• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KONSEP DESAIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV KONSEP DESAIN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV KONSEP DESAIN

4.1 Landasan Teori

Landasan Teori yang mendukung konsep kreatif ini dibagi menjadi 2 kategori sesuai dengan fungsinya masing-masing dalam proyek ini. Landasan teori yang digunakan adalah landasan teori komunikasi dan landasan teori visual.

4.1.1 Landasan Teori Komunikasi

Berkaitan dengan kategori yang diambil untuk proyek Tugas Akhir ini, yaitu promosi, maka dalam sub-bab ini akan dipaparkan beberapa teori pemasaran yang relevan dan dapat mendukung proses perancangan strategi komunikasi yang tepat.

Berdasarkan buku Advertising and Promotion : An integrated Marketing Communication Perspective ( McGraw Hill Companies New York) , promosi didefinisikan sebagai koordinasi dari segala macam usaha awal penjualan untuk membangun arah informasi dan persuasi untuk menjual barang barang dan atau mengusulkan sebuah ide.

Promosi digunakan dalam konteks yang lebih luas yang mengarah kepada berbagai macam aktivitas komunikasi dari sebuah organisasi.

Promosi penjualan secara umum didefinisikan sebagai aktivitas penjualan yang menyediakan nilai tambah kepada penjualan, distributor, dan konsumen dan dapat merangsang penjualan penjualan dengan segera.

Promosi penjualan ada yang berorientasi pada konsumen, dimana promosi ini ditujukan kepada pengguna produk atau jasa tersebut terdapat kupon, atau contoh produk yang dapat membuat konsumen tertarik membeli produk/jasa tersebut.

promosi bisa menjadi tidak efektif apabila salah memilih media. Banyak terjadi pada iklan, dimana sebuah perusahaan sudah terlanjur mengeluarkan biaya yang sangat besar namun ternyata tidak mampu menjaring audience yang diinginkan.

Oleh karena itu untuk melakukan promosi yang tepat bagi sebuah event , perlu dipertimbangkan beberapa hal berikut ini :

1. Segmen

Pilihan media harus sesuai dengan segmen audience yang akan kita dijadikan target, biasanya meliputi tingkatan ekonomi, usia, jenis kelamin, lifestyle, dan lain lain.

2. Lokasi

Lokasi akan menentukan efektivitas penyebaran informasi.

3. Waktu dan frekuensi tayang

Waktu dan frekuensi tayang menjadi bagian yang terpenting dalam berpromosi, misalkan di radio televisi atau koran.

(2)

4. Ukuran

Spesifikasi , yakni ukuran halaman , jenis penjilidan , jenis kertas, kualitas cetakan , dan penggunaan warna tidak dapat dipisahkan dari format keseluruhan 5. Jenis media

Golongan jenis media yang akan dijadikan tempat promosi , indera apa saja yang disentuh dan citra bagaimana yang ditampilkan

6. Desain materi yang eye catching

Pada desain materi promosi , narasi dan tampilan merupakan factor utama yang menentukan menarik atau tidaknya sebuah desain. Perilaku audience , gaya bahasa , serta tampilan taste-nya harus sesuai dengan tema.

Berdasarkan buku Advertising: oleh Sandra Moriarty, Nancy Mitchell, William Wells berikut adalah berbagai macam jenis marketing :

1. Relationship Marketing

Tren di dunia pemasaran modern adalah relationship marketing

( pemasaran relasi) yang melibatkan semua stakeholder perusahaan, baik itu karyawan, distributor, staf distribusi, konsumen agensi , investor, agen pemerintah.

2. Permission Marketing

Mengundang calon konsumen untuk menjadi pasar sasaran dalam rangka mendapatkan komunikasi pemasaran .

3. Experience Marketing

Bentuk pemasaran ini menggunakan, antara lain, event dan desain toko untuk melibatkan konsumen secar personal dan aktif. Pada tingkatan yang lebih luas, experience marketing berarti setiap perjumpaan dengan brand adalah pengalaman yang menentukan apakah relasi brand akan positif atau negatif.

