• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tampilan IMPLEMENTASI PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA DI SEKOLAH PENGGERAK

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Tampilan IMPLEMENTASI PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA DI SEKOLAH PENGGERAK"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA DI SEKOLAH PENGGERAK

SENI ASIATI

SMP NEGERI 231 JAKARTA

USWATUN HASANAH

DIREKTORAT PENDIDIKAN PROFESI GURU

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI Received :

Revised : Accepted :

October 10, 2022 October 12, 2022 November 16, 2022

Abstract. The Merdeka Curriculum has differences compared to the 2013 Curriculum, namely there is a Project to Strengthen Pancasila Student Profi les. This project is a supporter of intracurricular activities that have the ultimate goal of not only increasing competence but building and improving the character of students as Pancasila Student Profi les through projects that raise issues or problems in the surrounding environment. At present, the Project for Strengthening Pancasila Student Profi les is mandatory for the Mobilization Schools. In 2021 there will be 54 Mobilizing Schools which should have implemented the project. This research aims to 1) Know and explain the Motivator schools in implementing the project to strengthen the profi le of Pancasila students in 2021 in the South Jakarta and East Jakarta areas; 2) Obtain information on the obstacles faced by driving schools in implementing the 2021 Pancasila Student Profi le Strengthening Project in the South Jakarta and East Jakarta areas. This research used survey and interview methods. Based on the results of the research instrument on 50 Batch 1 Mobilization Schools as well as the results of sample visits to 12 educational units in the East Jakarta and South Jakarta areas, data shows that the Project for Strengthening Pancasila Profi les has been implemented by all phase I mobilizing schools. 100% carried out the implementation of a project to strengthen the profi le of Pancasila students. Several obstacles regarding the lack of understanding of the project can be overcome by sharing experiences with other driving schools.

Abstrak. Kurikulum Merdeka memiliki perbedaan dibandingkan dengan Kurikulum 2013, yaitu terdapat Projek Penguatan Profi l Pelajar Pancasila. Projek ini merupakan pendukung kegiatan intrakurikuler yang memiliki tujuan akhir tidak hanya peningkatan kompetensi tapi membangun dan meningkatkan karakter peserta didik sebagai Profi l Pelajar Pancasila melalui projek yang mengangkat isu ataupun permasalahan yang ada di lingkungan sekitar. Saat ini, Projek Penguatan Profi l Pelajar Pancasila telah wajib dilaksanakan oleh Sekolah Penggerak. Pada tahun 2021 terdapat 54 Sekolah Penggerak yang seharusnya telah melaksanakan projek tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui dan menjelaskan tentang sekolah penggerak dalam mengimplementasikan projek penguatan profi l pelajar Pancasila tahun 2021 di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur; 2) Memperoleh informasi kendala yang dihadapi sekolah penggerak dalam mengimplementasikan Projek Penguatan Profi l Pelajar Pancasila tahun 2021 di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan metode survey dan wawancara.

Berdasarkan hasil instrumen penelitian terhadap 50 Sekolah Penggerak Tahap I maupun hasil kunjungan sampel terhadap 12 satuan pendidikan di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan, menunjukkan data bahwa projek penguatan profi l pelajar Pancasila telah diimplementasikan oleh seluruh sekolah penggerak angkatan tahap I. artinya sekolah penggerak tahap I sudah 100%

melaksanakan impelementasi projek penguatan profi l pelajar Pancasila. Beberapa kendala mengenai pemahaman tentang projek yang masih minim dapat diatasi dengan saling berbagi pengalaman bersama sekolah penggerak lainnya.

: Kata kunci:

Implementation, Pancasila Student Profi le Strengthening Project, Driving School.

Implementasi, Projek Penguatan Profi l Pelajar Pancasila, Sekolah Penggerak.

(*) Corresponding Author: seniasiati@gmail.com

How to Cite: Asiati, S., Hasanah, U., (2022). Implementasi projek penguatan profi l pelajar Pancasila di sekolah penggerak. Jurnal Lingkar Mutu Pendidikan, 19 (2), 61-72. https://doi.org/10.54124/jlmp.v19i2.78

https://doi.org/10.54124/jlmp.v19i2.78 p.ISSN 1979-3820 e.ISSN 2809-3933

Avalilable online at https://jlmp.kemdikbud.go.id/index.php/jlmp/index

(2)

PENDAHULUAN

Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi memiliki Visi Pendidikan Indonesia yaitu mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila. Visi ini diwujudkan dalam bentuk kebijakan Kurikulum Merdeka. Salah satu karakteristik kurikulum Merdeka yaitu adanya projek penguatan profi l Pancasila. Kurikulum Merdeka menitikberatkan pada upaya pembentukan karakter bangsa berupa profi l pelajar Pancasila bagi setiap peserta didik pada satuan pendidikan.(Sari et al., 2022).

Profi l pelajar Pancasila merupakan karakter yang harus dimiliki peserta didik meliputi enam dimensi dalam profi l pelajar Pancasila yaitu: 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; 2) Mandiri; 3) Bergotong-royong; 4) Berkebinekaan global; 5) Bernalar kritis; 6) Kreatif.

(Pendidikan Dasar dan Menengah et al., n.d.). Untuk mewujudkan profi l pelajar Pancasila maka dibutuhkan integrasi kegiatan intrakurikuler, projek penguatan profi l pelajar Pancasila (kokurikuler), dan kegiatan ekstrakurikuler.

