• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEMA INDAHNYA IKATAN CINTA

N/A
N/A
Fhezain 92

Academic year: 2023

Membagikan "TEMA INDAHNYA IKATAN CINTA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Pembaharuan GKI pada Triwulan ketiga Juli-Agustus-September 2023

“Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta Ciptaan-Nya”

BULAN ke-8 : AGUSTUS 2023 MINGGU, 06 AGUSTUS 2023 KALENDER GEREJAWI : HIJAU

PEMBACAAN ALKITAB : KIDUNG AGUNG 4:1-15

TEMA : “INDAHNYA IKATAN CINTA”

LATAR BELAKANG

Hari minggu 6 Agustus adalah hari ke-218, minggu ke-32 dalam tahun 2023 yang telah mendorong seluruh pelayanan GKI mencapai aspek pembaruan pada level ke-3 pada triwulan ke-3, yaitu fokus pelayanan Pembaharuan GKI pada Triwulan ketiga Juli-Agustus-September 2023 “Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta ciptaan-Nya”, di mulai dengan memahami “indahnya ikatan cinta dari cinta Agung Tuhan” sebagaimana Kidung Agung 4:1-16.

Gary Chapman mengeluarkan buku yang terkenal itu, “The 5 Love Languages”, yang salah satunya adalah “words of affirmation”, namun hal ini sudah dibicarakan Kitab Suci sejak jauh-jauh hari sebelumnya. Bagian yang kita baca

¡ni, jangan dimengerti sebagai kalimat rayuan gombal, yang tidak tulus, omong kosong, dsb. — bukan seperti itu; ini perkataan yang tulus, ini suatu pengakuan (acknowledgement).

Bukan kebetulan cinta menghinggapi manusia. Tuhanlah yang menciptakannya.

Perintah pertama dan utama-Nya adalah agar manusia mencintai-Nya dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan. Kidung Agung adalah kitab yang paling gamblang mengekspresikan cinta, karena memang ditulis sebagai syair-syair cinta Raja Salomo. Kitab ini adalah salah satu tulisan suci yang dibacakan pada hari raya Paskah umat Yahudi. Para penafsir sepakat bahwa kitab ini memberikan model seksualitas yang sehat sebagaimana rancangan Tuhan, yaitu hubungan antara laki-laki dan perempuan (bukan antara sesama jenis), dan dinikmati dalam ikatan pernikahan yang kudus.

PENJELASAN TEKS

Kidung Agung 4:1-15 adalah rayuan sang raja yang ditujukan untuk menaklukkan hati dari yang di rayu. Dan meskipun sang raja turut „di bantu‟ oleh para permaisuri dan para selirnya, yakni puteri-puteri Yerusalem Penghuni harem

(2)

untuk membujuk dia, ternyata si gadis Sunem tetap tegar. Cinta dan kesetiaannya kepada kekasihnya sang penggembala domba tidak pernah berubah.

Meski kitab ini secara unik mengangkat hubungan kasih dalam pernikahan, ada banyak hal yang dapat direnungkan dalam konteks hubungan cinta personal kita dengan Tuhan. Misalnya yang kita baca hari ini. Betapa kita terpesona melihat cinta yang berkobar hebat di antara kedua mempelai.

Ayat 1-7, mengisahkan semua puteri Sion di panggil keluar untuk melihat kehebatan kedatangannya dan Salomo memuji pengantinnya dengan puisi. Salomo memandang gadis itu sebagai wanita yang sempurna, cantik sekali, manis, tanpa cacat cela. Sosok dan keindahan dari yang terkasih membayang kemana pun pergi (Ayat 2-3, 7-8, 9-10, 12-14)

Ayat 8-15, menceritakan Salomo yang memanggil pengantinnya untuk ikut dan tinggal bersama dia. Dia memanggilnya untuk menikmati kasih yang sempurna. Dia memanggilnya untuk masuk ke dalam kebunnya, tempat mata air, bunga, buah dan rempah, serta tempat angin sepoi bertiup segar. Waktu-waktu bersama begitu menggairahkan dan begitu dinanti.

PENERAPAN

Pernahkah cinta kita kepada Tuhan berkobar sedemikian hebat? Pikirkan saja waktu-waktu teduh kita. Apakah dilalui dengan gairah dan kerinduan untuk bertemu Tuhan? Ataukah itu rutinitas yang ingin kita lewati dengan cepat saja?

Apakah keindahan pribadi dan karya Tuhan adalah hal-hal yang senang kita renungkan ketika menjalani hari-hari kita, ataukah kita terlalu sibuk untuk memikirkan Tuhan? Diiringi syukur atas cinta yang Tuhan karuniakan dalam relasi kita dengan orang-orang terkasih, mari memeriksa temperatur cinta kita kepada Tuhan.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU I

DISKUSI DALAM IBADAH PAM, PW DAN PKB TEMA: “INDAHNYA IKATAN CINTA”

Cinta adalah anugerah. Anugerah sama dengan hadiah, karena itu bila ada anugerah atau hadiah berarti ada pemberinya. Artinya pemberi itu adalah mula-

(3)

mula sebagai “Sang Cinta”, karena itu dari diri-Nya ia memberikan hadiah yang terbaik.

Perintah : Buatlah dua kelompok

1) Kelompok satu berperan sebagai wakil dari kaum laki-laki dan ; 2) Kelompok dua berperan sebagai wakil dari kaum perempuan.

3) Masing-masing kelompok diskusikanlah ayat (7) “Engkau cantik sekali, manisku, tak ada cacat cela padamu”

Pertanyaan kelompok perwakilan Pria : Pernyataan ay 7 bila anda sebagai laki- laki ungkapkan atau utarakan... kira-kira anda ada dalam keadaan seperti apa, sehingga pernyataan ini dapat anda ungkapkan? (jawab, misalnya : dalam keadaan sedang jatuh cinta, atau...jawab...dst...)

