• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURVEY KERUSAKAN BANGUNAN

N/A
N/A
Agung Prakoso

Academic year: 2024

Membagikan "SURVEY KERUSAKAN BANGUNAN "

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

KERUSAKAN BANGUNAN

Oleh : Pratiwi Nur Rahmaddi, S.T.

(2)

02 | DASAR HUKUM 5

03 | BANGUNAN GEDUNG 6

04 | PEMANFAATAN 7

05 | PEMELIHARAAN 8

06 | PERAWATAN 9

07 | TUJUAN 10

08 | PEMERIKSAAN BERKALA BEK 11 2. PROSEDUR PEMERIKSAAN

BERKALA 12

01 | MEKANISME PEMELIHARAAN &

PERBAIKAN 13

02 | ALAT DAN JADWAL SURVEY 14 03 | TABEL JADWAL PEMERIKSAAN

BERKALA 15

04 | PENGELOMPOKAN KEGIATAN

SURVEY 16

05 | PRA-SURVEY 17

06 | SURVEY LAPANGAN 18

07 | PASCA SURVEY 19

08 | TAHAPAN SURVEY 20

3. KATEGORI KERUSAN 21

01 | KATEGORI TINGKAT KERUSAKAN 22

03 | KERUSAKAN SEDANG 24

03 | KERUSAKAN BERAT 25

03 | KUSEN PINTU & JENDELA

03 | KERUSAKAN RINGAN 26

03 | KERUSAKAN SEDANG 27

03 | KERUSAKAN BERAT 28

04 | PLAFOND

03 | KERUSAKAN RINGAN 29

03 | KERUSAKAN SEDANG 30

03 | KERUSAKAN BERAT 31

05 | LANTAI

03 | KERUSAKAN RINGAN 32

03 | KERUSAKAN SEDANG 33

03 | KERUSAKAN BERAT 34

4. REKOMENDASI PENINDAKAN 35 01 | TIPE PEMELIHARAAN & PERAWATAN 36 02 | AKTIFITAS PEMELIHARAAN &

PERAWATAN 37

03 | LINGKUP PEKERJAAN PERAWATAN 38

04 | DAFTAR PUSTAKA 39

(3)
(4)

Latar Belakang dibuatnya buku pedoman ini adalah dalam rangka memenuhi tugas aktualisasi dalam kegiatan Latihan Dasar CPNS tahun 2021 dengan Judul Visualisasi Pedoman Pelaksanaan Survei Untuk Pemeliharaan & Perawatan Rusun Melalui Buku Pedoman Survei Di Lingkup BP2P Jawa I. Dan Berhubungan dengan Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa I memiliki tugas untuk melakukan Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung serta Pemeriksaan Berkala Bangunan Gedung, maka dari itu dilakukanlah survey untuk mengecek kerusakan bangunan, khususnya rumah

susun.

Buku ini ditujukan untuk menyederhanakan pedoman survey dan penilaian kerusakan pada elemen arsitektur bangunan yang tersebar diberbagai peraturan, sehingga dapat mempersingkat waktu dalam pencarian informasi dan juga dapat menyederhanakan peraturan-peraturan tersebut agar informasi lebih mudah dipahami oleh lingkup pegawai Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa I (BP2P Jawa I), khususnya untuk orang-orang yang baru akan melakukan

kegiatan survey untuk pertama kalinya.

Diharapkan dengan dibuatnya buku ini dapat membantu pegawai dalam mempelajari informasi dasar mengenai survey pemeriksaan berkala terhadap kerusakan elemen arsitektur bangunan dalam rangka Kegiatan Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung dan dapat membantu agar proses survey di lapangan lebih terarah dan memiliki acuan

dalam hal penilaian kerusakan elemen arsitektural bangunan gedung.

Penulis

Pratiwi Nur Rahmaddi, S.T.

LATAR BELAKANG PEMBUATAN

home/publisher?issuu_

product=header&issuu_

subproduct=visual-story-

editor&issuu_context=link&issuu_

c t a = p u b l i s h

(5)

DASAR HUKUM

TENTANG BANGUNAN GEDUNG

PERATURAN PEMERINTAH (PP) NOMOR 16 TAHUN 2021

TENTANG PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

PERATURAN MENTERI PU NOMOR 22 TAHUN 2018

TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMERIKSAAN BERKALA BANGUNAN GEDUNG

PERATURAN MENTERI PU NO 16 TAHUN 2010

TENTANG PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG

PERATURAN MENTERI PU

NO 24 TAHUN 2008

(6)

adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan latau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.

adalah kegiatan perawatan, pemugaran, serta Pemeliharaan Bangunan Gedung dan lingkungannya untuk mengembalikan keandalan bangunan tersebut sesuai dengan aslinya atau sesuai dengan keadaan menurut periode yang dikehendaki.

PELESTARIAN

BANGUNAN

GEDUNG

(7)

PEMANFAATAN adalah kegiatan memanfaatkan Bangunan Gedung sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan, termasuk kegiaian pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara berkala.

Dilakukan melalui kegiatan Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung, serta pemeriksaan berkala bangunan agar Bangunan Gedung tetap laik fungsi sebagai Bangunan

Gedung PEMANFAATAN BANGUNAN GEDUNG

.

