RANCANG BANGUN APLIKASI “LEARNING ORGANIZER” BERBASIS ANDROID UNTUK MENDUKUNG MANAJEMEN DIRI DALAM BELAJAR
Mahendra Dwi Putra 1, Hanita Yulia2
1Universitas Kristen Satya Wacana; Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia, Fax. 321433
Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, FTI UKSW, Salatiga, Indonesia e-mail: 1 702017012@student.uksw.edu, 2 hanitayulia@uksw.edu
Abstrak
SMP X adalah salah satu SMP swasta yang ada di Salatiga yang juga menerapkan pembelajaran daring di masa pandemi COVID-19. Siswa dituntut untuk dapat mengatur belajar secara mandiri demi keberhasilan belajar mereka. Dibutuhkan aplikasi berbasis android yang cukup familiar dengan siswa untuk membantu siswa dalam mengatur belajarnya secara mandiri. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membangun aplikasi learning organizer berbasis android untuk mendukung manajemen diri dalam belajar. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang menggunakan model prototype sebagai metode perancangannya. Hasil penelitian menyebutkan bahwa aplikasi “Learning Organizer” dapat digunakan untuk mendukung manajemen diri dalam belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil tingkat manajemen diri siswa yang tinggi sesuai dengan hasil olah data kueisoner dengan perolehan skor 3,52.
Kata Kunci: aplikasi learning organizer, manajemen diri, pembelajaran mandiri
Abstract
SMP X is one of the private junior high schools in Salatiga which has also implemented online learning during the COVID-19 pandemic. Students are required to be able to organize learning independently for the success of their learning. It takes an Android- based application that is quite familiar with students to help students manage their learning independently. Therefore, this study aims to design and build an Android-based learning organizer application to support self-management in learning. This research is a development research that uses a prototype model as a design method. The results of the study state that the "Learning Organizer" application can be used to support self- management in student learning. This can be seen from the results of the high level of student self-management in accordance with the results of processing the questionnaire data with a score of 3.52.
Keywords: learning organizer application, self-management, independent learning
1. PENDAHULUAN
Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu upaya menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa dapat belajar secara efektif. Kegiatan belajar efektif terlihat dari adanya kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru.
Salah satu model yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemandirian dan belajar mandiri yaitu penerapan model pembelajaran mandiri atau Self Directed Learning (SDL) (Aji, 2017). Model Pembelajaran Mandiri menyebabkan siswa memiliki inisiatif, dengan atau tanpa bantuan orang lain, untuk menganalisis kebutuhan belajarnya sendiri, merumuskan tujuan belajarnya sendiri, mengidentifikasi sumber-sumber belajar, memilih dan melaksanakan strategi belajar yang sesuai serta mengevaluasi prestasi belajarnya sendiri (Putra et al., 2017).
Terdapat tiga komponen dari SDL antara lain self monitoring (kontrol diri), motivasi dan self management/manajemen diri (Zhu & Doo, 2022). Pertama, kontrol diri merupakan proses mengidentifikasi tugas belajar, memeriksa perkembangan tugas dan memperkirakan hasil dari perkembangan tersebut. Selanjutnya, kontrol diri meliputi tindakan proaktif dalam mencari informasi atau umpan balik untuk menentukan laju perkembangan belajar seseorang dalam kaitannya dengan penentuan tujuan/goal setting (Riemer & Schrader, 2020). Kontrol diri juga membuat siswa lebih fokus untuk mencapai tujuan belajar dan menahan dirinya untuk melakukan hal di luar pembelajaran (Sari, 2018). Kedua, motivasi belajar merupakan proses dimana aktivitas berbasis tujuan dimulai dan dipertahankan. Motivasi ini direfleksikan dalam investasi pribadi, keterlibatan secara kognitif, emosional, dan perilaku dalam aktivitas belajar (Geng et al., 2019). Ketiga, manajemen diri sendiri mengacu pada bagaimana siswa mengontrol hal- hal yang berkaitan dengan belajar seperti manajemen waktu, manajemen sumber daya, dan dukungan. Manajemen diri berkaitan dengan pengendalian tugas dan berfokus pada kegiatan eksternal yang mempengaruhi proses pembelajaran, seperti mengelola pembelajaran. Manajemen diri juga mengacu pada penjadwalan siswa atau pengaturan waktu belajar mereka (Zhu, 2021).