Pertanyaan kelompok perwakilan perempuan : Pernyataan ay 7 bila anda mendengar karena ditujukan kepada anda dari lawan jenis, kira-kira bagaimana anda menggambarkan perasaanmu...? (gambarkanlah...)

Pertanyaan untuk di jawab bersama : Bila cinta kita kepada Tuhan kita lukiskan dengan bahasa cinta, seperti apa kelompok saat ini mau melukiskannya?, silahkan ... buat satu pernyataan singkat... (Misalnya : “sesungguhnya Engkau Sang Cinta, ya Tuhan”...dst) ungkapkanlah ...

(4)

MINGGU, 13 AGUSTUS 2023 KALENDER GEREJAWI : HIJAU

PEMBACAAN ALKITAB : MAZMUR 84:1-13

TEMA : “RINDU KEPADA KEDIAMAN ALLAH”

LATAR BELAKANG

Hari minggu 13 Agustus saat ini adalah hari ke-225, minggu ke-33 dalam tahun 2023 yang terus mendorong untuk memberikan perhatian pada Pembaharuan GKI pada Triwulan ketiga Juli-Agustus-September 2023 “Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta Ciptaan-Nya” mengikuti Mazmur 84:1-13 agar setiap orang memiliki kerinduan kepada Allah dan kediaman-Nya.

Awal tahun 2020-2021 dunia diperhadapkan dengan pandemi covid-19 yang membatasi aktivitas berkumpul di ruang-ruang publik akibat dari banyak korban yang terpapar covid-19 bahkan ada yang meninggal. Gereja termasuk yang juga merasakan dampak dari situasi ini. Ibadah-ibadah menjadi dibatasi jumlah kehadiran bahkan beberapa Gereja memutuskan untuk ibadah secara online sehingga jemaat tidak perlu datang secara fisik ke gereja tapi bisa mengikuti ibadah secara daring dari rumah. Kondisi ini menimbulkan rasa rindu atau kerinduan untuk dapat Bersekutu, Beribadah, Bersaksi dan Melayani seperti waktu sebelum pandemi covid-19 muncul dan memaksa semua orang beradaptasi dan berdamai dengan situasi yang ada. Perasaan rindu kepada kediaman ALLAH juga dirasakan oleh pemazmur ketika menuliskan Mazmur 84 ini.

Mazmur 84 adalah mutiara dari seluruh Mazmur. Mazmur 84 adalah Mazmur ratapan. Pemazmur meratap karena menginginkan sesuatu yang sudah hilang untuk kembali kepada Dia, yaitu Bait ALLAH atau Kehadiran ALLAH. Pemazmur yang diduga adalah Daud setelah dia berdosa dan ketika hukuman ALLAH datang, dia harus keluar dari kerajaannya, menjadi pelarian dan tidak bisa mengunjungi Bait ALLAH di Yerusalem. Daud tidak meratap untuk kembali mendapatkan kerajaannya. Daud meratap untuk bisa kembali beribadah kepada ALLAH di tengah-tengah jemaat-NYA.

PENJELASAN TEKS

Ayat 1-5, pemazmur menyatakan ekspresi kerinduan yang mendalam kepada tempat kediaman ALLAH. Tetapi juga lebih dari itu pemazmur merindukan kehadiran ALLAH dalam hidupnya. Merindukan tempat kediaman ALLAH adalah merindukan pribadi ALLAH sendiri. Pemazmur merindukan kehadiran ALLAH di dalam persekutuan umat ALLAH di dalam gereja yang sejati. Kehadiran ALLAH

(5)

ada dalam komunitas orang percaya. Persekutuan umat ALLAH adalah hal yang bernilai di mata ALLAH dan yang terindah dalam dunia. Pemazmur mencintai suatu tempat di mana dia mengalami dan mengetahui ALLAH itu hidup. Dalam persekutuan umat ALLAH, dia dapat mengalami dan mengatakan ALLAH itu hidup. Jelas sekali ada kerinduan yang dalam dari pemazmur sehingga dia membandingkan diri dengan burung pipit dan burung layang-layang dan ¡ri kepada mereka karena bisa dekat dengan rumah TUHAN, hidupnya ada di sana, di pelataran rumah ALLAH. Hidupnya, hatinya, keluarganya di dalam rumah TUHAN.

Kumpulan umat percaya adalah kumpulan di mana TUHAN Berada dan Bertakhta.

TUHAN menjadi pelindung, pengharapan dan tuan satu-satunya. Dengan seluruh air matanya merindukan satu tempat yang saat itu tidak dia jumpai lagi, tempat di mana persekutuan dengan umat ALLAH.

Ayat 6-8 tempat kediaman ALLAH adalah tempat yang dia tuju. Ini adalah ayat- ayat di mana pemazmur mengatakan kepada dirinya sendiri. Orang yang terbuang itu melihat tempat Bait ALLAH di Yerusalem. Dia berusaha dengan fisiknya, sekalipun seandainya tidak bisa, maka hatinya didekatkan kepada Yerusalem.

