• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prasarana dan Sarana Pariwisata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Prasarana dan Sarana Pariwisata"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Prasarana dan Sarana Pariwisata

Prasarana Pariwisata

Semua fasilitas utama atau dasar yang

memungkinkan sarana kepariwisataan dapat

hidup dan berkembang dalam rangka memberikan

pelayanan kepada para wisatawan.

Termasuk prasarana pariwisata:

Prasarana perhubungan, meliputi: jalan raya, jembatan

dan terminal bus, rel kereta api dan stasiun, pelabuhan

udara (air-port) dan pelabuhan laut (sea port/harbour)

(3)

Prasarana dan Sarana Pariwisata

Instalasi penyulingan bahan bakar minyak.

Sistem pengairan atau irigasi untuk kepentingan

pertanian, peternakan dan perkebunan.

Sistem perbankan dan moneter.

Sistem telekomunikasi seperti telepon, pos, telegraf,

faksimili, telex, email, dan lain.

Prasarana kesehatan seperti rumah sakit dan pusat

kesehatan masyarakat.

(4)

Prasarana dan Sarana Pariwisata

Sarana Pariwisata

Fasilitas dan perusahaan yang memberikan pelayanan

kepada wisatawan baik secara langsung maupun tidak

langsung.

Maju mundurnya sarana kepariwisataan tergantung pada

jumlah kunjungan wisatawan.

Sarana pariwisata meliputi:

 Perusahaan perjalanan seperti Travel Agent, Travel Bureu dan

Tour Operator

(5)

Prasarana dan Sarana Pariwisata

BIRO PERJALANAN WISATA

Perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan paket wisata dan

agen perjalanan.

Kegiatan usaha biro perjalanan wisata:

 Menyusun dan menjual paket wisata luar negeri atas dasar permintaan.  Menyelenggarakan atau menjual pelayaran wisata (cruise).

Menyusun dan menjual paket wisata dalam negeri kepada umum atau atas

dasar permintaan.

 Menyelenggarakan pemanduan wisata.  Menyediakan fasilitas untuk wisatawan.

 Menjual tiket/karcis sarana angkutan, dan lain-lain.  Mengadakan pemesanan sarana wisata.

Mengurus dokumen-dokumen perjalanan sesuai dengan peraturan yang

(6)

Prasarana dan Sarana Pariwisata

AGEN PERJALANAN WISATA

Perusahaan yang melakukan kegiatan penjualan tiket

(karcis), sarana angkutan, dan lain-lain serta pemesanan

sarana wisata.

Kegiatan APW:

Menjual tiket, dan lain-lain

Mengadakan pemesanan sarana wisata

Mengurus dokumen-dokumen perjalanan sesuai dengan

peraturan yang berlaku.

BPW dan APW dibawah ASITA (Association of

(7)

Prasarana dan Sarana Pariwisata

Cabang Biro Perjalanan Umum

Satuan-satuan usaha dari suatu Biro Perjalanan Umum Wisata

yang berkedudukan di tempat yang sama atau ditempat lain

yang memberikan pelayanan yang berhubungan dengan

perjalanan umum.

Industri-industri dalam Kepariwisataan

Pengakutan

Akomodasi

Segala sesuatu yang menarik wisatawan untuk berkunjung

sesuai sifat kegiatan perusahaan perjalanan dibagi menjadi:

Wholesaler adalah perusahaan perjalanan yang menyusun acara perjalanan

wisata secara menyeluruh atau secara khusus menjual paket perjalanan wisata kepada Retail Travel Agent.

Retailer atau Retailer Travel Agent adalah biro perjalanan yang menjual

(8)

Prasarana dan Sarana Pariwisata

Hotel dan Jenis Akomodasi lainnya

 Yang termasuk jenis akomodasi: hotel, motel, wisma,

pondok wisata, villa, apartemen, karavan, perkemahan, kapal pesiar, yacht, pondok remaja dan sebagainya.

Serviced Accomodation, akomodasi yang menyediakan fasilitas dan pelayanan makanan dan minuman.

