• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAHAP KEGIATAN ANALISIS PASAR

N/A
N/A
Bagja Sukaryana, ST.

Academic year: 2024

Membagikan "TAHAP KEGIATAN ANALISIS PASAR"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

I. PERSIAPAN KEGIATAN ANALISIS PASAR

Sebelum memulai kegiatan Analisis Pasar, langkah persiapan yang seharusnya dilakukan adalah:

• Mendefinisikan secara jelas tujuan dan elemen Analisis Pasar

• Mengidentifikasi sumber-sumber data dan informasi yang potensial

• Menentukan model Analisis Pasar

• Menguraikan kegiatan kunci serta menyusun jadwal untuk menyelesaikan Analisis Pasar.

• Mengidentifikasi sumber daya yang diperlukan untuk mendukung analisis seperti SDM, biaya, serta sarana dan prasarana

Berikut ini contoh tujuan dan komponen Analisis Pasar.

Ada banyak sumber berbeda dan metode yang dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai pasar pasokan. Sumber-sumber data dan informasi tersebut antara lain namun tidak terbatas dari:

• internet,

• Yellow Pages,

• publikasi asosiasi dan organisasi industri,

• panduan pembelian (buyer’s guides), brosur-brosur dan iklan,

• data dan berkas pemasok tahun-tahun sebelumnya,

(2)

• rekan, pemasok dan jaringan pelanggan, koran, jurnal, buletin, majalah dan publikasi instansi pemerintah baik pusat maupun daerah,

• spesialis Analisis Pasar, dan

• kontak dengan penyedia saat ini atau penyedia potensial.

II. TAHAP KEGIATAN ANALISIS PASAR 1. Mendapatkan Informasi Pasar

Bias Harga Hasil Survey Pasar Survey pasar atas harga untuk jenis barang/pekerjaan tertentu mungkin sangat heterogen. Sebagian besar harga mungkin berada di kisaran rata-rata dan sebagian kecil biasanya berada di jauh di bawah rata-rata atau bahkan jauh di atas rata-rata.

Apabila jumlah data cukup banyak, variasi harga tersebut tetap dapat dimasukan sebagai data yang akan diolah. Dalam kondisi seperti itu, organisasi/instansi dapat menggunakan harga rata- rata sebagai nilai yang diambil sebagai hasil akhir dalam pertimbangan untuk pengambilan keputusan.

Keputusan berbeda mungkin harus diambil ketika jumlah data yang diperoleh relatif sedikit. Jika harga yang terlalu rendah atau terlalu tinggi tersebut dimasukan dalam proses pengolahan, hasil akhir simpulan harga pasar mungkin bersifat bias. Namun demikian, sebelum mengeluarkan data dari proses pengolahan, pihak yang berwenang dalam analisis pasar seharusnya berusaha mencari informasi tambahan yang dapat menjelaskan mengapa kondisi tersebut terjadi. Mungkin harga yang ditawarkan oleh satu penyedia tersebut sangat rendah karena sedang melakukan cuci gudang persedia (stock) lama, hendak relokasi/ganti usaha atau mungkin kualitas barangnya tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Dengan informasi tersebut, pihak yang berwenang dapat mengeluarkan harga yang bias tersebut dalam proses pengolahan, namun dengan tetap mempertahankannya didalam dokumen data- data yang diperoleh. Dengan dokumen tersebut, pihak lain yang berwenang akan dapat melakukan evaluasi apakah keputusan tersebut dapat dipertanggungjawabkan atau tidak.

a. Jenis Data Analisis Pasar

1) Data primer merupakan data yang di peroleh secara langsung dari sumber datanya 2) Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek survei

serta merupakan data yang sudah tersedia dari hasil survei, analisis atau penelitian pihak lain. Data sekunder tersebut ada dua jenis, yaitu data sekunder yang sudah ada di instansi serta data sekunder yang berada di luar instansi/organisasi

b. Sumber Data Analisis Pasar

1) Data internal instansi merupakan data terkait berbagai produk, praktek bisnis dan informasi terkait penyedia yang diperoleh dari dalam instansi/organisasi berdasarkan data historis, baik berupa data pelelangan maupun kontrak-kontrak periode sebelumnya, termasuk hasil pemeriksaan dari pihak yang berwenang

2) Data eksternal instansi instansi/organisasi merupakan data tentang berbagai produk, harga dan kuantitas, praktek bisnis dan informasi lain yang berkaitan dengan penyedia, yang diperoleh dari luar instansi. Data eksternal ini dapat berupa data primer maupun sekunder

c. Cara Perolehan Data Untuk Analisis Pasar

Permintaan formal atas Informasi (Formal Request for Information) Permintaan formal informasi (A Request for Information atau RFI) adalah alat untuk mengumpulkan informasi pasar pasokan dan intelijen sebagai bagian dari Analisis Pasar yang menggunakan format

(3)

tertentu yang telah disiapkan oleh instansi. Meski disebut formal, permintaan formal (RFI) ini tidak mengharuskan persetujuan secara formal (otorisasi) dari pejabat yang berwenang 1) Penggunaan kuesioner merupakan contoh bentuk permintaan formal

Cara ini lebih tepat digunakan ketika ada unsur ketidakpastian dalam hal usulan program/kegiatan atau pasar, atau dalam bidang bisnis yang belum cukup berkembang.

