• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tampilan APLIKASI OLAHRAGA SENAM RITMIK PADA ANAK USIA DINI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Tampilan APLIKASI OLAHRAGA SENAM RITMIK PADA ANAK USIA DINI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI OLAHRAGA SENAM RITMIK PADA ANAK USIA DINI Oleh

Kodrad Budiyono, S.Pd. M.Or

Fakultas Keguruaan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tunas Pembangunan

Surakarta

Abstrak

Perkembangan fisik motorik merupakan salah satu kemampuan dasar yang perlu di miliki anak untuk di kembangkan dengan optimal.Usia dini memang merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan pengembangan intelegensi seorang anak. Tujuan utama olahraga senam ritmik pada anak usia dini adalah memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak sejak awal yang meliputi aspek fisik, psikis, dan sosial secara menyeluruh. Secara operasional, praktik pendidikan usia dini sebaiknya berpusat pada kebutuhan anak, yaitu olahraga yang berdasarkan pada minat, kebutuhan, dan kemampuan anak. Konsep dasar dari aplikasi olahraga bagi anak usia dini adalah permainan.

Oleh karena itu berbagai kegiatan olahraga harus diajarkan agar anak memiliki kemampuan fisik secara menyeluruh. Aspek latihan yang perlu dikembangkan pada anak usia muda adalah terutama keterampilan (teknik) gerak dasar yang benar dengan kemampuan fisik dasar yang baik.

Kata Kunci : Senam Ritmik, Usia dini

PENDAHULUAN

Usia dini merupakan kesempatan emas bagi anak untuk belajar. Pada usia ini anak memiliki kemampuan untuk belajar yang luar biasa khususnya pada masa kanak-kanak awal. Mengingat usia dini merupakan usia emas maka pada masa itu perkembangan anak harus dioptimalkan. Perkembangan anak usia dini sifatnya holistik, yaitu dapat berkembang optimal apabila sehat badannya, cukup gizinya dan didik secara baik dan benar. Anak berkembang dari berbagai aspek yaitu berkembang fisiknya, baik motorik kasar maupun halus, berkembang aspek kognitif, aspek sosial danemosional.

Kemampuan melakukan gerakan dan tindakan fisik untuk seorang anak terkait dengan rasa percaya diri dan pembentukan konsep diri. Oleh karena itu perkembangan motorik kasar sama pentingnya dengan aspek perkembangan yang lain untuk anak usia dini. Kurikulum Pendidikan Taman Kanak-kanak meliputi

(2)

enam aspek perkembangan yakni moral dan nilai-nilai agama, sosial - emosional dan kemandirian, kemampuan berbahasa, kognitif, fisik/motorik dan seni.

Pada umumnya pembelajaran di usia dini untuk aspek perkembangan fisik atau motoriknya lebih banyak difokuskan ke perkembangan motorik halus, sedangkan motorik kasar kurang diperhatikan. Padahal pengembangan motorik kasar anak usia dini juga memerlukan bimbingan dari pendidik.

Perkembangan motorik kasar untuk anak usia dini antara lain melempar dan menangkap bola, berjalan di atas papan titian, berjalan dengan berbagai variasi, memanjat dan bergelantungan, melompati parit atau guling, dan sebagainya.

Seyogyanya gerakan-gerakan motorik kasar ini dipraktekkan oleh anak-anak dini di bawah bimbingan dan pengawasan pendidik/guru, sehingga diharapkan semua aspek perkembangan dapat berkembang secara optimal.

Pengembangan motorik kasar sama pentingnya dengan aspek-aspek perkembangan lainnya, karena ketidakmampuan anak melakukan kegiatan fisik akan membuat anak kurang percaya diri, bahkan menimbulkan konsep diri negatif dalam kegiatan fisik. Padahal jika anak dibantu oleh pendidik, besar peluangnya dapat mengatasi ketidakmampuan tersebut dan menjadi lebih percaya diri.

Program pengidentifikasian bakat anak usia dini diperlukan sebelum melakukan suatu proses latihan yang berorientasi untuk mencapai prestasi yang tinggi. Proses pengidentifikasian bakat dilakukan untuk menentukan anak berpotensi pada salah satu cabang olahraga, sesuai dengan talent yang dimiliki.

Kenyataan yang ada, banyak anak menekuni salah satu cabang olahraga tidak berdasarkan pengidentifikasian bakat. Mereka menekuni salah satu cabang olahraga hanya berdasarkan pengaruh dari lingkungan sekitar, pengaruh teman bermain, dorongan orang tua.

Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (meningkatkan kualitas hidup). Prinsip gerak merupakan subdisiplin yang telah menekankan pada investigasi atau penelitian mengenai prinsip-prinsip perilaku gerak manusia. Secara lebih Ma’mun dan Saputra (2000) menjelaskan bahwa perilaku gerak itu lebih menekankan pada prinsip-prinsip keterampilan gerak

(3)

manusia yang dihasilkan pada tahap perilaku analisis. Seperti halnya makan, Olahraga merupakan kebutuhan hidup yang sifatnya periodik artinya Olahraga sebagai alat untuk memelihara dan membina kesehatan, tidak dapat ditinggalkan.

Olahraga merupakan alat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani dan sosial. Struktur anatomis-anthropometris dan fungsi fisiologisnya, stabilitas emosional dan kecerdasan intelektualnya maupun kemampuannya bersosialisasi dengan lingkungannya nyata. Pemahaman dan perilaku sehat sudah harus ditanamkan sejak usia dini.

Perkembangan motorik kasar merupakan hal yang sangat penting bagi anak usia dini khususnya anak kelompok bermain. Sebenarnya anggapan bahwa perkembangan motorik kasar akan berkembang dengan secara otomatis dengan bertambahnya usia anak, merupakan anggapan yang keliru. Perkembangan motorik kasar pada anak perlu adanya bantuan dari para pendidik di lembaga pendidikan usia dini yaitu dari sisi apa yang dibantu, bagaimana membantu yang tepat/appropriate, bagaimana jenis latihan yang aman bagi anak sesuai dengan tahapan usia dan bagaimana kegiatan fisik motorik kasar yang menyenangkan anak.

Usia dini yang lazim diartikan pada kisaran 0-8 tahun memang merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan pengembangan intelegensi seorang anak. Tujuan utama pendidikan usia dini adalah memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak sejak awal yang meliputi aspek fisik, psikis, dan sosial secara menyeluruh. Seperti dikemukakan oleh Rahman (2005:6) bahwa secara umum tujuan program pendidikan usia dini adalah memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan meyeluruh sesuai dengan norma-norma dan nilai kehidupan yang di anut. Melalui program pendidikan yang dirancang dengan baik, anak akan mampu mengembangkan segenap potensi yang dimiliki dari aspek fisik, sosial, moral, emosi, kepribadian dan lain-lain. Dengan begitu anak diharapkan lebih siap untuk belajar lebih lanjut.

Bukan hanya belajar secara akademik di sekolah, melainkan juga sosial, emosional, dan moral di semua lingkungan. Secara operasional, praktik pendidikan usia dini sebaiknya berpusat pada kebutuhan anak, yaitu pendidikan

(4)

yang berdasarkan pada minat, kebutuhan, dan kemampuan anak. Oleh karena itu, peran pendidik sangatlah penting. Pendidik harus mampu memfasilitasi aktivitas anak dengan material yang beragam. Pengertian pendidik dalam hal ini tidak hanya terbatas pada guru saja, tetapi juga orangtua dan lingkungan. Seorang anak membutuhkan lingkungan yang kondusif untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Program latihannya pun harus disesuaikan dengan karakter perkembangan anak yang masih dalam taraf bermain. Selain itu program latihan harus disusun secara multilateral sehingga anak mempunyai kemampuan yang bermacam- macam walaupun pada akhirnya disalurkan pada salah satu cabang olahraga tertentu.

PEMBAHASAN

Dalam olahraga usia dini, target yang harus dicapai anak adalah menerapkan sebaik mungkin keterampilan dan kemampuan yang sudah dilatih ke dalam pertandingan. Adalah besarnya usaha dan peningkatan pribadi yang seharusnya dihargai dan menjadi target bagi setiap anak, bukannya semata-mata mencapai kemenangan dalam pertandingan. Tujuan melibatkan anak dalam aktivitas olahraga adalah sebagai pengenalan pengalaman berolahraga, meningkatkan ketrampilan fisik, membangun kepercayaan diri.

Dalam masa ini, yang diperlukan anak adalah kegembiraan dalam melakukan latihan olahraga. Oleh karena itu pelatihnya tidak perlu menekankan pada penguasaan teknik atau peraturan pertandingan. Pujian atau hadiah diberikan kepada usaha yang dilakukan anak, bukan terhadap hasil akhir. Disini perlu ditanamkan perasaan “mencapai sukses” bukan hanya sebagai juara, tetapi juga sebagai partisipan. Oleh karena itu, penting sekali di masa awal ini setiap partisipan dalam suatu kejuaraan bisa mendapatkan penghargaan. Persiapan mental dalam menghadapi pertandingan juga merupakan hal yang perlu diperhatikan. Utamanya anak perlu dibiasakan berfikir positif, diberi keyakinan bahwa dalam pertandingan nanti dirinya mampu menampilkan keterampilan yang telah dilatihnya.