Beberapa penelitian terkait tentang projek penguatan profi l pelajar Pancasila dilakukan secara kolaboratif, dan guru-guru tidak melaksanakan berdasarkan satu mata pelajaran tetapi lintas mata pelajaran. Belajar dan bekerja secara kolaboratif menjadi kekuatan dalam pelaksanaan projek ini sesuai dengan profi l (kompetensi) yang dimiliki.(Ninla Elmawati Falabiba et al., 2014).

Penelitian mengenai implementasi kurikulum merdeka pada sekolah penggerak yang membahas mengenai projek penguatan profi l pelajar Pancasila sudah pernah dilakukan oleh Nugraheni Rahmawati, dengan penelitian berjudul Projek Penguatan Profi l Pelajar Pancasila dalam Impelementasi Kurikulum Prototipe di Sekolah Penggerak Jenjang Sekolah Dasar (Rachmawati).

Selain itu, penelitian mengenai projek penguatan profi l pelajar Pancasila telah dilakukan oleh Andiyani Safi tri, Dkk dengan penelitian berjudul Pro jek Penguatan Profi l Pelajar Pancasila: Sebuah Orientasi Baru Pendidikan dalam Meningkatkan Karakter Siswa Indonesia tahun 2022. Hasil penelitian menyebutkan bahwa pengembangan profi l pelajar Pancasila ini melakukan kegiatan pembelajaran dengan berbasis projek. Sehingga, diharapkan ke depannya peserta didik menjadi masyarakat yang mempunyai nilai karakter yang sesuai dengan nilai-nilai karakter yang tertanam di tiap butir sila-sila pada pancasila.(Andriani Safi tri, n.d.)

Beberapa peneliti terdahulu mengenai implementasi projek penguatan profi l pelajar Pancasila hanya berfokus pada satu sekolah dan satu indikator yaitu meneliti dimensi karakter. Sedangkan penelitian yang kami lakukan fokus pada implementasi projek penguatan profi l pelajar Pancasila ditinjau dari semua dimensi pada sekolah penggerak Angkatan ke-1 dari semua jenjang pendidikan, meliputi PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah di wilayah Provinsi DKI Jakarta.

Profi l pelajar Pancasila merupakan visi yang ingin diwujudkan Kemendikbudristek sebagaimana amanah Permendikbud nomor 22 tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2020-2024. Renstra ini berfokus pada kebijakan Merdeka Belajar sebagai pedoman bagi pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menata dan memaksimalkan bonus demografi yang menjadi kunci tercapainya bangsa maju yang berkeadilan sosial, seperti yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa. (Kemendikbud, n.d.).

Projek yang dilaksanakan harus memuat dimensi yang terdapat dalam profi l pelajar Pancasila.

Sebagai contoh, satuan pendidikan tingkat SMP melaksanakan projek penguatan profi l pelajar Pancasila kelas VII dan VIII dengan alokasi jam projek yang dialokasikan per tahun adalah 360 JP.

Sedangkan projek penguatan Profi l Pelajar Pancasila untuk kelas IX adalah 320 JP. (Salinan Permendikbud No 22 Tahun 2020, n.d.)

Saat ini projek penguatan profi l pelajar Pancasila pada 54 Sekolah Penggerak Angkatan I di Provinsi DKI Jakarta telah memasuki tahun kedua. Sebagai kebijakan baru karena berbagai kondisi di lapangan menyebabkan belum terlaksananya tahapan projek penguatan profi l pelajar Pancasila secara keseluruhan. Pemahaman mengenai projek penguatan profi l pelajar Pancasila yang masih kurang menjadi alasan mengapa perlu kiranya dilakukan penelitian mengenai implementasi projek penguatan profi l pelajar Pancasila. Selain itu apakah semua sekolah penggerak tahap I di wilayah DKI Jakarta dapat mengimplementasikan dengan baik kegiatan tersebut.

(3)

Berdasakan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yaitu untuk mengetahui 1) Bagaimana sekolah penggerak mengimplementasikan projek penguatan profi l pelajar Pancasila tahun 2021 di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur?; 2) Apa saja kendala yang dihadapi sekolah penggerak dalam mengimplementasikan projek penguatan profi l pelajar Pancasila?.

Sementara penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui dan menjelaskan tentang sekolah penggerak dalam mengimplementasikan projek penguatan profi l pelajar Pancasila tahun 2021 di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur; 2) Memperoleh informasi kendala yang dihadapi sekolah penggerak dalam mengimplementasikan projek penguatan profi l Pelajar Pancasila tahun 2021 di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.

Manfaat penelitian ini diharapkan tidak hanya secara teoritis, tetapi juga secara praktis kepada 1) Sekolah penggerak: meningkatkan kesiapan sekolah dalam implementasi projek penguatan profi l pelajar Pancasila; 2) Kepala sekolah dan guru sekolah penggerak bisa mengimbaskan pengalaman dalam implementasi projek penguatan profi l pelajar Pancasila; 3) Kepala sekolah dan guru bisa memperoleh informasi dan pemahaman yang menyeluruh tentang gambaran implementasi projek penguatan profi l pelajar Pancasila dan kendala-kendalanya; 4) Pengawas dapat memberikan rekomendasi perbaikan bagi implementasi projek penguatan profi l pelajar Pancasila; 5) BPMP Provinsi DKI Jakarta: membuat program pendampingan/pembimbingan/supervisi yang dibutuhkan Sekolah Penggerak dalam mengimpelementasikan Projek Penguatan Profi l Pelajar Pancasila; 6) Dinas Pendidikan: sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun program atau kegiatan tindak lanjut dari implementasi Projek Penguatan Profi l Pelajar Pancasila; dan 7) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi sebagai masukan dalam penyelenggaraan Projek Penguatan Profi l Pelajar Pancasila.

