• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURAT PENCATATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "SURAT PENCATATAN"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

Pendahuluan

Rumusan Masalah

Tujuan

Pihak-pihak yang Terlibat

Strategi dan Metode

Sistematika Penulisan

Krangka Teoritik

Tujuan dan Dampak Kerukunan

Padahal, negara tidak mempunyai kewenangan untuk memasuki wilayah internal masing-masing agama, karena fungsi negara adalah memberikan pelayanan kemudahan beribadah dan menjamin perlindungan terhadap penodaan agama, pelecehan, dan penghinaan terhadap agama. muncul. Setiap orang bebas memaknai cara hidupnya dalam tiga bidang keyakinan umat beragama, antara lain pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Dampaknya, jika masyarakat sudah mempunyai persepsi yang sama mengenai perlunya mewujudkan kerukunan umat beragama, dapat dijabarkan sebagai berikut;

Setiap anggota masyarakat mempunyai ketahanan pribadi yang tercermin dari jati dirinya, yang mempunyai prinsip hidup yang memandang keharmonisan tidak lagi menjadi beban kewajiban. 19 Muchlis Hanafi, (ed.), Toleransi dan Perdamaian dalam Modul Pelatihan Khatib dan Penyuluh Islam, hal. Setiap warga negara dapat menerapkan prinsip-prinsip tersebut dalam setiap bidang profesi yang digelutinya, baik sebagai petani, pegawai, nelayan, politikus, pejabat, hakim, jaksa, pimpinan organisasi kemasyarakatan dan sebagainya.

Dalam kaitan ini, setiap warga negara menyadari bahwa hakikat keberagaman tidak terletak pada aspek lahiriahnya, yakni simbol kehidupan, melainkan tertusuk pada kalbunya. Apabila setiap warga negara dapat memahami dan bertindak demikian, maka NKRI akan tumbuh menjadi kekuatan internal dan eksternal yang disegani dunia dan mempunyai harga diri dalam hubungan antar bangsa.

Integrasi dan Konflik Antar Agama

Pada fase ini kami mewawancarai beberapa tokoh agama, tokoh masyarakat, lembaga pemerintah dan tokoh adat untuk mendapatkan informasi mengenai peraturan perundang-undangan serta implementasi nilai-nilai kerukunan antar umat beragama di kabupaten Lombok Utara dan desa Bentek. Kami juga mengumpulkan data dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Lombok Utara dan Majlis Krama Adat Desa (MKAD) tentang pembagian Peraturan Bersama Menteri (JMR) Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 serta Peraturan Bupati (Perbub) No. . Kedua permasalahan tersebut seringkali menimbulkan konflik pada masyarakat Lombok Utara pada umumnya dan masyarakat Desa Bentek pada khususnya.

Desa Bentek terletak di Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara Kabupaten Lombok Utara merupakan salah satu dari sepuluh kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang terletak di bagian utara Pulau Lombok dengan batas wilayah. Desa Bentek terletak sekitar 5 km dari Tanjung ibu kota Kabupaten Lombok Utara dengan luas kurang lebih 3.727.586 Ha. Setelah tahun 1967, pemimpin Desa Bentek disebut kepala desa (masyarakat memanggilnya Pak Desa) dan jabatan tersebut diperoleh melalui pemilihan umum.

Memfasilitasi rapat koordinasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat dan forum pemuda se-Kabupaten Lombok Utara. Rapat koordinasi Fasilitasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dengan para pimpinan pondok pesantren se-kabupaten Lombok Utara. Kegiatan lain yang tujuan utamanya menyatukan visi dan persepsi serta upaya menciptakan kerukunan antaragama di kabupaten Lombok Utara. 32.

Harmonisasi kehidupan antar umat beragama dengan terpenuhinya pembangunan rumah ibadah masing-masing agama di kabupaten Lombok. Dengan adanya keselarasan antara kehidupan umat beragama dan kehidupan ‘budaya’, maka akan tercipta produktivitas keamanan yang tercapai di Kabupaten Lombok Utara. Sebagai masyarakat Lombok Utara yang memegang teguh adat istiadat, masyarakat desa Bentek menjalani kehidupan bermasyarakat dengan mengusung sistem nilai yang diyakininya.

Kepala Desa Bentek pada tahun 2017 yang lalu dengan SK yang diberi nomor oleh Kepala Desa Bentek. Dari pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa budaya dan kearifan lokal berupa avic-aviq berperan sangat penting dalam menjaga kerukunan antar umat beragama di desa Bentek. Perlu ada upaya yang lebih komprehensif untuk mencari solusi regulasi atau avic-avik terkait kerukunan antar umat beragama.