Cara ini biasanya digunakan untuk proyek-proyek yang unik atau kompleks, di mana informasi publik dalam hal solusi pasar atau hal-hal yang bersifat teknis yang tersedia sangat sedikit

2) Pendekatan bebas untuk pengumpulan informasi

Pendekatan ini mendorong pihak yang berwenang untuk menggunakan cara yang lebih fleksibel atau pendekatan yang kurang preskriptif dalam mengumpulkan informasi pasar.

Cara ini terutama lebih tepat untuk pengadaan yang memiliki kompleksitas atau nilai pengadaan yang besar. Untuk pengadaan yang bersifat berulang atau rutin, informasi pasar semestinya dikumpulkan secara berkelanjutan dan tidak hanya selama tahap Analisis Pasar

2. Menganalisis Informasi Pasar

Setelah memperoleh data dan informasi yang diperlukan, tahap berikutnya adalah proses pengolahan data, dan dilanjutkan dengan analisis data dan informasi pasar tersebut.

a. Pengolahan Data dan Informasi Pasar

Pengolahan data dan informasi pasar merupakan proses untuk memberikan konteks terhadap fakta, text, jumlah, angka, agar mempunyai makna yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan sesuai tujuan yang telah ditetapkan. Proses ini tidak harus serumit atau sekompleks penelitian pada umumnya. Proses ini meliputi kegiatan pengakumulasian, penyortiran serta pengelompokan jenis data dan informasi untuk memudahkan proses analisis.

Contoh:

b. Analisis Data dan Informasi Pasar

Setidaknya ada dua model Analisis Pasar yang perlu diperhatikan yang relevan tujuan modul ini, baik perkiraan biaya pekerjaan dalam tahap penyusunan anggaran maupun penyusunan HPS, yaitu: Supplier Perception Model5 Serta Supply Chain Analysis dan analisis harga dan biaya (cost and price analysis). Sedangkan untuk tujuan penyusunan anggaran disektor pemerintahan, salah satu metode analisis tambahan yang dapat dilakukan adalah analisis menggunakan standar harga.

1) Supplier Perception Model

(4)

Strategi yang diterapkan penyedia sangat tergantung kepada bagaimana mereka memandang instansi/organisasi selaku pembeli. Ada empat kategori penyedia memandang atau menganggap pembeli yaitu: nuisance (pengganggu), exploitable (dapat dieksploitasi), develop (berkembang) dan core (inti), yang digambarkan dalam matriks 2x2.

Sumbu vertikal menunjukan daya tarik atau atractiveness instansi/organisasi bagi pemasok/supplier. Beberapa contoh daya tarik ini adalah sebagai berikut:

 Jumlah dan nilai pengadaan yang diprediksi akan semakin berkembang

• Ketepatan dan kemudahan proses/sistem pembayaran

• Bagi Instansi pemerintah, tidak mungkin bangkrut

• Budaya antikorupsi, tidak adanya keharusan kick back atau biaya pelicin Sumbu horizontal menunjukan besarnya nilai pengadaan.

Ketika instansi/organisasi sebagai pembeli dipandang oleh penyedia sebagai nuisance, akan sangat sulit bagi pembeli untuk mendapat perhatian dari penyedia dalam pencapaian ‘win-win solution’. Sedangkan bila pembeli dipandang sebagai develop exploitable atau core, penyedia kemungkinan akan bersedia memberikan ‘kompensasi’

tertentu untuk bagi pembeli untuk mau bekerja sama. Salah satu yang mungkin diberikan adalah berupa diskon harga.

Data sekunder mungkin tidak menyediakan informasi seperti ini. Oleh karena itu, cara untuk mendapatkan data ini adalah dengan langsung melakukan survey kepada beberapa penyedia potensial di daerah namun tidak pernah mau memasukan penawaran kepada instansi.

2) Supply Chain Analysis serta analisis biaya dan harga

Rantai pasokan terdiri dari semua elemen atau organisasi yang terlibat dalam proses Menciptakan barang atau jasa dari input melalui produksi, distribusi dan pemasaran hingga pengguna akhir. Organisasi-organisasi tersebut berbagi hubungan menjadi pelanggan sekaligus pemasok ke beberapa organisasi lainnya. Rantai pasokan perlu diteliti untuk mengidentifikasi elemen yang memberi nilai tambah pada setiap tahap serta untuk mengidentifikasi elemen pasokan yang rentan.

Tiap tahap dalam rantai pasokan menambahkan biaya ke dalam harga barang atau jasa saat sebagai kompensasi terhadap nilai (value) yang mereka tambahkan ke pengembangan, distribusi atas proses penjualan.

