TEKNOLOGI PAKAN
MAKALAH PENGOLAHAN HIJAUAN PAKAN TERNAK SECARA FISIK
Oleh : Kelompok 5
Kelas E
Yoga Vidya 200110200013
Tania Aulia Nur Imanda 200110200080 Suci Dewi Chandra 200110200095 Matni Syifa Bayani 200110200230 M Azzumar Abdan N 200110200320
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2022
i KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pengolahan Hijauan Pakan Ternak Secara Fisik ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Deny Saefulhadjar, M.Si. pada mata kuliah Teknologi Pakan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang cara pengolahan hijauan pakan ternak secara fisik bagi para pembaca dan penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Deny Saefulhadjar, M.Si. selaku Dosen mata kuliah Teknologi Pakan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami sebagai penulis mengakui bahwa ada banyak kekurangan pada makalah ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari seluruh pihak senantiasa kami harapkan demi kesempurnaan makalah kami. Semoga makalah ini dapat membawa pemahaman dan pengetahuan bagi pembaca dan juga penulis.
Senin, 5 September 2022
Tim Penulis
ii DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I ... 1
PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 1
1.3. Tujuan... 2
BAB II ... 3
LANDASAN TEORI ... 3
2.1. Teknologi Pakan ... 3
2.2. Hay ... 3
BAB III ... 4
PEMBAHASAN ... 4
3.1. Definisi Hay ... 4
3.2. Cara Pembuatan Hay ... 4
3.3. Macam-Macam Hay ... 5
3.4. Faktor-Faktor yang Menentukan Kualitas Hay ... 6
3.5. Zat-Zat Makanan yang Hilang Dalam Pembuatan Hay ... 7
3.6. Proses yang Terjadi Pada Pembuatan Hay ... 7
3.7. Cara Menentukan Hay yang Baik ... 7
3.8. Cara-Cara Menyimpan Hay ... 8
BAB IV ... 9
PENUTUP... 9
4.1. Kesimpulan... 9
4.2. Saran ... 9
DAFTAR PUSTAKA ... 10
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pakan mempunyai peranan yang sangat penting didalam kehidupan ternak. Pakan adalah bahan yang dimakan dan dicerna oleh seekor hewan yang mampu menyajikan unsur hara atau nutrisi yang penting untuk perawatan tubuh, pertumbuhan, penggemukan, reproduksi (birahi, konsepsi, kebuntingan) serta laktasi (produksi susu). Alasan lain mengapa pakan menjadi salah satu faktor terpenting selain bibit dan manajemen di dalam pemeliharaan ternak, khususnya ternak sapi. Kita ketahui bahwa biaya pakan merupakan biaya terbesar dari total biaya produksi yaitu mencapai 70-80 %.
Kelemahan sistem produksi peternakan umumnya terletak pada ketidak pastian tatalaksana pakan dan kesehatan. Keterbatasan pakan menyebabkan daya tampung ternak pada suatu daerah menurun atau dapat menyebabkan gangguan produksi dan reproduksi yang normal. Hal ini antara lain dapat diatasi bila potensi pertanian/ industry maupun limbahnya ikut dipertimbangkan dalam usaha peternakan. Ini tidak menjadi suatu yang berlebihan mengingat Indonesia merupakan negara agraris. Asalkan kita tahu secara tepat nilai guna dan daya gunanya serta tahu teknologi yang tepat pula untuk mengelolanya, agar lebih bermanfaat.
Salah satu teknologi pengolahan hijauan pakan ternak yaitu dengan pengolahan secara fisik (hay). Tanaman hijauan diawetkan dengan cara dikeringkan dibawah sinar matahari kemudian disimpan dalam bentuk kering dengan kadar air 12-30% disebut hay. Pengawetan dengan cara ini jarang dilakukan oleh peternak di Indonesia. Mungkin karena jumlah hijauan yang tersedia relatif tak terbatas. Lain halnya dengan di negara empat musim, dimana hijauan yang tersedia pertahun sangat amat terbatas. (Puger,2007).
Hay adalah tanaman hijauan pakan ternak berupa rumput-rumputan/ leguminosa yang disimpan dalam bentuk kering, dengan kadar air 20-30%. Untuk menyeragamkan waktu panen agar tidak mengganggu pertumbuhan pada periode berikutnya, sebab tanaman yang seragam akan memiliki daya cerna yang lebih tinggi. (Nevy Diana,2008)
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalahnya sebagai berikut :
2 1. Bagaimana definisi hay ?