1 Dokumen rencana Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung serta pemeriksaan berkala beserta laporannya secara periodik;

.

2 Panduan praktis Penggunaan bagi Pemilik dan Pengguna; dan

.

3 Dokumentasi seluruh tahap pemanfaatan.

KELUARAN PADA TAHAP PEMANFAATAN BANGUNAN

• Arsitektural

Struktural

Mekanikal

LINGKUP PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN

• Elektrikal

Tata Ruang Luar

Tata Graha

KEGIATAN PEMANFAAATAN MELIPUTI .

1 Penjurusan Rencana Pemeliharaan Dan Perawatan Bangunan Gedung, Serta Pemeriksaan Berkala .

2 Pelaksanaan Sosialisasi, Promosi, Dan Edukasi Kepada Pengguna Dan/Atau Pengunjung Bangunan Gedung .

3 Pelaksanaan Kegiatan Pemeliharaan Dan Perawatan Bangunan Gedung, Serta Pemeriksaan Berkala .

4 Pengelolaan Rangkaian Kegiatan Pemanfaatan, Termasuk Pengawasan Dan Evaluasi

.

5 Penyusunan Laporan Kegiatan Pemeliharaan & Perawatan Bangunan Gedung Serta Pemeriksaan Berkala.

(8)

PEMELIHARAAN adalah kegiatan menjaga keandalan bangunan gedung beserta prasarana dan sarananya agar bangunan gedung

selalu laik fungsi (preventive maintenance).

Dilakukan melalui kegiatan Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung, serta pemeriksaan berkala bangunan agar Bangunan Gedung tetap laik fungsi sebagai Bangunan

Gedung

PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG

.

1 Pembersihan .

2 Perapihan .

3 Pemeriksaan .

4 Pengujian .

5 Perbaikan dan/atau penggantian bahan atau perlengkapan Bangunan Gedung,

KEGIATAN PEMELIHARAAN MELIPUTI

• Arsitektural

Struktural

Mekanikal

LINGKUP PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN

• Elektrikal

Tata Ruang Luar

Tata Graha

(9)

PERAWATAN adalah kegiatan memperbaiki dan/atau mengganti bagian bangunan gedung, komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarana agar bangunan gedung tetap laik

fungsi (currative maintenance).

dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat kerusakan Bangunan Gedung dan bagian yang akan diubah atau diperbaiki

PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG

.

1 Bagian Bangunan .

2 Komponen Bangunan .

3 Bahan Bangunan .

4 Prasarana dan Sarana

PEKERJAAN PERAWATAN MELIPUTI PERBAIKAN/

PENGGANTIAN

Berdasarkan dokumen rencana teknis perawatan Bangunan Gedung, dengan mempertimbangkan dokumen pelaksanaan konstruksi

.

1 Rehabilitasi .

2 Renovasi .

3 Restorasi

PEKERJAAN PERAWATAN MELIPUTI

(10)

TUJUAN

PEMELIHARAAN

BANGUNAN GEDUNG

TUJUAN

PERAWATAN

BANGUNAN GEDUNG

.

1 Mempertahankan kondisi bangunan agar tetap sesuai dengan standar rencana awal.

.

2 Menjamin keselamatan orang yang beraktivitas di dalam gedung.

.

3 Menekan biaya pemeliharaan .

4 Memberikan nilai jual bangunan yang lebih tinggi pada akhir masa pakai.

.

5 Menghindari kerusakan komponen atau elemen bangunan akibat keusangan.

.

6 Menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu, misalnya unit cadangan, unit pemadam kebakaran dan penyelamatan, dan sebagainya.

.

1 Tetap mampu melayani dan mampu memenuhi kebutuhan fungsi organisasi pemakai/pengelola gedung sesuai rencana pelayanan semula.

.

2 Menjaga kualitas pada tingkat tertentu untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh bangunan itu sendiri dengan kegiatan pelayanan yang tidak terganggu

.

3 Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar batas rencana,dan sekaligus menjaga modal yang diinvestasikan ke dalam perusahaan selama waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan.

.

4 Untuk mencapai tingkat biaya perawatan seoptimal mungkin, dengan melaksanakan kegiatan perawatan secara efektif dan efisien. Dan mencegah kerusakan berlanjut

(11)

PEMERIKSAAN BERKALA

adalah kegiatan pemeriksaan keandalan seluruh atau sebagian Bangunan Gedung, komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarananya dalam tenggang waktu tertentu guna menyatakan kelaikan fungsi Bangunan

Gedung.

dilaksanakan secara teratur dan berkesinambungan dengan rentang waktu tertentu, untuk menjamin semua komponen Bangunan Gedung dalam kondisi laik fungsi.

PEMERIKSAAN BERKALA

.

1 Tata cara pemeriksaan berkala Bangunan Gedung;

.

2 Daftar simak dan evaluasi hasil pemeriksaan berkala; dan .

3 Jenis kerusakan komponen Bangunan Gedung.

LINGKUP PEMERIKSAAN BERKALA

.