Yang terbuang ini berusaha untuk menguatkan hatinya sendiri. Pemazmur mengajarkan sekalipun berjalan dengan menangis, terpisah, tetapi seluruh hati dan perjalanan hidup mendekati hadirat TUHAN. Pemazmur mengatakan akan ada penyertaan TUHAN. Lembah baka, diperkirakan adalah suatu lembah yang selalu dilewati musafir yang akan ke Yerusalem. Lembah itu adalah lembah kering dan akan terisi air hanya jika ada hujan. Jadi, lembah ini benar-benar hanya bergantung kepada berkat ALLAH. Lembah Baka dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai lembah air mata. Orang yang menetapkan langkahnya mendekat kepada Bait ALLAH yang sejati tidaklah mudah, akan ada air mata karena orang lain berjalan berlawanan arah dengan dia. Tetapi kekuatan TUHAN akan menopangnya. Ada berkat yang membuat dia penuh menjadi mata air. Mereka berjalan makin lama, makin kuat, hendak menghadap ALLAH di Sion. Kekuatan berjalan sebagai musafir adalah kekuatan dari ALLAH dan kekuatannya itu akan bertambah dan bukan menurun.

Ayat 9-10, adalah doa orang benar dihadapan Allah. Pemazmur berpikir apa hak dia di dengar oleh Allah. Ada satu pribadi yang dimunculkan oleh pemazmur, yaitu pribadi yang diurapi yang menjadi perisai mereka sehingga layak dipandang dan didengar oleh Allah. Beberapa tafsiran mengarahkan pribadi yang diurapi ini menunjuk kepada Yesus Kristus. Allah Yang hidup dan hadir di tengah-tengah

(6)

manusia. Masalah utama umat TUHAN adalah Allah yang suci itu murka kepada umat-Nya. Tidak ada yang dapat mendamaikan manusia dengan Allah kecuali ada pelindung manusia dari unsur Allah sendiri, yang diurapi yaitu Sang Mesias Yesus Kristus. Hanya ketika Allah di Sorga melihat Sang Mesias Yesus Kristus dan umat percaya ada dalam Yesus Kristus, maka umat manusia baru bisa diselamatkan dan teriakan umat manusia di dengar. DIA adalah satu-satunya Juruselamat umat manusia.

Ayat 11-13, di dalam bagian terakhir ini, dijelaskan pemazmur bahwa tempat kediaman ALLAH adalah di bumi ini yang bersentuhan dengan kekekalan. Kata seribu dipakai di dalam Alkitab berbicara tentang sesuatu yang besar. Kekekalan itu melampaui ruang dan waktu. Alkitab menyatakan persekutuan umat percaya yang sejati mendapatkan kekekalan. Pemazmur juga mengatakan lebih baik berdiri di ambang pintu rumah ALLAH-ku karena dia bisa memandang ALLAH-nya dan bisa melihat DIA hadir, ALLAH yang hidup daripada diam di kemah-kemah orang fasik. Pemazmur memuji kebaikan TUHAN. Orang benar tidak akan kekurangan sesuatu yang baik dari ALLAH. ALLAH akan mencerahkan dia, melindungi dia. ALLAH adalah matahari dan perisai. Mereka akan menjadi milik- NYA seutuhnya dan akan mengalami perkenaan dan akan diberikan kehormatan dari ALLAH. Mereka adalah orang-orang yang mengandalkan ALLAH, yang tempat berlindungnya adalah ALLAH. Tidak seperti orang fasik, dia akan seperti sekam yang ditiup angin dan tidak akan kuat dalam penghakiman.

PENERAPAN

1. Ratapan ini tidak dimiliki oleh dunia. Hanya orang-orang yang dilahirkan baru dalam YESUS KRISTUS yang memiliki ratapan ini, yang mengenal Keindahan TUHAN dan Keindahan Gereja-NYA. Hanya ROH KUDUS saja yang bisa membuat orang-orang percaya jeli akan keindahan, kehormatan dan harga sebuah Gereja yang sejati. Gereja adalah isi hati TUHAN, rumah TUHAN, mempelai KRISTUS. Hanya orang yang sungguh-sungguh tahu ALLAH ada di mana yang mau merendahkan dirinya untuk pergi ke sana. Meskipun sulit, tidak ada uang, khotbahnya sulit dan sangat keras menegur dosa tetapi ROH KUDUS ada di sana. Dia mengetahuinya, menghargainya dan mau bersama- sama berjuang di sana.

2. Dosa dalam diri kita dapat membuat kita kehilangan rasa takjub akan Gereja TUHAN, tidak lagi mengasihi dan memuji TUHAN, tidak ada gairah pergi ke gereja. Pemazmur mengatakan hal terpenting yang menjadi kegairahan kita

(7)

seharusnya adalah ALLAH dan Bait ALLAH karena akan tiba waktunya di depan kita, di mana kita tidak lagi bisa bergerak, tidak bisa lagi pergi bersekutu dan beribadah ke tempat ALLAH bertahta. Mungkin karena sakit, mungkin kita menjadi tua renta, mungkin kita dibuang oleh TUHAN, mungkin saja tempat itu sudah dirusak oleh musuh-musuh TUHAN, mungkin kita berdosa dan pergi dari rumah TUHAN dan tidak bisa kembali, mungkin ada pandemi seperti covid-19 yang membatasi kita beraktifitas dan berkumpul termasuk ke gereja. Ketika ini belum terjadi bertobatlah, datanglah, buka hatimu dan biarlah TUHAN YESUS KRISTUS menjadi rajamu, takluklah.