Implementasi merupakan proses umum tindakan yang dapat diteliti dari keberhasilan suatu program yang dilaksanakan. Implementasi yang dilakukan sejalan dengan kegiatan yang dilaksanakan.

Implementasi atau penerapannya di lapangan menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan suatu program yang telah direncanakan. Salah satu pengertian implementasi dikemukakakan oleh Mulyadi (SK-Dirjen-Penetapan-Prog-SP (1), n.d.). Implementasi mengacu pada tindakan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu keputusan.

Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap sempurna. Menurut Nurdin Usman, implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem, implementasi bukan sekedar aktivitas, tapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan.(Usman Nurdin, 2012)

Selain itu menurut Mulyasa berkaitan dengan implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap fi x. Implementasi juga bisa berarti pelaksanaan yang berasal dari kata bahasa Inggris Implement yang berarti melaksanakan (E. Mulyasa, 2013). Selain itu dengan implementasi dapat dilakukan upaya-upaya yang dapat dilakukan dan pemahaman terhadap program yang dilaksanakan. Bentuk dari implementasi tentu saja sesuai dengan kegiatan yang dilakukan.

Sekolah penggerak adalah sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik dengan mewujudkan Profi l Pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi kognitif (literasi dan numerasi) serta nonkognitif (karakter) yang diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru). (imrantululi 2022).

Sekolah penggerak yang digagas oleh Menteri Pendidikan dan Kebudyaan, Riset, dan Teknologi adalah suatu upaya pemerintah dalam kebijakan reformasi pendidikan di Indonesia. Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan teknologi Nadim Makariem seperti dikutip dalam artikel di Kompas.com, sekolah penggerak memiliki ciri-ciri banyak bertanya, banyak mencoba, dan banyak berkarya.(Wahyu Adityo Projo, n.d.)

Sebelum menjadi sekolah penggerak dilakukan terlebih dahulu proses seleksi. Sehingga diharapkan di tahun awal kebijakan sekolah penggerak ini diikuti oleh sekolah-sekolah yang memiliki kesiapan untuk menjadi katalis untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia. Sekolah penggerak memiliki kewajiban untuk melaksanakan Kurikulum Merdeka di antaranya terkait dengan implementasi projek penguatan profi l pelajar Pancasila. Terdapat empat tahapan yang dikategorikan pada sekolah. Dalam tiga tahun ajaran diharapkan sekolah penggerak telah mencapai tahap empat atau lebih.

(4)

Terdapat lima intervensi untuk pencapaian hal tersebut, yaitu 1) Pendampingan konsultatif dan asimetris, 2) Penguatan SDM sekolah, 3) Pembelajaran kompetensi holistik, 4) Perencanaan berbasis data dan 5) Digitalisasi sekolah. Oleh karena itu projek penguatan profi l pelajar Pancasila sebagai bagian dari Kurikulum Merdeka juga membagi implementasi projek ke dalam 3 tahap yaitu: 1) Tahap awal, 2) Tahap berkembang dan, 3) Tahap lanjutan.

Dengan adanya intervensi pada Sekolah Penggerak tersebut diharapkan tidak ada sekolah yang belum melaksanakan projek. Projek penguatan profi l pelajar Pancasila Angkatan 1 telah dilaksanakan di sekolah penggerak pada tahun 2021. Sehingga perlu dievaluasi keterlaksanaanya pada 54 sekolah penggerak di Provinsi DKI Jakarta.

Projek penguatan profi l pelajar Pancasila adalah terjemahan dari pengurangan beban belajar di kelas (intrakurikuler) sebagaimana rekomendasi kajian-kajian internasional, agar siswa memiliki lebih banyak kesempatan untuk belajar di setting yang berbeda (less formal, less structured, more interactive, engaged in community). (Kemendikbudristek, 2021).

Gambar 1. Gambaran Penerapan Profi l Pelajar Pancasila di Satuan Pendidikan

Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa penerapan projek penguatan profi l pelajar Pancasila didekatkan dengan keseharian peserta didik dan memuat isu-isu yang berkembang di masyarakat.

Selain itu, berkenaan dengan apa yang akan dipelajari oleh peserta didik, sekolah harus membuka ruang dan kebebasan pada peserta didik untuk mengeksplorasi berbagai hal yang terjadi di lingkungannya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa projek penguatan profi l pelajar Pancasila adalah salah satu program sekolah penggerak atau sekolah yang menyelenggarakan Kurikulum Merdeka yang bertujuan membangun kemampuan peserta didik melalui projek yang dihidupkan dari dalam diri setiap individu dengan menggali potensi dan budaya satuan pendidikan. Projek Penguatan Profi l pelajar Pancasila direncanakan dengan maksimal melalui tahapan yang terperinci dan memuat tema- tema yang dipilih oleh satuan pendidikan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian mixed-method atau penelitian gabungan, mencakup kuantitatif dan kualitatif. Data dikumpulkan dengan pendekatan mixed-method, diawali dengan penggunaan metode kuantitatif dilanjutkan dengan metode kualitatif.(Iwan Hermawan, 2019).

