PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERASI STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISI (STAD) BAGI SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 1 BANGKINANG Tahun Ajaran. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Meningkatkan aktivitas belajar klasikal (2) Meningkatkan aktivitas belajar kelompok. 3) Peningkatan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Bangkinang. Sedangkan hasil belajar siswa pada Siklus I Pertemuan 1 mencapai ketuntasan 70,37% kemudian meningkat pada Siklus II Pertemuan 2 mencapai ketuntasan 96,30%.
Perencanaan
Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMPN 1 Bangkinang tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 27 orang. Siswa kelas VIII B dipilih menjadi subjek penelitian karena peneliti mengajar mata pelajaran IPA di Kelas VIII B. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berbentuk observasi pengelolaan metode pembelajaran kooperatif model STAD dan observasi terhadap kegiatan mengenai guru dan siswa pada setiap siklusnya.
Tindakan
Observasi dan Penilaian a) Proses belajar siswa
Berdasarkan data di atas, diperoleh data berikut dari 27 siswa yang kami amati mengenai proses belajar siswa. Data kerja kelompok ditampilkan pada tabel observasi kerja kelompok, kemudian data tersebut dirangkum dalam tabel rekapitulasi observasi kerja kelompok. Persentase data tes hasil belajar pada pertemuan pertama ini diperoleh 19 siswa yang tuntas yaitu 70,37% dan 8 siswa yang tidak tuntas yaitu 29,63%.
Refleksi
Observasi dan penilaian a) Proses belajar siswa
Berdasarkan observasi pada pertemuan ke-2 diperoleh data bahwa ketika mengamati proses aktivitas belajar siswa pada pertemuan ke-2 terjadi peningkatan dari pertemuan pertama. Pada penilaian hasil belajar siswa terdapat 24 siswa yang tuntas dengan persentase 88,89% dan 3 siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM dengan persentase 8%. Perencanaan pertemuan ke-3 memperhatikan refleksi pertemuan ke-2 yaitu hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam proses belajar siswa.
Berdasarkan hasil observasi proses pembelajaran selama pertemuan ke-3. instrumen yang disiapkan, data rekapitulasi observasi hasil belajar diperoleh sebagai berikut. Rekapitulasi data observasi hasil kerja kelompok selama pertemuan ketiga dapat disajikan pada tabel berikut. Berdasarkan observasi pada pertemuan ketiga diperoleh data bahwa ketika mengamati proses aktivitas belajar siswa pada pertemuan ketiga terjadi peningkatan dibandingkan pertemuan sebelumnya.
Perencanaan pada sesi ke-4 memperhatikan refleksi dari sesi ke-3 yaitu hal-hal yang diperhatikan dalam proses belajar siswa. Rekapitulasi data observasi hasil kerja kelompok pada pertemuan ke-4 dapat dilihat pada tabel berikut. Observasi Hasil Belajar Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pertemuan ke 4 dilakukan tes hasil belajar.
Berdasarkan observasi pada pertemuan ke-4 di atas diperoleh data bahwa observasi proses belajar siswa mengenai aktivitas pembelajaran pada pertemuan ke-4 menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan pertemuan ke-3.
PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERPIDATO MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MODELING
THE WAYPADA SISWA KELAS X5 SMAN 1 BANGKINANG KECAMATAN BANGKINANG
KABUPATEN KAMPAR
Hal yang diamati adalah keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa pada keterampilan berbicara dengan memodelkan model gaya belajar mata pelajaran bahasa Indonesia. Setelah meninjau proses pembelajaran ditinjau dari keterampilan guru, aktivitas siswa, dan keterampilan berbicara yang telah diperoleh siswa selama belajar berbicara, peneliti dan rekan sejawat dapat melihat indikator yang telah direncanakan sebelumnya apakah tindakan pada siklus pertama efektif dengan melihat pada kekurangan dan perbuatannya. daftar masalah. Oleh karena itu, perlu adanya perencanaan khusus dalam pembelajaran berbicara dengan memodelkan model pengajaran pada II.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil keterampilan berbicara dari model pembelajaran siklus I secara umum menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan pembelajaran pidato pra siklus yang dilaksanakan. Dilihat dari hasil keterampilan berbicara yang diperoleh pada siklus I belum memenuhi tujuan yang diharapkan, sehingga perlu dilaksanakan siklus II. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada kegiatan pembelajaran pidato dengan memodelkan model pembelajaran pada siklus II, terdapat peningkatan secara keseluruhan dibandingkan dengan pembelajaran pidato yang dilaksanakan pada siklus I.