Sehingga kita dapat menyatakan kepada TUHAN: Betapa disenangi tempat kediaman-Mu, ya TUHAN semesta alam. Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran TUHAN; hatiku dan dagingku bersorak-sorai kepada ALLAH yang hidup. Hargailah ALLAH yang ada di tengah-tengah kita dan seluruh pekerjaan-Nya di dalam gereja-Nya. Kiranya TUHAN menaklukkan hati kita. Jangan keraskan hati. Takluklah dan lihat bagaimana TUHAN Memberkati.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU II

(8)

MINGGU, 20 AGUSTUS 2023 KALENDER GEREJAWI : HIJAU

PEMBACAAN ALKITAB : 1 SAMUEL 17:40-58

TEMA : “MENGANDALKAN TUHAN”

LATAR BELAKANG

Kita tidak menduga bahwa hari minggu 20 Agustus hari ini, sudah Tuhan karuniakan sebagai hari ke-232, minggu ke-34 kita miliki, dalam minggu ini fokus pelayanan juga tetap diingatkan yaitu Pembaharuan GKI pada Triwulan ketiga Juli-Agustus-September 2023 “Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta ciptaan-Nya” dan didasarkan pada firman Tuhan 1 Samuel 17:40-58 untuk setiap orang terus mengandalkan Tuhan.

Kita mungkin pernah mendengar istilah underdog? Dalam dunia olahraga, underdog ialah atlit yang tidak diperhitungkan bisa menang atau juara. Justru sosok underdog bisa memberi kejutan, ketika ia mampu mengalahkan sang favorit juara atau juara bertahan. Bagaimana mungkin? Jawabannya karena tidak diperhitungkan, seorang underdog tidak memiliki beban apa pun untuk menang.

Sebaliknya sang jagoan kadang terlalu percaya diri sehingga meremehkan lawan, akibatnya teledor atau tidak waspada atau berhati-hati. Demikian juga yang terjadi dalam kisah Daud melawan Goliat.

PENJELASAN TEKS

Ayat 40, mengatakan bahwa Daud mengambil beberapa batu untuk menjadi senjatanya. Dia mempersiapkan lima batu dengan iman bahwa Tuhanlah yang akan berperang bagi dia. Dia tidak menyerahkan kepada Tuhan dan tidak melakukan apa-apa sebagai persiapan. Dia memilih lima batu. Jika yang pertama gagal, masih ada empat batu yang lain sebagai senjata. Mempersiapkan diri dan mengandalkan Allah seharusnya berjalan secara bersama-sama.

Ayat 41-44, ayat-ayat ini mengisahkan dialog Goliat dengan Daud di mana kalimat sangat indah dari Daud dicatat. Daud mengatakan bahwa dia datang dalam nama Tuhan semesta alam. TUHAN pemimpin ribuan pasukan malaikat!

Inilah pernyataan iman yang sangat besar dari Daud. Dia memiliki pengakuan iman yang tepat dengan reaksi dan tindakannya. Mengakui Tuhan sebagai Panglima perang yang memiliki segala kekuatan di sorga berjalan beriring dengan keberanian dia mendatangi Goliat dan menantang dia. Iman, pengakuan di mulut, dan tindakan dengan utuh menjadi satu di dalam diri Daud. Alkitab mengatakan

(9)

bahwa Daud tergerak untuk melawan Goliat karena nama Allahnya dihina oleh raksasa itu. Inilah yang disebut dengan semangat untuk membela kekudusan Allah. Zeal, atau kegigihan yang menyala-nyala untuk Tuhan. Kegigihan yang sama juga terdapat pada Yosua dan Kaleb, Para hakim Israel, dan juga Yonatan.

Kegigihan ini jugalah yang membuat Paulus dan para rasul terus memberitakan Injil Tuhan. Di dalam seluruh Alkitab tercatat orang-orang dengan kegigihan yang seperti itu.

Ayat 45-46, Daud menyatakan kegigihan yang besar untuk nama Tuhannya, maka seruannya menjadi proklamasi iman yang membangkitkan semangat seluruh orang Israel. Bagaimana dengan Saul? Pada saat Saul mementingkan dirinya sendiri, maka kegigihan untuk Tuhan menjadi habis sama sekali. Dan di mana kegigihan untuk Tuhan hilang, di situ inspirasi berhenti. Saul tidak lagi mampu menginspirasi orang Israel. Kegigihan memperjuangkan kesucian Allah dan ketulusan untuk mengasihi umat Tuhan, itulah yang membuat seorang raja menjadi agung.

Ayat 47, menyatakan mengenai keagungan karakter Daud. Apa yang dia perjuangkan hanya untuk membuktikan satu hal, yaitu supaya segenap jemaah tahu bahwa Tuhan yang menyelamatkan bukan dengan atau karena senjata manusia. Dia tidak bertarung untuk membuktikan diri. Dia tidak merasa perlu mengalami pembuktian yang menunjukkan pencapaiannya di mata seluruh umat Tuhan. Dia tidak sedang memamerkan kemampuan guna menunjang prestasinya.

Ayat 48-54, menyatakan mengenai Daud yang hanya menginginkan seluruh orang tahu bahwa Tuhanlah yang menolongnya. Itulah kerinduannya yang begitu besar.

Maka Tuhan menyertai Daud. Daud maju dan membunuh orang Filistin itu dengan cara yang sangat tidak biasa di dalam peperangan. Daud membunuh Goliat tanpa pedang di tangan. Daud mengimani bahwa Tuhan yang menyelamatkan bukan dengan atau karena senjata manusia dan membuktikannya di dalam tindakan.

Ayat 54-58, Daud melengkapi kemenangannya dengan membawa kepala Goliat ke Yerusalem, untuk menjadikannya kengerian bagi orang-orang Yebus, yang menjaga benteng pertahanan Sion. Kemudian bagian ini juga menjelaskan tentang Saul yang telah melupakan Daud, karena mengidap tekanan jiwa dan gangguan pikiran, sehingga tidak terpikirkan olehnya kalau sang pemusiknya cukup memiliki keberanian untuk menjadi pahlawannya. Oleh karena ¡tu, seolah-olah belum pernah bertemu sebelumnya, dia bertanya anak siapakah Daud? Abner juga tidak

(10)

mengenalnya, tetapi membawanya kepada Saul, dan menjelaskan siapa Daud.