Non-Service Accomodation, akomodasi yang tidak menyediakan makanan dan minuman. Sekurang-kurangnya harus menyediakan kamar berperabot

(furnished room) dan tenaga untuk melayani keperluan tamu.

(9)

Prasarana dan Sarana Pariwisata

Bar, Restoran, Katering dan Usaha Jasa Boga lainnya

Daya Tarik Wisata

 Suatu obyek daya tarik wisata pada pinsipnya harus memenuhi tiga persyaratan berikut:

 Something to see (ada yang dilihat)  Something to do (ada yang dikerjakan)

 Something to buy (ada yang dibeli/suvenir)

 Obyek atau Daya Tarik Wisata dapat dibedakan menjadi tiga:

Obyek Wisata Alam: laut, pantai, gunung, danau, fauna, flora, kawasan lindung, cagar alam,

(10)

Prasarana dan Sarana Pariwisata

Obyek Wisata Budaya: upacara kelahiran, tari-tari

tradisional, pakaian adat, perkawinan adat, upacara laut,

upacara turun ke sawah, cagar budaya, bangunan

bersejarah, peninggalan tradisional, festival budaya, kain

tenun tradisional, tekstil lokal, pertunjukan tradisional,

adat-istiadat lokal, musem, dll.

Obyek Wisata Buatan: sarana dan fasilitas olehraga,

permainan (layang-layang), hiburan (lawak, akrobatik),

ketangkasan (naik kuda), Taman rekreasi, taman nasional,

pusat-pusat perbelanjaan dan lain-lain.

(11)

Prasarana dan Sarana Pariwisata

(12)

Organisasi Kepariwisataan

Suatu badan yang langsung bertanggung jawab terhadap

perumusan dan kebijakan kepariwisataan dalam lingkup

nasional.

 Sebagai lembaga yang bertanggung jawab tentang maju mundurnya pariwisata di suatu negara.

 Lembaga yang bertanggung jawab tentang pembinaan, perencanaan, pengembangan dan promosi kepariwisataan baik dalam lingkup lokal, nasional dan internasional.

 Bertanggung jawab untuk mengadakan penelitian memperbaiki produk dan mengembangkan produk baru sesuai dengan ketentuan.

 Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan departemen yang berkaitan dengan kegiatan kepariwisataan.

 Sebagai badan yang mewakili negara dalam kegiatan dan percaturan kepariwisataan internasional

(13)

Organisasi Kepariwisataan

Organisasi Pariwisata Nasional Pemerintah

 Mulai tahun 1975, dibawah Departemen Perhubungan.

 Awal Pelita IV dengan Kabinet Pembangunan IV (tahun 1984), dibawah Departemen Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi.

 Pemerintahan B.J. Habibie, Departemen Pariwisata, Pos dan

Telekomunikasi berubah menjadi Departemen Pariwisata, Seni dan Budaya.

 Pada Kabinet Persatuan Nasional (tahun 1999) kepariwisataan di bawah koordinasi Departemen Pariwisata dan Kesenian.

 Kabinet Gotong Royong, Departemen Pariwisata, Seni dan Budaya.

 Pada Kabinet Indonesia Bersatu sekarang ini, Departemen Pariwisata dan Budaya.

(14)

Organisasi Kepariwisataan

Menurut World Tourism Organization (WTO),

struktur organisasi pariwisata pemerintah dirangkum

dalam 4 bagian:

Statistik dan Penelitian

 Pengumpulan dan penyajian data statistik  Pengopersian sistem informasi manajemen  Pelaksanaan studi dan penelitian

Perencanaan dan Pengembangan

 Penyusunan kebijaksanaan perencanaan dan pengembangan  Pengkordinasian atas pelaksanaan pengembangan

 Penyusunan dan pengadministrasian standar (fasilitas dan

(15)

Organisasi Kepariwisataan

Promosi dan Pemasaran

Perencanaan promosi dan pemasaran

Pengoperasian kantor promosi pariwisata di luar

negeri

Pengoperasian kantor penerangan pariwisata dalam

negeri

Pendidikan dan Pelatihan

Penyusunan rencana dan program ketenaga-kerjaan

(16)