1 Komponen arsitektural Bangunan Gedung;

.

2 Komponen struktural Bangunan Gedung;

.

3 Komponen mekanikal Bangunan Gedung;

.

4 Komponen elektrikal Bangunan Gedung;

.

5 Komponen perpipaan (plumbing) Bangunan Gedung;

.

6 Komponen tata ruang luar Bangunan Gedung KOMPONEN YANG DIPERIKSA

(12)

PROSEDUR

PEMERIKSAAN

KERUSAKAN

(13)

MENENTUKAN PROGRAM PEMELIHARAAN & PERBAIKAN

3-5 TAHUN 1 TAHUN 6 BULAN 3 BULAN BULANAN MINGGUAN HARIAN

PROSEDUR TEKNIS PEMERIKSAAN

PROSEDUR TEKNIS MANAJEMEN PEMELIHARAAN

PROSEDUR TEKNIS PERBAIKAN

TERDAPAT KERUSAKAN

MULAI

SELESAI TIDAK

KERUSAKAN ADA

MEKANISME

PEMELIHARAAN

& PERBAIKAN

(14)

Pelaksanaan pemeriksaan berkala dilakukan secara teratur dan berkesinambungan dengan rentang waktu tertentu, untuk menjamin semua komponen bangunan gedung dalam kondisi laik fungsi.

Pemeriksaan berkala Bangunan gedung, sesuai fungsinya, dilakukan untuk kurun waktu tertentu, dan dokumen hasil pemeriksaan berkala disusun menurut format baku sebagai kelengkapan dokumen perpanjangan Sertifikat Laik Fungsi (SLF).

Jadwal Pemeriksaan Berkala pada Bangunan Gedung dilakukan pada setiap komponen dan elemen bangunan gedung yang jadwalnya dapat dilakukan setiap hati, setiap minggu, setiap bulan, sertiap tiga bulan, setiap enam bulan, setiap tahun dan dimungkinkan pula diperiksa untuk jadwal waktu yang lebih panjang Pemeriksaan berkala dilakukan bukan saja sekedar kegiatan rutin yang terkait dengan pergantian suku cadang yang mencapai usia efektif tetapi juga dikarenakan terjadinya kerusakan yang memerlukan perawatan dan perbaikan pada komponen dan elemen bangunan gedung.

JADWAL

PEMERIKSAAN BERKALA

Peralatan Survey adalah salah satu komponen penunjang lancarnya kegiatan survey. Perlengkapan survey digunakan untuk membantu mempermudah proses surver.

Perlengkapan yang perlu disiapkan untuk Survey Lapangan adalah

PERLENGKAPAN ALAT SURVEY

.

1 Dokumen Pendukung .

2 Papan Jalan .

3 Alat Tulis .

4 Form Penilaian/ Checklist .

5 Meteran .

6 Camera / Handphone untuk Dokumentasi

(15)

NO EELEMEN BANGUNAN

RENTANG PEMERIKSAAN

HARI MINGGU 1 BULAN 3 BULAN 6 BULAN TAHUN 3-5 KET THN

1. UMUM

V V

2. ARSITEKTUR

V

3. STRUKTURAL

V V

PEMERIKSAAN

TAMBAHAN SETIAP SETELAH

BENCANA ALAM

4. MEKANIKAL

V V

5. ELEKTRIKAL

V V

6. TATA RUANG LUAR

V V

Umum:

Fungsi Ruang

Fungsi Bangunan

TABEL JADWAL

PEMERIKSAAN BERKALA

Kebersihan

Keandalan Bangunan SUMBER : PERMEN PU NO 16 TAHUN 2010

(16)

SURVEY PRA PASCA SURVEY SURVEY

LAPANGAN PENGELOMPOKAN

KEGIATAN SURVEY

(17)

Pada tahap ini dilakukan perencanaan dan persiapan sebelum survey. Pada tahap ini harus dilakukan secara teliti karena kesalahan dalam persiapan akan sangat berpengaruh terhadap kelancaran saat survey dilakukan. Hal ini diharapkan agar saat pengambilan data di lapangan optimal

1. PRA SURVEY

Brief

1

Pengenalan Proyek

Penentuan

2

Metode Pengambilan

Data

Perencanaan

3

Estimasi Waktu

Pemeriksaan

4

Kelengkapan Dokumen

Persiapan

5

Alat dan Materi Survey

(18)

Pada tahap ini adalah proses pengambilan data pada object yang akan didata. Surveyor yang bekerja di lapangan akan mengikuti prosedur untuk melakukan pengambilan data berdasarkan metode dan titik yang telah di tentukan.

Survey lapangan bertujuan untuk memperoleh data primer yang merupakan data utama dalam suatu informasi yang akan di

Pemeriksaan

6

Visual Elemen

Pemeriksaan Pola

7

Kerusakan dan Kondisi Elemen

2. SURVEY LAPANGAN

Penghitungan

8

Luasan Kerusakan

Pengkategorian

9

Tingkat Kerusakan

Pencataatan

10

Dokumentasidan

(19)

Tahapan terakhir ini merupakan pengolahan data hasil survey dan evaluasi.