Penelitian kuantitatif adalah merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan variabel.(Adhi Kusumastuti, n.d.) dan peruntukannya menarik generalisasi temuan penelitian yang diperoleh dari sampel ke dalam populasi penelitian. (Prof. Dr. Bambang Sugeng, 2022). Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang mengutamakan pemahaman dan

(5)

penafsiran mendalam mengenai makna, kenyataan, dan fakta yang relevan dan data kualitatif berbentuk deskriptif, berupa kata-kata lisan, atau tulisan tentang tingkah laku manusia yang dapat diamati.(Nugrahani, n.d.)

Populasi penelitian ini adalah kepala sekolah yang tersebar di wilayah DKI Jakarta yang terdiri dari jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK yang berjumlah 54 sekolah penggerak angkatan ke-1.

Adapun sekolah-sekolah yang menjadi sampel kunjungan adalah sebagai berikut: wilayah Jakarta Timur; 1. TK Global Islamic School, 2. SDN Ujung Menteng 02, 3. SDN Pondok Kopi 02, 4. SMP Negeri 109, 5. SMP Global Islamic School, dan 6. SMAN 71. Sedangkan sekolah kunjungan di wilayah Jakarta Selatan sebagai berikut; 1.TK Alifa, 2. SD Al Azhar Syuhada, 3. SMP Negeri 41 Jakarta, 4. SMP Negeri 141 Jakarta, 5. SMA Negeri 28 Jakarta, dan 6. SLB Negeri 12 Jakarta.

Teknik pemilihan sampel penelitian purposive sampling technique. Teknik ini digunakan untuk tujuan khusus, maksudnya adalah memotret secara keseluruhan tentang implementasi projek penguatan profi l pelajar Pancasila yang dilakukan oleh sekolah-sekolah yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

Instrumen penelitian terdiri dari dua jenis instrumen, pertama instrumen yang berisikan pertanyaan tentang implementasi tahapan projek penguatan profi l pelajar Pancasila. Selanjutnya untuk instrumen yang kedua berupa lembar wawancara, yang berisikan tentang pertanyaan kesesuaian antara jawaban yang telah diisi pada instrumen ke-1 dan implementasinya di sekolah.

Prosedur pengumpulan data melalui survei dan wawancara. Kedua jenis pengumpulan data ini menggunakan instrumen tersedia dan valid serta reliabel.

Prosedur analisis data, khusus untuk data kuantitatif menggunakan statistik sederhana, yaitu dengan menjumlahkan dan mencari rerata tentang tingkat implementasi projek penguatan profi l pelajar Pancasila. Analisis kuantitatif yang digunakan adalah Analisis statistik deskriptif Selanjutnya untuk analisis data kualitatif, peneliti melakukan pengelompokkan, pengodean, dan interpretasi terhadap data kuantitatif. Berikut instrumen yang memuat data kualitatif dan kuantitatif https://

bit.ly/instrumenp5. Metode kuantitatif dipilih karena data dikumpulkan berdasarkan topik dan dikumpulkan untuk dianalisis. Data dikelompokkan berdasarkan topik untuk menjawab permasalahan atau memperjelas dari tujuan penelitian. (Morissan MA, 2018). Pengumpulan data dengan survei dilakukan dengan menggunakan google form yang disebarkan kepada 54 sekolah penggerak secara digital mengingat waktu dan kemudahan dalam mengolah data penelitian.

Instrumen diisi melalui tautan pada google form. Penggunaan google form ini dimaksudkan agar dapat menjangkau sampel dan menghemat waktu yang ada. Penggunaan google form juga digunakan di beberapa penelitian yang menggunakan survei secara online dikutip dari artikel penelitian yang ditulis oleh Ade Mubarak, dkk. (Ade Mubarok, n.d.). penelitian tersebut menyimpulkan bahwa penggunaan google form memudahkan dalam mengumpulkan data dari hasil survei. Data yang telah diisi akan diolah untuk mengidentifi kasi sekolah yang belum maupun sudah mengimplementasikan projek penguatan profi l pelajar Pancasila. Selain itu penelitian mengenai implementasi profi l pelajar Pancasila yang ditulis oleh Nugraheni,dkk dengan studi kepustakaan (Library Research) (Nugraheni Rachmawati, n.d.). Hal tersebut menyimpulkan bahwa projek penguatan profi l pelajar Pancasila mampu menumbuhkan karakter siswa sesuai dengan norma dalam sila-sila di Pancasila.

Hasil penelitian yang kami lakukan adalah implementasi sekolah yang sudah melaksanakan projek penguatan profi l pelajar Pancasila inilah yang akan dilakukan wawancara untuk mengambil data sampel implementasi yang sudah dilakukan, serta untuk memperoleh rekomendasi praktik baik yang telah dilakukan untuk mengatasi berbagai kendala maupun permasalahan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data dan analisis data, berikut disajikan hasil dan pembahasan penelitian. Analisis data yaitu dengan menjumlahkan dan mencari rerata tentang tingkat implementasi projek penguatan profi l pelajar Pancasila. Selanjutnya untuk analisis data kualitatif, peneliti melakukan pengelompokkan, pengodean, dan interpretasi terhadap data kuantitatif. Pada sekolah sasaran penelitian mengisi instrumen yang sudah disiapkan oleh peneliti pada tautan https://bit.ly/projekp3. Waktu pengisian instrumen dimulai dari tanggal 13 Juli 2022 sampai dengan tanggal 20 Juli 2022.

