• Tidak ada hasil yang ditemukan

efektivitas pembelajaran matematika melalui

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "efektivitas pembelajaran matematika melalui"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

Judul Tesis: Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Penerapan Teknik Probing Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Sungguminasa. Efektivitas Pengajaran Matematika Melalui Penerapan Teknik Intrusif Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Sungguminasa.

Latar Belakang Masalah

Salah satu alternatif pembelajaran yang dapat membangun pengetahuan siswa adalah dengan teknik probing dan prompting, dimana siswa dilatih untuk mengkomunikasikan idenya sehingga siswa dapat membangun konsep sendiri dari materi yang dipelajari. Berdasarkan uraian di atas, penulis akan melakukan penelitian dengan menggunakan teknik probing yang berjudul “Efektivitas Pembelajaran Matematika Menggunakan Teknik Probing pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Sungguminas”.

Rumusan Masalah

Keterlaksanaan pembelajaran merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran untuk menciptakan lingkungan belajar yang baik sehingga memungkinkan siswa belajar dengan nyaman. Dalam penelitian ini pelaksanaan pembelajaran tidak dimasukkan sebagai indikator keefektifan, karena pelaksanaan pembelajaran tersebut secara tidak langsung dilakukan pada saat penelitian berlangsung.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Kajian Pustaka

  • Pengertian Efektivitas
  • Pengertian Belajar
  • Pengertian Pembelajaran Matematika
  • Teknik Probing-Prompting
  • Penelitian Yang Relevan

Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran diukur berdasarkan hasil observasi selama proses pembelajaran dengan menggunakan teknik probing. Kemudian menurut Aris Shoimin, teknik pendalaman adalah pembelajaran dengan menyajikan serangkaian pertanyaan yang bersifat membimbing dan mengeksplorasi sehingga terjadi proses berpikir yang menghubungkan pengetahuan dan pengalaman siswa dengan pengetahuan baru yang dipelajari.

Kerangka Pikir

Artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran imersif lebih baik dibandingkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diberi pembelajaran konvensional. Selain itu, siswa juga mempelajari kemampuan pemecahan masalah dan berpikir secara mandiri dengan harus menjawab sejumlah pertanyaan dari guru.

TEKNIK PROBING- PROMPTING

Untuk itu diperlukan strategi pembelajaran yang memberdayakan siswa dan tidak mengharuskan mereka menghafal fakta serta dapat mendorong mereka untuk membangun pengetahuan di kepala mereka. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah teknik probing dan prompting, siswa didorong untuk belajar terutama melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep dan prinsip.

EFEKTIF?

Hipotesis Penelitian

Teknik pembelajaran berbasis ujian efektif diterapkan dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas VII di SMP Negeri 4 Sungguminasa.”

Jenis Penelitian

Variable dan Desan Penelitian 1. Variable penelitian

Unit eksperimen dalam penelitian ini adalah kelas VII SMP Negeri 4 Sungguminasa yang terdiri dari 11 kelas. Perlakuan dalam penelitian ini adalah penerapan teknik probing dalam pembelajaran matematika siswa kelas VII SMP Negeri 4 Sungguminasa.

Definisi Operasional Variable

Memberikan pretest pada awal pembelajaran, melaksanakan teknik probing sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran, mengamati pelaksanaan pembelajaran, memberikan angket respon siswa terhadap respon siswa melakukan kegiatan pembelajaran melalui teknik probing, dan pemberian tes untuk evaluasi (posttest). Teknik analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa, aktivitas siswa selama pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan respon siswa terhadapnya.

Instrumen Penelitian

Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran terlaksana selama pembelajaran berlangsung.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

  • Analisis Statistik Deskriptif
  • Analisis Statistik Inferensial

Analisis data aktivitas dilakukan dengan menentukan frekuensi dan persentase frekuensi yang digunakan siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan teknik probing-prompting. Indikator keberhasilan aktivitas siswa pada penelitian ini adalah minimal 75% siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Hitung persentase siswa yang memberikan jawaban positif dengan cara membagi jumlah siswa yang memberikan jawaban positif dengan jumlah siswa yang memberikan jawaban kemudian dikalikan dengan 100%.

Hitung persentase siswa yang memberikan jawaban negatif dengan cara membagi jumlah siswa yang memberikan jawaban negatif dengan jumlah siswa yang memberikan jawaban kemudian dikalikan dengan 100%. Kriteria yang ditetapkan untuk menentukan siswa mempunyai reaksi positif terhadap teknik investigatif adalah minimal 75% siswa memberikan reaksi positif terhadap sejumlah aspek yang ditanyakan. Data mengenai keterlaksanaan pembelajaran diperoleh dari observasi aktivitas guru selama pembelajaran, apakah pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan prosedur pembelajaran.