(5)

Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas baik secara fisik, psikis, sosial, moral, dan sebagainya. Masa kanak-kanak juga masa yang paling penting untuk sepanjang usia hidupnya. Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Secara rinci menurut Rahman (2005 : 33-37) karakteristik diuraikan sebagai berikut:

1. Usia 0-1 tahun Pada masa bayi perkembangan fisik mengalami kecepatan yang luar biasa, paling cepat dibanding usia selanjutnya. Beberapa karakteristik anak usia bayi dapat dijelaskan antara lain: 1) Mempelajari keterampilan motorik mulai dari berguling, merangkak, duduk, berdiri dan berjalan. 2) Mempelajari keterampilan menggunakan panca indera, seperti melihat atau mengamati, meraba, mendengar, mencium, dan mengecap dengan memasukkan setiap benda ke dalam mulutnya. 3) Mempelajari komunikasi sosial. Bayi yang baru lahir telah siap melaksanakan kontak sosial dengan lingkungannya. Komunikasi responsif dari orang dewasa akan mendorong dan memperluas respon verbal dan non verbal bayi.

2. Usia 2-3 tahun Anak usia dini ini memiliki beberapa kesamaan karakteristik dengan masa sebelumnya. Secara fisik anak masih mengalami pertumbuhan yang pesat. Beberapa karakteristik khusus yang dilalui anak usia 2-3 tahun antara lain: 1) Anak sangat aktif mengeksplorasi benda-benda yang ada di sekitarnya. Ia memiliki kekuatan observasi yang tajam dan keinginan belajar yang luar biasa. Eksplorasi yang dilakukan oleh anak terhadap benda apa saja yang ditemui merupakan proses belajar yang sangat efektif. 2) Anak mulai mengembangkan kemampuan berbahasa. Diawali dengan berceloteh, kemudian satu dua kata dan kalimat yang belum jelas maknanya. 3) Anak mulai belajar mengembangkan emosi. Perkembangan emosi anak didasarkan pada bagaimana lingkungan memperlakukan dia, sebab emosi bukan ditentukan oleh bawaan, namun lebih banyak pada lingkungan.

3. Usia 4-6 tahun Anak usia 4-6 tahun memiliki karakteristik antara lain: 1) Berkaitan dengan perkembangan fisik, anak sangat aktif melakukan berbagai kegiatan. Hal tersebut sangat bermanfaat untuk mengembangkan otot-otot kecil maupun besar. 2) Perkembangan bahasa juga semakin baik. Anak sudah

(6)

mempu memahami pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan pikiran dalam batas-batas tertentu. 3) Perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat, ditunjukkan dengan rasa ingin tahu anak yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar. Hal ini terlihat dari seringnya anak menanyakan segala sesuatu yang dilihat. 4) Bentuk permainan masih bersidat individu, bukan permainan sosial walaupun aktivitas bermain dilakukan secara bersama.

4. Usia 7-8 tahun Karakteristik perkembangan anak usia 7-8 tahun antara lain:

1) Perkembangan kognitif anak masih berada pada masa yang cepat. Dari segi kemampuan, secara kognitif anak sudah mampu berpikir bagian per bagian.

2) Perkembangan sosial, anak mulai melepaskan diri dari otoritas orang tuanya. Hal ini ditunjukkan dengan kecenderungan anak untuk selalu bermain di luar rumah dan bergaul dengan teman sebayanya. 3) Anak mulai menyukai permainan sosial. 4) Perkembangan emosi anak sudah mulai terbentuk dan tampak sebagian dari kepribadian anak. Walaupun pada usia ini masih pada taraf pembentukan, namun pengalaman anak sebenarnya telah menampakkan hasil. Anak usia 3-5 tahun anak sudah mampu melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat menggunakan kemampuan motorik kasar. Pada anak usia 5-8 tahun perkembangan anak biasanya pertumbuhan fisik telah mencapai kematangan, anak telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangan. Anak juga telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang pensil maupun memegang gunting.

Dari perbedaan kemampuan motorik tersebut dapat di gunakan sebagai bahan pertimbangan guna menyusun program latihan yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak pada usia tersebut.

Setiap usia anak memiliki tingkat kesukaran dalam hal balajar sekaligus perkembangannya sesuai dengan perkembangan aspek yang ada yang keseluruhannya berkaitan erat dengan aktivitas otak. Umumnya, pada saat dewasa banyak yang sering mengalami kesulitan menghafal dan mengingat dengan cepat.