Jika semua sesuai dengan perencanaan bahkan hasil survey lapangan juga menunjukkan hasil yang baik, proses ini akan terlewati dengan mudah. Proses pada tahap pasca survey relatif lebih lama karena terdapat tahap evaluasi dimana hasil survey diambil garis besarnya, disimpulkan dan diambil analisa dalam menindak lanjuti hasil survey tersebut.

3. PASCA SURVEY

Pelaporan dan

11

Evaluasi Hasil Pemeriksaan

(20)

BRIEF

PENGENALAN PROYEK PENENTUAN METODE

PENGAMBILAN DATA PERENCANAAN

ESTIMASI WAKTU

PEMERIKSAAN KELENGKAPAN DOKUMEN PERSIAPAN ALAT DAN MATERI

SURVEY PEMERIKSAAN VISUAL ELEMEN

ARSITEKTURAL PEMERIKSAAN TERHADAP POLA

KERUSAKAN DAN KONDISI ELEMEN ARSITEKTURAL

PENGHITUNGAN LUASAN

KERUSAKAN PENGKATEGORIAN TINGKAT

KERUSAKAN PENCATATAN DAN DOKUMENTASI

KONDISI AKTUAL KOMPONEN PELAPORAN DAN EVALUASI HASIL PEMERIKSAAN

22

11 33

4 4 55

66 77

8

8 99 10 10 11 11

TAHAPAN

SURVEY

(21)

KATEGORI KERUSAKAN ELEMEN BANGUNAN

ARSITEKTURAL

(22)

Kerusakan Bangunan Gedung merupakan kondisi tidak berfungsinya bangunan atau komponen bangunan yang disebabkan oleh:

a. penyusutan atau berakhirnya umur bangunan;

b. kelalaian manusia; atau c. bencana alam.

KATEGORI TINGKAT KERUSAKAN

Tingkat kerusakan Bangunan Gedung meliputi kerusakan:

KERUSAKAN

RINGAN KERUSAKAN

SEDANG KERUSAKAN BERAT

Merupakan kerusakan terutama pada komponen nonstruktural, seperti penutup atap, langit-langit, penutup lantai, dan dinding pengisi. Yang dapat diperbaiki dengan kegiatan sederhana

Merupakan kerusakan pada sebagian komponen non-struktural, dan/atau komponen struktural, seperti struk- tur atap dan lantai. Tidak boleh miring lebih dari 1%, kerusakan struktur tidak boleh lebih dari 30% khusunya pada sambungan kolom dan balok dan tidak melampaui ambang batas deformasi yang diijinkan. Pada kerusakan ini ter- dapat kegiatan penggantian elemen atau perbaikan elemen tanpa adanya pembongkaran

Merupakan kerusakan pada seba- gian besar komponen bangunan, baik struktural maupun non- struk- tural yang apabila setelah diperbaiki masih dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya. Kerusakan struktur lebih dari 30%, dan harus terdapat kegiatan penggantian dan pembongkaran pada elemen tersebut

(23)

CAT BURAM / PUDAR

AKIBAT THINNER KURANG BAIK, SIRKULASI UDARA KURANG BAIK/

LEMBAB ATAU CAT TIDAK TAHAN DENGAN PERUMAHAN CUACA

PERUBAHAN WARNA

AKIBAT LINGKUNGAN LEMBAB, TERUS MENERUS TERPAPAR SINAR MATAHARI/ CAT TIDAK

TAHAN PERUBAHAN CUACA

CAT MENGGELEMBUNG

GELEMBUNG UDARA YANG TERPERANGKAP DIBAWAH LAPISAN CAT AKIBAT LEMBAB/ PERMUKAAN BERMINYAK/ PERMUKAAN YANG

BELUM KERING

CAT MENGELUPAS DAN PECAH

AKIBAT PENGECETAN PADA PERMUKAAN YANG KOTOR ATAU YANG MENGALAMI PENGAPURAN

RETAK RAMBUT DENGAN LEBAR < 0,3 MM

RETAK YANG DIAKIBATKAN OLEH MUAI SUSUT LAPISAN PLESTERAN DAN/ATAU

ACIAN.

CAT BERKERUT

PENGAPLIKASIAN CAT TERLALU TEBAL DAN MENYUSUT SEIRING BERJALANNYA WAKTU DAN

MEMBENTUK KERUTAN

KERUSAKAN RINGAN

DINDING

(24)

RETAK BESAR PADA PLESTERAN

> 0,3 MM

DISEBABKAN OLEH MUAI SUSUT LAPISAN PLESTERAN DAN/ATAU ACIAN, ATAU DISEBABKAN OLEH GETARAN ATAU TERKENA BENTURAN BENDA

CAT DAN ACIAN MENGELUPAS HINGGA KE PLESTERAN

AKIBAT KEREKATAN ANTARA ACIAN DAN PLESTEREAN KURANG ERAT ATAU DISEBABKAN

OLEH KOMPOSISI ADUKAN TIDAK TEPAT

RETAKAN DALAM HINGGA PASANGAN BATA TERLIHAT

DISEBABKAN OLEH MUAI SUSUT LAPISAN PLESTERAN / ACIAN ATAU AKIBAT GETARAN ATAU

TERKENA BENTURAN KERAS

DINDING BERLUMUT ATAU BERJAMUR

AKIBAT PERMUKAAN DINDING SELALU MENGANDUNG AIR DAN LEMBAB, SIRKULASI UDARA BURUK DAN TIDAK TERKENA SINAR MATAHARI

L A N G S U N G

DINDING

KERUSAKAN

SEDANG

(25)