4. Guerilla Marketing

Pemasaran Gerilya ini adalah area komunikasi pemasaran alternatif yang cukup menarik dan tidak diduga. Disini terjadi pertemuan personil dengan brand, seperti pesan pesan yang ditempel di jalan-jalan atau tulisan yang dicat di tempat umum. Idenya adalah buzz atau pembicaraan tentang suatu brand .

5. Digital Marketing

Pemasaran digital adalah menggunakan internet untuk melakukan e-bisnis, termasuk pemesanan dan penjualan produk secara online.

6. Viral Marketing

Praktik ini didesain untuk menciptakan permintaan produk berdasarkan pesan yang disebar di internet. Melalui viral marketing, konsumen menciptakan sendiri buzz tentang produk/brand melalui email atau blog.

7. Mobile Marketing

Penggunaan komunikasi nirkabel untuk menjangkau orang yang selalu aktif bergerak dinamakan mobile marketing. Misalnya adalah mungkin untuk mengirim sms atau voice mail berisi produk baru ke telepon seluluer atau peranti PDA yang menggunakan teknologi wireless.

(3)

8. Social Network Marketing

Informasi komersial yang disampaikan melalui jaringan sosial seperti myspace, maupun facebook, dinamakan sebagai social network marketing.

4.1.2 Landasan Teori Desain Komunikasi Visual 4.1.2.1 Pengertian Desain Komunikasi Visual

Menurut Sunardi Purwosuwito, Desain Komunikasi Visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan kreatif, teknik dan media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual, termasuk audio dengan mengolah elemen desain grafis berupa bentuk gambar , huruf, dan warna serta tata letaknya, sehingga pesan dan gagasan dapat diterima oleh sasarannya.

Prinsip

Pesan Visual harus kreatif (asli, inovatif dan lancar) komunikatif , efisien dan efektif, sekaligus indah/estetis.

Istilah

1. Seni grafis / Graphic Arts, termasuk ke dalam kelompok bidang ilmu Seni Murni

2. Grafis / Graphic adalah hal yang berkaitan dengan tulisan atau gambar yang mengandung makna untuk menyampaikan pesan/informasi

3. Desain Grafis / Graphic Design , istilah yang dipakai sebelum menggunakan istilah Desain Komunikasi Visual , berasal dari bahasa Yunani “Graphos” yang berarti tulisan / gambar.

Untuk mengantisipasi perkembangan dunia komunikasi visual serta perannya yang semakin luas maka digunakanlah istilah :

Desain Komunikasi Visual

Perlunya Pendidikan Desain Komunikasi Visual

1. Mengenal konsep Desain Komunikasi Visual sebagai Dasar Perancangan atau Desain dan Strategi Komunikasi

2. Mengenal Desain Grafis (Desain Komunikasi Visual) dan Bahasa Rupa sebagai Pengolah Visual Data Komunikasi

3. Mengenal secara teknis prinsip, proses teknologi informatika dan system informasi manajemen

4. Memahami elemen desain grafis sebagai alat penyampai pesan yang efektif, efisien, komunikatif dan estettis kreatif dalam konteks konsep policy/planning/strategi dan implementasi serta evaluasi

(4)

5. Memahami strategi komunikasi, psikologi dan sosial/ antropologi budaya 6. Memahami beberapa media baru, terutama dunia media/ ruang cyber

serta tekniknya yaitu :

a. Animasi – Audio Visual ( Mix Media )

b. Interaktif media dan web/website yang biasa dipergunakan untuk melengkapi E-Media dan Mix media / Multimedia

7. Menguasai konsep perancangan / desain komunikasi visual dan pemasaran global secara universal. Menguasai proses dan teknik perancangan / desain yang dapat mengantisipasi perkembangan dunia kewirusahaan.

4.1.2.2 Pengertian Logo

Menurut buku Mendesain Logo oleh Sarianto Rustam, S.Sn, Logo merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Yunani logos, yang sampai kini telah mengalami perkembangan pengertian yang signifikan, dari awal yang berarti kata, pikiran, pembicaraan, akal budi sampai berarti yang dikaitkan dengan simbol, citra dan semiotik.

Suatu logo diperoleh maknanya dari suatu kualitas yang disimbolkan, melalui corporate culture, positioning, historis atau aspirasi. Apa yang diartikan atau dimaksudkan adalah lebih penting daripada seperti apa rupanya. Penekanannya pada makna di luar atau dibalik wujud logo itu.

