bahan pertimbangan dan acuan bagi penelitian selanjutnya untuk menyelidiki permasalahan yang berkaitan dengan penelitian ini.

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

Pengertian Efektivitas Pembelajaran

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa adalah tingkat prestasi belajar siswa yang ditunjukkan oleh hasil tes belajar matematika siswa. Guru merupakan tolak ukur keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran di kelas, dan juga mempengaruhi hasil belajar serta partisipasi siswa.

Pengertian Efektivitas Pembelajaran Matematika

Guru sebagai pengajar kelas harus mampu mengembangkan dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan minat seluruh siswa. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru mengelola pembelajaran adalah kemampuan guru dalam mencapai terlaksananya tujuan pembelajaran dalam kegiatan mengajar.

Pengertian Teknik Probing-Prompting

“Penerapan pembelajaran matematika melalui teknik kooperatif probe elisitasi setting efektif diterapkan pada siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Bontoala Makassar.” Mendeskripsikan hasil belajar matematika siswa melalui penggunaan teknik Cooperative Inquiry-Promoting Setting pada siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Bontoala Makassar.

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif

Pengertian Model Pembelajaran Setting Kooperatif

Pengertian Teknik Probing-Prompting Setting Kooperatif

Kelompok yang lain memberikan tambahan dan jawaban untuk meyakinkan seluruh siswa bahwa jawaban yang disajikan benar. Siswa merangkum semua pertanyaan dan jawaban yang mereka diskusikan dengan teman kelompok lainnya.

Tabel 2.2 Langkah-Langkah Pembelajaran melalui Teknik Probing-prompting  Setting Kooperatif
Tabel 2.2 Langkah-Langkah Pembelajaran melalui Teknik Probing-prompting Setting Kooperatif

Penelitian Relevan

Rata-rata persentase frekuensi aktivitas siswa sebesar 76%, sehingga aktivitas siswa mencapai kriteria aktif dan respon siswa menunjukkan respon positif yang mempunyai skor rata-rata 122. Hasil angket respon siswa menunjukkan bahwa respon siswa adalah positif dengan siswa rata-rata. nilai respons 3,17.

Kerangka Pikir

Berdasarkan teori-teori pendukung dan penelitian relevan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika efektif melalui pengaturan kooperatif teknik probing dan prompting.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

Hipotesis Penelitian

Rancangan Penelitian

Populasi dan Sampel

Di SMK Muhammadiyah 2 Bontoala Makassar diambil satu kelas sebagai sampel penelitian yaitu Kelas XI Teknik Kendaraan Ringan B (XI TKR-B) yang berjumlah 25 siswa yang semuanya laki-laki.

Definisi Operasional Variabel

Reaksi positif meliputi reaksi senang mengikuti pembelajaran dengan semangat, merasakan kemajuan dalam belajar setelah menerapkan suatu teknik atau model pembelajaran.

Prosedur Penelitian

Apakah pembelajaran matematika melalui teknik kooperatif probing membuat Anda menjadi siswa yang aktif? Setujukah Anda jika pada pembelajaran berikutnya (topik tertentu) guru menggunakan teknik kooperatif setting-probing-prompting? Berdasarkan hasil analisis data mengenai hasil belajar matematika siswa sebelum melaksanakan pendidikan matematika melalui penerapan teknik Cooperative Probing-Prompting Setting (pretest), diketahui bahwa dari 25 siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Bontoala Makassar terdapat tidak ada siswa yang nilai individualnya mencapai ketuntasan (KKM=75), dengan.

Sedangkan hasil analisis data hasil belajar matematika siswa setelah pembelajaran matematika menggunakan teknik setting pengujian kolaboratif (posttest) menunjukkan bahwa dari 25 siswa di kelas (76%) yang mencapai kriteria minimal untuk penyelesaian (MCC). Jadi dapat disimpulkan bahwa “penggunaan teknik Cooperative Probing-Prompting Setting efektif dalam pembelajaran matematika siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Bontoala Makassar”. Artinya terdapat peningkatan hasil belajar matematika siswa setelah diperkenalkannya teknik Collaborative Testing dan Prompting Setting pada siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Bontoala Makassar.