Dengan demikian Daud diperkenalkan kepada istana dengan keuntungan yang jauh lebih besar dari pada sebelumnya, dan dalam semuanya itu ia mengakui tangan Allahlah yang telah menolongnya dan memberikannya kemenangan.

PENERAPAN

1. Andalkan Tuhan dan Tuhan akan menyertai dan menolong kita. Ini adalah faktor terpenting dan terutama atas kemenangan Daud sebab percuma kita memiliki keberanian, keyakinan yang kokoh dan kemampuan namun kita tidak mengandalkan Tuhan. Daud sadar betul Tuhanlah satu-satunya tempatnya berharap dan memberikan kemenangan. Sehingga berulang kali Daud menegaskan bahwa dia sepenuhnya mengandalkan Tuhan. Ketahuilah keberhasilan yang kita raih berasal dari pada Tuhan, sebelum berperang, selama berperang bahkan setelah kemenangan pun nama Tuhan saja yang ditinggikan, segalanya dikembalikan untuk hormat kemuliaan Tuhan. Jangan bangga dengan kemampuan diri sendiri, sebab terkutuklah orang yang mengandalkan manusia dan kekuatannya sendiri (Yeremia 17:5). Andalkan Tuhan dalam segala perkara, milikilah keberanian yang dari Tuhan, berpegang pada keyakinan dan tak tergoyahkan dan melatih diri, kembangkan kemampuan yang kita miliki maka kita akan memperoleh kemenangan, melakukan perkara-perkara besar bersama dengan Tuhan.

2. Berlatih dan Mempersiapkan Diri. Daud yang maju ke medan pertempuran bukanlah orang yang tidak bisa apa-apa, Daud yang dipakai Tuhan bukanlah orang yang hanya bermalas-malasan kemudian dilawat Tuhan, melainkan Daud mempunyai kemampuan dan mengembangkannya. Daud bekerja keras dan mempersiapkan dirinya dengan baik. Ketika dirinya diragukan Saul, Daud berkata dia biasa menghadapi beruang dan singa. Demikian juga kita sebagai umat Tuhan, orang percaya kita harus terus berlatih dan mempersiapkan diri dengan rajin berdoa dan melakukan Firman Tuhan sehingga kita memiliki kesabaran dan kemampuan serta keberanian menjalani kehidupan dengan mengandalkan Tuhan.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU III

(11)

MINGGU, 27 AGUSTUS 2023 KALENDER GEREJAWI : HIJAU

PEMBACAAN ALKITAB : AMSAL 3:1-26

TEMA : “BERKAT HIKMAT”

LATAR BELAKANG

Hari ini minggu 27 Agustus tepat kita berada pada hari ke-239, minggu ke-35 bahwa dalam minggu ini fokus pelayanan juga diingatkan memberikan perhatian pada Pembaharuan GKI pada Triwulan ketiga Juli-Agustus-September 2023

“Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta ciptaan-Nya” yang didasarkan pada firman Tuhan Amsal 3:1-26, bahwa pembaruan atas alam harus pula menggunakan hikmat yang benar dari Tuhan.

Jadi tujuan kitab Amsal seperti yang ditegaskan dalam Amsal 1:2-7, untuk memberi hikmat dan pengertian mengenai pola hidup bijaksana, berpegang pada kebenaran, jujur, adil dan tulus, sehingga ada bekal bagi mereka yang belum berpengalaman. Lalu bagaimana pengamsal menulis kitab ini dan mempersembahkannya pada para pembaca di segala zaman? Pada dasarnya Pengamsal adalah pengamat kehidupan. Ia mengamati kehidupan praktis sehari- hari. Ia tidak mulai dari teori yang tinggi-tinggi namun dari cara hidup orang setiap hari. Ia menemukan ada yang tidak bijaksana dalam hidup. Mereka hidup, tapi penuh dengan sikap sia-sia yang nantinya akan berujung pada kesia-siaan.

Untuk memperoleh hidup yang penuh makna maka orang harus memiliki hikmat yang bersumber dan Tuhan. Berikut catatan renungan dari Amsal 3:1-26.

PENJELASAN TEKS

Ayat 1 Hai anak-Ku, janganlah engkau melupakan ajaran-Ku, dan biarlah hatimu memelihara perintah-Ku

Bagian ini dimulai dengan seruan kepada anak untuk memperhatikan ajaran dan perintah bapanya. Kita telah membicarakan pentingnya ajaran dan perintah bapa . Apa yang menjadi sumber ajaran maupun perintah bapa? Apakah berbeda dari hukum yang ada pada “Pentateuk”? Anggapan kita bahwa ajaran maupun perintah yang bapa inginkan supaya anak menaatinya berasal dari pengajaran orang tua yang bergantung pada hukum pentateuk. Hukum-hukum ini tidak boleh dilupakan, dalam arti lain mengingatnya, dan mengingat segala sesuatu dari PL berarti lebih dari pada sekedar ingatan secara sadar. Mengingat, atau tidak melupakan berarti juga menaati. Ketaatan anak lebih dari masalah yang dangkal seperti pada ayat di

(12)

atas kolom kedua, dimana di hatinyalah berdiri inti kepribadiannya yang melindungi perintah. Melindungi berarti mengamati perintah-perintah yang telah tertanam dalam hati anak.