Instansi/organisasi perlu melakukan identifikasi di level mana dari rantai pasokan mereka seharusnya atau dapat bertransaksi, apakah di level manufaktur, distributor atau retail.

(5)

Jika volume pembelian instansi/organisasi dan pengeluaran terlalu kecil atau terlalu besar, instansi/organisasi mungkin hanya dapat mengakses tahap atau elemen pasokan tertentu. Manufaktur tertentu, misalnya, biasanya menolak untuk menjual dibawah jumlah tertentu.

Analisis perbandingan harga perlu dilakukan apabila instansi/organisasi dapat mengakes minimal dua saluran rantai pasokan, misal ditingkat pengecer dan distributor atau supplier dari pengecer. Beberapa komponen biaya ditingkat distributor atau supplier dari pengecer yang perlu diidentifikasi dan mungkin ditambahkan antara lain adalah:

• Biaya pengepakan

• Biaya pengiriman

• Biaya asuransi

• Pajak masukan dan pajak keluaran atas PPN

• biaya overhead dan keuntungan, bila instansi/organisasi bermaksud mencari penyedia lain yang potensial.

Berikut ini adalah ilustrasi analisis harga barang yang dilakukan oleh sebuah instansi di Kota Makasar. Pihak yang bertanggung jawab di instansi tersebut mendapatkan kondisi dimana hanya ada satu penyedia yang menyediakan barang yang sesuai dengan spesifikasi teknis di lokasi tersebut. Untuk mendapatkan informasi penyedia lain, instansi mengumpulkan data melaui data sekunder atau data primer bila data sekunder tidak tersedia.

Contoh:

Dari contoh analisis di atas, pihak yang berwenang di instansi/organisasi seharusnya dapat melihat dengan jelas perbedaan harga dan struktur biaya yang melandasinya.

Keputusan menggunakan data harga berdasarkan distributor atau retail kemungkinan besar dipengaruhi oleh kondisi sebagai berikut:

• Bila barang yang direncanakan akan dibeli sangat sedikit jumlahnya, kecil kemungkinan instansi/organisasi dapat melakukan transaksi dengan distributor karena mereka mungkin menetapkan batas belanja minimal.

• Bila barang yang direncanakan akan dibeli sangat banyak jumlahnya, selisih harga keduanya cukup besar sehingga tidak dapat diabaikan. Total perbedaan harganya adalah sebesar @Rp 4.478.136 dikalikan dengan volume pengadaan

3) Analisis Standar Harga

Biaya Standar adalah biaya yang telah ditentukan sebelumnya untuk memproduksi satu unit atau sejumlah tertentu produk selama suatu periode tertentu. Ada dua komponen biaya standar, yaitu:

• standar fisik yang merupakan standar kuantitas dari input per unit output, serta standar harga yang merupakan biaya standar atau tarif standar per unit input.

(6)

• Harga standar bahan baku digunakan untuk menilai kinerja pekerjaan bagian pembelian serta mengukur dampak kenaikan atau penurunan harga bahan baku terhadap laba perusahaan.

Standar harga disektor organisasi profit bukan merupakan batas tertinggi belanja yang tidak boleh dilampaui. Hanya saja, apabila biaya aktual yang dibayarkan melebihi standar, maka terjadi varian harga yang tidak menguntungkan. Kelebihan harga tersebut akan mempunyai pengaruh tidak menguntungkan atau mengurangi laba perusahaan.

Harga yang dipakai sebagai harga standar tersebut dapat berupa:

• Harga yang berlaku pada saat penyusunan standar

• Harga yang diperkirakan akan berlaku di masa yang akan datang, biasanya untuk jangka waktu satu tahun.

• Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka panjang.

Dalam ilmu ekonomi, pemerintah juga dapat ikut menentukan harga pasar sebagai salah satu kebijakan fiskal. Dalam pengadaan barang dan jasa, pemerintah juga dapat membuat standar harga sebagai salah satu komponen anggaran berbasis kinerja.

• Bagi instansi daerah, standar acuan harga adalah standar harga satuan yang diterbitkan oleh kepala daerah yaitu Bupati/Walikota/Gubernur.

• Untuk rencana anggaran pembangunan gedung menggunakan Standar harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung negara yang ditetapkan secara berkala untuk setiap kabupaten/kota oleh bupati/walikota setempat, khusus untuk provinsi DKI jakarta ditetapkan oleh gubernur (Permen PU no 45 tahun 2007).