Dalam semua moda pembelajaran, baik tatap muka maupun dalam jaringan, dibutuhkan keterampilan manajemen diri yang baik. Manajemen diri memiliki peran penting dalam proses belajar dan berkaitan erat dengan kualitas pembelajaran, khususnya prestasi belajar (Nurwijaya, 2019). SISWA dituntut untuk mampu mengatur waktu belajarnya sendiri, kapan mengerjakan tugas, belajar untuk penilaian, maupun belajar sehari-hari. Begitu juga yang terjadi di SMP X, salah satu SMP swasta yang ada di kota Salatiga. SMP X juga melaksanakan pembelajaran daring saat pandemi. Baik moda daring maupun luring, siswa dituntut untuk memiliki manajemen diri dalam belajar. Dari hasil wawancara kepada siswa, dibutuhkan sebuah aplikasi yang dapat membantu mereka untuk mengatur jadwal belajar mereka secara mandiri. Mereka mengharapkan aplikasi tersebut dapat memberikan notifikasi/peringatan akan batas waktu pengumpulan tugas maupun penilaian yang harus mereka kerjakan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membangun aplikasi learning organizer berbasis android untuk mendukung manajemen diri dalam belajar.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk merancang dan membangun aplikasi learning organizer berbasis android untuk mendukung pembelajaran mandiri. Penelitian dilakukan di SMP X, salah satu SMP swasta di kota Salatiga. Sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas 9 SMP X yang berjumlah 15 orang. Model perancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah model proses prototyping yang disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Model Proses Prototyping 1. Listen to customer
Pada tahap ini dilakukan wawancara kepada siswa kelas 9 SMP X.
Ditemukan bahwa mereka sudah mengikuti baik pembelajaran luring maupun daring. Di kedua moda pembelajaran, tetap diperlukan keterampilan manajemen diri dalam belajar (Setyawan et al., 2022). Siswa membutuhkan sebuah aplikasi yang dapat membantu mereka dalam mengatur belajar mereka. Aplikasi berbasis android dibutuhkan mengingat android sangat familiar dengan mereka. Siswa juga menginginkan aplikasi learning organizer yang dapat memberikan notifikasi mengenai kapan seharusnya belajar dan deadline tugas atau tes/ulangan yang harus mereka kerjakan. Beberapa fitur yang mereka butuhkan adalah adanya fitur jadwal pelajaran setiap hari, fitur penjadwalan jam belajar, fitur note/catatan yang diperlukan, serta fitur yang memungkinkan siswa langsung mengirimkan tugas mereka ke email guru.
2. Build/revise mock-up
Setelah diketahui kebutuhan customer, maka di tahap selanjutnya dirancang sebuah aplikasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut menggunakan desain aplikasi UML (Unified Modelling Language) yang terdiri dari use case diagram (Fajrianto et al., 2022) yang disajikan pada Gambar 2, class diagram yang disajikan pada Gambar 3 dan activity diagram yang disajikan pada Gambar 4.
Gambar 2. Use Case Diagram
Pada Gambar 2 mengenai use case diagram dapat diketahui bahwa hanya terdapat satu aktor, yaitu siswa. Siswa dapat mengakses semua menu dalam aplikasi learning organizer dengan menggunakan perangkat Android yang tersambung pada Sqlite Database. Akses yang dimiliki user dalam aplikasi ini adalah pada fitur nama mata pelajaran, pilihan hari, tugas, tes, waktu mulai belajar, waktu mulai alarm yang secara otomatis sistem ini mengirimkan data yang diinput untuk kemudian langsung disimpan pada sqlite Database Selanjutnya, Gambar 3 merupakan gambar class diagram yang menunjukkan hubungan antar kelas dalam aplikasi learning organizer.