Oleh sebab itu, hal inilah yang menjadi pondasi utama agar ditanamkan sejak

(7)

anak usia dini. Keunikan pada anak terkadang tergantung pada gaya belajarnya cepat mudah menerima suatu informasi baru, kadangkala juga ada anak yang menerima suatu informasi baru dengan sedikit penyegaran-penyegaran misal dengan iming-imingi hadiah, pujian, dan lainlain. Gunadi (2012:63) bahwa pada masa pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dialami oleh anak usia dini. Keberhasilan anak dalam menghadapi tantangan fisik mempunyai arti yang lebih luas bagi anak dan sekaligus dapat membuat anak lebih berani mencoba hal- hal lainnya.

Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Menurut Yudha dalam Solehuddin, (2002:11) perkembangan motorik adalah perubahan perilaku motorik yang merefleksikan interaksi antara kematangan organisme dan lingkungan setiap individu. Dilihat dari konsepnya, secara umum motorik mengacu pada pengertian gerakan. Sedangkan psikomotor merupakan gerakan-gerakan yang dialihkan melalui gerakan-gerakan elektronik dari pusat otot besar. Perkembangan motorik adalah kemajuan pertumbuhan gerak sekaligus kematangan gerak yang diperlukan lagi bagi seorang anak untuk melaksanakan suatu keterampilan. Setiap periode usia akan menjadikan keterampilan anak bertambah. Tujuan dan fungsi perkembangan motorik adalah penguasaan keterampilan yang tergrafik dalam perkembangan menyelesaikan tugas motorik tertentu. Kualitas motorik terlihat dari seberapa jauh anak tersebut mampu menampilkan tugas motorik yang diberikan dengan tingkat keberhasilan tertentu. Jika keberhasilan dalam melaksanakan tugas motorik tinggi, berarti motorik yang dilakukan efektif dan efisien. Perkembangan motorik kasar yang baik, tidak hanya didukung melalui pemenuhan status gizi saja, akan tetapi didukung juga oleh stimulasi yang diberikan. Pemberian stimulasi dapat mengoptimalkan perkembangan motorik kasar pada anak sesuai dengan tahap perkembangannya.

Banyak aspek yang perlu ditingkatkan dan dioptimalkan guna potensi- potensi anak usia dini dapat berkembang dengan baik. Kegiatan yang dilakukan pun dengan suasana yang menyenangkan bahkan tidak ada tekanan saat mengenal suatu informasi baru. Menurut Gunadi (2012:69) perkembangan fisik motorik

(8)

adalah perkembangan pengendalian gerak tubuh melalui gerakan yang terkoordinasi antara susunan saraf, otot, dan spinal cord. Suatu perkembangan yang perlu dikembangkan dengan seimbang sesuai dengan tahapan umur anak usia dini dan kesiapan dari anak-anak yang akan mengenal suatu hal baru. Segala sesuatu yang diterapkan dengan seimbang termasuk stimulasistimulasi yang diberikan kiranya dapat berkembang dengan baik terutama pada perkembangan anak. Kemampuan keseimbangan membuat anak mencoba berbagai kegiatan dengan keyakinan yang besar akan ketrampilan yang dimiliki oleh anak (Akbar dan Hawadi, 2001:7). Ketrampilan yang dimiliki anak usia dini merupakan bakat yang perlu digali potensi-potensinya dengan lebih baik.

SENAM RITMIK

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi, pendidikan merupakan suatu upaya untuk memanusiakan manusia. Artinya melalui proses pendidikan diharapkan terlahir manusia-manusia yang baik (M.Yasid Bustomi:11-13).

Penyelenggaraan olahraga dilakukan untuk memberikan kesiapan anak usia dini sebelum memasuki pendidikan dasar. Lembaga ini dianggap penting untuk mengembangkan potensi dan keterampilan anak secara optimal. Agar pertumbuhan dan perkembangan tercapai secara optimal, maka dibutuhkan situasi dan kondisi yang kondusif. Oleh karena itu pendidikan anak usia dini perlu mempraktikan pendekatan pembelajaran yang dapat menjadikan anak senang, kreatif, dan aktif sehingga anak tidak merasa tertekan dan terbebani dengan tugastugas berat yang belum saatnya anak terima. Pendekatan dapat berupa salah satunya adalah pembelajaran bersama guru dengan menggunakan media yangmenarik dan tepat sehingga potensi keterampilan anak dapat berkembang secara optimal.