(6)

Peneliti dalam perencanaan melakukan hal-hal sebagai berikut: 1) menentukan metode pengumpulan data dan analisis data; 2) melakukan identifi kasi awal sekolah penggerak di DKI jakarta;

3) membuat Whatsapp Group (WAG) sekolah penggerak; 4) menyebarkan instrumen penelitian; 5) Melakukan kunjungan ke 12 sekolah penggerak di dua wilayah dengan beragam jenjang mulai TK, SD, SMP, SMA, dan SLB); 6) melakukan wawancara mengenai implementasi projek penguatan profi l pelajar Pancasila; 7) mendokumentasikan kegiatan di sekolah penggerak; 8) mengidentifi kasikan temuan-temuan berdasarkan kunjungan mengenai implementasi projek penguatan profi l pelajar Pancasila; dan 9) menyusun hasil analisis data berdasarkan instrumen dan kunjungan.

Pelaksanaan penelitian berdasarkan hasil instrumen dan kunjungan pada 12 sekolah penggerak.

Informasi yang didapat menjadi catatan mengenai pelaksanaan projek penguatan pelajar Pancasila di 12 sekolah. Implementasi Projek Penguatan Pancasila terdiri dari 5 tahapan yaitu: 1. Mempersiapkan Ekosistem Satuan Pendidikan; 2. Membuat Desain Projek, 3. Mengelola Projek, 4. Mendokumentasikan dan melaporkan hasil projek, dan 5. Evaluasi dan tindak lanjut.

Setelah itu peran dari para pemangku kepentingan seperti kepala sekolah, pendidik, peserta didik, Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten/Kota, pengawas, komite satuan Pendidikan, masyarakat (orangtua, mitra) diperlukan berperan aktif dan kolaboratif untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan projek penguatan profi l pelajar Pancasila.(Halidjah & Hartoyo, 2022)

Data kualitatif diperoleh melalui wawancara pada 12 sekolah penggerak, kutipan langsung dari pernyataan orang-orang tentang pengalamannya dalam melaksanakan projek penguatan profi l pelajar Pancasila. Data kualitatif berbentuk catatan lapangan dari wawancara.

Berdasarkan data dari kuesioner yang diberikan pada Sekolah Penggerak angkatan ke-1 dalam mengimplementasikan projek penguatan profi l pelajar Pancasila tahun 2021 di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur, terkait temuan tentang projek penguatan profi l pelajar Pancasila data diperoleh dari hasil wawancara dengan para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan projek penguatan profi l pelajar Pancasila antara lain; 1) pengawas; 2) Kepala sekolah; 3) Guru; 4) peserta didik; dan 5) Orang tua /mitra .

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepala sekolah sudah melaksanakan perannya dalam pembentukan tim projek 94%, mengawasi jalannya projek 98%, merencanakan, melaksanakan, merefl eksi, dan mengevaluasi 90%. Untuk membangun komunikasi dan mengembangkan komunitas data responden sudah melaksanakan rata-rata 80%. Dapat disimpulkan kepala sekolah sebagai pemangku kepentingan sudah berperan aktif dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis projek.

Berikut diagram untuk survey tersebut.

Gambar 2. Peran Kepala Sekolah dalam P5

Pendidik telah melaksanakan perannya dalam projek dengan baik terbukti berdasarkan data 100%

guru merencanakan projek, menjadi fasilitator, menjadi pendamping dan pembimbing, narasumber dalam projek, supervisor, dan moderator dalam kegiatan projek. Peran pendidik harus dikuatkan ketika bekerja sama dengan pemangku kepentingan dalam melaksanakan projek yaitu 74% menjawab sudah baik dan bekerja sama. Berikut diagram mengenai peran pendidik.

(7)

Gambar 3. Peran pendidik dalam implementasi implementasi P5

Hal ini menunjukkan pembagian peran dan tugas, kolaborasi serta komitmen untuk melaksanakan peran dan tugasnya masing-masing baik kepala sekolah maupun guru juga menjadi faktor pendukung keberhasilan implementasi projek penguatan profi l pelajar Pancasila. Kepala sekolah diantaranya berperan membentuk tim dan perencanaan projek serta melakukan pengawasan dan kolaborasi, sementara guru mampu berperan sebagai perencana projek, fasilitator, pendamping, narasumber, supervisi dan konsultasi dan moderator. Peran-peran ini diharapkan mampu mendorong siswa untuk berperan aktif dalam pelaksanaan projek dan mandiri dan berpikir kritis dalam pemecahan masalah, serta selalu mengedepankan sikap beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bergotong royong dan berkebinekaan global. (Nisa, 2022)

Selain itu berdasarkan instrumen dan hasil wawancara kunjungan disampaikan bahwa peserta didik berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan projek. Namun masih terdapat beberapa siswa yang kurang maksimal berpartisipasi selama projek karena keterbatasan informasi. Dinas pendidikan berperan dalam memantau dan memastikan sekolah penggerak melaksanakan projek dengan baik dan keterlibatan atau sinergi para pemangku kepentingan.