Gambar 3. Class diagram
Gambar 4 merupakan gambar activity diagram yang menunjukkan alur pengguna sistem dalam aplikasi. Dalam aplikasi jadwal belajar ini terdapat aktivitas yang dapat dideskripsikan dari pengguna dengan aplikasi. Proses inti dari aplikasi adalah memberikan informasi atau memberikan notifikasi khusus kepada user bahwa di hari itu dan di jam yang sudah diinputkan berupa pesan teks dan nada dering ponsel.
Gambar 4. Activity Diagram
Pada Gambar 4 menunjukkan proses User untuk melakukan input data pelajaran. User harus memasukkan data berupa jadwal yang sudah ditentukan.
Jika data valid, data akan disimpan dan ditampilkan.
3. Customer test drive mock-up
Setelah tahap perancangan dan pembangunan aplikasi, dilakukan pengujian aplikasi pada pengguna (siswa kelas 9 SMP X) serta blackbox testing.
Pengujian sistem dilakukan untuk memastikan sistem berjalan dengan baik.
Pengujian Alpha menggunakan blackbox testing dan pengujian Beta menggunakan kuesioner untuk mengetahui tanggapan pengguna terhadap aplikasi “Learning Organizer”
dikaitkan dengan manajemen diri dalam belajar. Kuesioner diadaptasi dari (Zhu, 2021) dan dimodifikasi sesuai kebutuhan dan konteks penelitian. Kuesioner menggunakan skala Likert lima skala (Pranatawijaya & Priskila, 2019). Setelah data diolah maka akan dikategorikan menggunakan kategori pada Tabel 1.
Tabel 1. Kategori Tanggapan Siswa terhadap Aplikasi “Learning Organizer” dikaitkan dengan Manajemen Diri
KRITERIA KETERANGAN
1. < 1,805 Sangat tinggi
2. 1,805 - 2,615 Kurang
3. 2,615 – 3,425 Cukup
4. 3,425 – 4,235 Tinggi
5. 4,235 < Sangat Tinggi
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menghasilkan sebuah aplikasi aplikasi learning organizer yang memiliki tujuan untuk mendukung manajemen diri siswa dalam belajar melalui kegiatan mengatur jadwal belajar secara mandiri. Untuk menggunakan aplikasi ini, siswa perlu melakukan penginstalan terlebih dahulu. Karena aplikasi ini merupakan aplikasi offline, pengguna atau siswa tidak perlu melakukan registrasi atau pendaftaran. Gambar 5 menunjukkan tampilan awal pada aplikasi learning organizer setelah aplikasi ini dibuka.
Jika user belum memasukkan data jadwal selama satu minggu, maka akan tertampil tidak ada jadwal (Gambar 5 sisi kiri). Akan tetapi, jika user telah memasukkan jadwal, maka akan tertampil jadwal belajar di hari dan waktu terdekat seperti yang ditampilkan pada Gambar 5 di sisi kanan.
Gambar 5. Tampilan Awal Aplikasi Learning Organizer
Untuk mengelola jadwal, user dapat memilih fitur kalender yang berada di sisi bawah tengah seperti yang ditampilkan pada Gambar 6. User atau siswa dapat memasukkan jadwal belajar selama satu minggu. Untuk memasukkan jadwal belajar, terlebih dahulu siswa harus memilih harinya atau langsung memilih tombol dengan tanda (+) seperti yang disajikan pada Gambar 6.
Gambar 6. Halaman Pengolahan Jadwal Belajar
Selanjutnya, Gambar 7 merupakan halaman input jadwal belajar. Terdapat kolom yang bisa disi mata pelajaran, pilihan hari untuk memilih hari yang diinginkan, kolom tugas atau tes yang akan dikerjakan, serta waktu mulai dan waktu pengaturan alarm atau notifikasinya.