PASANGAN BATA TERBELAH DAN GOYANG

AKIBAT KEGAGALAN STRUKTUR, KUALITAS PEREKAT/

PLESTER KURANG BAIK, PEMBEBANAN TERLALU BERAT, ATAUPUN AKIBAT GETARAN GEMPA

TERDAPAT PASANGAN BATA YANG LEPAS DARI PASANGAN DINDING

DISEBABKAN KEGAGALAN STRUKTUR, KUALITAS PEREKAT/PLESTER KURANG BAIK, PEMBEBANAN TERLALU BERAT, ATAUPUN AKIBAT GETARAN GEMPA

RETAKAN BESAR PADA PASANGAN BATA

AKIBAT GETARAN DARI GEMPA, BENTURAN BENDA KERAS, KEGAGALAN STRUKTUR ATAU KUALITAS

PEREKAT/PLESTER KURANG BAIK

PLESTERAN DINDING RONTOK HINGGA PASANGAN BATA TERLIHAT

AKIBAT KUALITAS SEMEN ATAU PASIR YANG KURANG BAIK ATAUPUN KOMPOSISI ADUKAN KURANG TEPAT

KERUSAKAN BERAT

DINDING

(26)

PERUBAHAN WARNA PADA LAPISAN CAT

AKIBAT CAT TIDAK TAHAN TERHADAP PERUBAHAN CUACA

AKSESORIS PINTU/

JENDELA LONGGAR

AKIBAT SKRUP PENGENCANG KENDUR/HILANG, ATAUPUN PENGERJAAN PEMASANGAN

KURANG TEPAT

RETAK KECIL PADA RANGKA

AKIBAT PENYUSUTAN RANGKA KUSEN ATAUPUN BENTURAN/ GETARAN

SULIT DIGERAKAN/

MENUTUP TIDAK RAPAT

ENGSEL BERMASALAH, PEMASANGAN KURANG TEPAT ATAU

PEMASANGAN PANEL TIDAK LURUS

LAPISAN CAT/LAMINATE MENGELUPAS

PENGERJAAN PEMASANGAN/

PENGECATAN KURANG RAPI ATAU TERKELUPAS KARENA FAKTOR

K E L E M B A B A N

KERUSAKAN AKSESORIS PINTU/JENDELA

AKIBAT FAKTOR PENGGUNAAN, UMUR AKSESORIS YANG SUDAH TUA

ATAU MANUFACTURING ERROR

KUSEN

JENDELA

& PINTU

KERUSAKAN

RINGAN

(27)

RETAK LEBAR PADA FRAME / PANEL

AKIBAT CACAT PRODUKSI, TERKENA BENTURAN ATAU PENYUSUNAN PANEL PINTU /

J E N D E L A

SEALANT LEPAS

AKIBAT DAYA REKAT SEALANT YANG BERKURANG / HILANG DAN

ATAU TERKELUPAS,

RETAKAN DISEKITAR FRAME

DISEBABKAN OLEH PENYUSUTAN RANGKA KUSEN AKIBAT

PERUBAHAN SUHU

GAP/CELAH PADA SAMBUNGAN

DISEBABKAN OLEH GETARAN AKIBAT GEMPA ATAU PENYUSUTAN MATERIAL RANGKA

K U S E N

GAP ANTARA FRAME DENGAN DINDING

DISEBABKAN OLEH PENYUSUTAN RANGKA KUSEN ATAU UKURAN RANGA

KUSEN KURANG TEPAT

KERUSAKAN SEDANG

KUSEN

JENDELA

& PINTU

(28)

KEROPOS PADA FRAME/PANEL

AKIBAT PENGARUH CUACA DAN KELEMBABAN ATAU CACAT PRODUKSI ATAUPUN ABENTURAN

KERAS

FRAME/PANEL KEROPOS AKIBAT

RAYAP

KERUSAKAN AKIBAT RAYAP YANGA MENGGEROGOTI KUSEN

BAGIAN RANGKA PATAH/PECAH

DISEBABKAN OLEH BENTURAN/

STRUKTUR FRAME YANG RAPUH

KACA

RETAK PARAH/ PECAH

RETAK DIAKIBATKAN OLEH GETARAN ATAU TERKENA

T U M B U K A N

FRAME/PANEL MEMBUSUK

AKIBAT PEMBUSUKAN MATERIAL KARENA TERKENA AIR/

KELEMBABAN TERUS MENERUS

KUSEN

JENDELA

& PINTU

KERUSAKAN

BERAT

(29)

PLAFOND BERDEBU/

BURAM

AKIBAT AKUMULASI DEBU DAN CAT YANG MEMUDAR

PLAFOND BERNODA/

KOTOR

DISEBABKAN OLEH REMBESAN AIR ATAU TERKENA CAIRAN LAIN DAN DIBIARKAN MENGERING

LAMA

CAT PELAPIS MENGGELEMBUNG

AKIBAT KELEMBABAN/DEBU YANG TERPERANGKAP PADA PERMUKAAN SEBELUM DICAT ATAU AKIBAT PERUBAHAN SUHU

CAT PELAPIS MENGGELUPAS

AKIBAT KUALITAS CAT YANG KURANG BAIK ATAU TERKENA

PERUBAHAN SUHU/CUACA .

