• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tafsir Maqasidi Ayat-Ayat Makanan Halal dan Implementasinya dalam Fatwa MUI (Studi pada Produk Pangan, Obat dan Kosmetika)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Tafsir Maqasidi Ayat-Ayat Makanan Halal dan Implementasinya dalam Fatwa MUI (Studi pada Produk Pangan, Obat dan Kosmetika)"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

Buku At-Tafsir al-Maqāşidī li Suwaril Al-Qur`an al-Karim karya Waşfi Asyur memiliki kemiripan dengan penelitian ini dalam upaya memikirkan kembali maqāşid (tujuan) ketika ayat-ayat Al-Qur`an diturunkan namun sedikit berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi Maqāşid secara khusus terkait makanan Halal dengan paradigma teknologi pangan. Sedangkan sumber sekunder adalah kitab al-Tafsir al-Maqāşidī li-Suwari Al-Qur`an al-Karim karya Wasfi Asyur dan Kitab Daftar Rujukan Bahan yang memiliki titik kritis dan sumber pendukung lainnya. Fatwa MUI tentang makanan halal sudah sesuai dengan Maqāşid Al-Qur`an baik Maqāşid `Ammah maupun Khaşşah karena selama ini belum ditemukan fatwa halal MUI yang bertentangan dengan Maqāşid Al-Qur`an.

At-Tafsir al-Maqāşidī li Suwaril Al-Qur'an al-Karim by Waşfi Asyur is similar to this study in terms of trying to bring the mind back to the Makaşid (purpose) when the verses of the Holy Qur'an were revealed. While the secondary sources are the book of al-Tafsir al-Maqāşidī li-Suwari Al-Qur`an al-Karim by Waşfi Asyur and the reference list of materials that has critical points and other supporting sources. MUI's fatwa on halal food has been consistent with Maqāşid al-Qur'an or Maqāşid `Ammah or Khaşşah, because MUI's halal fatwa has never been found to contradict Makaşid al-Qur'an.

KH Ibrahim Hosen, LML, sebagai pendiri dan rektor pertama Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, karena sejak awal menginginkan alumni IIQ menyelesaikan pendidikannya hingga program Doktor/S3. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang terbaik kepada semua pihak yang telah menyumbangkan ilmu dan pengabdiannya kepada Lembaga Ilmu Al-Qur`an Jakarta dan menjadi bagian dari organisasi amal yang terus menerus membagikan pahala. Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor Ilmu dan Tafsir Al-Quran program S3 IIQ Jakarta, dengan tujuan mendeskripsikan tafsir ayat-ayat halal makanan sebagai penyelamat iman dan ketaatan. orang yang beriman kepada hukum Allah SWT.

Panduan Transliterasi mengacu pada edisi revisi edisi revisi 2020 untuk penulisan proposal, tesis dan disertasi Program Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta.

Latar Belakang Penelitian

Umat ​​membutuhkan kehadiran para ulama untuk memberikan fatwa halal yang selama ini belum terpenuhi dalil-dalil Al-Qur'an dan hadits melalui perluasan makna dalam penerapan ayat-ayat tentang produk pabrik makanan halal. Demikian pula, keterlibatan para ilmuwan diperlukan untuk melakukan penelitian terhadap segala jenis bahan yang akan digunakan dalam makanan, obat-obatan, dan kosmetik, baik dari hewan maupun unsur lainnya. Mereka membutuhkan lembaga yang berintegritas, kompeten dan mandiri, sehingga MUI dipilih untuk menyelesaikan masalah kehalalan pangan, obat dan kosmetik yang ditunggu masyarakat.

Maka, berdirilah sebuah lembaga yang diisi oleh para ahli di bidang teknologi pangan, obat-obatan dan kosmetika yang tergabung dalam Forum Evaluasi Pangan Obat-Obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI). Dalam menjalankan amanatnya, Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan Fatwa MUI pada bulan Desember 2000 tentang penetapan kehalalan produk, Fatwa MUI No. I tahun 2001 tentang pedoman pelaporan hasil audit hewan potong dan fatwa MUI no. Tim LPPOM MUI melakukan penertiban secara ketat terhadap produk makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetika yang diserahkan secara sukarela oleh industri kepada MUI.