Gambar 7. Halaman Input Jadwal Belajar
Setelah data jadwal belajar diinputkan dan disimpan dengan memilih tombol dengan ikon simpan data, maka data jadwal belajar akan ditampilkan. Pada menu home akan tertampil jadwal yang ada pada hari dan jam yang paling dekat seperti yang disajikan pada Gambar 8. Jika user ingin melihat kembali jadwal hari yang lain, maka dapat dilakukan dengan memilih harinya.
Gambar 8. Halaman Daftar Jadwal Belajar
Jika user ingin melakukan pembaharuan data jadwal belajar atau mengedit data, hal ini dapat dilakukan dengan langsung memilih tampilan jadwal belajar di hari dan jam yang ingin diubah atau diedit. Setelah itu akan muncul tampilan update jadwal belajar seperti yang disajikan pada Gambar 9.
Gambar 9. Halaman Update Jadwal Belajar
Terdapat halaman setting atau pengaturan yang terdiri dari notifikasi, kirim tugas, kontak, dan lain-lain seperti yang disajikan pada Gambar 10. Notifikasi digunakan untuk memungkinkan user menghidupkan atau mematikan alarm notifikasi. Tombol kirim tugas digunakan untuk mengirimkan tugas yang berkasnya sudah disimpan terlebih dahulu ke perangkat atau gawai yang digunakan. Jika dipilih, maka user akan langsung diarahkan ke aplikasi gmail dan bisa memasukkan alamat email guru mata pelajaran yang dituju.
Tombol kontak digunakan untuk menghubungi guru melalui email. Seperti tombol kirim tugas, user akan diarahkan ke aplikasi gmail. Yang terakhir, tombol lain-lain digunakan untuk menghapus semua data jadwal selama satu minggu.
Gambar 10. Halaman Setting/Pengaturan
Pengujian sistem dilakukan untuk memastikan sistem berjalan dengan baik atau belum. Pengujian sistem pada aplikasi ini menggunakan testing Alpha dan testing Beta. Testing Alpha menggunakan metode Black Box. Berdasarkan hasil blackbox testing yang disajikan pada Tabel 2, dapat diketahui bahwa semua fungsi berstatus valid yang artinya dapat berjalan dengan baik.
Tabel 2. Hasil Blackbox Testing
NO TITIK PENGUJIAN
DATA INPUT
DATA OUTPUT HASIL UJI COBA
STATUS UJI 1. Halaman awal
menampilkan jadwal pada hari ini
- Menampilkan
jadwal dan jadwal selanjutnya pada hari ini
Berhasil menampilkan jadwal hari ini
Valid
2. Menambahkan jadwal
-mata pelajaran -pilihan hari -tugas -tes -waktu
Menampilkan data yang sudah di input
Aplikasi berhasil menambahkan data user pada menu utama
Valid
3. Merubah data jadwal
-mata pelajaran -pilihan hari -tugas -tes -waktu
Menampilkan data yang telah di edit
Berhasil mengedit data dan
menyimpan data kembali
Valid
4. Menampilkan hari yang sudah di input oleh data
-mata pelajaran -pilihan hari -tugas -tes -waktu
Menampilkan data hari yang sudah di input datanya
Aplikasi berhasilkan menampilkan data hari yang sudah di input data
Valid
5. Menu notifikasi - Menampilkan tulisan “ayo belajar guys” dan juga memberikan notifikasi pada bar atas dan nada dering
Berhasil
menampilkan text dan juga notifikasi
Valid
6. Menu hapus data dan menghapus semua data
- Menampilkan data kosong setelah dihapus
Aplikasi berhasil menghapus data dan juga
menghapus semua data
Valid
Pengujian yang kedua yaitu beta testing menggunakan metode UAT (User Acceptance Testing), metode testing yang dilakukan oleh developer ke user (Abraham et al., 2020), yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada user/siswa untuk melihat tanggapan siswa dikaitkan dengan manajemen diri siswa setelah menggunakan aplikasi “Learning Organizer”. Adapun hasil dari perolehan data kuesioner mengenai manajemen diri disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Kuesioner Tanggapan Siswa terhadap Aplikasi “Learning Organizer”
dikaitkan dengan Manajemen Diri dalam Belajar
NO PERNYATAAN MEAN SD KATEGORI
1.