Suatu logo yang ideal, secara keseluruhan merupakan wujud suatu instrument rasa harga diri dan nilai-nilai yang mampu mewujudkan citra positif dan bonafiditas. Pada akhirnya, adalah refleksi citra bisnis perusahaan, institusi, instansi dan lain sebagainya yang disimbolisasikan serta direpresentasikan secara utuh dan total, bahwa logo tersebut mengandung arti atau makna suatu “kebijakan berpikir” dan “maksud tertentu” badan usaha (aspirasi perusahaan), suatu kualitas dan nilai nilai yang ditunjukan

Logo dibagi menjadi 2 jenis, yaitu

1. Logotype ( Visual logo yang menggunakan huruf )

2. Logogram ( Visual logo yang menggunakan symbol / karakter) Yang harus diperhatikan dalam merancang sebuah logo event / program 1. Karakter Event

2. Tema

3. Target Audience

4. Konten acara / program 5. Atmosphere / lingkungan Kriteria suatu logo yang baik

1. Original atau asli / berbeda (Distinctive) 2. Mudah dibaca (Legible)

3. Sederhana (Simple)

4. Mudah diingat (Memorable)

(5)

5. Ada kesesuaian dan karakteristik

6. Mudah diaplikasikan dalam media grafis

4.1.2.3 Pengertian Tipografi

Menurut buku “Tipografi Dalam Desain Grafis” karangan Danton Sihombing, tipografi adalah bentuk visual dari sebuah bentuk komunikasi secara verbal dan merupakan bagian visual yang pokok dan efektif. Selain memiliki nilai fungsional sebagai sarana penyampaian informasi, tipografi dalam desain grafis juga memiliki nilai estetik sebagai sarana untuk menggambarkan suasana yang tersirat dalam sebuah komunikasi verbal.

Sedangkan menurut Jim Aitchison dalam bukunya yang berjudul The Cutting Edge Advertising menjelaskan bahwa tiap potongan dari huruf dapat mengirimkan ribuan sinyal ke otak manusia melalui mata. Tipografi secara khusus adalah ilmu yang mempelajari karakter dan fungsi dari jenis-jenis huruf yang memiliki nama berbeda ( typeface ) dalam penerapannya ke dalam suatu desain komunikasi visual.

Berikut ini beberapa jenis huruf berdasarkan klasifikasi yang dilakukan oleh James Craig, antara lain sebagai berikut :

a. Roman

Ciri dari huruf ini adalah memiliki kait berbentuk lancip pada ujungnya.

Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis- garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminin.

b. Egyptian

Adalah jenis huruf yang memiliki ciri kait yang berbentuk persegi dengan ketebalan yang sama atau hamper sama. Kesan yang ditimbulkan adalah kokoh, kuat, kekar dan stabil.

c. Sans Serif

Ciri ciri sans serif adalah tanpa kait dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer dan efisien.

d. Script

Huruf Script menyerupai goresan tangan yang biasanya italic ke arah kanan, Kesan yang ditimbulkannya adalah sifat pribadi dan akrab.

e. Miscellaneous

Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada, ditambah hiasan dan ornaman atau garis garis dekoratif.

Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental.

(6)

Tidak hanya warna, pemilihan typeface juga harus disesuaikan dengan isi pesan yang akan disampaikan. Sama seperti warna, suatu jenis typeface juga berfungsi untuk memberikan suatu identitas pada sebuah brand. Dari jenis typeface-nya sebuah desain dapat langsung segera diketahui karakternya.

Jenis typeface yang digunakan pada bagian bodycopy proyek ini sebagian besar merupakan jenis tulisan Sans Serif dan sebagian lagi Serif. Typeface seperti ini diharapkan dapat memberikan kesan modern, simple, dan memberi kesan mewah. Untuk logo menggunakan sans serif, jenis typeface ini akan menimbulkan kesan simple dan modern.