Efektivitas Pengajaran Matematika Melalui Teknik Cooperative Intrusive Setting Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar. LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA SELAMA PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI TEKNIK KOOPERATIVE PROBING-PROMPTING INSTITUTIONAL DI LINGKUNGAN PROFESIONAL MUHAMMADIYAH 2. KUESIONER RESPON SISWA TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI COOPER MAHASISWA AKTIF- PROMPING -LEMBAGA TEKNOLOGI MUHAMMADIYAH 2 SMK.

Tabel 3.2  Kategori Standar Penilaian yang Ditetapkan oleh Departemen   Pendidikan dan Kebudayaan
Tabel 3.2 Kategori Standar Penilaian yang Ditetapkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Instrumen Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Data hasil belajar matematika siswa dikumpulkan dengan menggunakan instrumen tes hasil belajar setelah pembelajaran matematika dengan menerapkan Teknik Cooperative Probing-Prompting Setting. Data aktivitas siswa dikumpulkan dengan menggunakan Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada saat pembelajaran matematika menggunakan Teknik Cooperative Probing-Prompting Setting.

Teknik Analisis Data

Data respon siswa terhadap pembelajaran dikumpulkan dengan menggunakan instrumen angket respon siswa setelah pembelajaran matematika dengan teknik Cooperative Probing dan Prompting Setting. Kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori hasil belajar siswa berdasarkan ketentuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan kategori hasil belajar siswa berdasarkan KKM yang dilaksanakan di SMK Muhammadiyah 2 Bontoala Makassar. Gain yang digunakan untuk menghitung peningkatan hasil belajar matematika siswa adalah gain ternormalisasi.

Hasil belajar siswa diharapkan meningkat apabila rata-rata gain ternormalisasi berada pada kategori sedang atau diatas 0,30. Data respon siswa diperoleh dari angket respon siswa yang kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Teknik ini digunakan untuk menguji apakah suatu nilai tertentu berbeda secara signifikan dengan mean sampel atau tidak.

Rata-rata hasil belajar siswa yang diajar melalui penerapan teknik Cooperative Inquiry Prompt Institution dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75. Persentase ketuntasan belajar siswa yang diajar melalui penerapan teknik Cooperative Inquiry-Prompt klasik teknik institusi minimal 75%. Gain test digunakan untuk mengetahui adakah peningkatan hasil belajar matematika siswa yang diajar melalui penerapan teknik kooperatif statement investigatif yang terdapat pada kelas eksperimen, yang diperoleh dengan membandingkan rata-rata skor pre-test dan post-test. tes.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Statistik Deskriptif

Deskripsi Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Teknik Cooperative Intrusive Setting Pada Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Bontoala Makassar... 1) Deskripsi Tes Bakat Awal (Pretest). Nilai rata-rata hasil belajar standar deviasi kelas 9,450. Setelah mengelompokkan skor rata-rata hasil belajar siswa sebesar 20,8 ke dalam lima kategori di atas, maka skor rata-rata hasil belajar matematika kelas tersebut adalah

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Bontoala Makassar sebelum diterapkan teknik Cooperative Probing-Prompting Setting tergolong sangat rendah. Nilai rata-rata hasil belajar penyimpangan kelas 10,867. Setelah mengelompokkan skor rata-rata hasil belajar siswa sebesar 79,60 ke dalam 5 kategori di atas, diperoleh skor rata-rata hasil belajar matematika kelas

Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa di kelas. Apakah anda menyukai metode pengajaran yang diterapkan guru pada proses pembelajaran dengan menggunakan teknik kooperatif pengaturan ujian dan prompting? Melaksanakan pembelajaran melalui teknik Cooperative Probing-Prompting Setting di kelas

Tabel  4.1  Statistik  Skor  Hasil  Tes  Kemampuan  Awal  (Pretest)  Matematika  Siswa  Kelas  XI  SMK  Muhammadiyah  2  Bontoala Makassar
Tabel 4.1 Statistik Skor Hasil Tes Kemampuan Awal (Pretest) Matematika Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Bontoala Makassar

Analisis Statistik Inferensial

Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor hasil belajar siswa setelah pembelajaran melalui teknik Cooperative Probing-Prompting Setting memenuhi kriteria keefektifan. Dengan kata lain rata-rata hasil belajar post test mencapai 75 yaitu 79,60 setelah diterapkan teknik Cooperative Probing-Prompting Setting pada siswa kelas XI SMK Muahammadiyah 2 Bontoala Makassar. Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika dengan menerapkan teknik Cooperative Probing-Prompting Setting di kelas 78,889%.