2. Bagaimana cara membuat hay?
3. Proses apa saja yang terjadi pada saat pembuatan hay?
4. Bagaimana cara menentukan hay yang bagus?
5. Bagaimana cara penyimpanan hay yang baik supaya dapat bertahan lama?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari rumusan masalah diatas adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui definisi hay serta prinsip-prinsip pembuatan hay.
2. Mengetahui cara membuat hay.
3. Mengetahui proses apa saja yang terjadi pada saat pembuatan hay.
4. Mengetahui cara menentukan hay yang bagus.
5. Mengetahui cara penyimpanan hay yang baik supaya dapat bertahan lama.
3 BAB II
LANDASAN TEORI 2.1. Teknologi Pakan
Teknologi pakan adalah suatu pilihan untuk membantu menyelamatkan ketersediaan dan kualitas pakan. Terlebih, tantangan ke depan terkait penyediaan pakan yang berkualitas bukan hal yang ringan. Disamping fluktuasi harga beberapa macam bahan pakan, faktor kurangnya ketersediaan pakan hijauan di musim kemarau merupakan masalah serius yang harus segera diatasi.Teknologi pakan meliputi kegiatan pengolahan bahan pakan yang bertujuan meningkatkan kualitas nutrisi, meningkatkan daya cerna dan memperpanjang masa simpan. Sering juga dilakukan dengan tujuan untuk mengubah limbah pertanian yang kurang berguna menjadi produk yang berdaya guna. Pengolahan bahan pakan yang dilakukan secara fisik (pemotongan rumput sebelum diberikan pada ternak) akan memberi kemudahan bagi ternak yang mengkonsumsinya. Pengolahan secara kimiawi (dengan menambah beberapa bahan kimia pada bahan pakan agar dinding sel tanaman yang semula berstruktur sangat keras berubah menjadi lunak sehingga memudahkan mikroba yang hidup di dalam rumen untuk mencernanya. teknologi pakan harus memenuhi tiga syarat agar diadopsi sehingga dapat membantu menyelesaikan permasalahan umum dalam ketersediaan pakan berkualitas.
Syarat-syarat tersebut adalah mudah, murah, dan hasilnya lebih baik dari teknologi yang sudah ada.
2.2. Hay
Hay adalah hasil pengawetan hijauan/rumput rumputan/limbah pertanian untuk pakan ternak dalam bentuk kering, menurut Hanafi (2008), hay adalah tanaman hijauan pakan ternak berupa rumutrumputan atau leguminosa yang disimpan dalam bentuk kering dengan kadar air 15-20%. Kartasujana (2001) menyatakan prinsip dasar dari pengawetan dengan cara dibuat hay adalah dengan cara mengeringkan hijauan, baik secara alami (menggunakan sinar matahari) maupun menggunakan mesin pengering (dryer). Ciri ciri Hay yang baik adalah berwarna hijau,kering tetapi tidak mudah patah, berbau harum agak manis dan wangi rumput, tidak berjamur serta tidak bercampur dengan bahan lain misalnya ranting kayu, gulma dan lain sebagainya. Adapun kandungan air hay ditentukan sebesar 12- 20%, hal ini dimaksud agar hijauan saat disimpan sebagai hay tidak ditumbuhi jamur.
4 BAB III
PEMBAHASAN 3.1. Definisi Hay
Hay adalah hijauan atau tanaman makanan ternak yang sengaja ditanam dan dipotong pada waktu kadar zat – zat makanan nya maximal, untuk selanjutnya dikeringkan agar dapat disimpan lama sehingga nantinya dapat dipergunakan ada musim kekurangan makanan.
Umumnya berasal dari tanaman rumput dan daun – daunan tanaman leguminosa.
3.2. Cara Pembuatan Hay
Prinsip dalam pembuatan hay adalah menurunkan kadar air sampai pada tingkat tertentu, sehingga tidak cukup untuk menunjang kebutuhan mikroorganisme pembusuk.
Pembuatanya secara umum dilakukan seperti berikut yakni setelah tanaman dipotong kemudian dikeringkan sedemikian rupa sehingga kadar airnya tinggal 22-25%, dengan diusahakan daun daun dan zat-zat makanan yang hilang seminimal mungkin. Kunci baik- buruknya hay yang dibuat adalah pada proses pengeringannya.
Cara pembuatan hay ada dua macam yaitu:
1. Metode hamparan merupakan metode sederhana, dilakukan dengan cara menghamparkan hijauan yang sudah dipotong di lapangan terbuka di bawah sinar matahari. Setiap hari hamparan dibalik-balik hingga kering.
2. Metode pod dilakukan dengan menggunakan semacam rak sebagai tempat menyimpan hijauan yang telah dijemur selama 1 - 3 hari.