Untuk penetapan biaya barang/jasa/pekerjaan dalam penyusunan anggaran di sektor pemerintahan, analisis pertama adalah dengan melakukan identifikasi apakah sudah ada standarnya atau belum. Apabila sudah ada standar harga, maka pihak yang berwenang di instansi wajib menggunakan harga dalam standar tersebut. Sedangkan bila barang/jasa/pekerjaan atau komponen pekerjaan belum ada standarnya, maka pihak yang berwenang di instansi wajib menyusun anggaran berdasarkan harga pasar atau informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan

III. PENILAIAN TINGKAT PERSAINGAN PASAR

Pasar yang bersaing terjadi ketika tidak ada satupun pembeli atau penjual yang mempunyai pangsa pasar yang dominan yang dapat mempengaruhi harga. Selain itu, para pembeli dan penjual juga tidak menggambungkan kekuatannya untuk mempengaruhi pasar.

Informasi utama yang perlu dikumpulkan dan dianalisis adalah mengenai berapa jumlah penyedia dan berapa jumlah pembeli untuk barang atau jasa yang akan dianalis pasarnya beserta pangsa pasarnya.

Dalam jangka pendek, informasi kondisi persaingan pasar ini mungkin dapat diperoleh dari data internal organisasi dan kemudian dilanjutkan dengan penelusuran data dan permintaan informasi kepada pihak lain baik wawancara secara langsung atau melalui telepon, surat maupun email. Berikut ini adalah ilustrasi tujuan analisis serta langkah-langkah penelusuran data dan informasi yang dapat dilakukan:

Untuk pekerjaan pengaspalan jalan disuatu provinsi di luar jawa dan sumatera yang mempunyai total anggaran yang cukup besar, Pengguna Anggaran suatu instansi pemerintah daerah ingin mengetahui kondisi persaingan pasarnya karena diduga terjadi kartel. Beberapa kali pelelangan proses pelelangan mengalami kegagalan karena nilai HPS yang dianggap oleh penyedia terlalu rendah. Hal ini terungkap

(7)

dari pertanyaan para penyedia saat pemberian penjelasan. Ketika instansi melakukan revisi dan menaikan total HPS, proses pelelangan ulang akhirnya berhasil mendapatkan pemenang.

Langkah-langkah survei dan analisis instansi adalah sebagai berikut:

1) Data penyedia yang mengikuti pelelangan serta yang menjadi pemenang dan menandatangani kontrak pekerjaan selama lima tahun terakhir dikumpulkan. Data ini diperoleh dari berita acara hasil pelelangan serta data kontrak selama kurun waktu 5 tahun terakhir di instansi yang bersangkutan. Hasil identifikasi menunjukan adanya lima nama penyedia yang selalu menjadi pemenang dalam kegiatan yang bernilai diatas Rp2,5 milyar, yaitu PT. A, PT. B, PT. C, PT. D dan PT.

E.

2) Data mengenai jumlah penyedia yang ada di provinsi yang bukan merupakan usaha kecil dan mampu melaksanakan pekerjaan berusaha dicari melalui dinas teknis terkait atau asosiasi yang ada di wilayahnya. Hasil penelusuran menunjukan ada lebih dari lima belas nama badan usaha yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan sejenis. Diantara nama-nama perusahaan itu, terdapat beberapa yang pernah ikut mendafar pelelangan namun tidak pernah menang karena gugur di evaluasi teknis serta harga penawaran yang relatif tinggi.

3) Untuk mendapatkan informasi yang lengkap, seluruh nama penyedia yang pernah mendaftar termasuk yang dari luar provinsi, serta beberapa penyedia lainnya dimintakan informasi mengenai alasan mereka tidak pernah ikut mendaftar, atau tidak memasukan penawaran meski sudah mendaftar serta penyedia yang selalu kalah dalam pelelangan. Sebagai contoh, hasil wawancara langsung lewat telepon, surat dan atau email menunjukan fakta bahwa bahan baku aspal, kerikil, koral, atau aspal hotmix sesuai spesifikasi yang diminta tidak dapat diakses oleh mereka. Para pemilik usaha bahan baku tersebut sudah membuat perjanjian terbatas hanya kepada lima perusahaan yaitu PT. A, PT. B, PT. C, PT. D dan PT. E. Demikian juga terhadap perusahaan penyewaan alat-alat berat. Kondisi tersebut tidak memungkinkan penyedia dari luar provinsi ikut bersaing dalam pengadaan atas pekerjaan pengaspalan jalan meski di provinsi lain mereka mempunyai kinerja yang baik dengan harga yang kompetitif.

4) Simpulan dari analisis persaingan pasar tersebut adalah terbukti adanya kartel dalam penyediaan bahan baku dan penyewaan alat yang akhirnya memaksa instansi menaikan HPS.

Berdasarkan hasil analisis persaingan pasar tersebut, pihak yang berwenang di instansi dapat mempertimbangkan berbagai strategi supaya total harga pekerjaan menjadi lebih wajar dan memungkinkan persaingan secara adil dan sehat. Beberapa strategi yang dapat ditempuh antara lain adalah mengadukan permasalahan kartel tersebut kepada Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) atau memecah paket pekerjaan yang semula satu menjadi tiga paket, yaitu:

a. paket penyediaan bahan baku, b. paket penyewaan alat, serta

c. paket pekerjaan pengaspalan menggunakan bahan baku dan alat paket 1 dan 2.