Di Provinsi DKI Jakarta, jumlah pengawas belum proposional dengan jumlah sekolah binaan, dan terdapat beberapa keluhan tentang peran pengawas oleh beberapa sekolah. Pengawas berperan untuk melakukan pendampingan projek, seperti memberikan masukan, melaksanakan sosialisasi kebijakan baru dan mengawasi pelaksanaan projek. (Munawar, 2022).

Kendala yang dihadapi sekolah penggerak dalam mengimplementasikan projek penguatan profi l pelajar Pancasila mencakup kendala pada dinas pendidikan, pihak sekolah, guru, dan peserta didik.

Temuan di lapangan mengenai pemangku kepentingan dalam hal ini dinas pendidikan dan pengawas masih belum maksimal dalam pendampingan. Kegiatan projek kurang diakomodir dalam pembimbingan. Guru yang melaksanakan juga harus mencari tahu sendiri. Berdasarkan data instrumen pendampingan yang diberikan 76%. Pengawas belum maksimal memberikan solusi alternatif ketika satuan pendidikan mengalami hambatan. Komite satuan pendidikan sebagai mitra sangat terlibat dalam pelaksanaan projek penguatan profi l pelajar Pancasila yaitu 82%. Berikut diagram mengenai peran pengawas.

Gambar 3. Peran pengawas dalam implementasi P5

(8)

Perlu diperhatikan kerjasama yang melibatkan mitra dari pihak luar. Kerja sama yang dimaksud adalah melihat unsur kedekatan wilayah dan kebutuhan peserta didik. Komite sekolah dirasakan sangat membantu dalam pelaksanaan projek. Terutama di sekolah penggerak jenjang TK dan SD.

Peran orang tua dengan difasilitasi komite sekolah menjadikan pelaksanaan kegiatan projek penguatan profi l pelajar Pancasila menjadi mudah dan menyenangkan.

Penguatan kapasitas pelatihan dasar tim projek 98% guru-guru di sekolah penggerak telah mengikuti penguatan pemahaman atas pembelajaran berbasis projek. Namun untuk materi tekait refl eksi dan strategi pendampingan hanya 66% dari sekolah penggerak yang telah memberikan.

Berikut diagram dari survey yang dilakukan.

Gambar 4 Penguatan kapsitas pelatihan P 5

Sementara jumlah guru yang terlibat dalam projek, dari 50 satuan Pendidikan, terdapat 16 sekolah menyatakan guru seluruhnya telah memperoleh pelatihan, 22 sekolah menyatakan 75% guru telah menerima materi pelatihan, dan hanya 15 sekolah yang menyatakan guru lebih kecil atau sama dengan 50% guru yang terlibat dalam tim projek telah menerima pelatihan.

Gambar 5. Pelatihan guru untuk P5

Untuk pelatihan lanjutan, 78% satuan pendidikan telah memberikan materi Manajemen Kelas dan satuan Pendidikan dalam Pembelajaran Berbasis Projek sedangkan materi Proses Pelibatan Masyarakat atau Lingkungan Satuan hanya 46% dan materi proses pelibatan masyarakat dan perayaan belajar hanya 36% satuan pendidikan yang telah memberikan pemahaman materi kepada guru.

(9)

Gambar 6. Pelatihan lanjutan untuk guru

Dari keseluruhan guru terlibat dalam projek berikut gambaran yang memperoleh materi pelatihan lanjutan.

Gambar 7. Persentase guru yang sudah mendapat pelatihan lanjutan

Diagram tersebut menunjukkan sebanyak 3 sekolah memberikan pelatihan hanya kepada 25%

guru yang terlibat dalam tim projek. Namun berdasarkan hasil wawancara sampel bagi guru-guru yang tidak memperoleh pelatihan secara langsung dari pusat, maka akan mendapat pengimbasan dari rekan sejawat.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa komponen ekosistem sekolah yaitu budaya sekolah, peran pemangku kepentingan, serta penguatan kapasitas tim projek sangat mempengaruhi keberhasilan projek yang dilakukan. Secara keseluruhan tidak terdapat kendala dari komponen ekosistem sekolah. Hanya saja berdasarkan data yang ada terkait peran pengawas tampak belum optimal dan masih belum optimalnya pelibatan masyarakat dalam pelaksanaaan projek.

Tahap kedua sebelum pelaksana projek penguatan profi l pelajar Pancasila yaitu Mendesain Projek. Desain projek telah dilakukan satuan pendidikan dengan mengikuti langkah-langkah dalam mendesain projek. Satuan pendidikan sudah sistematis dalam tahapan mendesain projek.

Untuk tahapan pemilihan tema satuan pendidikan 58% satuan pendidikan telah pada tahapan berkembang.

Gambar 8. Tahapan Penetapan Tema Projek

(10)

Pada tahap penetapan projek satuan pendidikan menjalankan projeknya secara internal tidak melibatkan pihak luar. Hal ini terlihat dari instrumen yang menjawab 76% tidak melibatkan pihak luar.

Satuan pendidikan sudah mengadakan evaluasi projek secara menyeluruh atau 92%. Dan sudah memiliki alat dan metode evaluasi implementasi projek atau 66% sekolah penggerak sudah memilikinya. Laporan perkembangan peserta didik sudah dimiliki hampir 100%. Berikut gambar mengenei survei evaluasi projek.

Gambar 9. Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut pada P5

Tindak lanjut yang diharapkan dari kegiatan projek yang telah dilakukan adalah menjalin kerja sama dengan mitra di luar satuan pendidikan. Serta mengharapkan warga satuan pendidikan untuk bersama-sama memikirkan cara yang optimal dalam pengelolaan projek penguatan profi l pelajar Pancasila.

