• Tidak ada hasil yang ditemukan

T E S I S YURIDIKA GALIH PRATAMA PUTRA, SH NPM

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "T E S I S YURIDIKA GALIH PRATAMA PUTRA, SH NPM"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

Kajian ini membahas pendaftaran akta PPAT di Kantor Pertanahan (BPN) yang melebihi 7 (tujuh) hari kerja setelah penandatanganan di kantor PPAT yang didaftarkan di Kantor Pertanahan (BPN) Kabupaten Ponorogo oleh PPAT. Kemudian keberadaan PPAT ditegaskan dalam pasal 1 angka 24 PP 24/1997 tentang Pendaftaran Tanah bahwa: “Pejabat yang membuat akta tanah, demikian PPAT disebut, adalah pegawai negeri yang diberi wewenang.

Rumusan Masalah

Berdasarkan contoh di atas, peneliti ingin melihat lebih dalam masalah akibat hukum bagi PPAT yang tidak mendaftarkan akta PPAT lebih dari 7 (tujuh) hari kerja di Kantor Pertanahan. Studi kasus PPAT dan Kantor Pertanahan Kabupaten Ponorogo). Apa tindakan hukum Kantor Pertanahan Kabupaten Ponorogo bagi PPAT yang terlambat mendaftarkan akta ke Kantor Pertanahan Kabupaten Ponorogo lebih dari 7 hari kerja setelah penandatanganan.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis

Manfaat Praktis a. Bagi PPAT

Kerangka Teori dan Defenisi Operasional 1. Kerangka Teori

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana pengembangan khasanah keilmuan dan pengetahuan (stock of knowledge) bagi disiplin ilmu kenotariatan dalam pembangunan hukum agraria khususnya mengenai PPAT dalam pendaftaran tanah.

Teori Perlindungan Hukum

Oleh karena itu, perlindungan hukum dapat diartikan sebagai jaminan perlindungan terhadap hak-hak yang diberikan oleh hukum kepada mereka yang mempunyai hak hukum. Menurut Hadjon, perlindungan hukum terbagi menjadi 2 (dua), yaitu: 11 a) Perlindungan hukum preventif, merupakan bentuk perlindungan hukum yang bersifat preventif terhadap timbulnya suatu masalah dan sengketa.

Teori Kewenangan

Sedangkan perlindungan hukum menurut Hadjon adalah perlindungan harkat dan martabat serta pengakuan hak asasi manusia yang dimiliki oleh setiap subjek hukum dalam suatu negara hukum atas dasar sistem hukum yang berlaku di negara tersebut untuk mencegah terjadinya tindakan sewenang-wenang, sehingga dapat dikatakan bahwa hukum bertindak sebagai pelindung kepentingan manusia. Perlindungan hukum ini umumnya tampak dari suatu peraturan yang dibuat dalam bentuk tertulis, dan bersifat mengikat serta mengandung sanksi jika ada pihak yang melanggar hukum.

Teori Efektifitas Hukum

Anthony Allot berpendapat tentang efektifitas hukum: “Hukum dapat efektif apabila dalam penerapannya dapat mencegah perbuatan-perbuatan yang tidak diharapkan. undang-undang dianggap gagal jika semua ketentuan hukum yang dibuat dan diundangkan tidak mencapai tujuannya dan tidak berhasil dalam penerapannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan penegakan hukum adalah karena standar hukum yang tidak jelas atau tidak jelas, pejabat hukum yang korup atau orang-orang yang tidak mengetahui atau membangkang hukum atau fasilitas yang tersedia untuk menegakkan hukum sangat minim. Hukum dalam masyarakat modern dibuat dan ditentukan oleh pejabat berwenang yang didukung oleh kantor polisi, pengadilan dan sebagainya. Friedman berpendapat bahwa ada 3 unsur yang perlu diperhatikan dalam konteks penegakan hukum, yaitu struktur, isi dan budaya hukum.

Keadilan akan menjadi angan-angan jika tidak didukung oleh aparat penegak hukum yang baik dalam menjalankan tugasnya. Makna substansi juga dapat diartikan sebagai hukum yang telah hidup yang tidak terbatas hanya pada aturan-aturan yang terdapat dalam kitab undang-undang.