Untuk mengetahui keterampilan siswa dalam kegiatan pembelajaran berbicara, guru melakukan evaluasi terhadap siswa satu persatu dengan cara maju ke depan kelas. Jika ada anak yang belum bisa membaca dengan lancar, diminta untuk mulai membaca kembali. Tidak ada perbaikan pada kegiatan ini pada siklus II; hal ini masih sama dengan siklus I. Kriteria Hal ini yang dapat dilakukan guru ketika mengelola proses pembelajaran melalui pemodelan model pembelajaran khususnya pada saat memberikan pidato. Peran guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran sangat sulit karena harus memberikan contoh.
Hal ini dapat dibuktikan dengan penggunaan model model pembelajaran yang diterapkan pada kegiatan pembelajaran berbicara.
MENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 1 BANGKINANG TAHUN
PELAJARAN 2015/2016
Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa melalui pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative Students Teams Achievement Division (STAD). Pembelajaran yang berkualitas dapat dilihat dari dua aspek, yaitu proses pembelajaran dan hasil pembelajaran. Berikut ini adalah hasil penelitian Siklus 1 dan Siklus 2 pada setiap pertemuan yang dilaksanakan yaitu dengan melihat peningkatan hasil belajar siswa setiap kompetensi dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada waktu yang dijadwalkan. sesuai dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas 8 E SMP N 1 Bangkinang.
Dibandingkan dengan nilai setiap pertemuan, penggunaan model kolaborasi jenis STAD (Student Teams Achievement Division) dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan. Hasil belajar bahasa Indonesia setelah menyelesaikan satu kompetensi dasar (KD) yaitu II. siklus, mereka memperoleh hasil pada siklus ulangan kedua yang terbukti memuaskan. Dibandingkan dengan hasil belajar Siklus I, hasil belajar bahasa Indonesia siswa meningkat sebesar 3,6% setelah diperkenalkannya model kolaborasi STAD (Student Teams Achievement Division), seperti terlihat pada tabel berikut.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil belajar bahasa Indonesia siklus II diperoleh hasil bahwa daya serap siswa terhadap materi membaca berita cukup memuaskan. Hasil pengolahan data tersebut menyimpulkan bahwa penggunaan model kolaborasi STAD (Student Teams Achievement Division) dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia siswa. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) pada kelas bahasa Indonesia kelas 8 E SMP N 1 Bangkinang pada siklus II dapat meningkatkan hasil belajar.
Dengan diterapkannya tipe kolaborasi Student Teams Achievement Division (STAD), pembelajaran bahasa Indonesia lebih memotivasi, menarik dan membangun rasa kompetisi yang sehat antar kelompok sehingga dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam setiap langkah kegiatan sehingga meningkatkan kecermatan. pemahaman terhadap materi yang dipelajari sehingga hasil belajar siswa meningkat.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD PADA SISWA KELAS VIIIB SMP N 1 BANGKINANG TAHUN PELAJARAN
PENDAHULUAN
Proses pembelajaran yang berkualitas ditunjukkan dengan aktivitas kelas yang optimal sehingga proses pembelajaran berjalan lancar. Brings dalam Gafur (2001) menyatakan bahwa jika ingin mentransfer pengetahuan kepada siswa, guru harus terlebih dahulu menetapkan rencana yang sistematis dan terfokus agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Oleh karena itu, aktivitas siswa yang meliputi: kemauan belajar, interaksi antar siswa, interaksi siswa dengan guru, tanggung jawab, memahami tugas dan aktif menjawab pertanyaan, dalam pembelajaran menjadi bagian pengawasan terpenting bagi staf pengajar.