SIMPULAN DAN SARAN

Sebagai upaya mencapai visi pendidikan Indonesia yaitu mewujudkan masyarakat maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian sesuai dengan karakter profi l pelajar Pancasila, maka dibutuhkan dukungan secara komprehensif baik melalui kegiatan intrakurikuler, ekstrakulikuler, kokurikuler, dan pembangunan ekosistem sekolah.

Projek penguatan profi l pelajar Pancasila diharapkan mampu membentuk karakter pelajar yang tangguh, mandiri, berpikir kritis, dan analitis menghadapi tantangan perubahan zaman, serta beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan namun selalu mengedepankan iman, takwa, akhlak mulia dan berkebhinekaan global.(Novera et al., 2021)

Berdasarkan hasil instrumen penelitian terhadap 50 Sekolah Penggerak Angkatan 1 maupun hasil kunjungan sampel terhadap 12 satuan pendidikan (Sekolah penggerak) di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan, menunjukkan data bahwa projek penguatan profi l pelajar Pancasila telah diimplementasikan oleh seluruh sekolah penggerak angkatan tahap I. selain itu beberapa kendala yang terjadi dalam implementasi projek penguatan profi l pelajar Pancasila dapat menjadi bahan kajian selanjutnya. Adapun kendala implementasi yang dapat diatasi dapat menjadi praktik baik untuk sekolah-sekolah yang akan melaksanakan projek penguatan profi l pelajar Pancasila.

Secara umum peserta didik telah berpartisipasi dalam projek penguatan profi l Pancasila.

Pendekatan projek yang bersifat kokurikuler dirasakan menjadi lebih fl eksibel dan menyenangkan dalam proses pembelajaran dan pengembangan potensi dan karakter peserta didik. Peserta didik lebih leluasa untuk mengembangkan potensinya, berinteraksi dengan peserta didik yang lain dan masyarakat di luar sekat ruang kelas. Namun, secara tidak langsung menjadi sarana pembentukan karakter siswa yang beriman dan bertakwa terhada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri, kritis, kreatif, gotong royong dan berkebhinekaan global. (Shilviana & Hamami, 2020)

(11)

Beberapa masukan untuk implementasi projek penguatan profi l pelajar Pancasila antara lain: 1) Pelibatan orangtua/mitra/masyarakat belum optimal dalam projek perlu kiranya melakukan sinergi dan kolaborasi dengan orangtua/mitra; 2) Peran pengawas yang belum optimal dalam rangkaian tahapan projek dapat dilakukan dengan blended learning; 3) Belum 100% penyelenggaraan P 5 untuk itu perlu kiranya membuat análisis konteks kebutuhan peserta didik; 4) Diseminasi praktik baik sebagai sharing sesion praktik baik dari sekolah penggerak lainnya melalui komunitas belajar: 5) Melibatkan pihak ketiga dan mengidentifi kasi isu yang dekat dengan peserta didik; membagi tugas untuk pembuatan modul projek; 6) Menyepakati bersama bentuk asesmen, tata cara, pengolahan hasil asesmen maupun penyusunan laporan hasil asesmen diagnostik, asesmen formatif dan asesmen sumatif oleh tim fasilitasi projek; 7) Pelibatan guru dalam merancang raport projek; pembagian peran dan tugas tim projek yang jelas.

Satuan pendidikan dapat menindaklanjuti poin-poin yang menjadi wilayah kewenangannya dengan cara penguatan kapasitas internal tim projek, pelibatan orangtua/mitra/masyarakat serta terlibat aktif dalam komunitas belajar yang ada di wilayahnya sehingga dapat memperoleh transfer praktik baik dari satuan pendidikan lainnya.

Dinas Pendidikan dapat melakukan intervensi melalui fasilitasi pelatihan peningkatan kapasitas tim projek baik secara daring dan luring bagi Kepala Sekolah dan guru. Selain itu Dinas bertugas melakukan pengawasan dan analisa implementasi projek terhadap sekolah binaannya baik melalui Dinas Pendidikan maupun pengawas, sehingga akan terjadi proses penjaminan mutu secara berkelanjutan.

Sedangkan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan dapat menggunakan hasil pemetaan ini untuk memberikan layanan pembimbingan, pendampingan, advokasi, supervisi maupun pemantauan dan evaluasi praktik implementasi projek sehingga sesuai dengan kebutuhan masing-masing satuan pendidikan.

PUSTAKA ACUAN

Ade Mubarok, N. T. A. S. S. (n.d.). Analisis Pengguna Layanan Google-Forms sebagai Media Media Survey Online Menggunakan Delone &

Mcline. Retrieved September 5, 2022, from https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ji/article/view/7967

Adhi Kusumastuti, P. (n.d.). Metode Penelitian Kuantitatif (Pertama). Deeppublish. Retrieved September 10, 2022, from https://www.

google.co.id/books/edition/Metode_Penelitian_Kuantitatif/Zw8REAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Penelitian+kuantitatif&printsec=f rontcover

Andriani Safi tri, D. W. Y. T. H. (n.d.). Projek Penguatan Profi l Pelajar Pancasila: Sebuah Orientasi Baru Pendidikan dalam Meningkatkan Karakter Siswa Indonesia.