Teori Kepastian Hukum

Berdasarkan pendapat para ulama di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang konsep hukum, suatu norma yang mengatur tingkah laku semua orang dalam kehidupan sehari-hari.Apeltoon berkeyakinan bahwa hukum memiliki tujuan untuk menciptakan kehidupan yang damai. Dikutip dari disertasi Nadia Valentina, Kepastian hukum atas sahnya akad nikah yang disahkan tetapi tidak dicantumkan dalam ekstrak akta nikah yang dikeluarkan oleh catatan sipil, (Disertasi, Fakultas Hukum, Universitas Brawijaya, Malang, 2015). Sebagaimana diketahui, keadilan dan kepastian hukum saling berkaitan, namun keadilan dan kepastian hukum tidak dapat disamakan.

Hukum umum mewajibkan semua orang, bersifat egaliter, sedangkan keadilan bersifat subyektif, individualistis dan tidak menggeneralisasi. Kepastian hukum mensyaratkan adanya pengaturan hukum terhadap peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh negara melalui sarana pelengkapnya, sehingga peraturan perundang-undangan tersebut memiliki aspek hukum yang dapat menjamin kepastian hukum berfungsi sebagai peraturan yang harus dihormati. Dari uraian pendapat tentang kepastian hukum di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian kepastian hukum adalah seperangkat aturan hukum suatu negara yang didalamnya terdapat kejelasan, tidak menimbulkan multitafsir, dapat diterapkan dan dapat menjamin hak dan kewajiban yang ada dalam masyarakat sesuai dengan budaya masyarakat.

Hukum perjanjian mengenal asas kepastian hukum (pacta sunt servanda principle) untuk dapat meramalkan akibat-akibat perjanjian. Siapapun, termasuk aparat penegak hukum, tidak boleh mencampuri isi perjanjian kerja, sebagaimana diatur dalam Pasal 1338 ayat 1, KUH Perdata.

Defenisi Operasional A. Implikasi Hukum

Makna kata implikasi sendiri sebenarnya memiliki cakupan yang sangat luas dan beragam, sehingga dapat digunakan dalam berbagai kalimat dalam berbagai bahasa. Kata implikasi dapat digunakan dalam berbagai keadaan atau situasi yang mengharuskan seseorang untuk membantah atau membantah. Hingga saat ini, masih belum ada pembahasan yang lengkap dan komprehensif tentang pengertian dan pengertian dari kata implikasi.

Implikasi kata memiliki berbagai macam sinonim, termasuk keterkaitan, keterlibatan, efek, koneksi, asosiasi, efek, konotasi, niat, tersirat, dan saran. Hal ini dikarenakan kata implikasi lebih bersifat umum atau cocok digunakan dalam konteks pembahasan dan penelitian ilmiah. Telah disebutkan sebelumnya bahwa kata implikasi lebih erat kaitannya dengan kajian ilmiah atau hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.

Kata implikasi tidak hanya sering digunakan dalam kajian ilmiah atau penelitian, tetapi juga sering digunakan dalam pembelajaran matematika. Kata implikasi dalam matematika berarti pernyataan yang memiliki arti majemuk dan sering muncul dengan kata “jika” atau “maka”.

Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)

PPAT sebagai warga negara sekaligus sebagai pejabat berwenang membuat surat-surat otentik sehubungan dengan segala perbuatan hukum yang berkaitan dengan peralihan hak atas tanah, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu, ia wajib membantu kliennya jika ingin mengalihkan hak atas tanah dengan tidak menyimpang dari peraturan jabatannya sebagai juru tulis akta tanah. Peraturan ini menyatakan bahwa PPAT adalah pejabat yang fungsinya meloloskan perbuatan yang dimaksudkan untuk mengalihkan hak atas tanah, memberikan hak baru atau membebankan hak atas tanah.

Pejabat Pembuat Akta Tanah atau PPAT adalah pejabat pemerintah yang berwenang membuat akta otentik. Menindaklanjuti pernyataan tersebut, Pemerintah telah menerbitkan PP 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah beserta Peraturan Pelaksanaannya a) Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) adalah pejabat pemerintah yang berwenang membuat akta otentik mengenai tuntutan hukum tertentu yang menyangkut hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah susun. Ayat 1 menyatakan bahwa: “PPAT adalah pejabat pemerintah yang diberi wewenang untuk membuat surat-surat otentik mengenai suatu gugatan hukum tertentu yang berkaitan dengan hak atas tanah atau hak atas satuan rumah susun”.