4.1.2.4 Pengertian Teori Warna

Warna merupakan salah satu identitas visual yang sangat kuat dalam desain, informasi, pesan, ataupun ide bisa disampaikan pada audience hanya melalui sebuah warna. Dalam menentukan sebuah pilihan warna , tidak boleh terlepas dari elemen – elemen desain yang lain.

Teori yang diambil pada proyek ini adalah sebagai pandauan penggunaan warna yang dikutip dari buku “Color Basic” karangan Anne Dameria. Berdasarkan buku tersebut, pengertian warna adalah fenomena yang terjadi karena adanya tiga unsur, yaitu cahaya, objek dan observer yang dapat berupa manusia ataupun alat ukur. Warna dibedakan menjadi 3 objek yaitu :

a. Warna Primer : warna – warna unsur dasar dalam lingkaran warna ( merah kuning biru)

b. Warna Sekunder : pencampuran 2 warna primer dengan perbandingan yang sama.

c. Warna Tersier : pencampuran antara warna primer dan sekunder disebelahnya dengan perbandingan yang sama.

4.1.2.5 Pengertian Art Deco

Art Deco adalah gaya hias yang lahir setelah Perang Dunia I dan berakhir sebelum Perang Dunia II yang banyak diterapkan dalam berbagai bidang, misalnya eksterior, interior, mebel, patung, poster, pakaian, perhiasan dan lain-lain dari 1920 hingga 1939, yang memengaruhi seni dekoratif

seperti arsitektur, desain interior, dan desain industri, maupun seni visualseperti misalnya fesyen, lukisan, seni grafis, dan film. Gerakan ini, dalam pengertian tertentu, adalah gabungan dari berbagai gaya dan gerakan pada awal abad ke-20, termasuk

Konstruksionisme, Kubisme, Modernisme, Bauhaus, Art Nouveau,

dan Futurisme. Popularitasnya memuncak pada 1920-an. Meskipun banyak gerakan desain mempunyai akar atau maksud politik atau filsafati, Art Deco

(7)

murni bersifat dekoratif. Pada masa itu, gaya ini dianggap anggun, fungsional, dan ultra modern.

4.1.2.6 Layout

Menurut buku “ Basic Design-Layout” karangan Gavin Ambrose dan Paul Harris, Layout adalah bagaimana elemen desain diposisikan, baik antara elemen desain dengan keseluruhan skema desain, dan akan mempengaruhi bagaimana pembaca membaca dan mengerti isi dari konten tersebut.

Berdasarkan buku tersebut layout dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu : 1. The Golden Section

Dengan membagi layout dengan rasio 8 : 13 2. The Symmetrical Grid

Dengan membagi layout menjadi dua sama besar. Selain itu symmetrical grid dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :

a. symmetrical two column grid b. single column grid

c. two column grid d. five column grid

e. symmetrical module based grid 3. The Assymetrical Grid

Dengan membagi layout menjadi dua tetapi tidak sama besar.

4.2 Strategi Kreatif

4.2.1 Strategi Komunikasi

Komunikasi yang efektif kepada calon pengunjung sangat ditentukan oleh bagaimana cara mengkomunikasikan serta media apa yang akan digunakan.

Sub-bab dibawah ini akan merangkum dan mengarahkan agar cara komunikasi yang digunakan dapat berjalan efektif dalam mempromosikan wisata sejarah Lawang Sewu tanpa harus melepaskannya dari unsur estetik. Cara menawarkan yang benar serta pemilihan media komunikasi yang benar dapat dengan mudah menarik perhatian calon pengunjung.

4.2.1.1 Fakta Kunci

• Lawang Sewu sudah cukup dikenal oleh

masyarakat Indonesia.

(8)

Hal ini dikarenakan adanya tayangan realita “Dunia Lain” yang pernah muncul di tv swasta komersial Trans TV. Tayangan ini menjadikan image dari Lawang Sewu sebagai tempat wisata mistis.

• Adanya jenis wisata yang tak lazim dan

terdapat di gedung Lawang Sewu, bernama Jelajah Bawah Tanah.

Hal ini memungkinkan untuk dikembangkan, terlebih jenis wisata ini masih baru, dibandingkan dengan wisata sejarah yang terdapat di tempat wisata lain yang lebih berkesan monoton.