Ayat 2 karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkanNya kepada-mu. Motivasi atas ketaatan dapat dalam bentuk upah / hadiah. Menaati perintah akan menyebabkan umur yang panjang. Perintah- perintah tersebut adalah bagian kecil pedoman hidup yang sehat. Semua hal akan seimbang, bagi orang-orang yang mengikuti jalan hidup Tuhan seperti yang diajarkan oleh bapa yang bijak akan hidup lebih lama daripada orang-orang yang berlagak mengikutinya. Namun hal ini lebih dari sekedar umur panjang yang diperlihatkan di sini. Hidup yang panjang dengan penuh penderitaan atau perjuangan bukanlah sesuatu hal yang menjadi upah. Bapa menambahkan kualifikasi bahwa hidup yang panjang dari anak yang taat akan dicirikan dengan

“damai”. Damai berarti lebih dari sekedar ketiadaan perjuangan; tetapi menunjuk kepada keadaan hidup yang berharga dan penuh arti.

Ayat : 3 Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau!

Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, Ayat ini merujuk kepada peringatan. Bapa terus menuntut untuk hidup dengan kasih dan setia. Ia meminta anak mengikat kasih dan setia pada lehernya dan menuliskannya pada loh hatinya. Mungkin pada leher disebutkan di sini karena ketidaktaatan dapat digambarkan sebagai leher yang keras. Loh hati adalah ungkapan hukum yang menunjuk kepada internalisasi perintah Tuhan dalam hidup, jadi bukan hanya tindakan namun juga motivasi yang suci.

Ayat : 4 maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia. Ayat ini dapat dimengerti sebagai konsekuensi ketaatan. Sebagai upah ketaatan, Tuhan dan manusia akan menghormati orang yang mendapat kasih dan penghargaan. Orang-Orang tersebut akan dihormati dan dicari atas hikmat mereka.

Ayat: 5-6 Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Lagi-lagi bapa memperingatkan anak untuk percaya kepada TUHAN. Percaya kepada TUHAN menyatakan bahwa orang tidak akan mempercayai kemampuannya sendiri. Orang yang memiliki pengertian yang kurang akan terbuka terhadap kekuatan dan hikmat Tuhan, yaitu panduan hidup

(13)

yang lebih baik. Jika orang tahu Tuhan ada dalam jalannya, orang itu tentunya adalah orang yang benar, dan Ia akan menjaga orang itu agar tetap di jalan yang lurus.

Ayat : 7 janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan; Dengan kata lain anak tidak diperbolehkan bergantung pada pengertiannya sendiri. Jika ia berpikir bahwa ia bijak, maka ia akan mencoba melakukan segala hal dengan kemampuannya sendiri, yang mana tidak akan cukup. Kebalikan dari hal itu adalah takut akan Tuhan yang akan mengembalikan anak pada pandangan yang benar dan secara alami akan menjauhi kejahatan.

Ayat : 8 ¡tulah yang akan menyembuhkan tubuhmu dan menyegarkan tulang- tulangmu. Jika orang-orang takut akan Tuhan, menghindari kejahatan, dan tidak menganggap diri bijak, maka mereka akan disembuhkan dan disegarkan. Namun ini bukanlah janji tetapi adalah kebenaran, segala sesuatu saling menyeimbangkan.

Hal ini akan menciptakan dorongan untuk melakukan hal yang benar.

Ayat: 9 Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, Orang dapat menunjukkan bahwa mereka mempunyai kelakuan yang benar terhadap TUHAN, dalam mempercayai dan takut kepada- Nya, jika mereka bersedia memberikan bagian dari kekayaan mereka.

Ayat : 10 maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah- limpah, dan bejana pemerahan-mu akan meluap dengan air buah anggurnya.

Akibat dari menaati peringatan pada ayat 9 akan membuahkan upah pada ayat 10.

Kita harus mencatat bahwa proses bertambahnya kekayaan tidaklah secara eksplisit, namun kita harus menyadari bahwa Tuhanlah di belakang kelimpahan

¡tu.

Ayat : 11 Hai anak-Ku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya. Bapa mengakhiri dengan peringatan terakhir untuk tidak menolak peringatan TUHAN. Orang bijak ingin memperbaiki pikiran dan tindakan mereka yang salah, hanya orang bodoh yang menolaknya. Di sini bapa bertindak sebagai orang bijak dan menyampaikan didikan Tuhan.

Ayat : 12 Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.

(14)

Amsal 3:13-26 Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas. 15 : ia lebih berharga dari pada permata; apapun yang kauinginkan, tidak dapat menyamainya.

Amsal 8:11 Karena hikmat lebih berharga daripada permata, apapun yang diinginkan orang, tidak dapat menyamainya.

Itu sebabnya pada saat Tuhan bertanya kepada Salomo perihal apa yang Salomo kehendaki untuk Tuhan berikan kepadanya, maka respon dari pada Salomo di dalam 1 raja-raja 3, Salomo tidak meminta umur panjang, juga tidak mengharapkan takhta dan kejayaan/popularitas/reputasi yang luar biasa, ia tidak meminta kekayaan dan umur panjang tetapi ia berkata “berikanlah kepadaku PENERAPAN

Demikianlah, selaku orang percaya kita dipanggil untuk memiliki kehidupan berhikmat. Dengan hikmat Tuhan kita akan selalu menghargai dan mengisi kehidupan ini dengan hal-hal yang baik. Apalagi kita sadari kehidupan ini hanya sementara. Karena hanya sementara maka hargailah itu dengan takut akan Tuhan dan selalu menjadi berkat bagi orang lain. Bukankah ini juga yang dilakukan Tuhan Yesus bagi kita. Ia menyelamatkan kita dengan darah-Nya, supaya kita menghargai keselamatan yang dianugerahkan-Nya melalui hidup yang menyenangkan Tuhan dan sesama. Dan secara bersamaan, saat kita menjalani hidup yang demikian maka kebahagiaan, kesejahteraan, keberkatan itu akan secara konkrit pula kita alami sekarang dan esok, kini dan disini, di tengah hidup berumah tangga, bergereja dan bermasyarakat. Amin