PBM No. 9 dan 8 Tahun 2006

Pelaksanaan Kegiatan

Demografi Desa Bentek

Wilayah Lombok Utara memiliki luas 809,53 KM2 dan secara administratif terbagi menjadi 5 (lima) kecamatan, 33 desa dan 322 dusun, dimana Kec. Desa Bentek terletak di ujung barat Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Barat dengan batas-batas sebagai berikut: Utara Desa Gondang, Timur Desa Gondang dan Desa Genggelang, Selatan Kecamatan Narmada dan Barat Kecamatan Kali Segara/Tanjung. Kondisi alam Desa Bentek berkisar dari daerah perbukitan kering hingga daerah pegunungan pada ketinggian 12 m sampai dengan 500 m diatas permukaan laut.

Potensi andalan Desa Bentek terdapat pada sektor perkebunan seperti cengkeh, kopi, vanili, kakao, kelapa dan jambu biji. 26 Sekretariat Daerah Kabupaten Lombok Utara, Sekilas tentang Kabupaten Lombok Utara, (Tanjung: Humas dan Protokol Sekretariat Kabupaten Lombok Utara). Secara administratif Desa Bentek berbatasan dengan Desa Gondang (sisi Utara), Desa Sesaot, Kecamatan Lingsar (sisi Selatan), Desa Jenggala (sisi Barat) dan Desa Gondang/Genggelang (sisi Timur). Wilayah desa Bentek terbagi menjadi tiga. wilayah, yaitu wilayah atas, wilayah tengah, dan wilayah bawah.

Daerah bagian atas terdiri dari lima desa yaitu desa Kakonang, Serungga, Batu Ringgit, Selelos dan Sanggar. Wilayah tengah terbagi menjadi tujuh desa yaitu desa Goa, San Baro, Dasan Bangket, Lowang Sawak, Todo, Todo Lauk dan Buwani. Desa Bentek dengan jumlah penduduk sekitar 9333 jiwa terdiri dari 4640 laki-laki dan 4693 perempuan, sedangkan jumlah kepala keluarga sebanyak 2763 KK.

Enam puluh lima persen penduduk Desa Bentek bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani, sedangkan tingkat pengangguran mencapai 10 persen atau sekitar 645 orang. Menurut tokoh masyarakat, Desa Bentek sudah ada sejak tahun 1912 dengan nama Desa Bebekeq yang wilayahnya meliputi bagian utara Kecamatan Tanjung saat ini. Namun dari hasil studi literatur dan FGD, peneliti tidak menemukan bukti tertulis maupun sejarah lengkap mengenai asal usul desa Bentek.

Foto Kantor Desa Bentek
Foto Kantor Desa Bentek

Sosial Keagamaan

Komposisi penduduk berdasarkan agama terdiri dari 5.557 Muslim, 719 Hindu, 3.053 Buddha, dan 4 Kristen Protestan. Mayoritas masyarakat Islam berada di Desa Kakong, Serungga, Batu Ringit, Selelos, Senggaran, Goa, San Baro, Dasan Bangket, Lowang Sawak, Todo, Todo Lauk dan Dusun Karang Lendang. Mayoritas umat Buddha (Buddha) tinggal di Desa Buwani, Karamg Lendang, Pasiran, Lenek dan Baru Murmas. Mayoritas umat Hindu tinggal di desa Serungga, Batu Ringgit, Selelos dan Senggaran. Sedangkan umat Kristen Protestan hanya terdapat di Desa Karang Lendang.

Agama, Tradisi dan Adat Istiadat

Urusan yang menjadi tanggung jawabnya tidak hanya sebatas urusan pengurusan saja, tetapi juga diserahi tugas menyelesaikan persoalan-persoalan yang menyangkut penghidupan masyarakat desa. Kliang mewakili penduduknya di luar atau di dalam kota apabila terjadi perselisihan perdata, perkara adat, perkawinan, kematian, perceraian, pembangunan rumah, urusan pertanian, serta perkara asusila dalam wilayah pemerintahan kota. Dalam melaksanakan tugasnya, Keliang dibantu oleh seorang Juruarah (ada pula yang menyebutnya Jerowarah) yang dipilih sendiri oleh Keliang.

Berbeda dengan kepala desa yang pengangkatannya atas usulan kepala desa, kepala desa dan Kyai desa tidak berada di bawah keliang sehingga keliang tidak dapat diberhentikan. Di desa-desa yang dihuni oleh masyarakat Sasak yang menganut agama Buddha (disebut Sasak Boda yaitu di Lenek, Baru dan Pasiran), kepemimpinan agama dilakukan oleh seorang Belian dibantu oleh beberapa Mangku dan Toaq Lokaq.

Peran Pemerintah Daerah dalam Menjaga Kerukunan Umat

Menurut Wakil Bupati, selaku pimpinan pembina kerukunan antaragama, pemerintah daerah telah berupaya menjadi pemacu hubungan antaragama dalam membangun kehidupan umat beragama yang rukun dan damai, antara lain; Hal ini terkait dengan kewenangan pemerintah daerah sebagaimana tertuang dalam UU 32 Tahun 2004, seperti menentukan hari libur, mengakui keberadaan agama, menentukan kebijakan dalam penyelenggaraan kehidupan beragama. 29 Tahun 2008 tentang Pedoman Pembentukan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Dewan Pertimbangan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan dilanjutkan dengan surat Gubernur Nusa Tenggara Barat kepada seluruh bupati/wali kota melalui Kabupaten/Kesbangpoldagri Kota untuk segera membentuk forum.