STRUKTUR ORGANISASI

DIREKTORAT JENDERAL PARIWISATA No: KM./164/OT.022/PHB/80

Tanggal: 14 Juli 1980

DIRJEN Pariwisata

Bina Pemasaran Wisata Bina Pelayanan Wisata Sekretaris DIRJEN Pariwisata Bagian Perencanaan Bagian Kepegawaian Bagian Keuangan Bagian Hukum & HAL

Bagian Umum

Bina Masya. & Promosi

Promosi Luar Negeri

Konvensi dan HAL Pariwisata Analisa Pemasaran Bahan Pemasaran Perencanaan Tujuan Wisata Pendaftaran Obyek Wisata Perusahaan Perjalanan dan Angkutan Wisata Akomodai & Fasilitas Penunjang Wisata Aneka Wisata Tata Usaha Tata Usaha Laporan & Dokumentasi Umum Laporan & Dok. Umum

(17)

Organisasi Kepariwisataan

Organisasi Kepariwisataan Nasional Non Pemerintah

ASITA (Association of the Indonesian Tour and Travel

Agency)

 Berdiri tanggal 7 Januari 1971

 Gabungan dari MATRAI (Majelis Travel Agent Indonesia) dan

ITRA (Indonesian Tour and Travel Agent Indonesia)

 Tujuan ASITA:

 Mengusahakan, memajukan dan melindungi kepentingan

perusahaan perjalanan umumnya dan kepentingan anggota pada khususnya

(18)

Organisasi Kepariwisataan

 Menyempurnakan pemberian jasa untuk wisatawan,

penyempurnaan layanan angkutan darat, laut dan udara serta peningkatan jasa dan mutu usaha perjalanan sesuai program dan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pariwisata

 Menjunjung tinggi dan mentaati serta melaksanakan tata krama usaha (kode etik) perusahaan perjalanan Indonesia.

Menurut Dirjen Pariwisata, jumlah anggota

ASITA tahun 1995 adalah 1.514 anggota

(masing-masing 961 BPW, 293 Cabang BPW,

190 Agen Perjalanan Wisata & 61 Associate

Members).

(19)

Organisasi Kepariwisataan

ASITA membagi lima katagori anggota:

 Anggota Penuh (Full Member)

 Perusahaan perjalanan wisata di Indonesia yang mendapat izin pemerintah dan mempunyai Nomor Induk Anggota (NIA)

 Anggota Sekutu (Associate Member)

 Jajaran usaha kepariwisataan, usaha angkutan darat, laut dan udara, lembaga pendidikan pariwisata, lembaga pemerintah

 Allied Associate Member (Non Resident Member)

 Tour operators, Hotel dan Perusahaan Pariwisata yang berada di luar negeri

Anggota Kehormatan (Honorary Member)

 Orang atau badan usaha yang dianggap berjasa bagi ASITA

 Anggota Seumur Hidup (Life Member)

 Seseorang yang ditetapkan oleh DPP ASITA, karena dinilai telah berjasa dan mengabdi pada ASITA

(20)

Organisasi Kepariwisataan

PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia)

Berdiri tanggal 9 Februari 1969

Tujuan PHRI:

 Ikut serta mewujudkan cita-cita bangsa, sebgaimana dimaksud

dalam jiwa dan semangat UUD 1945

 Menempatkan diri selaku mitra kerja pemerintah dalam program

pembangunan serta turut melaksanakan pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan pariwisata pada khususnya, sehingga mampu memebri peran secara nasional dan

internasional

 Memajukan dan mengembangkan industri kepariwisataan dalam

arti kata yang seluas-luasnya, termasuk untuk memajukan seluruh anggota

(21)

Organisasi Kepariwisataan

PHRI membagi tiga katagori anggota:

Anggota Biasa

 Badan usaha (perhotelan, restoran, jasa pangan dan jasa boga)

yang telah memenuhi syarat

Anggota Luar Biasa

 Anggota sekutu yang menjadi mitra kerja hotel dan restoran  Anggota aliansi yang mempunyai kaitan erat dengan anggota  Anggota afiliasi yang berada pada jajaran pariwisata

Anggota Kehormatan

 Badan atau orang yang telah berjasa kepada PHRI yang

(22)

Organisasi Kepariwisataan

Organisasi Pariwisata Regional Swasta

ASEANTA (ASEAN Tourism Association)

Tujuan pembentukan ASEANTA:

 Menyatakan para anggota, menggalang kerjasama, mempererat tali persaudaraan, saling membantu dalam memajukan dan melindungi kepentingan anggota

 Berusaha keras untuk mencapai fasilitas dan standar pelayanan terbaik bagi wisatawan

 Meningkatkan harkat dan etika bisnis pariwisata dan berjuang untuk mencapai profesionalisme

(23)

Organisasi Kepariwisataan

Organisasi Pariwisata Internasional

(Pemerintah)

WTO (World Tourism Organization)

Merupakan transfromasi dari IUOTO (International

Union of Official Travel Organization)

Keanggotaan:

 Anggota Penuh (Full Member)

 Anggota Sekutu (Associate Member)

(24)

Organisasi Kepariwisataan

Organisasi Pariwisata Internasional (Swasta)

IHRA (International Hotel & Restaurant

Association)

Tujuan Strategis:

 Mewakili industri perhotelan dan restoran dalam semua lembaga yang relevan

 Memberi visi mengenai masa depan industri perhotelan dan restoran melalui pertemuan tingkat tinggi dan pemikir ulung (think-thanks)

 Menyebarkan Informasi kpd para anggota mengenai isu-isu kunci, kecenderugan dan peristiwa-peristiwa yang

(25)

Organisasi Kepariwisataan

PATA (Pasific Asia Travel Association)

Tujuan:

 Menyediakan instrumen bagi kerjasama yang erat antar berbagai wilayah, negara dan kepedulian atas kepentingan komersial

 Meningkatkan dan membantu para anggota dalam upaya

promosi dan pembangunan sumber-sumber pembiayaan bagi proyek-proyek perhotelan dan rekreasi

 Mengadakan negosiasi dengan jajaran pemerintah, baik secara langsung maupun melalui lembaga-lembaga yang sesuai/terkait

(26)

Organisasi Kepariwisataan

IATA (International Air Transport Association)

Bertujuan memajukan pertumbuhan pengangkutan

udara yang teratur, ekonomis, dengan pelayanan

rute-rute internasional yang baik.

Referensi

Dokumen terkait

Sudut pandang bank dalam melihat faktor kesuksesan pembiayaan proyek bisa menjadi berbeda dengan sudut pandang stakeholders lainnya khususnya pihak yang mengerjakan proyek

merasakan kondisi yang terlalu panas. Pada suhu yang lebih tinggi, detektor merasakan kondisi kebakaran. Biasanya, kedua loop detektor harus merasakan api atau

Ada beberapa hal yang menyebabkan peserta didik merasakan jenuh, terutama ketika hilangnya kosolidasi seorang peserta didik. Untuk itu seorang guru harus pahami kondisi

Hasil analisis perlakuan perbedaan kedalaman tanam dan volume penyiraman air pada biji sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench.) terhadap persentase perkecambahan dan laju

Jaringan bagi kegiatan industri memiliki fungsi yang sangat penting terutama dalam rangka kemudahan mobilitas pergerakan dan tingkat pencapaian (aksesibilitas) baik dalam

Nur Azizah selaku ketua jurusan Program Studi Ilmu Hubungan Internasional UMY yang telah memberikan kesempatan kepada ananda untuk turut serta berkontribusi

Stress dapat mempengaruhi kondisi fisik, mental dan emosi seseorang. Maka dari itu penting bagi setiap orang untuk memiliki pengetahuan dan kemampuan

Sistem pakar untuk pemilihan sepeda motor dengan menggunakan. simple additive weighting dibuat bertujuan untuk membuat