Dapat disimpulkan bahwa siswa aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran matematika melalui penerapan teknik Cooperative Probing-Prompting Setting. Hasil Belajar di Kelas Rata-rata gain ternormalisasi siswa yang diajar dengan teknik Cooperative Probing-Prompting Setting sebesar 0,792 termasuk dalam kategori tinggi.

Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai pembelajaran melalui teknik kooperatif inkuiri-stimulasi setting pada materi yang berbeda sebagai pengembangan penelitian. Apakah Anda memahami dengan baik materi yang diajarkan guru dengan teknik inkuiri pernyataan kooperatif? Apakah Anda mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah yang diberikan guru dengan menggunakan teknik Cooperative Inquiry Stimulation Setting?

Gambar  4.1  Hasil  Analisis  Uji  Normalitas  Data  untuk  Rata-Rata  Hasil  Belajar
Gambar 4.1 Hasil Analisis Uji Normalitas Data untuk Rata-Rata Hasil Belajar

Pembahasan Hasil Analisis

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

Langkah-langkah menentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan linier dua variabel adalah sebagai berikut. Guru menyajikan masalah baru yang berkaitan dengan persamaan dan . pertidaksamaan linier antara dua variabel bagi siswa sehingga dapat membentuk pemikiran awal tentang pelajaran yang akan dihadapinya. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai permasalahan baru yang berkaitan dengan persamaan dan . pertidaksamaan linier dua variabel yang akan dicari penyelesaiannya, Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya.

Siswa mendengarkan pemaparan guru tentang permasalahan yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran yaitu tentang materi persamaan dan . pertidaksamaan linier dua variabel. Guru membimbing siswa dalam kerja kelompok dengan mengarahkan/. membantu siswa yang kesulitan dengan materi persamaan linear dan pertidaksamaan dua variabel. Guru menilai hasil pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan akhir pada materi persamaan linear dan pertidaksamaan dua variabel untuk lebih menegaskan bahwa tujuan atau indikator pembelajaran telah tercapai.

6 8 . belajar sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari dan memicu ingatan siswa terhadap materi yang telah dipelajari sebelumnya. Guru memaparkan permasalahan baru mengenai materi sistem pertidaksamaan linier dua variabel kepada siswa agar dapat menimbulkan pemikiran awal tentang pembelajaran yang dihadapinya. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai permasalahan baru mengenai materi sistem. pertidaksamaan linier dua variabel yang akan dicari penyelesaiannya Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya.

Guru membimbing siswa dalam kerja kelompok dengan mengarahkan/. membantu siswa yang mengalami kesulitan pada materi sistem. pertidaksamaan linier dua variabel. Guru menilai hasil belajar dengan mengajukan pertanyaan akhir pada materi sistem pertidaksamaan linier dua variabel untuk lebih menegaskan bahwa tujuan atau indikator pembelajaran telah tercapai.

Gambar

Tabel  4.9  Hasil  Analisis  Angket  Respons  Siswa  Terhadap  Pelaksanaan  Pembelajaran  Matematika  melalui  Teknik  Probing-Prompting  Setting  Kooperatif ..........................................................................................
Tabel              Halaman
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif
Tabel 2.2 Langkah-Langkah Pembelajaran melalui Teknik Probing-prompting  Setting Kooperatif
+7

Referensi

Dokumen terkait

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes (pretest dan posttest), lembar observasi aktivitas guru, dan angket respon siswa. Berdasarkan analisis pada keseluruhan

Instrumen yang digunakan berupa angket kecerdasan majemuk, angket respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran, lembar observasi yang digunakan adalah lembar

Instrumen non tes yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Lembar observasi pembelajaran untuk mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar sebelum dan setelah pemberian perlakuan, lembar observasi aktivitas dan angket respon siswa setelah

Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi keaktifan siswa dan lembar angket respon siswa, dimana lembar observasi kegiatan

Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan tes hasil belajar matematika, lembar observasi aktivitas siswa dan guru dan angket untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

Dalam penelitianini data diperoleh dengan menggunakan istrumen penelitian sebagai berikut : Lembar observasi aktivitas siswa, Lembar angket respon siswa, Tes hasi belajar siswa, dan