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU IV

KELOMPOK PENELAHAN ALKITAB IBADAH KELUARGA TEMA: “BERKAT HIKMAT”

Penelahan dibatasi pada 3:1-4 Bagilah 2 kelompok

Kelompok pertama bertugas menelaah ayat (1-2)

(15)

1) Hal-hal apa saja dalam hidup kita yang dapat membuat kita “melupakan ajaran Tuhan?” (ay 1a)

2) Hal-hal apa saja dalam hidup kita yang membuat kita dapat “Memelihara perintah Tuhan”? (ay 1b)

3) Berkat seperti apa yang Allah janjikan atas hidup tidak melupakan ajaran Tuhan dan memelihara perintah Tuhan? (ay 2)

Kelompok dua bertugas menelaah ayat (3-4)

4) Mengapa “kasih dan setia tidak boleh kita tinggalkan dari hidup kita?” (ay 3a) 5) Apa fungsi kalung di leher kita? Dan apa fungsi buku tulis? (ay 3b)

6) Mengapa kasih dan setia mempunyai fungsi yang sama dengan kalung dan hati sebagai buku tulis yang bertuliskan kasih dan setia?

7) Bila kasih dan setia seperti kalung dan seperti buku bertuliskan kasih setia dalam hati, berkat seperti apakah yang dijanjikan Tuhan? (ay 4)

(16)

KAMIS, 31 AGUSTUS 2023

KALENDER GEREJAWI : IBADAH KUNCI BULAN AGUSTUS 2023 PEMBACAAN ALKITAB : YAKOBUS 4:13-17

TEMA : “RENCANA DAN KEHENDAK TUHAN”

LATAR BELAKANG

Hari Kamis 31 Agustus, hari dan minggu terakhir dalam bulan Agustus, kita ada pada hari ke-243 dalam minggu ke-35 tahun 2023, bulan pertama dari triwulan ke-3 hendak kita akhiri, berikan perhatian juga pada pelayanan yang dibangun GKI dengan fokus Pembaharuan GKI pada Triwulan ketiga Juli-Agustus- September 2023 “Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta ciptaan-Nya” di dasarkan pada firman Tuhan Yakobus 4:13-17 bahwa mengalir dalam rencana dan kehendak Allah.

Surat Yakobus adalah salah satu kitab dalam bagian Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Digolongkan ke dalam “surat-surat umum” (bahasa Yunani: Katholike Epistole) bersama dengan surat Yudas, surat 1 Petrus, surat 2 Petrus, dan ketiga surat Yohanes, sejak zaman Eusebius sekitar tahun 260-340 Masehi.

Inti dari keseluruhan surat ini adalah menguraikan berbagai pokok pandangan Kristen seperti misalnya kekayaan dan kemiskinan, godaan, kelakuan yang baik, prasangka, iman dan perbuatan ucapan-ucapan mulut, kebijaksanaan, pertengkaran, keangkuhan dan kerendahan hati, hal menyalahkan orang lain, membual, kesabaran, dan doa.

Surat ini juga menekankan bahwa dalam menjalankan agama Kristen, iman harus disertai perbuatan.

Penulis Kitab Yakobus adalah sebuah nama yang sangat biasa di kalangan orang Yahudi, tetapi Yakobus yang diperkenalkan dalam Yakobus 1:1 bukanlah orang yang sembarangan. Dalam Perjanjian Baru beberapa kali sempat muncul nama Yakobus, tetapi Yakobus ayah rasul Yudas dan Rasul Yakobus bin zebedeus bukanlah orang-orang yang menulis surat Yakobus.[2] Banyak bukti menunjuk kepada Yakobus saudara laki-laki Yesus Kristus sebagai penulisnya, yang pernah bertemu secara khusus dengan Yesus setelah kebangkitan dan mempunyai peran penting di antara murid-murid meskipun tidak termasuk kedua belas murid.

(Matius 13:55; Kisah Para Rasul 21:15-25; 1 Korintus 15:7; Galatia 1:19; Galatia 2:9) penulis sendiri hanya mencantumkan keterangan dirinya sebagai “hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus” (Yakobus 1:1) seperti Yudas yang memulai suratnya dengan menyebut dirinya “hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus.”

(17)

(Yudas 1:1) Lagipula, kalimat pembuka surat Yakobus ini berisi kata: “Salam!”

seperti surat mengenai sunat yang dikirimkan dari Yerusalem, di mana Yakobus, saudara Yesus, berperan penting dalam persidangan yang dihadiri “rasul-rasul dan penatua-penatua beserta seluruh jemaat” di Yerusalem (Kisah Para Rasul 15:13,22,23). Hal ini diakui oleh bapa-bapa gereja mula-mula dari surat-surat mereka. Waktu Penulisan : Surat Yakobus diperkirakan ditulis sebelum tahun 62 Masehi, karena Yakobus meninggal pada tahun itu. Robinson meyakini surat ini ditulis pada tahun 47-48 M.