Tingginya aktivitas siswa dilatarbelakangi oleh guru sebagai pendidik agar proses pembelajaran menjadi lebih semangat. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS di Kelas VIII B SMP Negeri I Bangkinang, penulis memerlukan.
METODE
Setelah siswa belajar secara berkelompok, selanjutnya siswa akan diberikan tes individual yang juga merupakan salah satu langkah dalam model pembelajaran kontekstual. Hasil tes individu ini akan memberikan skor peningkatan individu dan juga menentukan kelompok terbaik. Untuk data motivasi belajar siswa dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi yang diberikan pada akhir materi utama, sedangkan untuk hasil belajar siswa.
Data hasil observasi dan hasil belajar penelitian dari siklus I sampai siklus II yaitu observasi proses pembelajaran, observasi kerja kelompok dan hasil belajar dapat dijelaskan dalam tabel ringkasan observasi proses pembelajaran, kerja kelompok dan hasil belajar. dari siklus 1 hingga siklus 2 dapat disajikan sebagai berikut. Pada pertemuan kedua aspek percaya diri masih kurang, siswa kurang percaya pada kemampuan sendiri, banyak siswa yang masih percaya pada teman yang jawabannya belum tentu benar. Pada hasil kerja kelompok pertemuan ke 3, kekurangannya terletak pada aspek ketepatan waktu anggota kelompok.
Pada pertemuan ke 4 terlihat proses pembelajaran mengalami peningkatan, hal ini terlihat dari tabel observasi hasil belajar dari seluruh aspek observasi terjadi peningkatan. Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk tidak melanjutkan penelitian ini karena semua hasil yang diperoleh telah mencapai tujuan yang ditentukan. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media dapat menciptakan suasana belajar yang antusias sehingga memungkinkan siswa mempunyai sikap positif dan kritis terhadap pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
KESIMPULAN
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini bertujuan untuk mengetahui apakah telah terjadi peningkatan hasil belajar IPA tema pengalaman dengan pokok bahasan pemahaman ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang mempengaruhi perubahan makhluk hidup di Kelas III. SD Negeri 045 Bangkinang. Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilakukan dalam dua siklus dapat disimpulkan bahwa metode resitasi yang diterapkan dalam kerja kelompok dapat membantu siswa meningkatkan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran IPA di kelas III. Selain itu penggunaan metode resitasi juga dapat memperluas pengetahuan siswa, dengan mengerjakan tugas siswa akan memperkaya pengetahuan dan kemampuan berpikir siswa.
Dalam percakapan sehari-hari metode resitasi dikenal dengan sebutan pekerjaan rumah, namun sebenarnya metode ini lebih luas dari sekedar pekerjaan rumah, karena metode ini terdiri dari tiga tahap, antara lain: tahap pertama guru memberikan tugas, tahap kedua siswa mengerjakan tugas belajar. , dan . Sagala mengartikan metode ceramah sebagai suatu cara penyajian materi pembelajaran dimana guru memberikan tugas-tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Pendapat serupa juga diungkapkan oleh (Ismail, 2008:21) bahwa metode resitasi adalah suatu cara dalam proses pembelajaran ketika guru memberikan tugas tertentu dan siswa mengerjakannya, kemudian pemberian tugas.
Pembelajaran di II. siklus berlangsung sedemikian rupa sehingga ditambahkan kerja kelompok (pembelajaran kolaboratif) pada penerapan metode resitasi. Pada siklus awal materi memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang mempengaruhi perubahan pada makhluk hidup. Atas dasar evaluasi tersebut dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan metode resitasi (lembar kerja setiap siswa).
Dalam II. siklusnya, proses pembelajaran IPA dengan metode resitasi dan kerja kelompok dianggap selesai, karena siswa dapat menyelesaikan tugasnya dengan bekerja sama dalam kelompoknya, siswa dapat bertukar pengetahuan, pendapat dan gagasan, sehingga siswa dapat mengerjakan tugasnya dengan baik. dan efisien.
Nilai Ulangan Harian (Data Awal)
Nilai Perbaikan Siklus I
Nilai Perbaikan Siklus II