Ditetapkannya PBM nomor 9 & 8 Tahun 2006 tentang pedoman pelaksanaan tugas kepala daerah/wakil kepala daerah dalam menjaga kerukunan antar umat beragama, pengesahan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan peraturan pemerintah tentang pendirian rumah ibadah di setiap daerah. kegiatan yang melibatkan tokoh dan tokoh agama, seperti forum silaturahmi pimpinan pesantren dan diskusi pemuda. Dari kebijakan dan kegiatan yang dilakukan dan difasilitasi oleh pemerintah daerah di Kabupaten Lombok Utara diharapkan akan terwujud kerukunan internal dan antar umat beragama dalam berbagai hal seperti; Ada kerja sama dan sinergi antara ulama dan umara, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan pemangku kepentingan lainnya di bidang agama.

33 Hal itu disampaikan Kepala Kesbangpoldagri Nusa Tenggara Barat saat Rapat Forum Kerukunan Umat Beragama Se-Provinsi NTB pada Minggu, 27 Agustus 2017 di Hotel Jayakarta Lombok. Pemerintah kota Bentek menerapkan kebijakan penataan kembali sistem pemerintahan desa yang diawali dengan penataan kembali sistem pengelolaan administrasi desa dan. 34 FGD Implementasi dan Penerapan Peraturan Bupati No. 20 Tahun 2018 dan Rancangan Awiq-Awiq Desa Sadar Kerukunan Berbasis Budaya dan Kearifan Lokal di Kantor Desa Bentek pada 10 Agustus 2019.

Mengenai aturan-aturan sosial masyarakat Desa Bentek, sebagaimana kehidupan sosial pada umumnya, pasti terdapat perbedaan pendapat dalam masyarakat tersebut. Secara umum sebagian besar masyarakat Desa Bentek masih memegang teguh adat istiadat, sehingga jika terjadi perselisihan maka masyarakat akan menuntut atau keberatan karena merasa telah melanggar adat avic-avic. Terkait dengan visi berbudaya dan menghargai keberagaman, hal ini banyak mendapat perhatian dari pemerintah dan masyarakat desa Bentek, dikarenakan heterogenitas penduduk desa Bentek yang terdiri dari dua suku yaitu suku Sasak ( Saya terbagi menjadi Sasak Muslim yang beragama Islam, dan Sasak Boda yang beragama Budha) dan etnis Bali (beragama Hindu dan merupakan suku pendatang ketika terjadi letusan Gunung Agung di Bali pada pertengahan tahun 1960an).

38 Tahun 2017 tanggal 28 September 2017, dibentuklah lembaga adat desa yang diberi nama Majelis Adat Desa Sampah (MKAD) Desa Bentek. Masyarakat desa Bentek terus menggali potensi dan merumuskan aturan atau awiq-awiq untuk membantu menyelesaikan permasalahan desa yang ada seperti sengketa tanah, pernikahan dini, pernikahan beda agama, perceraian, kawasan hutan dan lain-lain tanpa melalui pengadilan, seperti yang dituturkan oleh kepala desa. desa Bentek saat FGD implementasi nilai-nilai budaya dan kearifan lokal di kantor desa Bentek. Kepala Desa Bentek juga berharap kedepannya, lembaga adat Majlis Krama Adat Desa (MKAD) yang telah dibentuk dapat berperan lebih besar dalam memfasilitasi pembentukan awiq-awiq (Peraturan Adat) di setiap dusun juga. karena menjadi institusi itu

Berdasarkan hasil diskusi dengan tokoh agama, tokoh adat dan dewan desa, rancangan ini telah disepakati dan harus ditindaklanjuti oleh dewan desa Bentek. Perlu adanya Forum Kerukunan Umat Beragama di tingkat Desa untuk memediasi permasalahan atau konflik terkait kerukunan antar umat beragama.

Majelis Krama Desa (MKD)

Draf Awiq-awiq Pernikahan Beda Agama

Penutup

Saran/Rekomendasi

Gambar

Foto wawancara dengan tokoh agama dan tokoh adat desa Bentek
Foto diskusi tentang  Sosialisasi dan Implementasi PBM Nomor 9 dan 8 Tahun  2006, Kantor Desa Bentek, 05 Agustus 2019
Foto sosialisasi nilai kerukunan pada perangkat desa dan tokoh agama dan tokoh adat
Foto mediasi konflik pernikahan beda agama
+2

Referensi

Dokumen terkait

Urusan pemerintahan umum di Daerah pelaksanaannya dilimpahkan oleh Presiden kepada Gubernur sebagai Kepala Pemerintahan Provinsi dan kepada Bupati/Walikota sebagai Kepala Pemerintahan