Pengawet yang dipakai dalam cara membuat pembuatan Hay yaitu :
1) Garam dapur 1-2 % berfungsi untuk mencegah timbulnya panas karena kandungan uap air, mengontrol atau mengendalikan aktivitas mikroba, menekan dan mengendalikan pertumbuhan jamur.
2) Amonia cair berfungsi untuk mencegah timbulnya panas, meningkatkan kecernaan hijauan, memberikan tambahan Nitrogen
Cara membuat hay adalah sebagai berikut :
1) Hijauan dipotong denga mesin copper, setelah itu langsung dibawa ke tempat penjemuran.
2) Hijauan tersebut disebar tipis dan setiap saat dibolak balikselama 1-2 jam.
3) Usahakan pada penjemuran berlangsung singkat sehingga kadar air menjadi 15- 20%.
4) Sesudah kering dikumpulkan dan dipres, diikat tali untuk memudahkan tempat penyimpanan.
Metode dalam Pengolahan hijauan : 1. Pemotongan/ pencacahan
Untuk hijaun yang akan diolah menjadi hay, perlu melalui proses pemotongan.
Pemotongan atau pencacahan hijauan ini menggunakan alat chopper. Chopper merupakan mesin pemotong/penyincang untuk memperkecil ukuran hijauan.
Kemudian terdapat alat stone fork atau sekop garpu yang digunakan untuk mengumpulkanhijauan baik yang telah dipotong maupun yang belum dipotong.
2. Pengeringan
5 Pengeringan tanaman yang dijadikan hay dapat dilakukan dengan 2 cara yakni :
a. Dengan sinar matahari
Ada daerah-daerah yang sangat banyak hujannnya pengeringan dapat dilakukan pada suatu tiang. Tanaman yang telah dipotong diletakkan pada tiang tersebut dengan posisi vertikal. Sedangkan pada daerah-daerah yang sedikit hujannya pengeringan dapat dilakukan diatas tanah. Bagi yang dikeringkan diatas tanah, setelah tanaman dipotong kemudian dikumpulkan berleret-leret secara teratur untuk dijemur. Cara pengeringan seperti ini disebut: windrow. Juga dilakukan dengan membiarkan tanaman yang dipotong berserakan diatas tanah secara tak teratur. Cara seperti ini disebut : swath.
Tumpukan tanaman yang dikeringkan secara swath biasanya lebih tipis bila dibandingkan dengan cara windrow, sehingga dengan cara swath tanaman akan lebih cepat kering. Tanaman yang daunnya kecil-kecil seperti halnya leguminosa apabila dikeringkan dengan cara swath akan menyebakan daun- daunnya cepat kering sehingga menjadi keriput dan mudah rontok, sedangkan batangnya masih basah. Oleh karena itu gabungan cara windrow dan swath sebaiknya dilakukan dimana tanaman dibiarkan berserakan selama 3-6 jam diterik matahari untuk kemudian dikumpulkan/ ditumpuk berleretleret secara teratur
b. Dengan pengeringan buatan
Pengeringan dengan cara buatan ada bermacam-macam. Dengan pemanasan listrik, gas, uap panas, dan lain-lainya. Cara ini biasanya digunakan pada daerah-daerah yang banyak hujannya terutama dinegaranegara bermusim 4 yang telah maju tenologinya. Tanaman yang dibuat hay dengan segera dapat dikeringkan dengan memasukkan pada suatu tempat / ruangan khusus. Disini waktu pengeringanya akan relatif cepat dan waktunya bisa diatur, akan tetapi biaya pembuatanya seakan lebih mahal.
3. Pengepresan
Setelah melalui proses pengeringan, dilakukan pengepresan untuk setiap lapisan hay agar padat
4. Pengepakan
Setelah melalui proses pengepresan, dilakukan pengepakan untuk menyimpan hijauan hay. Sebaiknya hay disusun secara rapi dengan memberikan jarak antara tumpukan yang satu dengan tumpukan yang lain. Hal ini dilakukan untuk memperlacar aliran udara dalam tempat penyimpanan serta memudahkan pengontrolan terhadap hama lain seperti tikus dan memudahkan dalam pengambilan saat pemberian kepada ternak
3.3. Macam-Macam Hay
Sehubungan dengan bahan-bahan yang dipergunakan, cara pengeringan dan cara penyimpananya maka dikenal bermacam-macam hay sebagai berikut:
a. Rumput hay, yakni yang dibuat dari tanaman rumput-rumputan b. Legum- hay, yakni yang terbuat dari tanaman leguminosa
c. Mix-hay, yakni yang terbuat dari rumput-rumputan bercampur dengan leguminosa maupun weed.