IV. PREDIKSI PERKEMBANGAN PASAR

Upaya untuk memprediksi perkembangan pasar ke depan sangat penting bagi instansi/organisasi selaku pembeli, terutama jika kondisi pasar terus mengalami perubahan. Penting bagi instansi/organisasi untuk mencoba mencari pengetahuan sebanyak mungkin tentang kemungkinan pergerakan penawaran dan permintaan dimasa mendatang yang diyakini akan mempengaruhi ketersediaan produk, harga dan faktor lainnya.

a. Karakteristik Pasar

(8)

Kondisi perkembangan pasar dalam hal terkait permintaan, pasokan dan terutama adalah pergerakan harga, pada umumnya mencerminkan empat karakteristik pasar yaitu: tren, siklus, musiman dan variasi acak.

Teknik memperkiraan pasar dimasa mendatang cenderung lebih mudah untuk ketiga jenis karakteristik awal yaitu (1) tren, dimana penawaran, permintaan dan harga tetap konstan, mengalami kenaikan atau pun penurunan, (2) siklus, dimana penawaran, permintaan dan harga cenderung meningkat atau menurun dalam kurun waktu yang lama karena siklus bisnis (resesi dan pertumbuhan ekonomi), siklus hidup produk, dan lain-lain, (3) Musiman, dimana penawaran, permintaan dan harga berubah di atas maupun di bawah rata-rata pada interval waktu tertentu yang mungkin dipengaruhi oleh musim, liburan atau awal dan akhir tahun anggaran. Sementara prediksi pasar yang memiliki karakteristik secara acak, yaitu penawaran, permintaan dan harga berubah secara tidak berpola, cenderung lebih sulit dilakukan secara akurat

b. Teknik Perkiraan Pasar berdasarkan analisis Kuantitatif

Prakiraan pasar berdasarkan analisis kuantitatif pada dasarnya dari dua jenis yaitu analisis time series dan metode kausal.

• analisis time series

Analisis ini melibatkan serangkaian teknik yang menggunakan data pasar masa lalu berupa permintaan, penawaran, dan harga untuk menghasilkan perkiraan dimasa mendatang.

Pendekatan ini mengasumsikan bahwa pola pasar masa lalu akan berlanjut di masa depan.

Teknik ini dianggap tepat ketika kondisi relatif stabil, dan kualitas data historis adalah wajar.

Teknik ini juga mungkin bekerja dengan baik untuk prakiraan jangka pendek, tetapi cenderung tidak bekerja dengan baik untuk membuat prakiraan jangka panjang.

• metode kausal

Teknik ini membuat perkiraan dengan membentuk hubungan sebab-akibat antara variabel independen dan kondisi pasar untuk produk. Contohnya:

1) harga kertas koran akan dipengaruhi oleh prospek bisnis dan ekonomi. Perkembangan ekonomi akan berdampak pada iklan di koran dan oleh karena itu akan mempengaruhi jumlah konsumsi kertas koran.

2) Perkiraan cuaca musim dingin yang diprediksi lebih lama dan lebih ekstrim akan mempengaruhi tingkat permintaan untuk pakaian musim dingin yang akan berdampak kepada kenaikan harga.

Metode kausal utama yang digunakan adalah regresi liner baik sederhana maupun berganda.

(9)

c. Pemicu Pasar (Market Driver)

Pemicu Pasar (Market Driver) merupakan kekuatan yang memicu konsumen untuk membeli produk. Dapat juga didefinisikan sebagai tren yang menyebabkan pasar tumbuh dan berkembang. Setidaknya ada tiga contoh Pemicu Pasar (Market Driver) yang umumnya terdapat dipasar yaitu:

1) permintaan konsumen (demand)

• meningkatnya harga minyak dunia akan meningkatkan permintaan kendaraan efisien atau yang hemat bahan bakar, menjadi market driver permintaan aksesoris sambungan pengecasan batre mobil hybrid.

• Meningkatnya penggunaan smartphone menjadi market driver permintaan power bank yang mampu mengisi dengan cepat (fast charging)

2) kebijakan (policy)

• undang-undang yang memberi insentif bagi pengguna energi non migas dapat menjadi market driver pengembangan energi terbarukan;

• Undang-undang lalu lintas menjadi market driver penggunaan helm yang berstandar nasional indonesia (SNI).

3) kejadian (event).

• bencana alam, seperti tsunami, mungkin merangsang permintaan untuk tempat penampungan portabel, sistem pemurnian air yang mudah digunakan, serta peralatan medis.

Peningkatan permintaan yang tidak diikuti dengan peningkatan jumlah pasokan, akan menggeser kurva permintaan yang pada akhirnya akan menaikan tingkat harga. Pihak yang berwenang atas pengadaan harus mempunyai perhatian yang cukup atas kemungkinan munculnya market driver yang dapat meningkatkan harga produk yang dibutuhkan instansi/organisasi akibat peningkatan jumlah permintaan.