Keterampilan sendiri yaitu keterampilan berarti kecakapan untuk menyelesaikan tugas sedangkan terampilan adalah cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu, dan cekatan. Melalui kegiatan keterampilan yang baik, khususnyaketerampilan senam, anak dapat melakukan aktivitas mandiri seperti

(9)

mengayunkan tangan, menggerakan tubuh, melompat, mengangkat kaki yang diajarkan dalam pendidikan taman kanak-kanak yang diikutinya.

Keterampilan senam terutama senam ritmik ditandai dengan gerakan - gerakan yang sederhana dan bebas, ketika melakukan gerakan diiringi irama atau musik. Senam ritmik menurut Hartomo Edi dan Endang Widyastuti (2010:36) adalah aktivitas senam, diikuti dengan irama atau musik dengan gerakan yang lentur dan terstuktur. Proses ini akan berjalan dengan baik sejauh guru memberikan kegiatan ini secara tepat, tepat diartikan memberikan kebebasan kepada si anak untuk dapat mengekspresikan pikiran dan perasaan melalui gerak.

Keterampilan senam akan lebih menarik lagi jika menggunakan media yang dapat membantu anak meningkatkan keterampilan senam ritmik.

Media berarti perantara yaitu perantara sumber pesan dengan penerima pesan (Zaman Badru dkk : 2007, 4.13). Sedangkan simpai adalah alat berbentuk cincin besar yang terbuat dari fiber glass atau jika untuk digunakan anak-anak dapat dibuat dari satu bilah bambu atau rotan yang dipertemukan kedua ujungnya membentuk lingkaran. Teknik-teknik gerakan simpai memerlukan tenaga sehingga dapat membantu mengembangkan kekuatan, koordinasi dan kelentukan ekstrimitas (anggota tubuh) atas terutama lengan dan bahu anak. Simpai sebagai media penting dalam mengembangkan keterampilan senam ritmik anak yang memberikan sumbangan berarti bagi perkembangan keterampilan anak.

KESIMPULAN

Olahraga pada anak usia dini merupakan manifestasi bentuk aktivitas gerak yang memberikan pengalaman motorik, sosial-budaya, dan mampu untuk mengembangkan anak pada usia dini. Penerapan olahraga yang tepat akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Reni dan Hawadi. 2001. Psikologi Perkembangan Anak.Jakarta: Grasindo Badru Zaman, Asep Hery Hernawan dancucu Eliyawati. 2007. Media dan Sumber

Belajar TK. Jakarta: Universitas Terbuka.

Bustomi, M Yazid. 2012. Panduan Lengkap PAUD Melejitkan Potensi dan Kecerdasan Anak Usia Dini. Jakarta: Citra Publishing.

Gunadi, Tri. 2012. Optimalkan Otak Kanan-Kiri, Otak Tengah, Otak Kecil.

Jakarta: Penebar Plus.

Hartomo Edi, Pandoyo, Endang Widyastuti. 2010. Buku Pegangan Guru Olahraga Seri Senam. Semarang: Aneka Ilmu.

Ma’mun, Amung dan Saputra, Yudha M..(2000). Perkembangan Belajar Gerak dan Belajar Gerak. Jakarta: Departemen Penddikan dan Kebudayaan.

Rahman, Hibawa S., (2005). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.

Yogyakarta: PGTKI Press.

Solehuddin. 2002. Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. IKIP Bandung:

Depdikbud

Referensi

Dokumen terkait

Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan berikutnya. Dengan meningkatnya pertumbuhan tubuh, baik menyangkut ukuran berat dan tinggi, maupun kekuatannya

Berdasarkan penelitian ini maka peneliti mengemukakan saran sebagai berikut: (a) Guru hendaknya dapat meningkatkan perkembangan motorik kasar anak usia dini

ABSTRAK: Perkembangan keterampilan gerak bagi anak-anak usia dini diartikan sebagai perkembangan dan penghalusan aneka keterampilan gerak dasar dan keterampilan

Permainan gelas berangka warna warni dikembangkan untuk meningkatkan perkembangan fisik motorik kasar dan perkembangan kognitif anak, permainan gelas angka warna warni

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 137 Tahun 2014 pada lingkup perkembangan fisik motorik. Di dalam Permendikbud

Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan berikutnya. Dengan meningkatnya pertumbuhan tubuh, baik menyangkut ukuran berat dan tinggi, maupun kekuatannya

Untuk pengembangan kemampuan dasar anak didik, dilihat dari kemampuan fisik/motoriknya maka guru-guru PAUD akan membantumeningkatkan keterampilan fisik/motorik anak

Dengan demikian terdapat pengaruh aktivitas bermain terhadap perkembangan kemampuan dasar fisik motorik pada anak prasekolah di TK Tunas Harapan Desa Tunggun Jagir Mantup