E. Mulyasa. (2013). Pengembangan dan implentasi pemikiran kurikulum: Vol. IV (Anang Solihin Wardan (ed.); IV). Remaja Rosdakarya.

Halidjah, S., & Hartoyo, A. (2022). Sinergi Peserta Didik dalam Projek Penguatan Profi l Pelajar Pancasila. 6(5), 7840–7849.

Iwan Hermawan, S. A. . M. P. . (2019). Metodologi Penelitian Pendidikan (Cici Sri Rahayu (ed.); Pertama). Hidyatul Quran. https://books.

google.co.id/books?hl=id&lr=&id=Vja4DwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP10&dq=penelitian+mixed-method+&ots=XvHkqZYalr&sig=- 048oudH9aUjgGMeXapX54ClMmc&redir_esc=y#v=onepage&q=penelitian mixed-method&f=false

Kemendikbud. (n.d.). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Retrieved August 31, 2022, from https://roren.kemdikbud.go.id/wp- content/uploads/2021/03/SALINAN-PERMENDIKBUD-22-TAHUN-2020.pdf

Kemendikbudristek. (2021). Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profi l Pelajar Pancasila. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, 1–108.

Kemendikbudristek. (2022). Penguatan Profi l Pelajar Pancasila. 9(1), 46–57.

Morissan MA. (2018). Metode Penelitian Survei. https://books.google.co.id/books?id=LhZNDwAAQBAJ&lpg=PA233&ots=_

IYXSZBx0X&dq=metode survei menurut para ahli&lr&hl=id&pg=PA233#v=onepage&q=metode survei menurut para ahli&f=false Munawar, M. (2022). Penguatan Komite Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Merdeka pada Pendidikan Anak Usia Dini. Tinta

Emas: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 1(1), 65–72. https://doi.org/10.35878/tintaemas.v1i1.390

Ninla Elmawati Falabiba, Anggaran, A., W. M., Hassanin, A., Supervised, A., Wiyono, B. ., Falabiba, N. E., Zhang, Y. J., Li, Y., & Chen, X.

(2014). Kolaborasi Terpusat Pendidikan Dalam Penataan Budaya Sekolah Berbasis Pembudayaan Nilai Pancasila Untuk Membangun Siswa Berkarakter. Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents, 5(2), 40–51.

Nisa, Z. (2022). Pembelajaraan Projek Penguatan Profi l Pelajar Pancasila DI SMP Al-Falah Deltasai Sidoarjo Universiatas Islam NegeriSunan Ampel surabaya..

Novera, E., Daharnis, D., Yeni, E., & Ahmad, F. (2021). Projek Penguatan Profi l Pelajar Pancasila: Sebuah Orientasi Baru Pendidikan dalam Meningkatkan Karakter Siswa Indonesia. Jurnal Basicedu, 5(6), 6349_6356.

Nugrahani, F. (n.d.). Penelitian kuantitatif.

Nugraheni Rachmawati, A. M. M. N. I. N. (n.d.). Projek Penguatan Profi l Pelajar Pancasila dalam Impelementasi Kurikulum Prototipe di Sekolah Penggerak Jenjang Sekolah Dasar. Retrieved November 16, 2022, from https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/2714 Pendidikan Dasar dan Menengah, J., Asesmen dan Pembelajaran Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian

Pendidikan, P., & Teknologi Jakarta, dan. (n.d.). Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profi l Pelajar Pancasila. Retrieved August 31, 2022, from https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2022/06/Panduan-Penguatan-Projek-Profi l-Pancasila.pdf Prof. Dr. Bambang Sugeng, M. A. M. M. (2022). Fundamental Metodologi Penelitian Kuantitatif (Vol. 1). Deepublish. https://www.google.

co.id/books/edition/Fundamental_Metodologi_Penelitian_Kuanti/T6RjEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=peruntukan+Penelitian+kua ntitatif&pg=PA382&printsec=frontcover

(12)

Rachmawati, N. Projek Penguatan Profi l Pelajar Pancasila dalam Impelementasi Kurikulum Prototipe di Sekolah Penggerak Jenjang Sekolah Dasar.

https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/2714 Salinan Permendikbud No 22 Tahun 2020. (n.d.).

Sari, Z. A. A., Nurasiah, I., Lyesmaya, D., Nasihin, N., & Hasanudin, H. (2022). Wayang Sukuraga: Media Pengembangan Karakter Menuju Profi l Pelajar Pancasila. Jurnal Basicedu, 6(3), 3526–3535. https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=Vja4DwA AQBAJ&oi=fnd&pg=PP10&dq=penelitian+mixed-method+&ots=XvHkqZYalr&sig=-048oudH9aUjgGMeXapX54ClMmc&red ir_esc=y#v=onepage&q=penelitian mixed-method&f=false

Shilviana, K., & Hamami, T. (2020). Pengembangan Kegiatan Kokurikuler dan Ekstrakurikuler. Palapa, 8(1), 159–177. https://doi.

org/10.36088/palapa.v8i1.705 SK-Dirjen-Penetapan-Prog-SP (1). (n.d.).

Usman Nurdin. (2012). Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum (Cetakan 2). Grasindo.

Wahyu Adityo Projo. (n.d.). Apa itu Sekolah Penggerak? Ini Penjelasan Nadiem Makariem.

Referensi

Dokumen terkait

The scanning process is comprehensive, explaining the main phases and how they are conducted including a the download of the apps themselves; b Android applica- tion package APK reverse