V. PENILAIAN HARGA

Harga suatu produk dipengaruhi oleh salah satu atau beberapa faktor berikut:

• Biaya produksi dan distribusi

• Persepsi pelanggan atas nilai produk

• Tingkat persaingan dan faktor pasar lainnya.

biaya produksi, struktur harga produk yang akan dibeli pada dasarnya terdiri dari elemen berikut ini:

1) Biaya bahan langsung (direct material)

Perkiraan biaya bahan dapat dilakukan dengan memperhatikan dua hal sebagai berikut:

• perkiraan kualitas dan jumlah bahan yang digunakan untuk setiap unit yang diproduksi.

• biaya perkiraan dari bahan tersebut.

2) Biaya tenaga kerja langsung (direct labor)

Sedangkan untuk memperkirakan komponen biaya tenaga kerja langsung, yang perlu diketahui adalah:

• perkiraan waktu kerja yang dihabiskan untuk setiap unit produksi.

• tingkat upah buruh.

3) Biaya Overhead (overhead) dan Keuntungan (Profit).

Untuk pekerjaan konstruksi, biaya overhead pada umumnya merupakan persentase dari beban usaha kontraktor umum yang dibebankan sebuah proyek. Biaya ini tidak selalu berhubungan secara khusus dengan proyek, melainkan biaya bagi perusahaan untuk melakukan bisnis. Biaya overhead konstruksi, mungkin termasuk salah satu atau semua hal berikut:

(10)

Biaya overhead dalam pekerjaan konstruksi dalam beberapa literatur juga dapat dibagi menjadi dua kategori:

• indirect overhead (home office overhead)

• direct overhead (job office overhead)

Biaya overhead konstruksi ini cenderung bervariasi, antara proyek yang satu dengan proyek yang lain, dan bahkan dapat bervariasi dari bulan ke bulan dalam satu proyek yang sama. Direct overhead (job office overhead) seharusnya di estimasi secara rinci untuk semua kegiatan di tiap tahapan konstruksi. Demikian juga estimasi atas rincian biaya overhead untuk pekerjaan subkontrak, sangat direkomendasikan ketika dampak dari biaya subkontrak cukup signifikan Lebih lanjut, ‘Consultants Estimating Manual’ tersebut juga menjelaskan bahwa, tingkat keuntungan (profit) yang bisa didapatkan oleh pemasok tergantung pada tingkat persaingan dan intensitas permintaan di pasar. Tidak ada batasan tertentu yang mengatur tentang jumlah maksimum keuntungan yang dapat diperhitungkan. Tingkat keuntungan untuk tiap jenis industri berbeda antara yang satu dengan yang lain. Estimator seharusnya menggunakan data historis atau pengalaman terdahulu untuk memberikan perkiraan keuntungan yang sesuai, dan kemudian dimodifikasi berdasarkan pemahaman yang mendalam tentang kondisi pasar untuk industri yang terkait.

Aturan mengenai biaya overhead dan keuntungan dalam PeraturanPresiden hanya terkait proses penyusunan HPS sebagaimana dijelaskan di pasal 66 ayat (8):

“HPS disusun dengan memperhitungkan keuntungan dan biaya overhead yang dianggap wajar...

Contoh keuntungan dan biaya Overhead yang wajar untuk Pekerjaan Konstruksi maksimal 15%

(lima belas perseratus)”.

Klausul tersebut jelas tidak menyebutkan bahwa penyedia dalam pelaksanaan pekerjaan hanya boleh menerima keuntungan maksimal 15%, melainkan untuk mengatur PPK dalam menyusun HPS telah memperhitungkan keuntungan secara wajar. Meski batas maksimum perhitungan keuntungan dalam HPS adalah 15%, penyedia tidak dinyatakan tidak boleh memperoleh keuntungan di atas 15%. Meski harga yang ditawarkan penyedia sama dengan harga pasar, namun karena mempunyai keunggulan komparatif maupun kompetitif disamping para pesaingnya, mungkin penyedia akan memperoleh keuntungan di atas 15%. Sampai saat ini, tidak ada larangan atau batasan maksimal yang tegas dalam berbagai ketentuan yang berlaku tentang realisasi keuntungan rekanan dalam pelaksanaannya.

Dalam pengertian bahasa, kata “memperhitungkan” juga tidak sama dengan kata “menambah”.

Bila Analisis Pasar menunjukan bahwa harga pasar ditingkat retail sudah termasuk untung, maka PPK tidak seharusnya menambah biaya orverhead dan keuntungan lagi. Namun bila Analisis Pasar menunjukan bahwa harga yang diperoleh ternyata belum termasuk keuntungan, misal ditunjukan dengan adanya diskon khusus perayaan ulang tahun toko selama beberapa waktu saja bukan terus menerus seperti yang dilakukan salah satu Toserba, PPK semestinya menambahkan keuntungan saja, bukan biaya overhead dan keuntungan. Harga diskon toko biasanya sebesar

(11)

harga pokok penjualan yang sudah meliputi biaya overhead. Namun demikian, Perpres tidak secara tegas memisah berapa porsi biaya overhead dan berapa porsi keuntungan.