6 d. Barn-hay, yakni yang disimpan pada tempat yang teduh yang kemudian dianginkan atau diberi udara/ udara panas untuk menyempurnakan pengeringanya, hay semacam ini pada umumnya dibuat didaerah yang banyak hujanya.
e. Dehydrated-hay, yakni hay yang dikeringkan secara buatan, yakni tanaman dipotong dan langsung dikeringkan sehingga warnanya masih tetap hijau, daun-daunya tidak banyak yang rontok, dengan cara ini kadar zat-zat makananya terutama vitamin A lebih tinggi dari pada hay yang dikeringkan dengan sinar matahari, sedangaan kadar vitamin D nya lebih rendah. Dari hasil penyelidikan menunjukan bahwa hay semacam ini lebih banyak mengandung karbohydrat, protein dan zat-zat hijau (chlorophyl).
Dalam praktek hijau-hijauan serupa ini banyak yang digiling halus untuk sumber caroten bagi ternak ayam. Misalnya tepung daun lantoro, daun turi, daun lucerne , dan lain-lain.
f. Salted-hay, yakni hay yang ditambahi garam. Ini berdasarkan anggapan para peternak bahwa penambahan garam akan menyebankan bertambahnya nafsu makan ternak . garam yang ditambahkan ± 0,5−1,0%.
3.4. Faktor-Faktor yang Menentukan Kualitas Hay
Untuk mendapatkan hay yang berkualitas baik beberapa hal perlu diperhatikan, seperti : a. Macam tanaman yang dijadikan hay
Secara umum tanaman legumunisa seperti kacang kedele, kacang tanah, clover, lucerne dan lain-lainya mempunyai kadar protein dan mineral yang lebih tinggi dibandingkan rumput-rumputan. Beberpa faktor perlu diperhatikan untuk memutuskan tanaman yang mana yang lebih baik dibuat hay, misalnya proces pengeringan. Tanaman legumunisa, walaupun kadar protein dan mineralnya lebih tinggi namun daun – daunya yang banyak mengandung protein mudah rontok pada kadar air 30%. Jadi daun – daunya banyak yang hilang bila dikeringkan dengan sinar matahari. Hasil yng baik akan diperoleh bila kedua tanaman rumput dengan legum dicampur.
b. Waktu pemotongan
Untuk tanaman rumput-rumputan dan leguminosa yang akan dipergunakan sebagai hijauan makanan ternak sebaiknya dipotong pada waktu kadar proteinya maximal. Hal ini dicapai pada waktu tanaman mulai berbunga sampai berbunga penuh.
Demikian pula pada tingkat ini kadar serat kasarnya yang sukar dicerna adalah lebih sedikit dibandingkan apabila tanaman dipotong waktu tua, yakni setelah biji-bijianya masak. Oleh karena itu tidaklah mungkin dapat dihasilkan hay yang berkwalitas baik
7 apabila tanaman dipotong pada umur yang agak tua, karena adanya serat kasar yang tinggi menyebabkan pakan hijauan menjadi sukar dicerna.
c. Cara pengeringan
Pengeringan hijauan yang dijadikan hay dapat dilakukan dengan cara sinar matahari dan dengan pengeringan buatan.
3.5. Zat-Zat Makanan yang Hilang Dalam Pembuatan Hay
Dalam pembuatan hay tidak dapat dipungkiri banyak zat-zat makanan yang hilang baik dalam keadaan cuaca buruk yang mencapai 40% maupun dalam keadaan biasa 10%.
Hilangnya zat-zat ini disebabkan oleh gugurnya daun, batang, atau biji. Disamping itu ditambah dengan adanya proses fermentasi dan leaching (hilangnya zat-zat makanan karena dihanyutkan oleh air hujan). Caroten (bahan pembentuk vitamin A) yang banyak terdapat dalam daun, hilang dengan cepat akibat adanya panas. Carotin ini hilangnya lebih cepat dibandingkan zat hijau daun (chlorophyl). Oleh karena itu hay yang dikeringkan dengan cara buatan (dehydrated-hay) mempunyai kandungan vitamin A dan chlorophyl yang lebih tinggi.