Menjadi orang kristen itu bisa dikatakan membingungkan. Jika kita membuat sebuah perencanaan, bahkan perencanaan itu sudah matang dan tinggal dikerjakan, apakah semua itu sungguh-sungguh kehendak Tuhan? Tetapi jika kita diam saja, tanpa membuat perencanaan sama sekali, apakah kita tidak memiliki hikmat untuk membuat kebaikan yang akan menolong hidup kita? Padahal, biasanya di awal tahun baru, kita selalu ingin membuat perencanaan bagi hidup kita, minimal untuk tahun yang akan segera dilewati. Yakobus, seorang gembala sidang di gereja Yerusalem memberikan nasehat praktis bagi jemaatnya melalui surat yang ditulisnya sebelum ia meninggal dunia sebagai martir. Pada perikop yang berjudul “Jangan melupakan Tuhan dalam perencanaan” memaparkan beberapa prinsip rohani dalam membuat perencanaan dalam hidup manusia.

PENJELASAN TEKS

Ayat (13-14) Pada ayat ini dengan jelas penulis memberikan contoh yang dapat di rangkum dalam beberapa kata : waktu (hari ini atau besok, setahun), tempat (di kota anu), tujuan (berdagang) dan hasil yang diharapkan (mendapat untung).

Dalam membuat perencanaan faktor-faktor diatas memang sangat diperlukan, tetapi seolah-olah manusia tahu bahwa dia dapat mengusahakan sesuatu jika dia mampu melakukannya tanpa mengingat sedikit pun pada Pencipta-Nya yang memberikan hikmat kepadanya untuk memikirkan hal yang baik. Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia dan hatinya jauh dari Tuhan, diberkati orang yang mengandalkan Tuhan. (Yeremia 17:5,7).

Ayat (15) Yakobus, dalam terjemahan lain mengajarkan bagaimana kita harus membuat perencanaan dalam hidup dengan mengatakan “Jika Tuhan menghendaki, dan jika kita masih hidup, saya akan melakukan hal ini dan itu. ”Kata-kata ini tidak boleh diartikan bahwa kita hanya berpangku tangan saja tanpa mengerjakan atau merencanakan sesuatu. Kata “akan” merupakan kata yang mengacu pada sesuatu yang akan datang atau dalam konteks ini perencanaan.

(18)

Ayat (16) Ketika manusia sudah berada pada puncak kesuksesannya, ia cenderung menganggap segala sesuatu itu mudah di dapat dan mudah dikerjakan.

Apalagi hidup yang bergelimang harta, lebih mudah untuk membuat perencanaan- perencanaan yang besar dan sangat menguntungkan baginya. Bukan hanya dalam hal duniawi, dalam hal rohani pun manusia dapat dengan mudah membuat rencana jika ada sokongan materi yang kuat.

Ayat (17) Di akhir perikop ini, Yakobus menegaskan bahwa berdosa orang yang tahu bagaimana harus berbuat baik, tetapi tidak melakukannya. Jika kita tahu sesuatu yang baik yang harus kita kerjakan, maka kita harus mengerjakannya dengan tulus dan tidak menghindarinya. Perduli dengan semua disekeliling kita, bahkan merencanakan dan melakukan segala yang baik di hadapan Tuhan dengan tulus, bukan membiarkan atau menghindarinya, karena jika demikian kita akan berdosa.

PENERAPAN

Ada beberapa hal yang perlu kita renungkan dalam bagian ini berkaitan dengan tema kita Rencana Dan Kehendak Tuhan adalah?

1) Jangan mengandalkan kemampuan sendiri Ayat 13-14: Sebagai orang percaya, kita perlu mengikutsertakan Yesus dalam membuat perencanaan bagi hidup kita, karena Dialah yang memiliki hidup ini. Yakobus menanyakan

“apakah arti hidup kita? Hidup ini seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap (14).” Dengan kata lain Yakobus ingin mengatakan bahwa hidup ini sangat singkat, dan kita tidak tahu atau tidak bisa memprediksi kapan akhir hidup tiap-tiap orang, ini adalah rahasia Allah. Oleh sebab itu, dalam setiap perencanaan yang kita buat, jangan lupa untuk mengikutsertakan Yesus sebagai Allah kita, agar rencana yang kita buat berkenan bagi-Nya.

2) Berserah pada kehendak Tuhan (15) Penekanan Yakobus disini adalah penyerahan total hidup kita pada kehendak Tuhan selama kita memiliki kesempatan untuk hidup. Dalam pengertian lain, kita harus mengisi hidup kita dengan sesuatu yang dikehendaki Tuhan, bukan mengikuti keinginan kita sendiri

3) Jangan congkak Ayat 16 Tetapi Yakobus mengingatkan, jangan bermegah dalam kecongkakan. Semua kemegahan yang membawa manusia menjadi sombong adalah salah. Membuat perencanaan yang baik memerlukan kerendahan hati di hadapan Tuhan, karena kita adalah hamba-Nya yang

(19)

merencanakan segala sesuatu yang kita kerjakan di dunia ini untuk mensukseskan rencana-Nya yang kekal bagi hidup kita.

4) Peduli Ayat 17 Dalam melalui hari-hari, sangat baik membuat perencanaan yang akan menolong hidup kita lebih terarah dan teratur. Tetapi jangan melupakan prinsip-prinsip yang telah diajarkan oleh Yakobus kepada kita untuk : tidak mengandalkan kemampuan sendiri, berserah pada kehendak Tuhan, jangan congkak dan perduli pada pekerjaan baik. Tuhan Yesus memberkati.

Referensi

Dokumen terkait

Keterampilan Merevisi Kekurangan Teks Laporan Hasil Observasi Siswa dengan Menggunakan Teknik Diskusi Kelas VII SMP Negeri 1 Painan Kabupaten Pesisir Selatan KESIMPULAN DAN SARAN

Seminar Nasional 2016 “Professional Responsibility Pendidik Dalam Menyiapkan SDM Vokasi Abad 21” Jurusan PTBB FT UNY, 15 Oktober 2016 85 UPAYA MENINGKATKAN PROFESSIONAL