VI. SEGMENTASI PASAR PENYEDIA

Segmentasi pasar penyedia merupakan salah satu langkah penting untuk mewujudkan Analisis Pasar yang efektif dan efisien. Suatu jenis kebutuhan barang/jasa mungkin terdiri dari puluhan atau bahkan jenis atau merek barang/jasa di pasar. Apabila survey dan analisis dilakukan terhadap keseluruhan jenis atau merek tersebut yang ada di pasar, tentu akan banyak menyita waktu dan biaya sehingga tidak dapat tersedia informasi yang diperlukan pada waktunya. Solusinya adalah dengan melakukan pengelompokan (grouping) barang/jasa tersebut berdasarkan persamaan resiko dan/atau kemungkinan/kesempatan (opportunity). Analisis dilakukan terhadap rangking atas masing-masing grup

Sebagaimana telah diuraikan di bab sebelumnya, segmentasi pasar penyedia ini hanya dilakukan terhadap barang/jasa yang memenuhi kriteria prioritas. Proses segmentasi yang biasa dilakukan dapat dirangkum menjadi tiga tahap berikut:

1) Membangun variabel segmentasi berdasarkan pengetahuan pasar yang dimiliki. Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai dasar variabel adalah teknologi dan elemen rantai pasokan. Hanya variabel yang berbeda risiko dan kesempatan saja yang relevan untuk dipergunakan

2) Menyaring beberapa segmen berdasarkan pengetahuan dan logika umum. Suatu segmen dapat diabaikan , antara lain jika:

• ketika diketahui hanya ada satu pemasok (monopoli).

• Ketika Teknologinya belum teruji

• Ketika Waktu tunggu pesanan (Lead time) yang lama

• Ketika sparepart ternyata tidak tersedia

• Ketika strategi harga yang dipakai bersifat premium

• Ketika segmen tidak menyediakan solusi bagi kebutuhan instansi.

• Ketika suatu segmen tidak berbeda dari segmen lainnya.

3) Mengidentifikasi risiko dan peluang dari setiap segmen, dan pilih segmen yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan instansi.

Dari pertimbangan efisiensi terhadap total biaya, bukan hanya harga beli alat, pihak berwenang di instansi mungkin akan memilih waterheater tenaga matahari. Berbagai merek, kapasitas dan faktor lain diidentifikasi untuk menentukan peringkat atas segmen. Dan terakhir, harga beli beserta instalasi diidentifikasi untuk dapat menghitung perkiraan total biayanya.

VII. ANALISIS PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

Pajak Pertambahan Nilai atau PPN adalah merupakan pajak yang dikenakan atas konsumsi di dalam negeri (di dalam daerah pabean), baik konsumsi barang maupun jasa. Yang dikenakan PPN pada dasarnya adalah sebesar nilai tambah dari setiap proses. Pihak yang menanggung PPN adalah konsumen akhir. Pihak perantara perdagangan dari bahan baku hingga menjadi barang jadi yang

(12)

merupakan Pengusaha Kena Pajak (PKP) akan menerima kembali PPN yang telah dibayarkan oleh mereka ketika membeli bahan baku.

Dalam mekanisme pembayaran dan pemungutan PPN dikenal istilah Pajak Masukan (PM) dan Pajak Keluaran (PK), dengan pengertian sebagai berikut:

• Pajak Masukan adalah PPN yang seharusnya sudah dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) karena perolehan Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau perolehan Jasa Kena Pajak (JKP) dan/atau pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean dan/atau pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean dan/atau impor Barang Kena Pajak.

• Pajak Keluaran adalah PPN terutang yang wajib dipungut oleh PKP yang melakukan penyerahan BKP, penyerahan JKP, ekspor BKP Berwujud, ekspor BKP Tidak Berwujud dan/atau ekspor JKP.

VIII. DOKUMENTASI PELAKSANAAN ANALISIS PASAR

Seperti telah diuraikan dimuka, hasil Analisis Pasar ini akan digunakan untuk menyusun anggaran dan harga perkiraan sendiri (HPS). Mengingat implikasi kedua tahap tersebut sangat penting baik untuk keuangan organisasi, maupun keuangan negara (untuk pengadaaan sektor pemerintah), pihak-pihak yang bertanggung jawab harus membuat dan menjaga dokumentasi atas proses Analisis Pasar.

Setidak-tidaknya, dokumentasi tersebut akan dipergunakan oleh:

• Pejabat yang berwenang untuk menyusun anggaran (Pimpinan Organisasi). Sebelum menetapkan harga satuan dalam dokumen anggaran, pejabat yang bersangkutan seharusnya memastikan bahwa proses Analisis Pasar telah dilaksanakan sesuai ketentuan dan berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan.