• Gedung Lawang Sewu adalah satu satunya

gedung yang mempunyai arsitektur Art Deco di Semarang, sehingga gedung tersebut bisa menjadi sasaran objek fotografi yang sangat menarik.

Di seluruh Indoneisa hanya ada beberapa gedung yang berasitektur Art Deco, paling banyak berada di kota Bandung

• Sebagian besar masyarakat muda ( 15-25

tahun) menyatakan niatnya untuk mengunjungi Lawang Sewu.

• Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa

Tengah sedang mengadakan promosi Visit Jawa Tengah 2013.

4.2.1.2 Big Idea

“ Pengalaman yang tak akan didapatkan di tempat wisata lain”

4.2.1.3 Keyword

1. Fun

2. Unique

3. Old but New

4. Challenging and curious

4.2.1.3 Masalah yang Akan Dikomunikasikan

Pengalaman menjelajah Lawang Sewu mulai dari menikmati keindahan gedung Lawang Sewu, menikmati berbagai wisata yang bisa ditawarkan oleh Lawang Sewu, mulai dari wisata sejarah sampai dengan wisata mistis yang terdapat didalamnya. Hal ini juga sebaagai salah satu nilai tambah yang akan digunakan untuk mempromosikan Lawang Sewu. Pengalaman inilah yang akan dicoba disampaikan melalui berbagai media. Pengalaman dan sensasi ini akan dituangkan dalam bentuk visual.

4.2.1.4 Tujuan Komunikasi

Tujuan utama dari promosi ini adalah mengajak kalangan remaja Indonesia ( 15-25 Tahun) untuk berkunjung ke Lawang Sewu serta mengajak masyarakat untuk mencoba merasakan sensasi dan pengalaman memasuki Lawang Sewu.

(9)

4.2.1.5 Profil Target Komunikasi Demografi

- Berbagai kalangan masyarakat, terutama dari kalangan remaja kota Semarang dan sekitarnya

- Umur : 15-25

- Jenis : Kelamin: Laki – laki dan perempuan - Tingkatan ekonomi A-B

Psikografi

- Selalu mencari kesenangan diluar aktifitas yang kerap dilakukan.

- Shop-a holic

- Sifat ingin selalu mencoba sesuatu yang baru / tertantang untuk mencoba hal yang baru.

- Berusaha untuk selalu eksis diantara teman-temannya.

Geografis

- Wisatawan dalam negeri

- Wisatawan luar negeri ( optional )

4.2.1.6 Positioning

Promosi program “Jelajah Bawah Tanah” maupun hunting foto di Lawang Sewu bagi remaja, yang dapat memberikan sensasi dan pengalaman yang berbeda dalam wisata sejarah.

4.2.1.7 Pendekatan Kreatif

Promosi ini menggunakan pendekatan secara emosional. Pendekatan emosional pada saat ini dapat dikatakan sangat efektif. Hal ini berhubunguan dengan pergeseran perilaku konsumen yang lebih cenderung menggunakan sisi emosional daripada sisi rasionalnya ketika iklan-iklan di media massa sudah sangat membludak.

Pendekatan emosional yang dimaksud disini adalah cara pendekatan visual yang sifatnya menggambarkan pengalaman dan feel yang bisa dirasakan saat mencoba wisata ini. Pendekatan secara emosional ini memang tidak bisa hanya dari

(10)

promosinya saja, tetapi mencakup keseluruhan, mulai dari brand, servis, dan lain sebagainya. Tetapi dalam proyek ini, strategi promosi hanya terbatas dalam lingkup desain komunikasi visual saja.

4.2.2 Strategi Desain

Pada sub-bab berikut ini akan membahas mengenai strategi yang akan diterapkan pada proyek ini. Penjelasan penjelasan berikut akan memberikan gambaran secara garis besar gaya desain apa yang akan digunakan.

4.2.2.1 Tone and Manner

Dalam berkomunikasi dengan target audience, kesan yang akan ditonjolkan dari promosi ini adalah persuasif, old but modern, fun and challenging and curious 4.2.2.2 Strategi Verbal

Bahasa yang akan sering digunakan adalah Bahasa Indonesia yang tidak baku dan dan Bahasa Inggris. Tetapi tidak tertutup kemungkinan akan menggunakan Bahasa Indonesia / Inggris yang baku dan formal, untuk menarik pengunjung di luar propinsi Jawa Tengah.