Dalam konteks belajar, aplikasi “Learning Organizer”
membantu saya untuk dapat membuat keputusan dan mengatur apa yang harus dikerjakan sendiri daripada harus diberitahu apa yang harus dilakukan oleh guru
3.5 1.02 Tinggi
2. Aplikasi “Learning Organizer” membuat saya lebih
suka merencanakan belajar saya sendiri 3.86 1.03 Tinggi
3.
Aplikasi “Learning Organizer” membantu saya untuk lebih disiplin dalam
menyisihkan waktu untuk membaca dan mengerjakan tugas
3.43 1.09 Tinggi
4.
Aplikasi “Learning Organizer” memudahkan saya dalam mengatur waktu belajar, sumber belajar, dan hal lain yang berguna untuk belajar
3.29 0.91 Tinggi
5.
Aplikasi “Learning Organizer” membantu saya untuk mengatur waktu belajar saya secara efektif dan mudah bagi saya untuk melengkapi tugas tepat waktu.
3.79 1.05 Tinggi
6. Aplikasi “Learning Organizer” membantu saya dalam
menetapkan waktu yang spesifik/khusus untuk belajar 3.79 1.05 Tinggi
7.
Aplikasi “Learning Organizer” membantu saya untuk konsisten dalam menetapkan waktu belajar yang ketat (kalau sudah waktunya belajar ya harus belajar dalam kondisi apapun)
3.14 1.03 Cukup
8.
Aplikasi “Learning Organizer” membantu saya untuk dapat menetapkan tujuan dan memiliki inisiatif yang tinggi.
3.6 1.08 Tinggi
9.
Aplikasi “Learning Organizer” membantu saya untuk menjaga rutinitas belajar saya dalam pembelajaran terpisah dari komitmen saya yang lain
3.5 0.94 Tinggi
10.
Aplikasi “Learning Organizer” membantu saya untuk dapat menerapkan berbagai strategi belajar dalam pembelajaran daring yang saya lakukan
3.29 0.99 Cukup
11. Aplikasi “Learning Organizer” membantu saya merasa percaya diri terhadap kemampuan saya dalam belajar
3.5 1.09 Tinggi
Mean (rata-rata) 3.52 1.04 Tinggi
Pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa manajemen diri siswa dikaitkan dengan penggunaan aplikasi “Learning Organizer” berada pada kategori “Tinggi” dengan skor 3,52. Adapun nilai tertinggi terletak pada pernyataan kedua yaitu bahwa Aplikasi “Learning Organizer”
membuat mereka lebih suka merencanakan belajarnya sendiri. Hal ini dikarenakan aplikasi “Learning Organizer” memungkinkan siswa untuk melakukan perencanaan dalam belajar sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa. Di sisi lain, perolehan skor terendah berada pada pernyataan nomor 7 yaitu Aplikasi “Learning Organizer”
membantu saya untuk konsisten dalam menetapkan waktu belajar yang ketat (kalau sudah waktunya belajar ya harus belajar dalam kondisi apapun). Menjadi konsisten dalam belajar memang merupakan tantangan bagi para siswa. Aplikasi “Learning Organizer”
dapat membantu siswa dalam melakukan pengelolaan belajar atau penjadwalan secara mandiri. Oleh karena itu, aplikasi ini dapat mendukung manajemen diri siswa dalam belajar karena dikatakan bahwa manajemen diri berkaitan dengan pengendalian tugas dan berfokus pada kegiatan eksternal yang mempengaruhi proses pembelajaran, seperti mengelola pembelajaran. Manajemen diri juga mengacu pada penjadwalan siswa atau pengaturan waktu belajar mereka (Zhu, 2021).