RETAK RAMBUT PADA PERMUKAAN

RETAKAN AKIBAT GETARAN ATAU TUMBUKAN

KERUSAKAN RINGAN

PLAFOND

(30)

PLAFOND BERGELOMBANG

DISEBABKAN OLEH MASALAH PADA SAMBUNGAN RANGKA

PL A FO N D

RETAK LEBAR PADA PERMUKAAN

DISEBABKAN OLEH GETARAN, TUMBUKAN ATAU KESALAHAN

STRUKTUR

SAMBUNGAN LIST TERLEPAS

DISEBABKAN OLEH GETARAN ATAU TUMBUKAN ATAUPUN

STRESS PADA SAMBUNGAN

PERMUKAAN BERJAMUR

AKIBAT KELEMBABN ATAU TERKENA TETESAN AIR TERUS MENERUS DAN TIDAK TERKENA

SINAR MATAHARI

RUSAK AKIBAT KEBOCORAN RINGAN

DISEBABKAN OLEH KEBOCORAN/

LIMPASAN AIR, NAMUN BELUM TERLALU PARAH

LUBANG KECIL PADA PLAFOND

AKIBAT TERKENA TUMBUKAN ATAUPUN AKIBAT GETARAN

PLAFOND

KERUSAKAN

SEDANG

(31)

TERBELAH SEBAGIAN DAN MENYEBABKAN LUBANG

KERUSAKAN PADA STRUKTUR RANGKA PLAFOND ATAUPUN PENGERJAAN YANG

TIDAK TEPAT

PLAFOND PECAH, AMBLAS DAN HANCUR

KERUSAKAN PADA STRUKTUR RANGKA PLAFOND ATAU PENGERJAAN YANG TIDAK TEPAT ATAUPUN MASALAH PEMBEBANAN

PLAFOND LAPUK KARENA KEBOCORAN BERAT

DISEBABKAN OLEH KEBOCORAN PARAH DAN TERKENA AIR SECARA TERUS-MENERUS

KERUSAKAN BERAT

PLAFOND

(32)

NODA KARAT PADA LANTAI

NODA AKIBAT KEBOCORAN PADA UTILITAS ATAU TERKENA BENDA BERKARAT DALAM WAKTU YANG LAMA

LANTAI BERNODA

AKIBAT PARTIKEL DEBU YANG MASUK KEDALAM PORI-PORI KERAMIK KARENA LAPISAN TERLUAR KERAMIK TERKISKIS

RETAK RAMBUT

<0,3 MM

AKIBAT CACAT PRODUKSI, PEMUAIAN KERAMIK AKIBAT PERUBAHAN SUHU ATAUPUN

G E TA R A N / T U M B U K A N

PERUBAHAN WARNA PADA LANTAI/KUSAM

AKIBAT TERPAPAR SINAR UV, ZAT ASING MEREASAP KE PORI KERAMIK KARENA GROUTING YANG KURANG BAIK ATAU PENGGUNAAN PEMBERSIH BERBAHAN

KERAS

PERBEDAAN WARNA PADA KERAMIK

KERAMIK MENYERAP KELEMBABAN SEKITAR ATAUPUN

MANUFACTURING DEFECT

GROUT RUSAK

PENGERJAAN YANG KURANG BAIK ATAU MATERIAL GROUT

BERKUALITAS RENDAH

LANTAI

KERUSAKAN

RINGAN

(33)

RETAKAN BESAR > 0,3MM

AKIBAT TERTIMPA BENDA BERAT, TERKENA TUMBUKAN KERAS ATAU KUALITAS KERAMIK KURANG BAIK

KERAMIK PECAH & TERBELAH

AKIBAT TERKENA BENTURAN ATAU TERTIMPA BENDA BERAT. TERBELAH

NAMUN TIDAK HANCUR

COAKAN PADA KERAMIK

DISEBABKAN OLEH BENTURAN KERAS/

TERTIMPA BENDA BERAT, KERAMIK TERBELAH DAN TERLEPAS DARI

D U D U K A N N Y A

KERAMIK TERANGKAT TAPI TETAP UTUH

AKIBAT PERMUKAAN DASAR TIDAK RATA, KERAMIK MENYERAP KELEMBABAN SEKITAR ATAU MUTU ADHESIVE KURANG BAIK, KERAMIK TERANGKAT NAMUN TIDAK HANCUR

KERAMIK

TERLEPAS DARI DUDUKAN

AKIBAT DAYA REKAT TILE ADHESIVE BERKURANG ATAU REMBESAN AIR YANG MASUK KE AREA TILE ADHESIVE DAN MENGURANGI DAYA REKATNYA

