PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Skripsi pertama yang berjudul “ASPEK HUKUM PERUSAHAAN HOLDING PADA PERUSAHAAN STATUS SUBJEK USAHA NEGARA (Studi Kasus Pembagian Usaha PT Pupuk Sriwijaya Kaitannya dengan Status Perusahaan Holding BUMN Bidang Subur)”, disusun oleh DEA CLAUDIA mahasiswa Universitas Indonesia mempunyai persamaan dengan penulis yaitu kajian dan analisis perusahaan induk. Sedangkan perbedaannya, objek penelitiannya adalah Studi Kasus Pemisahan Usaha PT Pupuk Sriwijaya mengenai status perusahaan Holding BUMN bidang sampah. PUSRI ME FILIKATHE (STUDI KASUS USAHA PT. PUPUK SRIWIJAYA ME FILIKATHE)” mempunyai persamaan dengan tulisan yaitu: mengulas dan menganalisis perusahaan induk.
Badan Usaha Milik Negara (Studi Kasus Pemisahan Usaha PT Pupuk Sriwijaya Terkait Status Holding BUMN Bidang Pupuk). Bagaimana status PT PUSRI sebagai perusahaan induk investasi diperbolehkan berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia? Jenis perusahaan induk ada banyak, jika dilihat dari segi kegiatan usahanya ada perusahaan induk investasi dan perusahaan induk operasional.
Pemisahan kegiatan PT Pupuk Sriwijaya karena statusnya sebagai perusahaan induk milik negara di bidang pupuk. Pusri diperbolehkan sebagai perusahaan induk investasi berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia KONTRIBUSI Menambah pengetahuan di bidangnya.
Metode Penelitian
Pendekatan perundang-undangan merupakan penelitian hukum dengan cara mengkaji seluruh peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan hukum yang sedang dipertimbangkan. Penelitian hukum dengan pendekatan konseptual merupakan penelitian hukum yang dilakukan dengan menggunakan asas dan doktrin hukum. Bahan hukum adalah segala bahan yang dijadikan bahan penelitian, terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.
Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang bersifat mengikat, berwibawa berupa peraturan perundang-undangan, perkara hukum, dan perjanjian. Sedangkan bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang menjelaskan bahan hukum primer yang terdiri atas penjelasan peraturan perundang-undangan, berita acara, pembahasan, risalah sidang, rancangan undang-undang, naskah akademik, ajaran dan pendapat para ahli hukum yang terdapat dalam teks, buku, jurnal hukum. , tesis, disertasi dan disertasi. Bahan hukum sekunder merupakan bahan hukum yang diperoleh dari buku, jurnal, pendapat para ulama, studi kasus hukum yang berkaitan dengan holding company dan kepailitan.
Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan yang bermakna terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Setelah bahan hukum dikumpulkan baik dari bahan hukum primer, sekunder, dan tersier, maka bahan hukum tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif.
Sistematika Penulisan
Analisis deskriptif kualitatif adalah analisis yang bersifat menjelaskan dan bertujuan untuk memperoleh gambaran (deskripsi) utuh mengenai keadaan hukum yang berlaku di suatu tempat dan waktu tertentu atau berkenaan dengan gejala-gejala hukum yang ada, atau peristiwa-peristiwa tertentu yang terjadi dalam masyarakat, dan kemudian menarik kesimpulan. telah ditarik.
TINJAUAN PUSTAKA
Doktrin Ulta Vires
Doktrin Piercing The Corporate Veil
Tinjauan Umum Tentang Perusahaan Grup
- Pengertian Holding Company
- Pembentukan Perusahaan Grup
Tinjauan Umum Tentang Kepailitan
- Pihak-pihak yang Terlibat Dalam Proses Kepaliatan
- Pihak-Pihak yang Dapat Mengajukan Permohonan Pailit
- Pihak-Pihak yang Dapat Dinyatakan Pailit
- Pemberesan Harta Pailit
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hubungan hukum Perusahaan Induk dengan
KESIMPULAN DAN SARAN
Saran
- Pengertian Kepailitan
Pemilihan judul tersebut bermula dari permasalahan masih belum adanya norma hukum yang mengatur pertanggungjawaban perusahaan induk terhadap anak perusahaan yang pailit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggung jawab perusahaan induk terhadap anak perusahaan yang bangkrut antara lain: Perusahaan induk juga menandatangani perjanjian yang dibuat oleh anak perusahaan dengan pihak ketiga, perusahaan induk bertindak sebagai penjamin perusahaan atas perjanjian anak perusahaan dengan kreditur, perusahaan induk mengambil alih Pengukuran. melawan hukum yang mengakibatkan kerugian kepada pihak ketiga dari afiliasi. Pemilihan judul tersebut berangkat dari norma hukum yang belum mengatur tentang tanggung jawab perusahaan induk terhadap anak perusahaan yang pailit. Berdasarkan latar belakang tersebut, tulisan ini mengangkat suatu permasalahan.
Menurut Ray August, holding company adalah perusahaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan induk atau beberapa perusahaan induk yang tugasnya mengawasi, mengkoordinasikan, dan mengendalikan kegiatan usaha anak perusahaan. Dari uraian tersebut maka peneliti mengambil judul skripsi: TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN HOLDING TERHADAP ANAK KEBANGKRUTAN. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pertanggungjawaban perusahaan induk terhadap anak perusahaan yang pailit dan hubungan hukum antara perusahaan induk dengan anak perusahaan yang pailit.
Namun fenomena holding company di Indonesia diawali dengan adanya peraturan hukum yang melegalkan kepemilikan saham suatu perusahaan pada perusahaan lain, baik melalui akuisisi (akuisisi), merger (merger), dan pemisahan (spin-off). Pada perusahaan-perusahaan di Indonesia, konsep yang terkenal adalah konsep Operating Holding Company, karena dalam konsep ini perusahaan induk selain mempunyai saham pada anak perusahaannya juga tetap mempunyai kegiatan usaha sambil melakukan investasi. Terdapat divisi lain dalam perusahaan induk, termasuk divisi berdasarkan keterlibatan perusahaan induk dalam bisnis, keterlibatannya dalam pengambilan keputusan, dan keterlibatan modal sahamnya.
PT PUSRI Holding Company merupakan salah satu perusahaan yang ditunjuk oleh pemerintah Republik Indonesia untuk menjadi induk perusahaan BUMN pupuk lainnya. Penunjukan PT PUSRI tersebut dalam rangka merealisasikan rencana hak berupa superholding company yang rencananya akan dibentuk oleh pemerintah agar BUMN lebih terkoordinasi dan berkembang. Pada awal penunjukannya sebagai perusahaan induk, PT PUSRI merupakan perusahaan holding yang beroperasi, namun seiring berkembangnya perusahaan-perusahaan pupuk milik negara yang berada di bawah kendalinya, bentuk PT PUSRI diubah menjadi perusahaan induk investasi.
Sebab, menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, suatu perusahaan harus mempunyai kegiatan usaha, dimana kegiatan usaha tersebut merupakan kegiatan di bidang perdagangan yang menghasilkan keuntungan bagi perusahaan, sedangkan pada perusahaan induk penanaman modal perusahaan tersebut tidak mempunyai kegiatan utama. kegiatannya, tetapi hanya memiliki saham dan mengelola anak perusahaan, hanya perseroan. Memberikan pemahaman menyeluruh kepada pembaca mengenai peraturan perundang-undangan yang mengatur pendirian badan usaha milik negara dan memberikan wawasan mengenai praktik holding company pada badan usaha milik negara. Bab ini memuat hasil penelitian mengenai tanggung jawab perusahaan induk terhadap anak perusahaan yang pailit dan hubungan hukum antara perusahaan induk dengan anak perusahaan.
Tanggung jawab perusahaan induk terhadap anak perusahaan yang pailit antara lain: (a) perusahaan induk juga menandatangani kontrak yang dibuat oleh anak perusahaan dengan pihak ketiga, (b) perusahaan induk bertindak sebagai penjamin perusahaan atas kontrak anak perusahaan dengan kreditur, (c) perusahaan induk melakukan perbuatan melawan hukum yang menimbulkan kerugian bagi pihak ketiga dari anak perusahaan.