Panitia Fatwa MUI dihadiri oleh seluruh anggota Panitia Fatwa, tim audit dan narasumber lainnya untuk menerbitkan Fatwa Halal MUI terkait hasil audit. Efek positif dari fatwa halal ini diharapkan dapat memacu inovasi dan persaingan antar pelaku usaha dan industri pangan, farmasi dan kosmetik dalam penggunaan bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan yang halal. Semua bahan tersebut harus halal karena berpotensi tercemari oleh keharaman, misalnya pewarna yang bisa berasal dari alam (organik) atau dari bahan kimia.

Yang berasal dari bahan kimia ada yang boleh digunakan dan ada yang tidak boleh digunakan karena sangat berbahaya bagi kesehatan. 7 Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2019 tentang Bahan Tambahan Makanan, pasal 3. Indonesia merupakan pasar produk makanan, obat-obatan dan kosmetika dengan konsumen Muslim terbesar di dunia, sedangkan negara besar seperti China , Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Brazil, Korea, Rusia dan lain-lain yang tidak melarang industri menggunakan babi dan turunannya sebagai bahan baku atau bahan tambahan dalam produk makanan, obat-obatan dan kosmetik termasuk negara yang mengekspor produknya ke Indonesia .

Urgensi makanan halal dan dampaknya terhadap kesehatan baik fisik, mental, spiritual dan sosial apabila diimplementasikan dalam kehidupan selalu aktual dan tidak pernah mengalami kekeringan. Ayat-ayat tentang makanan halal sangat layak untuk diteliti, antara lain pemikiran para mufassir tentang ayat-ayat tentang makanan halal dan ţayyib, nilai gizi buah-buahan tertentu yang disebut Al-Qur'an, asbabun nuzulnya, kondisi sosial masyarakat di masa lalu. yang suka mabuk, kebiasaan memperlakukan hewan ternak menjadi berhala, hingga kemajuan teknologi modern dalam produksi makanan, obat-obatan dan kosmetik, serta peran MUI dalam melindungi hak konsumen untuk mengakses produk halal dibahas dalam penelitian ini. . Tafsir Ayat MAQĀŞIDĪ TENTANG MAKANAN HALAL DAN IMPLEMENTASINYA DALAM FATWA MUI (Studi Tentang Produk Pangan, Obat-Obatan dan Kosmetika)".

Permasalahan

Identifikasi Masalah

Umat ​​Islam membutuhkan instrumen yang dapat menjamin dan mengikat secara hukum bahwa produk pabrik makanan, obat dan kosmetik yang mereka konsumsi benar-benar halal. Reaksi masyarakat muslim Indonesia terhadap penolakan produk pangan non halal sangat kuat, yang mencuat ke publik pada tahun 1988 ketika masalah sekuestrasi produk susu, mi, biskuit dan lainnya muncul dan mengancam melumpuhkan perekonomian. sektor,11 juga vaksin Sinovac, yang ditolak oleh masyarakat Indonesia yang mayoritas Muslim kecuali jika dilabeli halal.

Pembatasan Masalah

Produk makanan, obat-obatan dan kosmetik yang diteliti mengandung bahan-bahan tertentu yang memiliki titik kritis keharaman menurut standar MUI.

Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Pengungkapan Maqāşid Al-Qur'an terkait ayat-ayat halal pangan ditinjau dari berbagai aspek termasuk urgensi dan perkembangannya. Menggali Maqāşid makanan halal dan haram dengan pendekatan interpretasi berbasis maslahah dan implementasinya untuk mendorong perkembangan teknologi pangan. Mendapatkan pandangan tentang tata cara penetapan fatwa MUI tentang makanan, obat-obatan dan kosmetika sebagai implementasi tafsir maqāşidī terhadap ayat-ayat tentang makanan halal.

Penafsiran ayat-ayat tentang makanan ţayyib (dalam gaya ilmiah) dapat menyumbangkan pemikiran baru yang memadukan dua gaya penafsiran dalam satu ayat tentang makanan, yaitu halal (fiqhi) dan ţayyib (ilmi). Menyadarkan masyarakat akan kebutuhan makanan, obat-obatan dan kosmetik halal yang merupakan kebutuhan sehari-hari. Implementasi ayat-ayat makanan halal terkait dengan perilaku konsumsi makanan, obat-obatan dan penggunaan kosmetik menjadi inspirasi yang mendorong kemajuan teknologi pangan dan membutuhkan fatwa ulama.