KERUSAKAN SEDANG

LANTAI

(34)

KERAMIK REMUK/ BANYAK RETAKAN

AKIBAT INSTALASI KURANG BAIK, PERUBAHAN TEMPERATUR ATAUPUN TERKENA GETARAN BESAR ATAU TERTIMPA

BENDA BERAT

KERAMIK HANCUR DAN TERLEPAS DARI DUDUKAN

AKIBAT AIR YANG MENYERAP KE BAGIAN TILE ADHESIVE DAN MENGURANGI DAYA REKAT KERAMIK, DAN KERAMIK TERTIMPA

ATAU TERKENA BENTURAN KERAS

KERAMIK

TERANGKAT DAN HANCUR

PERMUKAAN DASAR TIDAK RATA, KERAMIK MENYERAP KELEMBABAN SEKITAR / MUTU ADHESIVE KURANG BAIK, LALU KERAMIK TERKENA BEBAN DAN MENJADI HANCUR

LANTAI AMBLAS

AKIBAT TANAH DASAR LEMBEK, RETAK KARENA PEMADATAN KURANG SEMPURNA,ATAUPUN KARENA STRUKTUR PENOPANG RUSAK / KEGAGALAN STRUKTUR

LANTAI

KERUSAKAN

BERAT

(35)

REKOMENDASI

PENINDAKAN

KONDISI

(36)

PEMELIHARAAN PENCEGAHAN (PREVENTIVE MAINTENANCE)

merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mempertahankan keutuhan fisik semula dan mencegah atau meniadakan perawatan korektif. Kegiatan yang dilakukan secara teratur dengan melakukan inspeksi bangunan gedung berikut perlengkapan/peralatannya secara rutin, agar dapat menemukan permasalahan arsitektural, struktural, mekanikal, elektrikal dan tata ruang luar, sebelum terjadi kerusakan yang membutuhkan perbaikan kecil, sedang atau besar.

Corrective maintenance merupakan kegiatan yang melibatkan kegiatan-kegiatan nyata yang ditujukan untuk mempertahankan fungsi dari peralatan/perlengkapan bangunan gedung, fungsi utilitas, dan fungsi-fungsi lainnya sebagaimana ditentukan pada dokumen kontrak untuk dan oleh penyedia jasa/pengguna jasa. Perbaikan dilakukan berdasarkan kondisi kerusakan komponen bangunan gedung.

PERAWATAN KOREKTIF (CORRECTIVE MAINTENACE)

PEMELIHARAAN/PERAWATAN RUTIN (ROUTINE MAINTENANCE)

merupakan kegiatan yang paling banyak dilakukan, yang merupakan bagian terbesar dari pekerjaan tata graha (housekeeping). Kegiatan yang difokuskan pada pekerjaan pembersihan dan perapihan, serta perawatan rutin, seperti penggantian suku cadang yang sudah waktunya diganti

merupakan kegiatan yang ditujukan pada usaha meningkatkan penampilan bangunan gedung (perawatan kosmetik) dengan melakukan penggantian pada beberapa bagian bangunan gedung dengan bahan-bahan yang baru.

Kegiatan ini dapat berupa redekorasi, rehabilitasi, renovasi, restorasi atau revitalisasi

PERAWATAN KOSMETIK (REFURBISMENT)

TIPE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN

BANGUNAN GEDUNG

(37)

PEKERJAAN INSPEKSI

merupakan pekerjaan pemeriksaan berkala untuk mengetahui kondisi peralatan/perlengkapan bangunan gedung. Data yang diperoleh dari hasil inspeksi digunakan untuk kegiatan perawatan terencana.

AKTIFITAS

PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG

PERAWATAN TERENCANA

merupakan perawatan yang dititik

beratkan pada perawatan pencegahan. Perawatan ini dapat berlangsung jika tersedia bahan-bahan dan suku cadang yang diperlukan

1) Melakukan pelumasan dan pembersihan rutin;

2) Melakukan service secara periodik;

3) Melakukan penggantian suku cadang secara periodik;

4) Melakukan pemeriksaan berkala.

PEKERJAAN REPARASI KECIL

merupakan pekerjaan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan, pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga kerja yang trampil atau ahli, pelaksanaan perlu didukung oleh tersedianya bahan-bahan dan suku cadang, pelaksanaan harus sesuai dengan jadwal yang direncanakan tanpa mengabaikan faktor keselamatan dan kesehatan kerja.

PEKERJAAN REPARASI BESAR

merupakan pekerjaan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan berat, pelaksanaan pekerjaan ini harus mempertimbangkan azas manfaat, baik dari sisi biaya maupun waktu, pelaksanaan harus direncanakan secara seksama, karena membutuhkan waktu yang relatif lama, pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga ahli yang profesional.