3.6. Proses yang Terjadi Pada Pembuatan Hay
Pada proses penumpukan dan pengeringan hijauan akan terjadi proses-proses sebagai berikut:
a. Proses Respirasi
Hijauan yang segar masih mampu mengadakan respirasi. Respirasi ini akan mengambil oksigen dari luar dan akan menghasilkan air serta panas. Kerusakan gizi pada tahap ini bisa mencapai 10%.
b. Proses Fermentasi
Bakteri yang berpengaruh dalam proses fermentasi adalah dari jenis bakteri thermofilik, yang akan menghasilkan panas. Apabila tumpukan hijauan tidak sempurna, kerusakan yang disebabkan oleh bakteri dan enzim tersebut bisa mencapai 5-10%.
c. Reaksi kimiawi
Dalam proses pembuatan hay mungkin akan terjadi suatu reaksi kimiawi, akibat dari reaksi ini akan timbul panas yang tinggi, sehingga hasil dari hay akan berwarna coklat kehitaman.
3.7. Cara Menentukan Hay yang Baik Adapun kriteria hay yang baik :
a. Berwarna tetap hijau meskipun ada yang berwarna kekuningkuningan.
8 b. Daun yang rusak tidak banyak, bentuk hijauan masih tetap utuh dan jelas, tidak terlalu
kering sebab kalu kering maka akan mudah patah.
c. Tidak kotor dan tidak berjamur.
d. Mohon di ingat Alat Pengukur Parameter keberhasilan pembuatan hay yang terbaik adalah Ternak yang akan memakannya
3.8. Cara-Cara Menyimpan Hay
Hay sebaiknya di simpan di tempat yang terlindung dari air hujan dan kering.
Berdasarkan keadaan cuaca setempat, maka bermacam-macam cara menyimpan hay yang dikenal adalah sebagai berikut :
1. Barn
Barn merupakan hay yang sudah dikeringkan lalu disimpan pada suatu tempat tertentu yang teduh. Ini terutama dilakukan pada tempat-tempat yang banyak hujannya.
2. Stock
Stock merupakan hay yang ditumpuk pada ruangan terbuka.
3. Bale
Bale ialah hay yang dimasukkan dalam suatu alat pengepakan sehingga waktu dikeluarkan sudah terikat dalam bentuk segi empat. Ini biasanya dilakukan apabila hay akan diperdagangkan atau untuk persediaan makanan sapi-sapi export, diatas kapal . hay semacam ini kadar airnya tidak boleh melebih 20%.
4. Ten Ton
Ten Ton adalah cara penyimpanan hay yang murah dan sangat efektif dengan menggunakan Ten Ton atau disebut Tenda Tony
9 BAB IV
PENUTUP 4.1. Kesimpulan
Hay adalah hijauan atau tanaman makanan ternak yang sengaja ditanam dan dipotong pada waktu kadar zat – zat makanan nya maximal, untuk selanjutnya dikeringkan agar dapat disimpan lama sehingga nantinya dapat dipergunakan ada musim kekurangan makanan.
Umumnya berasal dari tanaman rumput dan daun – daunan tanaman leguminosa.
Prinsip dalam pembuatan hay adalah menurunkan kadar air sampai pada tingkat tertentu, sehingga tidak cukup untuk menunjang kebutuhan mikroorganisme pembusuk.
Pembuatanya secara umum dilakukan seperti berikut yakni setelah tanaman dipotong kemudian dikeringkan sedemikian rupa sehingga kadar airnya tinggal 22-25%, dengan diusahakan daun daun dan zat-zat makanan yang hilang seminimal mungkin. Kunci baik- buruknya hay yang dibuat adalah pada proses pengeringannya. Tujuan dari pembuatan Hay ialah agar tanaman hijauan (pada waktu panen yang berlebihan) dapat disimpan untuk jangka waktu tertentu sehingga dapat mengatasi kesulitan dalam mendapatkan pakan hijauan pada musim kemarau. Tujuan lain dalam pembuatan Hay adalah untuk untuk menyeragamkan waktu panen agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman /rumputan pada periode berikutnya.
4.2. Saran
Kami selaku penyusun makalah ini tentunya menginginkan kesempurnaan dalam penyusunannya akan tetapi pada dasarnya perlu kami akui makalah ini memiliki banyak kekurangan. Hal ini di karenakan masih minimnya pengetahuan kami. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.
10 DAFTAR PUSTAKA
Agung. 2021. Workshop Optimalisasi Teknologi Pakan Guna Meningkatkan Kualitas Pakan Lokal. Diakses tanggal 5 September 2022 di https://ugm.ac.id/id/berita/21721- workshop optimalisasi-teknologi-pakan-guna-meningkatkan-kualitas-pakan-lokal Hanafi, N. D.(2008). Teknologi Pengawetan Pakan Ternak. Medan: USU Repository.
Diakses 5 September 2022.
Kartasudjana, R. (2001). Modul Program Keahlian Budidaya Ternak, Mengawetkan Hijauan Pakan Ternak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Proyek Pengembangan Sistem dan Standar Pengelolaan SMK Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.