Teknik pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t dengan terlebih dahulu melakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas. Dimana g adalah gain ternormalisasi (N-gain), skor post-test adalah nilai rata-rata hasil belajar siswa setelah pembelajaran menggunakan teknik probe prompt, skor pre-test adalah rata-rata hasil belajar siswa sebelum pembelajaran melalui probe prompt teknik, dan skor maksimal adalah nilai skor maksimal ideal. Setelah melakukan uji normalitas kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan uji mean agreement dengan menggunakan uji t dan uji z.

Table 3.2 kategori standar hasil belajar
Table 3.2 kategori standar hasil belajar

Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 4.1 terlihat rata-rata tes bakat awal siswa sebesar 13,37 dari nilai ideal 100. Berdasarkan tabel 4.2 dapat digambarkan bahwa dari 27 siswa terdapat VII. kelas pada kategori sangat rendah dengan nilai rata-rata 13,37 dari nilai ideal 100. Berdasarkan tabel 4.4 terlihat rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas VII.j setelah diberikan perlakuan (posttest) sebesar 79,06 dari skor ideal 100.

Berdasarkan tabel 4.5 dapat digambarkan bahwa dari 29 siswa di kelas VII rata-rata gain ternormalisasi siswa sebesar 0,76 diubah ke dalam 3 kategori diatas, sehingga rata-rata gain ternormalisasi siswa berada pada interval g ≥ 0,70 yang berarti peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VII.j SMP Negeri 4 Sungguminas setelah menggunakan teknik probing secara umum berada pada kategori tinggi. Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah rata-rata skor hasil belajar siswa (pretest-posttest) berdistribusi normal.

Berdasarkan hasil analisis uji One sample t-test diperoleh p-value < 0,05 yang menunjukkan bahwa rata-rata nilai belajar siswa setelah diajar melalui penerapan teknik probing-prompting lebih dari 71,99. Artinya H0 ditolak dan H1 diterima yaitu rerata nilai belajar post-test siswa kelas VIIJ. Berdasarkan hasil analisis uji One sample t-test diperoleh p-value < 0,05 yang berarti mean gain ternormalisasi pada siswa kelas VIIJ.

Table 4.2 distribusi frekuensi dan persentasi skor hasil tes kemampuan  awal siswa
Table 4.2 distribusi frekuensi dan persentasi skor hasil tes kemampuan awal siswa

Pembahasan Hasil Penelitian

  • Pembahasan Hasil Analisis Deskriptif
  • Hasil Belajar Siswa Sebelum Diterapkan teknik probing-prompting
  • Hasil belajar siswa setelah diterapkan teknik probing-prompting
  • Aktivitas siswa
  • Respon siswa
  • Keterlaksanaan pembelajaran
  • Pembahasan Hasil Analisis Inferensial

Pembahasan hasil analisis deskriptif berkaitan dengan (1) ketuntasan hasil belajar siswa dan peningkatannya, (2) aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika dengan menerapkan teknik probing-prompting, (3) pelaksanaan pembelajaran melalui penerapan teknik probe-prompt, (4) respon siswa terhadap pembelajaran matematika melalui penerapan teknik probe-prompt. Hasil analisis data hasil belajar siswa setelah pelaksanaan pembelajaran matematika melalui penerapan teknik probing-prompting menunjukkan terdapat 29 siswa dari total 24 siswa atau 83% siswa mencapai ketuntasan individu ( mendapat nilai prestasi minimal 75). Dengan kata lain hasil belajar siswa setelah diterapkan teknik probing-prompting mengalami peningkatan, karena tergolong sedang dan telah memenuhi kriteria.

Dari hasil pengolahan data (Lampiran D) terlihat bahwa normalized profit atau rata-rata keuntungan ternormalisasi siswa setelah diajar dengan teknik probing adalah 0,76. Artinya peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VIIJ SMP Negeri 4 Sungguminas setelah menggunakan teknik probing dan prompting secara umum berada pada kategori tinggi karena nilai gain pada interval g sebesar 0,70. Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan teknik probing dan memberi semangat pada siswa VII. kelas di SMP Negeri 4 Sungguminas menunjukkan siswa aktif saat belajar.

Hal ini menunjukkan bahwa secara umum dari pertemuan pertama sampai pertemuan keempat siswa yang diamati melakukan kegiatan dengan teknik probing dan prompting sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa “teknik probing dan prompting efektif digunakan dalam pembelajaran matematika siswa kelas VIISMP Negeri 4 Sungguminas”. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa “teknik probing dan prompting efektif digunakan dalam pembelajaran matematika siswa kelas VII SMP Negeri 4 Sungguminas”.