PEKERJAAN KONSTRUKSI KECIL

merupakan pekerjaan yang meliputi pemasangan instalasi atau peralatan baru, pekerjaan harus dilakukan tanpa mengganggu aktifitas yang sedang berlangsung, pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga ahli yang profesional

PEKERJAAN PEMILIHAN PERALATAN

merupakan pekerjaan yang meliputi pemilihan peralatan/

perlengkapan yang karena usianya harus diganti dengan yang baru, pemilihan harus dipertimbangkan atas azas manfaat, karena merupakan bagian dari investasi baru, pelaksanaannya harus melibatkan tenaga-tenaga ahli yang profesional

(38)

RENOVASI

kegiatan yang dilakukan dalam rangka memperbaiki bangunan yang telah rusak berat dengan mengubah atau tanpa mengubah fungsi Bangunan Gedung, baik arsitektur, struktur, maupun utilitas bangunannya.Komponen Bangunan Gedung tetap dipertahankan seperti semula. Perbaikan ini dengan maksud meningkatkan kualittas dan kapasitas bangunan gedung

kegiatan dalam rangka memperbaiki bangunan yang telah rusak berat sebagian dengan maksud menggunakan untuk fungsi tertentu yang dapat tetap atau berubah dengan tetap mempertahankan arsitektur bangunannya sedangkan struktur dan utilitas bangunannya dapat berubah.

RESTORASI

kegiatan memperbaiki bangunan yang telah rusak sebagian dengan maksud menggunakan sesuai dengan fungsi tertentu yang tetap, baik arsitektur maupun struktur bangunan gedung tetap dipertahankan seperti semula, sedang utilitas dapat berubah. Perbaikan ini tanpa meningkatkan kualitas dan/atau kapasitas dengan maksud dapat diguanakan sesuai dengan kondisi semula

REHABILITASI

LINGKUP PEKERJAAN PERAWATAN

BANGUNAN GEDUNG

Perawatan meliputi perbaikan dan/atau penggantian bagian bangunan, komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarana berdasarkan dokumen secara teknis perawatan bangunan gedung, dengan mempertimbangkan dokumen pelaksanaan konstruksi.

Perbaikan dan/atau penggantian dengan tingkat kerusakan sedang dan berat dilakukan setelah dokumen rencana teknis perawatan bangunan gedung.

(39)

DAFTAR PUSTAKA

iSI dari buku ini dikumpulkan dan dirangkum dari beberapa sumber, dan juga di rangkum agar lebih mudah dimengerti oleh berbagai pihak.

Cook, G.K., Hinks, A.J., 1992. Appraising Building Defect. England: Longman Scientific &

ddfTechnical

Gunawan, Rudy. 1978. Pengantar Iimu Bangunan. Yogyakarta: Yayasan Kanisius

Assaury, Moch. Sayid.,2014. Perencanaan Standar Operasional Prosedur Pemeliharaan sdsDan Perbaikan Komponen Struktur Dan Arsitektur Geudng Apartement Newton The sdsHybrid Park., Bandung

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum. (2008). “Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan sdsBangunan Gedung”, Nomor 24.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum. (2010). “Pedoman Teknis Pemeriksaan Berkala sdsBangunan Gedung”, Nomor 16.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum. (2010). “Pembangunan Bangunan Gedung Negara”, sdsNomor 22.

Peraturan Pemerintah. (2021). “Bangunan Gedung“, Nomor 16.

Nama : Pratiwi Nur Rahmaddi, S.T.

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 16 April 1997

Jabatan : CPNS

: Ahli Pertama - Teknik Tata Bangunan dan Perumahan

Golongan : III/A

Unit Organisasi : Ditjen. Perumahan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Unit Kerja : Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa I ( BP2P Jawa I )

Tahun Pembuatan : 2021

DATA DIRI PENULIS

(40)

Gambar

TABEL JADWAL

Referensi

Dokumen terkait

Berbagai informasi yang ditampilkan bangunan bersejarah baik detail, ornamen, tekstur, material serta elemen-elemen struktur dan gaya arsitektur dapat dinikmati

Masyarakat non arsitektur serta masyarakat arsitektur menilai gaya arsitektur, bentuk bangunan, dan fasad menempati tiga peringkat teratas dalam kualitas estetika

Investigasi lapangan yang dilakukan terhadap bangunan Hotel Bumi Minang, menunjukkan sebagian besar dinding batu bata pada bangunan mengalami kerusakan dan sejumlah

Tahap pemanfaatan H2M terdiri dari tahap pemeliharaan, pemeriksaan berkala dan perawatan bangunan yang utamanya dilakukan oleh pemilik/pengguna hunian. Langkah-langkah

Dalam kaitan dengan proses perpanjangan Sertifikat Laik Fungsi (SLF) Bangunan Gedung, pemeriksaan berkala dilakukan pada tahap pemanfaatan bangunan gedung di mana

KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan ini, maka dapat disimpulkan bahwa kerusakan-kerusakan arsitektur, mekanikal, elektrikal, dan plumbing pada kriteria tingkat

Form ini tidak dapat digunakan untuk menentukan tingkat kerusakan sekolah, utamanya untuk sekolah yang terdiri dari lebih dari satu massa bangunan dan tingkat kerusakan massa bangunan

Dalam teori kontemporer Charles Jencks, ideologi arsitektur ini tergolong sebagai jenis Popular and Pluralist dimana elemen elemen arsitektur yang diterapkan pada bangunan tidak