Teknologi Arsitektur Lokkal
PRESENTASI
Kelompok II
Alifiah Rahmadani Miftahul Nurul Zannah
Nurkhaliza Lutfia
Roy Rizky Simamora
Gedung Merdeka Bandung
Gedung Merdeka di Bandung, Indonesia, merupakan salah satu contoh bangunan yang mencerminkan perpaduan antara arsitektur kolonial Belanda dan tradisional Indonesia.
Dari segi arsitektur kolonial Belanda, Gedung Merdeka menampilkan gaya arsitektur Hindia Belanda yang populer pada masa itu. Bangunan ini dirancang oleh arsitek Belanda, Ir. J. Gerber, dan konstruksinya dimulai pada tahun 1895 dan selesai pada tahun 1921.
Gedung ini kental sekali dengan nuansa art deco dan gedung megah ini terlihat dari lantainya yang terbuat dari marmer buatan Italia yang mengkilap, ruangan-ruangan tempat minum-minum dan bersantai terbuat dari kayu cikenhout, sedangkan untuk penerangannya dipakai lampu-lampu bias kristal yang tergantung gemerlapan.
Gedung Merdeka juga menampilkan elemen arsitektur tradisional Indonesia untuk menggambarkan identitas nasional dan budaya Indonesia. Salah satu contoh yang menonjol adalah ornamen ukiran kayu yang ditemukan di sekitar bangunan. Ukiran kayu tersebut menggambarkan motif-motif tradisional Indonesia, seperti bunga, daun, dan hewan-hewan tertentu. Ornamen-ornamen ini memberikan sentuhan seni tradisional yang memperkaya tampilan bangunan
Secara keseluruhan, Gedung Merdeka memiliki luas bangunan sekitar 3.760 m² dengan 4 ruang besar di lantai dasar yang dapat menampung hingga 2.000 orang, serta beberapa ruang kecil di lantai atas yang biasanya digunakan sebagai ruang rapat atau ruang VIP.
Gedung Merdeka juga memiliki berbagai fasilitas modern yang membuatnya semakin menarik bagi pengunjung. Di dalam gedung terdapat fasilitas lift, pendingin udara, sound system, dan perlengkapan konferensi modern lainnya, sehingga sangat cocok digunakan untuk berbagai acara besar seperti konferensi, seminar, pernikahan, dan lain sebagainya.
Gedung Merdeka memiliki bentuk arsitektur yang khas dan menarik, yang memadukan gaya arsitektur Art Deco dan Gaya Tropis, yang populer pada masa itu. Bangunan ini memiliki bentuk asimetris dengan atap melengkung yang membentuk setengah lingkaran, serta dekorasi seni yang cukup kompleks.
Pada interior dari bangunan Gedung Merdeka sendiri menggunakan lantai marmer pada konstruki kolonialnya.
interiornya di dominasi dengan warnah putih yang menjdi ciri khas warna bangunan kolonial
Interior Gedung Merdeka
Eksterior Gedung Merdeka
Bangunan ini memiliki ciri-ciri arsitektur Art Deco, keseimbangan elemen vertikal dan horizontal, penonjolan elemen kolom untuk kesan yang kokoh.
ciri kolonial yang terdapt pada gedung merdeka terdapt pada jendela dengan jumlah yang banyak yang merupaka ciri dari bangunan kolonial warna purih crem yang monoton dan polos