• Tidak ada hasil yang ditemukan

tata kelola pemerintahan dalam pengelolaan ruang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "tata kelola pemerintahan dalam pengelolaan ruang"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

RumusanMasalah

Bagaimana manajemen dalam pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Taman Kanak-kanak Taman Cekkeng Kabupaten Bulukumba. Faktor apa saja yang mempengaruhi pengelolaan dalam pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Taman Nursery Cekkeng Kabupaten Bulukumba.

TujuanPenelitian

Dalam setiap penelitian pada dasarnya mempunyai beberapa tujuan yang ingin dicapai, adapun tujuan yang dicapai dalam penyusunan proposal ini adalah: Untuk mengetahui manajemen dalam pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Taman Nursery Cekkeng di Kabupaten Bulukumba. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengelolaan dalam pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Taman Nursery Cekkeng di Kabupaten Bulukumba.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat terhadap pengelolaan wilayah wilayah Bulukumba dalam penerapan Ruang Terbuka Hijau (RTH) serta faktor pendukung dan penghambat penerapannya.

TINJAUAN PUSTAKA

Tata Kelola pemerintah di Bidang RTH

Menurut Salim & Astuti (2017), pengelolaan TRH oleh pemerintah juga dipengaruhi oleh penerapan RTRW, yang salah satunya mencakup penyediaan ruang terbuka hijau (RTH) di perkotaan. Hal ini menjadi isu penting saat ini, karena kawasan perkotaan semakin tercemar akibat meningkatnya aktivitas. Tujuan penyediaan ruang terbuka hijau (RTH) di perkotaan adalah untuk menciptakan ruang perkotaan yang nyaman, produktif dan berkelanjutan (Salim & Astuti, 2017).

Pengelolaan ruang terbuka hijau akan mempengaruhi perubahan kualitas dan kuantitas, seperti yang dijelaskan dalam penelitian Halle, yang menunjukkan bahwa tidak mudah untuk memperbaiki strategi kelembagaan perkotaan dan memberikan hasil yang terukur.

Strategi Pemerintah dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup

Ada beberapa aspek dalam pengelolaan ruang terbuka hijau yaitu perencanaan, kelembagaan, sumber daya manusia, koordinasi dan pembiayaan (Hakim, 2008: 32). Peraturan perundang-undangan di bidang sumber daya alam harus mendukung terwujudnya tata kelola yang baik dan memberikan aspek perlindungan daya dukung lingkungan hidup/ekosistem. Dengan mewujudkan Good Environmental Governance, maka kita bisa melihat seperti apa peraturan perundang-undangan di bidang sumber daya alam.

Jika seluruh elemen tersebut diintegrasikan ke dalam produk peraturan perundang-undangan terkait pengelolaan sumber daya alam, maka hal ini merupakan langkah awal yang penting menuju terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik dan bervisi perlindungan lingkungan hidup.

Konsep Manajemen Strategis

Berdasarkan sejumlah definisi di atas, dapat digarisbawahi bahwa manajemen strategis menekankan pada pengamatan dan evaluasi terhadap peluang dan ancaman lingkungan eksternal dilihat dari kekuatan dan kelemahan organisasi. Lingkungan internal meliputi variabel kekuatan dan kelemahan yang meliputi struktur, budaya dan sumber daya organisasi (Murniati & Usman, 2009:46). Lebih lanjut Siagian (2011:33) membagi lingkungan eksternal menjadi dua bagian, yaitu: lingkungan eksternal dekat dan lingkungan eksternal jauh.

Lingkungan eksternal terdekat adalah lingkungan yang berdampak pada aktivitas operasional organisasi, seperti berbagai kekuatan dan kondisi dalam ruang lingkup di mana organisasi beroperasi, situasi persaingan, situasi pasar, dan lain-lain.

Konsep Ruang Terbuka Hijau

Ruang terbuka hijau secara ekologis dapat meningkatkan kualitas air tanah, mencegah banjir, mengurangi polusi udara dan menurunkan suhu perkotaan. Bentuk ruang terbuka hijau perkotaan yang berfungsi secara ekologis antara lain jalur hijau perkotaan, hutan kota, kebun raya, perbatasan. Secara sosial budaya, keberadaan ruang terbuka hijau dapat berperan sebagai ruang interaksi sosial, sarana rekreasi dan sebagai titik fokus kota budaya.

Bentuk ruang terbuka hijau yang berfungsi secara sosial dan budaya antara lain taman kota, lapangan olah raga, kebun raya, TPU, dan lain-lain. Secara arsitektural, ruang hijau dapat meningkatkan nilai keindahan dan kenyamanan kota melalui keberadaan taman kota, taman bunga, dan jalur hijau di jalan-jalan kota. Ruang Terbuka Hijau Kota merupakan pertemuan sistem alam dan manusia dalam lingkungan perkotaan.

Dalam kasus lingkungan perkotaan dengan kepadatan tinggi, keseimbangan ini terganggu karena berkurangnya ruang terbuka hijau. Pembangunan dan/atau perbaikan dan pemeliharaan taman kota yang ada agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Pengembangan ruang terbuka hijau pada jalur kanan dan kiri jalan serta pada jalur tengah/tengah jalan.

Pengembangan ruang terbuka hijau di kawasan tepi sungai, tepi kanal, dan kawasan pesisir. Mempertahankan eksistensi ruang terbuka hijau yang ada dengan menerbitkan sertifikat sebagai ruang terbuka hijau yang tidak dapat dialihfungsikan.

Tata Kelola Ruang Terbuka Hijau

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang Perencanaan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan menyatakan bahwa ruang terbuka hijau perkotaan adalah bagian dari ruang terbuka suatu kawasan perkotaan yang diisi dengan tanaman dan tumbuhan penunjang lingkungan, sosial, budaya, ekonomi. dan manfaat estetika. Disebutkan juga bahwa pada ruang terbuka hijau pemanfaatannya lebih bersifat pengisian vegetasi hijau atau vegetasi alami atau budidaya tanaman. Ekologi ruang terbuka hijau dapat meningkatkan kualitas air tanah, mencegah banjir, mengurangi polusi udara dan menurunkan suhu dalam kota.

Ruang terbuka hijau dapat berfungsi secara langsung seperti penggarapan lahan kosong menjadi lahan pertanian/perkebunan dan pengembangan fasilitas wisata hijau perkotaan yang dapat menarik wisatawan.

Kerangka Pikir

Pengelolaan dalam pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (GRM) di Kabupaten Bulukumba mengacu pada: proses identifikasi, analisis penataan ruang, pemanfaatan dan pengendalian. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi strategi pemerintah daerah dalam pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (GEO) di Taman Cekkeng Kabupaten Bulukumba adalah hal-hal yang dapat menjadi faktor pendukung bahkan penghambat dalam proses pengelolaan pengelolaan Pemerintah Kabupaten Bulukumba terkait dengan implementasi tersebut. dari program Ruang Terbuka Hijau (GRO). ). Pengelolaan dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Taman Nursery Cekkeng Kabupaten Bulukumba.

Untuk mengetahui pengelolaan dalam pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) di Taman Pohon Cekkeng Kabupaten Bulukumba, penelitian ini mengenai indikator proses identifikasi, analisis. Berdasarkan hasil wawancara di atas terlihat bahwa pemanfaatan ruang terbuka hijau memperhatikan aspek ekologi, ekonomi, sosial dan estetika dalam pembangunan ruang terbuka hijau Kebun Bibit Cekkeng. Untuk memberikan gambaran pemanfaatan ruang terbuka hijau, disajikan denah dan fungsi persemaian Cekkeng sebagai berikut.

Untuk menganalisis penataan ruang terbuka hijau perlu memperhatikan perkembangan penduduk di Kabupaten Bulukumba 20 tahun ke depan. Keberadaan persemaian Cekkeng bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan ruang terbuka hijau, dengan tetap memperhatikan aspek sosial, budaya, estetika, dan ekologi. Ruang Terbuka Hijau (RTH) melalui pengembangan Kebun Bibit Cekkeng merupakan konsep pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum bekerjasama dengan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota melalui Program Pembangunan Kota Hijau (P2KH). peranannya adalah menciptakan ruang kota yang lebih berkualitas melalui perencanaan yang baik.

Tujuan penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) diharapkan dapat menciptakan ruang yang nyaman, produktif dan berkelanjutan (Salim & Astuti, 2017). Implementasi Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2012 tentang Rencana Fisik Kabupaten Bulukumba Dalam Penyediaan Ruang Terbuka Hijau.

DefenisiOprasional

METODE PENELITIAN

Jenis Dan TipePenelitian

Bogdan dan Biklen (Sugiyono bahwa ciri-ciri penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan kondisi alam sebagai sumber data langsung dan peneliti sebagai instrumen kuncinya. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, dimana Yin menjelaskan bahwa metode studi kasus digunakan lebih tepat untuk menelusuri kejadian –kejadian serentak, jika kejadian yang dimaksud tidak dapat dimanipulasi, hal ini sesuai dengan fenomena dalam pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Taman Kanak-Kanak Taman Cekkeng Kabupaten Bulukumba.

Sumber Data

Strategi ini dilakukan dalam rangka membangun abstraksi tentang tujuan penelitian yang didukung oleh data-data yang terkumpul dan saling berhubungan, sehingga sifat penyusunannya berpindah dari kesimpulan umum ke kesimpulan khusus.

InformanPenelitian

TeknikPengumpulan Data

Berdasarkan hasil wawancara di atas terlihat adanya proses identifikasi dengan membuat rencana pembagian alokasi spasial yang juga mencakup ketersediaan ruang terbuka hijau. Uraian wawancara di atas juga memberi kesan bahwa untuk menganalisis penataan ruang terbuka hijau perlu memperhatikan perkembangan penduduk di Kabupaten Bulukumba 20 tahun mendatang. Berdasarkan hasil wawancara di atas terlihat bahwa keberadaan persemaian Cekkeng bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan ruang terbuka hijau dengan memperhatikan aspek sosial, budaya, estetika dan ekologi.

Berdasarkan hasil wawancara di atas terlihat bahwa inisiasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) melalui pembangunan persemaian Cekkeng merupakan konsep pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum bekerjasama dengan Kementerian Pertanian. pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota melalui program pembangunan kota. Dari hasil penelitian penulis melihat adanya sinergi dalam pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH), walaupun ide atau konsep ini sudah dicanangkan oleh pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum, namun implementasinya merupakan tanggung jawab pemerintah provinsi yang memerlukan peran serta pemerintah Kabupaten Bulukumba melalui Program Pembangunan Kota Hijau (P2KH) yang berperan dalam mewujudkan ruang kota yang lebih berkualitas, penataan ruang terbuka hijau ini memperhatikan perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten Bulukumba 20 tahun mendatang. Berdasarkan hasil wawancara terlihat bahwa masyarakat dapat memanfaatkan ruang terbuka hijau ini untuk kegiatan sosial seperti olah raga, tempat pertemuan dan taman bermain anak.

Secara keseluruhan, hasil penelitian tata kelola pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) di Taman Nursery Cokkeng Kabupaten Bulukumba menunjukkan bahwa proses identifikasi berlangsung melalui pembuatan rencana pembagian alokasi ruang, yang juga mencakup ketersediaan ruang terbuka hijau disertakan. Terlihat dari program ini bahwa proses identifikasi tidak hanya melibatkan pemerintah daerah Kabupaten Bulukumba, namun juga pemerintah daerah provinsi Sulawesi Selatan, melalui program yang bertujuan untuk melaksanakan penataan ruang khususnya kawasan hijau, untuk mempercepat ke atas. merupakan kunci pengembangan Cokkeng Nursery sebagai ruang terbuka hijau Kabupaten Bulukumba. Faktor-faktor yang mempengaruhi tata kelola dalam pengelolaan ruang terbuka hijau di Kebun Bibit Cekkeng merupakan semua faktor pendukung bahkan faktor penghambat dalam proses pengelolaan pemerintah kabupaten bulukumba mengenai pelaksanaan program Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Berdasarkan hasil wawancara di atas terlihat bahwa salah satu faktor dalam pelaksanaan pengembangan persemaian Cekkeng adalah adanya peraturan yang mengarahkan kabupaten/kota dalam penataan ruang dengan memperhatikan ruang terbuka hijau. Secara umum faktor yang mempengaruhi pengelolaan ruang terbuka hijau Kebun Bibit Cekkang di Kabupaten Bulukumba adalah adanya peraturan yang mengarahkan kabupaten/kota untuk memperhatikan ruang terbuka hijau dalam penataan ruang. Ruang terbuka hijau yang dirasa terbatas oleh pemerintah mendorong lahirnya strategi penciptaan ruang hijau melalui Program Pembangunan Kota Hijau (P2KH).

Masyarakat dapat memanfaatkan ruang terbuka hijau ini untuk kegiatan sosial seperti olah raga, tempat pertemuan dan taman bermain anak. Peran Pemerintah Daerah dalam Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Desa Pematang Reba, Kecamatan Rengat Barat, Kabupaten Indragiri Hulu. Analisis kebijakan pengadaan publik kawasan terbuka hijau dengan peraturan daerah no. 10 Tahun 2012 tentang Penataan Ruang Kabupaten Tegal Periode 2012-2032.

Tabel 2. Kawasan Lindung Di Kabupaten Bulukumba
Tabel 2. Kawasan Lindung Di Kabupaten Bulukumba

Tekhnik analisis Data

Keabsahan Data

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tata Kelola Pemerintahan Dalam Penglolaan Ruang Terbuka Hijau

Gambar

Gambar 2. Deskripsi Lokasi RTH Cekkeng Nursery................................55 Gambar 3
Tabel 2. Daftar Kawasan Lindung Di Kabupaten Bulukumba..................37 Tabel 3. Spesifikasi Pembangunan RTH Cekkeng Nursery......................56
Tabel 2. Kawasan Lindung Di Kabupaten Bulukumba
Gambar 2. Deskripsi Lokasi RTH Cekkeng Nursery Sumber : Dinas Tata Ruang, Kabupaten Bulukumba, 2018.
+7

Referensi

Dokumen terkait

PRSHOFAN INDQNE_SIA Pers1ar pelldek lapat.oemoem _!'!!tai ln~onesia ljabnt Soerabaja... Ptooeroes Partai lnd~~ia ljabant