4.2.2.3 Strategi Visual

Strategi visual yang digunakan adalah menggunakan ornamen art deco, untuk menyesuaikan dengan ciri khas arsitektur gedung Lawang Sewu, maka pada proyek promosi ini akan mengambil beberapa unsur unsur desain Art Deco, pada beberapa desainnya, terutama pada bagian logo promosi. Selain itu unsur fun dan challenging nya ditampilkan pada media promosi yang menarik kaum remaja. Selain itu dengan adanya ditampilkannya kesan old but modern diharapkan bisa menarik khalayak yang lebih berumur untuk datang mengunjungi Lawang Sewu.

4.2.2.3.1 Warna

Warna yang digunakan pada logo maupun item yang mendukung promosi Lawang Sewu terdiri dari warna kuning, merah dan ungu. Selain warna tersebut warna yang digunakan adalah turunan maupun campuran dari 3 warna tersebut. Pemilihan warna ini didasari dari berbagai makna warna tersebut. Merah melambangkan passion, yang berarti semangat, warna kuning yang melambangkan youth / anak muda, dan warna ungu melambangkan hal hal spiritual. Ketika dipadukan ketiga warna tersebut membentuk campuran warna yang selaras dan harmonis.

(11)

4.2.2.3.2 Tipografi

Jenis font yang akan dipakai pada headline adalah UltraCondensedSansSerif

Untuk body copy font yang dipakai adalah Roman Serif Regular

Untuk body copy menggunakan Roman Serif

Roman Serif Medium Italic

4.2.3 Pemilihan Item

Berikut ini adalah beberapa pilihan media yang akan digunakan sebagai media promosi proyek ini :

1. Logo Promosi

Logo promosi ini dibuat untuk meningkatkan awareness target akan wisata Lawang Sewu ini. Logo ini akan sangat membantu, ketika harus diaplikasikan ke berbagai media promosi.

2. Poster

(12)

Poster merupakan sarana untuk menarik perhatian orang yang paling mudah. Pengaplikasiannya sangat mudah, penyebarannya bisa sangat luas, dan harganya pun terjangkau.

3. Brosur

Brosur disini berfungsi sebagai sarana penarik perhatian , selain itu sifatnya yang sangat informatif bisa membantu para pengunjung memahami apa saja keunikian Lawang Sewu.

4. Booklet

Booklet berguna sebagai buku saku yang diberikan kepada para pengunjung mengenai apa saja yang terdapat dalam Lawang Sewu.

5. Berbagai macam item pendukung

Souvenir disini bisa dalam berbagai bentuk seperti Pin, Stiker, Baju, Paperbag, dan lain-lain.

Referensi

Dokumen terkait

Dari data diatas maka head loss pada instalasi perpipaan hidrolik penggerak pilot valve besarnya. Perhitungan

Pada indicator aktivitas emosional terbagi menjadi 3 indikator kinerja, yaitu siswa berminat mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa bersemangat dalam mengikuti

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kecepatan dan ketepatan mengetik 10 jari peserta didik kelas X AP 1 SMK Negeri (SMKN) 1 Surakarta dengan

Menurut Pasal 1 Angka 6 No. 39 Tahun 1999 yang dimaksud dengan pelanggaran hak asasi manusia setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat

LIVER FUNCTION TEST (2,3,4) Beberapa pemeriksaan faal hati dan petanda virus yang sering dipergunakan untuk mendiagnosa penyakit adalah :..

barang yang telah dibeli atau dipesan oleh bagian pembelian, melaporkan jumlah stok bahan baku kepada bagain pembelian secara berkala, memeriksa kualitas barang yang

biasa, yaitu orang menabungkan uangnya kepada BPRS. Yang mana akan mendapat bagi hasil dari keuntungan, bagi hasil tersebut tidak akan tetap dalam artian bisa berubah-ubah

Kegiatan tersebut, antara lain, usaha pelayanan kebersihan ( cleaning service ), usaha penyediaan makanan bagi pekerja/buruh ( catering ), usaha tenaga pengaman (