Kajian Pustaka

Teknik Pengumpulan Data

Mengkaji pemikiran ulama salaf tentang hukum halal pangan untuk mengetahui hubungannya dengan fatwa baku yang dikembangkan oleh MUI.

Metode Analisa Data

Teknik dan Sistematika Penulisan

Rekomendasi

Ramesh Muthusamy dan Arunachalam Muthuraman, “Perasa dan Pewarna: Risiko Kesehatan dan Potensi Masalah,” https://www.sciencedirect.com/topics/agricultural-and-biological-. HealthReplies.com, “Cacing Tanah sebagai Obat Alami dan Indikator Pencemaran”, https://www.alodokter.com/cacing-tanah-as-obat-alami-dan-. Mengenal Hidrogen Peroksida, Kegunaan dan Bahayanya”, https://www.alodokter.com/mengenal-hydrogen-peroxide-kegunaserta-bahayanya, diakses 1 April 2021.

Peran dan dampak karbon dioksida pada tubuh manusia”, https://www.alodokter.com/mari-telusuri-seluk-beluk-karbon-dioksida-di-dalam-buh-kita, diakses pada 8 April 2021. Arif Rahman Hakim, “Daging buatan, hukum pembuatan dan konsumsi menurut Islam”, https://www.pecihitam.org/daging-dinding-made-kum-made-dan-mengkonsumsinya-menurut-islam/, diakses September 2, 2021. Ayuning Nuke Diah, “Sering Dikira Hewan Sama, Ini 5 Perbedaan Tupai dan Tupai”, https://www.idntimes.com/science/discovery/nukediah-ayuning/perbedaan-tupai-dan- bajing-exp-c1c2, diakses 24 Agustus 2021.

Azhari Nasution, “Produk Halal Indonesia Harus Menembus Dunia”, https://www.voicekarya.id/detail/103254/Produk-Halal-Indonesia-Must-Menembus-Dunia-Kata-Gubernur-Bank-Indonesia, diakses pada April 8, 2021. Ikan menjaga kesehatan", https://www.gooddoctor.co.id/hidup-health/nutrients/kandungan-gizi-ikan-yang-harus-kamu-tahu/. Dinas Kesehatan Bantul, “Berita tentang macam-macam obat dan tujuan penggunaannya”, https://dinkes.bantulkab.go.id/berita/463-jenis-obat-dan-tujuan-penggunaan, diakses pada 18 Maret , 2021.

Kita bisa, "Hukum makan daging tupai, halal atau haram?" Majelis Ulama Indonesia, “Perkuat Sertifikasi Halal Berbasis Teknologi Informasi dan Teknologi”, https://mui.or.id/product/11611/percepat-layanan-formasi-dan-certifikasi-halal-berbasis-technology/, diakses pada 24 Maret 2021. Muliana Vina A, "Tragis, Kisah 5 Miliarder Yang Mengakhiri Hidupnya dengan Bunuh Diri", https://www.liputan6.com/business/read/3031627/tragis-kisah-5-miliarder-yang-ending - hidup-oleh-bunuh diri, diambil 3 April 2020.

Republika, “Human Placenta in Our Cosmetics”, https://republika.co.id/berita/20541/placenta-human-dalam-kosmetik-kita, diakses 5 Maret 2021. Serenita Madelina, “Apa yang dimaksud dengan bahan aktif ?”, https://www.bookingdokter.com/article/apa-yang-dimaksud-dengan-material-aktif, diakses 30 September 2021. Vatria Belvia, “Penanganan Hasil Perikanan: Ciri Kualitas Ikan Segar”, https : //www.researchgate.net/profile/Belvi-Vatria/publication Handling_Hasil_Perikanan_Karateristik_Mutu_Ikan_Segar/links/.

Komisi Fatwa MUI, "Fatwa Kepiting", https://mui.or.id/wp-content/uploads/files/fatwa/kepiting.pdf,. Fatwa MUI Nomor 27 Tahun 2013 tentang Pemanfaatan Lak sebagai Bahan Pangan, Obat dan Kosmetik”, https://mui.or.id/wp-content/uploads/files/fatwa/No.-27-Use- Shellac- sbg -Makanan-obat-dan-kosmetik.pdf,.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait