• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNIK ANALISA AKPL DAN USG ISU KONTEMPORER

N/A
N/A
Thoha Arifin

Academic year: 2023

Membagikan "TEKNIK ANALISA AKPL DAN USG ISU KONTEMPORER"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS INDIVIDU

AGENDA 1 : TEKNIK ANALISA AKPL DAN USG ISU KONTEMPORER

Nama : ADITYA SUKAMDANI, S.Pd

NIP : 199502092020121007

Unit kerja : SDN Puntukdoro 2, Kec. Plaosan, Kab. Magetan Jabatan : Ahli Pertama Guru Kelas

Gelombang : III Latsar Angkatan 156 Kelompok 4 ( Sinar ) Penugasan :

• Dengan teknik analisa AKPL dan USG tentukan issue kontemporer yang ada di institusi Anda

TEKNIK ANALISA AKPL DAN USG ISU KONTEMPORER YANG ADA DI INSTITUSI

A. IDENTIFIKASI ISU

Guna mewujudkan ASN yang berkompeten, sebagai guru kelas di SDN Puntukdoro 2 Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan saya mengidentifikasi isu atau problematika yang perlu mendapat perhatian untuk segera dicarikan solusi pemecahannya. Identifikasi beberapa isu atau problematika yang ditemukan di instansi tempat saya bekerja, yaitu di SDN Puntukdoro 2 Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan antara lain :

1. Rendahnya penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran daring (dalam jaringan)

Media pembelajaran sangat berpengaruh untuk peserta didik dalam memahami sebuah materi. Tanpa media, pembelajaran tidak akan berjalan sesuai yang diinginkan. Sebagai seorang guru, harus mampu menggunakan media yang ada atau membuat sesuatu dari apapun menjadi sebuah bahan yang bisa dijadikan sebagai media. Kurang optimalnya

(2)

penggunaan media pembelajaran di sekolah disebabkan oleh kurangnya kreatifitas dalam mengajar dan kurangnya minat dalam menggunakan media pembelajaran yang ada.

Seorang guru yang kurang memanfaatkan media pada suatu pembelajaran akan berdampak buruk bagi peserta didik dan guru itu sendiri. Dampak buruk bagi peserta didik adalah rendahnya hasil belajar karena peserta didik sulit memahami materi yang diberikan.

Dampak untuk guru yaitu ilmu pengetahuan, inovasi dan kreativitas guru tidak meningkat.

Solusi bagi guru yang kurang minat dalam menggunakan media pembelajaran ialah belajar kembali tentang kreatifitas dalam diri agar dapat mengembangkan bahan-bahan apa saja yang dapat dibuat, kemudian guru harus belajar media yang dibuat agar guru tersebut dapat memahami dan menemukan arti pentingnya sebuah media.

2. Rendahnya motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran daring (dalam jaringan)

Kurangnya motivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran daring (dalam jaringan) tersebut dikarenakan adanya pandemi COVID 19 yang tidak memungkinkan jika peserta didik harus belajar di sekolah dan berinteraksi dengan teman-teman, guru, maupun dengan orang banyak. Oleh karena itu peserta didik yang harus belajar secara mandiri di rumah bersama dengan orang tua. Dalam model pembelajaran tersebut guru memberikan materi dan tugas melalui online atau dalam jaringan.

3. Rendahnya minat baca peserta didik selama masa pandemi Covid 19.

Minat baca peserta didik selama masa pandemi sangat berkurang. Sekolah sudah memfasilitasi perpustakaan yang digunakan untuk membangkitkan minat baca peserta didik.

Peserta didik dapat meminjam buku perpustakaan sekolah dengan Protokoler Kesehatan yang ketat. Peserta didik dapat membawa pulang buku dan di baca di rumah masing-masing tetapi tidak di perkenankan membaca diperpustakaan dalam waktu yang di tentukan.

Kenyatan di lapangan hanya ada beberapa peserta didik yang meminjam buku walaupun guru sudah memberi tugas berkaitan dengan minat baca.

Kesadaran peserta didik yang rendah tersebut dikarenakan kurang adanya rasa motivasi dari orang tua peserta didik untuk membaca buku. Selain itu tidak boleh anak-anak

(3)

berkerumun di lingkungan sekolah menyebabkan anak-anak tidak termotivasi meminjam buku di perpustakaan.

4. Tidak maksimalnya guru dalam membentuk karakter peserta didik di masa pandemi COVID 19.

Selama ini sekolah menjadi salah satu institusi pendidikan yang bertanggung jawab mengembangkan pengetahuan, keterampilan serta karakter peserta didik. Orang tua menaruh harapan dan kepercayaan kepada sekolah sebagai pusat pendidikan akademik dan pendidikan karakter. Proses pembentukan nilai-nilai karakter siswa berjalan seiring proses pembelajaran di sekolah. Namun, sejak pandemi menerjang dan sekolah ditutup keberlanjutan pendidikan karakter menjadi hal yang paling dicemaskan oleh orang tua. Hal ini disebabkan karena: pertama, pembelajaran berbasis online membuat siswa kehilangan role model dan sosok yang menjadi panutan. Kedua, penggunaan teknologi digital tidak mampu menjamin peserta didik aman dari terpaan konten-konten negatif yang berakibat pada persoalan moralitas dan krisis karakter.

5. Rendahnya pemeliharaan lingkungan sekitar sekolah selama pandemi COVID 19 Kurangnya kesadaran peserta didik untuk memelihara dan menjaga kebersihan khususnya di lingkungan sekolah dapat dilihat dari keadaan kelas dan tanaman-tanaman yang mereka tanam di taman sekolah. Peserta didik jarang membersihkan kelas tanpa diingatkan oleh guru. Tanaman-tanaman juga banyak yang layu atau bahkan mengering karena tidak dirawat dengan baik.

Kesadaran peserta didik yang rendah tersebut dikarenakan adanya rasa bahwa anak perempuan yang wajib menjaga dan membersihkan lingkungan kelas. Selain itu juga disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang pentingnya menjaga dan memelihara kebersihan untuk kesehatan dan kenyamanan bersama terutama di masa pandemi Covid 19.

(4)

Teknik-Teknik Analisis Isu

Berdasarkan uraian dari beberapa isu atau problematika yang ditemukan di instansi tersebut diatas, perlu dilakukan teknik tapisan isu untuk menyeleksi dan menetapkan isu atau problematika isu yang berkualitas dengan kata lain isu yang bersifat aktual dan teknik analisis isu.

Isu tersebut dianalisis menggunakan metode A (Aktual), K (Kekhalayakan), P (Problematik), L (Kelayakan) untuk mengetahui isu mana yang dominan.

1) Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan di kalangan masyarakat.

2) Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya.

3) Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

4) Layak artinya isu yang masuk akal, logis, realistis, serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

Menggunakan Metode AKPL

No Isu A K P L Ket

1. Rendahnya motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran daring (dalam jaringan)

+ + + + Layak

2. Rendahnya penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran daring (dalam jaringan)

+ + + + Layak

3. Rendahnya minat baca peserta didik selama masa pandemi Covid 19

+ + + + Layak

4. Tidak Maksimalnya guru dalam membentuk karakter peserta didik di masa pandemi COVID 19.

+ + - + Tidak Layak

5. Rendahnya pemeliharaan lingkungan sekitar sekolah selama pandemi COVID 19

+ - - + Tidak Layak

(5)

Berdasarkan penetapan isu dengan menggunakan teknik AKPL, dapat dikerucutkan menjadi dua isu yang kemudian akan dipertimbangkan kembali untuk dijadikan isu prioritas. Kemudian tiga isu tersebut kembali diidentifikasi dengan menggunakan teknik U (Urgency), S (Seriousness), dan G (Growth).

1) Urgency : seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.

2) Seriousness : Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan.

3) Growth : Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera.

Selanjutnya akan ditentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu dengan menentukan skala nilai 1-5.

Menggunakan Metode USG No

.

Isu Kriteria Total Peringka

t

U S G

1. Rendahnya motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran daring (dalam jaringan)

5 4 4 13 I

2. Rendahnya penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran daring (dalam jaringan)

3 5 3 11 II

3. Rendahnya minat baca peserta didik selama masa pandemi Covid 19

4 3 3 10 III

Adapun kriteria penetapan indikator USG, yaitu:

Urgency:

1 : Tidak penting 2 : Kurang penting 3 : Cukup penting 4. : Penting

5. : Sangat penting

Seriousness:

(6)

1 : Akibat yang ditimbulkan tidak serius 2 : Akibat yang ditimbulkan kurang serius 3 : Akibat yang ditimbulkan cukup serius 4. : Akibat yang ditimbulkan serius

5. : Akibat yang ditimbulkan sangat serius

Growt :

1 : Tidak berkembang 2 : Kurang berkembang 3 : Cukup berkembang 4. : Berkembang 5 : Sangat berkembang

Hasil analisis USG diatas menunjukkan bahwa yang mendapatkan peringkat pertama untuk segera dituntaskan adalah isu “Rendahnya motivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran daring (dalam jaringan)”

(7)

Dari sejumlah isu yang telah ditentukan dengan teknik tapisan, selanjutnya dilakukan analisis secara mendalam isu yang telah memenuhi kriteria USG (Urgency, Seriousness, Growth). Selanjutnya alat bantu untuk menganalisis isu yang telah ditemukan yaitu dengan menggunakan Fishbone Diagram.

Penyebab Akibat

Rendahnyanya motivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran daring (dalam jaringan).

Gambar Sebab Akibat Isu

B. PENYEBAB TERJADINYA ISU YANG TERJADI DI INSTANSI

Faktor-faktor yang menyebabkan isu “Rendahnya motivasi peserta didik dalam pembelajarn daring (dalam jaringan) sebagai berikut :

1. Dikarenakan pandemi COVID-19 peserta didik diharuskan belajar secara mandiri di rumah masing-masing.

2. Peserta didik kesulitan dalam mempelajari dan memahami materi yang disampaikan guru melalui daring.

3. Terdapat beberapa orang tua peserta didik yang tidak bisa mendampingi belajar anak di rumah dikarenakan pekerjaan ataupun yang lainnya.

4. Peserta didik lebih tertarik pada gadget daripada mempelajari dan mengerjakan tugas karena mereka menganggap gadget lebih menyenangkan.

5. Pembelajaran dengan metode daring yang guru terapkan kurang bervariasi sehingga peserta didik menjadi bosan.

6. Rendahnya dukungan orang tua terhadap anak saat belajar mandiri Kurangnya

dukungan keluarga

Surrounding System

Pembelajaran daring (dalam

Jaringan

Antusiasme siswa yang berbeda-

beda dalam pembelajaran

Keterbatasan ruang dan waktu

belajar

Skill Suplier

(8)

7. Andil orang tua dalam mengerjakan tugas yang seharusnya dikerjakan oleh anak sendiri.

C. DAMPAK YANG AKAN TERJADI JIKA ISU TIDAK SEGERA DISELESAIKAN

Jika hal masalah ini tidak segera dicari penyelesaiannya maka akan berakibat buruk terhadap peserta didik antara lain :

1. Kemampuan peserta didik dalam memahami akan menurun 2. Peserta didik akan malas belajar jangka panjang.

3. Peserta didik yang sudah tidak memiliki semangat belajar akan mengalami putus sekolah.

4. Peserta didik akan mengalami kecanduan gadget dan kecanduan bermain.

5. Peserta didik kurang memiliki karakter individu yang baik.

D. ALTERNATIF PENYELESAIAN ISU

No. Alternatif Penyelesaian Hasil yang diharapkan

1.

Guru membuat model belajar yang lebih menarik dan lebih bervariasi seperti : menggunakan video pembelajaran, memberi tugas yang mengasah kreativitas peserta didik, emberikan tugas dengan dikaitkan dengan kondisi lingkungan peserta didik.

Peserta didik tidak jenuh atau bosan mengikuti pembelajaran

2. Menjalin komunikasi dengan orang tua tentang pentingnya memotivasi anak belajar.

Peserta didik merasa mendapat dukungan orang tua dalam belajar.

3. Mengadakan pembelajaran dengan sistem blended learning sesuai protokol kesehatan.

Peserta didik kembali semangat untuk belajar.

Referensi

Dokumen terkait

However, in addition to exhibitions, Udeng Pacul Gowang business actors also need to have an IKM / MSME Certificate at the Industry and Trade Office so that they can always

ACCENT JOURNAL OF ECONOMICS ECOLOGY & ENGINEERING Peer Reviewed and Refereed Journal, ISSN No.. 03, Issue 03, March 2018 Available Online: www.ajeee.co.in/index.php/AJEEE 1