Kesimpulan

Aktivitas siswa selama proses pembelajaran matematika dengan menerapkan teknik probe-prompt dalam dua pertemuan mencapai kriteria yang ditentukan dengan rata-rata persentase aktivitas positif siswa yaitu 78,79%. Respon positif siswa terhadap pembelajaran matematika dengan teknik probing-prompting rata-rata persentasenya sebesar 98%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa teknik probing-prompting efektif diterapkan dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas VII.j di SMP Negeri 4 Sungguminasa.

Saran

Efektivitas pembelajaran matematika melalui teknik kooperatif probing dan prompting pada siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Moncongloe Kabupaten Maros. Kemanjuran pembelajaran matematika menggunakan metode learning sel pada siswa kelas XI MA Guppi Samata kabupaten Gowa. Efektivitas pembelajaran matematika melalui penerapan model kooperatif Numbered Heads Together (NHT) pada siswa VII. kelas SMA Guppi Samata Kabupaten Gowa.

KOMPETENSI INTI

KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

TUJUAN PEMBELAJARAN

MATERI PEMBELAJARAN Aljabar (terlampir)

Guru mengarahkan siswa untuk memulai diskusi kelas dengan menunjuk salah satu siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Namun apabila siswa mengalami permasalahan pada jawaban atau jawaban yang diberikan tidak tepat, tidak tepat atau diam, maka guru mengajukan pertanyaan lain yang jawabannya merupakan petunjuk untuk menyelesaikan pertanyaan sebelumnya. Kemudian guru mengajukan pertanyaan yang menuntut siswa berpikir tingkat tinggi, sehingga siswa dapat menjawab pertanyaan sesuai keterampilan atau indikator dasar.

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada tahap sebelumnya hendaknya juga diberikan kepada siswa lain agar seluruh siswa terlibat dalam kegiatan probing dan prompting. Guru mengajukan pertanyaan akhir kepada siswa lain untuk lebih menekankan bahwa indikator atau tujuan pembelajaran telah benar-benar dipahami oleh seluruh siswa.

PENILAIAN HASIL BELAJAR 1. Prosedur penilaian

  • KOMPETENSI INTI

KI.2 : Memahami dan mengamalkan perilaku dan sikap jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleransi, damai), santun, bertanggung jawab dan proaktif sebagai bagian dari penyelesaian berbagai permasalahan dalam interaksi yang efektif dengan masyarakat dan lingkungan alam serta seperti dalam membangun cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI.3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya terhadap ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan. KI.4 : Elaborasi, penalaran, penyajian dan kreasi dalam ranah konkrit dan abstrak berkaitan dengan pengembangan apa yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak efektif dan kreatif serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah ilmiah.

KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

TUJUAN PEMBELAJARAN

MATERI PEMBELAJARAN Aljabar (terlampir)

PENILAIAN HASIL BELAJAR 3. Prosedur penilaian

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 1

SARAN

Mengamati hal-hal yang berkaitan dengan aspek kegiatan belajar mengajar matematika yang dikelola guru di kelas.

KEGIATAN AWAL

KEGIATAN INTI

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada fase sebelumnya hendaknya juga ditanyakan kepada siswa lain agar semua siswa terlibat dalam kegiatan probing. Guru mengajukan pertanyaan penutup kepada siswa lainnya untuk menekankan sekali lagi bahwa indikator atau tujuan pembelajaran telah benar-benar dipahami oleh seluruh siswa.

PENUTUP

Aktivitas Negatif

Inferensial

Gambar

Gambar 2.1 skema kerangka pikir KURANGNYA PEMAHAMAN
Table 3.2 kategori standar hasil belajar
Tabel 3.3 Konversi nilai rata-rata keterlaksanaan pembelajaran
Table 4.1 Statistik Deskriptif Hasil Tes Kemampuan Awal Matematika  Statistik  Nilai statistik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Lembar observasi digunakan untuk memperoleh gambaran tentang suasana pembelajaran terkait dengan aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran

Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa, observasi digunakan untuk melihat aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung yang menggunakan metode

Data lembar observasi aktivitas siswa digunakan untuk menilai aktivitas belajar siswa selama pembelajaran berlangsung, sedangkan data yang diperoleh melalui

Instrumen yang digunakan adalah tes yang digunakan untuk mengetahui prestasi belajar ranah kognitif dan lembar observasi keaktifan siswa untuk mengetahui persentase keaktifan

Selain itu disusun instrumen penelitian meliputi lembar observasi aktivitas mahasiswa, lembar observasi keterlaksanaan perkuliahan, tes hasil belajar, dan angket

Data aktivitas siswa yang diperoleh melalui instrumen observasi aktivitas siswa yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Indikator aktivitas siswa

Observasi yakni mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, sedangkan tes hasil belajar IPS dilakukan setelah proses pembelajaran

Dalam penelitianini data diperoleh dengan menggunakan istrumen penelitian sebagai berikut : Lembar observasi aktivitas siswa, Lembar angket respon siswa, Tes hasi belajar siswa, dan