PPAT mempunyai tugas penting dan strategis dalam pelaksanaan tata cara pendaftaran tanah, yaitu pembuatan kontrak peralihan hak atas tanah. Pasal 3 PP 37/1998 menyatakan bahwa: “Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut PPAT berwenang membuat akta otentik sehubungan dengan segala perbuatan hukum sebagaimana tersebut di atas, yang berkaitan dengan hak atas tanah dan hak milik atas unit rumah tinggal yang terletak di area kerja.

Sistematika Penulisan

PENDAHULUAN

Tujuan penelitian, subbab manfaat penelitian, subbab kerangka teori dan kerangka konseptual, dan terakhir sub bab metodologi penulisan.

KAJIAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN

Orisinalitas Penelitian

PELAKSANAAN Akta PENDAFTARAN TANAH ONLINE YANG DIBUAT OLEH PPAT DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN WONOGIRI DAN SOLUSINYA. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan peneliti sekarang yaitu mengkaji pendaftaran tanah oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) dalam hal pembuatan akta otentik dan beberapa hal yang terkait dengannya. Bedanya dengan peneliti saat ini adalah penelitian ini mengkaji tentang pelaksanaan pencatatan akta secara online oleh PPAT di Kantor Pertanahan Kabupaten Wonogiri.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat untuk mengetahui kewenangan PPAT dalam pembuatan akta otentik secara online serta mengidentifikasi permasalahan dan solusi dalam pendaftaran tanah. Yang baru atau baru dari penelitian sebelumnya adalah bahwa penelitian sekarang ini mengkaji tentang akibat hukum bagi PPAT yang tidak mendaftarkan akta PPAT lebih dari 7 (tujuh) hari kerja pada Kantor Pertanahan Provinsi Ponorogo. Yang baru atau baru dari penelitian sebelumnya adalah bahwa penelitian saya kali ini mengkaji implikasi hukum bagi PPAT yang tidak mendaftarkan akta PPAT lebih dari 7 (tujuh) hari kerja di Kantor Pertanahan Provinsi Ponorogo.

Pemeriksaan Pendaftaran Tanah oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) dalam hal pembuatan akta otentik dan beberapa hal. Penelitian ini mengkaji tentang implementasi akta kadaster online yang dibuat oleh PPAT di Biro.

Saran

Perbuatan hukum terhadap pendaftaran tanah yang didaftarkan oleh PPAT pada Kantor Pertanahan Kabupaten Ponorogo melebihi jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja, yaitu hanya dikenakan sanksi administratif berupa teguran lisan dan teguran tertulis yang diajukan kepada PPAT yang bersangkutan dan kepada IPPAT sedangkan untuk pendaftaran hak atas tanah masih diproses oleh Kantor Pertanahan. Sedangkan sanksi administratif berupa pemberhentian sementara jabatan dan pemberhentian sementara tidak dilakukan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Ponorogo. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1996.

Philipus M Hrjon dkk, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Perss, 2005. Ridwan HR, Hukum Tata Negara, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006 Satjipto Rahardjo, Penegakan Hukum Pidana, Yogyakarta: Genta Publishing, 2009 Urip Santoso , Pendaftaran dan Pengalihan Hak Atas Tanah, Jakarta: Kencana, 2010 Van Wijik/Willem Konijnenbelt HD, Hoodstukken van Administratief.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 4 Tahun 1960 tentang Hak Gadai atas Tanah dan Benda-Benda Yang Berhubungan Dengan Tanah. Ibrahim, R, Status Hukum Internasional dan Perjanjian Internasional dalam Hukum Nasional: Masalah Teoritis dan Praktis, Makalah Disampaikan pada Lokakarya Evaluasi IUU no.24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional, Diskusi Terbatas: Posisi Perjanjian Internasional Dalam.

Referensi

Dokumen terkait

Sekolah juga mengajak orang tua siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan hidup diluar sekolah, ikut serta mendukung dan membantu siswa dalam