• Pejabat yang berwenang untuk menetapkan Harga Perkiraan. Sebelum menetapkan harga perkiraan, pejabat yang berwenang seharusnya terlebih dahulu memastikan bahwa harga yang diinput ke dalam harga perkiraan adalah bersumber dari proses Analisis Pasar yang telah dilaksanakan sesuai ketentuan serta berdasarkan data yang dapat dipertanggung jawabkan

• Auditor ketika melakukan pemeriksaan. Untuk mengambil suatu kesimpulan, Auditor akan mengumpulkan bukti-bukti yang relevan serta melakukan pengujian terhadap prosedur yang telah dilakukan oleh instansi berdasarkan jejak audit (audit trail) yang tersedia. Auditor hanya akan dapat meyakini kebenaran atau kewajaran suatu keadaan berdasarkan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.

Beberapa ketentuan minimal dalam menyiapkan dokumentasi proses Analisis Pasar agar dapat dianggap memadai:

• Adanya dokumen yang menunjukan adanya perintah dari pejabat yang berwenang. Tidak ada ketentuan baku yang mengatur mengenai bentuk ataupun judul surat perintah tersebut. Hal tersebut diserahkan kepada masing-masing instansi. Meski demikian beberapa poin yang minimal ada dalam surat/dokumen tersebut adalah:

a. nama dan jabatan pemberi perintah/tugas disertai tanda tangan (dan cap bila diperlukan);

b. nama-nama dan jabatan yang diberi perintah/tugas;

c. nomor dan tanggal dokumen diterbitkan serta masa tugas yang diberikan;

d. tugas yang diberikan (misal: pengumpulan data pasar dan ketentuan yang berlaku, pengolahan data pasar serta penyusunan laporan kegiatan).

• Adanya dokumen atau bukti lain yang menunjukan hasil proses penugasan dimaksud. Bentuk dan jenis dokumen atau bukti ini juga tidak ada ketentuan baku yang mengaturnya. Hal tersebut diserahkan kepada instansi yang melaksanakan. Sumber darimana, kapan dan dimana data/informasi diperoleh seharusnya dapat diidentifikasi secara jelas untuk memudahkan proses reviu ataupun audit. Berikut ini beberapa contoh jenis dokumen/bukti dari penugasan.

(13)

• Dokumen dan bukti-bukti tersebut semestinya dikelola dan disimpan oleh pejabat yang terkait, untuk memudahkan pencarian ketika diperlukan. Apabila dokumen/bukti tersebut terkait dengan penyusunan anggaran, maka pihak yang semestinya menyimpan adalah Pejabat yang berwenang menyusun anggaran (Pimpinan organisasi). Sedangkan apabila dokumen/bukti tersebut terkait dengan penyusunan HPS, maka pihak yang semestinya menyimpan adalah pejabat yang berwenang menandatangani kontrak.

Catatan:

Inti dari tujuan penyiapan dokumentasi adalah untuk memberikan ‘jaminan’ bahwa proses telah dilakukan berdasarkan otorisasi pejabat yang berwenang dan hasil kegiatan telah didukung dengan fakta dan dapat dibuktikan secara memadai. Setiap angka yang dikutip atau simpulan yang diambil harus didukung dengan bukti yang dapat diverifikasi.

Referensi

Dokumen terkait

Dinas Pengelolaan Pasar melakukan berbagai strategi untuk mengembangkan Pasar Gede Hardjonagoro dari aspek lingkungan Internal seperti melakukan kegiatan pelatihan

Tinjauan Etika Bisnis Syariah terhadap praktek jual beli di Pasar Tradisional Sudimoro sudah menerapkan satu prinsip yaitu Kejujuran dimana para pedagang di Pasar

Sumber: Diolah peneliti dari berbagai sumber Dari data diatas dapat dilihat bahwa Jawa Timur memiliki beberapa pasar percontohan yang telah dikembangkan dari tahun

Faktor internal dan eksternal; meliputi kekuatan adalah : citra produk dan perusahaan, jaringan distribusi yang luas, pabrik dekat bahan baku dan pasar, kualitas produk, bahan

a) Tingkat akurasi data, sumber penyedia data, kewenangan sumber atau instansi penyedia data, tingkat kesalahan, variabel ketidakpastian, serta variabel-variabel lainnya

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari berbagai sumber seperti data yang diperoleh dari instansi terkait yang digunakan untuk membantu dalam menjawab tujuan

Dari segi pengelolaan pasar, pasar Noemuti memiliki beberapa kekurangan yang perlu dibenahi oleh pimpinan pasar maupun pemerintah dan instansi terkait, sehingga beberapa kekurangan yang

Para pelaku UMKM harus selalu tanggap mencermati berbagai permasalahan dalam persaingan yang semakin komprehensif mulai dari internal dan eksternal seperti teknologi, budaya organisasi,