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian sistem yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa aplikasi “Learning Organizer” sangat mudah diakses dengan HP, sehingga siswa tidak merasa kebingungan ketika mengaplikasikannya serta didukung dengan tampilan yang sederhana dan dapat mendukung manajemen diri dalam belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian sistem dimana sistem yang diuji dapat berjalan dengan baik. Selain itu, dari hasil kuesioner mengenai manajemen diri siswa dalam belajar ditemukan berada pada kategori “tinggi” dengan perolehan skor 3,52. Hal ini berarti bahwa aplikasi “Learning Organizer” dapat mendukung manajemen diri mereka dalam belajar. Untuk pengembangan lebih lanjut, aplikasi ini dapat ditambahkan fitur progress belajar dan pencapaian belajar siswa sehingga dapat dilihat bagaimana perkembangan belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Abraham, J., Ismail, I. E., Kom, S., Kom, M., Informatika, P. S., Teknik, J., & Jakarta, P. N. (2020). Unit Testing dan User Acceptance Testing pada Sistem Informasi Pelayan Kategorial Pelayanan Anak.
Aji, S. P. (2017). Kemandirian Belajar Siswa Melalui Pendekatan. Jurnal Edukasi Elektro, 1(1), 49–56. http://journal.uny.ac.id/index.php/jee/
Fajrianto, A., Ilhamsyah, I., & Hidayati, R. (2022). Aplikasi Penjadwalan Mata Pelajaran Menggunakan Algoritma Artificial Bee Colony Berbasis Web. Jurnal Khatulistiwa Informatika, 10(1), 32–38. https://doi.org/10.31294/jki.v10i1.12550 Geng, S., Law, K. M. Y., & Niu, B. (2019). Investigating self-directed learning and
technology readiness in blending learning environment. International Journal of Educational Technology in Higher Education, 16(1).
https://doi.org/10.1186/s41239-019-0147-0
Nurwijaya, S. (2019). Hubungan Manajemen Diri Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas Viii Smp Negeri 3 Watampone Kabupaten Bone. DIDAKTIKA : Jurnal Kependidikan, 12(1), 88–102. https://doi.org/10.30863/didaktika.v12i1.178 Pranatawijaya, V. H., & Priskila, R. (2019). Pengembangan Aplikasi Kuesioner Survey
Berbasis Web Menggunakan Skala Likert dan Guttman. 5(November), 128–137.
https://doi.org/10.34128/jsi.v5i2.185
Putra, R. A., Kamil, M., & Pramudia, J. R. (2017). Penerapan Metode Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik (Studi Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket C Di Pkbm Bina Mandiri Cipageran). Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 1(1), 23–36.
Riemer, V., & Schrader, C. (2020). Playing to learn or to win? The role of students’
competition preference on self-monitoring and learning outcome when learning with a serious game. Interactive Learning Environments, 0(0), 1–13.
https://doi.org/10.1080/10494820.2020.1752741
Sari, L. N. (2018). Pengaruh Manajemen Diri Dan Kontrol Diri Terhadap.
Setyawan, B., Mahmudah, F. N., Setyawan, B., Mahmudah, F. N., Pendidikan, M. M.,
& Dahlan, U. A. (2022). IMPLEMENTASI MANAJEMEN DIRI SISWA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI. 5(2), 64–71. https://doi.org/10.31002/ijel.v5i2.3947 Zhu, M. (2021). Enhancing MOOC learners’ skills for self-directed learning. Distance
Education, 42(3), 441–460. https://doi.org/10.1080/01587919.2021.1956302 Zhu, M., & Doo, M. Y. (2022). The relationship among motivation, self-monitoring,
self-management, and learning strategies of MOOC learners. Journal of
Computing in Higher Education, 34(2), 321–342. https://doi.org/10.1007/s12528- 021-09301-2